Anda di halaman 1dari 117

BUKU MODUL PRATIKUM

PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR MANUSIA 1

Penyusun
Asmat Burhan, S.Kep., Ns., S.Tr.Kes., M.Kep

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI


PROGRAM SARJANA TERAPAN
FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS HARAPAN BANGSA
2022/2023

Modul Skill Lab PKDM 1


MODUL PRATIKUM MAHASISWA
PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR MANUSIA 1

FOTO

NAMA MAHASISWA : ……………………………………………….


NIM :…………………………………………………………
KELAS :…………………………………………………………
SEMESTER :…………………………………………………………

Modul Skill Lab PKDM 1


LEMBAR PENGESAHAN

Mata kuliah: Pemenuhan Kebutuhan Dasar Manusia 1


Koordinator: Asmat Burhan, S.Kep., Ns., S.Tr.Kes., M.Kep

Dosen Pengampu:

1. Asmat Burhan, S.Kep., Ns., S.Tr.Kes., M.Kep


2. Eza Kemal Firdaus, S.Kep., Ns., M.Kep
3. Linda Yanti, SST., M.Keb
4. Surtiningsih, SST., M.Kes
5. Yuda Tama, S.Kep., Ns
6. Arif Budi Santosa, S.Kep., Ns
7. Khoerul Amin, S.Tr.Kes
8. Fitrianingsih, S.Tr.Kes
9. Edwin Bayu Suryanata, S.Kep., Ns

Purwokerto, 1 November 2022


Koordinator Mata Kuliah

Asmat Burhan, S.Kep., Ns., S.Tr.Kes., M.Kep

Modul Skill Lab PKDM 1


VISI DAN MISI PROGRAM STUDI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM
SARJANA TERAPAN
FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS HARAPAN BANGSA
VISI :

Menghasilkan lulusan yang berwawasan global, unggul, tanggap, mandiri dan berbudaya
dalam pelayanan kepenataan anestesi tahun 2032

MISI:

1. Menyelenggarakan Pendidikan Sarjana Terapan Keperawatan Anestesiologi yang


berkualitas dan berdaya saing dalam pelayanan kepenataan anestesi.
2. Menyelenggarakan penelitian yang berkualitas dan inovatif dalam pelayanan
kepenataan anestesi.
3. Menyelenggarakan pengabdian kepada masyarakat yang berkualitas dan inovatif
yang berbasis hasil penelitian dalam pelayanan kepenataan anestesi
4. Mengembangkan kerjasama dengan berbagai institusi untuk penyelenggaraan Tri
Darma Perguruan Tinggi dalam pelayanan kepenataan anestesi.
5. Menyelenggarakan Tata Kelola program studi yang berkualitas

Modul Skill Lab PKDM 1


GAMBARAN PRAKTIKUM PKDM 1

A. DESKRIPSI MATA KULIAH


Mata Kuliah ini membahas kebutuhan dasar manusia, faktor yang mempengaruhi
pemenuhan kebutuhan, berbagai prosedural keperawatan dalam memenuhi
kebutuhan pasien berhubungan dengan berbagai macam gangguan, prosedur
perawatan pada tindakan kolaboratif, jenis manfaat dan cara penggunaan alat
kesehatan yang sering digunakan dalam pelaksanaan asuhan keperawatan dasar,
penyimpanan dan pemeliharaan alat. Proses pembelajaran mata kuliah ini melalui
kegiatan belajar klasikal, diskusi, penugasan dan praktik dengan menggunakan
paradigma student center learning. an evaluasi baik evaluasi portofolio, tengah
semester, akhir semester dan dilandasi dengan aspek pendidikan berkarakter
dengan menonjolkan aspek evidence base practice

B. CAPAIAN PEMBELAJARAN LULUSAN

SIKAP
Menunjukkan sikap bertanggungjawab atas pekerjaan di bidang keahliannya secara
mandiri;

PENGUASAAN PENGETAHUAN
Menguasai konsep teoritis yang mendasari ilmu keperawatan anestesi, meliputi :
anatomi, fisiologi, fisika dan biokimia, mikrobiologi dan parasitologi, patologi, ilmu
gizi, farmakologi, patient safety dan keselamatan kesehatan kerja, epidemiologi
klinik, konsep dasar keperawatan anestesiologi, serta pemenuhan kebutuhan dasar
manusia;

KETRAMPILAN UMUM
Mampu menerapkan pemikian logis, kritis, inovatif, bermutu, dan terukur dalam
melakukan pekerjaan yang spesifik di bidang keahliannya serta sesuai dengan
standar kompetensi kerja bidang yang bersangkutan.

C. CAPAIAN PEMBELAJARAN MATA KULIAH

1. Mahasiswa menguasai konsep teoritis kebutuhan dasar manusia, perubahan


/ gangguan pemenuhan kebutuhan manusia terkaitdengan masalah kesehatan
dan mampu melakukan berbagai prosedur keperawatan dasar untuk memenuhi
kebutuhan dasar manusia.
A. Bahan kajian
a) Teori kebutuhan dasar manusia
b) Teori kebutuhan dasar manusia manusia menurut Maslow
c) Konsep kebutuhan oksigen
d) Konsep kebutuhan cairan
e) Konsep kebutuhan nutrisi
f) Konsep kebutuhan aktifitas
g) Konsep kebutuhan eliminasi
h) Konsep kebutuhan istirahat dan tidur

Modul Skill Lab PKDM 1


i) Konsep keseimbangan suhu tubuh
j) Konsep kebutuhan seksual
k) Berbagai prosedural keperawatan anestesi dalam memenuhi kebutuhan
pasien
i. Pengukuran tanda-tanda vital (tekanan darah, nadi, pernafasan,
suhu)
ii. Posisi pasien
iii. Mengumpulkan sputum untuk pemeriksaan
iv. Oksigenasi(nasal kanul, simple, rebreathing dannonrebreathing
mask
v. Melatih nafas dalam
vi. Melatih batuk efektif
vii. Memberikan obat (oral, parenteral, topikal, supositoria) sebagai
hasil kolaborasi
viii. Pengisapan lendir (melalui hidung, mulut)
ix. Memberikan cairan, elektrolit dan darah secara parenteral sebagai
hasil kolaborasi
x. Pemasanganinfus dan Menghitung tetesan cairan infuse
xi. Monitoring pemberian cairan, elektrolit dan darah
xii. Monitoring pemberian Total Parenteral Nutrition (TPN)
xiii. Menilai kecukupan nutrisi
xiv. Membantu eliminasi urin dan fekal
xv. Melakukan lavement
xvi. Melakukan evakuasi fekal
xvii.Tindakan personal hygiene (memandikan, ganti pakaian, menggosok
gigi, mencuci rambut, dll)
xviii. Memberikan kompres panas dan dingin
xix. Pengelolaan nyeri non farmakologis
xx. Perawatan luka
xxi. Prosedur perawatan di ruang isolasi

Purwokerto, 1 November 2022

Asmat Burhan, S.Kep., Ns., S.Tr.Kes ., M.Kep

Modul Skill Lab PKDM 1


DAFTAR ISI

Hal

Halaman judul …………………………………………………….. 1


Halaman Pengesahan …………………………………………………….. 2
Gambaran Praktikum …………………………………………………….. 3
Daftar Isi …………………………………………………….. 5
Visi dan Misi Program Studi …………………………………………………….. 6
Rancangan Pembelajaran
Semester …………………………………………………….. 7
Suplemen …………………………………………………….. 7
Petunjuk Teknis Tutorial …………………………………………………….. 7
Skenario Tutorial …………………………………………………….. 8
Tata Tertib Praktikum Skills Lab …………………………………………………….. 9
Panduan Praktikum Skills Lab …………………………………………………….. 11

Modul Skill Lab PKDM 1


A. Penjelasan Umum
Praktikum Skills Lab dilakukan di Laboratorium Sarjana Keperawatan sesuai
pada jadwal yang telah ditentukan. Mahasiswa akan dibagi menjadi kelompok-
kelompok kecil dengan jumlah mahasiswa sebanyak maksimal 20 mahasiswa per
kelompok. Masing-masingkelompok akan dibimbing secara intensif oleh instruktur
praktikum dengan fasilitas yang tersedia di Laboratorium. Mahasiswa dituntut untuk
berperan aktif dalam proses praktikum dan diharapkan semua mahasiswa mampu
mendemonstrasikan skill yang sedang di praktikumkan. Selain kegiatan praktikum
dibawah bimbingan instruktur, mahasiswa juga mempunyai kesempatan untuk
belajar mandiri sesuai jadwal yang telah ditentukan maupun belajar mandiri diluar
jadwal yang telah ditentukan dengan seijin coordinator mata kuliah danjuga kepala
bidang laboratorium UHB.Diakhir kegiatan praktikum, mahasiswa wajib untuk
mengikuti ujian skills (OSCE).

B. Ujian Skills Lab


Ujian praktikum dilakukan pada akhir masa praktikum. Ujian ini
untukmengetahui penyerapan mahasiswa tentang praktikum yang telah dijalankan
dan mengetahui kemampuan mahasiswa dalam melakukan praktikum. Bahan–bahan
ujian terutama dari bahanpraktikum dan teori.

C. Sistem Penilaian
Penilaian praktikum meliputi :
1. Ujian OSCE sebesar : 30 %
2. Praktikum sebesar : 70 %
a. Pretes : 15%
b. Praktikum. : 40%
c. Postes : 15%

D. Tata Tertib Skill’s Lab Sebelum praktikum, mahasiswa:


1. Datang 15 menit sebelum praktikum dimulai.
2. Memakai seragam.
3. Baju atasan menutupi pantat dan tidak ketat.

Modul Skill Lab PKDM 1


4. Bagi mahasiswa putri:
a. Baju bawahan longgar dan menutupi mata kaki.
b. Memakai jilbab biru polos, tanpa poni dan buntut.
c. Memakai sepatu tertutup dan berhak rendah, bukan sepatu karet,warna sepatu
hitam,memakai kaos kaki.
d. Tidak berkuku panjang dan tidak menggunakan pewarna kuku.

A. Memakai seragam
a. Celana longgar, bukan celana pensil.
b. Rambut rapi, tidak melebihi krah baju, tidak menutupi mata dan telinga.
c. Tidak beranting dan bertato.
d. Memakai sepatu tertutup berwarna hitam dan memakai kaos kaki.
e. Tidak berkuku panjang dan memakai perhiasan dalam bentuk apapun.
f. Mahasiswa sudah siap didalam ruangan maksimal 15 menit sebelum
praktikum dimulai.
5. Apabila alat, bahan, dan mahasiswa belum siap dalam 15 menit setelah jam
praktikumberjalan, maka mahasiswa tidak diijinkan untuk mengikuti
praktikum.
a. Selama praktikum, mahasiswa:
1. Melakukan pretes.
2. Mengikuti praktikum dari awal sampai akhir dengan aktif dan baik.
3. Melakukan postes.
4. Apabila mahasiswa terlambat lebih dari 15 menit, maka tidakdiperkenankan
mengikutipraktikum.
b. praktikum, mahasiswa:
1. Mengembalikan dan merapikan alat, bahan dan ruangan dengan rapi pada
tempatnya.
2. Mengisi daftar presensi mahasiswa.
3. Memberikan evaluasi terhadap proses berjalannya praktikummelalui
instruktur masing-masing.

Modul Skill Lab PKDM 1


TATA TERTIB PELAKSANAAN SKILL LAB BAGI TRAINER

1. Trainer harus sudah hadir ± 15 menit sebelum pelaksanaan skill lab.


2. Trainer harus memahami topik ketrampilan yang akan diajarkan.
3. Trainer menyiapkan presensi dan lembar check list penilaian skill lab.
4. Apabila ada mahasiswa yang tidak hadir, harus memperoleh ijin dari trainer yang
mengampu. Ditulis di daftar presensi, apabila sakit harus menyertakan surat
keterangan sakit dari dokter (untuk dilampirkan pada lembar presensi mahasiswa).
5. Apabila ada mahasiswa yang datang terlambat lebih dari 30 menit tidak boleh
mengikuti skill lab.
6. Melakukan koordinasi dengan laboran skill lab dalam mengatur jadwal skilllab.
7. Melakukan koordinasi dengan laboran skill lab dalam pelaksanaan skill lab, serta
penggunaan alat-alat skill lab.
8. Mengadakan pre-test sebelum pelaksanaan skill lab dan memberikan pemahaman,
pelatihan, motivasi, pembelajaran dan evaluasi kepada mahasiswa selama kegiatan
skill lab berlangsung.
9. Mengisi lembar penilaian skill lab mahasiswa se-objektif mungkin sesuai checklist
yang tersedia dan mengisi seluruh kolom penilaian mahasiswa.
10. Trainer wajib menyerahkan lembar check list penilaian skill lab kepadakoordinator
skill lab pada hari itu juga.
11. Apabila trainer berhalangan hadir harus menghubungi koordinator skill lab minimal
3 hari sebelum kegiatan skill lab. Atau diperbolehkan mencari ganti.

Modul Skill Lab PKDM 1


TOPIK-TOPIK PRAKTEK SKILL LAB
PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR MANUSIA 1

1. Memberikan Posisi dan Transportasi Pasien


2. ROM Aktiv & ROM Pasif
3. Pemriksaan TTV tekanan darah, nadi, pernafasan,suhu)
4. Perawatan luka Akut
5. Perawatan Luka Kronik
6. Batuk Efektif,
7. Mengumpulkan sputum untuk pemeriksaan
8. Fisioterapi dada dan Postural Drainage
9. Prinsip pemberian obat (oral, parenteral/ Injeksi SC, IM, IC, IV,topikal, supositoria)
sebagai hasil kolaborasi
10. Pemasangan Infus dan menghitungt tetesan cairan infuse
11. Oksigenasi (nasal kanul, simple, rebreathing dan nonrebreathing mask)
12. Menyiapkan sampel untuk pemeriksaan diagnostik (darah, urin, sekret dan
pemeriksaan antigen Covid-19)
13. Pengisapan lendir (melalui hidung,mulut)/Suction
14. Perawatan WSD
15. Membantu eliminasi urin(Kateterisasi), Pemasangan Kateter kondom dan Volley
Kateter
16. Membantu eliminasi fekal (Huknah), Irigasi mata,telinga

Modul Skill Lab PKDM 1


STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
TRANSPORTASI PASIEN

NAMA MAHASISWA :…………………………………………………………………......................


NIM MAHASISWA : .........…………………………………………………………………………..

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR


TRANSPORTASI PASIEN
Pengertian Transportasi Pasien adalah sarana yang digunakan untuk
mengangkut penderita/korban dari lokasi bencana ke sarana
kesehatan yang memadai dengan aman tanpa memperberat
keadaan penderita ke sarana kesehatan yang memadai
Tujuan Membantu pasien mendapatkan pertolongan pada fasilitas
pelayanan keseshatan yang lebih mampu sehinngga jiwanya dapat
terselamtkan, dengan demikian dapat meningkatkan AKI dan AKB
Petugas Perawat
Nilai
No Aspek Yang Dinilai
0 1 2
1. Persiapan Pasien
1. Mengucapkan salam terapeutik
2. Memperkenalkan diri
3. Menjelaskan pada klien dan keluarga tentang prosedur
dan tujuan tindakan yang akan dilaksanakan.
4. Penjelasan yang disampaikan dimengerti
klien/keluarganya
5. Selama komunikasi digunakan bahasa yang jelas,
sistematis serta tidak mengancam.
6. Klien/keluarga diberi kesempatan bertanya untuk
klarifikasi
7. Privacy klien selama komunikasi dihargai.
8. Memperlihatkan kesabaran , penuh empati, sopan, dan
perhatian serta respek selama berkomunikasi dan
melakukan tindakan
9. Membuat kontrak (waktu, tempat dan tindakan yang
akan dilakukan)
2 Persiapan Alat
1. Transport monitor
2. Blood presure reader
3. Sumber oksigen dengan kapasitas prediksi transport,
dengan tambahan cadangan30 menit
4. Mesin suction dengan kateter suction

Modul Skill Lab PKDM 1


5. Obat untuk resusitasi: adrenalin, lignocaine, atropine dan
sodium bicarbonat
6. Cairan intravena dan infus obat dengan syringe atau
pompa infus dengan baterai
7. Pengobatan tambahan sesuai dengan resep obat pasien
tersebut

3 Prosedur Kerja
1. Lakukan pemeriksaan menyeluruh.
2. Pastikan bahwa pasien yang sadar bisa bernafas tanpa
kesulitan setelah diletakan di atas usungan. Jika pasien
tidak sadar dan menggunakan alat bantu jalan nafas
(airway).
3. Amankan posisi tandu di dalam ambulans.
4. Pastikan selalu bahwa pasien dalam posisI aman
selama perjalanan ke rumah sakit.
5. Posisikan dan amankan pasien.
6. Selama pemindahan ke ambulans, pasien harus
diamankan dengan kuat ke usungan.
7. Pastikan pasien terikat dengan baik dengan tandu. Tali
ikat keamanan digunakan ketika pasien siap untuk
dipindahkan ke ambulans, sesuaikan kekencangan tali
pengikat sehingga dapat menahan pasien dengan
aman.
8. Persiapkan jika timbul komplikasi pernafasan dan
jantung.
9. Jika kondisi pasien cenderung berkembang ke arah
henti jantung, letakkan spinal board pendek atau
papan RJP di bawah matras sebelum ambulans
dijalankan.
10. Melonggarkan pakaian yang ketat.
11. Periksa perbannya.
12. Periksa bidainya

Modul Skill Lab PKDM 1


13. Naikkan keluarga atau teman dekat yang harus
menemani pasien
14. Naikkan barang-barang pribadi.
15. Tenangkan pasien.
4 Unit Terkait
1. Unit Gawat Darurat (UGD)
2. Intalasi Gawat Darurat (IGD)
3. Ruangan Rawat Inap
4. Poliklinik Rawat Jalan
5 Tahap terminasi
1. Evaluasi subjektif dan objektif
2. RTL dan Kontrak akan datang
3. Salam penutup, buka sampiran, dan cuci tangan

Total Nilai:

Cara Penilaian :
Nilai =Skor Yang Didapat x 100%
Total Skor

Keterangan :
0 : Tidak dilakukan
1 : Dilakukan tidak sempurna
2 : Dilakukan dengan sempurna
Purwokerto, ……/…/2021
Pembimbing/Penguji

(……………………………………………)

Modul Skill Lab PKDM 1


STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
PENGATURAN POSISI

NAMA MAHASISWA :…………………………………………………………………......................


NIM MAHASISWA : .........…………………………………………………………………………..

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR


PENGATURAN POSISI
Pengertian Posturing / mengatur dan merubah posisi adalah mengatur pasien
dalam posisi yang baik dan mengubah secara teratur dan
sistematik. Hal ini merupakan salah satu aspek keperawatan yang
penting. Posisi tubuh apapun baik atau tidak akan mengganggu
apabila dilakukan dalam waktu yang lama. (potter dan perry,
2005).

Tujuan 1. Memberikan kenyamanan


2. Mencegah nyeri otot
3. Mengurangi tekanan
4. Mencegah kerusakan syaraf dan pembuluh darah superficial
5. Mencegah kontraktur otot
6. Mempertahankan tonus otot dan reflek
7. Memudahkan suatu tindakan baik medic maupun keperawatan
Petugas Perawat
Nilai
No Aspek Yang Dinilai
0 1 2
1. Persiapan Pasien
10. Mengucapkan salam terapeutik
11. Memperkenalkan diri
12. Menjelaskan pada klien dan keluarga tentang prosedur
dan tujuan tindakan yang akan dilaksanakan.
13. Penjelasan yang disampaikan dimengerti
klien/keluarganya
14. Selama komunikasi digunakan bahasa yang jelas,
sistematis serta tidak mengancam.

Modul Skill Lab PKDM 1


15. Klien/keluarga diberi kesempatan bertanya untuk
klarifikasi
16. Privacy klien selama komunikasi dihargai.
17. Memperlihatkan kesabaran , penuh empati, sopan, dan
perhatian serta respek selama berkomunikasi dan
melakukan tindakan
18. Membuat kontrak (waktu, tempat dan tindakan yang
akan dilakukan)
2 Persiapan Alat
1. Beberapa bantal
2. Trochanter roll
3. Papan penahan kaki
4. Sarung tangan (bila diperlukan)
3 MEMPOSISIKAN PASIEN DI TEMPAT TIDUR
1. Atur tempat tidur pada posisi dasar yaitu posisi datar
(supine). Ambil semua bantal dan perlengkapan lain
yang digunakan pada posisi sebelumnya. Beri bantal
pada tempat tidur klien bagian atas.
2. Pindahkan klien pada bagian atas tempat tidur, bila ada
gunakan draw sheet. Ajak klien untuk bekerjasama.
3. Tekuk lutut klien dan anjurkan untuk meletakkan
tangan diatasdadanya. Letakkan satu tangan perawat
dibawah bahu klien dan tangan yang lain dibawah paha
klien
4. Angkat dan tarik klien sesuai yang diinginkan, anjurkan
klienuntuk mendorong kakinya
4 PEMBERIAN POSISI SEMI FOWLER ATAU FOWLER
1. Naikkan posisi kepala 30⁰-45⁰ untuk posisi semi fowler
atau 90⁰ untuk posisi fowler (bagi klien hemiplegia,
atur klien setegak mungkin). Instruksikan klien untuk
menekuk lutut sedikit sebelum menaikkan bagian
kepala tempat tidur

Modul Skill Lab PKDM 1


2. Letakkan bantal dibawah kepala, leher dan bahu (bagi
klien hemiplegia, atur dagu agak keatas).
3. Letakkan bantal kecil atau gulungan handuk didaerah
lekukpinggang, jika terdapat celah kecil didaerah
tersebut.
4. Letakkan bantal untuk mendukung lengan dan tangan,
jika klien tidak dapat menggerakkan tangan seperti
paralisis padaekstremitas atas atau tidak sadar
5. Berikan hand roll jika klien mempunyai
kecenderungan deformitas pada jari dan telapak
tangan dan trochanter roll disisi luar paha
6. Letakkan bantal kecil dibawah kaki, mulai dari bawah
lutut sampai ke tumit
7. Letakkan foot board/papan kaki pada telapak kaki
klien
5 PEMBERIAN POSISI SIMS
1. Pindahkan klien ke posisi tempat tidur berlawanan
dengan posisi yang diinginkan.
2. Rapatkan kedua kali klien dan tekuk salah satu lutut
3. Miringkan klien sampai posisi agak tengkurap
4. Letakkan bantal kecil di bawah kepala
5. Tempatkan satu tangan di belakang punggung dan
tangan yanglainnya diatas tempat tidur
6. Atur bahu atas sedikit abduksi dan siku fleksi
7. Letakkan bantal di ruang antara dada, abdomen, serta
lenganatas dan tempat tidur
8. Letakkan bantal diantara abdomen, pelvis, paha atas
dan tempat tidur
9. Pastikan bahwa bahu dan pinggul berada pada bidang
yang sama
10. Letakkan gulungan handuk atau bantal pasir di telapak
kaki

Modul Skill Lab PKDM 1


6 PEMBERIAN POSISI LATERAL
1. Bantu klien ke posisi miring. Tempatkan diri anda dan
klien secara tepat sebelum bergerak
2. Pindahkan klien ke sisi tempat tidur berlawanan
dengan arah yang di inginkan
3. Letakkan tangan klien yang jauh dengan perawat ke
dada dan tangan yang dekat dari perawat sedikit ke
depan badan klien
4. Letakkan kaki klien yang terjauh dengan perawat
disilangkan di atas kaki yang terdekat
5. Tempatkan diri perawat sedekat mungkin dengan klien
6. Tempatkan tangan perawat di bokong dan bahu klien
7. Tarik badan klien sehingga menjadi posisi miring
8. Letakkan gulungan handuk dibawah kepala dan leher
9. Atur posisi bahu bawah sedikit fleksi dan agak condong
ke depan
10. Letakkan bantal di bawah tangan
11. Letakkan bantal keras pada punggung klien
untukmenstabilitaskan posisi
12. Letakkan dua atau lebih bantal di antara kedua kaki
klien dengan posisi kaki sebelah atas semi fleksi
7 PEMBERIAN POSISI PRONE
1. Bantu klien pada posisi telungkup
2. Hadapkan kepala klien ke satu sisi, letakkan bantal kecil
dibawah kepala tetapi tidak sampai bahu
3. Letakkan bantal kecil di bawah perut mulai dari
diafragma
4. sampai Crista Iliaca
5. Letakkan bantal di bawah kaki mulai dari lutut hingga
tumit
8 Tahap terminasi
4. Evaluasi subjektif dan objektif

Modul Skill Lab PKDM 1


5. RTL dan Kontrak akan datang
6. Salam penutup, buka sampiran, dan cuci tangan

Total Nilai:

Cara Penilaian :
Nilai =Skor Yang Didapat x 100%
Total Skor

Keterangan :
0 : Tidak dilakukan
1 : Dilakukan tidak sempurna
2 : Dilakukan dengan sempurna
Purwokerto, ……/…/2021
Pembimbing/Penguji

(……………………………………………)

Modul Skill Lab PKDM 1


STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
RANGE OF MOTION PASIF

NAMA MAHASISWA :…………………………………………………………………......................


NIM MAHASISWA : .........…………………………………………………………………………..

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR


RANGE OF MOTION PASIF
Pengertian Latihan ROM pasif (klien tidak mampu bergerak dengan mandiri,
sehingga perawat menggerakkan masing-masing sendi pada
seluruh ROM).
Tujuan 1. Mempertahankan atau memelihara kekuatan otot
2. Memelihara mobilitas persendian
3. Merangsang sirkulasi darah
4. Mencegah kelainan bentuk, kekakuan dan kontraktur.

Indikasi Klien imobilisasi


Petugas Perawat
Nilai
No Aspek Yang Dinilai
0 1 2
1. Persiapan Pasien
1. Mengucapkan salam terapeutik
2. Memperkenalkan diri
3. Menjelaskan pada klien dan keluarga tentang prosedur
dan tujuan tindakan yang akan dilaksanakan.
4. Penjelasan yang disampaikan dimengerti
klien/keluarganya
5. Selama komunikasi digunakan bahasa yang jelas,
sistematis serta tidak mengancam.
6. Klien/keluarga diberi kesempatan bertanya untuk
klarifikasi
7. Privacy klien selama komunikasi dihargai.
8. Memperlihatkan kesabaran , penuh empati, sopan, dan
perhatian serta respek selama berkomunikasi dan
melakukan tindakan
9. Membuat kontrak (waktu, tempat dan tindakan yang
akan dilakukan)
2. Persiapan Lingkungan
1. Jaga privasi pasien dengan memasang sketsel/sampiran
2. Ciptakan lingkungan yang aman dan nyaman
3 Spina servikal, Leher
1. Fleksi : Gerakkan dagu ke arah dada

Modul Skill Lab PKDM 1


2. Ekstensi : Kepala kembali pada posisi tegak
3. Hiperekstensi : Tekuk kepala ke belakang (lihat langit-
langit)
4. Fleksi lateral : Miringkan kepala ke arah bahu
5. Rotasi : Putar kepala dalam gerakan melingkar

4 Bahu
1. Fleksi : Angkat lengan dari samping ke depan sampai
melewati kepala

2. Ekstensi : Kembalikan lengan pada posisi semula


3. Hiperekstensi : Gerakkan lengan ke belakang tubuh,
dengansiku tetap lurus
4. Abduksi : Angkat lengan dari samping hingga telapak
tanganmelewati kepala
5. Adduksi : Turunkan lengan sampai menyilang tubuh
sedapatmungkin
6. Rotasi internal : Dengan siku difleksikan, putar bahu
denganmenggerakkan lengan sehingga telapak tangan
bergerak kedalam dan menghadap ke belakang
7. Rotasi eksternal : Dengan siku difleksikan, gerakkan
lenganhingga telapak tangan menghadap ke depan
dan berada di samping kepala
8. Sirkumduksi : Gerakkan lengan dalam lingkaran
penuh

5 Siku
1. Fleksi : Tekuk siku agar lengan bawah bergerak ke
arah sendi
2. bahu dan tangan sejajar dengan bahu
3. Ekstensi : Luruskan siku dengan menurunkan tangan
6 Lengan Bawah
1. Supinasi : Putar telapak tangan ke atas
2. Pronasi : Putar telapak tangan ke bawah
7 Pergelangan Tangan
1. Fleksi : Tekuk pergelangan tangan ke bawah
2. Ekstensi : Kembalikan pada posisi semula (midline)
3. Hiperekstensi : Tekuk pergelangan tangan ke atas
4. Deviasi radial : Tekuk pergelangan tangan ke arah ibu
jari
5. Deviasi ulnar : Tekuk pergelangan tangan ke arah jari
kelingking

Modul Skill Lab PKDM 1


8 Jari – Jari Tangan
1. Fleksi : Membuat kepalan tangan
2. Ekstensi : Membuka tangan (meluruskan jari-jari)
3. Hiperekstensi : Tekuk jari-jari ke atas sedapat
mungkin
4. Abduksi : Buka jari-jari
5. Adduksi : Rapatkan jari-jari
9 Ibu Jari
1. Fleksi : Gerakkan ibu jari melewati permukaan telapak
tangan ke arah jari kelingking
2. Ekstensi : Gerakkan ibu jari menjauhi dari tangan
3. Oposisi: Menyentuh ibu jari ke setiap ujung jari yang
lain pada tangan yang sama
10 Panggul
1. Fleksi : Gerakkan kaki ke depan dan ke atas
2. Ekstensi : Kembalikan pada posisi semula disamping
kaki yang lain
3. Hiperekstensi : Gerakkan kaki ke belakang tubuh
sejauh mungkin
4. Abduksi : Gerakkan kaki ke samping menjauhi tubuh
5. Adduksi : Gerakkan kaki kembali ke tengah dan sejauh
mungkin
6. Rotasi internal : Gerakkan kaki ke arah dalam
(mendekati kakiyang lain)
7. Rotasi eksternal : Gerakkan kaki ke arah luar
(menjauhi kakiyang lain)

11 Lutut
1. Fleksi : Tekuk lutut (gerakkan tumit ke arah paha
belakang)
2. Ekstensi : Kembalikan pada posisi semula (kaki
kembali menapak lantai)

12 Pergelangan Kaki
1. Fleksi dorsal : Gerakkan kaki agar jari-jari kaki
mengarah keatas
2. Fleksi plantar: Gerakkan kaki agar jari-jari mengarah
ke bawah (ke lantai)

13 Kaki
1. Inversi : Gerakkan tapak kaki ke arah tengah
2. Eversi : Gerakkan tapak kaki ke arah samping

Modul Skill Lab PKDM 1


14 Jari- jari Kaki
1. Fleksi : Gerakkan jari-jari kaki ke bawah
2. Ekstensi : Luruskan jari-jari kaki
3. Abduksi : Buka jari-jari kaki
4. Adduksi : Rapatkan jari-jari kaki

15 Tahap terminasi
1. Evaluasi subjektif dan objektif
2. RTL dan Kontrak akan datang
3. Salam penutup, buka sampiran, letakan alat pada
tempatnya dan
4. cuci tangan
5. Catat hasil tindakan dalam catatan keperawatan

Total Nilai :

Cara Penilaian :
Nilai =Skor Yang Didapat x 100%
Total Skor

Keterangan :
0 : Tidak dilakukan
1 : Dilakukan tidak sempurna
2 : Dilakukan dengan sempurna
Purwokerto, ……/…/2021
Pembimbing/Penguji

(……………………………………………)

Modul Skill Lab PKDM 1


STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
RANGE OF MOTION AKTIV

NAMA MAHASISWA :…………………………………………………………………......................


NIM MAHASISWA : .........…………………………………………………………………………..

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR


RANGE OF MOTION AKTIV
Pengertian Rentang Gerak atau Range of Motion (ROM) adalah pergerakan
maksimal dari sendi mungkin bisa dilakukan. Latihan range of
motion (ROM) adalah latihan yang dilakukan untuk
mempertahankan atau memperbaiki tingkat kesempurnaan
kemampuan menggerakan persendian secara normal dan lengkap
untuk meningkatkan massa otot dan tonus otot. ROM Aktif yaitu
gerakan yang dilakukan oleh seseorang (pasien) dengan
menggunakan energi sendiri.
Tujuan 1. Melatih aktivitas seluruh sendi tubuh sehingga sendi-sendi

tersebut tidak kaku dan tidak terjadi cedera atau kecelakaan


pada saat tubuh di gerakkan
2. Meningkatkan atau mempertahankan fleksibiltas dan
kekuatan otot
3. Mencegah kekakuan pada sendi
4. Mencegah.kelainan bentuk, kekakuan dan kontraktur
5. Merangsang sirkulasi darah
6. Mempertahankan fungsi jantung dan pernapasan

Indikasi Dilakukan saat pasien dapat mengkontraksikan otot secara aktif


dan menggerakkan ruas sendinya baik dengan bantuan atau tidak,
saat pasen memiliki kelemahan otot dan tidak dapat
menggerakkan persendian sepenuhnya, untuk program latihan
aerobic, serta untuk untuk memelihara mobilisasi ruas di atas dan
dibawah daerah yang tidak dapat bergerak.
Petugas Perawat
Nilai
No Aspek Yang Dinilai
0 1 2
1. Persiapan Pasien
1. Mengucapkan salam terapeutik
2. Memperkenalkan diri
3. Menjelaskan pada klien dan keluarga tentang prosedur
dan tujuan tindakan yang akan dilaksanakan.

Modul Skill Lab PKDM 1


4. Penjelasan yang disampaikan dimengerti
klien/keluarganya
5. Selama komunikasi digunakan bahasa yang jelas,
sistematis serta tidak mengancam.
6. Klien/keluarga diberi kesempatan bertanya untuk
klarifikasi
7. Privacy klien selama komunikasi dihargai.
8. Memperlihatkan kesabaran , penuh empati, sopan, dan
perhatian serta respek selama berkomunikasi dan
melakukan tindakan
9. Membuat kontrak (waktu, tempat dan tindakan yang
akan dilakukan)
Persiapan Alat
1. Bantal
2. Goneometer
3. Tempat Duduk/Pegangan
4. Minyak Penghangat, bila diperlukan

Prosedur Kerja
1. Berikan salam, serta memperkenalkan diri pada klien
dan juga keluarga
2. Jelaskan prosedur tindakan dan tujuan dilakukan
tindakan pada pasien
3. Bantu klien untuk berada pada posisi yang nyaman
(berdiri)
4. Cuci tangan
5. Amati klien dan jaga keamanan gerak klien

Panggul
1. Fleksi : menggerakkan kaki dan tungkaike depan dan
keatas sejauh 90⁰-120⁰
2. Ekstensi : menggerakkan kembalikan kaki da tungkai
ke samping tungkai kaki lainnya sejauh 90⁰-120⁰
3. //Hiperekstensi : menggerakkan kaki dan tungkai
kebelakang dan keatas sejauh 30⁰-

Modul Skill Lab PKDM 1


4. Abduksi : menggerakkan kaki dan tungkai ke
samping luar tubuh sejauh 30⁰-50⁰
5. Adduksi : menggerakkan kaki dan tungkai ke arah
tubuh sejauh 30⁰-50⁰
/

6. Rotasi Dalam : memutar kaki dan tungkai kearah


kaki lain sejauh 90⁰
7. Rotasi Luar : memutar kaki dan tungkai keluar
tubuh menjauhi tungkai lain sejauh 90⁰
/

Sirkumduksi 360⁰
8. Sirkumduksi : menggerakkan kaki dan tungkai
memutar 360⁰
Lutut
1. Fleksi : menggerakkan tumit kearah belakang paha
sejauh 120⁰-130⁰
2. Ekstensi : menggerakkan kembali tumit ke lantai lurus
sejauh 120⁰-130⁰

Pergelangan Kaki

Modul Skill Lab PKDM 1


1. Dorsofleksi : menggerakkan punggung kaki kearah
atas sejauh 20⁰-30⁰
2. /Plantarfleksi : menggerakkan punggung kaki
kebawah sejauh 45⁰-50⁰

3. Inversi : memutar telapak kaki kesamping dalam


tubuh sejauh 10⁰
4. Eversi : memutar telapak kaki ke samping luar tubuh
sejauh 10⁰

Jari-jari Kaki
1. Fleksi : menggerakkan jari kaki kebawah dengan
rentang 30⁰-60⁰
2. Ekstensi : menggerakkan jari kaki kembali keadaan
semula dengan rentang 30⁰-60⁰

3. Adbduksi : menggerakkan jari kaki saling menjauh


satu sama lain dengan rentang 15⁰
4. Adduksi : merapatkan kembali jari-jari kaki dengan
rentang 15⁰

Modul Skill Lab PKDM 1


Dokumentasi :
1. Catat respon pasien terhadap tindakan keperawatan
yang telah dilakukan
2. Awasi tanda-tanda adanya gangguan sistem neurologi
3. Catat tingkat toleransi gerakan pada pasien

Total Nilai:

Cara Penilaian :
Nilai =Skor Yang Didapat x 100%
Total Skor

Keterangan :
0 : Tidak dilakukan
1 : Dilakukan tidak sempurna
2 : Dilakukan dengan sempurna
Purwokerto, ……/…/2021
Pembimbing/Penguji

(……………………………………………)

Modul Skill Lab PKDM 1


STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
PEMERIKSAAN TEKANAN DARAH, NADI, RESPIRATORY RATE, SUHU

NAMA MAHASISWA :…………………………………………………………………...................


NIM MAHASISWA : .........…………………………………………………………………………..

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR


PEMERIKSAAN TEKANAN DARAH, NADI, RESPIRATORY RATE, SUHU
Pengertian Mengukur sushu tubuh, denyut nadi, pernafasan dan tekanan
darah pasien
Tujuan 1. Mengetahui suhu tubuh
2. Mengetahui denyut nadi, menilai kemampuin fungsi kardiovaskuler
3. Mengetahui frekwensi, irama dan kedalaman pernafasan, menilai
fungsi pernafasan
4. Mengetahui nilai tekanan darah
Petugas Perawat
Nilai
No Aspek Yang Dinilai
0 1 2
1. Persiapan Pasien
1. Mengucapkan salam terapeutik
2. Memperkenalkan diri
3. Menjelaskan pada klien dan keluarga tentang prosedur
dan tujuan tindakan yang akan dilaksanakan.
4. Penjelasan yang disampaikan dimengerti
klien/keluarganya
5. Selama komunikasi digunakan bahasa yang jelas,
sistematis serta tidak mengancam.
6. Klien/keluarga diberi kesempatan bertanya untuk
klarifikasi
7. Privacy klien selama komunikasi dihargai.
8. Memperlihatkan kesabaran , penuh empati, sopan, dan
perhatian serta respek selama berkomunikasi dan
melakukan tindakan
9. Membuat kontrak (waktu, tempat dan tindakan yang
akan dilakukan)
Persiapan Alat
.
1. Buku catatan tanda-tanda vital dan alat tulis
2. Arloji
3. Spignomanometer
4. Stetoskope
5. Termometer dan alat pembersih
6. tissue
7. Bengkok
8. Handscoon

Modul Skill Lab PKDM 1


Prosedur Kerja
1. Salam terapeutik, beritahu klien prosedur yang akan
dilakukan dan menutup tirai.
2. Atur posisi klien senyaman mungkin dan dekatkan alat
ke pasien
3. Cuci tangan dan memakai handscoon

A. Mengukur Tekanan Darah


1. Buka lengan baju jika perlu
2. Pasang manset pada lengan yang sudah disiapkan
(Kanan/kiri) sekitar 3 cm diatas fossa kubiti jangan
terlalu ketat/longgar
3. Pegang denyut nadi radialis, pompa sampai denyut nadi
tidak teraba kemudian20 mmHg dari nilai normal
4. Dengarkan bunyi duk pertama kali denyut nadi teraba
kembali, hal ini menunjukan tekanan systolik bunyi duk
ke 2 sebagai tekanan dyastoli
5. Catat hasil pengukuran suhu, nadi, pernafasan, dan
tekanan darah pasien pada buku Catatan TPRS
6. Rapihkan pasien dan alat
7. Lepas handscon dan cuci tangan

B. Mengukur Nadi
1. Letakan kedua lengan telentang di sisi tubuh klien
2. Tentukan letak arteri (denyut nadi yang akan di hitung)
3. Meletakan ujung jari telunjuk, jari tengah dan jari manis
pada arteri/nadi yang akan diukur, tekan dengan
lembut. Tentukan frekwensi permenit, keteraturan
irama dan kekuatan denyutan
4. Menghitung frekwensi nadi mulai hitungan nol (0)
selama satu menit/30 detikdikalikan 2, jika tidak teratur
dilakukan satu menit

C. Mengukur Pernafasan
Mengukur pernafasan dengan menghitung naik turunnya
dada dan perut jika. Teratur 30 detik dikalikan 2, jika
tidak teratur dilakukan satu menit penuh
D. Mengukur suhu tubuh
1. Cek termometer pastikan air raksa dibawah garis
35C
2. Bersihkan ketiak pasien dengan tissue

Modul Skill Lab PKDM 1


3. Pasang termometer di tengah ketiak, tangan
diletakan di atas dada klien selama 5-10 menit
4. Lepaskan termometer, baca kenaikan air raksa
5. Turunkan air raksa
6. Bersihkan termometer (sesuai jenis termometer)

4 Tahap Terminasi
1. Evaluasi hasil tindakan.
2. Dokumentasikan tindakan.
3. Berpamitan.

Nilai Total:

Cara Penilaian :
Nilai =Skor Yang Didapat x 100%
Total Skor

Keterangan :
0 : Tidak dilakukan
1 : Dilakukan tidak sempurna
2 : Dilakukan dengan sempurna
Purwokerto, ……/…/2021
Pembimbing/Penguji

(……………………………………………)

Modul Skill Lab PKDM 1


STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
PERAWATAN LUKA

NAMA MAHASISWA :…………………………………………………………………......................


NIM MAHASISWA : .........…………………………………………………………………………..

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR


PERAWATAN LUKA
Pengertian Membersihkan luka, mengobati luka dan menutup kembali
luka dengan tekhnik steril.

Tujuan 1. Mencegah masuknya kuman dan kotoran ke dalam luka.


2. Memberi pengobatan pada luka.
3. Memberikan rasa aman dan nyaman pada pasien.
4. Mengevaluasi tingkat kesembuhan luka.

Indikasi Pasien yang luka baru maupun luka lama, luka terbuka, luka
dm, gangrene, luka post operasi, luka bersih dan luka kotor.

Petugas Perawat
Nilai
No Aspek Yang Dinilai
0 1 2
1. Persiapan Pasien
1. Mengucapkan salam terapeutik
2. Memperkenalkan diri
3. Menjelaskan pada klien dan keluarga tentang prosedur
dan tujuan tindakan yang akan dilaksanakan.
4. Penjelasan yang disampaikan dimengerti
klien/keluarganya
5. Selama komunikasi digunakan bahasa yang jelas,
sistematis serta tidak mengancam.
6. Klien/keluarga diberi kesempatan bertanya untuk
klarifikasi
7. Privacy klien selama komunikasi dihargai.
8. Memperlihatkan kesabaran , penuh empati, sopan, dan
perhatian serta respek selama berkomunikasi dan
melakukan tindakan
9. Membuat kontrak (waktu, tempat dan tindakan yang
akan dilakukan)

2. Persiapan Alat
1. Pinset anatomis
2. Pinset chirurgis
3. Gunting debridemand / gunting jaringan.
4. Kassa steril.

Modul Skill Lab PKDM 1


5. Kom kecil 2 buah.
6. Peralatan lain terdiri dari :
• Sarung tangan.
• Gunting plester.
• Plester.
• Desinfektan (Bethadin).
• Cairan NaCl 0,9%
• Bengkok
• Perlak / pengalas.
• Verband.
7. Obat luka sesuai kebutuhan.

3. Tahap Kerja
1. Dekatkan alat-alat dengan klien
2. Menjaga privasy pasien.
3. Mengatur posisi pasien sesuai kebutuhan.
4. Pasang perlak / pengalas di bawah daerah luka.
5. Membuka peralatan.
6. Memakai sarung tangan.
7. Basahi kasa dengan bethadin kemudian dengan
menggunakan pinset bersihkan area sekitar luka
bagian luar sampai bersih dari kotoran. (gunakan
teknik memutar searah jarum jam)
8. Basahi kasa dengan cairan NaCl 0,9% kemudian
dengan menggunakan pinset bersihkan area luka
bagian dalam. (gunakan teknik usapan dari atas ke
bawah)
9. Keringkan daerah luka dan Pastikan area daerah
luka bersih dari kotoran.
10. Beri obat luka sesuai kebutuhan jika perlu.
11. Pasang kasa steril pada area luka sampai tepi luka.
12. Fiksasi balutan menggunakan plester atau
balautan verband sesuai kebutuhan.
13. Mengatur posisi pasien seperti semula.

Modul Skill Lab PKDM 1


14. Alat-alat dibereskan.
15. Buka sarung tangan.

4 Tahap Terminasi
1. Evaluasi hasil tindakan.
2. Dokumentasikan tindakan.
3. Berpamitan.

Nilai Total:

Cara Penilaian :
Nilai =Skor Yang Didapat x 100%
Total Skor

Keterangan :
0 : Tidak dilakukan
1 : Dilakukan tidak sempurna
2 : Dilakukan dengan sempurna
Purwokerto, ……/…/2021
Pembimbing/Penguji

(……………………………………………)

Modul Skill Lab PKDM 1


STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
BATUK EFEKTIF

NAMA MAHASISWA :…………………………………………………………………......................


NIM MAHASISWA : .........…………………………………………………………………………..

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR


BATUK EFEKTIF
Pengertian Latihan mengeluarkan secret yang terakumulasikan dan
mengganggu di saluran nafas dengan cara dibatukkan
Tujuan 1. membebaskan jalan nafas dari akumulasi secret
2. mengeluarkan sputum untuk pemeriksaan diagnostic
laboraturium
3. mengurangi sesak nafas akibat akumulasi sekret

Indikasi Pasien yang luka baru maupun luka lama, luka terbuka, luka
dm, gangrene, luka post operasi, luka bersih dan luka kotor.

Petugas Perawat
Nilai
No Aspek Yang Dinilai
0 1 2
1. Persiapan Pasien
1. Mengucapkan salam terapeutik
2. Memperkenalkan diri
3. Menjelaskan pada klien dan keluarga tentang prosedur
dan tujuan tindakan yang akan dilaksanakan.
4. Penjelasan yang disampaikan dimengerti
klien/keluarganya
5. Selama komunikasi digunakan bahasa yang jelas,
sistematis serta tidak mengancam.
6. Klien/keluarga diberi kesempatan bertanya untuk
klarifikasi
7. Privacy klien selama komunikasi dihargai.
8. Memperlihatkan kesabaran , penuh empati, sopan, dan
perhatian serta respek selama berkomunikasi dan
melakukan tindakan
9. Membuat kontrak (waktu, tempat dan tindakan yang
akan dilakukan)

2 Persiapan Alat

1. tempat sputum
2. Tissu
3. Stestoskop
4. Hanscoon
5. Masker

Modul Skill Lab PKDM 1


6. Air putih hangat dalam gelas

3 1. Menjaga privasi klien


2. Mempersiapkan klien
3. Meminta klien meletakkan satu tangan di dada dan
satu tangan di perut
4. Melatih klien tuberkulosis melakukan napas perut
5. (menarik napas dalam melalui hidung hingga 3
hitungan, jaga mulut tetap tertutup)
6. Meminta klien tuberkulosis merasakan
mengembangnya perut
7. Meminta klien tuberkulosis menahan napas hingga 3
hitungan
8. Meminta klien tuberkulosis menghembuskan napas
perlahan dalam 3 hitungan (lewat mulut, bibir seperti
meniup)
9. Meminta klien tuberkulosis merasakan
mengempisnyaperut
10. Memasang perlak/alas dan bengkok (di pangkuan
penderita tuberkulosis bila duduk atau di dekat mulut
bila tidur miring)
11. Meminta penderita tuberkulosis untuk melakukan
napas dalam 2 kali, pada inspirasi yang ketiga tahan
napas dan batukkan dengan kuat Menampung lendir
ditempat pot yang telah disediakan
4 Tahap Terminasi
1. Evaluasi hasil tindakan.
2. Dokumentasikan tindakan.
3. Berpamitan.

Nilai Total:

Cara Penilaian :
Nilai =Skor Yang Didapat x 100%
Total Skor

Keterangan :
0 : Tidak dilakukan
1 : Dilakukan tidak sempurna
2 : Dilakukan dengan sempurna
Purwokerto, ……/…/2021
Pembimbing/Penguji

(……………………………………………)

Modul Skill Lab PKDM 1


STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
PEMERIKSAAN DAN PENGUMPULAN SPUTUM

NAMA MAHASISWA :…………………………………………………………………......................


NIM MAHASISWA : .........…………………………………………………………………………..

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR


PEMERIKSAAN SPUTUM
Pengertian Pengumpulan dan pemeriksaan sputum adalah pemeriksaan
dahak yang dikumpulkan dalam 2 hari kunjungan yang berurutan
berupa Sewaktu-Pagi-Sewaktu
Tujuan Sebagai acuan dalam menentukan langkah – langkah untuk
menunjang suatu diagnosis TB Paru pada pasien suspek TB Paru
dan menentukan potensi penularan TB serta Sebagai follow up
pengobatan pasien TB

Petugas Perawat
Nilai
No Aspek Yang Dinilai
0 1 2
1. Persiapan Pasien
1. Mengucapkan salam terapeutik
2. Memperkenalkan diri
3. Menjelaskan pada klien dan keluarga tentang prosedur dan
tujuan tindakan yang akan dilaksanakan.
4. Penjelasan yang disampaikan dimengerti klien/keluarganya
5. Selama komunikasi digunakan bahasa yang jelas, sistematis
serta tidak mengancam.
6. Klien/keluarga diberi kesempatan bertanya untuk klarifikasi
7. Privacy klien selama komunikasi dihargai.
8. Memperlihatkan kesabaran , penuh empati, sopan, dan
perhatian serta respek selama berkomunikasi dan melakukan
tindakan
9. Membuat kontrak (waktu, tempat dan tindakan yang akan
dilakukan)

2 Persiapan Alat
1. Pot dahak sesuai standar laboratorium
2. Stiker/spidol
3. Form TB 05/TB 05 MDR

3 Tahap Kerja
1. Petugas mencuci tangan pertama kali saat kontak dengan pasien
2. Petugas menyiapkan alat yang diperlukan
a. Siapkan pot dahak steril

Modul Skill Lab PKDM 1


b. Beri identitas pada badan pot dahak : tulis identitas pasien
dan tambahkan
c. tulisan sewaktu pada pot dahak yang diambil sewaktu dan
tambahkan tulisan pagi pada pot yang diambil dahaknya
pada waktu pagi hari.Stiker/tulisan ditempelkan pada badan
pot jangan pada tutup pot
d. Tulis identitas pasien dan tanggal pengambilan dahak pada
form TB 05/TB05 MDR

3. Persiapan pasien

a. Beritahu pasien tentang pentingnya mendapatkan dahak


yang
b. berkualitas untuk menentukan penyakitnya Anjurkan
pasien untuk berdahak dalam keadaan perut kosong dan
c. membersihkan rongga mulut dengan berkumur air bersih
Dahak merupakan bahan infeksius maka anjurkan pasien
untuk berhati
d. hati saat berdahak dan mencuci tangan dengan sabun

4. Pengambilan dahak untuk diagnosis TB adalah 3 kali (S-P-S)


yaitu Sewaktu-Pagi-Sewaktu
5. Cara pengumpulan dahak yang baik :
a. Kumur- kumur dengan air bersih sebelum mengeluarkan
dahak
b. Bila menggunakan gigi palsu dilepaskan terlebih dahulu
c. Tarik napas dalam 2-3 kali
d. Buka tutup pot dekatkan ke mulut,berdahak dengan kuat
dan ludahkan ke
e. dalam pot
f. Setelah selesai berdahak tutup rapat pot dahak tersebut
g. Segera cuci tangan dengan air dan sabun

Cara pengumpulan dahak yang baik :

5. Cara pengumpulan dahak yang baik : Pasien melakukan


pengumpulan dahak di ruangan pengumpulan dahak
6. Apabila ternyata dahak tidak memenuhi syarat pemeriksaan
seperti air liur atau volume kurang,pasien diminta berdahak lagi
8. Apabial pasien kesulitan mengeluarkan dahak pasien dapat
diberikan ekspektoran seperti OBH atau Gliserol Guayacolas
sehari sebelu pengeluaran dahak dan anjurkan minum banyak
9. Pasien dianjurkan olahraga ringan seperti lari kecil/petugas
melakukan tepukan ringan dengan kedua telapak tangan pada
punggung pasien selama 3-5 menit 10. Selanjutnya pasien
berdahak seperti butir 4 diatas

Modul Skill Lab PKDM 1


7. Caramenilaidahaksecaramakroskopik

8. Lakukan penilaian terhadap dahak pasien tanpa membuka tutup


pot melalui dinding pot yang transparan
12. Hal yang harus diamati adalah volume 3-5ml

4 Tahap Terminasi
1. Evaluasi hasil tindakan.
2. Dokumentasikan tindakan.
3. Berpamitan.

Nilai Total:

Cara Penilaian :
Nilai =Skor Yang Didapat x 100%
Total Skor

Keterangan :
0 : Tidak dilakukan
1 : Dilakukan tidak sempurna
2 : Dilakukan dengan sempurna
Purwokerto, ……/…/2021
Pembimbing/Penguji

(……………………………………………)

Modul Skill Lab PKDM 1


STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
FISIOTERAPI DADA

NAMA MAHASISWA :…………………………………………………………………......................


NIM MAHASISWA : .........…………………………………………………………………………..

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR


FISIOTERAPI DADA
Pengertian Fisioterapi dada adalah suatu rangkaian tindakan keperawatan
yang terdiri atas perkusi (clapping), vibrasi, dan postural
drainage
Tujuan 1. Membantu melepaskan atau mengeluarkan sekret yang
melekat di jalan napas dengan memanfaatkan gaya gravitasi.
2. Memperbaikiventilasi.
3. Meningkatkan efisiensi otot-otot pernapasan.
4. Memberi rasa nyaman.

Indikasi 1. Terdapat penumpukan sekret pada saluran napas yang


dibuktikan dengan pengkajian fisik, X Ray dan data Klinis.
2. Sulit mengeluarkan sekret yang terdapat pada saluran
pernapasan.
Kontraindikasi 1. Hemoptisis
2. Penyakitjantung
3. Serangan Asma Akut
4. Deformitas struktur dinding dada dan tulang belakang
5. Nyerimeningkat
6. Kepala pening
7. Kelemahan

Petugas Perawat
No Aspek Yang Dinilai Nilai
0 1 2
1. Persiapan Pasien
1. Mengucapkan salam terapeutik
2. Memperkenalkan diri
3. Menjelaskan pada klien dan keluarga tentang prosedur
dan tujuan tindakan yang akan dilaksanakan.
4. Penjelasan yang disampaikan dimengerti
klien/keluarganya
5. Selama komunikasi digunakan bahasa yang jelas,
sistematis serta tidak mengancam.
6. Klien/keluarga diberi kesempatan bertanya untuk
klarifikasi
7. Privacy klien selama komunikasi dihargai.
8. Memperlihatkan kesabaran , penuh empati, sopan, dan
perhatian serta respek selama berkomunikasi dan
melakukan tindakan

Modul Skill Lab PKDM 1


9. Membuat kontrak (waktu, tempat dan tindakan yang
akan dilakukan)
Persiapan Alat

1. Stetoskop
2. Handuk
3. Sputumpot
4. Handscoon
5. Tissue
6. Bengkok
7. Alat tulis

2 Tahap Pelaksanaan

1. Posturnal Drainase

a. Perawat mencuci tangan, lalu memasang sarung tangan


b. Auskultasi area lapang paru untuk menentukan lokasi
sekret
c. Posisikanpasienpadaposisiberikutuntuksekret-sekret
diarea target segmen/ lobus paru pada:

1) Bronkus Apikal Lobus Anterior Kanan dan Kiri atas


Minta pasien duduk di kursi, bersandar pada bantal
2) Bronkus Apikal Lobus Posterior Kanan dan Kiri Atas
Duduk membungkuk, kedua kaki ditekuk, kedua
tangan memeluk tungkai atau bantal
3) Bronkus Lobus Anterior Kanan dan Kiri Atas Supinasi
datar untuk area target di segmen anterior kanan dan
kiri atas
4) Lobus anterior kanan dan kiri bawah Supinasi dengan
posisi trendelenburg. Lutut menekuk di atas bantal
5) Lobus kanan tengah. Supinasi dengan bagian dada kiri/
kanan lebih ditinggikan, dengan posisi trendelenburg
(bagian kaki tempat tidur di tinggikan)
6) Lobus tengah anterior Posisi sim’s kanan/ kiri disertai
posisi trendelenburg
7) Lobus bawah anterior Supinasi datar dan posisi
trendelenburg
8) Lobus bawah posterior Pronasi datar dengan posisi
trendelenburg
9) Lobus lateral kanan bawah. Miring kiri dengan lengan
bagian atas melewati kepala disertai dengan posisi
trendelenburg
10) Lobus lateral kiri bawah Miring kiri dengan lengan
bagian atas melewati kepala disertai dengan posisi
trendelenburg

Modul Skill Lab PKDM 1


2. Perkusi dada (clapping)

1) Letakkan handuk diatas kulit pasien


2) Rapatkan jari-jari dan sedikit difleksikan membentuk
mangkok tangan
3) Lakukan perkusi dengan menggerakkan sendi
pergelangan tangan, prosedur benar jika terdengar
suara gema pada saat perkusi
4) Perkusi seluruh area target, dengan menggunakan pola
yang sistematis

3 3. Vibrasi Dada

1) Instruksikan pasien untuk tarik nafas dalam dan


mengeluarkan napas perlahan-lahan
2) Pada saat buang napas, lakukan prosedur vibrasi,
dengan teknik: Tangan non dominan berada dibawah
tangan dominan, dan diletakkan pada area target.
3) Instruksikan untuk menarik nafas dalam
4) Pada saat membuangn napas, perlahan getarkan
tangan dengan cepat tanpa melakukan penekanan
berlebihan
5) Posisikan pasien untuk dilakukan tindakan batuk
efektif

4 Tahap Terminasi
1. Evaluasi hasil tindakan.
2. Dokumentasikan tindakan
3. Berpamitan.

Nilai Total:

Cara Penilaian :
Nilai =Skor Yang Didapat x 100%
Total Skor

Keterangan :
0 : Tidak dilakukan
1 : Dilakukan tidak sempurna
2 : Dilakukan dengan sempurna
Purwokerto, ……/…/2021
Pembimbing/Penguji

(……………………………………………)

Modul Skill Lab PKDM 1


STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
POSTURAL DRAINASE

NAMA MAHASISWA :…………………………………………………………………......................


NIM MAHASISWA : .........…………………………………………………………………………..

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR


POSTURAL DRAINASE
Pengertian Postural drainage adalah tindakan keperawatan untuk
melepaskan sekresi dari berbagai segmen paru dengan
menggunakan pengaruh gravitasi.
Area yang dipilih untuk didrainase berdasarkan pada :
1. Pengetahuan akan kondisi klien dan proses penyakitnya
2. Pemeriksaan fisik dada
3. Hasil pemeriksaan rontgen dada

Tujuan 1. Mempercepat pengeluaran sekret


2. Mencegah terkumpulnya sekret pada saluran nafas
3. Mencegah terjadi ateletaksis

Indikasi 1. Pasien tirah baring lama


2. Pasien dengan peningkatan produksi sputum
3. Fibrosis kistik
4. Bronkietaksis
5. Atelektasis
6. Pneumonia

Kontraindikasi 1. Tension pnemothoraks


2. Hemoptisis
3. Gangguan kardiovaskular (hipertensi, hipotensi, infark
miokard, aritmia)
4. Tekanan intrakranial yang meningkat
5. Cedera kepala dan leher
6. Emfisema
7. Fistula bronkopleura
8. Tumor paru
9. Tuberkulosis
10. Osteoporosis
11. Edem paru
12. Efusi pleura luas
13. Kondisi dimana dada sangat nyeri

Petugas Perawat
No Aspek Yang Dinilai Nilai

Modul Skill Lab PKDM 1


0 1 2
1. Persiapan Pasien
1. Mengucapkan salam terapeutik
2. Memperkenalkan diri
3. Menjelaskan pada klien dan keluarga tentang prosedur
dan tujuan tindakan yang akan dilaksanakan.
4. Penjelasan yang disampaikan dimengerti
klien/keluarganya
5. Selama komunikasi digunakan bahasa yang jelas,
sistematis serta tidak mengancam.
6. Klien/keluarga diberi kesempatan bertanya untuk
klarifikasi
7. Privacy klien selama komunikasi dihargai.
8. Memperlihatkan kesabaran , penuh empati, sopan, dan
perhatian serta respek selama berkomunikasi dan
melakukan tindakan
9. Membuat kontrak (waktu, tempat dan tindakan yang
akan dilakukan)

2 Persiapan Alat
1. Bantal
2. Ranjang yang dapat mengatur posisi klien
3. Tisue
4. Handscon bersih
5. Segelas air hangat
6. Pot sputum dengan desinfektan

3 1. Mencuci tangan
2. Memasang masker dan sarung tangan bersih
3. Pilih area tersumbat yang akan di drainage berdasarkan
pengkajian semua bidang paru, data klinis dan gambar
photo dada
4. Baringkan klien dalam posisi untuk mendrainage area yang
tersumbat. Bantu klien untuk memilih posisi sesuai
kebutuhan dan ajarkan klien memposisikan postur lengan
dan posisi kaki yang tepat. Letakan bantal untuk
menyangga dan kenyamanan. Minta klien
mempertahankan posisi selama 10-15 menit
5. Selama posisi lakukan perkusi dan vibrasi dada di area
yang didrainage
6. Berikan tisue untuk membersihkan sputum yang keluar
7. Setelah posisi pertama, minta klien duduk napas dalam dan
batuk effektif. Tampung sekret dalam pot sputum

Modul Skill Lab PKDM 1


8. Minta klien untuk istirahat sebentar dan minum sedikit
9. Ulangi langkah 6-12. Setiap tindakan tidak lebih dari 20-30
menit pada bidang paru lain yang terjadi bendungan

4 Tahap Terminasi
1. Evaluasi hasil tindakan.
2. Dokumentasikan tindakan.
3. Berpamitan.

Nilai Total:

Cara Penilaian :
Nilai =Skor Yang Didapat x 100%
Total Skor

Keterangan :
0 : Tidak dilakukan
1 : Dilakukan tidak sempurna
2 : Dilakukan dengan sempurna
Purwokerto, ……/…/2021
Pembimbing/Penguji

(……………………………………………)

Modul Skill Lab PKDM 1


STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
PEMEBERIAN OBAT

NAMA MAHASISWA :…………………………………………………………………......................


NIM MAHASISWA : .........…………………………………………………………………………..

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR


PEMBERIAN OBAT
Pengertian Suatu standart atau kegiatan yang harus dilakukan dalam
prosedur pemberian obat ke pasien.
Tujuan 1. Perawat mampu memberikan prosedur pemberian obat
dengan benar
2. Mencegah perjadinya komplikasi akibat kesalahan prosedur
3. Membantu mempercepat proses penyembuhan pasien
Petugas Perawat
No Aspek Yang Dinilai Nilai
0 1 2
1. Persiapan Pasien
1. Mengucapkan salam terapeutik
2. Memperkenalkan diri
3. Menjelaskan pada klien dan keluarga tentang prosedur
dan tujuan tindakan yang akan dilaksanakan.
4. Penjelasan yang disampaikan dimengerti
klien/keluarganya
5. Selama komunikasi digunakan bahasa yang jelas,
sistematis serta tidak mengancam.
6. Klien/keluarga diberi kesempatan bertanya untuk
klarifikasi
7. Privacy klien selama komunikasi dihargai.
8. Memperlihatkan kesabaran , penuh empati, sopan, dan
perhatian serta respek selama berkomunikasi dan
melakukan tindakan
9. Membuat kontrak (waktu, tempat dan tindakan yang
akan dilakukan)
2 Prosedur Kerja

Benar pasien

1. Mencek nama lengkap dan tanggal lahir pasien


2. Mencocokkan obat yang akan diberikan dengan instruksi
terapi tertulis
3. Mencek riwayat alergi pasien

Modul Skill Lab PKDM 1


4. Menganamnesis lengkap riwayat obat/penggunaan obat saat
ini.

3 Benar obat

1. Mencocokkan obat yang akan diberikan dengan instruksi


terapi tertulis
2. Memberi label semua obat dan tempat obat (syringes, cangkir
obat, baskom obat) dan larutan lain.
3. Menuliskan nama obat pada label
4. Memverifikasi semua obat dan larutan yang sudah tersedia jika
orang menyiapkan obat bukan yang memberikan ke pasien.
5. Memberi label pada tiap obat atau larutan segera setelah obat
disiapkan jika tidak segera diberikan.
6. Perawat tidak memberikan label pada syringes atau tempat
kosong sebelum obat disiapkan/diisi.
7. Membuang segera setiap obat atau larutan yang tidak ada
labelnya
8. Membuang semua tempat obat berlabel di lokasi steril segera
setelah operasi atau prosedur dilakukan (ini berarti tempat
obat orisinil disimpan sampai tindakan selesai).
9. Saat pergantian tugas/jaga, review semua obat dan larutan
oleh petugas lama dan petugas baru secara bersama.
10. Mengubah daftar obat/kardek jika terdapat perubahan obat.

Benar dosis

1. Perawat mencek Dosis/volume obat pasien, terutama yang


memerlukan kewaspadaan tinggi, dihitung dan dicek oleh dua
orang perawat yang kompeten (double check).
2. Mengkonsultasikan kembali obat yang akan diberikan pada
dokter yang menulis resep obat.
3. Perawat berkonsentrasi penuh pada saat menyiapkan obat,
dan dihindari gangguan

4 Benar waktu

Modul Skill Lab PKDM 1


a. Perawat menyesuaikan waktupemberian obat yang
ditentukan : sebelum makan, setelah makan, saat makan
b. Memperhatikan waktu pemberian :
3 x sehari – tiap 8 jam
2 x sehari – tiap 12 jam
Sehari sekali – tiap 24 jam Selang sehari – tiap 48 jam
c. Segera memberikan obat pada pasien setelah
diinstruksikan oleh dokter

5 Benar cara pemberian

1. Menyesuaikan cara pemberian obat dengan bentuk/jenis


sediaan obat
2. Memberikan obat cair jika pasien terpasang NGT
3. Memberi jarak antara waktu pemberian obat dan nutrisi
6 Benar dokumentasi

1. Mendokumentasikan setiap perubahan yang terjadi


pada pasien setelah mendapat obat
2. Menulis nama dan tanda tangan paraf setelah
melakukan pemberian obat pada pasien.
3. Menulis nama dan paraf jika terdapat perubahan
jenis/dosis/jadwal/cara pemberian obat pada pasien
4. Jika ada coretan yang harus dilakukan : buat hanya satu
garis dan paraf diujungnya.
5. Mendokumentasikan respon pasien terhadap
pengobatan : efek samping obat (ESO) dicatat dalam
rekam medic dan form pelaporan insiden+formulir
pelaporan efek samping obat. Pelaporan insiden dikirim
ke Tim Keselamatan Pasien di Komite Mutu,
keselamatan dan kerja. Pelaporan efek samping obat
dikirim ke komite farmasi dan terapi

Modul Skill Lab PKDM 1


6. Medokumetasikan kejadian nyaris cidera terkait
pengobatan form pelaporan insiden ke tim Keselamatan
Pasien
7. Medokumentasikan kejadian tidak diharapkan form
pelaporan insiden ke Sub Komite Keselamatan Pasien.

7 Benar informasi

1. Memberi informasi tentang semua rencana


2. tindakan/pengobatan pada pasien dan atau
keluarganya, termasuk pasien di ICU (hak pasien)
3. Pasien diberi penjelasan mengenai tujuan dan cara
mengkonsumsi obat yang benar
4. Pasien diberi penjelasan mengenai efek samping yang
mungkin timbul
5. Pasien diberi penjelasan mengenai rencana lama terapi
6. Semua informasi yang telah diberikan pada pasien dan
keluarganya dituliskan dalam “Form Perencanaan
Kebutuhan dan Verifikasi Edukasi Terintegrasi Pada
Paien dan Keluarga”

8 Tahap Terminasi
1. Evaluasi hasil tindakan.
2. Dokumentasikan tindakan.
3. Berpamitan.

Nilai Total:
Keterangan :
0 : Tidak dilakukan
1 : Dilakukan tidak sempurna
2 : Dilakukan dengan sempurna
Purwokerto, ……/…/2021
Pembimbing/Penguji

(……………………………………………)

Modul Skill Lab PKDM 1


STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
PEMEBERIAN OBAT ORAL

NAMA MAHASISWA :…………………………………………………………………......................


NIM MAHASISWA : .........…………………………………………………………………………..

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR


PEMBERIAN OBAT ORAL
Pengertian Memberikan obat melalui oral/ mulut

Tujuan Memberikan obat tertentu yang pemberiannya dengan cara oral


Kebijakani Dilakukan oleh perawat
Indikasi pada pasien yang memerlukan pemberian obat melalui
oral

Petugas Perawat
No Aspek Yang Dinilai Nilai
0 1 2
1. Persiapan Pasien
1. Mengucapkan salam terapeutik
2. Memperkenalkan diri
3. Menjelaskan pada klien dan keluarga tentang prosedur
dan tujuan tindakan yang akan dilaksanakan.
4. Penjelasan yang disampaikan dimengerti
klien/keluarganya
5. Selama komunikasi digunakan bahasa yang jelas,
sistematis serta tidak mengancam.
6. Klien/keluarga diberi kesempatan bertanya untuk
klarifikasi
7. Privacy klien selama komunikasi dihargai.
8. Memperlihatkan kesabaran , penuh empati, sopan, dan
perhatian serta respek selama berkomunikasi dan
melakukan tindakan
9. Membuat kontrak (waktu, tempat dan tindakan yang
akan dilakukan)

Modul Skill Lab PKDM 1


2 Persiapan Alat;
a. Obat sesuai intruksi
b. Cairan / makanan yang di gunakan pasien minum
obat
c. Formulir pencatatan

3 Persiapan pasien ;
a. Jelaskan prosedur dan tujuan
b. Tanya pasien makanan / minuman yang sering
digunakan untuk minum obat
c. Persiapan perawat Cuci tangan

4 Prosedur kerja

a. Beri salam , sapa, senyum pada pasien


b. Cek gelang identifikasi sesuai dengan spo
pemasangan gelang identifikasi pasien
c. Pastikan obat yang diberikan sesuai dengan instruksi ;
jenis, dosis, waktu, cara pemberian dengan pasien yang
diberi obat
d. Kaji adanya kontra indikasi waktu pemberian obat,
sukar menelan , peristaltik turun, operasi gastro
intestinal, alergi, instruksi puasa dan lain- lain
e. Bantu pasien posisi duduk/ berbaring
f. Berikan obat dengan tepat dan makanan / minuman
yang memudahkan untuk menelan obat mungkun lebih
mudah pasien memegang obat sendiri
g. Jika pasien tidak mampu memegang sendiri obatnya
bantu dengan meletakan obat di bibir/ ujung lidah
kemudian minta pasien menelan
h. Tetap bersama pasien sampai obat tertelan atau minta
keluarga pastikan obat tertelan
i. Bereskan alat- alat

Modul Skill Lab PKDM 1


j. Ucapkan salam saat meninggalkan kamar pasien
k. Dokumentasikan ( Nama dan tanda tangan perawat,
tanggal dan jam pelaksanaan)

5 Tahap Terminasi
1. Evaluasi hasil tindakan.
2. Dokumentasikan tindakan.
3. Berpamitan.

Nilai Total:

Cara Penilaian :
Nilai =Skor Yang Didapat x 100%
Total Skor

Keterangan :
0 : Tidak dilakukan
1 : Dilakukan tidak sempurna
2 : Dilakukan dengan sempurna
Purwokerto, ……/…/2021
Pembimbing/Penguji

(……………………………………………)

Modul Skill Lab PKDM 1


STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
PEMEBERIAN OBAT PARENTERAL

A. Pemberian obat parenteral merupakan pemberian obat yang dilakukan dengan


menyuntikkan obat tersebut ke jaringan tubuh. Pemberian obat melalui parenteral
dapat dilakukan dengan cara:
Subcutaneous (SC) yaitu menyuntikkan obat ke dalam jaringan yang berada
dibawah lapisan dermis.
Intradermal (ID) yaitu menyuntikkan obat ke dalam lapisan dermis, dibawah
epidermis
Intramuscular (IM) yaitu muenyontikkan obat ke dalam lapisan otot tubuh
Intravenous (IV) yaitu menyuntikkan obat ke dalam vena
Selain keempat cara diatas, dokter juga sering menggunakan cara intrathecal atau
intraspinal, intracardial, intrapleural, intraarterial dan intraarticular untuk
pemberian obat perenteral ini.

B. Pemberian obat harus sesuai dengan prinsip 5 benar:


Benar Klien : Periksa nama klien, nomer RM, ruang, nama dokter yang
meresepkan pada catatan pemberian obat, catatan pemberian obat, kartu obat dan
gelang identitas pasien
Benar Obat: Memastikan bahwa obat generik sesuai dengan nama dagang obat,
klien tidak alergi pada kandungan obat yang didapat. memeriksa label obat dengan
catatan pemberian obat
Benar Dosis : Memastikan dosis yang diberikan sesuai dengan rentang pemberian
dosis untuk cara pemberian tersebut, berat badan dan umur klien; periksa dosis
pada label obat untuk membandingkan dengan dosis yang tercatat pada catatan
pemberian obat; lakukan penghitungan dosis secara akurat.
Benar Waktu : periksa waktu pemberian obat sesuai dengan waktu yang tertera
pada catatan pemberian obat (misalnya obat yang diberikan 2 kali sehari, maka
pada catatan pemberian obat akan tertera waktu pemberian jam 6 pagi, dan 6 sore)
Benar Cara : memeriksa label obat untuk memastikan bahwa obat tersebut dapat
diberikan sesuai cara yang diinstruksikan, dan periksa cara pemberian pada
catatan pemberian obat.

Modul Skill Lab PKDM 1


C. Beberapa hal yang harus diperhatikan saat menyiapkan obat:
Saat menyiapkan beberapa obat seperti heparin, insulin, digoxin lakukan
pemeriksaan ulang.
Jangan membuka bungkus obat jika dosis obat belum pasti. Buka sebelum
diberikan pada klien.
Ketika menyiapkan obat topikal, nasal, opthalmic dan obat-obat dan kardus
obat, ambil obat dari kotaknya dan periksa label untuk memastikan isinya
sesuai.
Saat mengambil pil dan botol, tuangkan pil tersebut pada tutupnya
kemudian letakkan pada tempat obat.
Tuangkan obat cair tidak pada bagian labelnya. Baca jumlah obat yang
dituang pada dasar meniscus.
Pisahkan obat-obat yang memerlukan data pengkajian awal, seperti tanda
vital.
Periksa tanggal kadaluarsa obat saat menyiapkannya.

Untuk mencegah masuknya mikroorganisme ke dalam tubuh, obat disiapkan


dan diberikan dengan menggunakan prinsip steril. Larutan obat, jarum dan spuit
yang telah terkontaminasi, akan menyebabkan terjadinya infeksi. Obat-obat yang
diberikan melalui parenteral ini diabsorbsi lebih cepat dibandingkan obat yang
diberikan melalui sistem gastrointestinal, karena obat tidak perlu melewati barier
jaringan epitel pada organ gastrointestinal sebelum akhirnya masuk ke dalam
sirkulasi darah. Obat intra muscular diabsorbsi lebih cepat daripada oabt
subcutaneous atau ontradermal, karena otot memiliki jaringan pembuluh darah
yang lebih banyak daripada kulit atau jaringan subkutan. Obat intradermal
merupakan obat yang diabsorbsi paling lambat karena obat harus melalui
beberapa jaringan epitel sebelum akhirnya masuk kedalam pembuluh darah.
Karena itu cara intradermal digunakan untuk menyuntikkan zat asing untuk
mengetahui reaksi organ dan jaringan terhadap adanya alergi, yang biasa disebut
skin test. Absorbsi melalui subcutaneos relatif lambat tetapi efektif untuk absobsi
sejumlah obat yang tidak diabsorbsi melalui sistem gastointestinal.
Keuntungan pemberian obat melalui parenteral adalah obat dapat diabsorbsi
dengan cepat melalui pembuluh darah. Cara parenteral ini dapat dilakukan jika

Modul Skill Lab PKDM 1


obat tidak dapat diabsorbsi melalui sistem gastrointestinal atau malah akan
dihancurkan olehnya. Obat juga diberikan pada klien yang tidak sadar atau tidak
kooperatif yang tidak dapat atau tidak mau menelan obat oral. Disamping
keuntungan diatas, terdapat beberapa kerugian pada pemberian obat melalui
parenteral ini. Klien, terutama anak-anak akan merasa cemas jika akan disuntuk.
Penyuntikan akan menyebabkan timbulnya rasa nyeri dan tidak nyaman pada
klien. Iritasi atau reaksi lokal dapat terjadi akibat efek obat pada jaringan.
Pemberian obat melalui parenteral juga dapat menyebabkan terjadinya infeksi,
kerena itu diperlukan penggunaaan tehnik steril untuk menyiapkan dan
memberikan obat ini. Pemberian obat perenteral ini kontraindikasi untuk klien
yang mengalami masalah perdarahan atau sedang mendapatkan terapi
antikoagulan.
Obat yang disuntikkan ke dalam tubuh dapat berupa larutan cair atau
suspensi. Larutan cair disiapkan dalam tiga bentuk : ampul, vial dan unit disposible.
Untuk memberikan obat melalui parenteral ini diperlukan spuit yang ukurannya
bervariasi dari 0,5 ml nirigga 50 ml. Spuit yang lebih dari 5 ml jarang digunakan
untuk menyuntik SC atau IM Spuit yang lebih besar.

Hal-hal yang harus diperhatikan :


- Alergen yang digunakan untuk test dapat menyebabkan reaksi sensitivitas atau
alergi.
- Yakinkan tersedianya obat antidot (epinephrine hydrochloride, bronchodilator dan
antihistamin) di unit sebelum dimulai
- Reaksi alergi atau sensitivitas ini dapat FATAL

Pengkajian sebelum injeksi dilakukan, difokuskan pada:


• Program pemberian obat dari dokter
• Tempat penusukan terakhir, alergi dan respon Klien pada penyuntikan
sebelumnya, yang tercatat pada catatan keperawatan klien
• Tanda-tanda pada tempat tusukan (memar, kemerahan, kerusakan kulit, nodul atau
edema)
• Faktor yang menentukan ukuran jarum yang sesuai (umur dan ukuran tubuh klien,
tempat injeksi, viskositas dan efek sisa dan obat)

Modul Skill Lab PKDM 1


Hal-hal yang perlu diperhatikan :
• Jika obat mual atau nyeri diberikan dalam bentuk yang berbeda (oral, parenteral
atau rektal), biarkan Klien memilih sebelum menyiapkan obat.
• Jika klien confuse, diperlukan bantuan untuk menstabilkan tempat tusukan dan
mencegah kerusakan jaringan dari jarum Tempat injeksi IM
SUDUTPEMBERIAN OBAT PARENTERAL (IC SC, IM, IV)

SUDUT INJEKSI

INTRADERMAL/INTRACUTAN (IC)

Modul Skill Lab PKDM 1


INTRAMUSCULAR (IM)

INTRAVENA

Modul Skill Lab PKDM 1


Modul Skill Lab PKDM 1
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
PEMEBERIAN OBAT PARENTERAL (ID,IM, IC, IM, IS, IV)

No Aspek yang dinilai Nilai


0 1 2
1 Cek indikasi medis
2 Cucitangan
3 Siapkan obat sesuai prinsip 5 benar*
4 Berikan salam, identifikasi klien dan panggil klien dengan namanya

5 Jelaskan prosedur dan tujuan pemberian obat pada


klien/keluarga
6 Ben kesempatan klien untuk bertanya
7 Tanyakan keluhan klien dan kaji adanya alergi
8 Jaga privasi klien
9 Gunakan sarung tangan
10 Pilih tempat penusukan
11 Bantu klien untuk mendapatkan posisi yang nyaman dan mudah untuk perawat melihat
tempat penusukan

Injeksi intradermal
12 Dengan ujung jarum menghadap ke atas dan menggunakan
tangan dominan, masukkan jarum tepat di bawah kulit dengan sudut 10-15 derajat*
13 Jika jarum telah masuk ke bawah kulit dan terlihat, masukkan lagi sekitar 1/8 inci

14 Cabut jarum dengan sudut yang sama saat disuntikkan


Jika terdapat darah, usap dengan lembut menggunakan kapas alkohol lain.
15 Observasi kulit adanya kemerahan atau bengkak. jika test alergi, observasi adanya reaksi
sistemik (misalnya sulit bernafas,
berkeringat, pingsan, berkurangnya tekanan darah, mual, muntah, sianosis)
16 Kaji kembali klien dan tempat injeksi setelah 5 menit, 15 menit dan selanjutnya secara
periodik
17 Buat lingkaran 1 inci di sekeliling jendalan dan instruksikan klien untuk tidak menggosok
daerah itu

Injeksi intramuskular
18 Bebaskan pakaian dari tempat penusukan
19 Bersihkan tempat yang akan digunakan dengan kapas alkohol
20 Buka tutup jarum
21 Regangkan kulit di tempat penusukan dengan cara: Tempatkan ibu jari dan jari telunjuk
tangan non dominan di atas tempat penusukan(hati-hati jangan sampai mengenai daerah
yang telah dibersihkan) hingga membentuk V

Modul Skill Lab PKDM 1


22 Regangkan ibu jari dan jari telunjuk dengan arah berlawanan, memisahkan jari sepanjang 3
inci
23 Cepat masukkan jarum dengan sudut 90o dengan tangan yang dominan

24 Pindahkan ibu jari dan jari telunjuk jari non dominan dan kulit untuk mendukung barrel
spuit, jari sebaiknya ditempatkan pada
barrel sehingga saat mengaspirasi, anda dapat melihat barel dengan jelas.
25 Tarik plunger dan observasi adanya darah pada spuit

26 Jika terdapat darah, tarik jarum keluarkan, berikan tekanan pada tempat tusukan dan
ulangi langkah ke C6 hingga C14 Jika tidak
ada darah, dorong plunger dengan perlahan, ajak klien berbicara*
27 Tarik jarum dengan sudut yang sarna saat penusukan

Injeksi subcutan
29 Pilih tempat penusukan pada lengan atas atau abdomen. Jika
kedua tempat tersebut tidak memungkinkan pilih tempat altematif lainnya (lihat gambar 3).
Rotasikan tempat penusukan.
30 Bantu klien untuk mendapatkan posisi yang nyaman sesuai tempat yang dipilih

31 Letakkan alas di bawah bagian tubuh yang akan dilakukan terapi intravena

32 Bersihkan tempat yang akan digunakan dengan kapas alkohol


33 Buka tutup jarum
34 Tarik kulit dan jaringan lemak dengan ibu jari dan jari tangan non dominan

35 Dengan tangan yang dominan, masukkan jarum dengan sudut 45


° dan untuk orang gemuk dengan sudut 90 °
36 Lepaskan tarikan tangan non dominan
37 Tarik plunger dan observasi adanya darah pada spuit
38 Jika tidak ada darah, masukkan obat perlahan
Jika ada darah: Tarik kembali jarum dari kulit Biarkan tempat penusukan
selama 2 menit Observasi adanya hematoma atau memar
Jika perlu berikan plester*
Siapkan obat yang baru, mulai dengan langkah awal, pilih tempat yang baru
39 Tarik jarum dengan sudut yang sama saat penusukan
40 Bersihkan tempat penusukan dengan kapas alkohol lain, tekan dengan lembut. Setelah
injeksi heparin jangan di tekan
41 Jika perlu, berikan plester

Intravena

Modul Skill Lab PKDM 1


42 Letakkan pasien pada posisi semi fowler atau supine jika tidak memungkinkan
43 Letakkan alas di bawah bagian tubuh yang akan di lakukan tindakan terapi intravena
44 Bebaskan lengan pasien dari baju/kemeja
45 Letakkan tourniquet 5 cm diatas tempat tusukan
46 Kencangkan tourniquet
47 Anjurkan pasien untuk mengepalkan telapak tangan dan membukanya beberapa kali, palpasi
dan pastikan tekanan yang akan ditusuk.
48 Bersihkan kulit dengan cermat menggunakan kapas alkohol, lalu diulangi dengan
menggunakan kapas betadin. Arah melingkar
dari dalam keluar lokasi tusukan.
49 Gunakan ibu jari untuk menekan jaringan dan vena 5 cm dibawah tempat tusukan
50 Pegang Jarum dalam posisi 30 derajat sejajar vena yang akan ditusuk, lalu tusuk perlahan dan
pasti
51 Rendahkan posisi jarum sejajar kulit dan teruskan jarum ke dalam vena.
52 Lakukan aspirasi
53 Lepaskan tourniquet
54 Masukkan obat ke dalam pembuluh vena perlahan-lahan
55 Keluarkan jarum dari pembuluh vena
56 Tutup tempat tusukan dengan kasa steril yang diberi betadin
57 Cuci Tangan
Terminasi
58 1. Evaluasi hasil tindakan.
2. Dokumentasikan tindakan.
3. Berpamitan.

Nilai Total:

Cara Penilaian :
Nilai =Skor Yang Didapat x 100%
Total Skor
Keterangan :
0 : Tidak dilakukan
1 : Dilakukan tidak sempurna
2 : Dilakukan dengan sempurna
Purwokerto, ……/…/2021
Pembimbing/Penguji

(……………………………………………)

Modul Skill Lab PKDM 1


Modul Skill Lab PKDM 1
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
PEMEBERIAN OBAT MELALUI TOPIKAL

NAMA MAHASISWA :…………………………………………………………………......................


NIM MAHASISWA : .........…………………………………………………………………………..

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR


PEMBERIAN OBAT TOPIKAL
Pengertian Pemberian obat secara topikal adalah memberikan obat secara
lokal pada kulit atau pada membrane pada area mata, hidung,
lubang telinga, vagina dan rectum.
Tujuan Tujuan dari pemberian obat topikal secara umum adalah untuk
memperoleh reaksi lokal dari obat tersebut.
Petugas Perawat
No Aspek Yang Dinilai Nilai
0 1 2
1. Persiapan Pasien
1. Mengucapkan salam terapeutik
2. Memperkenalkan diri
3. Menjelaskan pada klien dan keluarga tentang prosedur
dan tujuan tindakan yang akan dilaksanakan.
4. Penjelasan yang disampaikan dimengerti
klien/keluarganya
5. Selama komunikasi digunakan bahasa yang jelas,
sistematis serta tidak mengancam.
6. Klien/keluarga diberi kesempatan bertanya untuk
klarifikasi
7. Privacy klien selama komunikasi dihargai.
8. Memperlihatkan kesabaran , penuh empati, sopan, dan
perhatian serta respek selama berkomunikasi dan
melakukan tindakan
9. Membuat kontrak (waktu, tempat dan tindakan yang
akan dilakukan)
2 Persipan alat

1. Troli
2. Perlak
3. Bengkok (nierbekken)

Modul Skill Lab PKDM 1


4. Air DTT dalam kom
5. Sarung tangan
6. Kassa kecil steril (sesuai kebutuhan)
7. Kassa balutan dan plester (sesuai kebutuhan)
8. Lidi kapas
9. Obat topikal sesuai yang dipesankan (krim, salep, lotion,
otion yang mengandung suspensi, bubuk atau powder,
spray aerosol)
10. Buku obat

3 Prosedur

1. Cek instruksi dokter untuk memastikan nama obat,


daya kerja dan tempat pemberian.
2. Cuci tangan
3. Atur peralatan disamping tempat tidur klien
4. Tutup tirai
5. Identifikasi klien secara tepat
6. Posisikan klien dengan tepat dan nyaman, pastikan
hanya membuka area yang akan diberi obat
7. Inspeksi kondisi kulit.
8. Gunakan sarung tangan
9. Oleskan agen topical :
1. Krim, salep dan losion yang mengandung
minyak

a. Letakkan satu sampai dengan dua sendok teh


obat di telapak tangan kemudian lunakkan
dengan menggosok lembut diantara kedua
tangan
b. Usapkan merata diatas permukaan kulit,
lakukan gerakan memanjang searah
pertumbuhan bulu.

Modul Skill Lab PKDM 1


c. Jelaskan pada klien bahwa kulit dapat terasa
berminyak setelah pemberian

2. Lotion mengandung suspensi


1) Kocok wadah dengan kuat
2) Oleskan sejumlah kecil lotion pada kassa
balutan atau bantalan kecil Jelaskan pada klien
bahwa area akan terasa dingin dan kering.
3. Bubuk (Powder)

1) Pastikan bahwa permukaan kulit kering secara


menyeluruh
2) Regangkan dengan baik lipatan bagian kulit
seperti diantara ibu jari atau bagian bawah
lengan
3) Bubuhkan secara tipis pada area yang
bersangkutan

4. Spray aerosol

1) Kocok wadah dengan keras


2) Baca label untuk jarak yang dianjurkan untuk
memegang spray menjauhi area (biasanya 15-
30 cm)
3) Bila leher atau bagian atas dada harus
disemprot, minta klien untuk memalingkan
wajah dari arah spray.
4) Semprotkan obat dengan cara merata pada
bagian yang sakit

10. Rapikan kembali peralatan yang masih dipakai


11. Buang peralatan yang sudah tidak digunakan pada
tempat yang sesuai
12. Cuci tangan

Modul Skill Lab PKDM 1


4 Terminasi
1. Evaluasi hasil tindakan.
2. Dokumentasikan tindakan.
3. Berpamitan.

Nilai Total:

Cara Penilaian :
Nilai =Skor Yang Didapat x 100%
Total Skor

Keterangan :
0 : Tidak dilakukan
1 : Dilakukan tidak sempurna
2 : Dilakukan dengan sempurna
Purwokerto, ……/…/2021
Pembimbing/Penguji

(……………………………………………)

Modul Skill Lab PKDM 1


STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
PEMEBERIAN OBAT MELALUI SUPPOSITORIA

NAMA MAHASISWA :…………………………………………………………………......................


NIM MAHASISWA : .........…………………………………………………………………………..

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR


PEMBERIAN OBAT SUPPOSITORIA
Pengertian Supositoria adalah suatu bentuk pengobatan yang di desain
untuk administrasi via rektal (Galbraith et al 2007 dalam
pregram at al 2008). Supositoria adalah tehnik pemberian obat
berbentuk solid melalui insersi pada rektum yang mulai popular
di abad 19 (radshaw at al,2009).
Tujuan 1. Menghindari absorbsi saluran cerna atas.
2. Medikasi secara rektal dapat memberikan efek secara lokal
maupun sistemik seperti mengatasi konstipasi dan wasir.
Indikasi 1. kontraindikasi pengobatan lewat jalan oral yang disebabkan
oleh obstruksi saluran cerna atas atau ketidakmampuan
menelan
2. saat bahan obat yang diberikan dapat mengiritasi mukosa
saluran cerna
3. klien yang mengalami mual, muntah, dan ketidakmampuan
untuk makan dan minum
4. klien yang puasa atau yang terpasangan alat in situ
5. klien dengan tingkat kesadaran rendah
6. klien dengan konstipasi

Kontraindikasi 1. Klien dengan nyeri di rektum,


2. perdarahan di rektum,
3. riwayat oprasi anorektal atau anal stenosis,
4. Klien yang mengalami masalah dengan curah jantung.

Petugas Perawat

Modul Skill Lab PKDM 1


No Aspek Yang Dinilai Nilai
0 1 2
1. Persiapan Pasien
1. Mengucapkan salam terapeutik
2. Memperkenalkan diri
3. Menjelaskan pada klien dan keluarga tentang prosedur
dan tujuan tindakan yang akan dilaksanakan.
4. Penjelasan yang disampaikan dimengerti
klien/keluarganya
5. Selama komunikasi digunakan bahasa yang jelas,
sistematis serta tidak mengancam.
6. Klien/keluarga diberi kesempatan bertanya untuk
klarifikasi
7. Privacy klien selama komunikasi dihargai.
8. Memperlihatkan kesabaran , penuh empati, sopan, dan
perhatian serta respek selama berkomunikasi dan
melakukan tindakan
9. Membuat kontrak (waktu, tempat dan tindakan yang
akan dilakukan)
2 Persiapan Alat

1. Sarung tangan steril


2. Obat
3. Air pemumas/jelly
4. Bengkok
5. Kertas tissue

3 Prosedur Kerja

1. Mengatur posisi pasien


2. Membuka suppositoria
3. Menggunakan sarung tangan
4. Memegang obat suppositoria dengan kain kasa

Modul Skill Lab PKDM 1


5. Mengoles telunjuk kanan perawat dan ujung obat
dengan jelly
6. Memasukkan ujung obat sejauh 7-8 cm kedalam rectum
7. Menganjurkan pasien untuk tarik nafas dalam
8. Menarik jari telunjuk keluar dan menjepitkan kedua
belahan bokong pasien
9. Membersihkan daerah anus dengan tissue
10. Menganjurkan agar klien tetap terbaring kurang lebih 20
menit
11. Mengobservasi pasien

4 Terminasi
1. Evaluasi hasil tindakan.
2. Dokumentasikan tindakan.
3. Berpamitan.

Nilai Total:

Cara Penilaian :
Nilai =Skor Yang Didapat x 100%
Total Skor

Keterangan :
0 : Tidak dilakukan
1 : Dilakukan tidak sempurna
2 : Dilakukan dengan sempurna
Purwokerto, ……/…/2021
Pembimbing/Penguji

(……………………………………………)

Modul Skill Lab PKDM 1


STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
PEMASANGAN INFUS (INTRAVENA)

NAMA MAHASISWA :…………………………………………………………………......................


NIM MAHASISWA : .........…………………………………………………………………………..

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR


PEMASANGAN INFUS (INTRAVENA)
Pengertian Memasukkan cairan obat langsung ke dalam pembuluh darah vena
dalam jumlah banyak dan waktu yang lama, dengan menggunakan
infus set.
Tujuan 1. Sebagai pengobatan.
2. Mencukupi kebutuhan tubuh akan cairan dan elektrolit.
3. Memberikan zat makanan pada pasien yang tidak dapat /
tidak boleh makan melalui mulut

Indikasi 1. Kondisi emergency (misalnya ketika tindakan RJP), yg


memungkinkan untuk pemberian obat secara langsung ke
dalam pembuluh darah Intra Vena
2. Untuk dapat memberikan respon yg cepat terhadap
pemberian obat (seperti furosemid, digoxin)
3. Pasien yg mendapat terapi obat dalam jumlah dosis besar
secara terus-menerus melalui pembuluh darah Intra vena
4. Pasien yg membutuhkan pencegahan gangguan cairan &
elektrolit
5. Untuk menurunkan ketidaknyamanan pasien dengan
mengurangi kepentingan dgn injeksi intramuskuler.
6. Pasien yg mendapatkan tranfusi darah
7. Upaya profilaksis (tindakan pencegahan) sebelum prosedur
(contohnya pada operasi besar dengan risiko perdarahan,
dipasang jalur infus intravena untuk persiapan seandainya
berlangsung syok, juga untuk memudahkan pemberian obat)
8. Upaya profilaksis pada pasien-pasien yg tidak stabil,
contohnya syok (meneror nyawa) & risiko dehidrasi
(kekurangan cairan) , sebelum pembuluh darah kolaps (tak
teraba), maka tak mampu dipasang pemasangan infus.
Kontraindikasi 1. Terdapat inflamasi (bengkak, nyeri, demam), flebitis,
sklerosis vena, luka bakar dan infeksi di area yang
hendak di pasang infus.
2. Pemasangan infus di daaerah lengan bawah pada pasien
gagal ginjal, terutama pada pasien-pasien yang
mempunyai penyakit ginjal karena lokasi ini dapat
digunakan untuk pemasangan fistula arteri-vena (A-V
shunt) pada tindakan hemodialisis (cuci darah).
3. Obat-obatan yg berpotensi iritan pada pembuluh vena
kecil yg aliran darahnya lambat (contohnya pembuluh
vena di tungkai & kaki).

Modul Skill Lab PKDM 1


Petugas Perawat
No Aspek Yang Dinilai Nilai
0 1 2
1. Persiapan Pasien
1. Mengucapkan salam terapeutik
2. Memperkenalkan diri
3. Menjelaskan pada klien dan keluarga tentang prosedur
dan tujuan tindakan yang akan dilaksanakan.
4. Penjelasan yang disampaikan dimengerti
klien/keluarganya
5. Selama komunikasi digunakan bahasa yang jelas,
sistematis serta tidak mengancam.
6. Klien/keluarga diberi kesempatan bertanya untuk
klarifikasi
7. Privacy klien selama komunikasi dihargai.
8. Memperlihatkan kesabaran , penuh empati, sopan, dan
perhatian serta respek selama berkomunikasi dan
melakukan tindakan
9. Membuat kontrak (waktu, tempat dan tindakan yang
akan dilakukan)
2 Persiapan Alat
1. Standart infus.
2. Abocart
3. Cairan infus
4. Infus set.
5. Alkohol swab.
6. Transparan dresing.
7. Gunting.
8. Plester.
9. Pengalas dan perlak.
10. Bengkok.
11. Sarung tangan on steril.

3 Prosedur
1. Cuci tangan (sesuai SPO cuci tangan).
2. Identifikasi pasien(sesuai SPO identifikasi pasien).
3. Jelaskan pada pasien tindakan yang akan dilakukan.
4. Bawa peralatan kepasien.
5. Atur posisi pasien dengan posisi supine( terlentang).
6. Siapkan set infus dan cairan infus untuk siap digunakan -
Lepaskan penutup botol cairan lalu didesinfeksi dengan
alkohol swab dan tusukkan pipa saluran udara dan
saluran infus.
7. Isi selang infus : tekan bilik drip dan lepaskan, biarkan
terisi 1/3 sampai ½ penuh.
? Tutup jarum dibuka, cairan dialirkan sampai keluar
sehingga udara tidak ada pada selang infus, lalu klem ke

Modul Skill Lab PKDM 1


posisi off, pastikan slang bersih dari udara dan gelembung
udara, ujung slang ditutup kembali.
8. Pakai sarung tangan .
9. Periksa ulang cairan yang akan diberikan.
10. Siapkan area yang akan dipasang infus.
11. Pasang perlak dan pengalas di bawah anggota badan yang
akan dipasang infuse .
12. Lakukan fixasi
13. Tentukan vena yang akan ditusuk.
14. Desinfeksi area yang akan ditusuk dengan diameter 5 – 19
cm melingkar dari arah dalam keluar.
15. Tusukkan jarum infus/abocath pada vena yang telah
ditentukan
16. Tutup bagian yang ditusuk dengan tegaderm
17. Tulis tanggal dan ukuran jarum infus/abocath pada
plester bagian luar.
18. Hitung jumlah tetesan infus sesuai dengan kebutuhan.
19. Perhatikan reaksi pasien.
20. Rapikan pasien
21. Rapikan peralatan dan kembalikan pada tempatnya.
22. Cuci tangan
23. Catat waktu pemasangan, jenis cairan dan jumlah cairan
serta peralatan habis pakai pada status pasien.

4 Terminasi
1. Evaluasi hasil tindakan.
2. Dokumentasikan tindakan.
3. Berpamitan.

Nilai Total:

Cara Penilaian :
Nilai =Skor Yang Didapat x 100%
Total Skor

Keterangan :
0 : Tidak dilakukan
1 : Dilakukan tidak sempurna
2 : Dilakukan dengan sempurna
Purwokerto, ……/…/2021
Pembimbing/Penguji

(……………………………………………)

Modul Skill Lab PKDM 1


STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
MENGHITUNG TETESAN CAIRAN INFUS

NAMA MAHASISWA :…………………………………………………………………......................


NIM MAHASISWA : .........…………………………………………………………………………..

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR


MENGHITUNG TETESAN CAIRAN INFUS
Pengertian Menghitung kecepatan infus untuk mencegah ketidaktepatan
pemberian cairan
Tujuan a. Mencegah terjadinya kolaps kardiovaskular dan sirkulasi
pada klien dehidrasi dan syok
b. Mencegah kelebihan cairan pada klien
Petugas Perawat
No Aspek Yang Dinilai Nilai
0 1 2
1. 1. Petugas mengucapkan salam, memperkenalkan diri dan
menyapa dengan menyebutkan nama pasien
2. Mencocokkan identitas pasien dengna gelang identitas
yang dipakai pasien
3. Petugas mencuci tangan
4. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan.
5. Membaca program dokter dan ikuti enam benar untuk
memastikan larutan yang benar
6. Mencari tahu kalibrasi dalam tetesan per milliliter dari
set infuse (sesuai petunjuk pada bungkus)

▪ Tetes mikro (mikrodrip):1cc=60 tetes


▪ Tetes makro (makrodrip) 1 cc = 15 tetes 1 cc = 20
tetes

7. Memilih salah satu rumus berikut - Milliliter per jam


Jumlah total cairan infuse (cc) cc/jam = Lama waktu
penginfusan (jam) - Tetes permenit Jumlah total cairan
infuse (cc) x factor tetesan Lama waktu pengimpusan

Modul Skill Lab PKDM 1


8. Mencuci tangan
9. Menetapkan kecepatan aliran dengan menghitung
tetesan pada bilik drip selama satu menit dengan jam,
kemudian atur klem pengatur untuk menaikkan atau
menurunkan kecepatan infuse.
10. Memeriksa kecepatan ini setiap jam
11. Mendokumentasikan pada catatan perawat mengenai
larutna dan waktu

Nilai Total:
Keterangan :
0 : Tidak dilakukan
1 : Dilakukan tidak sempurna
2 : Dilakukan dengan sempurna
Purwokerto, ……/…/2021
Pembimbing/Penguji

(……………………………………………)

Modul Skill Lab PKDM 1


STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
PEMEBERIAN OKSIGEN NASAL KANUL

NAMA MAHASISWA :…………………………………………………………………......................


NIM MAHASISWA : .........…………………………………………………………………………..

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR


PEMASANGAN NASAL KANUL
Pengertian Pemberian oksigen merupakan salah satu terapi pemenuhan
kebutuhan dasar manusia, dimana oksigen dengan konsentrasi
tinggi diberikan kepada pasien yang membutuhkan melalui selang
nasal kanul
Tujuan Untuk memberikan suplai oksigen yang lebih banyak sehingga
kebutuhan tubuh akan oksigen dapat terpenuhi.
Petugas Perawat
No Aspek Yang Dinilai Nilai
0 1 2
1. Persiapan Pasien
1. Mengucapkan salam terapeutik
2. Memperkenalkan diri
3. Menjelaskan pada klien dan keluarga tentang prosedur
dan tujuan tindakan yang akan dilaksanakan.
4. Penjelasan yang disampaikan dimengerti
klien/keluarganya
5. Selama komunikasi digunakan bahasa yang jelas,
sistematis serta tidak mengancam.
6. Klien/keluarga diberi kesempatan bertanya untuk
klarifikasi
7. Privacy klien selama komunikasi dihargai.
8. Memperlihatkan kesabaran , penuh empati, sopan, dan
perhatian serta respek selama berkomunikasi dan
melakukan tindakan
9. Membuat kontrak (waktu, tempat dan tindakan yang
akan dilakukan)

Modul Skill Lab PKDM 1


2 Persiapan Alat
1. Tabung oksigen lengkap dengan flow meter dan
humidifier
2. Alat oksigenasi (nasal kanul)
3. Selang oksigen
4. Aquabides
5. Plester
6. Gunting
7. Bengkok
8. Handscoon
9. Masker
3 Tahap Kerja

1. Atur aliran oksigen sesuai dengan kecepatan yang


dibutuhkan, Kemudian observasi humidifier dengan
melihat air bergelembung.
2. Memastikan volume air steril dalam tabung pelembab
sesuai ketentuan
3. Menghubunbgkan selang dari kanula nasal ke tabung
oksigen
4. Memeriksa apakah oksigen keluar dari kanula
5. Pasang kanula nasal pada hidung dan atur pengikat
untuk kenyaman pasien
6. Jumlah liter oksigen yang diberikan biasanya untuk face
mask digunakan untuk memberikan oksigen dengan
konsentrasi oksigen dari nasal kanul 2-5 liter/menit
kepada pasien
7. Periksa kanula tiap 6-8 jam
8. Kaji mukosa hidung serta periksa kecepatan oksigen
tiap 6-8 jam
4 Terminasi
1. Evaluasi hasil tindakan.
2. Dokumentasikan tindakan.

Modul Skill Lab PKDM 1


3. Berpamitan.

Nilai Total:

Cara Penilaian :
Nilai =Skor Yang Didapat x 100%
Total Skor

Keterangan :
0 : Tidak dilakukan
1 : Dilakukan tidak sempurna
2 : Dilakukan dengan sempurna
Purwokerto, ……/…/2021
Pembimbing/Penguji

(……………………………………………

Modul Skill Lab PKDM 1


STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
PEMEBERIAN OKSIGEN SIMPLE MASK

NAMA MAHASISWA :…………………………………………………………………......................


NIM MAHASISWA : .........…………………………………………………………………………..

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR


PEMASANGAN NASAL KANUL
Pengertian Suatu kegiatan yang dilakukan untuk memberikan bantuan
oksigen sebagai salah satu terapi.
Tujuan Membantu memenuhi suplai oksigen dalam tubuh
Indikasi Pasien yang memiliki gangguan sistem pernafasan.
Petugas Perawat
No Aspek Yang Dinilai Nilai
0 1 2
1. Persiapan Pasien
1. Mengucapkan salam terapeutik
2. Memperkenalkan diri
3. Menjelaskan pada klien dan keluarga tentang prosedur
dan tujuan tindakan yang akan dilaksanakan.
4. Penjelasan yang disampaikan dimengerti
klien/keluarganya
5. Selama komunikasi digunakan bahasa yang jelas,
sistematis serta tidak mengancam.
6. Klien/keluarga diberi kesempatan bertanya untuk
klarifikasi
7. Privacy klien selama komunikasi dihargai.
8. Memperlihatkan kesabaran , penuh empati, sopan, dan
perhatian serta respek selama berkomunikasi dan
melakukan tindakan
9. Membuat kontrak (waktu, tempat dan tindakan yang
akan dilakukan)

Modul Skill Lab PKDM 1


2 Persiapan Alat
1. Tabung oksigen lengkap dengan flow
meter,humidifier
2. Simple Masker
3. Alat pencatat atau alat tulis
4. Vaselin/jelly

3
Prosedur Kerja

1. Mencuci tangan
2. Mengontrol flow meter dan humidifier
3. Mengontrol apakah peralatan berfingsi
4. Mengikuti instruksi yang tertulis pada alat tersebut
5. Mencuci tangan
6. Melakukan pencatatan
a. Jumlah liter oksigen yang diberikan biasanya untuk
face mask digunakan untuk memberikan oksigen
dengan konsentrasi lebih dari nasal kanul (30-60%)
pada 6-8
liter/menit.
b. Cara pemberiannya
c. Reaksi pasien
7. Mengevaluasi toleransi pasien terhadap prosedur 8. Cara
pemberian masker :
a. Memasang selang masker pada perangkat oksigen
b. Mengatur aliran oksigen dengan instruks
c. Memakai masker pada wajah pasien
8. Mengontrol apakah pasien sudah merasa nyaman
9. Cuci Tangan

4 Terminasi
1. Evaluasi hasil tindakan.

Modul Skill Lab PKDM 1


2. Dokumentasikan tindakan.
3. Berpamitan.

Total Nilai:

Cara Penilaian :
Nilai =Skor Yang Didapat x 100%
Total Skor

Keterangan :
0 : Tidak dilakukan
1 : Dilakukan tidak sempurna
2 : Dilakukan dengan sempurna
Purwokerto, ……/…/2021
Pembimbing/Penguji

(……………………………………………)

Modul Skill Lab PKDM 1


STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
PEMEBERIAN OKSIGEN REABREATHING DAN NONREABREATHING

NAMA MAHASISWA :…………………………………………………………………......................


NIM MAHASISWA : .........…………………………………………………………………………..

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR


PEMASANGAN REABREATHING & NON REABREATHING
Pengertian Pemberian/Inhalasi oksigen merupakan cara pemberian oksigen
ke dalam paru-paru melalui saluran pernapasan dengan
menggunakan alat bantu oksigen (Hidayat & Uliyah, 2005).
Tujuan Menurut Perry and Potter (2006) dalam Budiarti (2014), antara
lain:
1. Memenuhi kebutuhan oksigen (mempertahankan PaO2> 60
mmHg atau SaO2> 90%)
2. Mencegah terjadinya hipoksia
Indikasi Masker rebreathing:
1. Klien hipoksia dengan dispneu, apneu, dan sianosis.
2. Perfusi jaringan adekuat
3. Klien yang membutuhkan oksigen dengan kecepatan aliran 8-
12 liter/menit dan konsentrasi oksigen sebesar 60%-80%
Masker nonrebreathing:
1. klien gagal jantung yang tidak sadar dan membutuhkan
oksigen >70%
2. Klien menunjukkan tanda-tanda shock, dipsnea,
sianosis,apnea
3. Klien yang membutuhkan oksigen dengan kecepatan aliran 8-
12 liter/menit dan konsentrasi oksigen hingga 90%
Kontraindikasi ▪ Masker rebreathing:
Klien PPOK yang membutuhkan konsentrasi oksigen <60%
▪ Masker nonrebreathing:
Klien PPOK dan mengalami muntah-muntah
Petugas Perawat

Modul Skill Lab PKDM 1


No Aspek Yang Dinilai Nilai
0 1 2
1. Persiapan Pasien

1. Mengucapkan salam terapeutik


2. Memperkenalkan diri
3. Menjelaskan pada klien dan keluarga tentang prosedur
dan tujuan tindakan yang akan dilaksanakan.
4. Penjelasan yang disampaikan dimengerti
klien/keluarganya
5. Selama komunikasi digunakan bahasa yang jelas,
sistematis serta tidak mengancam.
6. Klien/keluarga diberi kesempatan bertanya untuk
klarifikasi
7. Privacy klien selama komunikasi dihargai.
8. Memperlihatkan kesabaran , penuh empati, sopan, dan
perhatian serta respek selama berkomunikasi dan
melakukan tindakan
9. Membuat kontrak (waktu, tempat dan tindakan yang
akan dilakukan)
2 Persiapan Alat

1. Set oksigen (tabung oksigen, oksigen, flowmeter,


humidifier)
2. Air steril
3. Plester non iritan
4. Masker rebreathing atau nonrebreathing (sesuai
kebutuhan dan ukuran)
5. Sarung tangan bersih
3 Prosedur

1. Ucapkan salam terapeutik

Modul Skill Lab PKDM 1


2. Lakukan evaluasi/validasi
3. Terangkan prosedur pada klien
4. Cuci tangan
5. Menggunakan sarung tangan bersih
6. Hubungkan selang oksigen ke humidifier dengan aliran
rendah, selang tidak tertekuk dan sambungan paten
7. Ada gelembung udara pada humidifier
8. Isi oksigen ke dalam kantong dengan cara menutup
lubang antara kantong dengan sungkup, terasa oksigen
keluar dari masker
9. Atur tali pengikat sungkup sehingga menutup dengan
rapat dan nyaman
10. Sesuaikan aliran oksigen,sehingga kantong akan terisi
saat ekspirasi dan hampir kuncup waktu inspirasi
11. Mengarahkan masker ke wajah klien dan pasang dari
hidung ke bawah
12. Lingkarkan karet sungkup pada kepala klien agar
sungkup muka tidak lepas
9. Alirkan oksigen Jumlah liter oksigen yang diberikan
biasanya untuk Reabreathing dan Nonreabreathing
digunakan untuk memberikan oksigen dengan
konsentrasi oksigen 8-12 liter/menit kepada pasien
13. Periksa masker, aliran oksigen setiap 2 jam (sesuai
kondisi dan keadaan umum pasien)
14. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan

4 Terminasi

1. Evaluasi hasil tindakan.


2. Dokumentasikan tindakan.
3. Berpamitan.

Modul Skill Lab PKDM 1


5 Dokumentasi
Catat segala tindakan yang dilakukan, Catat tanggal dan waktu
pelaksanaan prosedur, Catat hasil pengkajian (respon klien
setelah diberikan oksigen, kecepatan aliran oksigen)

Nilai Total:

Cara Penilaian :
Nilai =Skor Yang Didapat x 100%
Total Skor

Keterangan :
0 : Tidak dilakukan
1 : Dilakukan tidak sempurna
2 : Dilakukan dengan sempurna
Purwokerto, ……/…/2021
Pembimbing/Penguji

(……………………………………………)

Modul Skill Lab PKDM 1


STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
PENGAMBILAN DARAH VENA (PLEBOTOMY)

NAMA MAHASISWA :…………………………………………………………………......................


NIM MAHASISWA : .........…………………………………………………………………………..

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR


PENGAMBILAN DARAH VENA (PLEBOTOMI)
Pengertian Dalam kegiatan pengumpulan sampel darah dikenal istilah phlebotomy
yang berarti proses mengeluarkan darah. Dalam praktek laboratorium
klinik, ada 3 macam cara memperoleh darah, yaitu : melalui tusukan
vena (venipuncture), tusukan kulit (skinpuncture) dan tusukan arteri
atau nadi. Venipuncture adalah cara yang paling umum dilakukan, oleh
karena itu istilah phlebotomy sering dikaitkan dengan venipuncture.
Tujuan 1. Untuk mendapatkan sampel darah vena yang baik dan memenuhi
syarat untuk dilakukan pemeriksaan.
2. Untuk menurunkan resiko kontaminasi dengan darah (infeksi,
needle stick injury) akibat vena punctie bagi petugas maupun
penderita.
3. Untuk petunjuk bagi setiap petugas yang melakukan pengambilan
darah (phlebotomy)

Petugas Perawat
No Aspek Yang Dinilai Nilai
0 1 2
1. Persiapan Pasien

1. Mengucapkan salam terapeutik


2. Memperkenalkan diri
3. Menjelaskan pada klien dan keluarga tentang prosedur
dan tujuan tindakan yang akan dilaksanakan.
4. Penjelasan yang disampaikan dimengerti
klien/keluarganya
5. Selama komunikasi digunakan bahasa yang jelas,
sistematis serta tidak mengancam.
6. Klien/keluarga diberi kesempatan bertanya untuk
klarifikasi
7. Privacy klien selama komunikasi dihargai.

Modul Skill Lab PKDM 1


8. Memperlihatkan kesabaran , penuh empati, sopan, dan
perhatian serta respek selama berkomunikasi dan
melakukan tindakan
9. Membuat kontrak (waktu, tempat dan tindakan yang
akan dilakukan)

2 Persiapan Alat

1. Spuite atau jaurm suntik 3 ml atau 5ml


2. Torniquet
3. Kapas alkohol
4. Plesterin
5. Anti koagulan/ EDTA
6. Vacuum tube
7. Bak injeksi

3 Prosedur Kerja

1. Salam pada pasien


2. Lakukan pendekatan pasien dengan tenang dan ramah,
usahakan pasien senyaman mungkin.
3. Jelaskan maksud dan tujuan tentang tindakan yang akan
dilakukan
4. Minta pasien meluruskan lenganya, pilih tangan yng banyak
melakukan aktivitas.
5. Minta pasien untuk mengepalkan tangannya.
6. Pasangkan torniqket kira-kira 10 cm diatas lipatan siku.
7. Pilih bagian vena mediana cubiti atau cephalica. Lakukan
perabaan (palpasi) untuk memastikan posisi vena. Vena
teraba seperti sebuah pipa kecil, elastic dan memiliki
dinding tebal.
8. Jika vena tidak teraba, lakukan pengurutan dari arah
pergelangan ke siku, atau kompres hangat selama 5 menit
pada daerah lengan.

Modul Skill Lab PKDM 1


9. Bersihkan kulit pada bagian yang akan diambil dengan
kapas alkohol 70% dan biarkan kering, dengan catatan kulit
yang sudah dibersihkan jang dipegang lagi.
10. Tusuk bagian vena dengan posisi lubang jarum menghadap
ke atas. Jika jarum telah masuk ke dalam vena, akan terlihat
darah masuk kedalam semprit (flash). Usahakan sekali
tusuk vena, lalu torniquet dilepas.
11. Setelah volume darah dianggap cukup, minta pasien
membuka kepalan tangannya.
12. Letakan kapas di tempat suntikan lalu segera lepaskan /
tarik jarum. Tekan kapas beberapa saat lalu plester selama
± 15 menit.

4 Terminasi

1. Evaluasi hasil tindakan.


2. Dokumentasikan tindakan.
3. Berpamitan.
5 Dokumentasi

1. Mencatat tanggal dan waktu pelaksanaan tindakan.


2. Mencatat hasil pengkajian sebelum, selama dan setelah
tindakan prosedur.
3. Mencatat hasil observasi klien selama dan setelah tindakan.

Total Nilai:

Cara Penilaian :
Nilai =Skor Yang Didapat x 100%
Total Skor

Keterangan :
0 : Tidak dilakukan
1 : Dilakukan tidak sempurna
2 : Dilakukan dengan sempurna
Purwokerto, ……/…/2021
Pembimbing/Penguji

(……………………………………………)

Modul Skill Lab PKDM 1


STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
PEMERIKSAAN FAAL URIN (URINOLOGY)

NAMA MAHASISWA :…………………………………………………………………......................


NIM MAHASISWA : .........…………………………………………………………………………..

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR


PEMERIKSAAN FAAL URINE
Pengertian Pemeriksaan urine lengkap adalah pemeriksaan yang memakai
metode carik celup yang berupa secarik plastic kaku yang pada
sebelah sisinya dilekati dengan sepuluh kertas isap yang masing
masing mengandung reagen-reagen spesifik terhadap salah satu
zat yang mungkin ada didalam urin.
Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah – langkah untuk mengetahui
adanya urobilinogen, bilirubine, ketone, eritrocit, leukosit, nitrite,
glukosa, berat jenis, dan pH.
Petugas Perawat
No Aspek Yang Dinilai Nilai
0 1 2
1. Persiapan Pasien
1. Mengucapkan salam terapeutik
2. Memperkenalkan diri
3. Menjelaskan pada klien dan keluarga tentang prosedur
dan tujuan tindakan yang akan dilaksanakan.
4. Penjelasan yang disampaikan dimengerti
klien/keluarganya
5. Selama komunikasi digunakan bahasa yang jelas,
sistematis serta tidak mengancam.
6. Klien/keluarga diberi kesempatan bertanya untuk
klarifikasi
7. Privacy klien selama komunikasi dihargai.
8. Memperlihatkan kesabaran , penuh empati, sopan, dan
perhatian serta respek selama berkomunikasi dan
melakukan tindakan

Modul Skill Lab PKDM 1


9. Membuat kontrak (waktu, tempat dan tindakan yang
akan dilakukan)
2 Prosedur Kerja

1. Urine harus di jadikan serba sama sebelum diperiksa


didalam tabung reaksi, campurlah baik – baik sampai juga
sedimen terbagi merata.
2. Celupkan urine strips hanya sekejap saja kedalam urine.
3. Hilangkan kelebihan urine yang melekat pada urine strips
dengan menyentukan pinggir strips ke pada pinggir
tabung urine.
4. Jangan pegang bagian dari urine strips yang mengandung
reagen dengan jari.
5. Bacalah hasil pada urine strips dengan membandingkan
standar warna pada botolnya selama 1 – 2 menit, jangan
membaca hasil lebih dari 2 menit dikarenakan akan
terjadi perubahan warna pada strip.
6. Botol urine strips harus selalu ditutup rapat, dan jangan di
letakkan di sinar matahari.

3 Hasil pemeriksaan :
- Urobilinogen: Negative
- Bilirubine : Negative
- Ketone : Negative
- Eritrocit : Negative
- Leukosit : Negative
- Protein : Negative
- Nitrite : Negatif
- Glukose : Negative
- Berat Jenis : 1.000
- pH : 5,0

4 Terminasi
1. Evaluasi hasil tindakan.

Modul Skill Lab PKDM 1


2. Dokumentasikan tindakan.
3. Berpamitan.
5 Dokumentasi

1. Mencatat tanggal dan waktu pelaksanaan tindakan.


2. Mencatat hasil pengkajian sebelum, selama dan setelah
tindakan prosedur.
3. Mencatat hasil observasi klien selama dan setelah
tindakan.

Total Nilai:

Cara Penilaian :
Nilai =Skor Yang Didapat x 100%
Total Skor

Keterangan :
0 : Tidak dilakukan
1 : Dilakukan tidak sempurna
2 : Dilakukan dengan sempurna
Purwokerto, ……/…/2021
Pembimbing/Penguji

(……………………………………………)

Modul Skill Lab PKDM 1


STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
PEMERIKSAAN SEKRET VAGINA

NAMA MAHASISWA :…………………………………………………………………......................


NIM MAHASISWA : .........…………………………………………………………………………..

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR


PEMERIKSAAN SEKRET VAGINA
Pengertian Adalah suatu tindakan pemeriksaan spesifik terhadap kuman
trichomas vaginalis maupun kuman neisseria gonorrhea dalam
sekret genital
Tujuan Untuk mengetahui ada tidaknya yeast, trichomonas vaginalis atau
clue cells dan juga utuk mengindikasikan adanya bakteri
alvaginosis dan Trichomonas vaginalis
Petugas Perawat
No Aspek Yang Dinilai Nilai
0 1 2
1. Persiapan Pasien

10. Mengucapkan salam terapeutik


11. Memperkenalkan diri
12. Menjelaskan pada klien dan keluarga tentang prosedur
dan tujuan tindakan yang akan dilaksanakan.
13. Penjelasan yang disampaikan dimengerti
klien/keluarganya
14. Selama komunikasi digunakan bahasa yang jelas,
sistematis serta tidak mengancam.
15. Klien/keluarga diberi kesempatan bertanya untuk
klarifikasi
16. Privacy klien selama komunikasi dihargai.
17. Memperlihatkan kesabaran , penuh empati, sopan, dan
perhatian serta respek selama berkomunikasi dan
melakukan tindakan
18. Membuat kontrak (waktu, tempat dan tindakan yang
akan dilakukan)
2 Persiapan Alat
• Mikroskop
• Pipet tetes

Modul Skill Lab PKDM 1


• Cover glass
Reagen
• KOH 10%
• NaCl 0,9%
• Hipocloride 0,05%

3 Prosedur Kerja
1. Penerimaan sediaan dari ruang pengambilan spesimen
a. Sediaan harus diterima bersama dengan formulir
catatan medisnya
b. Cocokan nomor kode sediaan dengan nomor kode
dicatatan medis
c. Sediaan berisi 2 hapusan
2. Teteskan 1 tetes NaCl 0,9% pada salah satu hapusan,
aduk dengan ujung kaca penutup (cover Glass)
3. Tutup dengan menggunakan kaca penutup dengan
menempelkan salah satu sisi kaca penutup pada sediaan
dan menutupnya secara perlahan- lahan
4. Teteskan 1 tetes KOH 10% pada hapusan yang lainnya,
cium ada tidak bau amis, aduk dengan kaca penutup
kemudian tutup
5. Periksa sediaan NaCl terlebih dahulu dibawah
mikroskop dengan lensa objektif 10x dan 40x untuk
melihat adanya trichomonas vaginalis dan clue cell
6. Periksa sediaan KOH 10% dibawah mikroskop dengan
lensa objektif 10x dan 40x untuk melihat adanya
bentuk- bentuk candida
7. Masukkan sediaan yang sudah diperiksa kedalam
campuran hipocloride 0,5%
8. Tulis hasil pemeriksaan pada catatan medis dan buku
register laboratorium IMS
9. Berikan lembar catatan medis pada ruangan konseling
dan pengobatan
4 Terminasi

1. Evaluasi hasil tindakan.

Modul Skill Lab PKDM 1


2. Dokumentasikan tindakan.
3. Berpamitan.
5 Dokumentasi

1. Mencatat tanggal dan waktu pelaksanaan tindakan.


2. Mencatat hasil pengkajian sebelum, selama dan setelah
tindakan prosedur.
3. Mencatat hasil observasi klien selama dan setelah tindakan.

Total Nilai:

Cara Penilaian :
Nilai =Skor Yang Didapat x 100%
Total Skor

Keterangan :
0 : Tidak dilakukan
1 : Dilakukan tidak sempurna
2 : Dilakukan dengan sempurna
Purwokerto, ……/…/2021
Pembimbing/Penguji

(……………………………………………)

Modul Skill Lab PKDM 1


STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
PEMERIKSAAN ANTIGEN (COVID-19)

NAMA MAHASISWA :…………………………………………………………………......................


NIM MAHASISWA : .........…………………………………………………………………………..

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR


PEMERIKSAAN ANTIGEN (COVID-19)
Pengertian 1. Pemeriksaan Rapid Test Antibodi SARS-COV-2 (COVID-19)
adalah pemeriksaan antibodi IgM & IgG terhadap SARS-COV-
2.
2. Populasi spesifik adalah populasi di lapas, pesantren, asrama,
panti rehabilitasi, panti jompo,dan kelompok rentan.

Tujuan 1. Penggunaan Rapid Test COVID-19 di layanan kesehatan untuk


2. keperluan epidimiologi dan bukan untuk diagnostik 2.
Skrining populasi spesifik dan situasi khusus

Petugas Perawat
No Aspek Yang Dinilai Nilai
0 1 2
1. Persiapan Pasien

1. Mengucapkan salam terapeutik


2. Memperkenalkan diri
3. Menjelaskan pada klien dan keluarga tentang prosedur
dan tujuan tindakan yang akan dilaksanakan.
4. Penjelasan yang disampaikan dimengerti
klien/keluarganya
5. Selama komunikasi digunakan bahasa yang jelas,
sistematis serta tidak mengancam.
6. Klien/keluarga diberi kesempatan bertanya untuk
klarifikasi
7. Privacy klien selama komunikasi dihargai.
8. Memperlihatkan kesabaran , penuh empati, sopan, dan
perhatian serta respek selama berkomunikasi dan
melakukan tindakan

Modul Skill Lab PKDM 1


9. Membuat kontrak (waktu, tempat dan tindakan yang
akan dilakukan)
2 Prosedur Kerja

1. Petugas Kesehatan menghubungi populasi spesifik


2. Petugas memberikan penjelasan pada klien tentang
prosedur pemeriksaan Rapid Test dan melakukan
komunikasi risiko dan informed consent;
3. Petugas melakukan pemeriksaan Rapid Test dan
melakukan pencatatan;
4. Petugas menyampaikan hasil Rapid Test pada klien

a. Bila Non Reaktif , klien diedukasi untuk mematuhi


protokol kesehatan
b. Bila Reaktif, petugas menjadwalkan rujukan untuk
pemeriksaan RT- PCR, klien diedukasi untuk
isolasi mandiri

4 Terminasi

1. Evaluasi hasil tindakan.


2. Dokumentasikan tindakan.
3. Berpamitan.

Total Nilai:

Cara Penilaian :
Nilai =Skor Yang Didapat x 100%
Total Skor

Keterangan :
0 : Tidak dilakukan
1 : Dilakukan tidak sempurna
2 : Dilakukan dengan sempurna
Purwokerto, ……/…/2021
Pembimbing/Penguji

(……………………………………………)

Modul Skill Lab PKDM 1


STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
PENGISAPAN LENDIR (SUCTION)

NAMA MAHASISWA :…………………………………………………………………......................


NIM MAHASISWA : .........…………………………………………………………………………..

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR


PEPENGISAPAN LENDIR (SUCTION)
Pengertian Penghisapan lendir (suction) merupakan tindakan keperawatan
yang dilakukan pada klien yang tidak mampu mengeluarkan
sekret atau lendir secara mandiri dengan menggunakan alat
penghisap.

Tujuan 1. Membersihkan jalan napas.


2. Memenuhi kebutuhan oksigenasi.
3. mendapatkan sampel atau sekret untuk tujuan diagnosa

Petugas Perawat
No Aspek Yang Dinilai Nilai
0 1 2
1. Persiapan Pasien

1. Mengucapkan salam terapeutik


2. Memperkenalkan diri
3. Menjelaskan pada klien dan keluarga tentang prosedur
dan tujuan tindakan yang akan dilaksanakan.
4. Penjelasan yang disampaikan dimengerti
klien/keluarganya
5. Selama komunikasi digunakan bahasa yang jelas,
sistematis serta tidak mengancam.
6. Klien/keluarga diberi kesempatan bertanya untuk
klarifikasi
7. Privacy klien selama komunikasi dihargai.
8. Memperlihatkan kesabaran , penuh empati, sopan, dan
perhatian serta respek selama berkomunikasi dan
melakukan tindakan
9. Membuat kontrak (waktu, tempat dan tindakan yang
akan dilakukan)

Modul Skill Lab PKDM 1


2 Persiapan Alat

1. Alat penghisap lendir dengan botol berisi larutan


desinfektan.
2. Kateter penghisap lendir steril.
3. Pinset steril.
4. Sarung tangan steril.
5. Dua kom berisi larutan aquades atau NaCl 0,9 % dan
larutan desinfektan.
6. Kasa steril.
7. Kertas tissue.
8. Stetoskop.

3 Fase Kerja
1. Jelaskan prosedur yang akan dilaksanakan.
2. Cuci tangan
3. Tempatkan pasien pada posisi telentang dengan kepala
miring ke arah perawat.
4. Gunakan sarung tangan.
5. Hubungkan kateter penghisap dengan slang alat
penghisap.
6. Mesin penghisap dihidupkan.
7. Lakukan penghiusapan lendir dengan memasukkan
kateter penghisap ke dalam kom berisi aquadest atau
NaCl 0,9 % untuk mempertahankan kesterilan.
8. Masukkan kateter penghisap dalam keadaan tidak
menghisap.
2. Gunakan alat penghisap dengan tekanan 110 – 150
mmHg untuk dewasa, 95-110 mm Hg untuk anak-anak,
dan 50 – 95 mmHgHg untuk bayi (Potter dan Perry,1995).
3. Tarik dengan memutar kateter penghisap tidak lebih dari
15 detik.
4. Bilas kateter dengan aquades atau NaCl 0,9%.

Modul Skill Lab PKDM 1


5. Lakuka penghisapan antara penghisapan pertama
dengan berikutnya, minta pasien untuk bernapas dalam
dan batuk. Apabila pasien mengalami distres pernapasan,
biarkan istirahat 20 – 30 detik seblum melakukan
penghisapan berikutnya.
6. Setelah selesai, kaji jumlah, konsistensi, warna, bau
sekret, dan respon pasien terhadap prosedur yang
dilakukan.
4 Terminasi

1. Evaluasi hasil tindakan.


2. Dokumentasikan tindakan.
3. Berpamitan.

Total Nilai:

Cara Penilaian :
Nilai =Skor Yang Didapat x 100%
Total Skor

Keterangan :
0 : Tidak dilakukan
1 : Dilakukan tidak sempurna
2 : Dilakukan dengan sempurna
Purwokerto, ……/…/2021
Pembimbing/Penguji

(……………………………………………)

Modul Skill Lab PKDM 1


STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
PERAWATAN WATER SEAL DRAINAGE (WSD)

NAMA MAHASISWA :…………………………………………………………………......................


NIM MAHASISWA : .........…………………………………………………………………………..

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR


PEPENGISAPAN LENDIR (SUCTION)
Pengertian Memantau, menjaga dan mempertahankan selang WSD/Chest
Tube agar tetap berfungsi dengan baik
Tujuan 1. Menjaga selang tetap terpasang pada posisinya
2. Memantau agar fungsi selang WSD tetap baik untuk mengeluarkan
cairan
3. Mencegah infeksi disekitar jaringan kulit yang dipasang selang WSD
Indikasi 1. Hemotoraks, emfiema, efusi pleura.
2. Pneumotoraks ( > 25 % ).
3. Profilaksis pada pasien trauma dada yang akan dirujuk.
4. Flail chest yang membutuhkan pemasangan ventilator.
5. Bedah paru

▪ karena ruptur pleura udara dapat masuk ke dalam rongga


pleura.
▪ reseksi segmental misalnya pada tumor, TBC.
▪ lobectomy, misal pada tumor, abses, TBC.

Kontraindikasi 1. Infeksi pada tempat pemasangan


2. Gangguan pembekuan darah yang tidak terkontrol.
Petugas Perawat
No Aspek Yang Dinilai Nilai
0 1 2
1. Persiapan Pasien

1. Mengucapkan salam terapeutik


2. Memperkenalkan diri
3. Menjelaskan pada klien dan keluarga tentang prosedur
dan tujuan tindakan yang akan dilaksanakan.
4. Penjelasan yang disampaikan dimengerti
klien/keluarganya
5. Selama komunikasi digunakan bahasa yang jelas,
sistematis serta tidak mengancam.

Modul Skill Lab PKDM 1


6. Klien/keluarga diberi kesempatan bertanya untuk
klarifikasi
7. Privacy klien selama komunikasi dihargai.
8. Memperlihatkan kesabaran , penuh empati, sopan, dan
perhatian serta respek selama berkomunikasi dan
melakukan tindakan
9. Membuat kontrak (waktu, tempat dan tindakan yang
akan dilakukan)

2 Persiapan Alat
1. Kassa steril
2. Providon iodin
3. Pinset
4. Plester hipoalergi
5. Sarung tangan steril
6. Underpad
3 Prosedur Kerja
1. Lakukan kebersihan tangan (sesuai SOP kebersihan
tangan)
2. Ucapkan salam dan sebutkan nama petugas
3. Lakukan identifikasi pasien (sesuai SOP Identifikasi
Pasien)
4. Jelaskan prosedur dan tujuan tindakan
5. Jaga privasi pasien (skerem/gorden/tutup pintu)
6. Siapkan alat didekat pasien
7. Pantau selang WSD jangan sampai ada flek (bercak) yang
menempel pada selang yang dapat menghambat
kelancaran cairan yang keluar
8. Observasi warna, kekeruhan, jumlah serta jenis cairan
yang keluar dari selang WSD
9. Lakukan kebersihan tangan
10. Pakai sarung tangan steril
11. Buka kassa penutup pada ujung selang WSD

Modul Skill Lab PKDM 1


12. Bersihkan kulit disekitar area yang terpasang selang WSD
dengan kassa yang diberi providon iodine
13. Tutup ujung selang tube dengan kassa steril kemudian
plester
14. Rapikan pasien dan bantu mengatur posisi pasien agar
nyaman
15. Bersihkan dan rapikan alat
16. Evaluasi respon pasien
17. Terminasi
18. Buang sampah (sesuai SOP pemilahan sampah)
19. Lepaskan sarung tangan
20. Lakukan kebersihan tangan
21. Dokumentasikan tindakan dan hasil

4 Terminasi

1. Evaluasi hasil tindakan.


2. Dokumentasikan tindakan.
3. Berpamitan.
5 Dokumentasi

Catat kepatenan selang, drainase, fluktuasi, TTV klien,


kenyamanan klien

Total Nilai:

Cara Penilaian :
Nilai =Skor Yang Didapat x 100%
Total Skor

Keterangan :
0 : Tidak dilakukan
1 : Dilakukan tidak sempurna
2 : Dilakukan dengan sempurna
Purwokerto, ……/…/2021
Pembimbing/Penguji

(……………………………………………)

Modul Skill Lab PKDM 1


STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
PEMASANGAN KATETER PRIA DAN WANITA

NAMA MAHASISWA :…………………………………………………………………......................


NIM MAHASISWA : .........…………………………………………………………………………..

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR


PEMASANGAN KATETER PRIA DAN WANITA
Pengertian Pemasangan kateter atau kateter urine adalah suatu tindakan
keperawatan memasukan kateter kedalam kandung kemih melalui
uretra
Tujuan 1. Menghilangkan distensi pada kandung kemih
2. Mengosongkan kandung kemih secara lengkap
3. Eksplorasi uretra apakah terdapat seanosis atau lesi
4. Mengetahui residual urine setelah miksi
5. Memasukan kontras kedalam buli – buli
6. Mendapatkan specimen urine steril
7. Therapeutic : memenuhi kebutuhan eliminasi urine
8. Kateterisasi menetap ( indwelling catherezation )
9. Kateterisasi sementara ( intermitter catherization )
Indikasi 1. Retensi urin akut (misalnya pada benign prostatic hyperplasia,
bekuan darah, gangguan neurogenik)
2. Obstruksi kronik yang menyebabkan hidronefrosis, serta tidak dapat
diperbaiki dengan obat atau tindakan bedah
3. Inkontinensia urin yang tidak tertangani dengan terapi lainnya, yang
juga dapat menyebabkan iritasi pada kulit sekitar kemaluan
4. Inisiasi irigasi kandung kemih berkelanjutan
5. Dekompresi intermiten pada gangguan kandung kemih neurogenik
6. Pemeliharaan kondisi higiene atau sebagai terapi paliatif (pasien
terminal) pada kondisi pasien yang memerlukan istirahat (bedrest)
dalam waktu lama

Kontraindikasi Kateterisasi uretra dikontraindikasikan pada pasien dengan gejala


trauma pada traktus urinarius bagian bawah, misalnya terjadi robekan
pada uretra. Kondisi ini dapat ditemukan pada pasien laki-laki yang
mengalami trauma pelvis atau straddle-type injury.

Jenis Kateter Intertmiten : Kateter ini digunakan bila Anda memerlukan kateter untuk
sementara. Kateter ini biasa dipakai untuk pasien pascaoperasi atau
pasien yang enggan membawa kantong penampung urine.

Indweling Catheter : ateter ini hampir sama dengan intermittent


catheter yang ditujukan untuk pemakaian sementara waktu

Modul Skill Lab PKDM 1


Kondom Kateter : digunakan pada pria yang tidak memiliki gangguan di
saluran kemih, namun memiliki gangguan mental atau psikis, seperti
demensia (pikun) dan diganti setiap hari
Petugas Perawat
No Aspek Yang Dinilai Nilai
0 1 2
1. Persiapan Pasien

1. Mengucapkan salam terapeutik


2. Memperkenalkan diri
3. Menjelaskan pada klien dan keluarga tentang prosedur
dan tujuan tindakan yang akan dilaksanakan.
4. Penjelasan yang disampaikan dimengerti
klien/keluarganya
5. Selama komunikasi digunakan bahasa yang jelas,
sistematis serta tidak mengancam.
6. Klien/keluarga diberi kesempatan bertanya untuk
klarifikasi
7. Privacy klien selama komunikasi dihargai.
8. Memperlihatkan kesabaran , penuh empati, sopan, dan
perhatian serta respek selama berkomunikasi dan
melakukan tindakan
9. Membuat kontrak (waktu, tempat dan tindakan yang
akan dilakukan)

2 Persiapan Alat
1. Handshoen steril
2. Handschoen on steril
3. Kateter steril sesuai ukuran dan jenis
4. Urobag
5. Doek lubang steril
6. Jelly
7. Lidokain 1% dicampur jelly ( perbandingan 1 :1 ) masukkan
dalam spuit ( tanpa jarum )
8. Larutan antiseptic + kassa steril
9. Perlak dan pengalas
10. Pinset anatomis
11. Bengkok
12. Spuit10 cc berisi aquades

Modul Skill Lab PKDM 1


13. Urinal bag
14. Plester / hypavik
15. Gunting
16. Sampiran
17.
3 Tahap Pra Interaksi
• Melakukan pengecekan program terapi
• Mencuci tangan
• Menyiapkan ala
Prsedur Pemasangan Kateter Pada Pria
4 Prosedur Kerja
1. Memperkenalkan diri
2. Jelaskan prosedur yang akan di lakukan
3. Siapkan alat disamping klien
4. Siapkan ruangan dan pasang sampiran
5. Cuci tangan
6. Atur posisi psien dengan terlentang abduksi
7. Pasang pengalas
8. Pasang selimut, daerah genetalia terbuka
9. Pasan handschoen on steril
10. Letakkan bengkok diantara kedua paha
11. Cukur rmabut pubis
12. Lepas sarung tangan dan ganti dengan sarung tangan steril
13. Pasang doek lubang steril
14. Pegang penis dengan tangan kiri lalu preputium ditarik ke
pangkalnya dan bersihkan dengan kassa dan antiseptic dengan
tangan kanan
15. Beri jelly pada ujung kateter ( 12,5 – 17,5 cm). Pemasangan
indwelling pada pria : jellydan lidokain denga perbandingan 1
: 1 masukkan kedalan uretra dengan spuit tanpa jarum
16. Ujung uretra ditekan dengan ujung jari kurang lebih 3-5 menit
sambil di masase
17. Masukkan kateter pelan – pelan, batang penis diarahkan tegak
lurus deng bidang horisontal sambil anjurkan untuk menarik
napas. Perhatikan ekspresi klien
18. Jika tertahan jangan dipaksa
19. Setelah kateter masuk isi balon dengan caran aquades bila
untuk indwelling, fiksasi ujung kateter di paha pasien. Pasang
urobag disamping tempat tidur
20. Lihat respon klien dan rapikan alat
21. Cuci tangan
22. Dokumentasikan tindakan

Prsedur Pemasangan Kateter Pada Wanita


5 Prosedur Kerja
1. Memperkenakan diri
2. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan

Modul Skill Lab PKDM 1


3. Siapkan alat di samping klien
4. Siapkan ruangan dan pasang sampiran
5. Cuci tangan
6. Atur posisi pasien dengan telentang abduksi
7. Berdiri disebelah kanan tempat tidur klien
8. Pasang pengalas
9. Pasang selimut, daerah genetalia terbuka
10. Pasang handschoen on steril
11. Letakkan bnengkok diantara kedua paha
12. Cukur rambut pubis
13. Lepas sarung tangan dang anti dengan sarung tangan steril
14. Pasang doek
15. Bersikan vulva dengan kasa, buka labia mayoer, dengan ibu jari
dan telunjuk tangan kiri, bersihkan bagian dalam
16. Beri jelly pada ujung kateter ( 2,5 – 5 cm) lalu masukkan pelan
– pelan ujung kateter pada meatus uretra sambil pasien
dianjurkan menarik napas. Perhaikan respon klien
17. Setelah kateter masuk isi balon dengan cairan aquades 10 cc
18. Fiksasi
19. Sambung dengan urobag
20. Rapikan alat
21. Buka handchoen dan cuci tangan
22. Dokumentasikan tindakan

6 Terminasi

4. Evaluasi hasil tindakan.


5. Dokumentasikan tindakan.
6. Berpamitan.

Total Nilai:

Cara Penilaian :
Nilai =Skor Yang Didapat x 100%
Total Skor

Keterangan :
0 : Tidak dilakukan
1 : Dilakukan tidak sempurna
2 : Dilakukan dengan sempurna
Purwokerto, ……/…/2021
Pembimbing/Penguji

(……………………………………………)

Modul Skill Lab PKDM 1


STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
PEMBERIAN HUKNAH/ENEMA

NAMA MAHASISWA :…………………………………………………………………......................


NIM MAHASISWA : .........…………………………………………………………………………..

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR


PEMBERIAN HUKNAH/ENEMA
Pengertian Memasukkan cairanmelalui anus sampai ke kolon desenden
Tujuan Merangsang peristaltik usus
Mengosongkan usus sebagai persiapan tindakan operasi
Tindakan pengobatan
Indikasi Konstipasi
Petugas Perawat
Nilai
No Aspek Yang Dinilai
0 1 2
1. Persiapan Pasien
19. Mengucapkan salam terapeutik
20. Memperkenalkan diri
21. Menjelaskan pada klien dan keluarga tentang prosedur
dan tujuan tindakan yang akan dilaksanakan.
22. Penjelasan yang disampaikan dimengerti
klien/keluarganya
23. Selama komunikasi digunakan bahasa yang jelas,
sistematis serta tidak mengancam.
24. Klien/keluarga diberi kesempatan bertanya untuk
klarifikasi
25. Privacy klien selama komunikasi dihargai.
26. Memperlihatkan kesabaran , penuh empati, sopan, dan
perhatian serta respek selama berkomunikasi dan
melakukan tindakan
27. Membuat kontrak (waktu, tempat dan tindakan yang
akan dilakukan)
2 Persiapan Alat
1. Sarung tangan bersih
2. Selimut mandi atau kain penutup
3. Perlak dan pengalas
4. Irigator lengkap dengan canule recti, selang dan klemnya
5. Cairan sesuai kebutuhan
6. Bengkok
7. Jelly/pelumas larut dalam air
8. Tiang penggantung irigator
9. Jika perlu sediakan pispot,air pembersih dan kapas
cebok/tissue toilet

3 Prosedur/Cara Kerja
1. Pintu ditutup/pasang sampiran

Modul Skill Lab PKDM 1


2. Mencuci tangan
3. Perawat berdiri disebelah kanan klien dan pasang
sarung tangan
4. Pasang perlak dan pengalas
5. Pasang selimut mandi sambil pakaian bagian bawah
klien ditanggalkan
6. Atur posisi klien sim kiri
7. Sambung selang karet dan klem (tertutup) dengan
irigator
8. Isi irigator dengan cairan yang sudah disediakan
9. Gantung irigator dengan ketinggian 40-50 cm dari
bokong klien
10. Keluarkan udara dari selang dengan mengalirkan cairan
ke dalam bengkok
11. Pasang kanule rekti dan olesi dengan jelly
12. Masukkan kanule ke anus, klem dibuka, masukkan
cairan secara perlahan
13. Jika cairan habis, klem selang dan cabut kanul dan
masukkan kedalam bengkok
14. Atur kembali posisi klien dan minta klien menahan
sebentar
15. Bantu klien ke WC jika mampu, jika tidak tetap dalam
posisi miring lalu pasang pispot dibokong klien.
16. Klien dirapihkan
17. alat dirapikan kembali
18. Mencuci tangan

4 Terminasi
1. Mencuci tangan
2. Melaksanakan dokumentasi :
3. Catat tindakan yang dilakukan dan hasil serta respon
klien pada lembar catatan klien
4. Catat tgl dan jam melakukan tindakan dan nama perawat
yang melakukan dan tanda tangan/paraf pada lembar
catatan klien

Total Nilai:

Cara Penilaian :
Nilai =Skor Yang Didapat x 100%
Total Skor
Keterangan :
0 : Tidak dilakukan
1 : Dilakukan tidak sempurna
2 : Dilakukan dengan sempurna
Purwokerto, ……/…/2021
Pembimbing/Penguji

(……………………………………………)

Modul Skill Lab PKDM 1


SOP PEMASANGAN NGT
NAMA MAHASISWA :…………………………………………………………………....................
NIM MAHASISWA : .........……………………………………………………………..................

Penilaian
No. Prosedur Kerja
0 1 2
1. Tahap pra interaksi
a. Cek catatan keperawatan
b. Siapkan alat-alat
c. Cuci tangan
2. Tahap orientasi
a. Berikan salam, panggil klien dengan
namanya.
b. Menjaga privacy klien
c. Jelaskan tujuan, prosedur dan lamanya
tindakan klien dan keluarga.
3. Tahap kerja
a. Mendekatkan alat-alat pada pasien
b. Membantu pasien untuk posisi Fowler
c. Berdiril di sisi kanan tempat tidur pasien
atau sisi kiri (sesuai tangan dominan)
d. Memeriksa dan memperbaiki kepatenan
nasal.
e. Menempatkan handuk mandi diatas dada
pasien.
f. Mempersiapkan tissue dalam jangkauan.
g. Menggunakan sarung tangan
h. Menentukan panjang selang yang akan
dimasukkan dan ditandai dengan
plester.Ukur jarak dari lubang hidung ke
daun telinga, dengan menempatkan ujung
melingkar selang pada daun telinga;
Lanjutkan pengukuran dari daun telinga ke
tonjolan sternum; tandai lokasi di tonjolan
sternum dengan plester kecil.
i. Memasukkan selang lebih dalam ke hidung,
j. Masukkan selang lebih dalam ke esofagus
dengan memberikan tekanan lembut tanpa
memaksa saat pasien menelan
k. Ketika tanda plester pada selang mencapai
jalan masuk ke lubang hidung, hentikan
insersi selang dan periksa penempatannya:,
Aspirasi dengan spuit dan pantau drainase

Modul Skill Lab PKDM 1


lambung, tarik udara ke dalam spuit
sebanyak 10-20 ml masukkan ke selang dan
dorong udara sambil mendengarkan
lambung dengan stetoskop jika terdengar
gemuruh, fiksasi selang.
l. Membereskan alat dan melepas sarung
tangan

4. Tahap terminasi
a. Evaluasi hasil kegiatan
b. Cuci tangan

5. Dokumentasi
a. Catat waktu pelaksanaan tindakan
b. Catat respons pasien
b. Paraf dan nama perawat jaga

Keterangan :
0 : Tidak dilakukan
1 : Dilakukan tidak sempurna
2 : Dilakukan dengan sempurna
Purwokerto, ……/…/2021
Pembimbing/Penguji

(………………………………………….)

Modul Skill Lab PKDM 1


SOP PEMBERIAN IRIGASI MATA
NAMA MAHASISWA :…………………………………………………………………..........
NIM MAHASISWA : .........……………………………………………………………........

Penilaian
No. Prosedur Kerja
0 1 2
PERSIAPAN PASIEN
1. Menjelaskan pada klien mengenai
tujuan dari tindakan keperawatan yang
diberikan kepada klien.
2. Kaji kembali keluhan klien dan disesuaikan
dengan
indikasi, serta rencana tindakan yang ingin
diberikankepada klien
3. Meminta persetujuan dari klien dan keluarga
mengenai tindakan yang akan diberikan (informed
consent)
4. Kontrak waktu dengan klien : kapan pelaksanaan
dan berapa lama pelaksanaan tindakan
keperawatan
PERSIAPAN ALAT
1. Cairan Irigasi
2. Retraktor/Alat Pengait
3. Plester
4. Kasa
5. Bengkok
6. Handuk/Laken menutupi pakaian pasien
FASE ORIENTASI
1. Mengucapkan salam kepada klien
2. Mengidentifikasi klien dengan : nama,
tanggal lahir, nomor rekam medis klien
Memvalidasi kontrak waktu yang telah
disepakati
FASE KERJA
1. Mendekatkan alat-alat ke dekat klien
2. Menutup sampiran/gordyn
3. Mencuci tangan
4. Tutupi klien dengan handuk/laken
5. Anestesi lokal
6. Gunakan retractor desmares untuk membuka
kelopak mata harus ditahan dengan kasa
7. Untuk menahan agar kelopak mata tetap terbuka
berikan tekanan pada tulang promin pada alis
dan pipi tidak pada bola mata
8. Arahkan jatuhnya irigasi langsung pada bagian
yang bulat serta bagian atas dan bawah vornikes
(dari kantus dalam ke kantus arah luar)
9. Cairan diirigasikan langsung ke konjungtiva dari

Modul Skill Lab PKDM 1


kantus dalam ke kantus luar (Biasanya digunakan
1 liter air cairan dengan cepat untuk cedera karena
asap biasanya digunakan 2 liter cairan untuk
cedera asam alkali bersifat basa.
10. Tempatkan pasien telentang miring kearah yang
diirigasi untuk mencegah cairan mengalir kea
rah mata yang lain
11. Tempatkan bengkok disamping
wajah untuk menampung cairan irigasi
12. Hindari penekanan terlalu kuat pada bola mata
13. Hindari menyentuh mata dengan alat-alat irigasi
14. Bersihkan kelopak mata bila kotoran banyak
dengan membungkuskan kasa pada telunjuk
15. Keringkan bagian luar air mata dan daerah
sekitarnya setelah melakukan irigasi
16. Merapikan alat-alat
FASE TERMINASI
1. Evaluasi hasil kegiatan
2. Cuci tangan

DOKUMENTASI

1. Catat waktu pelaksanaan Tindakan


2. Catat respons pasien
3. Paraf dan nama perawat jaga

Keterangan :
0 : Tidak dilakukan
1 : Dilakukan tidak sempurna
2 : Dilakukan dengan sempurna
Purwokerto, ……/…/2021
Pembimbing/Penguji

(………………………………………….)

Modul Skill Lab PKDM 1


SOP PEMBERIAN IRIGASI TELINGA
NAMA MAHASISWA :…………………………………………………………………
NIM MAHASISWA : .........…………………………………………………………….........

Penilaian
No. Prosedur Kerja
0 1 2
PERSIAPAN ALAT
1. Syring (metal) atau spuit 60 ml ukuran 18 atau 20
G, dan untuk anak-anak (waterpik) 1 buah
2. Baskom 1 buah
3. Handuk/alas tahan air 1 buah
4. Bengkok
5. Otoskop
6. Sarung tangan
7. Termometer
8. Kapas/ kassa secukupnya
9. Cooton bud (untuk anak-anak) secukupnya

PERSIAPAN PASIEN
1. Menjelaskan pada klien mengenai tujuan
dari tindakan keperawatan yang diberikan kepada
klien.
2. Kaji kembali keluhan klien dan disesuaikan
denganindikasi, serta rencana tindakan yang ingin
diberikan kepada klien
3. Meminta persetujuan dari klien dan keluarga
mengenai tindakan yang akan diberikan (informed
consent)
4. Kontrak waktu dengan klien : kapan pelaksanaan
dan berapa lama pelaksanaan tindakan keperawatan
FASE ORIENTASI
1. Mengucapkan salam kepada klien
2. Mengidentifikasi klien dengan : nama, tanggal
lahir,nomor rekam medis klien
3. Memvalidasi kontrak waktu yang telah disepakati
FASE KERJA
1. Mendekatkan alat-alat ke dekat klien
2. Menutup sampiran/gordyn
3. Mencuci tangan
4. Memakai sarung tangan
5. Membantu klien dalam posisi tidur miring,
telinga yang sakit mengarah keatas
6. Memasang alas/handuk
7. Bersihkan telinga luar
8. Periksa telinga dengan otoskop sebelum
melakukan tindakan
9. Isikan cairan irigasi (hydrogen peroksida/air) ke
dalam spuit
10. Sesuaikan suhu dengan suhu tubuh dengan

Modul Skill Lab PKDM 1


memeriksakan suhu pada siku bagian belakan
atau gunakan thermometer
11. Minta klien untuk memegang bengkok
12. Tarik daun telinga, kemudian irigasikan
dengan perlahan
13. Setelah irigasi, inspeksi lagi saluran telinga
dari kotoran/serumen /benda asing.
14. Ulangi irigasi apabila kotoran masih ada
(istirahatkan klien diantara irigasi)
15. Keringkan telinga dengan kapas, taruh (sumbat)
telinga dengan kapas 5-10 menit untuk
absorbs kelembaban.
16. Rapikan alat-alat
FASE TERMINASI
1. Evaluasi hasil kegiatan
2. Cuci tangan

DOKUMENTASI

1. Catat waktu pelaksanaan Tindakan


2. Catat respons pasien
3. Paraf dan nama perawat jaga

0 : Tidak dilakukan
1 : Dilakukan tidak sempurna
2 : Dilakukan dengan sempurna
Purwokerto, ……/…/2021
Pembimbing/Penguji

(………………………………………….)

Modul Skill Lab PKDM 1


SOP PEMBERIAN TERAPI PARENTERAL NUTRISI
NAMA MAHASISWA :…………………………………………………………………....................
NIM MAHASISWA : .........……………………………………………………………..................

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR


TERAPI PARENTERAL NUTRISI
Pengertian Nutrisi parenteral adalah pemberian nutrien makro melalui jalur
intravena yang meliputi pemberian air, asam amino, lemak,
karbohidrat, dan bahan-bahan nutrien lain (multivitamin).
Tujuan Untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan yang optimal
serta mempercepat proses penyembuhan penyakit apabila pemberian
secara oral atau enteral tidak memungkinkan.
Indikasi Indikasi yang permanen yaitu pada penyakit usus ganas seperti
carsinoma pada usus dan kondisi infeksi tertentu pada colon.
• Trauma kolon dan sigmoid
• Diversi pada anus malformas
• Diversi pada penyakit hirschsprung
• Diversi untuk kelainan lain pada rekto sigmoid anal kanal

Note*: Kontra indikasi pemasangan kolostomi keadaan umum tidak


memungkinkan untuk dilakukan tindakan operasi

Petugas Perawat
Nilai
No Aspek Yang Dinilai
0 1 2
1. Persiapan Alat
1. Sarung tangan steril sekali pakai (1 pasang)
2. Abbocath
3. Set infus (2)
4. Bengkok
5. Alkohol swab 70%
6. Povidone iodine 10%
7. Kassa steril
8. Perlak/alas
9. Kapas
10. Plester
11. Three way
12. Syringe pump
13. Extention tube
14. Tianginfus
15. Tempat sampah medik
PERSIAPAN PASIEN

Emulsi lemak sebaiknya tidak diberikan pada:

1. Kondisi alergi terhadap telur, protein soya atau bahan lain


yang terkandung dalam emulsi lemak yang digunakan.
2. Severehyperlipidemia
3. Severe blood coagulation disorders

Modul Skill Lab PKDM 1


4. Intrahepaticcholestasis
5. Severeliverfailure
6. Severe kidney failure, dan tidak mendapat dialysis
7. Acute heart infarction, stroke
8. Severe sepsis, asidosis, diabetes mellitus
9. Koma, yang penyebabnya tidak diketahui
10. Dehidrasi hipotonik, hipokalemia

FASE TERMINASI
1. Evaluasi hasil kegiatan
2. Cuci tangan

DOKUMENTASI
1. Catat waktu pelaksanaan Tindakan
2. Catat respons pasien
3. Paraf dan nama perawat jaga

0 : Tidak dilakukan
1 : Dilakukan tidak sempurna
2 : Dilakukan dengan sempurna
Purwokerto, ……/…/2021
Pembimbing/Penguji

(………………………………………….)

Modul Skill Lab PKDM 1


DAFTAR PUSTAKA

• Bryant, R (2016). Acute and Chronic Wounds. (3rd Ed.). St Louis : Mosby Year Book
• Carvile, K. (2012). WOund Care Manual. (6th ed.). Perth, WA : Silver Chain Foundation
• Doughty, Beckley D, McNichol, Lauwerie L (2016). Wound, Ostomy and Continence
Nurse Society core Curriculum. Wound Management. Philadelphia : Wolters Kluwer
• Kluwer, Wolters (2016). Cire Curriculum Wound Management. WOCN
• Smeltzer SC, Bare BG, et al. Brunner & Suddarth’s Textbook of Medical Surgical
Nursing. 1996. 8th ed. Philadelphia : Lippincott-Raven Publishers. p. 1491-1477
• Dealey C. The Care of Wound : A Guide for Nurses. 2005. 3rd ed. UK : Blackwell
Publishing Ltd. p. 10-1
• Bradshaw, E., Collins, B., & Williams, J. (2009). Administering rectal suppositories:
preparation, assessment and insertion. Gastrointestinal Nursing, 7(9), 24-28.
Retrieved from EBSCOhost.
• Pegram A et al (2008) Safe use of rectal suppositories and enemas with adult
patients.
• Nursing Standard. 22, 38, 38-40. Date of acceptance: April 3 2008. Delaune, Sue C, at
al.2002. Fundamental of nursing : standart and practice 2nd edition. United state:
Dalmar Perry, Anne Griffin. At al.2004.Clinical Nursing skill techniques.United state:
Elsevier Mosby
• Shlamovitz GZ. Urethral Catheterization in Men. Updated 7 Januari 2016.
Diunduh dari https://emedicine.medscape.com/article/80716-overview.
• Departement of Emergency Medicine University of Ottawa. Urinary Catheter
Insertion. Updated 2003. Diunduh dari
http://www.med.uottawa.ca/procedures/ucath/.
• Cravens DD and Zweig S. Urinary Catheter Management. Am Fam Physician. 15
Januari 2000: 61(2); p. 369-376. Diunduh dari
http://www.aafp.org/afp/2000/0115/p369.html
• Nicolle, L. (2014). Catheter associated urinary tract infections. The Journal of
BioMed Central. 3 (23).
• National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Diseases (2014).
Urinary Retention.

Modul Skill Lab PKDM 1


• Healthy Western Australians. What is a catheter?
• NHS UK (2017). Urinary catheter.
• Sobol, J. National Institutes of Health (2017). Medline Plus. Urinary catheters.
• Cafasso, J. Healthline (2017). Urinary Catheters.
• Healthline (2016). The Benefits of Intermittent Catheterization.

Modul Skill Lab PKDM 1

Anda mungkin juga menyukai