Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Di dunia saat ini, semakin banyak perusahaan dan instansi


pemerintahan yang bergantung pada teknologi informasi (TI) untuk
memproses informasi serta pelayanan secara elektronis. Instansi
pemerintahan menggunakan TI untuk menyebarkan informasi,
memproses sistem administrasi, sistem keuangan, sistem pelayanan, dan
masih banyak lagi.

Pemanfaatan Sistem Informasi Akuntansi Keuangan Daerah dalam


Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 56 tahun 2005 tentang
Sistem Informasi Keuangan Daerah (SIKD) mennjelaskan bahwa Sistem
Informasi Keuangan Daerah adalah suatu sistem yang
mendokumentasikan, mengadministrasikan, serta mengolah data
pengelolaan keuangan daerah dan data terkait lainnya menjadi informasi
yang disajikan kepada masyarakat.Upaya kongrit untuk mewujudkan
akuntabilitas pengelolan keuangan pemerintah, baik pemerintahan pusat
maupun pemerintahan daerah adalah dengan menyampaikan laporan
pertanggung jawaban berupa laporan keuangan Bandi (2004).

Berdasarkan latar belakang di atas, maka topik maklah tentang


pengendalian sistem informasi akuntansi terhadap laporan keuangan
pemerintahan.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan apa yang ada di latar belakang dapat ditarik kesimpulan


sebuah masalah antara lain sebagai berikut :

1. Apakah sistem informasi akuntansi ?


2. Bagaimana pengendalian terhadap sistem informasi akuntansi
terhadap keuangan pemerintahan ?
3. Bagaimana pengaruh pengendalian internal sistem informasi
akuntansi terhadap keuangan pemerintahan ?
BAB II
ISI

A. Sistem Informasi Akuntansi


Sistem Infofmasi Akuntansi (SIA) adalah suatu kesatuan sumber-
sumber daya seperti orang dan peralatan yang dirancang untuk
mengubah keuangan dan sumber daya lain menjadi informasi. Atau bisa
juga sebuah sistem yang memproses data dan transaksi guna
menghasilkan informasi yang bermanfaat untuk merencanakan,
mengendalikan dan mengoperasikan bisnis. Dari definisi tersebut dapat
diambil kesimpulan bahwa SIA merupakan suatu kegiatan input, proses,
dan output data yang dilakukan oleh perusahaan. Hasil data akhir yang
telah di proses SIA bertujuan sebagai pelaporan bagi pihak internal dan
eksternal guna melakukan pengendalian terhadap perusahaan tersebut.

B. Sistem Informasi Akuntansi Berbasis Komputer


Sistem informasi akuntansi berbasis komputer adalah sistem informasi
akuntansi dimana semua proses transaksi dilakukan atau berbantu secara
komputer dan terpusat, baik untuk melakukan input, proses, dan
outputdata. Pengolahan data akuntansi akan dapat dilakukan dengan
lebih cepat bila menggunakan komputer. Dengan adanya perkembangan
teknologi komputer yang semakin maju, semakin banyak perusahaan
yang menggunakan jasa komputer untuk memproses data akuntansinya.
Menurut Gondodiyoto (2007), penerapan komputerisasi pada SIA,
menyebabkan beberapa perubahan di dalam sistem. Salah satu perubahan
tersebut adalah perubahan terhadap struktur organisasi, pada perusahaan
yang besar penerapan komputerisasi akan menimbulkan suatu
deppartemen baru, yaitu departemen komputer atau departemen
pengolahan data elektronik atau departemen sistem informatika.

C. Pengendalian Sistem Informasi


Pengendalian sistem informasi merupakan bagian yang tidak dapat
dipisahakan dari pengelolaan sistem informasi, agar sistem berfungsi
sesuai dengan yang diharapkan dalam mencapai suatu tujuan. Sehingga
resiko terhadap penyimpangan dari tujuan yang telah ditetapkan akan
dapat terhindari. Ada beberapa keterampilan untuk mengelola
pengendalian sistem informasi, yaitu :
1. Kemampuan mengendalikan kegiatan perencanaan informasi
2. Kemampuan mengendalikan proses transformasi informasi.
3. Kemampuan mengendalikan organisasi pelaksanaan sistem informasi
4. Kemampuan-kemampuan kegiatan koordinasi
Dengan kemampuan-kemampuan itu, maka terjamin kelancaran
pelaksanaan pengelolaan sistem informasi. Pengendalian sistem informasi
adalah keseluruhan kegiatan dalam bentuk mengamati, membina, dan
mengawasi pelaksanaan mekanisme pengelolaan sistem informasi,
khususnya dalam fungsi-fungsi perencanaan informasi, transformasi,
organisasi, dan koordinasi.
Bertujuan untuk menjamin kelancaran pelaksanaan pengelolaan dan
produk-produk informasi, baik segi kualitas, kuantitas dan ketepatan
waktunya. Lingkungan pengendalian merupakan dasar keefektifan
seluruh sistem pengendalian.

D. Pengendalian Sistem Informasi Akuntansi Berbasis Komputer


Pengendalian sistem informasi berbasis komputer di dunia saat ini,
semakin banyak perusahaan yang bergantung pada Teknologi Informasi
(TI) untuk memproses informasi bisnisnya secara elektronis. Organisasi
menggunakan TI untuk menjalankan produksi, bisnis, dan melaksanakan
pelayanannya.
Dengan penggunaan komputer dalam SIA maka SIA pun harus
menyesuaikan, karena komponen SIA manual (sistem akuntansi) dan
berbasis komputer berbeda. Sehingga dapat membawa problem tertentu
yang berbeda pula. Penerapan SIA berbasis komputer problem hanya
dapat dihilangkan atau diminimalisir dengan menggunakan sistem
pengendalian yang berkembang sesuai dengan kebutuhan saat ini.
Untuk meminimalisir resiko karena kesalahan (error) atau
penyimpangan (fraud) dalam SIA berbasis komputer, pengendalian
dilakukan melalui kombinasi dari pengendalian umum (general control)
dan pengendalian aplikasi (application control).
a. Pengendalian Umum, mengendalikan proses pengembangan,
penggunaan serta keamaan SIA termasuk keamanan dari file-file data
organisasi yang bersifat umum. Secara keseluruhan pengendalian
umum ini diterapkan pada semua komponen SIA dan integrasinya
agar pelaksanaan pengendalian dapat dilakukan secara menyeluruh
dan terpadu.
b. Pengendalian Aplikasi, merupakan pengendalian khusus bagi setiap
aplikasii komputer (aplikasi SIA), seperti program aplikasi untuk
penggajian, piutang, dan pengelolaan order. Pengendalian aplikasi
lebih terfokus pada input, proses dan output dari suatu aplikasi SIA.
Penerapan pengendalian dilakukan baik terhadap pemakai aplikasi
subsistem SIA tertentu maupu terhadap prosedur penyusunan
program aplikasinya. Program aplikasi SIA yang dibuat sepenuhnya
harus sesuai dan dapat memenuhi kebutuhan pemakai aplikasi SIA itu
sendiri.

E. Pengendalian Sistem Informasi Akuntansi Berbasis Komputer Pada


Instansi Pemerintahan
Perkembangan sistem informasi akuntansi tidak hanya dimanfaatkan
pada organisasi bisnis tetapi juga pada organisasi sektor public, yang
mana termasuk juga pemerintahan. Dalam penjelasan pemerintah No. 56
tahun 2005 tentang sistem informasi keuangan daerah disebutkan bahwa
untuk menindaklanjuti terselenggaranya proses pembangunan yang
sejalan dengan prinsip tata kelola pemerintahan yang baik (good
governance), dalam pemerintahan daerah berkewajiban untuk
mengembangkan dan memanfaatkan kemajuan teknologi informasi untuk
meningkatkan kemampuan pengelolaan keuagan daerah, dan
menyalurkan informasi keuangan daerah kepada pelayanan public.
Dalam teori keagenan (agency theory) dijelaskan bahwa pihak agensi
dan pihak prinsipel memiliki hubungan atau kontrak Anthony dan dan
Govindarajan (2005). Pihak agensi dan pihak prinsipel dalam hal ini
adalah pemerintah dan masyarakat atau pengguna laporan keuangan.
Pemerintah dan masyarakat memiliki hubungan atau kontrak yang
dimulai sejak masyarakat memberikan wewenang kepada masyarakan
untuk menjadi wakil rakyat. Oleh karena itu, pemerintah dituntut agar
lebih transaparan dan akuntabel sehingga masyarakat bisa menilai kinerja
dari pemerintah itu sendiri, yaitu dengan menyajikan laporan keuangan
daerah.
Dalam hal sistem informasi akuntansi dalam penyajian linformasi
yang lengkap, maka akan menciptakan kualitas laporan keuangan serta
nantinya menimbulkan kualitas laporan keuangan yang baik. Semakin
baik kualitas laporan keuangan pemerintah daerah, maka akan
berimplikasi terhadap peningkatan terwujudnya penggunaan informasi
keuangan daerah.

F. Pengendalian Internal Sistem Informasi Akuntansi Terhadap


Keuangan Pemerintahan
Dalam penelitian terdahulu tentang sistem pengendalian internal,
Indriasari dan Nahartyo (2008) membuktikan secara empiris bahwa
pengendalian internal akuntansi pemerintah daerah berpengaruh
terhadap nilai laporan keuangan pemerintah daerah yang dinyatakan
dengan ketepatan waktu dan keadaan. Berdasarkan uraian di atas, peneliti
tersebut bermaksud menuji kembali hubungan antara sistem
pengendaliab internal dengan kualitas laporan keuangan, dari penjelasan
tersebut dapat ditarik hipotesis sebagai berikut.
Masih ditemukan kebocoran di dalam laporan keuangan oleh BPK,
menunjukkan bahwa laporan keuangan pemerintah daerah belum
memenuhi karakteristik/nilai informasi yang disyaratkan. Dari hasil audit
yang telah dilakukan oleh BPK, BPK memberikan opini TW “tidak wajar
dan/atau disclaimer” diantaranya disebabkan oleh kelemahan sistem
pengendalian internal yang dimiliki oleh pemerintah daerah terkait Badan
Pemeriksa Keuangan (2011).

G. Sistem Informasi Akuntansi dan Pengendalian Internal Berpengaruh


Simultan Terhadap Kualitas Laporan Keuangan
Pemerintahan daerah selaku pengelola dana publik harus mampu
menyediakan informasi Keuangan yang di perlukan secara akurat,
relevan, tepat waktu, dan dapat dipercaya. Karena dalam hal ini
merupakan suatu tanggunjawab yang dimiliki oleh pemerintah sehingga
publik bisa menilai kualitas dari pemerintahan itu sendiri serta
pengendalian internal pemerintahan. Dalam teori keagenan (agency theory)
juga di jelaskan bahwasanya pihak agensi dan pihak prinsipel memiliki
hubungan kontrak Anthony dan Govindarajan.
Pihak agensi dan pihak prinsipel dalam hal ini adalah pemerintah dan
masyarakat atau pengguna laporan keuangan. Pemerintah dan
masyarakat memiliki suatu hubungan atau kontrak yang dimulai sejak
masyarakat memberikan wewenang kepada masyarakat sebagai wakil
rakyat. Oleh karena itu, pemerintah dituntut agar lebih transparan dan
akuntabel sehingga masyarakat bisa menilai kinerja dari pemerintah itu
sendiri yaitu dengan menyajikan laporan keuangan daerah.
Dalam penelitian terdahulu yang pernah dilakukan oleh Bandary,
Saputra, dan Ramadhani mengatakan bahwasanya hasil dari penelitian
tersebut yaitu penyajian laporan keungan daerah berpengaruh positif dan
signifikan terhadap penggunaan informasi keuangan daerah. Ini
menunjukkan bahwa hasil penelitian yang dilakukan oleh beberaoa orang
terdahulu seperti Bandary, Saputra, dan Ramadhani sejalan dengan hasil
penelitian yang dilakukan oleh peneliti.

Anda mungkin juga menyukai