Anda di halaman 1dari 25

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA BAPAK “B”

DI BANJAR TELABAH DESA SUKAWATI, GIANYAR

OLEH :

NI MADE VINA WIDYA YANTI


183212849

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
WIRA MEDIKA BALI
2021
A. PENGKAJIAN
I. IDENTITAS UMUM KELUARGA
1. Identitas Kepala Keluarga
1) Nama Keluarga (KK) : Bapak “B”
2) Jenis Kelamin : Laki-laki
3) Pendidikan Terakhir : SMA
4) Usia : 48 tahun
5) Pekerjaan : Petani dan pemahat kayu
6) Agama : Hindu
7) Suku/Bangsa : Bali/Indonesia
8) Alamat : Banjar Telabah, Sukawati, Gianyar
2. Komposisi Keluarga :
No Nama L/P Umur Hub dgn KK Pendidikan Pekerjaan
1 Bapak L 48 th Kepala keluarga SMA Wirausaha
“B”
2 Ibu P 45 th Istri SMA Ibu rumah
“S” tangga
3 Anak P 15 th Anak I SMK Siswi
“T”
4 Anak L 11 th Anak II SD Siswa
“S”

3. Genogram
Keterangan :
= Laki-laki

= Perempuan

= Tinggal serumah
X = Meninggal
= Yang sakit

4. Tipe Keluarga
a. Jenis tipe keluarga : Tipe keluarga Bapak “B” Nucllear family keluarga
yang terdiri dari istri, dan 2 orang anak didalam KK
b. Masalah yang terjadi dengan tipe tersebut : Tidak ada masalah yang
terjadi dalam keluarga Bapak “B” yang keluarganya termasuk dalam jenis
tipe keluarga Nucllear family. Keluarga Bapak “B” tetap bertanggung
jawab dalam perawatan seluruh anggota keluarganya
5. Suku Bangsa
a. Asal suku bangsa: Bapak “B” merupakan suku Bali menikah dengan Ibu
“S” yang juga suku bali dan bangsa Indonesia. Bahasa yang digunakan
sehari-hari adalah bahasa Bali. Tidak ada kebiasaan keluarga yang
dipengaruhi oleh suku yang dapat mempengaruhi kesehatannya.
b. Budaya yang berhubungan dengan kesehatan : keluarga mengatakan
tidak memiliki budaya yang mengkhusus dan berhubungan dengan
kesehatan
6. Agama dan Kepercayaan yang Mempengaruhi Kesehatan
Keluarga Bapak “B” beragama Hindu, keluarganya percaya bahwa
dengan rajin sembahyang dan melakukan beberapa ritual keagamaan lainnya
maka akan mempengaruhi kesehatan seluruh anggota keluarganya.
7. Status Sosial Ekonomi Keluarga
a. Anggota keluarga yang mencari nafkah: Penghasilan keluarga Bapak “B”
diperoleh dari Bapak “B” dan Istrinya Ibu “S” yang bekerja sebagai
petani.
b. Penghasilan : kurang lebih penghasilan yang didapat sekitar 1.5 juta
/bulan menurut keluarga cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarga
c. Upaya lain : Keluarga rutin mengeluarkan uang untuk belanja kebutuhan
bulanan untuk keluarga, keperluan anak, pembayaran listrik, air dll.
d. Harta benda yang dimiliki (rumah,perabot, transportasi, dll)
e. Kebutuhan yang dikeluarkan tiap bulan: kebutuhan bulanan keluarga,
kebutuhan anak, pembayaran listrik dan air
f. Tabungan khusus kesehatan : keluarga mengatakan tidak mempunyai
jaminan kesehatan.
8. Aktifitas Rekreasi Keluarga
Keluarga sering melakukan rekreasi bersama-sama. Rekreasi yang
biasanya dilakukan setiap akhir pekan yaitu pergi ke pantai karena dekat dari
rumah, tapi saat pandemi ini keluarga hanya berdiam diri dirumah sambil
menonton TV bersama pada malam hari sebelum tidur.

II. RIWAYAT DAN TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA


1. Tahap Perkembangan Keluarga saat ini :
Tahap perkembangan keluarga Bapak “B” saat ini termasuk keluarga
pada tahap V (keluarga dengan anak Remaja). Tugas perkembangan keluarga
pada tahap ini seperti :
 Menyeimbangkan kebebasan dengan tanggung jawab seiring dengan
kematangan remaja dan meningkatkan otonominya, memfokuskan
kembali hubungan pernikahan, dan berkomunikasi terbuka antara orang
tua dan remaja. Bapak “B” selalu memberikan kebebasan pada anaknya
namun selalu mengajari dan mengingatkan anaknya akan adanya
tanggung jawab dari segala hal yang dilakukannya agar anaknya
mengerti batasan sehingga kebebasan yang dilakukan seimbang dengan
tanggung jawabnya. Keluarga Bapak “B” selalu mengajak anaknya
untuk berkomunikasi secara terbuka.
 Standar etis dan moral keluarga perlu dipertahankan oleh orang tua
walaupun peraturan keluarga menyesuaikan. Bapak “B” dan Ibu “S”
sangat mempertahankan etis dan moral keluarganya dan juga ada
perarturan yang menyesuaikan didalam keluarga.
 Saat remaja mencari jati diri, orang tua harus menanamkan prinsip dan
standar yang telah ditetapkan. Bapak “B” dan Ibu “S” selalu
menanamkan prinsip dan standar yang telah ditetapkan kepada anaknya
disaat anak remajanya mulai mencari siapa jati dirinya.
 Bagian integral sosialisasi dalam keluarga melibatkan penanaman
kendali dan nilai dengan menanamkan perasaan mana yang benar dan
salah pada anak yang sedang tumbuh. Bapak “B” dan istrinya selalu
menanamkan tentang perasaan kepada anaknya agar anaknya tidak salah
dalam menilai perasaan mana yang benar dan mana yang salah.
2. Tahap Perkembangan Keluarga yang belum terpenuhi dan kendalanya :
Tahap keluarga yang belum terlampaui tidak ada
3. Riwayat Kesehatan Keluarga Inti :
a) Riwayat terbentuknya keluarga inti :
Bapak “B”dan Ibu “S” menikah atas dasar cinta, tanpa paksaan dari pihak
lain. Mereka menikah dengan usia Bapak “B” yang 3 th lebih tua dari Ibu
“S” dan direstui oleh keluarga dari kedua belah pihak. Bapak “B” dan Ibu
“S” mengatakan bahwa mereka merasa bahagia dengan perkawinannya
selama ini, meskipun kadang ada pertengkaran-pertengkaran kecil. Ibu
“S” melahirkan anak I saat berumur 29 tahun. Lahirnya anak II
memperlengkap pernikahan mereka.
b) Riwayat kesehatan keluarga inti :
Seluruh anggota keluarga Bapak “B” sebelumnya tidak pernah
mengalami sakit yang serius. Biasanya mereka hanya menderita batuk,
pilek ataupun demam yang biasanya berobat ke dokter praktek swasta
dekat rumah mereka, saat dilakukan pengkajian kondisi kesehatan Bapak
“B” sedang mengalami penyakit hipertensi. Bapak “B” mengatakan
mempunyai riwayat penyakit Hipertensi yaitu dari keluarganya
(Ayahnya).
c) Riwayat penyakit keturunan :
Dalam keluarga Bapak “B” hanya Bapak “B” yang memiliki riwayat
Hipertensi. Bapak “B” mengatakan mempunyai riwayat penyakit
Hipertensi yaitu dari keluarganya (Ayahnya).
d) Riwayat Kesehatan Masing-masing Keluarga :
No Nama Umur BB/TB Keada Imunisa Masalah Tindakan
an si Kesehatan yang telah
dilakukan
1 Bapak 48 th 165 Sehat Lengkap Tidak ada -
“B” cm/ 75
kg
2 Ibu 45 th 160 Sehat Lengkap Hipertensi Minum captopril
“S” cm/ 74 bila Bapak “B”
kg merasa pusing
3 Anak 15 th 153 Sehat Lengkap Maag Makan teratur dan
“T” cm/ mencoba
47 kg mengurangi yang
asam-asam dan
pedas-pedas (rujak
pedas)
4 Anak 11 th 150cm/ Sehat Lengkap Tidak ada -
“S” 48 kg
e) Sumber pelayanan kesehatan yang dimanfaatkan
Keluarga Bapak “B” bila sakit atau merasa ada gangguan kesehatan
selalu berobat ke dokter praktek dekat rumah atau puskesmas terdekat
bila tidak sembuh barulah keluarga Bapak “B” ke rumah sakit.

4. Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya :


Keluarga Bapak “B” mengatakan anak pertamanya pernah dirawat inap di
Rumah Sakit karena demam berdarah.

III. PENGKAJIAN LINGKUNGAN


1. Karateristik Rumah :
a. Luas rumah : Luas rumah yang dihuni Bapak “B” seluas 3 are. Luas
rumah keseluruahan 18 are. Areal pekarangan rumah ditempati oleh 3
KK.
b. Tipe rumah : tipe rumah Bapak “B” bergaya tradisional bali
c. Kepemilikan : rumah yang ditempati keluarga Bapak “B”
kepemilikannya permanen.
d. Jumlah dan rasio kamar/ruangan : dalam rumah terdapat 3 kamar tidur, 1
kamar mandi, 1 dapur
e. Ventilasi/ jendela : sirkulasi udara diperoleh dari pintu depan dan jendela
samping rumah
f. Pemanfaatan ruangan : keluarga sudah memanfaatkan ruangan dengan
sesuai. Kamar tidur untuk tidur, dapur untuk memasak dan makan,
halaman untuk menanam tanaman obat dan bunga. Tanaman obat yang
ada yaitu lidah buaya dan serai.
g. Septic tank : letak septic tank disamping wc jaraknya kurang lebih 3
meter, keluarga tidak memiliki sumur.
h. Sumber air minum : sumber air minum untuk keperluan sehari-hari
dalam rumah tangga menggunakan air pam yang dimasak terlebih
dahulu.
i. Kamar mandi/ WC : kondisi kamar mandi cukup bersih, keluarga
memiliki 1 kamar mandi yang didalamnya berisi closet jongkok.
j. Sampah : tempat sampah dirumah menggunakan keranjang diisi plastik
yang terbuka dan kemudian di angkut oleh petugas sampah.
k. Kebersihan lingkungan : kondisi lingkungan keluarga cukup bersih,
rumah juga cukup bersih.

l. Denah Rumah :

11 12
10 9 13

8 6 1

5
2 3

Keterangan :
1 : Pintu masuk rumah
2 : Sanggah / merajan (tempat sembahyang)
3 : Pengijeng
4 : Bale dangin
5 : Bale daja
6 : Bale keluarga 1 (kakak Bapak “B”)
7 : Dapur keluarga 1 (kakak Bapak “B”)
8 : Garasi keluarga 1 (kakak Bapak “B”)
9 : Bale keluarga 2 (keluarga Bapak “B”)
10 : Dapur keluarga 2 (keluarga Bapak “B”)
11 : Wc keluarga 2 (keluarga Bapak “B”)
12 : Bale keluarga 3 (adik Bapak “B”)
13 : Gazebo

2. Karateristik Tetangga dan Komunitas RW (kepedulian tetangga dengan


keluarga):
Keluarga Bapak “B” tinggal dilingkungan yang penduduknya bersuku bali,
rata-rata bekerja sebagai buruh, pegawai swasta, petani, PNS. Lingkungan
tetangga cukup akrab dan saling menolong apabila ada yang mengalami
kesulitan.
3. Mobilitas Geografis Keluarga (lama tinggal, jalur transportasi) :
Bapak “B” tinggal dirumah ini sejak lahir sampai saat ini sudah berkeluarga
dan dari awal pernikahan memang menetap dirumah ini, rumah Bapak “B”
berjarak ±500 meter dari jalan raya. Jenis kendaraan yang dipakai sepeda
motor.
4. Perkumpulan Keluarga dan Interaksi dengan Masyarakat (keakrifan
keluarga dalam masyarakat : arisan PKK, dll)
Bapak “B” dan istrinya selalu berpartisipasi apabila ada kegiatan di balai
banjar maupun di pura tapi saat ini keluarta Bapak “B” tidak pergi ke banjar
atau pura karena pandemi ini.
5. Sistem Pendukung Keluarga (terutama masalah keuangan)
Bila keluarga Bapak “B” ada masalah, biasanya keluarga selalu
mendiskusikannya secara musyawarah bersama keluarga Bapak “G” dan
Bapak “Y” yang merupakan kakak dan adik dari Bapak “B”.

IV. STRUKTUR KELUARGA


1. Pola/cara Komunikasi Keluarga : interaksi dalam keluarga paling sering
dilakukan malam hari, pola komunikasi keluarga terbuka antara keluarga
apabila terdapat masalah keluarga biasanya mendiskusikannya bersama-
sama
2. Struktur Kekuatan Keluarga : keluarga saling mendukung satu sama lain,
respon keluarga bila ada anggota keluarganya yang bermasalah selalu
mencari jalan keluarnya bersama-sama
3. Struktur Peran (peran masing-masing anggota keluarga)
a. Bapak “B” sebagai kepala keluarga dan sebagai pencari nafkah untuk
keluarga sebagai petani dan pemahat kayu.
b. Ibu “S” sebagai istri dari Bapak “B” dirumah sebagai seorang ibu,
berperan untuk menjaga anak-anak, Ibu “S” mennjadi ibu rumah tangga
dan petani .
c. Anak “T” sebagai anak pertama dari Bapak “B” dan Ibu “S” masih
bersekolah dan saat ini berada di bangku SMK kelas X.
d. Anak “S” sebagai anak ke II dari Bapak “B” dan Ibu “S” masih
bersekolah dan saat ini berada di bangku SD kelas VI.
4. Nilai dan Norma Keluarga
Keluarga menerapkan nilai-nilai agama pada setiap anggota keluarga seperti
sembahyang setiap hari. Bila akan keluar rumah dan terlambat untuk pulang
harus memberi tahu dulu kepada anggota keluarga.

V. FUNGSI KELUARGA
1. Fungsi Afektif
a. Cara keluarga mengekspresikan perasaan kasih sayang : dengan saling
memperhatikan satu sama lain.
b. Perasaan saling memiliki : respon keluarga sangat bangga bila ada
anggota keluarga yang berhasil dan keluarga sangat sedih bila anggota
keluarga ada yang sakit/meninggal
c. Dukungan terhadap anggota keluarga : keluarga selalu saling mendukung
apapun kegiatan positif yang dilakukan anggota keluarga
d. Kehangatan : keluarga cukup perhatian dalam membina rumah tangga
dan menjaga kondisi kesehatannya
e. Saling menghargai : keluarga saling mengerti, menghargai satu sama
lainnya
2. Fungsi Sosialisasi
a. Kerukunan hidup dalam keluarga : keluarga hidup rukun bersama
anggota lainnya
b. Interaksi dan hubungan dalam keluarga : keluarga selalu mengajarkan
dan menanamkan perilaku sosial yang baik yaitu perlunya berhubungan
baik berinteraksi dalam keluarga maupun masyarakat
c. Anggota keluarga yang dominan dalam pengambilan keputusan :
pengambil keputusan biasanya dilakukan oleh Bapak “B” dengan
didukung oleh semua anggota keluarganya
d. Kegiatan keluarga di waktu senggang : keluarga biasnaya mengobrol dan
menonton TV
e. Partisipasi dalam kegiatan sosial : keluarga cukup aktif bermasyarakat
dengan mengikuti kegiatan-kegiatan yang diadakan oleh masyarakat
sekitar.
3. Fungsi Perawatan Keluarga
1. Anak “T” mengatakan kadang-kadang merasa mual karena telat makan,
Anak “T” hanya makan sedikit-sedikit dan minum air gula untuk
menghilangkan mual. Sedangkan Bapak “B” mengatakan dirinya sering
mengeluhkan sakit kepala bagian belakang. Bapak “B” mengatakan sejak
2 tahun yang lalu sudah merasakan pusing dan sakit kepala bagian
belakang kemudian langsung memeriksakan kesehatannya ke Dokter
praktek swasta terdekat. Sejak 2 tahun yang lalu Bapak “B” diketahui
menderita tensi tinggi saat mengeluh badan terasa lemas dan sakit kepala
bagian belakang, kemudian Bapak “B” diberi obat anti hipertensi. Bapak
“B” mengatakan tidak rutin minum obat anti hipertensi. Bapak “B” hanya
meminum obat jika sudah merasa sakit kepala. Keluarga Bapak “B”
mengatakan mengetahui beberapa jenis makanan yang boleh dan tidak
boleh dikonsumsi pada pasien yang memiliki penyakit hipertensi, namun
keluarga Bapak “B” tidak membedakan makanannya dengan anggota
keluarga lain, sehingga tidak ada pengurangan garam pada makanan
Bapak “B”.
Keluarga Bapak “B” juga bertanya tentang akibat dari penyakit
hipertensi dan penanganannya. Pada saat pengkajian Bapak “B”
mengalami nyeri pada kepala bagian belakang dan lemas.
a. Pengetahuan dan persepsi keluarga tentang penyakit/ masalah
kesehatan keluarga :
Menurut keluarga Bapak “B”, sakit yang dialami Bapak “B” ini tidak
terlalu dirasakan, hanya pada saat Bapak “B” merasa sakit kepala yang
tidak tertahankan saja keluarga mengunjungi pelayanan kesehatan.
Anggota keluarga mengatakan bahwa tidak mengetahui akibat yang
bisa timbul akibat dari tekanan darah tinggi yang tidak terkontrol serta
cara merawat anggota keluarga yang sakit. Keluarga juga mengatakan
tidak mengetahui tanda-tanda apabila terjadi peningkatan pada tekanan
darah. Keluarga Bapak “B” mengatakan tidak mengetahui pengobatan
komplementer selain mendapat obat dari dokter.
b. Kemampuan keluarga mengambil keputusan :
Keluarga mengatakan Bapak “B” saat merasa pusing dan sakit pada
kepala di ajak ke Dokter praktek swasta bila obat habis. Bila ada
anggota keluarganya menderita penyakit seperti batuk, pilek, ataupun
demam keluarga biasanya berobat ke Dokter praktek swasta dan ke
Rumah Sakit
c. Kemampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit :
Keluarga mengatakan sudah sedikit mengerti cara merawat anggota
keluarganya yang menderita hipertensi mengenai makanan apa saja yang
boleh dan tidak boleh dikonsumsi. Bila Bapak “B” sakit kepala yang tidak
tertahankan keluarga segera mengajak Bapak “B” berobat ke Dokter
praktek swasta dan memperoleh obat sakit kepala.
d. Kemampuan keluarga memelihara lingkungan rumah yang sehat :
Bapak “B” mengatakan istrinya dan anaknya yang biasanya
membersihkan dan membereskan rumah setiap hari.
e. Kemampuan keluarga menggunakan fasilitas kesehatan di masyarakat :
Selama ini keluarga memanfaatkan fasilitas kesehatan hanya pada saat
ada keluhan penyakit seperti hipertensi yang diderita Bapak “B”
VI. STRES DAN KOPING KELUARGA
1. Stressor jangka pendek dan jangka panjang : stresor jangka pendek dan
jangka panjang bersumber dari keuangan seperti biaya untuk kebutuhan
sehari-hari, tetapi kondisi ini tidak sampai mengganggu aktivitas sehari-
hari
2. Respon keluarga terhadap stressor : upaya keluarga Bapak “B” mengatasi
stresnya adalah menonton TV atau jalan-jalan keluar dengan keluarga
biasanya ke pantai.
3. Strategi koping : dalam menghadapi masalah biasanya keluarga berdiskusi
dengan keluarga lainnya untuk mencari solusi yang terbaik. Biasanya
keluarga merasa nyaman setelah berkomunikasi dengan anggota keluarga
yang lain
4. Strategi adaptasi fungsional : dari hasil pengkajian, tidak didapatkan cara-
cara maladaptif dalam mengatasi masalah.

VII.PEMERIKSAAN FISIK
Hari/tanggal : 08 juni 2021 Pukul 17.00 Wita
Pemeriksaan Nama Anggota Keluarga

Bapak “B” Ibu “S” Anak “T” Anak “S”

1 2 3 4 5
Tensi 150/90 mmHg, 110/80 mmHg 120/80 mmHg 110/70 mmHg

Nadi 86x/mnt 82x/mnt 80x/mnt 80x/mnt


Suhu C 36,5 36 36 36,5
Respirasi 20x/mnt 20x/mnt 20 x/mnt 20 x/mnt
BB/TB 165 cm/ 75 kg 160 cm/ 75 kg 153 cm/47 kg 150cm/48 kg
Kepala Bentuk normal, Bentuk normal, Bentuk normal, Bentuk normal,
rambut lurus rambut lurus tipis rambut hitam rambut hitam
terdapat uban terdapat sedikit lurus tipis dan lurus dan tidak
dan tidak rontok, uban dan tidak tidak rontok, rontok, tidak
tidak ada luka, rontok, tidak ada tidak ada luka, ada luka, nyeri
nyeri tekan (-) luka, nyeri tekan nyeri tekan (-) tekan (-)
(-)
Mata, telinga, Normal, reflek Normal, reflek Normal, reflek Normal, reflek
hidung, pupil +/+, telinga pupil +/+, telinga pupil +/+, pupil +/+,
tenggorokan, bersih, hidung bersih, hidung telinga bersih, telinga bersih,
mulut bersih, bersih, kebersihan hidung bersih, hidung bersih,
kebersihan mulut mulut cukup, kebersihan kebersihan
cukup, tenggorokan mulut cukup, mulut cukup,
tenggorokan normal tenggorokan tenggorokan
normal normal normal
Leher Kaku kuduk(-), Kaku kuduk (-), Kaku kuduk (-), Kaku kuduk
pembesaran vena pembesaran vena pembesaran (-),
jugularis(-), pem jugularis(-), vena pembesaran
kelelenjar tiroid pembesaran jugularis(-), vena
(-) kelenjar tiroid (-) pembesaran jugularis(-),
kelenjar tiroid pembesaran
(-) kelenjar tiroid
(-)
Thorax Simetris, bunyi Simetris, bunyi Simetris, bunyi Simetris, bunyi
jantung normal jantung normal jantung normal jantung normal
S1/S2 tunggal, S1/S2 tunggal, S1/S2 tunggal, S1/S2 tunggal,
suara nafas suara nafas suara nafas suara nafas
vesikuler, vesikuler vesikuler vesikulerwheez
wheezing/ronchi wheezing/ronchi wheezing/ronch ing/ronchi
tidak ada tidak ada i tidak ada tidak ada
Abdomen Simetris, Simetris, Simetris, Simetris,
pembesaran pembesaran pembesaran pembesaran
hepar, ginjal, hepar, ginjal, hepar, ginjal, hepar, ginjal,
limpa (-), limpa (-), limpa (-), limpa (-),
benjolan (-), benjolan (-), nyeri benjolan (-), benjolan (-),
nyeri tekan (-), tekan (-), bising nyeri tekan (-), nyeri tekan (-),
bising usus (+) usus (+) bising usus (+) bising usus (+)
Ekstremitas Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
atas-bawah kelainan kelainan kelainan kelainan
dan pergerakan ROM pergerakan ROM pergerakan pergerakan
persendian aktif aktif ROM aktif ROM aktif
Kekuatan otot Kekuatan otot Kekuatan otot Kekuatan otot
5555/5555 5555/5555 5555/5555 5555/5555
5555/5555 5555/5555 5555/5555 5555/5555

Sistem Tidak terkaji Tidak terkaji Tidak terkaji Tidak terkaji


Genetalia
Sasaran terutama pada yang mempunyai masalah kesehatan (sakit) dengan
metode Head to toe

VIII. HARAPAN KELUARGA


a. Terhadap masalah kesehatan : keluarga berharap penyakit hipertensi
Bapak “B” bisa dikontrol agar tidak terjadi hal-hal yang tidak
diinginkan.
b. Terhadap petugas kesehatan yang ada : keluarga berharap petugas
pelayanan kesehatan dapat memberikan pelayanan kesehatan yang
baik untuk membantu pengobatan Bapak “B”. Penyuluhan kesehatan
yang rutin juga diharapkan keluarga untuk menambah pengetahuan
keluarga tentang kesehatan.

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN KELUARGA


1. Analisa Data

Data (sign - symptom) Diagnosa Keperawatan


Data Subyektif Manajemen Kesehatan Keluarga
1. Keluarga Bapak “B” tidak membedakan makanannya Tidak Efektif
dengan anggota keluarga lain, sehingga tidak ada
pengurangan garam pada makanan Bapak “B”
2. Bapak “B” mengatakan tidak rutin mengonsumsi obat anti
hipertensi
3. Bapak “B” mengatakan jarang mengontrol tekanan darah ke
pelayanan kesehatan
4. Bapak “B” mengatakan saat sakit kepala belakang baru
beristirahat, bila sakit tidak tertahankan Bapak “B”
memeriksakan ke pelayanan kesehatan tanpa melakukan
kontrol

Data Obyektif
1. Saat pengkajian keluarga Bapak “B” kooperatif dalam
menjawab pertanyaan
 Bapak “B” : 150/90 mmHg
 Ibu “S” : 110/80 mmHg
 Anak “T” : 120/80 mmHg
 Anak “S” : 110/70 mmHg
2. Hal yang dilakukan Bapak “B” jika timbulnya gejala
hipertensi tidak efektif untuk memenuhi tujuan kesehatan
3. Tampak Ibu “S” juga tidak mengetahui bahwa makanan
Bapak “B” harus dibedakan karena harus ada pengurangan
garam pada makanan Bapak “B”
Data Subyektif Kesiapan Meningkatkan
1. Bapak “B” mengatakan hanya tahu bahwa dia menderita Pengetahuan
hipertensi, namun belum mengetahui akibat yang bisa timbul
akibat dari tekanan darah tinggi yang tidak terkontrol,
2. Keluarga Bapak “B” tidak mengetahui tanda-tanda apabila
terjadi peningkatan pada tekanan darah dan tidak mengetahui
pengobatan komplementer selain mendapat obat dari dokter.

Data Obyektif

1. Bapak “B” tampak hanya minum obat antihipertensi saja bila


sakit kepala.
2. Keluarga Bapak “B” tampak bertanya-tanya tentang tanda-
tanda apabila terjadi peningkatan pada tekanan darah dan
pengobatan komplementer selain mendapat obat dari dokter.
3. Keluarga Bapak “B” tampak kebingungan dan bertanya-
tanya ketika ditanya akibat apa yang bisa timbul dari tekanan
darah tinggi yang tidak terkontrol

2. Diagnosa Keperawatan
1) Manajemen Kesehatan Keluarga Tidak Efektif pada keluarga Bapak “B”
dengan hipertensi
2) Kesiapan Meningkatkan Pengetahuan pada keluarga Bapak “B” dengan
hipertensi

3. Skoring/ Prioritas Diagnosis Keperawatan Keluarga

Diagnosa Keperawatan
Manajemen kesehatan keluarga tidak efektif pada keluarga Bapak “B” dengan
hipertensi
Diagnosa 1
Kriteria Nilai Bobot Skoring Pembenaran
Sifat masalah Keluarga Bapak “B” mengatakan belum tau apa
a. Wellness 3 1 2 2 penyebab dan penanganan hipertensi
x 1=
b. Aktual 2 3 3
c. Resiko 1
0
d. Potensial

Kemungkinan masalah Keluarga Bapak “B” mengatakan belum tau


untuk diubah 1 penanganan untuk hipertensi dan menurut
x 2=1
a. Mudah 2 2 2 keluarga Bapak “B” hipertensi dapat ditangani
b. Sebagian 1 tapi tidak dengan mudah.
c. Tidak dapat 0

Potensial masalah Keluarga Bapak “B” mengatakan potensial


untuk dicegah 3 2 2 Hipertensi untuk di cegah itu cukup karena dari
x 1=
a. Tinggi 2 1 3 3 awal dan keluarga Bapak “B” tidak tahu cara
b. Cukup 1 mengatasi hipertensi.
c. Rendah

Menonjolnya masalah Keluarga menganggap masalah ketidaktahuan


a. Segera diatasi 2 2 tentang Hipertensi dan cara mengontrol hipertensi
x 1=1
b. Tidak segera 1 1 2 merupakan masalah yang harus segera diatasi,
diatasi 0 agar keluarga tahu tata cara merawat dan bisa
merawat anggota keluarga yang menderita
c. Tidak dirasakan
hipertensi.
adanya masalah
TOTAL 4
2
6

Kesiapan meningkatkan pengetahuan pada keluarga Bapak “B” dengan hipertensi


Diagnosa 2
Kriteria Nilai Bobot Skoring Pembenaran
Sifat masalah Bapak “B” mengatakan hanya tahu bahwa dia
a. Wellness 3 1 2 2 menderita hipertensi, namun belum mengetahui
x 1=
b. Aktual 2 3 3 akibat yang bisa timbul akibat dari tekanan darah
c. Resiko 1 tinggi yang tidak terkontrol, tidak mengetahui
0 tanda-tanda apabila terjadi peningkatan pada
d. Potensial
tekanan darah dan tidak mengetahui pengobatan
komplementer selain mendapat obat dari dokter.
Kemungkinan masalah Keluarga Bapak “B” mengatakan belum tau
untuk diubah 1 pengobatan untuk hipertensi dan menurut Bapak
x 2=1
a. Mudah 2 2 2 “B” dan Ibu “S” hipertensi mungkin dapat di
b. Sebagian 1 tangani tetapi tidak dengan mudah.
c. Tidak dapat 0

Potensial masalah Keluarga Bapak “B” mengatakan belum tau cara


untuk dicegah 1 1 pengobatan komplementer, jadi kalau di berikan
x 1=
a. Tinggi 3 1 3 3 informasi mengenai pengobatan komplementer
b. Cukup 2 tentang hipertensi mungkin hipertensi dapat
c. Rendah 1 dicegah tapi kemungkinannya rendah karena
keluarga Bapak “B” tidak tahu cara pengobatan
komplementer.
Menonjolnya masalah Keluarga Bapak “B” menganggap masalah segera
a. Segera diatasi 2 2 diatasi karena petingnya peningkatan
x 1=1
b. Tidak segera 1 1 2 pengetahuan tentang hipertensi.
diatasi
c. Tidak dirasakan
0
adanya masalah
TOTAL 3
2
6

4. Prioritas Diagnosa Keperawatan


1) Kesiapan Meningkatkan Pengetahuan pada keluarga Bapak “B” dengan
hipertensi
2) Manajemen Kesehatan Keluarga Tidak Efektif berhubungan dengan
program perawatan hipertensi
INTERVENSI ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

Diagnosa NOC NIC


Keperawatan
Hasil Intervensi
Kesiapan 1. Keluarga mampu mengenal masalah 1. Keluarga mampu mengenal masalah
Meningkatkan a. Pengetahuan : manajemen hipertensi a. Beri pendidikan kesehatan
Pengetahuan 1) Kisaran normal tekanan darah 1) Tentukan pengetahuan kesehatan dan gaya
2) Komplikasi potensial hipertensi hidup perilaku saat ini pada keluarga
3) Tanda dan gejala hipertensi 2) Berikan ceramah untuk meyanpaikan
2. Keluarga mampu mengambil keputusan informasi
a. Partisipasi dalam keputusan perawatan 3) Letakan iklan (poster) yang menarik di
kesehatan tempat strategis untuk mendapatkan
1) Menggunakan teknik penyelesaian perhatian keluarga
masalah untuk mencapai outcome yang b. Pengajaran proses penyakit
diinginkan 1) Kaji tingkat pengetahuan pasien terkait
3. Keluarga mampu merawat anggota dengan proses penyakit yang spesifik
keluarga yang sakit 2) Review pengetahuan pasien mengenai
a. Pengetahuan : manajemen hipertensi kondisinya
1) Pengunaan yang benar dari obat yang 3) Jelaskan mengenai proses penyakit, sesuai
diresepkan kebutuhan
2) Strategi mengelola stress 2. Keluarga mampu mengambil keputusan
3) Diet yang dianjurkan a. Dukungan pengambilan keputusan
4) Strategi untuk membatasi intake 1) Bantu pasien untuk mengklarifikasi nilai
sodium dan harapan yang mungkin akan membantu
5) Pentingnya pantangan tembakau dan dalam membuat pilihan
penggunaan alkohol 2) Bantu pasien mengidentifikasi keuntungan
4. Keluarga mampu memodifikasi lingkungan dan kerugian dari setiap alternatif
a. Pengendalian faktor risiko 3) Berikan infromasi sesuai permintaan
b. Lingkungan rumah yang aman 3. Keluarga mampu merawat anggota keluarga
5. Keluarga mampu memanfaatkan fasilitas yang sakit
pelayanan kesehatan a. Modifikasi perilaku
a. Perilaku pencarian kesehatan 1) Kembangkan program perubahan perilaku
1) Mendapat bantuan dari profesional 2) Pilah-pilah perilaku menjadi bagan-bagian
kesehatan kecil untuk dirubah menjadi unit perilaku
2) Melakukan perilaku kesehatan dengan yang terukur seperti mengurangi asupan
inisiatif sendiri garam
3) Mencari bantuan bila diperlukan b. Pengajaran : peresepan diet
1) Instruksikan pasien untuk menghindari
makanan yang dipatang dan mengkonsumsi
makanan yang diperbolehkan
2) Jelaskan pada pasien mengenai tujuan
kepatuhan terhadap diet yang disarankan
terkait dengan kesehatan

4. Keluarga mampu memodifikasi lingkungan


a. Identifiksi risiko
1) Diskusikan dan rencanakan aktivitas-
aktivitas pengurangan risiko (seperti
kurangi asupan garam)
b. Manajemen lingkungan: kenyamanan
1) Ciptakan lingkungan yang tenang dan
mendukung
5. Keluarga mampu memanfaatkan fasilitas
a. Konseling
1) Tetapkan tujuan konseling
2) Sediakan infromasi aktual yang tepat dan
sesuai kebutuhan

Manajemen 1. Keluarga mampu mengenal masalah 1. Keluarga mampu mengenal masalah


Kesehatan a. Perilaku patuh: Pengobatan yang a. Manajemen pengobatan
Keluarga Tidak disarankan 1) Pantau kepatuhan mengenai regimen obat
Efektif 1) Memperoleh obat yang di butuhkan 2) Kemangkan strategi bersama pasien untuk
2) Minum obat sesuai dosis meningkatkan kepatuhan mengenai
3) Mengkonsumsi semua obat sesuai regimen obat yang diresepkan
interval yang ditentukan 3) Berikan pasien dan keluarga mengenai
4) Menyimpan obat dengan tepat informasi tertulis dan visual untuk
2. Keluarga mampu mengambil keputusan meningkatkan pemahaman diri mengenai
a. Partisipasi dalam keputusan perawatan pemberian obat yang tepat
kesehatan 4) Anjurkan pasien mengenai kapan harus
1) Menggunakan teknik penyelesaian mencari bantuan medis
masalah untuk mencapai outcome yang 2. Keluarga mampu mengambil keputusan
diinginkan a. Dukungan pengambilan keputusan
2) Mencari pelayanan perawatan 1) Bantu pasien untuk mengklarifikasi nilai
kesehatan untuk memenuhi outcome dan harapan yang mungkin akan membantu
yang diinginkan dalam membuat pilihan
3. Keluarga mampu merawat anggota 2) Bantu pasien mengidentifikasi keuntungan
keluarga yang sakit dan kerugian dari setiap alternatif
a. Manajemen diri: Hipertensi 3. Keluarga mampu merawat anggota keluarga
1) Memantau tekanan darah yang sakit
2) Mempertaahankan target tekanan darah a. Berikan pengajaran prosedur/demonstrasi
3) Menggunakan obat-obatan sesuai resep pengobatan komplementer hipertensi (jus
4) Berpartisipasi dalam olahraga yang wortel)
direkomendasikan 1) Kaji pengalaman pasien sebelumnya dan
5) Mempertahankan berat badan yang tingkat pengetahuan pasien terkait tindakan
optimal yang akan dilakukan
6) Mengikuti diit yang direkomendasikan 2) Jelaskan tujuan tindakan yang akan dilakukan
7) Membatasi asupan garam 3) Jelaskan prosedur/demonstrasi pengobatan
8) Membatasi konsumsi kafein komplementer hipertensi (jus wortel)
9) Menggunakan strategi manajemen stress 4) Kaji harapan pasien mengenai tindakan yang
10) Menggunakan teknik ralaksasi dilakukan
11) Menyingkirkan rokok 5) Diskusikan pilihan-pilihan tindakan
12) Menggunakan strategi untuk pengobatan komplementer hipertensi yang
mempertahankan tidur yang adekuat memungkinkan
4. Keluarga mampu memodifikasi lingkungan 6) Berikan kesempatan bagi pasien untuk
a. Pengendalian faktor risiko bertanya ataupun berdiskusi
b. Lingkungan rumah yang aman 7) Libatkan keluarga atau orang terdekat pada
5. Keluarga mampu memanfaatkan fasilitas saat prosedur/demonstrasi pengobatan
pelayanan kesehatan komplementer hipertensi (jus wortel)
a. Perilaku pencarian kesehatan 4. Keluarga mampu memodifikasi lingkungan
1) Mendapat bantuan dari profesional a. Identifikasi resiko
kesehatan 1) Identifikasi adanya sumber-sumber agensi
2) Melakukan perilaku kesehatan dengan untuk membantu menurunkan faktor risiko
isiatif sendiri 2) Identifikasi strategi koping yang digunakan
3) Mencari bantuan bila diperlukan 3) Diskusikan dan rencanakan aktivitas-
aktivitas pengurangan risiko (seperti
kurangi asupan garam)
b. Manajemen lingkungan: kenyamanan
1) Ciptakan lingkungan yang tenang dan
mendukung
5. Keluarga mampu memanfaatkan fasilitas
a. Konseling
1) Tetapkan tujuan konseling
2) Sediakan infromasi aktual yang tepat dan
sesuai kebutuhan

Anda mungkin juga menyukai