OLEH :
3. Genogram
Keterangan :
= Laki-laki
= Perempuan
= Tinggal serumah
X = Meninggal
= Yang sakit
4. Tipe Keluarga
a. Jenis tipe keluarga : Tipe keluarga Bapak “B” Nucllear family keluarga
yang terdiri dari istri, dan 2 orang anak didalam KK
b. Masalah yang terjadi dengan tipe tersebut : Tidak ada masalah yang
terjadi dalam keluarga Bapak “B” yang keluarganya termasuk dalam jenis
tipe keluarga Nucllear family. Keluarga Bapak “B” tetap bertanggung
jawab dalam perawatan seluruh anggota keluarganya
5. Suku Bangsa
a. Asal suku bangsa: Bapak “B” merupakan suku Bali menikah dengan Ibu
“S” yang juga suku bali dan bangsa Indonesia. Bahasa yang digunakan
sehari-hari adalah bahasa Bali. Tidak ada kebiasaan keluarga yang
dipengaruhi oleh suku yang dapat mempengaruhi kesehatannya.
b. Budaya yang berhubungan dengan kesehatan : keluarga mengatakan
tidak memiliki budaya yang mengkhusus dan berhubungan dengan
kesehatan
6. Agama dan Kepercayaan yang Mempengaruhi Kesehatan
Keluarga Bapak “B” beragama Hindu, keluarganya percaya bahwa
dengan rajin sembahyang dan melakukan beberapa ritual keagamaan lainnya
maka akan mempengaruhi kesehatan seluruh anggota keluarganya.
7. Status Sosial Ekonomi Keluarga
a. Anggota keluarga yang mencari nafkah: Penghasilan keluarga Bapak “B”
diperoleh dari Bapak “B” dan Istrinya Ibu “S” yang bekerja sebagai
petani.
b. Penghasilan : kurang lebih penghasilan yang didapat sekitar 1.5 juta
/bulan menurut keluarga cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarga
c. Upaya lain : Keluarga rutin mengeluarkan uang untuk belanja kebutuhan
bulanan untuk keluarga, keperluan anak, pembayaran listrik, air dll.
d. Harta benda yang dimiliki (rumah,perabot, transportasi, dll)
e. Kebutuhan yang dikeluarkan tiap bulan: kebutuhan bulanan keluarga,
kebutuhan anak, pembayaran listrik dan air
f. Tabungan khusus kesehatan : keluarga mengatakan tidak mempunyai
jaminan kesehatan.
8. Aktifitas Rekreasi Keluarga
Keluarga sering melakukan rekreasi bersama-sama. Rekreasi yang
biasanya dilakukan setiap akhir pekan yaitu pergi ke pantai karena dekat dari
rumah, tapi saat pandemi ini keluarga hanya berdiam diri dirumah sambil
menonton TV bersama pada malam hari sebelum tidur.
l. Denah Rumah :
11 12
10 9 13
8 6 1
5
2 3
Keterangan :
1 : Pintu masuk rumah
2 : Sanggah / merajan (tempat sembahyang)
3 : Pengijeng
4 : Bale dangin
5 : Bale daja
6 : Bale keluarga 1 (kakak Bapak “B”)
7 : Dapur keluarga 1 (kakak Bapak “B”)
8 : Garasi keluarga 1 (kakak Bapak “B”)
9 : Bale keluarga 2 (keluarga Bapak “B”)
10 : Dapur keluarga 2 (keluarga Bapak “B”)
11 : Wc keluarga 2 (keluarga Bapak “B”)
12 : Bale keluarga 3 (adik Bapak “B”)
13 : Gazebo
V. FUNGSI KELUARGA
1. Fungsi Afektif
a. Cara keluarga mengekspresikan perasaan kasih sayang : dengan saling
memperhatikan satu sama lain.
b. Perasaan saling memiliki : respon keluarga sangat bangga bila ada
anggota keluarga yang berhasil dan keluarga sangat sedih bila anggota
keluarga ada yang sakit/meninggal
c. Dukungan terhadap anggota keluarga : keluarga selalu saling mendukung
apapun kegiatan positif yang dilakukan anggota keluarga
d. Kehangatan : keluarga cukup perhatian dalam membina rumah tangga
dan menjaga kondisi kesehatannya
e. Saling menghargai : keluarga saling mengerti, menghargai satu sama
lainnya
2. Fungsi Sosialisasi
a. Kerukunan hidup dalam keluarga : keluarga hidup rukun bersama
anggota lainnya
b. Interaksi dan hubungan dalam keluarga : keluarga selalu mengajarkan
dan menanamkan perilaku sosial yang baik yaitu perlunya berhubungan
baik berinteraksi dalam keluarga maupun masyarakat
c. Anggota keluarga yang dominan dalam pengambilan keputusan :
pengambil keputusan biasanya dilakukan oleh Bapak “B” dengan
didukung oleh semua anggota keluarganya
d. Kegiatan keluarga di waktu senggang : keluarga biasnaya mengobrol dan
menonton TV
e. Partisipasi dalam kegiatan sosial : keluarga cukup aktif bermasyarakat
dengan mengikuti kegiatan-kegiatan yang diadakan oleh masyarakat
sekitar.
3. Fungsi Perawatan Keluarga
1. Anak “T” mengatakan kadang-kadang merasa mual karena telat makan,
Anak “T” hanya makan sedikit-sedikit dan minum air gula untuk
menghilangkan mual. Sedangkan Bapak “B” mengatakan dirinya sering
mengeluhkan sakit kepala bagian belakang. Bapak “B” mengatakan sejak
2 tahun yang lalu sudah merasakan pusing dan sakit kepala bagian
belakang kemudian langsung memeriksakan kesehatannya ke Dokter
praktek swasta terdekat. Sejak 2 tahun yang lalu Bapak “B” diketahui
menderita tensi tinggi saat mengeluh badan terasa lemas dan sakit kepala
bagian belakang, kemudian Bapak “B” diberi obat anti hipertensi. Bapak
“B” mengatakan tidak rutin minum obat anti hipertensi. Bapak “B” hanya
meminum obat jika sudah merasa sakit kepala. Keluarga Bapak “B”
mengatakan mengetahui beberapa jenis makanan yang boleh dan tidak
boleh dikonsumsi pada pasien yang memiliki penyakit hipertensi, namun
keluarga Bapak “B” tidak membedakan makanannya dengan anggota
keluarga lain, sehingga tidak ada pengurangan garam pada makanan
Bapak “B”.
Keluarga Bapak “B” juga bertanya tentang akibat dari penyakit
hipertensi dan penanganannya. Pada saat pengkajian Bapak “B”
mengalami nyeri pada kepala bagian belakang dan lemas.
a. Pengetahuan dan persepsi keluarga tentang penyakit/ masalah
kesehatan keluarga :
Menurut keluarga Bapak “B”, sakit yang dialami Bapak “B” ini tidak
terlalu dirasakan, hanya pada saat Bapak “B” merasa sakit kepala yang
tidak tertahankan saja keluarga mengunjungi pelayanan kesehatan.
Anggota keluarga mengatakan bahwa tidak mengetahui akibat yang
bisa timbul akibat dari tekanan darah tinggi yang tidak terkontrol serta
cara merawat anggota keluarga yang sakit. Keluarga juga mengatakan
tidak mengetahui tanda-tanda apabila terjadi peningkatan pada tekanan
darah. Keluarga Bapak “B” mengatakan tidak mengetahui pengobatan
komplementer selain mendapat obat dari dokter.
b. Kemampuan keluarga mengambil keputusan :
Keluarga mengatakan Bapak “B” saat merasa pusing dan sakit pada
kepala di ajak ke Dokter praktek swasta bila obat habis. Bila ada
anggota keluarganya menderita penyakit seperti batuk, pilek, ataupun
demam keluarga biasanya berobat ke Dokter praktek swasta dan ke
Rumah Sakit
c. Kemampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit :
Keluarga mengatakan sudah sedikit mengerti cara merawat anggota
keluarganya yang menderita hipertensi mengenai makanan apa saja yang
boleh dan tidak boleh dikonsumsi. Bila Bapak “B” sakit kepala yang tidak
tertahankan keluarga segera mengajak Bapak “B” berobat ke Dokter
praktek swasta dan memperoleh obat sakit kepala.
d. Kemampuan keluarga memelihara lingkungan rumah yang sehat :
Bapak “B” mengatakan istrinya dan anaknya yang biasanya
membersihkan dan membereskan rumah setiap hari.
e. Kemampuan keluarga menggunakan fasilitas kesehatan di masyarakat :
Selama ini keluarga memanfaatkan fasilitas kesehatan hanya pada saat
ada keluhan penyakit seperti hipertensi yang diderita Bapak “B”
VI. STRES DAN KOPING KELUARGA
1. Stressor jangka pendek dan jangka panjang : stresor jangka pendek dan
jangka panjang bersumber dari keuangan seperti biaya untuk kebutuhan
sehari-hari, tetapi kondisi ini tidak sampai mengganggu aktivitas sehari-
hari
2. Respon keluarga terhadap stressor : upaya keluarga Bapak “B” mengatasi
stresnya adalah menonton TV atau jalan-jalan keluar dengan keluarga
biasanya ke pantai.
3. Strategi koping : dalam menghadapi masalah biasanya keluarga berdiskusi
dengan keluarga lainnya untuk mencari solusi yang terbaik. Biasanya
keluarga merasa nyaman setelah berkomunikasi dengan anggota keluarga
yang lain
4. Strategi adaptasi fungsional : dari hasil pengkajian, tidak didapatkan cara-
cara maladaptif dalam mengatasi masalah.
VII.PEMERIKSAAN FISIK
Hari/tanggal : 08 juni 2021 Pukul 17.00 Wita
Pemeriksaan Nama Anggota Keluarga
1 2 3 4 5
Tensi 150/90 mmHg, 110/80 mmHg 120/80 mmHg 110/70 mmHg
Data Obyektif
1. Saat pengkajian keluarga Bapak “B” kooperatif dalam
menjawab pertanyaan
Bapak “B” : 150/90 mmHg
Ibu “S” : 110/80 mmHg
Anak “T” : 120/80 mmHg
Anak “S” : 110/70 mmHg
2. Hal yang dilakukan Bapak “B” jika timbulnya gejala
hipertensi tidak efektif untuk memenuhi tujuan kesehatan
3. Tampak Ibu “S” juga tidak mengetahui bahwa makanan
Bapak “B” harus dibedakan karena harus ada pengurangan
garam pada makanan Bapak “B”
Data Subyektif Kesiapan Meningkatkan
1. Bapak “B” mengatakan hanya tahu bahwa dia menderita Pengetahuan
hipertensi, namun belum mengetahui akibat yang bisa timbul
akibat dari tekanan darah tinggi yang tidak terkontrol,
2. Keluarga Bapak “B” tidak mengetahui tanda-tanda apabila
terjadi peningkatan pada tekanan darah dan tidak mengetahui
pengobatan komplementer selain mendapat obat dari dokter.
Data Obyektif
2. Diagnosa Keperawatan
1) Manajemen Kesehatan Keluarga Tidak Efektif pada keluarga Bapak “B”
dengan hipertensi
2) Kesiapan Meningkatkan Pengetahuan pada keluarga Bapak “B” dengan
hipertensi
Diagnosa Keperawatan
Manajemen kesehatan keluarga tidak efektif pada keluarga Bapak “B” dengan
hipertensi
Diagnosa 1
Kriteria Nilai Bobot Skoring Pembenaran
Sifat masalah Keluarga Bapak “B” mengatakan belum tau apa
a. Wellness 3 1 2 2 penyebab dan penanganan hipertensi
x 1=
b. Aktual 2 3 3
c. Resiko 1
0
d. Potensial