SPACE MAINTAINER
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan YME, karena berkat rahmat-Nyalah maka
kami dapat menyelesaikan Buku Petunjuk Skills Lab Space Maintainer..
Penerbitan Buku Petunjuk Skills Lab Space Maintainer ini bertujuan agar proses
pembelajaran dalam sistem berbasis kompetensi dapat berjalan dengan baik dalam input, proses,
maupun dalam evaluasinya. Dengan selesainya ini diharapkan dapat memberikan panduan baik
pada institusi pendidikan dokter gigi, dosen yang berperan sebagai pengajar, tutor, dan instruktur,
mahasiswa sebagai pengguna dan staf administrasi akademik yang akan menyiapkan hal-hal yang
diperlukan guna kelancaran kegiatan belajar mengajar.
Kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak terutama tim skills lab, tim instruktur
skills lab, dan semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu, sehingga ini dapat selesai.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada pihak Fakultas Kedokteran Gigi yang telah
memfasilitasi pembuatan Buku Petunjuk Skills Lab Space Maintainer.
Tim penyusun menyadari keterbatasan akan literatur dan sumber informasi terkait kajian
dalam prosedur materi, untuk itu kritik dan saran sangat kami harapkan guna kesempurnaan buku
ini. Semoga Buku Petunjuk Skills Lab Space Maintainer dapat dipergunakan dan bermanfaat bagi
kita semua.
Penyusun
DAFTAR ISI
1. Setiap mahasiswa wajib mentaati segala peraturan yang ditetapkan oleh Fakuktas
Kedokteran Gigi.
2. Setiap mahasiswa harus berlaku jujur dalam kegiatan proses skills lab.
3. Setiap mahasiswa wajib memegang teguh tata krama/sopan santun pergaulan di dalam
ruang skills lab.
4. Setiap mahasiswa wajib turut menjaga kebersihan ruang skills lab dan merawat segala
fasilitas pendidikan yang ada dalam ruangan.
5. Setiap mahasiswa wajib berpakaian rapi dan sopan, tidak diperkenankan memakai sepatu
sandal, dan baju kaos (baik berkerah ataupun tanpa kerah) selama mengikuti kegiatan skills
lab (Wajib memakai sandal khusus untuk skills lab)
6. Bagi mahasiswa putri tidak diperkenankan memakai celan jeans, celana panjang, rok mini,
rambut harus diikat rapi jika tidak memakai jilbab dan poni rambut tidak menutupi mata.
7. Bagi mahasiswa putra tidak boleh memakai celana jeans, memakai anting, dan berambut
gondrong.
8. Jika masuk ke dalam ruangan skills lab harus menggunakan jas putih untuk praktikum
yang bersih dan rapi.
9. Tidak dibenarkan / tidak diperbolehkan meninggalkan tempat/ ruangan skills lab tanpa
seijin instruktur saat jam skills lab berlangsung.
10. Tidak diperbenarkan / tidak diperbolehkan membuat keributan yang dapat menggangu
teman lain.
11. Mahasiswa yang terlambat hadir lebih dari 15 menit tanpa alasan yang sah dianggap absen
dan tidak diperbolehkan mengikuti skills lab pada hari tersebut.
12. Selama bekerja mahasiswa diwajibkan memakai masker dan sarung tangan.
13. Mahasiswa diwajibkan mempelajari buku petunjuk terlebih dahulu sebelum melakukan
tahapan pekerjaan.
14. Setiap akan melakukan pekerjaan mahasiswa harus lapor kepada instruktur.
15. Handphone selama mengikuti skills lab dimasukkan ke dalam tas dan dalam keadaan off
atau silent.
16. Setelah skills lab berakhir wajib membersihkan atau meletakkan kembali alat- alat yang
telah digunakan untuk skills lab.
BAB I
PENDAHULUAN
B. DESKRIPSI SINGKAT
Kemampuan dalam analisis ruang pada periode gigi bercampur dan pembuatan space maintainer
merupakan hal yang penting yang harus dipahami agar dapat menunjang kelancaran praktikum di
klinik kedokteran gigi anak. Untuk memperoleh keterampilan tersebut diperlukan suatu pelatihan
terlebih dahulu sebelum masuk di klinik.
C. ORGANISASI MATERI
Pemberian kuliah pengantar
Analisis ruang
E. SPACE MAINTAINER
Gigi desidui sebaiknya dipertahankan hingga tiba waktunya tanggal karena gigi desidui memiliki fungsi
yang sangat penting bagi tumbuh kembang anak bagi secara fisik maupun psikologis. Gigi desidui
membantu merangsang pertumbuhan dan perkembangan rahang serta menyediakan ruang bagi gigi
permanen pengganti yang akan tumbuh di bawahnya. Gigi desidui juga berperan dalam pengucapan dan
estetika (Law, 2019).
Kehilangan dini gigi desidui dapat terjadi baik pada gigi anterior maupun gigi posterior. Penyebab utama
kehilangan dini gigi anterior adalah trauma dan karies gigi, sedangkan pada gigi posterior penyebab
terbesar adalah karies gigi yang luas dan parah sehingga gigi tidak dapat dipertahankan dan harus dilakukan
pencabutan (Law, 2019).
Kehilangan dini gigi anterior desidui dapat mengganggu estetik dan fungsi bicara. Gangguan karakteristik
akustik pada suara dapat terjadi pada kasus ini. Hal ini disebabkan banyak bunyi yang dihasilkan terutama
pada pengucapan huruf tertentu dengan menempatkan lidah pada bagian palatal gigi insisif rahang atas,
seperti pada pengucapan huruf f, s, v, th dan z (Dean, 2011).
Ada beberapa pendapat yang menyatakan bahwa penutupan ruang jarang terjadi pada gigi anterior, tetapi
hal ini tidak selalu benar karena setiap kasus harus dievaluasi secara kritis. Oklusi dan diastema di antara
gigi anterior desidui merupakan hal penting yang perlu dipertimbangkan. Bila terdapat diastema anterior
maka kemungkinan terjadi penutupan ruang kecil, tetapi apabila tidak terdapat diastema anterior maka
kegagalan perkembangan lengkung rahang dapat terjadi (Dean, 2011).
Kehilangan dini gigi posterior desidui akan berakibat lebih buruk daripada kehilangan dini gigi anterior
desidui. Kehilangan dini gigi molar desidui akan mengakibatkan gigi di sebelahnya baik di mesial maupun
distal cenderung bergeser ke arah ruang gigi yang tanggal. Penutupan ruang akibat kehilangan dini gigi
posterior desidui diperberat oleh pergeseran molar pertama permanen yang cenderung erupsi ke arah mesial
(Gillgrass, 2012; Syahruddin, 2015).
Gambar 1. Pergeseran gigi molar pertama permanen ke mesial dan premolar pertama ke distal,
mengakibatkan impaksi gigi premolar kedua.
Waktu yang tepat untuk menggunakan alat penahan ruang adalah sesegera mungkin setelah hilangnya gigi
desidui. Tetapi apabila hilangnya gigi desidui terjadi pada usia mendekati waktu erupsi normal, kecil
kebutuhan untuk mempertimbangkan penggunaan alat penahan ruang. Penyempitan ruang yang terjadi
akibat pergeseran gigi-gigi di sebelah mesial dan distal gigi desidui yang tanggal secara dini dapat terjadi
pada enam bulan pertama setelah tanggalnya gigi desidui tersebut. Terdapat kecenderungan gigi bergeser
ke mesial walaupun belum erupsi dalam mulut dan fenomena ini disebut mesial drifting tendency
(Syahruddin, 2015).
Diskrepansi
• Jika hasilnya positif, maka terdapat ruang yang cukup untuk erupsi kaninus dan premolar
• Jika hasilnya negatif, maka terdapat kekurangan ruang untuk erupsi gigi kaninus dan
premolar
4. Analisis Nance
a. Mengukur lebar mesiodistal gigi permanen yang sudah erupsi
b. Mengukur lebar masing-masing gigi yang belum erupsi, kaninus dan permanen dari radiografi
periapikal
c. Lebar mesiodistal total dari semua gigi pada masing-masing kuadran mengindikasikan ruang
yang dibutuhkan untuk mengakomodasi gigi permanen
d. Menggunakan brass wire, ukur panjang lengkung rahang
e. Membandingkan ruang yang dibutuhkan dan ruang yang tersedia untuk mendapatkan
diskrepansi lengkung rahang
Space maintainer adalah alat pasif yang digunakan sebagai penahan ruang pada saat gigi desidui tanggal
dini dengan tujuan untuk mencegah hilangnya ruang dan meningkatkan perkembangan rahang. Space
regainer adalah alat aktif yang digunakan untuk menggerakkan gigi permanen yang mengalami
displacement dan menyebabkan penyempitan ruang agar posisi gigi kembali ke posisi normal dalam
lengkung rahang sehingga didapatkan kembali ruang yang diperlukan untuk erupsi gigi permanen (Law,
2019).
Space maintainer
Faktor yang perlu dipertimbangkan dalam penggunaan space maintainer (Fricker dkk, 2013; Dean,
2011; Syahruddin, 2015):
1. Usia gigi pasien
Gigi akan erupsi setelah tiga perempat akarnya terbentuk tanpa bergantung pada usia pasien.
2. Jaringan tulang yang menutup gigi permanen yang belum erupsi
Bila masih terdapat selapis tipis tulang yang menutupi gigi permanen menandakan bahwa erupsi
gigi permanen masih cukup lama. Gigi premolar biasanya membutuhkan waktu 4-5 bulan untuk
bergerak menembus jaringan tulang sebanyak 1 mm. Apabila tulang yang menutupi gigi permanen
telah rusak karena infeksi, perkiraan erupsi gigi berdasarkan perkembangan akar dan saat
eksfolisasi tidak dapat diandalkan. Dalam kasus seperti ini biasanya gigi permanen akan erupsi
lebih cepat meskipun akar yang terbentuk masih pendek.
3. Urutan erupsi gigi
Jumlah penutupan ruang akan minimal bila gigi molar pertama permanen sudah erupsi sempurna
ketika gigi molar desidui tanggal. Penutupan ruang akan semakin besar akan terjadi pada
kehilangan dini gigi molar kedua desidui dan gigi molar pertama atau kedua permanen sedang aktif
erupsi.
4. Lama waktu setelah tanggalnya gigi desidui
Penyempitan ruang biasanya terjadi enam bulan setelah tanggalnya gigi desidui. Alat penahan
ruang sebaiknya dipasang segera setelah tanggalnya gigi desidui.
5. Terlambatnya erupsi gigi permanen
Erupsi gigi permanen dapat bervariasi pada setiap individu. Apabila variasi ini berkisar antara 6
bulan hingga 1 tahun masih dianggap normal. Erupsi pada anak permempuan umumnya lebih cepat
dibandingkan anak laki-laki. Bila gigi desidui tanggal saat usia 4-5 tahun, gigi permanen
penggantinya akan cenderung terlambat erupsi. Bila waktu tanggal gigi desidui berdektan dengan
waktu eksfolisasi normal, gigi permanen pengganti akan lebih cepat erupsi.
6. Agenesis atau anodonsia gigi permanen
Jika benih gigi permanen tidak ada secara kongenital, harus dipertimbangkan apakah perlu
mempertahankan ruang selama beberapa tahun atau membiarkan penutupan ruang terjadi.
3. Jika terdapat diskrepansi ruang yang besar sehingga membutuhkan ekstraksi dan perawatan
ortodonti
4. Gigi permanen pengganti tidak ada (agenesis atau anodonsia) dan diharapkan terjadi penutupan
ruang
F. BACAAN
G. Handbook of Pediatric Dentistry-Cameron, 2013
H. McDonald and Avery’s. Dentistry for the Child and Adolescent-Dean, 2016
I. Paediatric Dentistry-Welbury, 2017
J. Pediatric Dentistry Infancy through Adolescence-Nowak, 2019
K. Pediatric Dentistry. A Clinical Approach-Koch, 2009
BAB II
ALAT DAN BAHAN
BAB III
CARA KERJA
Tahap 1
Melakukan analisis ruang metode Moyers dengan melakukan penghitungan tempat yang tersedia
dan tempat yang dibutuhkan.. Menentukan relasi M1 permanen
1. Menghitung lebar mesial distal terbesar dari keempat insisif permanen rahang bawah
2. Menentukan lebar C-P1-P2 rahang atas dalam tabel Moyers 75% sesuai lebar keempat
insisif rahang bawah.
3. Menghitung ruang yang tersedia untuk erupsi C-P1-P2 pada rahang atas dengan
pengukuran, setelah keempat insisif atas disusun pada kedudukan yang benar pada rahang.
Ruangan yang tersedia untuk erupsi C-P1-P2 diukur dari distal insisif lateral setelah gigi
tersebut menempati kedudukan yang benar hingga mesial molar pertama permanen
Tahap 2
Membuat desain untuk C klamer pada gigi M1 permanen, labial bow dengan U loop pada kaninus
dan desain untuk plat akrilik menggunakan pensil tinta / spidol. Daerah gigi 55 diberi perluasan
plat akrilik dan gigi 65 diberi anasir gigi.
Tahap 3
Membuat C klamer (kawat 0,7) dan labial bow (kawat 0,6) menggunakan tang 3 jari, tang 2 jari
bulat koil dan tang 2 jari persegi/tang adam
Tahap 4
Pembuatan plat menggunakan malam merah sesuai dengan ketentuan :
• Batas sayap lingual ± 2 mm di atas lipatan mukolingual
• Perluasan plat akrilik ke arah distal sampai bagian proksimal-distal gigi terakhir dan sejajar
dengan garis pertemuan palatum molle dan palatum durum
• Perluasan plat akrilik bagian bukal hanya sebatas tepi gingiva gigi tetangga (di atas puncak
tulang alveolar)
Tahap 5
• Pemilihan dan penyesuaian anasir gigi pada gigi yang mengalami tanggal dini. Perhatikan
ukuran gigi dan pastikan tidak ada trauma oklusi saat pemasangan
Tahap 6
Finishing. Penghalusan malam merah
LAMPIRAN 1
Rencana Perawatan
Desain
RAHANG ATAS
Keterangan :
LAMPIRAN 2
TABEL MOYERS
Nilai pretest :
KETERANGAN :
0 : tidak dilakukan 1 : dilakukan tetapi tidak sempurna 2. Dilakukan dengan sempurna
______________________ ______________________