Anda di halaman 1dari 6

PETUNJUK TEKNIS

PENGAWASAN MUSYAWARAH DAERAH BADAN KOORDINASI


HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM

Bismillahirrahmanirrahim.
Dengan senantiasa mengharap rahmat dan ridha Allah SWT, Pengurus
Besar Himpunan Mahasiswa Islam (PB HMI) setelah:
Menimbang: 1. PB HMI dalam petunjuk teknis ini merujuk kepada
Bidang Pembinaan Aparatur Organisasi (yang
selanjutnya disebut dengan PAO);
2. PB HMI membutuhkan Petunjuk teknis pengawasan
Musyawarah Badan Koordinasi Himpunan Mahasiswa
Islam;
3. PB HMI membutuhkan Petunjuk Pengawasan
Musyawarah Badan Koordinasi Himpunan Mahasiswa
Islam guna meningkatkan kinerja organisasi,
menjamin keberlangsungan proses kaderisasi serta
terwujudnya tujuan HMI;
4. Maka diperlukan adanya suatu petunjuk teknis
mengenai Pengawasan Musyawarah Badan
Koordinasi Himpunan Mahasiswa Islam.
Mengingat : 1. Pasal 4,12,13, 15 dan 19 AD HMI;
2. Pasal 21, 22 dan 24 ART HMI.
Memperhatikan : Usul, saran, serta pendapat yang dikemukakan
dalam Rapat Harian PB HMI
Memutuskan
Menetapkan : Mekanisme pengawasan Musyawarah Badan
Koordinasi Himpunan Mahasiswa Islam
BAB I
Ketentuan Umum

1. Pengawas Musyawarah Badan Koordinasi (selanjutnya disebut


Badko) adalah orang yang ditunjuk oleh PB HMI melalui bidang
PAO untuk mengawasi jalanya Musyawarah Badan Koordinasi
(selanjutnya disebut Musda) Himpunan Mahasiswa Islam;

2. Musyawarah Daerah adalah Musyawarah utusan Cabang-


Cabang yang ada dalam wilayah koordinasi Badan Koordinasi
(Badko);

3. Juknis Pengawasan Musda ini berlaku sebagai pedoman bagi


pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam untuk menjalankan
tugas & pengawasannya.
BAB II
PENGAWAS MUSDA

Pasal 1

Dalam hal akan diselenggarakannya Musda Badko, SC (Steering


Committee) Musyawarah Daerah yang sudah terbentuk mengirimkan
surat pemberitahuan tertulis kepada PB HMI tentang tanggal
pelaksanaan musda Badko yang sudah diumumkan kepada cabang-
cabang dalam satu wilayah koordinasi Badko setempat sebelum tanggal
pelaksanaan Musda.

Pasal 2

Dalam hal memberikan surat pemberitahuan kepada PB HMI, SC Musda


wajib menyertakan surat permohonan kepada PB HMI untuk menjadi
pengawas pada Musayawarah Daerah tersebut.

Pasal 3

Dalam hal melakukan pengawasan Musda Badko, PB HMI melalui


bidang PAO merekomendasikan 2 (dua) nama dari wasekjen internal
yang ditugaskan untuk menjadi pengawas Musda pada Musyawarah
Daerah tersebut, dan diberikan surat tugas oleh PB HMI.

Pasal 4
Pengawas Musda Badko Berjumlah 2 (dua) orang. Terdiri dari
Waksekjend internal bidang PAO dan Wakilsekjend internal yang
diperbantukan

Pasal 5

Pengawas Musda Badko yang ditunjuk oleh PB HMI adalah fungsionaris


PB HMI dengan jabatan Wasekjen Internal yang tidak dalam masa
rangkap jabatan pada badko tersebut serta tidak mencalonkan diri pada
musda badko tersebut.
Pasal 6

Dalam menjalankan tugas, pengawas Musda mempunyai kewenangan


untuk meminta dan memeriksa berkas-berkas kelengkapan Musda
Badko secara keseluruhan, memerikas kesiapan pelaksanaan Musda,
memeriksa kesiapan SDM pelaksanaan Musda, dan masuk pada forum
musda.

Pasal 7

Dalam menjalankan tugas, pengawas musda bersifat pasif di dalam


forum. Pengawas musda dapat menyampaikan pendapat secara
konstitusional ketika diminta pendapat oleh presidium sidang atau
pimpinan sidang sementara.

Pasal 8

Sebagai petugas yang diutus PB HMI untuk mengawasi musda secara


keseluruhan, SC musda wajib memberikan data kriteria calon ketua
umum badko secara keseluruhan kepada pengawas musda sesuai
dengan pasal 22 ayat 3 ART HMI, yakni ;

a. Ber-taqwa kepada Allah SWT

b. Dapat membaca Al Qur`an dengan benar dihadapan tim seleksi


yang ditunjuk oleh Steering Committee Badko

c. Tidak sedang dijatuhi sanksi organisasi

d. Dinyatakan lulus mengikuti Latihan Kader III yang dibuktikan


dengan sertifikat kelulusan.

e. Pernah menjadi Ketua Umum Komisariat atau Ketua Umum


Cabang, dan/atau pengurus Badko

f. Tidak sedang diperpanjang masa keanggotaannya karena sedang


menjadi pengurus.

g. Sehat secara jasmani maupun rohani.

h. Berwawasan keilmuan yang luas dan memiliki bukti nyata sebagai


Insan Akademis yakni karya tulis ilmiah.
i. Ketika mencalonkan diri, mendapat rekomendasi tertulis dari
Cabang asal. dimana cabang asal hanya boleh mengeluarkan satu
rekomendasi nama calon

j. Ketika poin i tidak terpenuhi maka calon ketua umum diwajibkan


untuk mendapatkan dan melampirkan rekomendasi dukungan dari
3 cabang penuh.

k. Telah atau sedang menempuh studi Pascasarjana.

Pasal 9

Pengawas musda dapat bertindak sebagai konsultan sekaligus


mediator, apabila terjadi deadlock atau kendala lain yang menghambat
jalannya musda.

Pasal 10

Setelah selesainya musda, pengawas musda wajib memberikan laporan


dan dokumentasi terhadap pelaksanaan musda badko kepada Bidang
PAO PB HMI.
BAB III

PENUTUP

Pasal 11

Mengenai hal-hal yang belum diatur, selanjutnya akan ditetapkan pada


rapat presidium dan rapat harian PB HMI.

Pasal 12

Juknis Pengawas Musda ini berlaku sejak tanggal ditetapkan hingga


terdapat keputusan yang membatalkan.

Anda mungkin juga menyukai