Oleh:
Dosen Pembimbing:
Prof. Dr. drg. Willyanti Suwondo, Sp. KGA(K)
UNIVERSITAS PADJADJARAN
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
BANDUNG
2021
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.......................................................................................................ii
DAFTAR GAMBAR.........................................................................................iv
TINJAUAN PUSTAKA......................................................................................1
1.8 Hal – Hal yang Harus Diperhatikan saat Kontrol Kelas II Komposit. 15
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................85
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4. Penggunaan matriks sectional pada restorasi kelas II gigi molar sulung
...............................................................................................................8
Gambar 13. Clearance preparasi proksimal box dari gigi yang berdekatan..........24
proksimal.............................................................................................26
Gambar 18. Penatalaksanaan Lesi Karies Berukuran Kecil Hingga Sedang pada
Dinding Pulpa...................................................................................30
Gambar 21. Kesalahan yang sering terjadi pada restorasi kelas II amalgam.........46
Gambar 25. Dinding gingiva harus memberikan jarak 0,5 mm dari gigi tetangga.
..........................................................................................................50
Gambar 26. Preparasi inlay dengan retensi berupa groove pada facioaxial line
Gambar 27. (A) (B) Retraction cord dimasukkan ke dalam sulkus gingiva dan
Gambar 28. (A)Bevel pada tepi gingival dari box proksimal. (B) Kesalahan pada
Gambar 30. Bevel membantu dalam pembuangan enamel rod yang tidak didukung
cavosurface margin..........................................................................54
vi
Gambar 31. Pelindung pulpa diberikan pada preparasi yang dalam. Kalsium
sebagai base......................................................................................56
Gambar 32. Pelindung pulpa diberikan pada preparasi yang dalam. Kalsium
sebagai base......................................................................................57
b. Alat untuk isolasi (Rubber Dam, Frame, retainer, puncher, retainer forceps,
d. Povidon Iodine
g. Sectional matriks
h. Wedges
i. Stopper komposit
m. Bonding agent
n. Resin komposit
o. Light cure
1
2
a. Meliputi daerah yang terkena karies, tambalan lama, email dan dentin rapuh,
c. Bentuk dove tail dengan sudut membulat pada bidang oklusal dan fasial
komposit : 1
terdekat (jarak <0,5 mm), hilangkan defek, dan batasi kedalaman preparasi
hingga dentin pada inisial depth (hingga round bur terpendam) dengan
0,2mm dibawah DEJ meliputi pit fissure terinfeksi dan defek terdekat di
bur dengan diamond bur fissure. Dasar pulpa relatif datar pada bidang
fasiolingual tetapi dapat naik dan turun sedikit pada bidang mesiodistal.
karies atau restorasi lama. Margin facial dan lingual diperluas dan harus
email. Dinding aksial harus 0,2 mm di bawah DEJ dan sedikit cembung ke
luar.
4
Komposit pertama kali dikenalkan pada tahun 1962 sebagai resin filled
dengan bahan pengisi yang tersebar didalamnya. Filler anorganik ini yang
Komposisi komposit 3
1. Resin matriks
dimethacrylate digunakan untuk mendapatkan kadar filler yang lebih tinggi dan
2. Partikel filler
Material yang biasa digunakan sebagai filler adalah colloidal silica, quartz,
3. Coupling agent
dan filler yang akan meningkatkan sifat fisik dan mekanis serta memberikan
4. Inhibitor
hydroxytoluene (<0.01%). 3
5. UV absorbers
6. Aktivator
Aktivator untuk bahan self cure adalah tertiary amine sedangkan untuk
7. Inisiator
7
Inisiator yang digunakan pada bahan self cure adalah benzoyl peroxide,
8. Pigment
Alternatif bahan lain yang dapat digunakan dalam restorasi kelas II selain
• Amalgam
• Kompomer
• GIC
• SSC
Salah satu langkah yang paling penting dalam restorasi kelas II komposit
komposit hampir seluruhnya tergantung pada kontur dan posisi matriks untuk
sebelahnya pada area kontak. Ultra-thin metal matriks band lebih disarankan
tipis dari tipikal metal band dan dapat dengan mudah dikontur dibandingkan
matriks polyester. 2
8
disarankan. Matrix sectional ini dinilai lebih mudah digunakan, sangat tipis dan
tersedia dalam ukuran yang berbeda sehingga dapat digunakan sesuai dengan
situasi klinis yang dihadapi. Ada beberapa sistem yang tersedia untuk sistem
Keuntungan dari sistem ini adalah metode yang lebih sederhana untuk
Gambar 4. Penggunaan matriks sectional pada restorasi kelas II gigi molar sulung.4
9
tofflemire dengan matrix band yang dapat burnishable dengan ketebalan 0.001
proksimal yang baik dan embrasur. Sebelum ditempatkan, metal matrix band
(matriks yang sama untuk amalgam) harus diburnish terlebih dahulu pada
paper pad untuk membentuk kontur proksimal yang baik. Alternatif lain yang
dapat digunakan adalah ultra thin precountoured metal matrix band dengan
retainer tofflemire 2
Gambar 5. Straight dan conta-angled universal tofflemire retainder dan band dengan
berbagai ukruan. 2
10
proksimal yag akan direstorasi. Jika pada saat preparasi digunakan wedge
diperhatikan agar rubber dam tidak terjebak diantara band dan margin gingiva.
Setelah matrix band terpasang pada gigi lakukan eksplorasi sepanjang margin
gingiva untuk memastikan apakah ujung band meluas melebihi atau berada
diatas margin preprasi. Ketika band sudah berada pada posisi yang benar yaitu
pada gigi. Bitine ring pada penggunaan matix sectional band digunakan untuk
wedge dari arah lingual atau fasial sedikit kearah gingival dari margin gingiva,
apitkan wedge dengan erat terhadap gigi dan margin. Pastikan posisi wedge
11
berada sedikit ke arah gingival dari margin gingiva. Jika wedge diposisikan
pada daerah proksimal restorasi, sedangkan juka wedge terlalu kerah apikal
terhadap margin gingiva, band tidak akan melekat dengan erat pada margin
Pada penambalan komposit kelas II, restorasi paling baik yaitu dengan
II. Jumlah inkremen akan tergantung pada ukuran proksimal box. Inkremen
pertama (1) harus ditempatkan di sepanjang dasar gingiva dan harus sedikit
sampai 2 mm karena merupakan inkremen terjauh dari cahaya curing dan yang
paling penting dalam membangun seal gingiva yang tepat. Inkremen kedua (2)
berikutnya, jika diperlukan, dibuat dan di-light cure (ketebalan biasanya tidak
finishing.5
kembali anatomi oklusal gigi. Bagian yang sangat dalam dari preparasi gigi
mm. 5
13
cusp pada satu waktu dan terus melakukan penambahan berikutnya sampai
setelah matriks sectional dilepas jika adaptasi matriks yang baik terhadap
1.8 Hal – Hal yang Harus Diperhatikan saat Kontrol Kelas II Komposit
karies, apakah terdapat masalah baik pada pulpa maupun pada jaringan
gigi pasca restorasi adalah tes vitalitas, tes perkusi, tes tekan, dan tes
palpasi. Jika terdapat keluhan atau hasil tes yang menandakan adanya
perawatan ulang. 6
- Retensi tambalan
diulang. 6
- Kesesuaian warna
- Marginal discoloration
- Karies sekunder
- Tekstur permukaan
- Bentuk anatomis
- Garis hitam
- Lepasnya tumpatan
Banyak dokter gigi berasumsi bahwa semua sistem bonding dan komposit
sama, dan jika mereka terbiasa dengan salah satunya, maka mereka dapat
produk pada dentin untuk jangka waktu tertentu, sedangkan yang lain
curing atau lapisan yang lebih tipis, sedangkan yang lain membutuhkan
lebih sedikit cahaya dan dapat diisi secara massal. Kecuali instruksi dibaca
Kontrol kelembaban yang sangat baik dari bidang operasi sangat penting
bonding (etsa & pembilasan atau self-etch) yang digunakan dan primer
(aseton atau etanol) dalam sistem. Tidak ada sistem yang memasukkan
d. Polimerization shrinkage
penyusutan ini dapat berupa bahan restorasi yang terlepas dari gigi,
komposit Kelas II. Pada kotak proksimal dari sebagian besar restorasi
Kelas II, hanya ada sedikit atau tidak ada email pada tepi untuk bonding.
Celah pada margin gingiva telah dikaitkan dengan potensi ikatan yang
buruk pada margin ini. Perbedaan antara kedalaman etsa dan infiltrasi
adhesif menyebabkan area kolagen terbuka yang luas pada margin gingiva.
Variabel lain yang dapat mengganggu bonding pada area gingiva adalah
f. Penempatan matriks
gingiva yang baik dan margin yang terbuka atau kasar dapat menyebabkan
bagian dan cincin pemisah dapat menghasilkan kontur, kontak, dan segel
sistem yang tersedia untuk proses finishing dan pemolesan, termasuk bur
karbid atau berlian halus, disk, atau karet atau silikon, sikat bulu, dan pasta
resin. 7
Fraktur gigi dapat terjadi karena adanya kesalahan pada outline form.
jaringan gigi sehat. Hal ini menyebabkan gigi rentan pada terjadinya
Pencocokan warna restorasi yang benar dan gigi merupakan aspek penting
dari restorasi estetik. Banyak hal yang dapat memperumit pemilihan shade
yang benar, seperti sistem pencahayaan di ruang operasi, fakta bahwa gigi
menjadi lebih cerah saat dehidrasi, warna ruang operasi atau pakaian
oleh karena itu, ini adalah seni dan ilmu yang membutuhkan pengetahuan
mendalam, penilaian klinis yang akurat, dan persepsi dari dokter gigi.
Alat dan bahan untuk preparasi kelas II amalgam adalah sebagai berikut : 8
c. Spatula semen
d. Stopper semen
g. Burnisher ball
h. Burnisher Y
i. Ash 49
j. Amalgam carver
k. Matriks band
l. Wedges
p. Amalgamator
dan lingual dari preparasi kelas II harus 90 derajat yaitu tegak lurus
terhadap garis singgung yang ditarik melalui perluasan secara fasial dan
lingual (lihat gambar 1), Pada kebanyakan kasus , lesi karies proksimal
band yang lebih mudah, dan kondensari dan carving amalgam yang
Gambar 13. Clearance preparasi proksimal box dari gigi yang berdekatan
ke pit yang paling dekat dengan permukaan proksimal yang terlibat dengan
Selama memasuki pit, bur harus berputar saat bersentuhan dengan gigi dan
Kedalaman awal adalah 1,5 mm dari central pit dan sekitar 2 mm dari
dalam dentin harus ditetapkan ( yaitu setengah hingga 2/3 panjang bagian
mungkin, sebaiknya tidak lebih lebar dari 1/4 jarak interkuspal. Restorasi
struktur gigi yang tersisa lebih penting untuk lamanya ketahanan restorasi
dinding distal jika perluasan distal lebih lanjut akan merusak marginal
permukaan proksimal tunggal, kecuali fisura yang berasal dari oklusal pit
central yang tidak dalam arah luruh dari pit ke pit. Bentuk outline form
dovetail dari distal pit tidak diperlukan jika fisure yang menyebar tidak
ada.
Initial prosedur dalam preparasi outline form dari proksimal box adalah
gigi,) dari bur, bur diposisikan di atas DEJ pada lantai pulpa di sebeblah
Sisi bur dapat muncul melalui permukaan proksimal setinggi gingival floor
Bentuk retensi
1. Selain konvergensi dinding bukal dan lingual dari oklusal kelas 1 dan
Bentuk resistensi
Convenience form
Dinding aksial harus sejajar dengan sumbu panjang gigi, untuk memiliki
Hilangkan sisa email yang rusak dan dentin karies yang terinfeksi: adanya
karies dentin pada sebagian dinding pulpa atau aksial tidak diindikasikan
dengan bur bundar yang berputar pelan dengan ukuran yang sesuai atau
Gambar 18. Penatalaksanaan Lesi Karies Berukuran Kecil Hingga Sedang pada Dinding
Pulpa
A. Karies dentin yang meluas melampaui posisi dinding pulpa yang ideal
B. Penurunan dinding pulpa yang salah untuk memsukkan dentin yang terinfeksi
C. Perbaiki perluasan ke fasial, dan lingual di luar dentin karies yang terinfeksi
Proteksi pulpa
beberapa logam (alloy) dan merkuri (Hg) melalui suatu proses kimia yang
dikombinasikan dari beberapa elemen logam lainnya seperti perak (Ag), timah
(Sn), tembaga (Cu), dan seng (Zinc). Amalgamator adalah sebuah alat yang
31
Rasio alloy dan merkuri yang digunakan biasanya 1:1. Jumlah yang tepa
diletakan pada sebuah kain atau kasa. Amalgam kemudian diperas agar hasil
a. Perak (silver)
korosi.
b. Timah (tin)
c. Tembaga (copper)
d. Seng (zinc)
Biasanya alloy mengandung 0-2% seng atau bahkan tidak ada seng.
e. Palladium
terjadinya korosi.
f. Indium
1) Resin komposit
2) Cast metal
34
anatomis gigi dan area kontak. Beberapa ciri matriks yang baik adalah11:
1) Sifat yang kokoh sehingga tidak berubah bentuk ketika bahan ditumpatkan
gbaik
6) Mudah diaplikasikan
7) Mudah dilepaskan
oklusogingival berulang, setelah itu ujung burnisher yang lebih besar bisa
hanya perlu dilakukan untuk area proksimal yang akan dibuat, dan bukan
berikut11:
(1) Memutar mur yang lebih besar berlawanan arah jarum jam hingga
(2) Sambil memegang mur besar, putar mur yang lebih kecil berlawanan
(4) Ketika melipat, perhatikan bahwa tepi area gingiva memiliki lingkar
(6) Mur yang lebih kecill diputar searah jarum jam untuk
vise
terlebih dahulu
36
(8) Setelah matriks dipasangkan ke gigi, mur yang lebih besar diputar
(9) Kaca mulut bisa digunakan untuk melihat apakah kontur proksimal
matrix)
37
antara bagian oklusal dan 1/3 permukaan proksimal ketika dilihat dari
(6) Matriks yang telah diposisikan secara baik, dapat membantu carving
pada restorasi untuk menghilangkan email yang tidak disokong oleh dentin.
Dinding dari restorasi di buat kurang lebih datar dan lurus dengan sudut
kavitas seperti kedalaman cavitas, kehalusan occlusal wall atau line angle-
nya. Sudut pada alur (groove) dari preparasi kavitas dapat meningkatkan
39
recurrent caries bisa lebih tinggi. Pada restorasi amalgam kelas II, ada
beberapa tahapan : 11
b) Preparasi Kavitas
Hal yang harus diperhatikan yaitu tepi dari preparasi haruslah tajam
dan bersih. Celah pada bagian dinding fasial dan lingual dengan
tepat.
40
bagian fisur atau pit yang paling dekat dengan bagian proksimal.
Sumbu panjang bur harus sejajar dengan axis gigi. Kedalaman seitar
itsmus dibuat sesempit mungkin atau selebar bur nomor 245. Pulpal
floor harus dibuat rata, namun tetap disesuaikan dengan pola DEJ. 11
Ketika kita menjaga bur tetap paralel terhadap axis gigi, maka akan
dapat digunakan sebagai retensi, bisa dibuat dovetail atau yang berasal
walls dari proximal box relatif terhadap kontak area. Hal ini dapat
menghindari overextension. 11
Pada pembuatan proximal box, hal pertama yang dibuat adalah isolasi
sebesar 0,5-0,6mm. Selain itu, jarak dengan gigi terdekat juga harus
bagian oklusal. 11
Tahapan ini diawali dengan penghilangan lesi karies pada dentin dan
Pada preparasi ini, pulpal floor dan gingival floor pada bagian
proksimal harus cukup rata. Hal ini bisa dilakukan dengan chisel atau
(cracking) atau patah. Axio-pulpal line angle tidak perlu di-bevel pada
c) Restorative Technique
secara mekanik yang terjadi antara amalgam dan gigi atau dentin.
1,2 cm tusuk gigi. (2) pegang bagian yan diputus tadi dengan pliers
nomor 110. (3) masukkan poin tip facial atau lingual embrasure (4)
ganjal band terhadap gigi dan margin. Batas atau bentuk dari matrix
dilepas setelah di isi amalgam untuk mengetahui apakah ada yang berlebih.
meretensi plak. Green stone digunakan untuk mempolish amalgam dan di ikuti
dengan karang, dan abrasive rubber point. Medium girt dan fine grit abrasive
mengecek vitalitas gigi, melakukan tes perkusi, dan juga tes tekan, dan jika
yang bersih, kering, dan dengan cahaya yang baik. Evaluasi klinis restorasi
probabilitas kondisi restorasi yang baik dan kondisi yang berisiko terjadi
amalgam: 12
1) Diskolorasi amalgam
Area diskolorasi atau biasa disebut dengan amalgam blues ini sering
terlihat pada email gigi yang memiliki restorasi amalgam. Warna kebiruan
ini merupakan hasil dari produk korosi atau berasal dari warna dasar
3) Marginal gap
4) Garis fraktur
6) Kontur anatomis
45
7) Marginal ridge
8) Kontak proksimal
9) Karies sekunder
a. Outline oklusal tidak diperluas ke semua pit dan fissure yang rentan
e. Sudut yang dibentuk oleh dinding aksial, bukal, dan lingual terlalu besar
g. Dinding aksial tidak sesuai dengan kontur proksimal gigi, dan lebar
Gambar 21. Kesalahan yang sering terjadi pada restorasi kelas II amalgam13
Fraktur isthmus dari restorasi amalgam kelas II adalah masalah umum yang
mungkin terjadi akibat restorasi yang dibiarkan terlalu tinggi dalam oklusi atau
merupakan masalah umum lainnya pada restorasi amalgam kelas II, yang
semua fissure yang rentan terhadap karies adalah penyebab umum lainnya dari
kegagalan restorasi. 14
47
berikut : 15
a. Kontra angel
b. Ekskavator
c. Eksplorer/ sonde
f. Airways syringe
i. Lecron
k. Tungku/ perapian
a. Alkohol 70 %
b. Inlay wax
d. Investment gips
e. Kawat sprue
48
f. logam alloy
Outline form merupakan bentuk dan batas kavitas pada permukaan gigi.
Hal-hal yang perlu diingat dalam pembuatan outline form ini adalah sebagai
berikut :
• Membuang semua jaringan email yang tidak didukung dentin yang sehat
• Perluasan kavitas sampai ke self clensing area dan jaringan gigi yang sehat
1. Preparasi Oklusal
49
Bur tapered fissure digerakkan secara lateral dan tegak lurus terhadap
dan 0,3 mm pada email. Perluas parit ke arah fasial dan lingual hingga
Gambar 25. Dinding gingiva harus memberikan jarak 0,5 mm dari gigi tetangga.
dengan bur yaitu pada box proksimal fasial dan lingual. Perluas
- Proksimal box untuk retensi dan dinding pulpa serta gingiva rata
Groove
lilin.
Gambar 26. Preparasi inlay dengan retensi berupa groove pada facioaxial line angle dan
linguoaxial line angle.
52
Retraksi Gingiva
Gambar 27. (A) (B) Retraction cord dimasukkan ke dalam sulkus gingiva dan ditinggalkan
beberapa menit. (C) Sulkus gingiva yang terbuka setelah cord dilepaskan
sehingga mempermudah pemberian bevel pada margin gingiva dengan
diamond bur.
Gingival Bevel
email yang lemah atau tidak didukung pada dinding gingiva. Bevel
memberikan sudut tumpul yang lebih kuat pada struktur gigi yang
restorasi.
Gambar 28. (A)Bevel pada tepi gingival dari box proksimal. (B) Kesalahan pada bevel dapat
menyebabkan kegagalan restorasi.
Occlusal bevel
yang halus. Jika cusp curam, berikan sedikut bevel atau tanpa bevel,
Gambar 30. Bevel membantu dalam pembuangan enamel rod yang tidak didukung
cavosurface margin.
- Tipe-tipe bevel
b. Short bevel
c. Long bevel
d. Full bevel
f. Counter bevel
mendukung cusp
4. Preparasi Akhir
Buang karies yang masih tersisa, material restorasi yang lama, pit dan
rendah.
Gambar 31. Pelindung pulpa diberikan pada preparasi yang dalam. Kalsium hidroksida
digunakan sebagai liner dan glass ionomer cement sebagai base.
57
Gambar 32. Pelindung pulpa diberikan pada preparasi yang dalam. Kalsium hidroksida
digunakan sebagai liner dan glass ionomer cement sebagai base
restorasi inlay, diantaranya ialah indirect tooth colored restoration yang terdiri
pressed ceramics, lithium disilicate,, dan berbagai jenis keramik yang dapat
restorasi cast metal yang terdiri dari (1) traditional high-gold alloys, (2) low-
gold alloys, (3) palladium–silver alloys, dan (4) base metal alloy.
Indikasi :
diindikasikan untuk restorasi Kelas I dan II (inlay dan onlay) yang terletak
Kontraindikasi
c. Preparasi subgingiva yang dalam: Margin ini sulit untuk direkam dengan
elastomer atau bahkan kesan digital dan sulit untuk dievaluasi dan
diselesaikan. Selain itu, kekuatan ikatan dentin pada dasar gingiva tidak
terlalu baik, sehingga ikatan pada margin email sangat disukai, terutama di
Kelebihan
a. Sifat fisik yang lebih baik: Berbagai macam bahan restorasi sewarna
dengan teknik tidak langsung. Ini memiliki sifat fisik yang lebih baik
b. Memiiki berbagai jenis bahan dan teknik: Restorasi sewarna gigi tidak
komposit langsung.
e. Dukungan dari struktur gigi yang tersisa: Gigi yang melemah karena
tersebut.
f. Kontrol kontur dan kontak yang lebih tepat: Teknik tidak langsung
dari teknik tidak langsung lebih terkait dengan semen resin daripada
Kekurangan
Meskipun inlay dan onlay sewarna gigi tidak langsung lebih mahal
Keramik lebih sulit untuk dipoles karena potensi celah marginal berisi
gaya oklusal atau jika restorasi tidak didukung dengan tepat oleh
semen resin dan preparasi. Dengan bahan keramik yang lebih lemah,
mengurangi masalah ini, tetapi keramik, terutama jika kasar dan tidak
berlawanan.
dan uji klinis terkontrol yang tersedia relatif sedikit, meskipun ini
1. Feldspathic Porcelain
dan onlay yang dibuat dengan teknik ini harus ditangani dengan hati-
relatif tinggi.
64
2. leucite- reinforced
pressed ceramics
masak dan produk tahan panas lainnya. Namun, pada tahun 1984, bahan
menjadi keramik populer untuk restorasi gigi. Kerugian utama dari Dicor
yang sangat baik, (3) kekuatan yang cukup tinggi, dan (4) kekerasan
tekan lebih kuat dari lapisan porselen yang dibuat pada cetakan tahan api,
lapisan tersebut masih agak rapuh selama percobaan dan harus direkatkan
daripada disemen secara konvensional. Inlay dan onlay IPS Empress telah
bekerja dengan baik dalam uji klinis dengan durasi hingga 12 tahun.
3. lithium disilicate
Jenis keramik yang lebih baru, lithium disilicate (e.max, Ivoclar Vivadent
Inc., Amherst, NY), tersedia dalam bentuk press (IPS e.max Press) dan
membuat inlay dan onlay. Kedua bentuk e.max memiliki komposisi yang
kekuatan sedang yang juga dapat digunakan untuk full crown atau veneer
yang sangat positif, dan telah menjadi alternatif yang sangat populer untuk
inlay dan onlay. Namun, karena bahannya relatif baru, studi klinis jangka
4. CAD/CAM
elastomer atau digital dari gigi yang dipreparasi. Sistem CEREC adalah
keramik. Sistem CAD/CAM gigi paling populer yang digunakan saat ini
dibuat dalam kondisi industri yang ideal, sifat fisiknya telah dioptimalkan.
berbagai warna dan opasitas, dan beberapa bahkan berlapis untuk meniru
Cast Metal
kekuatan tekan dan tariknya yang tinggi. Kekuatan tinggi ini sangat berharga
67
permukaan oklusal.
total minimal 75 persen berat (wt%). Paduan emas tinggi tradisional seperti
itu tidak reaktif di lingkungan mulut dan merupakan beberapa bahan yang
paling biokompatibel yang tersedia untuk bahan restoratif. Saat ini terdapat 4
kelompok paduan yang berbeda untuk restorasi cor, yaitu: (1) traditional
high-gold alloys, (2) low-gold alloys, (3) palladium–silver alloys, dan (4)
Indikasi
Cast metal adalah alternatif untuk amalgam atau komposit ketika kekuatan
yang lebih tinggi dari paduan cor diperlukan atau ketika kontur dan kontak
Kontraindikasi
2. Kurang estetik
68
Kelebihan
ini dapat bermanfaat bagi banyak pasien yang memiliki alergi atau kepekaan
Kekurangan
berikutnya
restoration)
5. Splinting forces
Untuk mencapai hasil yang lebih baik, kontak oklusal pada posisi
interkuspal maksimum dan pada semua gerakan lateral dan protrusif harus
dievaluasi sebelum dan sesudah preparasi gigi. Setelah preparasi gigi, cetakan
dari gigi yang dipreparasi dan gigi yang berdekatan diambil dengan
yang lebih baik. Bahan cetak yang umum digunakan untuk cetakan adalah :16
1) Polysulfide
4) Agar
pada oklusi sentrik dan berbagai gerakan mandibula dibuat di dalam mulut
fungsional.16
1. Teknik Direct
71
2) Preparasi gigi.
4) Pasang cetakan pada gigi yang dipreparasi dan lepaskan setelah resin
mengeras.
Keuntungan :
Kerugian :
monomernya.
2. Teknik Indirect
kapas basah.
2) Cetak gigi yang telah dipreparasi dengan alginat (cetakan no. 2).
5 mm di sekitarnya.
setelah mengeras.
lain :
monomer.
Working Cast adalah replika akurat dari gigi yang dipreparasi dan gigi
yang tidak dipreparasi yang berdekatan dimana restorasi logam cor dapat
dibuat. 16
atau V karena memiliki sifat unggul. Untuk membuat gips kerja dengan
cetakan yang dapat dilepas, diperlukan penuangan gips dua kali dari cetakan
elastis. Cast pertama menyiapkan cetakan yang dapat dilepas dan Cast kedua
membentuk hubungan intra-arch yang disebut 'master cast'. Gips ini dikenal
Die adalah replika positif dari gigi yang dipreparasi. Die harus
mereplikasi preparasi gigi dalam detail paling kecil bersama dengan semua
area gigi yang tidak disiapkan yang dapat diakses. Meskipun berbagai bahan
die tersedia dengan sifat yang berbeda, bahan die yang ideal harus: 16
1. Dental Stones
2. Electroformed dies
3. Epoxy resins
4. Divestment. 16
1) Metode direct wax pattern: Dalam hal ini, pola lilin disiapkan di
rongga mulut. 16
2) Metode indirect wax pattern: Dalam pola lilin ini disiapkan di luar
rongga mulut. 16
inlay dan onlay dan tidak pada mahkota dan jembatan, dll. 16
suhu mulut.
11) Lewatkan dental floss melalui area kontak sambil menahan pola
di tempatnya.
waxing Hollenback.
15) Setelah pola lilin yang memuaskan terbentuk, pasang sprue dan
Keuntungan:
Kekurangan:
Indikasi:
restorasi MOD
Langkah-langkah pembuatan
tipis.
teknik kompresi.
paling tebal.
Keuntungan
78
Kekurangan
Apabila terdapat jeda waktu beberapa jam atau lebih antara pembentukan
pola lilin dan pemendaman, pola lilin harus ditempatkan pada die dan bagian
1. Lakukan evaluasi logam cor sebelum melakukan uji coba fit / kepasan ke
pencahayaan yang baik untuk melihat apakah terdapat sisa bahan pendam,
defek positif / bintil atau defek negatif (rongga). Rongga pada area kritis
dibuang secara hati – hati menggunakan bur bulat pada handpiece high
apabila dibutuhkan. Logam cor harus bisa masuk kedalam die tanpa
membutuhkan atau dengan sedikit tekanan. Apabila logam cor gagal untuk
3. Setelah logam cor dirasa dapat masuk dengan baik, buang sprue
permukaan serta hilangkan sisa sprue dengan bur batu atau carborundum
disk.
selective grinding.
6. Groove, pit dan area yang tidak bisa diakses dihaluskan menggunakan bur
karet abrasif, setelah selesai permukaan akan terlihat halus seperti satin.
Pastikan juga kontak dengan gigi lawan dan gigi sebelah sesuai ukuran,
1) Sebelum prosedur try in, lepas restorasi sementara dan semen secara
cor masuk.
oklusoservikal.
7) Sesuaikan bidang kontak sehingga logam cor dapat masuk secara pasif.
untuk mengeringkannya.
4) Oleskan lapisan tipis luting cement pada permukaan logam cor yang akan
6) Minta pasien untuk menggigit cotton pellet kecil yang ditempatkan pada
tambalan.
cavosurface.
bahan restorasi.
85
Jika ada celah pada matriks, akan berkembang menjadi overhang dan
DAFTAR PUSTAKA
5. Heymann H, Swift EJ, Ritter A V., Sturdevant CM. Sturdevant’s art and
85
Maltese Reference Data Set. J Forensic Leg Med [Internet]. 2017;45:29–
11. Heymann HO, Edward J. Swift J, Ritter A V. Sturdevant’s Art and Science
86
86
of Operative Dentistry Sixth Edition. 6th Ed. St. Louis: Elsevier/Mosby; 2013.
229–279 p.
12. Reed DN. Mosby’s Review for the NBDE Part II. Vol. 71, Journal of
13. Casamassimo PS, Fields HW, McTigue DJ. Pediatric Dentistry Infancy
14. سینا ا. Mosby’s Review for the NBDE Part II. 1386. 283 p.
2 p.
16. Garg, Nisha; Garg A. Textbook of Operative Dentistry. 3rd Editio. New
17. V Ritter, Andre; Boushell, Lee W; Walter R. Sturdevan’s Art and Science