Pedodonsia
Dosen Pengampu:
Disusun oleh:
UNIVERSITAS PADJADJARAN
BANDUNG
2021
i
DAFTAR ISI
ii
2.3 Restorasi Kelas III GIC ....................................................................... 27
2.3.1 Tahap Preparasi Kelas III GIC ........................................................ 27
2.3.2 Tahap Preparasi Kavitas Modifikasi Kelas III ............................... 31
2.3.3 Tahap Restorasi Kelas III GIC ......................................................... 32
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 34
iii
DAFTAR GAMBAR
iv
9
kedokteran gigi secara preventif dan restoratif. Konsepnya adalah untuk merawat
semua lesi karies yang ada dan mencegah adanya karies baru yang akan muncul.
struktur gigi, mencegah penyebaran infeksi lebih lanjut terhadap pulpa, dan
Pengembalian fungsi gigi dengan restorasi ini sangat penting untuk dilakukan,
termasuk pada gigi sulung. Hal tersebut dikarenakan pencabutan gigi sulung yang
terlalu dini atau tidak sesuai dengan waktunya dapat mengurangi efisiensi
breathing), terjadi maloklusi dan kehilangan dimensi vertical, dan berdampak pada
pelafalan huruf.9 Klasifikasi restorasi berdasarkan lokasi kavitas G.V Black dibagi
menjadi restorasi kelas I, restorasi kelas II, restorasi kelas III, restorasi kelas IV,
restorasi kelas V, dan restorasi kelas VI dengan prinsip extention for prevention,
akan tetapi, seiring bertambahnya ilmu yang diperbaharui di dunia kedokteran gigi,
saat ini telah beralih dari prinsip extension for prevention menjadi prinsip minimally
10
menjaga fungsi dan estetis jaringan gigi secara maksimal serta dapat mencegah
Gambar II-6 Kelebihan dan kekurangan bahan atau material restorasi yang digunakan
pada kedokteran gigi anak.
2.2.1.1 Definisi
Komposit merupakan material yang tersusun dari dua atau lebih bahan atau fase
penyusun yang berbeda sehingga membentuk suatu material baru dengan sifat
11
berbeda dan lebih baik dari sifat penyusunnya. Dalam kedokteran gigi, komposit
Gambar II-7 Restorasi menggunakan resin komposit bulk-fill technique pada gigi sulung
posterior.
- Sealant
- Splinting periodontal
- Restorasi sementara
12
- Jika lokasi tidak dapat diisolasi dari kontaminasi oleh cairan oral
konduktivitas termal yang rendah, mudah untuk diperbaiki, terikat baik pada
struktur gigi, preparasi gigi yang sederhana dan minimal terutama hanya pada
yang lama, sensitivitas teknik cukup tinggi, tidak memiliki kemampuan menutup
celah sekitar area restorasi seperti amalgam, tidak dapat mengeluarkan fluor seperti
GIC, kebocoran marginal dapat terjadi, dan biaya yang lebih mahal.10
ruang kosong atau terbuka di antara pertemuan bahan dan gigi ketika adanya
2. Absorpsi air. Jumlah air yang diserap oleh bahan tiap waktu per unit area
perubahan sifat. Bahan dengan kandungan filler lebih banyak menyerap air
sedikit.
kontak abrasif dengan struktur gigi, bahan restorasi, makanan, dan benda
lainnya seperti sikat gigi dan tusuk gigi. Restorasi komposit ini memberikal
relasi oklusal yang baik dan stabil apabila kontak dengan struktur gigi.
radiografi.
rendah sehingga lebih fleksibel dan dapat juga digunakan pada restorasi
kelas V.
7. Solubilitas. Adalah hilangnya berat per unit area permukaan atau volume
akibat disolusi atau disintegrasi bahan di dalam cairan rongga mulut ketika
• Tipe komposit yang pertama kali dikenalkan di awal tahun 1960an dan
2. Mikrofill
3. Hybrid
nanometer).
• Kandungan filler yang lebih tinggi ini membuat sifat fisik bahan
5. Komposit Packable
adaptasi restorasi.
6. Komposit Flowable
1. Polymerization Shrinkage
polimerisasi.11
struktur gigi.
2. Metode Polimerisasi
1) Metode Self-Cured
• Pada metode ini, terdapat risiko masuknya udara saat pencampuran dan
2) Metode Light-Cured
penyusutan.11
2.2.2.1 Definisi
Salah satu perkembangan yang signifikan pada Ilmu Kedokteran Gigi Anak
saat ini adalah perkembangan dari GIC. Bahan restorasi jenis ini memiliki
komponen berupa kaca dan bubuk asam yang bekerja pada reaksi asam basa antara
dua komponen.6 GIC telah digunakan sejak tahun 1970 sebagai bahan restorasi,
basis, atau lining bahan restorasi, dan luting. Pada awalnya, GIC merupakan bahan
restorasi yang sulit diaplikasikan karena ketahanannya yang kurang dan cukup
rapuh. Seiring berkembnangnya teknologi, bahan restorasi GIC memiliki sifat yang
lebih baik.8
brackets (limited)
19
2. Cavity base/liner
4. Restorasi kelas III dan V pada gigi permanen pasien dengan risiko tinggi
5. Kontrol karies
7. Perbaikan restorasi
5. Gigi yang mengalami kehilangan area bukal atau labial sangat besar
reaksi asam basa yang terjadi antara dua komponen sehingga tidak
menyerap fluor dari saliva, dan bahan topikal aplikasi fluor yang kemudian
di lepaskan ke gigi.
GIC juga memiliki beberapa kekurangan sebagai bahan restorasi antara lain:6
1. Rapuh. GIC memiliki kekuatan yang lemah & rendah sehingga lebih mudah
• Tipe I: Luting
• Tipe II : restoratif
Berikut ini merupakan sifat fisis, sifat mekanis, dan sifat kimia yang dimiliki
oleh GIC:12
1. Sifat Fisis
1) Anti-karies, GIC memiliki ion fluor yang akan dilepaskan terus menerus
3) Tahan terhadap abrasi, hal ini penting khususnya pada penggunaan dalam
2. Sifat Mekanis
4) Fracture toughness: Beban yang terlalu kuat dapat membuat GIC fraktur.
3. Sifat Kimia
GIC melekat dengan baik terhadap enamel dan dentin, perlekatannya ini berupa
ikatan kimia antara ion kalsium dari jaringan gigi dan ion COOH dari semen
ionomer kaca. Ikatan dengan enamel lebih kuat dua kali lebih besar daripada
ikatannya dengan dentin. Dengan sifatnya tersebut, maka kebocoran tepi restorasi
dapat dikurangi. GIC tahan terhadap suasana asam, oleh karena adanya ikatan
1. Bubuk
mengandung:14
• Silica (SiO2)—41.9%
• Alumina (Al2O3)—28.6%
2. Cairan
Cairan aqueous asam poliakrilat dalam bentuk kopolimer dengan asam itakonat,
asam maleat, dan asam tricarballylic, serta asam tartarat yang bertujuan meningkatkan
1. Adanya reaksi antara molekul polyacid dengan kalsium yang ada di permukaan
gigi.
2. Adanya lapisan terluar apatit pada permukaan gigi yang menjadi asam karena
larut oleh asam. Karena lebih banyaknya apatit larut dan saat semen mulai
23
Kembali campuran kompleks kalsium fosfat dan garam kalsium dari polyacid
ke permukaan gigi. Dengan demikian, rantai asam poli terikat ke lapisan yang
Untuk mencapai restorasi yang baik, tahan lama, dan tetap kuat, kondisi-
disolusi.
botol atau kapsul. Botol bubuk harus disentak dengan lembut sebelum pengeluaran,
bubuk dan cairan dikeluarkan pada paper pad atau glass slab. Bubuk tersebut dibagi
menjadi dua bagian yang sama. Bagian pertama dari bubuk dicampur dengan
tambahan working time. Hindari kontak dengan air selama pengaplikasian, harus
24
diisolasi sepenuhnya. GIC akan setting di dalam mulut selama sekitar 7 menit dari
awal pencampuran.12,13
2.2.3.1 Definisi
sifat GIC konvensional dengan resin kompoist. Sifat yang dimiliki RMGI ini lebih
sifatnya ini, menyebabkan reaksi pengerasan pada RMGI terjadi dalam 2 tahapan,
yaitu reaksi asam basa dan polimerisasi. Reaksi asam basa terjadi pada saat
RMGI mencakup sebagai liners, fissure sealant, base, core build-up. Restorasi
2.2.4 Kompomer
material restorasi yang estetik berfungsi untuk merestorasi gigi yang rusak karena
karies gigi. Kompomer diperkenalkan pada tahun 90-an, yang merupakan suatu
bahan restorasi baru yang mengombinaskan keestetisan dari resin komposit dengan
GIC yang mampu mengeluarkan fluor dan memiliki sifat adhesi yang baik. Nama
kompomer diambil dari dua bahan yaitu “comp” berasal dari komposit dan “omer”
dari ionomer.16
Gambar II-14 Tahapan preparasi dan restorasi kompomer pada gigi sulung posterior.
26
Gambar II-15 Teknik restorasi pengaplikasian kompomer pada kavitas gigi sulung
posterior.
serbuk inorganik non reaktif sepertiquartz atau silicate glass (0,04 µm), misalnya
1. Kelas I, II desidui.
2. Kelas III
3. Kelas V, untuk restorasi servikal dan karies akar karena daya tahan terhadap
1. Pada tempat/lokasi di mana area kerja tidak bisa diisolasi, seperti preparasi
Kavitas kelas III terdiri dari proximal box, labial atau lingual step dan
isthmus. Kavita kelas III diindikasikan pada gigi sulung ateerior ketika lesi karies
terdapat pada permukaan proksimal. Prinsip untuk preparasi kavitas kelas III sama
dengan kelas II. Adanya dovetail sebagai kunci preparasi pada labial/lingual step.
Dovetail ditempatkan pada permukaan palatal atau lingual ggi kaninus. Sebagai
catatan, proximal box pada preparasi kavitas kelas III biasanya dipakai untuk
restorasi amalgam pada permukaan distal kaninus untuk meningkatkan estetik. Lesi
karies pada permukaan distal dan mesial kaninus biasanya dibantu dengan
1. Cameron AC, Widmer RP. Handbook of Pediatric Dentistry. 3rd ed. New York:
Mosby; 2008.
2. Mustika MD, Carabelly AN, Cholil. Insidensi karies gigi pada anak usia
3. Rao A. Principles and Practice of Pedodontics. 3rd ed. New Delhi: Jaypee
Available from:
http://jurnal.pdgi.or.id/index.php/ijpd/article/download/383/301/
6. Cameron AC, Widmer RP. Handbook of Pediatric Dentistry. 4th ed. Canberra:
Mosby; 2013.
34
35
https://www.aapd.org/globalassets/media/policies_guidelines/bp_restorativede
nt.pdf
primary teeth. Int J Public Heal Res [Internet]. 2015;3(1):25–36. Available from:
http://www.openscienceonline.com/journal/ijphr
10. Marwah N. Textbook of Pediatric Dentistry. 4th ed. New Delhi; 2018.
12. Craig RG, Powers JM, Wataha JC. Dental Materials: Properties and
14. Dean JA. McDonald and Avery’s Dentistry for the Child and Adolescent. 10th
15. Ningsih DS. Resin Modified Glass Ionomer Cement Sebagai Material Alternatif
17. Ireland R. Clinical Textbook of Dental Hygiene and Therapy. United Kingdom:
18. Srivastava VK. Modern Pediatric Dentistry. 1st ed. New Delhi: Jaypee Brothers
19. Asnani KH. Essentials of Pediatric Dentistry. 1st ed. New Delhi: Jaypee
20. Garg N, Garg A. Textbook of Operative Dentistry. 1st ed. New Delhi: Jaypee