TEROPONG BINTANG
Makalah
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengelolaan Laboratorium Fisika Sekolah
Dosen Pengampu: Drs. Purwanto, M.A.
Oleh:
Sherlin Illene (1804381)
Segala syukur dan puji hanya bagi Tuhan Yang Maha Esa, oleh karena anugerah-Nya yang
melimpah, kemurahan, dan kasih setia yang besar, akhirnya penulis dapat menyelesaikan
makalah analisis instruksi percobaan teropong bintang guna mengaitkan percobaan dengan
materi serta kompetensi dasar yang digunakan pada pembelajaran fisika SMA. Selain itu,
penulis akan merancang lembar kerja peserta didik (LKPD) dan petunjuk demonstrasi yang
sesuai dengan model pembelajaran yang digunakan untuk percobaan teropong bintang.
Penulis tentunya menyadari bahwa makalah yang dibuat jauh dari kata sempurna dan masih
banyak kesalahan-kesalahan serta kekurangan yang ada dimakalah ini. Maka dari itu, saya
selaku penulis meminta kritik ataupun saran yang bersifat membangun dari pembaca jika
terdapat kesalahan pada makalah ini.
Dengan tersusunnya makalah ini, penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih kepada
pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini, khususnya kepada dosen
Pengelolaan Laboratorium Fisika Sekolah, Drs. Purwanto, M.A. yang telah membimbing
dalam pemilihan topik bahasan, mengarahkan dalam proses pembuatan makalah, dan
meluangkan waktunya untuk membaca makalah ini. Penulis juga mengucapkan terima kasih
kepada pihak yang telah membuat instruksi percobaan yang bisa penulis analisis.
Demikian, semoga makalah ini terdapat banyak manfaat bagi yang membacanya.
Terimakasih.
Penulis
2
DAFTAR ISI
3
A. LEMBAR INSTRUKSI PERCOBAAN
4
5
B. ANALISIS INSTRUKSI PERCOBAAN
1. Kompetensi Dasar
Berdasarkan Permendikbud No. 37 Tahun 2018 tentang Kompetensi Inti dan
Kompetensi Dasar Pelajaran pada Kurikulum 2013 pada Pendidikan Dasar dan
Pendidikan Menengah, percobaan yang dilakukan dengan judul “Teropong Bintang”
dan tujuan untuk mempelajari azas kerja dari teropong bintang terdapat pada
kompetensi dasar (KD) mata pelajaran fisika SMA Kelas 11, yaitu:
3.11 Menganalisis cara kerja alat optik menggunakan sifat pemantulan dan pembiasan
cahaya oleh cermin dan lensa
4.11 Membuat karya yang menerapkan prinsip pemantulan dan/atau pembiasan pada
cermin dan lensa
2. Materi Terkait dengan Percobaan Teropong Bintang
Materi Pokok : Alat-alat optik
Sub Materi Pokok : Teropong (teropong bintang)
6
3. Kaki Rel FPT 16.04/68 (2 buah)
Dipasang pada ujung rel presisi jika dilakukan penyambungan dua rel presisi yang
terbuat dari bahan plastic ABS.
7
6. Tumpakan Berpenjepit FPT 16.17/87 (3 buah)
Digunakan sebagai dudukan komponen pada Rel Presisi (FPT 16.02/66). Tumpakan
berpenjepit dengan desain self-clamping dan dapat digeser-geser sepanjang rel presisi
dengan cara menekan 2 tuas pada bagian samping. Bahan plastic ABS.
8. Lilin (1 buah)
Berfungsi sebagai benda yang diamati
8
inventarisasi laboratorium dan melakukan pembaharuan ketika ada barang yang
sudah rusak dan tidak layak pakai.
d. Terdapat persiapan percobaan yang terdiri dari skema atau rancangan percobaan
serta penjelasan dalam penyusunan alat dan bahan untuk melakukan percobaan
e. Terdapat langkah-langkah percobaan
f. Terdapat hasil pengamatan
g. Terdapat kesimpulan
Secara umum, instruksi percobaan dengan judul “Teropong Bintang” sudah cukup
lengkap dan isi instruksi tersebut relevan dengan kompetensi dasar serta indikator
pencapaian kompetensi pada mata pelajaran fisika SMA kelas XI dengan materi pokok
alat optik.
2. Kekurangan dari instruksi percobaan dengan judul “Teropong Bintang” adalah sebagai
berikut:
a. Setelah melihat kesimpulan yang akan didapatkan oleh peserta didik melalui
percobaan ini, saya berpikir bahwa tujuan percobaan yang tertera di instruksi
percobaan kurang lengkap. Adapun saran untuk tujuan percobaan menjadi:
1) Peserta didik dapat mempelajari prinsip kerja teropong bintang
2) Peserta didik dapat menghitung perbesaran bayangan pada teropong bintang
berdasarkan pengamatan
3) Peserta didik dapat menggambarkan pembentukan bayangan oleh teropong
bintang
4) Peserta didik dapat menentukan sifat bayangan yang dibentuk oleh teropong
bintang
b. Kurang lengkapnya alat dan bahan yang diperlukan untuk percobaan, yaitu korek
api untuk menyalakan lilin. Selain itu, belum terdapat alat yang digunakan untuk
mengamankan peserta didik dari lelehan lilin, seperti mangkok atau gelas. Matahari
bisa digunakan sebagai objek yang diamati oleh peserta didik.
c. Terdapat kekeliruan pada gambar skema atau rancangan alat dan bahan percobaan
serta belum dilengkapi dengan keterangan nama alat dan bahan sehingga peserta
didik akan kebingungan jika pendidik tidak melakukan demonstrasi terlebih dahulu.
Adapun saran untuk gambar skema atau rancangan alat dan bahan percobaan:
9
LENSA +50 mm,
+100 mm, +200 mm LAYAR
LILIN TUMPAKAN
BERPENJEPIT
KAKI
REL
REL
KAKI PRESISI
REL
TUMPAKAN
BERPENJEPIT
E. RANCANGAN PEMBELAJARAN
Percobaan dengan sub materi “Teropong Bintang” ini dapat dilakukan secara
eksperimen maupun demonstrasi. Percobaan bisa dilakukan secara eksperimen jika ruang
laboratorium serta alat dan bahan lengkap. Eksperimen dilakukan secara kelompok yang
terdiri dari 3 sampai 4 peserta didik. Setiap peserta didik dapat terlibat aktif dalam
kelompok, misalnya satu orang bertugas untuk memegang lilin pada jarak 3-4 meter segaris
lurus dengan pusat lensa, satu orang bertugas untuk menggeser layar atau lensa serta
mengamati bayangan yang terbentuk, dan satu orang bertugas untuk mengamati jarak yang
terlihat pada mistar dan mencatat hasil pengamatan. Jika alat di laboratorium terbatas atau
ruang laboratorium kurang memadai sehingga eksperimen hanya bisa diadakan di kelas,
percobaan ini dapat dilakukan secara demonstrasi. Model pembelajaran yang digunakan
yaitu problem based learning. Pembelajaran berbasis masalah ini dipilih karena merupakan
salah satu model pembelajaran yang dapat menolong peserta didik untuk meningkatkan
keterampilan yang dibutuhkan pada era globalisasi saat ini. Model pembelajaran ini
menyajikan suatu masalah yang nyata bagi peserta didik sebagai awal pembelajaran
kemudian diselesaikan melalui penyelidikan dan diterapkan dengan menggunakan
pendekatan pemecahan masalah. Dengan model problem based learning diharapkan
10
peserta didik mendapatkan lebih banyak kecakapan daripada pengetahuan yang dihafal.
Langkah-langkah pelaksanaan pada model pembelajaran problem based learning ini, yaitu:
1. Tahap pertama, adalah proses orientasi peserta didik pada masalah. Pada tahap ini
pendidik menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan logistik yang diperlukan,
memotivasi peserta didik untuk terlibat dalam aktivitas pemecahan masalah, dan
mengajukan masalah.
2. Tahap kedua, mengorganisasi peserta didik. Pada tahap ini pendidik membagi peserta
didik kedalam kelompok, membantu peserta didik mendefinisikan dan
mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah.
3. Tahap ketiga, membimbing penyelidikan individu maupun kelompok. Pada tahap ini
pendidik mendorong peserta didik untuk mengumpulkan informasi yang dibutuhkan,
melaksanakan eksperimen dan penyelidikan untuk mendapatkan penjelasan dan
pemecahan masalah.
4. Tahap keempat, mengembangkan dan menyajikan hasil. Pada tahap ini pendidik
membantu peserta didik dalam merencanakan dan menyiapkan laporan, dokumentasi,
atau model, dan membantu mereka berbagi tugas dengan sesama temannya.
5. Tahap kelima, menganalisis dan mengevaluasi proses dan hasil pemecahan masalah.
Pada tahap ini pendidik membantu peserta didik untuk melakukan refleksi atau evaluasi
terhadap proses dan hasil penyelidikan yang mereka lakukan. (Trianto, 2007, h. 70)
11
DAFTAR PUSTAKA
12
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK
TEROPONG BINTANG
Nama :
Kelas :
Nomor Absen :
Hari, tanggal :
Kelompok :
Anggota Kelompok : 1.
2.
3.
A. Tujuan Percobaan
1. Peserta didik dapat mempelajari prinsip kerja teropong bintang
2. Peserta didik dapat menghitung perbesaran bayangan pada teropong bintang
berdasarkan pengamatan
3. Peserta didik dapat menggambarkan pembentukan bayangan oleh teropong bintang
4. Peserta didik dapat menentukan sifat bayangan yang dibentuk oleh teropong bintang
13
2. Andi adalah seseorang mahasiswa yang gemar dengan bidang astronomi. Ia ingin
melihat hilal untuk menentukan apakah besok sudah memasuki bulan Ramadhan atau
tidak. Namun sayang, Ia tidak memiliki alat yang bisa melihat secara langsung, maka
bantulah Andi!
C. Dasar Teori
Teropong bintang disebut juga teropong astronomi, merupakan alat untuk mengamati
benda-benda angkasa. Pada dasarnya teropong ini terdiri dari dua buah lensa cembung
yaitu:
1. Lensa yang ditujukan kepada benda-benda angkasa disebut lensa objektif.
2. Lensa yang ditempatkan didekat mata disebut lensa okuler. Lensa ini berfungsi sebagai
lup.
Lensa objektif memiliki fokus lebih panjang daripada lensa okuler (lensa okuler lebih
kuat daripada lensa objektif). Hal ini dimaksudkan agar diperoleh bayangan yang jelas dan
besar. Adapun prinsip kerja dasar teropong ini adalah objek benda yang diamati berada di
tempat yang jauh tak terhingga. Berkas cahaya datang berupa sinar-sinar yang sejajar.
Lensa objektif berupa lensa cembung membentuk bayangan yang bersifat nyata, diperkecil,
dan terbalik berada pada titik fokus. Bayangan yang dibentuk lensa objektif menjadi benda
bagi lensa okuler yang jatuh tepat pada titik fokus lensa okuler.
Indonesia pun memiliki laboratorium luar angkasa yang disebut Observatorium
Boscha, yang berlokasi di Lembang, Jawa Barat. Tempat ini merupakan salah satu
peninggalan Belanda yang ada di Jawa Barat. Observatorium Boscha ini mulai didirikan
oleh Nederlandsch Indisdhe Sterrekundige Vereniging (Perhimpunan Bintang Hidia-
14
Belanda). Tepatnya pada tahun 1923 dan selesai pada tahun 1928. Tujuan pendirian
Observatorium Boscha ialah untuk penelitian luar angkasa dan memajukan ilmu astronomi
di wilayah Hinda-Belanda.
Untuk penggunaan dengan mata tidak berakomodasi, bayangan yang dihasilkan oleh
lensa objektif jatuh di titik fokus lensa okuler. Perbesaran sudut yang diperoleh adalah:
𝑓𝑜𝑏
𝑀=
𝑓𝑜𝑘
Panjang teropong adalah:
𝑑 = 𝑓𝑜𝑏 + 𝑓𝑜𝑘
2. Penggunaan dengan mata berakomodasi maksimum
15
Untuk penggunaan dengan mata berakomodasi maksimum bayangan yang dihasilkan
oleh lensa objektif jatuh diantara titik pusat bidang lensa dan titik fokus lensa okuler.
Perbesaran sudutnya adalah:
𝑓𝑜𝑏
𝑀=
𝑆𝑜𝑘
Panjang teropong adalah:
𝑑 = 𝑓𝑜𝑏 + 𝑆𝑜𝑘
E. Langkah Percobaan
1. Skema atau Rancangan Percobaan
16
2. Langkah Persiapan dan Penyusunan Alat
a. Menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan untuk melakukan percobaan
b. Meletakkan rel presisi di atas bidang datar saat melakukan percobaan
c. Memasang kaki rel pada kedua ujung rel presisi
d. Meletakkan tumpakan berpenjepit pada rel presisi dengan menekan bagian samping
holder untuk melonggarkan dan melepaskan bagian samping tumpakan berpenjepit
untuk mengunci tumpakan berpenjepit pada rel presisi
e. Meletakkan lensa objektif, lensa cekung, dan layar tembus cahaya pada tumpakan
berpenjepit dengan posisi tegak lurus terhadap rel presisi seperti pada gambar
skema atau rancangan percobaan
3. Langkah Percobaan
a. Mencatat jarak fokus lensa objektif dan lensa okuler yang digunakan pada kegiatan
I di tabel pengamatan
b. Mengatur letak lilin pada jarak 3-4 meter dari ujung rel presisi di depan lensa
objektif yang berfungsi sebagai sumber cahaya (benda).
c. Mengeser layar tembus cahaya di belakang lensa objektif sedemikian rupa sehingga
tertangkap bayangan yang tajam
d. Mengamati sifat bayangan yang terbentuk dan mencatat gejala yang teramati pada
tabel pengamatan
e. Menggeser lensa okuler di belakang layar tembus cahaya sehingga dapat melihat
bayangan pada layar dengan jelas
f. Mengamati sifat bayangan yang terbentuk dan mencatat gejala yang teramati pada
tabel pengamatan
g. Melepaskan layar tembus cahaya dari susunan optiknya
h. Mengamati sifat bayangan yang terbentuk dan mencatat gejala yang teramati pada
tabel pengamatan
i. Mengukur jarak antara lensa objektif dan lensa okuler dan menuliskannya pada
tabel pengamatan
j. Mengulangi langkah a-j dengan mengubah jarak fokus lensa objektif dan lensa
okuler yang digunakan
k. Mengembalikan alat dan bahan yang telah digunakan ke tempat semula
17
F. TABEL PENGAMATAN
Tabel 1. Titik Fokus
FOKUS LENSA FOKUS LENSA
KEGIATAN
OBJEKTIF 𝒇𝒐𝒃 (cm) OKULER 𝒇𝒐𝒌 (cm)
I
II
III
18
G. Pengolahan Data
Berdasarkan tabel hasil pengamatan, hitung perbesaran bayangan pada teropong bintang
berdasarkan pengamatan
19
I. Pertanyaan
1. Bagaimana sifat bayangan yang dibentuk oleh lensa objektif?
2. Bagaimana sifat bayangan yang dibentuk oleh lensa okuler?
3. Bayangan terakhir yang tampak mengalami perbesaran 2 tahap yakni oleh … dan ….
4. Apa kegunaan layar tembus cahaya pada percobaan ini?
5. Dengan menggunakan teropong seperti pada percobaan ini, kejanggalan apa yang
kalian temui?
6. Lensa I dinamakan lensa obyektif dan lensa II dinamakan lensa okuler. Susunan lensa
seperti ini disebut Teropong. Untuk mengamati benda-benda angkasa, kejanggalan
seperti itu terasa mengganggu atau tidak?
J. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis percobaan, bagaimana kesimpulan anda untuk menjawab
permasalahan yang telah disajikan?
20