A.ST.BULKIS
K211 09 288
Universitas Hasanuddin
Fakultas Kesehatan Masyarakat
Ilmu Gizi
A.St.Bulkis
Hubungan Pola Konsumsi dengan Status Hemoglobin pada Ibu Hamil di
Kabupaten Gowa Tahun 2013
(xi + 90 halaman + 10 tabel + 5 lampiran)
Salah satu masalah gizi yang banyak terjadi pada ibu hamil adalah anemia
gizi, yang merupakan masalah gizi mikro terbesar dan tersulit diatasi di seluruh
dunia. Sekitar 50% dari seluruh jenis anemia diperkirakan akibat dari defisiensi
besi. Pola konsumsi telah diketahui sebagai salah satu faktor risiko dari masalah
gizi pada ibu hamil. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pola
konsumsi dengan status hemoglobin pada ibu hamil di Kabupaten Gowa tahun
2013.
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian survey analitik dengan
rancangan cross sectional study. Pengambilan sampel dilakukan secara random
sampling dengan jumlah sampel 65 responden ibu hamil. Pengumpulan data
dilakukan dengan pengambilan data primer dan sekunder. Analisis data dilakukan
dengan menggunakan uji chi-square.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan
antara asupan vitamin C (p = 0,01) frekuensi konsumsi sumber zat besi nonhem
(p = 0,04), frekuensi konsumsi sumber pelancar zat besi (p = 0,03) dan frekuensi
konsumsi penghambat zat besi (p =0,03) dengan status hemoglobin ibu hamil.
Hasil penelitian ini juga menunjukkan tidak ada hubungan yang signifikan antara
asupan protein (p = 0,64), asupan Fe (p = 0,25), dan frekuensi konsumsi sumber
zat besi heme (p = 0,34) dengan status hemoglobin ibu hamil
Kesimpulan dari penelitian ini adalah ada hubungan antara asupan vitamin
C, frekuensi konsumsi sumber zat besi nonhem, pelancar absorpsi zat besi, dan
frekuensi konsumsi penghambat absorpsi zat besi dengan status hemoglobin ibu
hamil. Tidak ada hubungan yang signifikan antara asupan protein, asupan zat besi,
dan frekuensi konsumsi zat besi heme dengan status hemoglobin ibu hamil.
Disarankan pada ibu hamil sebaiknya memperhatikan kombinasi makanan
sehari-hari agar dapat memenuhi kebutuhannya selama kehamilan yang seperti
campuran sumber besi yang berasal dari hewan, tumbuh-tumbuhan, dan
sumber gizi yang lain yang dapat membantu absorpsi. Selain itu bahan
makanan yang dapat menghambat absorpsi besi juga diperhatikan. Dengan
demikian resiko anemia defisiensi zat besi bisa dihindari
Assalammu’alaikum Wr. Wb
Alhamdulillah, segala puji hanya bagi Allah SWT semata, Rabb semesta
alam yang telah melimpahkan Rahmat dan nikmat-Nya , serta kemudahan dan
kekuatan yang diberikan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Ayat-
saya tetap berada di jalanMu dan terus menjadi lebih baik. Sholawat serta salam
selalu tercurah kepada tauladan sepanjang masa, Nabi Muhammad SAW, beserta
para keluarga, sahabat, dan para pengikutnya yang senantiasa istiqomah dalam
Penulis sangat menyadari bahwa dalam penulisan tugas akhir ini tidak
akan dapat selesai tanpa bantuan moral maupun materil dari berbagai pihak. Oleh
karena itu, pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan penghargaan yang
1. Bapak Prof. Dr. dr. H. M. Alimin Maidin , MPH, selaku Dekan Fakultas
3. Bapak Abdul Salam, SKM, M.Kes selaku pembimbing II beserta istri Kak
Diah Dwi Pratiwi yang telah meluangkan waktu untuk memberikan masukan,
4. Ibu Rahayu Indriasari, SKM., MScPH., PhD, Ibu dr.Devinta Virani dan
Bapak Dian Sidik, SKM, MKM, yang telah berkenan menjadi dosen penguji.
Terima kasih banyak atas masukan dan arahan yang telah diberikan kepada
5. Seluruh dosen pengajar dan staf Program Studi Ilmu Gizi, penulis
yang telah diberikan kepada penulis selama menempuh pendidikan. Special for
6. Bapak Dr. Anang S. Otoluwa selaku koordinator penelitian ekstrak daun kelor
yang telah mengizinkan penulis ikut dalam penelitian ini. Kepada seluruh tim
ektrak daun kelor, Kak ikha, kak icha, kak uppi, kak uppik, kak Andi, kak Iman
menyelesaikan skripsi ini. Terima kasih yang tak terhingga atas doa, semangat,
keduanya. Love you my dad and my mom, you are my everything. Saudara-
kasih atas semangat dan segala dukungan yang telah diberikan kepada adikmu
ini. Serta seluruh keluarga besar yang selalu mendo’akan dan mendukung
penulis.
Dwi Oktania, Christin, Anggreani, Sri Wahyuni yang sungguh telah sangat
kasih atas segala pengertian, dukungan, kebersamaan dan bantuan yang telah
diberikan selama ini. My Best Friends Forever. Sangat bersyukur Allah telah
10. Kakak- kakak senior terbaik sepanjang masa, Kak Ansar, Kak Bohari, Kak
Nana, Kak Danti, Kak Asiah, Ka Eka, Kak Mutia,Kak Cuppi, Kak Arul, Kak
Vhy, Kak Adhe,Kak Tini, kk Tubel 2010 dan 2011 yang senantiasa
11. Teman-teman KKN-PK Desa Bontoa, Ayu, Muli, Lya, Hanan, Nadia, Adhyat,
Alvin dan Kak Qudus. Terima kasih atas kerja samanya yang solid selama
12. Saudari-saudari dalam “lingkaran kecil Ilahi”, Kak Rahma, Arini, Miladiah,
Vivi yang selalu memberikan keceriaan, doa, senyuman, dan kekuatan dalam
13. Last but not least, teman-teman angkatan GALETER 09, AGO9O, terutama
kebersamaan yang senantiasa terjalin begitu indah. Apa yang terjadi selama
perkuliahan akan selalu menjadi pengalaman yang dikenang. Keep fighting till
banyak kesalahan dan kekurangan, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik
dan saran dari para pembaca demi kemajuan penulis di masa yang mendatang.
Semoga skripsi ini bernilai ibadah di sisi Allah SWT dan dapat memberikan
manfaat kepada kita semua. Semoga apa yang telah diberikan kepada penulis, baik
dalam bentuk doa, dukungan, motivasi, dan tenaga atau apapun bentuknya semoga
Wassalamu’alaikum Wr Wb.
HALAMAN JUDUL
LEMBAR PERSETUJUAN
LEMBAR PENGESAHAN
RINGKASAN ........................................................................................... i
KATA PENGANTAR .............................................................................. ii
DAFTAR ISI ............................................................................................. v
DAFTAR TABEL ..................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR ................................................................................ xii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. xiii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................... 1
A. Latar Belakang .............................................................................. 1
B. Perumusan Masalah ...................................................................... 5
C. Tujuan Penelitian .......................................................................... 5
D. Manfaat Penelitian ........................................................................ 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................ 7
A. Tinjauan Umum Hemoglobin ....................................................... 7
1. Pengertian Hemoglobin............................................................ 7
2. Fungsi Hemoglobin ................................................................. 7
3. Batas Normal Terendah Nilai Hemoglobin .............................. 7
B. Tinjauan Umum Anemia Kehamilan ............................................ 8
1. Pengertian Anemia .................................................................. 8
2. Etiologi Anemia ................................................................ ..... 10
3. Klasifikasi Anemia .................................................................. 12
4. Patofisiologi Anemia Pada Ibu Hamil ................................... 15
5. Gejala Anemia Pada Ibu Hamil............................................... 16
6. Diagnosis Anemia Pada Ibu Hamil ......................................... 17
7. Faktor Penyebab Anemia Pada Ibu Hamil .............................. 18
8. Dampak Anemia Pada Ibu Hamil ........................................... 21
9. Pencegahan dan Penanggulangan Anemia ............................ . 22
C. Tinjauan Umum Pola Konsumsi ................................................. . . 23
D. Tinjauan Umum Zat Besi .............................................................. 29
1. Pengertian Zat Besi ................................................................. 29
2. Fungsi Zat Besi ...................................................................... 29
3. Metabolisme Zat Besi ............................................................. 31
4. Absorpsi Zat Besi ................................................................... 33
5. Faktor-Faktor Penyerapan Zat Besi ......................................... 33
6. Kebutuhan Zat Besi Ibu Hamil ................................................ 36
7. Sumber Zat Besi ...................................................................... 37
E. Kerangka Teori.............................................................................. 39
F. Kerangka Konsep .......................................................................... 40
G. Definisi Operasional dan Kriteria Objektif ................................... 41
H. Hipotesis Penelitian....................................................................... 42
BAB III METODE PENELITIAN ........................................................ 45
A. Jenis Penelitian .............................................................................. 45
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ........................................................ 45
C. Populasi dan Sampel ..................................................................... 46
D. Instrumen Penelitian...................................................................... 47
E. Pengumpulan Data ........................................................................ 47
F. Pengolahan dan Penyajian Data .................................................... 48
G. Analisis Data ................................................................................. 50
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................ ` 52
A. Hasil Penelitian ............................................................................. 52
1. Gambaran Lokasi Penelitian ................................................... 51
2. Analisis Univariat.................................................................... 53
a. Karakteristik Responden ................................................... 53
b. Status Hemoglobin ............................................................ 55
c. Asupan Zat Gizi Responden .............................................. 55
d. Frekuensi Konsumsi Responden ...................................... 56
3. Analisis Bivariat ...................................................................... 63
a. Hubungan Asupan Zat Gizi dengan Status Hb ........... .... 63
b. Hubungan Frekuensi Konsumsi Sumber Bahan Makanan
dengan Status Hb ............................................................ 64
B. Pembahasan ................................................................................... 65
1. Karakteristik Responden ........................................................ 65
2. Status Hemoglobin pada Ibu Hamil ....................................... 67
3. Pola Konsumsi......................................................................... 69
a. Hubungan Asupan Protein dengan Status Hb ................... 69
b. Hubungan Asupan Fe dengan Status Hb ........................... 71
c. Hubungan Asupan Vitamin C dengan Status Hb .............. 73
d. Hubungan Frekuensi Konsumsi Sumber Zat Besi Hem
Dengan Status Hb Ibu Hamil ............................................. 74
e. Hubungan Frekuensi Konsumsi Sumber Zat Besi Nonhem
dengan Status Hb Ibu Hamil .............................................. 75
f. Hubungan Frekuensi Konsumsi Pelancar Zat Besi dengan
Status Hb Ibu Hamil ............................................................ 76
g. Hubungan Frekuensi Konsumsi Penghambat Zat Besi
dengan Status Hb Ibu Hamil................................................. 78
C. Keterbatasan Penelitian ................................................................. 80
BAB V PENUTUP ................................................................................... 81
A. Kesimpulan ................................................................................... 81
B. Saran ............................................................................................. 82
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
4.11
DAFTAR LAMPIRAN
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesejahteraan dan derajat gizi masyarakat dapat diukur melalui status gizi
terutama pada status gizi anak, balita,dan ibu hamil (Depkes RI, 2003). Ibu hamil
peningkatan kebutuhan gizi untuk memenuhi kebutuhan ibu dan janin yang
dikandung. Pola makan yang salah pada ibu hamil membawa dampak terhadap
terjadinya gangguan gizi antara lain anemia, pertambahan berat badan yang
kurang pada ibu hamil dan gangguan pertumbuhan janin (Ojofeitimi EO et al.,
2008).
Salah satu masalah gizi yang banyak terjadi pada ibu hamil adalah anemia
gizi, yang merupakan masalah gizi mikro terbesar dan tersulit diatasi di seluruh
(Susenas dan Survei Depkes-Unicef) dilaporkan bahwa dari sekitar 4 juta ibu
hamil, separuhnya mengalami anemia gizi dan satu juta lainnya mengalami
Diketahui bahwa 10% - 20% ibu hamil di dunia menderita anemia pada
di negara sedang berkembang (Shafa, 2010). Prevalensi anemia pada ibu hamil di
negara berkembang 43 % dan 12 % pada wanita hamil di daerah kaya atau negara
Menurut data Riset Kesehatan Dasar (2007), prevalensi anemia gizi ibu
Ibu hamil yang mengalami anemia memiliki risiko kematian hingga 3,6 kali lebih
besar dibandingkan dengan ibu hamil yang tidak mengalami anemia. Anemia juga
2004 (62,42%), tahun 2005 (65,31%), tahun 2006 (53,68%, tahun 2007 (66,4%)
dan pada tahun 2008 adalah 63,38% yaitu lebih tinggi dari angka nasional dan
menunjukkan bahwa sekitar 50% dari seluruh jenis anemia diperkirakan akibat
dari defisiensi besi. Selain itu, defisiensi mikronutrient (vitamin A, B6, B12,
riboflavin dan asam folat) dan faktor kelainan keturunan seperti thalasemia dan
sickle cell disease juga telah diketahui menjadi penyebab anemia (Soekirman,
2000). Hal ini telah dibuktikan di Thailand bahwa penyebab utama anemia pada
ibu hamil adalah karena defisiensi besi (43,1%) (Sukrat and Sirichotiyakul, 2006).
Terdapat korelasi yang erat antara anemia pada saat kehamilan dengan
kematian janin, abortus, cacat bawaan, berat bayi lahir rendah, cadangan zat besi
yang berkurang pada anak atau anak lahir dalam keadaan anemia gizi. Kondisi ini
menyebabkan angka kematian perinatal masih tinggi, demikian pula dengan
mortalitas dan morbiditas pada ibu. Selain itu, dapat mengakibatkan perdarahan
pada saat persalinan yang merupakan penyebab utama (28%) kematian ibu
berkembang adalah akibat konsumsi gizi yang tidak memadai. Banyak orang
bergantung hanya pada makanan nabati yang memiliki absorpsi zat besi yang
buruk dan terdapat beberapa zat dalam makanan tersebut yang mempengaruhi
Secara umum faktor penyebab tersebut dapat dibedakan menjadi dua, yaitu faktor
pangan dan non pangan. Faktor pangan adalah rendahnya masukan zat besi yang
berasal dari makanan, serta rendahnya tingkat penyerapan zat besi dari makanan.
Rendahnya tingkat penyerapan zat besi disebabkan oleh komposisi menu makanan
menghambat penyerapan zat besi (inhibitor factors) seperti serat, fitat, maupun
tanin. Sedangkan faktor - faktor yang dapat meningkatkan penyerapan zat besi
(enhancer factors) seperti vitamin C dan protein hewani hanya sedikit proporsinya
di dalam menu sehari - hari. Sedangkan faktor non pangan yang menjadi
trisemester III mengalami anemia, pola makan ibu hamil trisemester III rata-rata
Hasil yang sama juga didapatkan dari hasil penelitian Fatimah, dkk (2011)
di Kabupaten Maros ditemukan anemia gizi sebesar 79,4 % dengan jumlah asupan
protein, vitamin C, vitamin B6, zat besi dan zink juga dibawah AKG.
Selatan (2008) tercatat ibu hamil yg anemia dengan Hb < 8 gram% sekitar 1669
orang. Data rekam medik Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Syech Yusuf
Kabupaten Gowa tahun 2010 menunjukkan jumlah ibu hamil yang memeriksakan
kehamilannya selama tahun 2010 sebanyak 815 ibu hamil, dengan jumlah kasus
anemia tahun 2008 sebanyak 262 ibu hamil, meningkat tahun 2009 sebanyak 351
ibu hamil dan tahun 2010 menjadi 373 ibu hamil (Yuni, 2011).
anemia dan rendahnya asupan zat gizi ibu hamil sehingga mendorong penulis
Selatan Kabupaten Gowa Tahun 2013. Penelitian ini merupakan bagian dari
penelitian besar yang dilakukan oleh Dr. Anang S. Otoluwa tentang Pengaruh
Pemberian Tepung Daun Kelor Kepada Ibu Hamil Terhadap Status Gizi,
bagaimana hubungan Pola Konsumsi Zat Besi dengan Status Hemoglobin pada
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
b. Untuk mengetahui hubungan asupan gizi (protein, vitamin C, dan zat besi)
dengan status hemoglobin pada ibu hamil di Kabupaten Gowa tahun 2013.
sumber zat besi heme dengan status hemoglobin pada ibu hamil di
sumber zat besi non heme dengan status hemoglobin pada ibu hamil di
pelancar absorpsi zat besi dengan status hemoglobin pada ibu hamil di
penghambat absorpsi zat besi dengan status hemoglobin pada ibu hamil di
D. Manfaat Penelitian.
1. Manfaat institusi
2. Manfaat ilmiah
3. Manfaat peneliti
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian Hemoglobin
(Demaeyer, 1993).
2. Fungsi Hemoglobin
CO2 dari jaringan ke paru-paru, untuk mencapai pertukaran gas ini, sel
atau tidak bagi orang dewasa berbeda dengan anak-anak dan juga berbeda
bagi wanita hamil dan tidak hamil, karena itu WHO telah menetapkan
internasional:
1. Pengertian Anemia
darah di bawah normal. Hal ini bisa disebabkan oleh kurangnya zat gizi
untuk pembentukan darah, seperti kekurangan zat besi, asam folat ataupun
vitamin B12. Anemia yang paling sering terjadi terutama pada ibu hamil
adalah anemia karena kekurangan zat besi (Fe), sehingga lebih dikenal
manusia.
gizi lainnya, kondisi gizi dan kelainan genetic (herediter) juga memegang
Adapun Nilai ambang batas (cut off point) penentuan status anemia
Anemia juga diartikan kekurangan salah satu zat atau lebih zat gizi
yaitu zat besi, asam folat, vitamin B12, protein dan zat essensial lainnya.
Zat gizi yang paling berperan dan penyebab utama anemia adalah zat besi
(Fe). Itulah sebabnya anemia selalu diidentikkan dengan gizi besi
(Suheimi, 2007).
adalah kondisi ibu dengan kadar hemoglobin (Hb) dalam darahnya kurang
I dan III atau kadar <10,5 g% pada Trisemester II (Depkes RI, 2003).
(Wiknjosastro, 2005).
2. Etiologi Anemia
pada wanita hamil atau menyusui, jika asupan zat besi kurang, besar
hewani yang banyak mengandung besi (seperti daging, ayam, ikan, kerang,
susu, dan keju) yang mudah diserap oleh tubuh. Di samping itu dapat pula
(Wirakusuma, 1999):
kerusakan/kelainan lambung)
yang merusak asam folat yang berada dalam sel darah merah
c. Kurangnya produksi sel darah merah karena kurang mengonsumsi
bahan makanan yang mengandung zat gizi terutama zat besi, asam
folat, vitamin B12, protein, vitamin C dan zat gizi penting lainnya.
2006). Kebutuhan zat besi pada wanita juga meningkat saat hamil dan
kehilangan lebih banyak zat besi. Karena alasan tersebut setiap ibu
(Muwakhidah, 2009).
daging. Tanpa disadari, diit yang belum tentu membuat berat badan
turun itu justru dapat menyebabkan kurangnya asupan zat besi dari
makanan
b. Anemia Megaloblastik
sistem saraf bekerja normal. Hal ini biasa didaptkan pada orang yang
atau sistem kekebalan tubuh atau makan makanan yang kurang B12.
jenis ini timbul saat kita tidak mengonsumsi folat dalam usus. Anemia
ini juga dapat terjadi pada kehamilan trisemester ketiga disaat tubuh
Folat juga terdapat pada roti, pasta, dan sereal yang difortifikasi.
c. Anemia karena penyakit darah yang diturunkan (Sel Sabit)
memperoleh hemoglobin sabit (Hb S) dari kedua orang tua (Price and
Wilson L, 2006). Anemia sel sabit (sickle cell anemia) dimana sel
darah merah orang dengan penyakit ini berbentuk lengkung/ sabit dan
talasemia membuat hemoglobin dan sel darah merah yang lebih dari
d. Anemia Hipoplastik
e. Anemia Hemolitik
penghancuran atau pemecahan sel darah merah yang lebih cepat dari
makanan bertambah dan terjadi pula perubahan dalam darah dan sumsum
darah. Pertambahan tersebut yaitu plasma 30% sel darah 18% dan
1. Meringankan beban jantung yang harus bekerja lebih berat dalam masa
2. Kedua pada pendarahan waktu persalinan, banyak unsur zat besi yang
hilang lebih sedikit dibandingkan dengan apabila darah itu tetap kental.
32 dan 34 minggu.
Gejala anemia pada kehamilan yaitu ibu cepat lelah, sering pusing,
keluhan mual muntah lebih hebat pada hamil muda (Sohimah, 2006).
yang lebih dikenal dengan 5L, yaitu lesu, lemah, letih, lelah dan lalai. Di
samping itu penderita kekurangan zat gizi akan menurunkan daya tahan
f. Mual akibat menurunnya aliran darah saluran cerna dan susunan saraf
pusat.
2001):
puskesmas.
Kehamilan
a. Umur Ibu
kecukupan umur ibu. Umur ibu yang terlalu muda atau terlalu tua
cenderung meningkatkan frekuensi komplikasi selama kehamilan dan
yang berusia 10-19 tahun dan 30-39 tahun menunjukkan kasus anemia
yang tinggi dibandingkan dengan grup umur yang lain 20-29 tahun
tahun terdapat 77,4 % pada usia 35-50 tahun terdapat 76,6 %, kedaan
ini lebih tinggi bila dibandingkan pada golongan umur 20- 25 tahun
golongan umur ˂20 tahun dan ˃30 tahun berkisar antara 30-35% dan
tertentu bagi ibu dan anaknya. Angka kesakitan dan angka kematian
ibu dan anak masih tinggi bila umur wanita tersebut kurang dari 20
juga mempengaruhi kejadian anemia gizi pada ibu hamil. Oleh karena
itu usia yang baik untuk melahirkan disarankan yaitu 20-30 tahun
anemia 1,8 kali lebih tinggi jika dibandingkan dengan ibu hamil
c. Pendidikan
untuk dirubah.
d. Pengetahuan Tentang Gizi
sendiri maupun dari orang lain. Sementara itu ibu hamil merupakan
mencapai 55 %.
e. Pendapatan Keluarga
mampu membeli pangan, memilih jenis pangan yang baik mutu gizi
prematuritas, berat badan bayi lahir rendah, dan angka kematian perinatal
sering dijumpai pada wanita yang anemis dan lebih sering berakibat fatal,
2012).
2012).
(Wirakusuma, 1999):
singkat.
c. Fortifikasi zat besi yaitu penambahan suatu jenis zat gizi ke dalam
anemia, artinya apabila ibu hamil dapat dicegah dari anemia maka 20-
setiap hari untuk memenuhi kebutuhan tubuh dalam satu hidangan lengkap
(Almatsier, 2010).
dilihat ketika makanan itu dikonsumsi. Terutama bahan makanan dan atau
makan atau food patern adalah cara seseorang atau sekelompok orang
dan sosio budaya yang dialaminya. Pola makan ada kaitannya dengan
jenis bahan makanan yang dimakan setiap hari oleh satu orang dan
mempunyai ciri khas untuk suatu kelompok masyarakat tertentu. Pola makan
Di dalam susunan pola makan ada satu bahan makanan yang dianggap
makanan tersebut tidak ada, bahan makanan tersebut adalah bahan makanan
pokok, di Indonesia bahan makanan pokok adalah beras dan beberapa daerah
menggunakan jagung, sagu dan ubi jalar. Pola makan disuatu daerah berubah-
ubah sesuai dengan perubahan beberapa faktor ataupun kondisi setempat yang
daerah
2. Faktor adat istiadat yang berhubungan dengan konsumen. Taraf sosio
daerah. Demikian juga dalam hal keluarga, jumlah anggota keluarga akan
yang dikonsumsi setiap harinya oleh manusia, agar dapat menjadi zat-zat
Keadaan kesehatan gizi tergantung dari tingkat konsumsi zat gizi yang
tubuh, baik dari segi kuantitas maupun kualitasnya, maka tubuh akan
mendapatkan kondisi kesehatan gizi yang sebaik-baiknya, disebut konsumsi
keadaan gizi lebih. Sebaliknya konsumsi yang kurang baik kualitas dan
terbaik adalah kesehatan gizi optimum. Dalam kondisi ini jaringan jenuh oleh
zat gizi tersebut. Tubuh terbebas dari penyakit dan mempunyai daya kerja dan
(Soediatama, 2008).
Melalui aneka ragam bahan makanan kekurangan zat gizi pada bahan
makanan yang satu dapat dilengkapi oleh jenis bahan makanan lainnya.
Bahan pangan yang dikonsumsi hendaknya terdiri atas sumber energi, protein
(hewani dan nabati), susu dan olahannya, roti dan biji-bijian, serta buah dan
sayur. Jika seluruh bahan makanan ini digunakan maka seluruh zat gizi yang
dibutuhkan akan terpenuhi, kecuali zat besi dan asam folat harus ditambahkan
dengan pola makanan yang rendah kandungan zat besinya serta makanan
protein, baik hewani maupun nabati, susu dan olahannya, sumber karbohidrat,
baik dari roti maupun biji-bijian, buah dan sayur yang tinggi kandungan
vitamin C, sayuran berwarna hujau tua, serta buah dan sayur lain (Arisman,
2010).
anemia, telah dikaji oleh Sharma yang dikutip Himadi (2012) yang
India. Di Vietnam ditemukan prevalensi anemia ibu hamil sebesar 53% pada
energi dan asupan gizi yang dipilih, FFQ Semi-kuantitatif digunakan untuk
ukuran standar porsi yang dapat menjadi referens untuk setiap jenis pangan,
energy dan asupan nutrisi dengan mengalihkan fraksi ukuran porsi setiap
jenis pangan per hari dengan kandungan energi atau zat gizi yang berasal dari
daftar komposisi bahan makanan yang sesuai (Nindya and Susila, 2012).
(Gibson, 2005):
1. Membuat kuesioner frekuensi pangan berdasarkan kebutuhan zat gizi
masyarakat.
pangan lalu dibuat kategori respon berapa kali frekuensi yang ada
Frekuensi pangan yang ditulis berupa berapa kali perhari hingga berapa
3. Setelah draf kuesioner frekuensi pangan siap, maka perlu dilakukan uji
4. Responden diminta untuk memberi tanda pada daftar yang tersedia pada
7. Untuk data entri, frekuensi dan jumlah porsi akan dikonversi dalam rata-
dalam gram/hari.
kebiasaan makan.
dalam tubuh manusia dan hewan, yaitu 3-5 gram di dalam tubuh manusia
dewasa. Zat besi mempunyai fungsi esensial dalam tubuh yaitu sebagai
alat angkut oksigen dari paru-paru ke jaringan tubuh, sebagai alat angkut
electron di dalam sel, dan sebagai bagian terpadu berbagai reaksi enzim di
Zat besi adalah salah satu mineral mikro yang penting dalam proses
pembentukan sel darah merah. Secara alamiah zat besi diperoleh dari
makanan. Kekurangan zat besi dalam menu makanan sehari- hari dapat
Zat gizi yang paling berperan dalam proses terjadinya anemia gizi
dibanding defisiensi zat gizi lain, seperti asam folat, vitamin B12, protein,
Fungsi utama zat besi bagi tubuh adalah untuk membawa (sebagai
Fungsi lainnya antara lain sebagai bagian dari enzim, produksi antibodi,
dan untuk detoksifikasi zat racun dalam hati, seperti akan diuraikan di
besi) dari glisin dan Fe (dibantu oleh vitamin B12 atau piridoksin).
Pada waktu yang sama disintesis juga protein globin. Heme tersebut
sel-sel darah merah dewasa yang tidak mengandung inti sel (eritrosit).
Karena sel darah merah tidak mengandung inti (nukleus), maka sel
(sebagian bagian integral asam nukleat dalam RNA dan DNA), dan
hemoglobin. Besi terdapat pada semua sel dan memegang peranan penting
2012).
nabati) maupun ikatan ferro (umumnya dalam pangan hewani). Besi yang
berbentuk ferri oleh getah lambung (HCℓ), direduksi menjadi bentuk ferro
yang lebih mudah diserap oleh sel mukosa usus. Adanya vitamin C juga
kembali akan bergabung lagi dengan ferri hasil oksidasi di dalam sel
untuk disimpan, dan ke semua sel untuk fungsi enzim yang mengandung
besi. Jumlah besi yang di setiap hari diganti sebanyak 30-40 mg, dari
(Citrakesumasari, 2012).
sumsum tulang berfungsi baik, dapat memproduksi sel darah merah dan
dalam bentuk feritin dan hemosiderin di dalam sel parenkhim hepatik, sel
retikuloendotelial sumsum tulang hati dan limfa. Ekskresi besi dari tubuh
feses. Dapat pula besi dalam hemoglobin keluar dari tubuh melalui
Penyerapan zat besi terjadi dalam lambung dan usus bagian atas
yang masih bersuasana asam, banyaknya zat besi dalam makanan yang
Tingkat absorpsinya zat besi dapat dipengaruhi oleh pola menu makanan
atau jenis makanan yang menjadi sumber zat besi. Misalnya zat besi yang
berasal dari bahan makanan hewani yang dapat diabsorpsi sebanyak 20-
30% sedangkan zat besi yang berasal dari bahan makanan tumbuh-
Ada dua bentuk zat besi dalam makanan, yaitu hem dan nonhem.
Zat besi hem berasal dari hewan seperti daging dan ikan yang mengandung
zat besi 5-10% dengan penyerapan 25%. Zat besi nonhem terdapat pada
yang disantap pada waktu makan (Demaeyer, 1993). Faktor faktor dari
makanan :
Suatu hidangan yang mengandung salah satu atau lebih dari jenis
(Soekirman, 2000)
besi non heme secara signifikan. Jadi, buah kiwi, jambu biji, dan
Namun protein yang berasal dari susu sapi, keju dan telur tidak
(Wirahadikusuma, 1999).
(Soeparman, 1992).
makan, karena zat besi lebih efektif diserap apabila lambung dalam
1. Fitat pada dedak, katul, jagung, protein kedelai, susu coklat dan
kacang- kacangan,
ketersediaan hayati zat besi dalam jenis makanan ini. Karena serat
(Citrakesumasari, 2012).
teh, kopi, kakao, dan anggur merah. Tanin yang terdapat dalam teh
di atas. Kalsium yang dikonsumsi dalam produk susu seperti susu atau
bulan dan kehilangan zat besi sebanyak 30-40 mg. Disamping itu
darah merah janin dan plasenta. Makin sering seorang wanita mengalami
kehamilan dan melahirkan akan makin banyak kehilangan zat besi dan
sebanyak 900 mg Fe yaitu meningkatnya sel darah ibu 500 mg Fe, terdapat
dalam plasenta 300 mg Fe dan untuk darah janin sebesar 100 mg Fe. Jika
relatif kecil yaitu 0,8 mg/hari, namun meningkat dengan pesat selama
triwulan kedua dan ketiga hingga 6,3 mg/hari. Sebagian dari peningkatan
dapat dipenuhi oleh simpanan zat besi dan peningkatan aditif persentase Fe
yang diserap, tetapi bila zat besi rendah atau tidak sama sekali dan zat besi
yang diserap dari makanan sangat sedikit, makanya suplemen zat besi
Ada dua jenis zat besi dalam makanan, yaitu zat besi yang berasal
dari hem dan bukan hem. Walaupun kandungan zat besi hem dalam
hewani seperti daging, ikan dan ayam merupakan sumber utama zat besi
hem. Zat besi yang berasal dari hem merupakan Hb. Zat besi non hem
sayuran hijau dan beberapa jenis buah. Di samping jumlah besi, perlu
berasal dari hewan dan tumbuh-tumbuhan serta sumber gizi lain yang
Ketersedian Fe dalam
Jumlah Fe dalam
bahan makanan rendah
Praktek pemberian Makanan Tidak
makanan kurang baik Cukup
Sosial ekonomi rendah
Komposisi makanan
kurang beragam Absorpsi Fe rendah
Terdapat zat-zat
penghambat Absorpsi ANEMIA
Pertumbuhan fisik
kehamilan Kebutuhan Naik
Kehamilan dan
menyusui
sebagai berikut :
Status Hb
Keterangan :
: Variabel independent
: Varibel dependent
: Variabel yang diteliti
: Variabel yang tidak diteliti
makanan sumber Fe, zat pelancar Fe (Vit.C, Protein), dan zat penghambat
juga dilakukan untuk mengetahui asupan protein, Fe, dan Vit.C pada ibu
Kriteria Objektif:
0 : tidak pernah
0,14 : 1 kali/minggu
1,0 : 1 kali/hari
konsumsi protein, zat besi, dan vitamin C dibagi dalam dua kategori
yaitu:
Kriteria Objektif :
Cukup : ≥77%
Kriteria Objektif:
1. Tidak ada hubungan antara asupan gizi (protein, vitamin C, dan zat besi)
dengan status hemoglobin pada ibu hamil di Kabupaten Gowa tahun 2013.
2. Tidak ada hubungan antara kebiasaan makan bahan makanan sumber zat
3. Tidak ada hubungan antara kebiasaan makan bahan makanan sumber zat
besi non heme dengan status hemoglobin pada ibu hamil di di Kabupaten
absorpsi zat besi dengan status hemoglobin pada ibu hamil di Kabupaten
absorpsi zat besi dengan status hemoglobin pada ibu hamil di Kabupaten
1. Ada hubungan antara asupan gizi (protein, vitamin C, dan zat besi) dengan
2. Ada hubungan antara kebiasaan makan bahan makanan sumber zat besi
heme dengan status hemoglobin pada ibu hamil di Kabupaten Gowa tahun
2013.
3. Ada hubungan antara kebiasaan makan bahan makanan sumber zat besi
non heme dengan status hemoglobin pada ibu hamil di Kabupaten Gowa
tahun 2013.
zat besi dengan status hemoglobin pada ibu hamil di Kabupaten Gowa
tahun 2013.
absorpsi zat besi dengan status hemoglobin pada ibu hamil di Kabupaten
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
yang terdiri dari pola konsumsi ibu hamil dan variabel dependen yaitu
1. Lokasi Penelitian
2. Waktu Penelitian
besar yang yang dilakukan oleh Dr. Anang S. Otoluwa yakni pada
1. Populasi
2. Sampel
sebanyak 65 orang.
D. Instrumen Penelitian
sebagai berikut :
ibu hamil
FFQ)
6. Alat tulis
1. Data Primer
kuesioner.
sampel penelitian.
(Gibson, 2005):
subjek/responden sesungguhnya.
dan besar.
dengan 1. Contoh:
cyanmethemoglobin.
2. Data Sekunder
Desa berupa data demografi dan data ibu hamil yang memeriksakan
1. Pengolahan Data
benar.
2. Penyajian Data
G. Analisa Data
kecukupan.
3. Analisis univariat
Untuk mengetahui pola konsumsi makanan sumber zat besi hem dan
non hem, zat pelancar, dan penghambat Fe yang meliputi jenis bahan,
nilai p value = 0,05. Apabila nilai p ≤ 0,05 maka ada hubungan yang
signifikan antara pola konsumsi dengan status Hb pada ibu hamil dan
jika nilai p > 0.05 maka hubungan antara pola konsumsi dengan status
A. Hasil Penelitian
5o 33’ 6” sampai 5o 34’ 7” Lintang Selatan dan 12o 38’ 6” sampai 12o 33’
2005, penduduk Kab. Gowa tercatat sebear 575 295 jiwa. Pada Tahun
yang meliputi sekitar 80,18% wilayah Gowa hanya dihuni oleh sekitar
memiliki luas area masing-masing 33,62 km2 dan 26,01 km2, sedangkan
dengan Bajeng Barat dan Kec. Galesong Selatan, sebelah utara dengan
sebesar 39.936 jiwa, terdiri dari 19.182 jiwa laki-laki dan 20.754 jiwa
perempuan 20.754 jiwa serta 99,97 persen dari jumlah itu beragama Islam
2011).
2. Analisis Univariat
a. Karakteristik Responden
Karakteristik n %
Umur
18-20 tahun 11 16,9
21-30 tahun 37 56,9
>30 tahun 17 26,2
Jenis pekerjaan
Pedagang/Penjual 4 6,2
PNS 3 4,6
Pegawai Swasta 2 3,1
Pengrajin 1 1,5
Wiraswasta 1 1,5
IRT 48 73,8
Lainnya 6 9,2
Tingkat pendidikan
Tidak pernah sekolah 1 1,5
Tidak tamat SD/MI 2 3,1
Tamat SD/MI 16 24,6
SMP/MTs/Sederajat 14 21,5
SMA/MA/Sederajat 21 32,3
Universitas 11 16,9
Pendapatan Keluarga
≤ 1.000.000 42 64,6
>1.000.000-2.000.000 13 20,0
>2.000.000-5.000.000 8 12,3
>5.000.000 2 3,1
Total 65 100
Sumber : Data Primer,2013
mayoritas kelompok umur pada ibu hamil yaitu 21-30 tahun (56,9%).
(32,3%).
Berdasarkan pendapatan keluarga menunjukkan dari 65
1.000.000 (64,6%).
Tabel 4.2
Distribusi Ibu Hamil Berdasarkan Kadar Hb
Di Kabupaten Gowa Tahun 2013
Tabel 4. 3
Distribusi Ibu Hamil Berdasarkan Asupan Zat Gizi
di Kabupaten Gowa Tahun 2013
77,7 mg/hr dan Standar Deviasi (SD) sebesar 34,7 mg. Untuk
Standar Deviasi (SD) sebesar 30,7 mg. Untuk asupan vitamin C yang
kali/minggu (0.14), 1-3 kali/bulan (0.07), dan tidak pernah (0). Masing-
Tabel 4.4
Distribusi Frekuensi Konsumsi Responden
Berdasarkan Jenis Bahan Makanan
Sumber Zat Besi Heme
Jenis Makanan Mean >4x/ 2-3 x 1x/ 5-6 x / 2-4 x / 1x/ 1-3 x / Tidak Jumlah Total
Konsumsi hr / hr hr mgg mgg mgg bln Pernah Skor
(gr/hr) 4 2,5 1 0,79 0,43 0,14 0,07 0
Hati Ayam 0,08 n 0 0 0 0 0 0 3 62 65 0,00
s 0 0 0 0 0 0 0,21 0 0,21
Hati Sapi 0,49 n 0 0 0 0 0 0 12 53 65 0,01
s 0 0 0 0 0 0 0,84 0 0,84
Daging Sapi 1,29 n 0 0 0 0 0 0 24 41 65 0,03
s 0 0 0 0 0 0 1,68 0 1,68
Daging Kambing 1,15 n 0 0 0 0 0 0 5 60 65 0,01
s 0 0 0 0 0 0 0,35 0 0,35
Ayam 4,40 n 0 0 0 0 0 26 33 6 65 0,09
s 0 0 0 0 0 3,64 2,31 0 5,95
Ikan Layang 24,91 n 0 0 27 1 30 2 0 2 65 0,63
s 0 0 27 0,79 12,9 0,28 0 0 40,97
Ikan Bandeng 28,29 n 0 4 46 0 11 2 0 2 65 0,94
s 0 10 46 0 4,73 0,28 0 0 61,01
Sumber : Data Primer, 2013
Tabel 4.4 (Lanjutan)
Distribusi Frekuensi Konsumsi Responden
Berdasarkan Jenis Bahan Makanan
Sumber Zat Besi Heme
Jenis Mean >4x/ 2-3 x 1x/ 5-6 x / 2-4 x / 1x/ 1-3 x / Tidak Jumlah Total
Makanan Konsumsi hr / hr hr mgg mgg mgg bln Pernah Skor
(gr/hr) 4 2,5 1 0,79 0,43 0,14 0,07 0
Ikan Cakalang 10,88 n 0 0 0 0 4 18 9 34 65 0,30
s 0 0 0 0 1,72 2,52 15,12 0 19,36
Ikan Banjar 2,20 n 0 0 0 0 0 5 3 57 65 0,12
s 0 0 0 0 0 0,7 6,93 0 7,63
Ikan Kering 2,08 n 0 0 0 0 11 41 6 7 65 0,16
s 0 0 0 0 4,73 5,74 0 0 10,47
Udang 3,15 n 0 0 0 0 0 0 12 53 65 0,01
s 0 0 0 0 0 0 0 0 0,84
Telur Ayam 18,05 n 0 0 0 0 40 25 0 0 65 0,32
s 0 0 0 0 17,2 3,5 0 0 20,7
Sumber : Data Primer, 2013
sumber zat besi heme yang paling sering dikonsumsi adalah ikan
Jenis Makanan Mean >4x/ 2-3 x 1x/ 5-6 x / 2-4 x / 1x/ 1-3 x / Tidak Jumlah Total
Konsumsi hr / hr hr mgg mgg mgg bln Pernah Skor
(gr/hr) 4 2,5 1 0,79 0,43 0,14 0,07 0
14,38
Tempe n 0 0 22 0 43 0 0 0 65 0,62
s 0 0 22 0 18,49 0 0 0 40,49
Tahu 27,78 n 0 0 8 0 39 14 0 4 65 0,41
s 0 0 8 0 16,77 1,96 0 0 26,73
Sumber : Data Primer, 2013
Tabel 4.5 (Lanjutan)
Distribusi Frekuensi Konsumsi Responden
Berdasarkan Jenis Bahan Makanan
Sumber Zat Besi Nonheme
Jenis Mean >4x/ 2-3 x 1x/ 5-6 x / 2-4 x / 1x/ 1-3 x / Tidak Jumlah Total
Makanan Konsumsi hr / hr hr mgg mgg mgg bln Pernah Skor
(gr/hr) 4 2,5 1 0,79 0,43 0,14 0,07 0
Daun Kelor 4,65 n 0 0 0 0 0 5 13 47 65 0,01
s 0 0 0 0 0 0,7 0 0 0,7
Daun Singkong 5,58 n 0 0 5 0 23 23 1 13 65 0,30
s 0 0 5 0 9,89 3,22 1,4 0 19,51
Daun Kacang 6,46 n 0 0 20 0 30 15 0 0 65 0,54
s 0 0 20 0 12,9 2,1 0 0 35
Kangkung 3,68 n 0 0 0 0 30 32 3 0 65 0,27
s 0 0 0 0 12,9 4,48 0 0 17,38
Kacang Panjang 9,89 n 0 5 51 0 9 0 0 0 65 1,04
s 0 12,5 51 0 3,87 0 0 0 67,37
Bayam 11,46 n 0 14 41 0 10 0 0 0 65 1,24
s 0 35 41 0 4,3 0 0 0 80,3
Kacang Kedelai 1,68 n 0 0 0 0 0 2 14 49 65 0,00
s 0 0 0 0 0 0,28 0 0 0,28
Kacang Hijau 3,42 n 0 0 0 0 5 51 0 9 65 0,14
s 0 0 0 0 2,15 7,14 0 0 9,29
Kacang Tanah 3,75 n 0 0 2 0 0 14 32 17 65 0,06
s 0 0 2 0 0 1,96 0 0 3,96
Sumber : Data Primer, 2013
sumber zat besi non heme yang paling sering dikonsumsi adalah
yang dianjurkan.
Tabel 4.6
Distribusi Frekuensi Konsumsi Responden
Berdasarkan Jenis Bahan Makanan
Pelancar Absorpsi Fe
Jenis Makanan Mean >4x/ 2-3 x 1x/ 5-6 x / 2-4 x / 1x/ 1-3 x / Tidak Jumlah Total
Konsumsi hr / hr hr mgg mgg mgg bln Pernah Skor
(gr/hr) 4 2,5 1 0,79 0,43 0,14 0,07 0
Hati Ayam 0,08 n 0 0 0 0 0 0 3 62 65 0,00
s 0 0 0 0 0 0 0,21 0 0,21
Hati Sapi 0,49 n 0 0 0 0 0 0 12 53 65 0,01
s 0 0 0 0 0 0 0,84 0 0,84
Sumber : Data Primer, 2013
Tabel 4.6 (Lanjutan)
Distribusi Frekuensi Konsumsi Responden
Berdasarkan Jenis Bahan Makanan
Pelancar Absorpsi Fe
Jenis >4x/ 2-3 x 1x/ 5-6 x / 2-4 x / 1x/ 1-3 x / Tidak Jumlah Total
Makanan Mean hr / hr hr mgg mgg mgg bln Pernah Skor
Konsumsi 4 2,5 1 0,79 0,43 0,14 0,07 0
(gr/hr)
Daging Sapi 1,29 n 0 0 0 0 0 0 24 41 65 0,03
s 0 0 0 0 0 0 1,68 0 1,68
Daging Kambing 1,15 n 0 0 0 0 0 0 5 60 65 0,01
s 0 0 0 0 0 0 0,35 0 0,35
Ayam 4,40 n 0 0 0 0 0 26 33 6 65 0,09
s 0 0 0 0 0 3,64 2,31 0 5,95
Ikan Layang 24,91 n 0 0 27 1 30 2 0 2 65 0,63
s 0 0 27 0,79 12,9 0,28 0 0 40,97
Ikan Bandeng 28,29 n 0 4 46 0 11 2 0 2 65 0,94
s 0 10 46 0 4,73 0,28 0 0 61,01
Ikan Cakalang 10,88 n 0 0 0 0 4 18 9 34 65 0,30
s 0 0 0 0 1,72 2,52 15,12 0 19,36
Ikan Banjar 2,20 n 0 0 0 0 0 5 3 57 65 0,12
s 0 0 0 0 0 0,7 6,93 0 7,63
Jeruk 16,86 n 0 0 0 0 2 31 19 13 65 0,08
s 0 0 0 0 0,86 4,34 0 0 5,2
Jambu Biji 5,02 n 0 0 0 0 8 14 26 17 65 0,08
s 0 0 0 0 3,44 1,96 0 0 5,4
Mangga 3,88 n 0 0 0 0 0 0 27 38 65 0,03
s 0 0 0 0 0 0 1,89 0 1,89
Kedondong 23,88 n 0 0 5 0 10 25 5 10 65 0,73
s 0 0 5 0 4,3 3,5 34,65 0 47,45
Rambutan 33,77 n 0 10 36 0 19 0 0 0 65 1,06
s 0 25 36 0 8,17 0 0 0 69,17
Pepaya 14,46 n 0 0 0 0 0 0 29 36 65 0,03
s 0 0 0 0 0 0 0 0 2,03
Wortel 1,77 n 0 0 0 0 0 22 37 6 65 0,09
s 0 0 0 0 0 3,08 2,59 0 5,67
Tomat 17,14 n 0 0 32 0 30 3 0 0 65 0,70
s 0 0 32 0 12,9 0,42 0 0 45,32
Sumber : Data Primer, 2013
Tabel 4.7
Distribusi Frekuensi Konsumsi Responden
Berdasarkan Jenis Bahan Makanan
Penghambat Absorpsi Fe
Jenis Mean >4x/ 2-3 x 1x/ 5-6 x / 2-4 x / 1x/ 1-3 x / Tidak Jumlah Total
Makanan Konsumsi hr / hr hr mgg mgg mgg bln Pernah Skor
(gr/hr) 4 2,5 1 0,79 0,43 0,14 0,07 0
Teh 1,40 n 0 17 46 0 2 0 0 0 65 1,37
s 0 42,5 46 0 0,86 0 0 0 89,36
Kopi 0,28 n 0 0 0 0 0 0 2 63 65 0,00
s 0 0 0 0 0 0 0,14 0 0,14
Susu Kedelai 0,88 n 0 0 0 0 5 51 0 9 65 0,14
s 0 0 0 0 2,15 7,14 0 0 9,29
Susu Sapi 8,22 n 0 0 2 0 0 14 32 17 65 0,06
s 0 0 2 0 0 1,96 0 0 3,96
Bayam 11,46 n 0 14 41 0 10 0 0 0 65 1,24
s 0 35 41 0 4,3 0 0 0 80,3
Daun kelor 4,65 n 0 0 0 0 0 5 13 47 65 0,01
s 0 0 0 0 0 0,7 0 0 0,7
Daun singkong 5,58 n 0 0 5 0 23 23 1 13 65 0,30
s 0 0 5 0 9,89 3,22 1,4 0 19,51
Daun kacang 6,46 n 0 0 20 0 30 15 0 0 65 0,54
s 0 0 20 0 12,9 2,1 0 0 35
Kangkung 3,68 n 0 0 0 0 30 32 3 0 65 0,27
s 0 0 0 0 12,9 4,48 0 0 17,38
Kacang Panjang 9,89 n 0 5 51 0 9 0 0 0 65 1,04
s 0 12,5 51 0 3,87 0 0 0 67,37
Kacang tanah 3,75 n 0 0 2 0 0 14 32 17 65 0,06
s 0 0 2 0 0 1,96 0 0 3,96
Kacang hijau 3,42 n 0 0 0 0 5 51 0 9 65 0,14
s 0 0 0 0 2,15 7,14 0 0 9,29
Kacang Kedelai 1,68 n 0 0 0 0 0 2 14 49 65 0,00
s 0 0 0 0 0 0,28 0 0 0,28
Sumber : Data Primer, 2013
Frekuensi sering dalam hal ini bermakna negatif, karena semakin sering
Tabel 4. 8
Distribusi Ibu Hamil Berdasarkan Frekuensi Konsumsi
Sumber Bahan Makanan Di Kabupaten Gowa
Tahun 2013
3. Analisis Bivariat
1. Karakteristik Responden
besar ibu hamil hanya tamat sekolah menengah atas (SMA) (32,3%) , lebih
dari 70% ibu hamil bekerja sebagai ibu rumah tangga (IRT) dan yang
Bila umur ibu pada saat hamil relatif muda (<20 tahun) akan beresiko
dengan umur di atasnya. Bila zat gizi yang dibutuhkan tidak terpenuhi,
akan terjadi kompetisi zat gizi antara ibu dengan bayinya (Wijianto, 2002).
Menurut Depkes (2001), kadar Hb 7.0 - 10.0 g/dl banyak ditemukan pada
kelompok umur <20 tahun (46%) dan kelompok umur 35 tahun atau lebih
(48%).
tubuh dan pada akhirnya akan berpengaruh pada status kesehatannya. Ibu
makan yang tidak seimbang sehingga mempunyai resiko lebih besar untuk
dibandingkan pada ibu yang bekerja. Hal ini disebabkan pada ibu yang
zat besi dalam jumlah yang cukup dibandingkan ibu yang tidak bekerja.
Menurut Winarno (1997), tingkat ekonomi (pendapatan) yang
besi akan sulit terpenuhi, dan dapat berdampak pada terjadinya anemia gizi
besi.
defisiensi besi ibu hamil ditemukan sebesar 36,9% dari 65 ibu hamil yang
Anemia pada ibu hamil disebabkan oleh banyak faktor, yaitu faktor
besi, kurangnya mengkonsumsi promotor absorbsi zat besi non heme serta
Oleh karena itu, hal ini perlu mendapat perhatian dari ibu hamil
3. Pola Konsumsi
pokok, pangan hewani, sayur dan buah dalam jumlah yang tidak memadai,
yang berimplikasi pada tidak terpenuhinya kebutuhan energi, protein dan
berbagai mineral yang penting bagi kehamilan seperti besi, iodium dan
zink yang kaya dalam pangan hewani, serta vitamin utamanya vitamin A,
C dan asam folat yang banyak terkandung pada buah dan sayur.
melaporkan bahwa semakin kurang baik pola makan, maka semakin tinggi
angka kejadian anemia pada ibu hamil, dan hal ini menunjukkan
atau lebih asam amino esensial. Sebagian besar protein nabati kecuali
nabati. Ikan, telur, daging, dan susu perlu lebih banyak dikonsumsi
dibandingkan tahu, tempe dan kacang. Hal ini disebabkan karena
diperlukan pada periode tersebut dan hal ini tidak terlepas dari peran
p=0,64 , sehingga hipotesis nol (H0) diterima artinya tidak ada tidak
konsumsi protein dengan kadar Hb. Hal ini diduga karena pangan
sumber protein yang dikonsumsi ibu hamil baik anemia maupun yang
besi non heme. Dalam penyerapannya, sumber zat besi non heme
diperlukan, sebagai inti dari hemoglobin, unsur utama sel darah merah.
konsumsi zat besi dengan kadar Hb. Hal ini diduga karena pangan
sumber zat besi yang dikonsumsi bukan berasal dari besi heme sehingga
kurang bisa mendukung keberadaan zat besi dalam tubuh. Ibu hamil
sumber besi heme dalam frekuensi yang lebih rendah jika dibandingkan
dengan frekuensi konsumsi pangan sumber besi non heme. Selain itu
sebagai sumber zat besi yang sulit diserap, sedangkan daging dan bahan
pangan hewani sebagai sumber zat besi yang baik (heme iron) jarang
terdiri atas campuran sumber besi berasal dari hewan dan tumbuh-
tumbuhan serta sumber gizi lain yang dapat membantu sumber absorbsi.
ikan, kerang, susu, dan keju) yang mudah diserap oleh tubuh. Di
p=0,01 , sehingga hipotesis nol (H0) ditolak artinya ada hubungan yang
ibu hamil. Buah rambutan dan kedondong sangat sering dikonsumsi ibu
hamil bahkan hampir setiap hari dikonsumsi, hal ini di duga karena
mereduksi besi ferri menjadi ferro dalam usus halus sehingga mudah
besi dalam bentuk non heme meningkat empat kali lipat bila ada
seperti hati, daging, unggas dan ikan. Besi hem, yang merupakan bagian
dapat diserap dua kali lipat daripada besi nonhem. Kurang lebih 40%
dari besi di dalam daging, ayam dan ikan terdapat sebagai besi hem dan
Zat besi heme banyak terdapat di dalam daging dan produk daging.
Sekitar 25 % dari zat besi heme yang di dalam daging akan terserap
oleh tubuh tidak seperti zat besi non hem, penyerapan zat besi hem
sumber zat besi hem dalam frekuensi sering. Hal ini dikarenakan ibu
besi non hem seperti tempe, tahu, sayuran umumnya lebih terjangkau
dibanding dengan zat besi heme seperti daging, ayam, dan hasil olahan
lainnya.
Zat besi non hem terdapat dalam pangan nabati, seperti sayur-
besi non hem dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain jumlah zat
besi non hem yang tersedia, status besi dari seseorang dan adanya
yang signifikan antara frekuensi konsumsi zat besi heme dengan status
mengkonsumsi sumber zat besi non hem dalam frekuensi sering. Hal
ini diduga karena pangan sumber zat besi yang dikonsumsi seperti
berasal dari besi heme seperi daging, ayam, ikan sehingga kurang bisa
mendukung keberadaan zat besi dalam tubuh. Jumlah besi dari sumber
besi non hem umumnya relatif tinggi dibandingkan dengan zat besi
heme. Walaupun kaya akan zat besi, namun hanya sedikit yang bisa
sebagai bahan makanan yang akan memperbesar absorpsi zat besi dari
=0,03, sehingga hipotesis nol (H0) ditolak artinya ada hubungan yang
dikonsumsi ibu hamil bahkan hampir setiap hari dikonsumsi, hal ini di
duga karena kedua buah ini lagi musimnya di daerah tersebut. Bahan
(1x/hari).
penyerapan besi non heme dengan mereduksi besi ferri menjadi ferro
besi bila diperlukan. Absorpsi besi dalam bentuk non heme meningkat
empat kali lipat bila ada vitamin C. Dengan demikian resiko anemia
buruknya ketersediaan hayati zat besi dalam jenis makanan ini. Karena
p=0,03, sehingga hipotesis nol (H0) ditolak artinya ada hubungan yang
positif untuk penyerapan zat besinya. Hal ini diduga karena sebagian
besar ibu hamil yang anemia mengonsumi teh hampir setiap hari,
bahkan ada yang sampai 2 kali sehari begitupula dengan bayam yang
semua inhibitor yang ada. Hasil ini sejalan dengan penelitian Susilo
(2002) bahwa semakin besar asupan tanin, maka semakin rendah kadar
Hb.
kopi dan beberapa jenis sayuran dan buah juga menghambat absorpsi
C. Keterbatasan Penelitian
tergantung dari daya ingat responden dan alat peraga yang digunakan
PENUTUP
A. Kesimpulan
2. Tidak ada hubungan antara asupan protein dan asupan zat besi dengan
3. Tidak ada hubungan antara frekuensi konsumsi sumber zat besi hem
2013.
4. Ada hubungan antara frekuensi konsumsi sumber zat besi non hem
2013.
tahun 2013.
6. Ada hubungan antara frekuensi konsumsi bahan makanan penghambat
tahun 2013
B. Saran
yang terdiri atas campuran sumber besi yang berasal dari hewan (daging
yang berwarna merah, daging unggas, hati, telur, ikan, udang, kerang,
dan biji-bijian) serta serta sumber gizi yang lain yang dapat membantu
2. Bagi ibu hamil yang rutin mengonsumsi teh atau kopi sebaiknya tidak
penyerapan zat besi. Disarankan bagi ibu hamil agar mengatur waktu
konsumsi minum teh. Tunda minum teh atau kopi minimal 1 jam
kehamilan.
DAFTAR PUSTAKA
Allen L.H, 1996. Iron- Ascorbic Acid and Iron-Calsium Interctions and Thwir
Relevance in Complementary Feeding in Micronutrien Interaction: Impact
on Child Health and Nutrition, Washington, DC: US Agency for
International Development.
Arisman, 2010. Gizi dalam Daur Kehidupan: Buku Ajar Ilmu Gizi. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Depkes RI, 2001. Program Penanggulangan Anemia Gizi pada Wanita Usia
Subur (WUS); (Safe Motherhood Project: A Partnership and Family
Approach). Jakarta: Depkes RI.
Depkes RI, 2003. Gizi dalam Angka sampai dengan tahun 2002. Jakarta: Depkes
RI.
Dinkes Sulsel, 2008. Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan 2008. Jakarta:
Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan.
Effendi Yh, D Briawan & Barunawati, M., 2000. Keragaan Konsumsi Pangan
dan Kadar Serum Darah Mineral Besi (Fe) dan Seng (Zn) dalam Serum
Darah Ibu Hamil. Media Gizi dan Keluarga tahun XXIV Vol II No 1.
Eko Wijanti Ribut, Rahmaningtyas Indah & Dewi, W. 2012, Hubungan Pola
Makan Ibu Hamil Trisemester III dengan Kejadian Anemia. Vol II No.2.
Fatimah St, Hadju V, Bahar B & Abdullah, Z, 2011. Pola Konsumsi dan Kadar
Hemoglobin pada Ibu Hamil Di Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan.
MAKARA, KESEHATAN, VOL. 15, NO. 1, JUNI 2011: 31-36.
Gibney, M. J., Margetts, B. M., Kearney, J. M. & Arab, L, 2008. Gizi Kesehatan
Masyarakat, Jakarta: EGC.
Hadi, H, 2004. Editorial: Gizi lebih sebagai tantangan baru dan implikasinya
terhadap kebijakan pembangunan kesehatan nasional. Jurnal Gizi Klinik
Indonesia 2004, ; 1 (2): 51-8.
Handayani, Wiwik & Andi Sulistyo Haribowo, 2008. Asuhan Keperawatan pada
Klien dengan Gangguan System Hematologi. Jakarta: Salemba Medika.
Herlina, Nina & Djamilus, F, 2008. Faktor Risiko Kejadian Anemia pada Ibu
Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Bogor. Available:
file://D:/Dataku/Tugas/Anemia, 2008 [Accessed 15 Januari 2013].
Himadi, A. 2012, Gambaran Pola Makan dan Status Hemoglobin Ibu Hamil di
Puskesmas Kaluku Bodoa Kota Makassar S1 Undergraduate, Universitas
Hasanuddin.
Khomsan 2003, Pangan dan Gizi Untuk Kesehatan. Jakarta: PT. Rajagravindo
Persada.
Muwakhidah, 2009. Efek Suplementasi Fe, Asam Folat dan Vitamin B12 terhadap
Peningkatan Kadar Hemoglobin (Hb) Pada Pekerja Wanita (di Kabupaten
Sukoharjo). S2 Postgraduate, Universitas Diponegoro.
Nadesul 2002. Makanan Sehat untuk Ibu Hamil. Jakarta, Puspa Swasta.
Ojofeitimi Eo, Ogunjuyigbe Po & Sanusi 2008. Poor Dietary Intake of Energy
and Retinol among Pregnant Women: Implications for Pregnancy
Outcome in Southwest Nigeria. Pak. J. Nutr, 7(3):480-484.
Profil Sulsel, 2008. Profil Kesehatan Sulawesi Selatan 2008. Dinas Kesehatan
Provinsi Sulawesi Selatan.
Puji Esse, Satriani Sri, Nadimin & Fathiyathul Fadliyah, 2010. Hubungan
Pengetahuan Ibu dan Pola Konsumsi dengan Kejadian Anemia Gizi pada
Ibu Hamil di Puskesmas Kassi-Kassi. Media Gizi Pangan, Vol.X, Edisi 2.
Soediatama, 2008. Ilmu Gizi dan Aplikasinya untuk Keluarga dan Masyarakat.
Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Tinggi
Departemen Pendidikan Nasional.
Soekirman, 2000. Ilmu Gizi dan Aplikasinya untuk Keluarga dan Masyarakat.
Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Tinggi
Departemen Pendidikan Nasional.
Soeparman, 1992. Ilmu Penyakit Dalam Jilid II. Jakarta: Balai Penerbit FKUI.
Sukrat, B. & Sirichotiyakul, S, 2006. The prevalence and causes of anemia during
pregnancy in Maharaj Nakorn Chiang Mai Hospital. . J. Med. Assoc. Thai
89(Suppl 4):S142-146.
Sulistyoningsih, H, 2011. Gizi untuk Kesehatan Ibu dan Anak. Yogyakarta: Graha
Ilmu.
Supariasa N, Bakri B & Fajar I, 2002. Penilaian Status Gizi. Jakarta: Penerbit
Buku Kedokteran EGC.
Susilo, 2002. Hubungan asupan zat besi dan inhibitornya sebagai predictor kadar
hemoglobin ibu hamil di Kabupaten Bantul Propinsi DIY. Berita
kedokteran masyarakat, xviii (1).
Wijianto, 2002. Dampak Suplementasi Tablet Tambah Darah (TTD) dan Faktor
faktor yang Berpengaruh terhadap Anemia Gizi Ibu Hamil di Kabupaten
Banggai, Propinsi Sulawesi Tengah S1 Undergraduate, Institut Pertanian
Bogor.
Winarno, F, 1997. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
No. NamaPeneliti/ Judul Lokasi, Masalah Variabel Hasil Saran Ket (sumber)
Tahun Penelitian Populasi,
Sampel
1. St. Fatimah, Pola - Tiga Untuk melihat - Independen - Hasil penelitian Pola konsumsi ibu Makara
Konsumsi dan kecamatan prevalensi :Pola menunjukkan bahwa hamil berhubungan Kesehatan
Veni Hadju,
Kadar di wilayah anemia Konsumsi Ibu prevalensi anemia ibu dengan rendahnya (Jurnal)
Burhanuddin Hemoglobin Kabupaten defisiensi besi Hamil hamil sebesar 41% di kadar hemoglobin ibu
Pada Ibu Maros yaitu dan besarnya - Dependen : mana umumnya anemia hamil di daerah
Bahar, Zulkifli
Hamil di Kecamatan kontribusi pola Kadar ringan dan sedang (54,9% penelitian. Disamping
Abdullah, 2011 Kabupaten Lau dan konsumsi Hemoglobin dan 43,9%). Pola makan itu, konsumsi tablet
Maros Kecamatan terhadap kadar ibu hamil pada umumnya besi dan juga
Tanralili. hemoglobin nasi, ikan, dan sayur- status gizi ibu hamil.
- Seluruh Ibu pada ibu hamil. sayuran secukupnya. Upaya peningkatan
hamil yang Sayuran dan buah sangat konsumsi ibu
ada di jarang dikonsumsi dan hamil harus terus
wilayah hanya 3-6 kali seminggu. dilakukan dengan
kerja Asupan energi dan protein menggunakan
Puskesmas hanya 59% dan 72% AKG sumber bahan pangan
Barandasi (angka kecukupan gizi) lokal seperti ikan,
Kecamatan atau 1300 kcal dan 48 gr. telur, sayuran
Lau dan Umumnya vitamin hanya hijau (bayam,
Puskesmas dikonsumsi sekitar 40% kangkung, dan daun
Carangki AKG kecuali untuk kelor), pepaya,
Kecamatan vitamin A (76%, 605 RE), pisang, jeruk, dan
Tanralili asam folat (195%, 1170 tomat masak. Selain
- 200 orang, ug), dan Vitamin B12 itu, perhatian
di wilayah (142%, 3,7 ug). juga harus diberikan
Puskesmas kepada status gizi ibu
Barandasi hamil dan
dipilih konsumsi tablet besi
sebanyak sesuai dengan program
71 ibu yang ada di
hamil dan lapangan.
di wilayah
Puskesmas
Carangki
sebanyak
129 ibu
hamil.
2. Ribut Eko Hubungan -Wilayah Untuk - Independen : Hasil penelitian ini adalah Disarankan agar lebih Riset
Pola Makan Kerja mengetahui Pola makan Ibu rata- rata (63%) ibu hamil ditingkatkan peran Kesehatan
Wijanti, Indah
Ibu Hamil Puskesmas hubungan pola Hamil TM III mengalami aktif tenaga kesehatan (Jurnal)
Rahmaningtyas, Trisemester III Sambi makan Ibu Trisemester III anemia, pola makan ibu setempat untuk
dengan Kabupaten Hamil TM III - Dependen : hamil TM III rata-rata melakukan upaya
Dewi Widari,
Kejadian Kediri dengan Anemia Ibu (65%) tidak sehat. preventif dalam
2012 Anemia - Semua ibu kejadian Hamil rangka mencegah
hamil TM III Anemia pada terjadinya anemia
yang ada di ibu hamil karena pola makan
wilayah kerja yang tidak sehat.
Puskesmas Misalnya dengan cara
Sambi penyuluhan tentang
sejumlah 80 gizi kepada ibu hamil
orang
3. A.Esse Puji, Sri Hubungan - Di wilayah Untuk - Independen : Hasil penelitian ini Hasil penelitian Media Gizi
Satriani,Nadimi Pengetahuan Puskesmas mengetahu i Pengetahuan menunjukkan prevalensi menunjukkan bahwa Pangan
n, Fathiyatul Ibu dan Pola Kassi-Kassi hubungan dan Pola anemia ibu di wilayah sebagian besar pola (Jurnal)
Fadliyah, 2010 Konsumsi Kota pengetahuan Konsumsi kerja Pukesmas Kassi- konsumsi ibu hamil
dengan Makassar dan pola - Dependen Kassi sebesar 47 % sebagian besar kurang
Kejadian -Semua ibu konsumsi :Anemia gizi pengetahuan tentang sebanyak 28 orang
Anemia Gizi hamil di dengan ibu hamil nutrisi maternal dan pola (55%) sedangkan pola
pada Ibu Puskesmas kejadian konsumsi mencapai 55 %. konsumsi cukup
Hamil di Kassi- anemia gizi sebanyak 23 orang
Puskesmas Kassi pada Ibu hamil (45%).
Kassi-Kassi sebanyak 228
orang
4. Tristitanti, Faktor-Faktor - - Di wilayah - Untuk - Independen: Hasil penelitian ini Mengingat masih Skripsi
Wara, 2006 yang Kabupaten mengetahui Karakteristik menunjukkan prevalensi tingginya prevalensi Insitut
Mempengaruh Bogor faktor-faktor bumil, anemia pada ibu hamil di anemia gizi pada ibu Pertanian
i Status - - Ibu Hamil yang kesehatan, wilayah penelitian ini hamil di Bogor
Anemia pada sebanyak 64 mempengaruhi Status Kek, adalah sebesar 62,5%. wilayah penelitian,
Ibu Hamil di Orang status anemia Konsumsi Rata-rata konsumsi energi hendaknya perlu
Kecamatan pada ibu hamil Zat gizi, pada penelitian ini adalah diambil tindakan
Ciampea di Kecamatan Konsumsi 1230 kkal/org/hari di penanggulangan dan
Kabupaten Ciampea, teh, infeksi mana sebagian besar pencegahan lebih
Bogor Kabupaten dan penyakit. contoh (79,7%) memiliki lanjut. Upaya tersebut
Bogor - Dependen: tingkat kecukupan energi dapat dilakukan
Status dengan kategori defisit melalui perbaikan
Anemia berat (<70% AKE). Rata- pengetahuan gizi dan
Bumil rata konsumsi protein kesehatan. Materi
sebesar 34,75 g/org/hari yang disampaikan bisa
dengan 82,8% contoh beragam,
memiliki tingkat misalnya materi
kecukupan protein dengan tentang zat gizi yang
kategori defisit berat penting untuk tulang
(<70% AKP). Hampir dan gigi, tentang
seluruh contoh (95,3%) contoh pangan sumber
mengkonsumsi zat besi protein, tentang zat
dalam jumlah yang rendah gizi untuk tambah
(<15mg/kapita/hari) dan darah, serta jenis
dengan persentase yang imunisasi untuk ibu
sama sejumlah contoh hamil. Selain itu suami
mengkonsumsi vitamin C contoh dapat
dalam jumlah yang kurang diikutsertakan dalam
(<85 mg/hr). Sebesar upaya ini mengingat
43,8% contoh pengetahuan gizi
mengkonsumsi tablet contoh berhubungan
Fe. Persentase contoh dengan tingkat
yang mengkonsumsi teh pendidikan suami
dengan frekuensi contoh.
16-30 kali/bulan tidak
berbeda jauh dengan
persentase contoh yang
tidak mengkonsumsi teh.
Tercatat 40,6% contoh
mengkonsumsi teh dengan
frekuensi 16-30 kali/bulan
dan 39,1% contoh tidak
mengkonsumsi teh.
Sebagian besar contoh
(54,7%) menderita
penyakit infeksi selama
sebulan terakhir dan
sebesar 53,1% contoh
memiliki kondisi
lingkungan yang baik.
5 Argana Guntur, Vitamin C - - Penelitian Penelitian ini - Independen: - Hasil penelitian Disarankan untuk Jurnal
Kusharisupeni, sebagai faktor dilaksanakan bertujuan untuk variabel menunjukkan, prevalensi memberikan tablet Kedokteran
Diah M.Utari dominan untuk di kecamatan memperoleh LILA, anemia besarnya 65,3%, tambah darah Trisakti
kadar Kintab gambaran frekuensi yang berarti anemia dan vitamin C pada
hemoglobin kabupaten prevalensi konsumsi yang terjadi dapat wanita sebelum hamil,
pada wanita Tanah Laut anemia dan vitamin C digolongkan sebagai sebagai
usia 20-35 propinsi faktor-faktor dan masalah kesehatan persiapan menghadapi
tahun Kalimantan seperti indeks pengeluaran masyarakat tingkat berat. kehamilannya
Selatan massa per kapita per Berdasar pengukuran IMT
Penelitian ini tubuh (IMT), bulan ternyata sebanyak
bertujuan lingkar lengan - Dependen: 71,3% sampel tergolong
untuk atas (LILA), Kadar Hb normal, 12% kurus dan
memperoleh konsumsi zat 16,7% overweight.
gambaran gizi makro dan mengkonsumsi protein >
prevalensi mikro, lama 100% angka kecukupan
anemia dan haid, gizi (AKG). Untuk
faktor-faktor pengetahuan konsumsi zat besi ternyata
seperti indeks tentang anemia keadaannya masih sangat
massa dan memprihatinkan karena
tubuh (IMT), pengeluaran hanya 6,7% sampel yang
lingkar per kapita per konsumsi besinya >100%.
lengan atas bulan yang Selanjutnya sampel yang
(LILA), berhubungan mengkonsumsi vitamin C
konsumsi zat dengan kadar >100% AKG berjumlah
gizi makro hemoglobin 44,7%.
dan mikro, (Hb) pada Makanan sumber heme
lama haid, wanita usia 20- cukup sering
pengetahuan 35 dikonsumsi sampel,
tentang tahun di dimana sebanyak 80,7%
anemia kecamatan mengkonsumsi > 1x/mgg,
dan Kintab sebaliknya makanan
pengeluaran kabupaten sumber vitamin C hanya
per kapita per Tanah Laut dikonsumsi > 1x /mgg
bulan yang Kalimantan oleh
berhubungan Selatan. 10,7% sampel. Kebiasaan
dengan kadar minum teh tidak cukup
hemoglobin populer di daerah
(Hb) pada penelitian, terlihat 63,3%
wanita usia sampel
20-35 tahun tidak pernah minum teh.
di kecamatan
Kintab
kabupaten
Tanah Laut
Kalimantan
Selatan
KUESIONER PENELITIAN
Nama Responden
1 Puskesmas/kecamatan
2 Nama desa/kelurahan
3 Nomor urut KK
Nama KK (Bapak)
No. ID
II. KETERANGAN PENCACAHAN
5 Tanggal Wawancara :
Pewawancara: Tgl/bln/thn
………………………………..
Editorial: Tgl/bln/thn
………………………………..
Editor:
III. DATA RUMAH TANGGA
6. Umur
Rata-rata
Berat
Frekuensi Porsi
Berat (g)
Porsi S
Nama Makanan
Pernah
pernah
x/M
Tidak
x/H
x/H
g/H
x/B
K S B
Idak
T
Makanan Pokok
Nasi putih 200 1 prg sdg
Nasi uduk 200 1 prg sdg
Nasi goreng 200 1 prg sdg
Roti Tawar Putih 30 2 iris
Mi basah 200 2 gls
Mi instan 80 1 bks
Singkong 120 1 ptg
Kentang 210 5 bh kcl
Sukun 150 2 ptg sdg
Lauk pauk
Daging sapi 35 1 ptg sdg
Hati sapi 35 1 ptg sdg
Daging kambing 50 1 ptg sdg
Ayam dengan kulit 45 1 ptg sdg
Hati ayam 35 1 bh sdg
Telur ayam kampung 40 1 btr
Telur ayam ras 55 1btr
Telur bebek 60 1 btr
Ikan banjar 45 1/3 ekor
Ikan layang 45 1/3 ekor
Ikan kakap 45 1/3 ekor
Ikan cakalang 45 1/3 ekor
Ikan lele 45 1/3 ekor
Ikan bandeng 45 1/3 ekor
Cumi-cumi 45 1/2 ekor
Udang segar 35 4 ekor sdg
Kepiting 30 1 ekor
Kerang 10 1 bh
Tahu 110 1 ptg bsr
Tempe 50 2 ptg sdg
Ikan teri kering 15 2 sdm
Sayuran
Kacang panjang 50 3 bh
Daun kacang panjang 50 1 prg
Bayam 50 1 prg
Daun singkong 50 1 prg
Wortel 50 1/2 bh
Terong 50 1/2 bh
Kangkung 50 1 prg
Labu siam 50 1 ptg
sdg
Jantung pisang 50 1/2 bh
Pare 50 2 ptg
sdg
Nangka mentah 50 8 ptg
kcl
Oyong 50 1 ptg
sdg
Daun seledri 2 1 jmp
Daun bawang 2 1 jmp
Daun Kelor 50 1 prg
Tomat 25 1 bj
Cabe kecil 5 4 bh
Cabe besar 10 1 bh
Kacang hijau 10 1 sdm
Kacang merah 10 1 sdm
Kacang kedelai 10 1 sdm
Buah
Alpukat 50 ½ bh bsr
Apel 200 1 bh bsr
Belimbing 125 1 bh bsr
Jambu air 100 2 bh sdg
Jeruk manis sunkist 150 1 bh sdg
Jeruk manis selayar 107 1 bh sdg
Mangga 90 ½ bh
sdg
Nangka 50 3 biji
Nanas 95 1/4 bh
sdg
Papaya 110 1 ptg
sdg
Rambutan 75 5 bh
Manggis 80 2 bh
Semangka 180 2 ptg
sdg
Jambu biji 190 1 bh sdg
Anggur 125 11 bh
Pisang ambon 60 1 bh
Pisang mas 50 1 bh
Sirsak 60 1 ptg
sdg
Durian 35 3 bj
Kedondong 100 1 bh
Langsat 75 5 bh
Jeruk bali 105 1 ptg
sdg
Minyak
Minyak kelapa 10 1 sdm
Minyak kelapa sawit 10 1 sdm
Margarine 10 1 sdm
Mentega 10 1 sdm
Santan 50 ¼ gls
Makanan olahan
Sosis 24 1 bj
Ikan sardine 150 1 klg
JenisKelamin : Perempuan
Agama : Islam
Suku : Bugis
Email : andist.bulkis@yahoo.com
Riwayat Pendidikan :