Anda di halaman 1dari 14

KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH III

MAKALAH OSTEOARTRITHIS

OLEH :

KELOMPOK 4/A12-A

I Gusti Agung Diana Ratri Astuti 18.321.2832

I Made Agung Surya Diyasa 18.321.2834

I Wayan Roki Darma Hendra 18.321.2838

Ni Luh Putu Widi Wulandari 18.321.2843

Ni Made Vina Widya Yanti 18.321.2849

Ni Putu Ari Adnyani 18.321.2852

Putu Diah Wulandari 18.321.2862

PROGRAM STUDY KEPERAWATAN PROGRAM SARJANA KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

WIRA MEDIKA BALI

2020

I
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat-Nya lah
makalah ini dapat disusun hingga selesai. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata
kuliah Keperawatan Medical Bedah III. Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.

Makalah yang berjudul Osteoarthritis, disusun untuk para pembaca dengan harapan agar
makalah ini dapat menambah wawasan dan pengalaman serta bermanfaat bagi para pembaca.

Penyusun mengucapkan permohonan maaf yang sebesar-besarnya jika ada kekurangan di dalam
makalah ini. Untuk itu penyusun sangat mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca untuk
kesempurnaan serta perbaikan makalah ini.

Denpasar, 04 Oktober 2020

Penyusun

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar i

Daftar Isi ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang 1

1.2 Rumusan Masalah 1

1.3 Tujuan Pembahasan 1

1.4 Manfaat 2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Osteoarthristis 3

2.2 Faktor Penyebab Osteoarthritis 3

2.3 Gejala Osteoarthritis 4

2.4 Letak Kemungkinan Penyakit Osteoarthritis Terjadi 5

2.5 Cara Pencegahan Osteoarthritis 7

2.6 Pengobatan Penyakit Osteoarthritis 8

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan 9

3.2 Saran 9

DAFTAR PUSTAKA

ii
3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sistem muskuloskeletal yaitu berasal dari kata muskulo (muscular) yang berarti otot dan kata
skeletal yang berarti rangka/tulang. Muskulo adalah jaringan otot-otot tubuh, yang dipelajari
secara khusus melalui ilmu emyologi. Sedangkan yang dimaksud skeletal atau osteo adalah
tulang kerangka tubuh, yang dipelajari dalam ilmu osteologi. Sistem muskulo dan skeletal
mempunyai fungsi yang saling mendukung terutama dalam proses pergerakan dan
pembentukan postur tubuh.

Gangguan musculoskeletal merupakan gangguan yang paling sering ditemukan pada hampir
semua jenis pekerjaan baik ringan, sedang maupun berat. Salah satunya yaitu penyakit
osteoarthritis. Osteoartrithis merupakan salah satu penyakit sendi yang disebabkan oleh
faktor degenerasi yang paling sering dijumpai dan menyerang sendi penyokong berat badan
seperti lutut.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan osteoarthritis ?


2. Dimana saja kemungkinan osteoarthritis dapat terjadi ?
3. Bagaimana cara pencegahan dan mengobati osteoarthritis ?

1.3 Tujuan

1.1 Tujuan umum


Di harapkan para pembaca dapat mengetahui dan memahami penyakit osteoarthritis,
sehingga para pembaca dapat mencegah atau meminimalisir terjadinya osteoathritis.
1.2 Tujuan Khusus
 Mengetahui definisi dari osteoarthritis.
 Mengetahui dimana saja kemungkinan dapat terjadi osteoarthritis.
 Mengetahui pencegahan dan pengobatan osteoarthritis

1
1.4 Manfaat

Para pembaca dapat menambah pengetahuan tentang osteoarthritis, berupa pengertian


osteoarthritis, faktor penyebab asteoarthritis, gejala osteoarthritis, dimana saja osteoarthritis
dapat terjadi, cara pencegahan dan pengobatan ostreoarthritis.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Osteoarthritis

Osteoarthritis merupakan gangguan degenerasi (kemunduran fungsi sel dari normal menjadi
abnormal) struktur tulang rawan pada persendian. Faktor epidemiologis yang meningkatkan
risiko terjadinya osteoarthritis antara lain: cedera sendi, obesitas, dan usia lanjut.
Olahragawan merupakan salah satu kelompok profesi yang berisiko tinggi mengalami
osteoarthritis karena pada olahragawan sering terjadi penggunaan persendian yang berlebihan
yang dapat mengakibaikan cedera pada persendian. Lutut merupakan persendian yang paling
sering mengalami OA. Osteoarthritis (OA) adalah gangguan sendi yang bersifat kronis
disertai kerusakan tulang dan sendi, berupa disintegrasi dan perlunakan progresif yang diikuti
pertambahan pertumbuhan tepi tulang dan tulang rawan sendi lutut (osteofit) serta fibrosis
pada kapsul sendi lutut. OA merupakan penyakit gangguan homeostasis metabolisme
kartilago (tulang rawan) dengan kerusakan struktur proteoglikan kartilago (tulang rawan)
yang penyebabnya belum jelas diketahui (Muttaqin, 2012).

Diagnosis osteoartritis biasanya didasarkan pada anamnesis yaitu riwayat penyakit, gambaran
klinis dari pemeriksaan fisik dan hasil dari pemeriksaan radiologis. Anamnesis terhadap
pasien osteoartritis lutut umumnya mengungkapkan keluhan-keluhan yang sudah lama, tetapi
berkembang secara perlahan-lahan. Nyeri sendi merupakan keluhan utama yang dirasakan
setelah aktivitas dan menghilang setelah istirahat.

2.2 Faktor Penyebab Osteoarthritis

Berikut ini adalah faktor pencetus atau predisposisi dari osteoarthritis adalah

1. Usia, osteoartritis umumnya menyerang penderita berusia lanjut pada sendi-sendi


penopang berat badan, seperti sendi lutut, panggul (koksa), dan bahu. Pada umumnya
penderita OA berusia di atas 40 tahun dan populasi bertambah berdasarkan
peningkatan usia.

3
2. Obesitas, kelebihan berat badan (kegemukan) akan menyebabkan pembebanan yang
berlebihan pada sendi yang banyak menumpu berat badan.
3. Jenis kelamin, pada usia 55 tahun keatas wanita lebih berisiko karena berhubungan
dengan menopause, pada menopause wanita mengalami penurunan hormon terutama
estrogen, sedangkan fungsi hormon estrogen salah satunya adalah membantu sintesa
kondrosit dalam matriks tulang, dan jika estrogen menurun maka sintesa kondrosit
menurun sehingga sintesa proteoglikan dan kolagen juga menurun dan aktifitas
lisosom meningkat, hal ini lah yang menyebabkan OA banyak terjadi pada wanita.
4. Aktifitas fisik dan pekerjaan, adanya stress yang berkepanjangan pada lutut seperti
pada olahragawan dan pekerjaan yang telalu banyak menumpu pada lutut seperti
membawa beban atau berdiri yang terus menerus, mempunyai resiko lebih besar
terkena OA lutut, riwayat trauma langsung maupun tidak langsung dan immobilisasi
yang lama.
5. Penyakit sendi lain. (Suriani, 2013)
6. Faktor keturunan, yaitu adanya abnormalitas kolagen (protein yang berfungsi untuk
menguatkan sendi).
7. Cuaca dan Iklim, penderita osteoarthritis biasanya akan mengalami nyeri pada cuaca
yang dingin dan iklim yang lembab. Hal itu dikarenakan asupan vitamin D yang
didapatkan dari panas matahari untuk fungsi tulang tidak terpenuhi.

2.3 Gejala Osteoarthritis

1. Rasa sakit
2. Nyeri tekan
3. Kekakuan
4. Hilangnya
5. Fleksibilitas
6. Kelenturan sendi yang menurun (kaku)
7. Sendi yang mudah nyeri
8. Otot melemah dan massa otot berkurang
9. Terbentuknya tulang spurs yang terasa seperti benjolan keras yang terbentuk di sekitar
sendi yang tekena.

4
2.4 Letak Kemungkinan Penyakit Osteoarthritis Terjadi

Walaupun kasus osteoarthritis kebanyakan dialami di daerah lutut, namun sebenarnya


osteoarthritis juga terjadi pada daerah pinggul dan bahu.

1. Osteoarthritis pada pinggul


Osteoarthritis (OA) pinggul adalah gangguan sendi pinggul yang bersifat kronis
disertai dengan kerusakan tulang dan sendi pinggul berupa disintegrasi dan pelunakan
progresif yang diikuti pertambahan pertumbuhan tepi tulang dan tulang rawan sendi
pinggul (osteofit dan fibrosis pada kapsul sendi pinggul). Seperti sendi-sendi besar,
sendi pinggul sering terkenal osteoarthritis. Secara fisiologis, sendi pinggul mendapat
beban pada saat melakukan mobilisasi (pergerakan). Pada beberapa keadaan, klien
dengan cedera permukaan sendi, robekan meniscus, ketidakstabilan ligament atau
deformitas pinggul, mengalami peningkatan resiko gangguan homeostasis kartilago
(tulang rawan) dengan kerusakan struktur proteoglikan kartilago (tulang rawan).

2. Osteoarthritis Lutut
Osteoarthritis (OA) lutut adalah gangguan sendi pada lutut yang bersifat kronis
disertai kerusakan tulang dan sendi lutut, berupa disintergrasi dan pelunakan progresif
yang diikuti pertambahan pertumbuhan tepi tulang dan tulang rawan sendi lutut
(osteofit dan fibrosis pada kapsul sendi lutut). OA merupakan penyakit gangguan
homeostasis metabolisme kartilago (tulang rawan) dengan kerusakan proteoglikan
kartilago (tulang rawan). Lutut adalah sendi besar yang paling sering terkena
osteoarthritis. Secara fisiologis, sendi lutut mendapat beban pada saat melakukan
mobilisasi. Pada beberapa keadaan, klien dengan cedera permukaan sendi robekan

5
meniscus, ketidakstabilan ligament atau deformitas pinggul, mengalami peningkatan
resiko gangguan homeostasis kartilago (tulang rawan) dengan kerusakan struktur
proteoglikan kartilago (tulang rawan). Pecahnya kartilago (tulang rawan) sendi lutut
biasanya berawal di daerah pembebanan yang berlebihan. Oleh sebab itu, jika virus
telah berlangsung lama, perubahan sangat nyata pada kompartemen medial. Tanda-
tanda fibrilasi kartilagi yang khas, sclerosis tulang subkondral, dan pembentukan
osteofit perifer, biasanya timbul; pada kasus yang parah, permukaan sendi dapat
kehilangan kartilago (tulang rawan) sama sekali dan tulang yang mendasari akhirnya
dapat remuk. Struktur kartilago (tulang rawan) menyebabkan kompresi saraf di
sekitar lutut, penurunan fungsi lutut dalam melakukan mobilisasi fisik.

3. Osteoarthritis Bahu
Osteoarthritis (OA) bahu adalah gangguan sendi pada lutut yang bersifat kronis
disertai kerusakan tulang dan sendi bahu, berupa disintergrasi dan pelunakan
progresif yang diikuti pertambahan pertumbuhan tepi tulang dan tulang rawan sendi
bahu (osteofit dan fibrosis pada kapsul sendi bahu). Osteoarthritis bahu biasanya
terjadi akibat cedera local atau lesi rotator cuff yang lama. Pada kondisi lanjut, akan
terjadi kelainan sendi, sclerosis tulang, dan pembentukan osteofit; ruang sendi
mungkin menyempit atau memperlihatkan pengapuran yang menimbulkan berbagai
keluhan pada klien. Kerusakan struktur kartilago (tulang rawan) menyebabkan
kompresi saraf di sekitar bahu dengan respons nyeri, penurunan fungsi bahu dalam
melakukan mobilisasi fisik.

6
2.5 Cara Pencegahan Osteoarthritis

Osteoarthritis tidak dapat dicegah, penderita dapat meminimalisir potensi mengalami kondisi
yang lebih parah atau komplikasi yang dapat menyebabkan kelumpuhan dengan melakukan
beberapa hal, seperti:

1. Melakukan olahraga secara rutin untuk menguatkan otot dan sendi.


2. Menjaga postur tubuh saat duduk maupun berdiri, pastikan anda meregangkan otot
tubuh sesering mungkin.
3. Menjaga berat badan agar tidak mengalami obesitas.

Obesitas meningkatkan stres mekanik pada sendi lutut untuk menahan beban. Obesitas
dikaitkan dengan peningkatan kadar adipokines (sitokin yang berasal dari jaringan adiposa),
baik sistemik dan intra-artikular yang lama kelamaan dapat meningkatkan terjadinya proses
peradangan ringan pada sendi (Kozier, Gleonora, Berman & Snyder, 2010). Karena berat
badan ini menjadi faktor penting terhadap kejadian osteoarthritis lutut, maka dibutuhkan
upaya untuk memanajemen berat badan sehingga progresifitas kerusakan tulang rawan dapat
dikendalikan. Selain itu perempuan sering dihubungkan dengan kejadian obesitas. Obesitas
menyebabkan sendi lutut semakin terbebani sehingga mudah terjadi penipisan tulang rawan
lutut Selain berat badan, exercise/aktivitas fisik juga mempengaruhi nyeri. Exercise/aktivitas
fisik yang mengurangi beban lutut yaitu menghindari naik turun tangga atau jalanan menaik,
jogging, lari, mengangkat beban berat dan melakukan latihan lutut sehari dua kali secara
teratur. Aktiftas atau olahraga yang membebani lutut yang sebaiknya dihindari adalah :
aktiftas yang mengandung unsur loncat dan lari, aktifitas naik turun tangga yang berlebihan,

7
dan membawa beban berat, latihan otot paha yang berfungsi untuk menjaga kestabilan otot
paha.

2.6 Pengobatan Penyakit Osteoarthritis

Osteoarthritis termasuk penyakit yang tidak bisa disembuhkan. Penangan yang dilakukan
bertujuan untuk mengurangi gejala gara penderitanya bisa beraktivitas dan menjalani
kehidupan secara normal. Diantaranya :

1. Menurunkan berat badan bagi penderita obesitas. Berat badan berpengaruh terhadap
osteoarthritis. Upaya yang dilakukan meliputi diit untuk mengurangi berat badan,
mengurangi makan karbohidrat dan bahan makanan tinggi kalori. Upaya penurunan
berat badan ini harus dilakukan oleh pasien osteoarthritis lutut untuk mencegah
progresifitas stadium. Karena dengan berat badan berlebih, maka beban sendi lutut
semakin berat sehingga tulang rawan semakin tipis.
2. Rutin berolahraga.
3. Menjalani fisioterapi.
4. Menggunakan alat khusus untuk membantu mengurangi rasa sakit saat berdiri atau
berjalan.
5. Mengonsumsi obat-obatan tertentu seperti obat pereda rasa sakit (contohnya
paracetamol dan obat antiinflamasi nonsteroid), atau obat antidepresan (misalnya
duloxetine). Selain itu, obat pereda nyeri topical yang dioleskan pada bagian yang
sakit juga dapat digunakan untuk meredakan nyeri ringan.

Jika langkah-langkah tersebut terbukti kurang efektif dan kondisi sendi cukup rusak, dokter
mungkin akan menyarankan operasi. Prosedur ini dilakukan untuk memperbaiki,
memperkuat, atau mengganti sendi agar pasien bisa lebih mudah bergerak.

8
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Osteoarthritis merupakan penyakit gangguan sistem muskuloskeletal yang dapat


mempengaruhi aktivitas seseorang. Osteoarthritis merupakan gangguan degenerasi struktur
tulang rawan pada persendian Osteoarthritis menyerang sendi penyokong manusia,
diantaranya yang paling sering terjadi yaitu pada lutut, namun juga dapat terjadi pada pinggul
dan bahu. Kasus osteoarthritis sering terjadi pada lansia, orang yang mengalami obesitas dan
wanita.

3.2 Saran

Penyakit muskuloskeletal tidak dapat dianggap sepele karena dapat membatasi mobilitas
(pergerakan) manusia. Maka dari itu, kita perlu memperhatikan hal-hal yang dapat
menyebabkan peyakit muskuloskeletal seperti osteoarthritis agar meminimalisir terjadinya
penyakit tersebut. Hal-hal ringan seperti postur tubuh, obesitas bahkan membawa barang
yang berat dapat memicu penyakit tersebut sehingga hal tersebut diperhatikan.

9 9
DAFTAR PUSTAKA

Arovah, Novia Intan. 2007. Fisioterapi dan Terapi Latihan Pada Osteoartritis. Universitas
Negeri

Yogyakarta. Vol.III, No 1. Halaman 18.

Maharani, Eka Pratiwi. 2007. Tesis Faktor-Faktor Risiko Osteoarthritis Lutut (studi Kasus di

Rumah Sakit Dokter Kariadi Semarang). Universitas Diponegoro Semarang. Halaman


2, 18, 25.

Khairunnisa. 2016. Penatalaksanaan Fisioterapi Pada Kasus Osteoarthritis Genu Sinistra

SINISTRA Di RSUD Dr. Moewardi Surakarta. Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas


Muhammadiyah Surakarta. Halaman 3.

Muttaqin, Arif. 2008. Buku Saku Gangguan Muskuloskeletal: Aplikasi Pada Praktik Klinik

Keperawatan. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Pratiwi, Anisa Ika. 2015. Diagnosis And Treatment Osteoarthritis. Fakultas Kesehatan
Universitas

Lampung. Vol IV, No 4. Halaman 11.

Tartowo, dkk. 2011. Anatomi dan Fisiologi Untuk Mahasiswa Keperawatan. Jakarta: CV. Trans

Info Media.

10

Anda mungkin juga menyukai