Anda di halaman 1dari 47

HUBUNGAN KADAR ASAM URAT DENGAN STATUS

GIZI PADA REMAJA DI KECAMATAN


BOLANGITANG BARAT KABUPATEN BOLAANG
MONGONDOW UTARA
SKRIPSI

Oleh :

Alvin Budiono

130 111 01 112

Dosen pembimbing :

Dr. dr. Aaltje Manampiring, M.Kes

Widhi Bodhi, Ssi. M.Kes. Apt

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SAM RATULANGI
MANADO
2016

HUBUNGAN KADAR ASAM URAT DENGAN STATUS GIZI


PADA REMAJA DI KECAMATAN BOLANGITANG BARAT
KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW UTARA

Oleh :

ALVIN BUDIONO

13011101112

Skripsi ini telah diujiankan pada Ujian Akhir Skripsi Sarjana Kedokteran
tanggal 21 November 2016 serta telah dikoreksi dan disetujui oleh :

Dr. dr. Aaltje Manampiring, M.Kes Dosen Pembimbing I

Widhi Bodhi, Ssi. M.Kes. Apt Dosen Pembimbing II

Widhi Bodhi, Ssi. M.Kes. Apt Kepala Bagian Kimia

Prof. Dr. dr. Adrian Umboh, Sp.A(K) Dekan FK. UNSRAT

LEMBAR PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME

1. Skripsi ini murni gagasan, rumusan dan penelitian saya sendiri tanpa bantuan

pihak lain kecuali tim komisi pembimbing dan para penguji.

2. Dalam skripsi ini tidak terdapat karya atau pendapat yang ditulis atau

dipublikasikan orang lain, kecuali secara tertulis dengan jelas dicantumkan

sebagai acuan dalam naskah disebutkan nama pengarang dan dicantumkan dalam

daftar pustaka.

3. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila dikemudian hari

terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini, yang telah

diperoleh karena skripsi ini, saya bersedia untuk menerima sanksi akademik serta

sanksi lainnya sesuai dengan norma yang berlaku di perguruan tinggi ini.

Manado, 21 November 2016

Alvin Budiono

13011101112

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI

Sebagai civitas akademik Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi,

saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Alvin Budiono

NRI : 13011101112

Program Studi : Pendidikan Dokter

Fakultas : Kedokteran

Jenis Karya : Skripsi

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, setuju untuk memberikan kepada


Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi, Hak Bebas Royalti Noneksklusif
(Nonexclusive Royalty Free Right) atas skripsi saya yang berjudul HUBUNGAN
KADAR ASAM URAT DENGAN STATUS GIZI PADA REMAJA DI
KECAMATAN BOLANGITANG BARAT KABUPATEN BOLAANG
MONGONDOW UTARA. Dengan Hak Royalti Noneksklusif ini Fakultas
Kedokteran Universitas Sam Ratulangi berhak menyimpan,
mengalihmedia/formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database),
merawat dan mempublikasikan tugas akhir saya selama tetap mencantumkan
nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik hak cipta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Manado, 21 November 2016

Yang membuat pernyataan:

Alvin Budiono

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis kepala Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat, anugerah-Nya

sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan Skripsi Sarjana Kedokteran yang

berjudul :

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN ASAM URAT PADA REMAJA DI

KECAMATAN BOLANGITANG BARAT KABUPATEN BOLAANG

MONGONDOW UTARA

Penulisan skripsi ini sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kedokteran di

Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi.

Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya

kepada:

1. Prof. Dr. dr. Adrian Umboh, SpA(K) sebagai Dekan Fakultas Kedokteran

Universitas Sam Ratulangi Manado, beserta para pembantu dekan.

2. dr. Pemsi M. Wowor, MKes, SpFK sebagai Koordinator Program Studi

Pendidikan Dokter Fakultas kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado.

3. Dr. dr. Aaltje Alda Manampiring, M.Kes sebagai Pembimbing I yang telah

membimbing, mengarahkan, dan membantu penulis selama penelitian dan

penyusunan skripsi ini.

4. Nci Widhi Bodhi, SSi. M.Kes. Apt sebagai Pembimbing II yang telah

membimbing, mengarahkan, dan membantu penulis selama penelitian dan

penyusunan skripsi ini.

5. Nci Widhi Bodhi, SSi. M.Kes. Apt sebagai Kepala Bagian Kimia Fakultas

Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado yang telah membimbing,

mengarahkan, dan membantu penulis selama penelitian dan penyusunan skripsi

ini.

6. Dr. dr. Billy Kepel. MMed, dr. Fona Budiarso dan Prof. Dr. Fatimawali. Apt

yang telah membimbing, mengarahkan, dan membantu penulis selama penelitian

dan penyusunan skripsi ini.

7. Semua staf dan pegawai di bagian kimia atas bantuan dan kerjasama selama

pembuatan skripsi.

8. Ayah, ibu dan kakak tercinta yang senantiasa memberi nasehat, semangat dan

mendukung dalam doa.

9. Teman-teman satu bagian skripsi (Kimia) Otong, Vania, Gina, Intan, Chita, Fay,

Reiner, Andrew dan Deb yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan

penelitian ini.

10. Teman-teman terkasih Gibi, Acid, Vania, Dhea dan Otong yang senantiasa

membantu saya dalam segala hal.

11. Saudara-saudari KMK Rosa, Ella, Berta, Gina, Wilson, Harsa, Aldira, Bayu,

Felix, Pebri, Vina dan Cici yang senantiasa memberi masukan, hiburan dan

membantu tanpa kenal waktu dan tempat.

12. Adik-adik terkasih Grace dan Nindy yang selalu menyemangati, mendoakan dan

membantu semampu mereka terutama dalam hal makanan.

13. Kakak sel terkasih Abang Henry dan kak Mona yang selalu mendoakan dan

memberi support.

14. Adik-adik KMK Ari, Etha dan Cici yang menghibur dengan cerita mereka, dan

menyemangati selalu

15. Rekan-rekan mahasiswa angkatan 2013 Fakultas Kedokteran Universitas Sam

Ratulangi atas kekompakan dan semangat selama ini.

16. Siswa-siswi yang telah bersedia menjadi responden dalam penelitian ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini belum sempurna, sehingga penulis masih

mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk menyempurnakan skripsi

ini. Kiranya skripsi ini dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu di bidang

Kedokteran.

ABSTRAK

HUBUNGAN KADAR ASAM URAT DENGAN STATUS

GIZI PADA REMAJA DI KECAMATAN BOLANGITANG

BARAT KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW

UTARA

Alvin Budiono, Aaltje Manampiring, Widhi Bodhi

Departemen Kimia Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi

Hiperurisemia merupakan salah satu keadaan yang sekarang cenderung


didapatkan pada usia yang lebih muda. Keadaan hiperurisemia ini dapat
dipengaruhi oleh berbagai hal, salah satu contohnya adalah status gizi. Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kadar asam urat dengan status
gizi pada remaja di Kecamatan Bolangitang Barat. Penelitian ini bersifat cross-
sectional analitik. Subjek penelitian ini adalah remaja dari SMP dan SMA di
Kecamatan Bolangitang Barat. Responden yang mengikuti penelitian berjumlah
60 anak, 16 laki-laki dan 44 perempuan. Dari hasil pemeriksaan didapatkan 16
anak hiperurisemia, dan 12 (75%) diantaranya obesitas, 1 underweight, 2 normal
dan 1 overweight. Kesimpulan: Terdapat hubungan antara kadar asam urat
dengan status gizi pada remaja di Kecamatan Bolangitang Barat

Kata kunci: hiperurisemia, kadar asam urat, status gizi

ABSTRACT

CORRELATION BETWEEN URIC ACID AND

NUTRITIONAL STATUS IN ADOLESCENT IN DISTRIC

OF WEST BOLANGITANG, NORTH BOLAANG

MONGONDOW

Alvin Budiono, Aaltje Manampiring, Widhi Bodhi

Chemistry Departement Medical Faculty of Sam Ratulangi University

Abstract: Hyperuricemia is one state that is now likely to be obtained at a


younger age. The state of hyperuricemia can be influenced by many factor, for
example is the nutritional status. This study aims to determine the correlation
between uric acid levels and nutritional status in adolescents in the District of
West Bolangitang. This study is cross-sectional analytic. The subjects were
adolescents from middle and high school in the District of West Bolangitang.
Respondents were entering the study were 60 children, 16 boys and 44 girls. From
the results obtained hyperuricaemia 16 children, and 12 (75%) were obese, 1
underweight, normal 2 and 1 overweight. Conclusion: There is a correlation
between uric acid levels and nutritional status in adolescents in the District of
West Bolangitang

Keywords: hyperurisemia, uric acid, nutritional status

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………………………v

ABSTRAK………………………………………………………………… vii

DAFTAR ISI………………………………………………………………..ix

DAFTAR TABEL…………………………………………………………..xii

DAFTAR GAMBAR……………………………………………………….xii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang………………………………………… 1

B. Rumusan Masalah……………………………………… 3

C. Tujuan Penelitian………………………………………. 4

D. Manfaat Penelitian……………………………………... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Asam urat

1. Definisi……………………………………….….5

2. Diagnosis……………….…………………….…. 6

3. Diagnosis banding…………….………………….7

4. Klasifikasi…………….…………………………..7

10



5. Patofisiologi………………………………………8

6. Sumber asupan purin……………………………...9

6. Penatalaksanaan….…………………………..……9

B. Status Gizi

1. Pengertian……………………….………………10

2. Klasifikasi………………………………..………11

C. Kerangka Teori…………………………………………..12

D. Kerangka Konsep……………………………………….. 12

E. Hipotesis penelitian……………………………………...12

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian……………………………………….. 13

B. Tempat dan Waktu Penelitian…………………………... 13

C. Populasi dan Sampel…………………………………... 13

D. Variabel penelitian…………………………………….....13

E. Teknik pengambilan sampel……………………………. 13

F. Kriteria Inklusi dan eksklusi…………………………….. 13

G. Defisit Operasional……………………..………………. 13

11



H. Instrumen penelitian…………………………………….. 14

I. Cara pengambilan sampel……………………..…………..15

J. Masalah Etik………………………………………………15

K. Analisis data………………………………………………15

BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Karakteristik sampel

1. Berdasarkan status gizi……… ………………….……16

2. Berdasarkan kadar asam urat ………………..…….… 17

3. Berdasarkan status gizi dan asam urat..….……………19

B. Hubungan indeks massa tubuh dengan kadar asam urat……..20

C. Hubungan status gizi dengan kadar asam urat…………….…20

BAB V Pembahasan…..…..…..….……………………………………...22

BAB VI Penutup

A. Kesimpulan………………………….….………….………...24

B. Saran…………………………………………………...……..24

12



DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………….25

LAMPIRAN…………………………………………………………………...28

DAFTAR TABEL

Tabel 1: Nilai Normal Asam Urat…………………………………………….…8

Tabel 2: Batas Ambang IMT untuk Indonesia………………………………….14

Tabel 3: Karakteristik Sampel Berdasarkan Jenis Kelamin dan Status Gizi……17

Tabel 4: Karakterteristik sampel berdasarkan jenis kelamin dan kadar asam urat18

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1: Distribusi sampel berdasarkan status gizi............................................16

Gambar 2: Distribusi sampel berdasarkan kadar asam urat...................................18

13



BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Asam urat sudah dikenal sejak ribuan tahun yang lalu. Asam urat

merupakan substansi akhir dari hasil metabolisme purin dalam tubuh. Asam

urat yang berlebihan tidak akan tertampung dan termetabolisme seluruhnya

dalam tubuh yang mengakibatkan peningkatan kadar asam urat dalam darah

yang disebut juga Hiperurisemia.1

Asam urat dulunya disebut juga “penyakit raja” karena penyakit ini

sering muncul pada masyarakat dengan kondisi sosial-ekonomi yang tinggi

dan dihubungkan dengan kebiasan mengonsumsi daging.2 Penyakit asam urat

berkaitan dengan pola asupan makanan, sehingga salah satu cara pencegahan

dengan mengontrol pola asupan makanan. Jika tidak mengontrol pola asupan,

kadar asam urat dalam darah akan berlebihan dan menimbulkan penumpukan

Kristal asam urat yang apabila terbentuk pada cairan sendi, maka akan terjadi

penyakit asam urat.3

Faktor risiko yang mempengaruhi tingginya asam urat adalah umur,

genetik, asupan purin yang berlebihan, kegemukan, penyakit jantung dan

konsumsi obat-obatan tertentu (diuretika) dan gangguan fungsi ginjal.

Konsumsi purin yang terdapat dalam daging dan seafood berhubungan

terhadap risiko peningkatan kadar asam urat, sedangkan produk susu dapat

menurunkan risiko gout dan konsumsi purin dari tumbuh-tumbuhan tidak

berpengaruh terhadap risiko gout. Sedangkan konsumsi karbohidrat kompeks

14



seperti nasi, roti, ubi jalar dan ketela dapat memacu pembuangan kelebihan

asam urat dalam darah(Sustrani, 2004).4

Angka kejadian penyakit artritis gout cenderung memaski usia semakin

muda, yaitu usia produktif dimana diketahui prevalensi asam urat di Indonesia

yang terjadi pada usia di bawah 34 tahun yaitu sebesar 32% dengan kejadian

tertinggi pada penduduk Minahasa sebesar 29,2%.5

Status gizi merupakan indikator penting dalam kesehatan masyarakat

baik dalam pertumbuhan maupun perkembangan. Status gizi pada masyarakat

dipengaruhi oleh banyak faktor. Kondisi sosial ekonomi merupakan salah satu

faktor penting yang mempengaruhi status gizi. Bila kondisi sosial ekonomi

baik maka status gizi diharapkan semakin baik. Status gizi anak akan

berkaitan erat dengan kondisi sosial ekonomi keluarga (orang tua), antara lain

pendidikan orang tua, pekerjaan orang tua, jumlah anak orang tua,

pengetahuan dan pola asuh ibu serta kondisi ekonomi orang tua secara

keseluruhan.6

Dalam era globalisasi sekarang dimana terjadi perubahan gaya hidup

dan pola makan, Indonesia menghadapi masalah gizi ganda atau double

burden. Di satu pihak masalah kurang gizi yaitu: gizi buruk, anemia,

Gangguan Akibat Kurang Yodium (GAKY) dan Kurang Vitamin A (KVA)

masih merupakan kendala yang harus ditanggulangi, namun masalah gizi lebih

cenderung meningkat terutama di daerah perkotaan.7 Menurut Riset Kesehatan

Dasar tahun 2007, penduduk usia 15 tahun atau lebih 10,3% dan menurut data

Riset Kesehatan Dasar tahun 2013 obesitas pada anak usia 13-15 tahun

persentasenya 10,8%.8

15



Obesitas juga bisa menjadi salah satu faktor pendukung terjadinya asam

urat. Penyakit asam urat erat kaitannya dengan obesitas. konsumsi makanan

berlemak, santan jeroan serta pola hidup. Orang yang gemuk cenderung

memiliki kadar asam urat yang tinggi dalam darah. Sampai saat ini belum ada

teori yang bisa menjelaskan mengapa kadar asam urat pada orang obesitas

tinggi. Namun pada sebagian besar penelitian, kadar asam urat pada orang

obesitas cenderung lebih tinggi dari normal.9,10

Prevalensi tertinggi obesitas adalah di provinsi Sulawesi Utara 37,1%,

dan yang terendah adalah di provinsi Nusa Tenggara Timur 13,0%.11 Tahun

2011 prevalensi remaja obesitas pada Kota Tomohon sebesar 35%. dan 25%

diantaranya tergolong hiperurisemia.12 Sedangkan pada tahun 2013 di Kota

Tondano prevalensi remaja obesitas sebesar 50,9% dimana 14,8% diantaranya

tergolong hiperurisemia.13 Dan pada tahun 2013 di prevalensi remaja obesitas

di Kota Bitung sebanyak 22,8% dimana 56% diantaranya tergolong

hiperurisemia.14

Berdasarkan latar belakang ini maka penulis merasa perlu dan tertarik

melakukan penelitian tentang hubungan antara kadar asam urat dengan status

gizi pada remaja di Kecamatan Bolangitang Barat, Kabupaten Bolaang

Mongondow Utara

B. Rumusan Masalah

Apakah ada hubungan antara kadar asam urat dengan status gizi pada

remaja di Kecamatan Bolangitang Barat, Kabupaten Bolaang Mongondow

Utara?

16



C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Mengetahui hubungan antara kadar asam urat dengan status gizi pada

siswa di Kecamatan Bolangitang Barat, Kabupaten Bolaang Mongondow

Utara

2. Tujuan Khusus

Mengetahui status gizi dan kadar asam urat pada siswa di Kecamatan

Bolangitang Barat, Kabupaten Bolaang Mongondow Utara

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

a. Memberikan informasi secara analitik tentang hubungan kadar asam

urat dengan status gizi

b. Hasil penelitian ini dapat menjadi salah satu acuan untuk penelitian

selanjutnya.

2. Manfaat Praktis

Memberikan informasi bagi masyarakat khususnya pada remaja yang

menderita hiperurisemia mengenai asupan purin yang seimbang

17



BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Asam urat

1. Definisi

Manusia mengubah adenin dan guanin menjadi asam urat. Pada

primata tingkat tinggi enzim uretase (uricase) mengubah asam urat

menjadi alatoin, suatu produk yang larut air. Namun karena manusia

tidak memiliki enzim uretase maka asam urat adalah hasil akhir dari

katabolisme purin.15 Asam urat pada manusia yang tidak

termetabolisme dan harus diekskresikan bersirkulasi sebagai

monosodium urat. Urat ini memiliki sifat kelarutan yang rendah

sehingga cairan ekstraseluler akan menjadi jenuh apabila konsentrasi

urat diatas batas referensi. Oleh karena itu, ada kecenderungan untuk

monosodium urat mengkristal pada subjek dengan keadaan

hiperurisemia. Manifestasi klinis yang paling jelas dari proses ini

adalah gout, yang paling sering terjadi pada orang berusia paruh baya

dan pada wanita post menopause, dimana kristal terbentuk di tulang

rawan, sinovium dan cairan synovial. Keadaan ini dapat disertai dengan

urate stones dan tofi.16,17

Tabel 1 Nilai Normal Asam Urat menurut IDF.18

Dewasa Remaja

L 2 – 6,5 mg/dL 3,6 – 6,4 mg/dL

P 2 – 6,5 mg/dL 3,6 – 4,9 mg/dL

18



2. Diagnosis

Diagnosis gout yang utama ditandai dengan hiperurisemia . Sekitar

90% pasien didapatkan pada keadaan pengekskresian urat yang tidak

tepat sementara 10% lainnya karena produksi yang berlebihan.

Secara umum hiperurisemia dibagi menjadi:19

1. Hiperurisemia primer

a. Peningkatan produksi asam urat dari purin

b. Ketidakmampuan ginjal mengekskresi asam urat

2. Hiperurisemia sekunder

a. Hiperurisemia karena penyakit ginjal

b. Hiperurisemia yang diinduksi oleh obat-obatan

c. Hiperurisemia yang didahului oleh keadaan metabolik

atau endokrin yang tidak normal

Menurut American College of Rheumatology (ACR) kriteria

diagnosis dari gout artritis:20

a) Kehadiran kristal urat di cairan sendi, atau

b) Terbukti adanya tofi yang mengandung kristal urat dengan

mikroskop cahaya terpolarisasi, atau

c) Adanya 6 dari 12 tanda klinik laboratorium, dan fenomena

x-ray dibawah ini:

1. Lebih dari satu serangan akut artritis

2. Inflamasi maksimal berkembang dalam satu hari

3. Serangan artritis monoartikular

19



4. Sendi yang memerah/meradang

5. Sendi jempol kaki yang bengkak dan terasa sakit

6. Serangan unilateral yang melibatkan jempol kaki

7. Serangan unilateral yang melibatkan sendi kaki

8. Kecurigaan adanya tofi

9. Hiperurisemia

10. Pembengkakan asimetris pada sendi (radiograf)

11. Kista subkortikal tanpa erosi (radiograf)

12. Kultur mikroorganisme yang negatif pada cairan sendi

selama serangan

3. Diagnosis Banding

Diagnosis banding dari gout artritis:21

a) Demam rematik

b) Artritis rematoid

c) Artritis traumatika

d) Artritis karena sepsis

4. Klasifikasi tingkatan asam urat/gout

Penyakit asam urat atau gout dibagi menjadi 4 klasifikasi:22,23

1. Asimtomatik hiperurisemia: Kedaaan serum urat yang tinggi tapi

tidak disertai gejala klinis

2. Gout artritis akut: Kelanjutan dari hiperurisemia yang

menyebabkan pengendapan Kristal Monosodium Urat pada sendi

20



atau jaringan periarticular yang mengakibatkan inflamasi artritis

akut yang dapat sembuh sendiri

3. Interkritikal gout: Periode antara serangan akut. Penderita tetap

pada kondisi hiperurisemua dan mengalami serangan lebih lanjut

jika tanpa pengobatan

4. Gout kronik disertai Tofi: Biasa terjadi pada penderita gout

tahunan dan berhubungan dengan komplikasi seperti kehadiran

tofi dan kerusakan sendi

5. Patofisiologi

Sekresi dari urat berhubungan dengan konsentrasi serum urat

karena peningkatan yang kecil dari konsentrasi serum urat

meningkatkan sekresi urat. Hiperurisemia dapat terjadi karena

penurunan dari ekskresi urat, peningkatan produksi urat ataupun

kombinasi dari keduanya.

Penurunan ekskresi urat adalah penyebab tersering hiperurisemia.

Pemrosesan urat di ginjal melibatkan filtrasi dari glomerulus,

reabsorbsi, sekresi dan reabsorbsi setelah disekresi. Akibatnya

penurunan filtrasi glomerulus dan sekresi tubular dapat menurunkan

ekskresi urat.

Peningkatan produksi urat hanya terdapat pada sebagian kecil

pasien hiperurisemia. Penyebabnya dapat terjadi karena faktor eksogen

(diet tinggi purin) atau factor endogen (peningkatan metabolisme

nukleotida purin).24

21



Kristal urat yang terbentuk di sendi di fagosit oleh neutrophil.

Kristal tersebut merusak lisosomal dan membrane seluler yang

menyebabkan disrupsi dan kematian sel. Pelepasan dari enzim

lisosomal di sendi menimbulkan reaksi inflamasi akut. Beberapa

sitokin meningkatkan dan mempertahankan inflamasi yang terjadi dan

sel fagosit yang lain, monosit dan makrofag memperberat inflamasi.16

6. Sumber asupan purin

Pengelompokkan makanan berdasarkan kandungan purin dari

tinggi ke rendah adalah sebagai berikut:

Golongan purin tinggi (150-800mg) berupa jeroan, udang, remis,

kerang, sardin, herring, ekstrak daging (abon, dendeng), ragi (tape),

alkohol serta makanan dalam kaleng.

Golongan purin sedang (50-150mg) berupa ikan, daging sapi,

kacang-kacangan, kembang kol, bayam, asparagus, buncis, jamur,

daun singkong, daun pepaya dan kangkung.

Golongan purin rendah (0-50mg) berupa keju, susu dan telur.25

7. Penatalaksanaan

Berbagai analgesik, agen urikosurik (probenesid dan

sulfinpyrazone), dan kortikosteroid digunakan dalam pengobatan

simtomatik atau spesifik gout. Serangan akut dari gout berespon

dengan baik pada pemberian kolkisin, dan gout dalam bentuk kronis

dapat dikendalikan dengan allopurinol untuk menguranBgi plasma

asam urat dengan allopurinol.

22



Probenesid menghambat sekresi tubulus ginjal proksimal dan

reabsorbsi asam urat. Oleh karena itu seluruh hasil filtrasi asam urat

dieleminasi di urin.

Kolkisin adalah alkaloid yang digunakan sebagai obat anti

inflamasi dalam pencegahan dan pengobatan gout artritis akut.

Kolkisin menyebabkan hilangnya mikrotubulus fibrilar di granulosit

dan leukosit, sehingga mencegah mobilisasi mereka ke tempat

peradangan. Dosis awal dewasa 1 mg, tetapi tidak lebih dari 3 mg

dalam 24 jam. Untuk profilaksis, dosis perhari 0,5 mg, 2 sampai 4 hari

per minggu.

Allopurinol dan alloxanthine mengurangi konsentrasi asam urat

dengan menginhibisi enzim xantin oksidase, enzim yang mengkatalisis

langkah terakhir dari sintesis asam urat. Dengan demikian keadaan

hiperurisemia yang disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk karena

penggunaan obat lain dapat dinormalkan. Keadaan ini dapat mencegah

perkembangan dari gout artritis kronik dan membubarkan tofi. Dosis

harian 100 mg dan dapat ditingkatkan sampai 300 mg/hari.26

B. Status gizi

1. Pengertian

Menurut Depkes (2002), status gizi merupakan tanda-tanda

penampilan seseorang akibat keseimbangan antara pemasukan dan

pengeluaran zat gizi yang berasal dari pangan yang dikonsumsi pada

suatu saat berdasarkan pada kategori dan indikator yang digunakan.27

23



Dalam menetukan klasifikasi status gizi harus ada ukuran baku

yang sering disebut reference. Baku antropometri yang sering

digunakan di Indonesia adalah World Health Organization – National

Centre for Health Statistic (WHO-NCHS). Berdasarkan baku WHO -

NCHS status gizi dibagi menjadi empat : Pertama, gizi lebih untuk

over weight, termasuk kegemukan dan obesitas. Kedua, Gizi baik

untuk well nourished. Ketiga, Gizi kurang untuk under weight yang

mencakup mild dan moderat, PCM (Protein Calori Malnutrition).

Keempat, Gizi buruk untuk severe PCM, termasuk marasmus,

marasmik-kwasiorkor dan kwasiorkor.27,28

Status gizi ditentukan oleh ketersediaan semua zat gizi dalam

jumlah dan kombinasi yang cukup serta waktu yang tepat. Dua hal

yang penting adalah terpenuhi semua zat gizi yang dibutuhkan tubuh

dan faktor-faktor yang menentukan kebutuhan, penyerapan dan

penggunaan zat gizi tersebut.27

2. Klasifikasi

Status gizi diklasifikasikan sebagai berikut:

Tabel 2 Batas Ambang IMT untuk menurut kriteria WHO

Kategori Status Gizi

Underweight <18,5

Normal <18,5 – 24,9

Overweight 25,0 – 30,0

Obese >30,0

24



C. Kerangka Teori

Remaja

Pola Makan Genetik

Status gizi

Oksidasi LDL Luas permukaan


tubuh

Xanthine Infamasi &


oksidase Apoptosis

Stres Oksidatif Suplai purin

Asam Urat

D. Hipotesis Penelitian
Remaja

Status gizi Asam urat

E. Hipotesis Penelitian

1. H0: Tidak ada hubungan signifikan antara status gizi dengan kadar

asam urat pada remaja.

2. Ha: Ada hubungan signifikan antara status gizi dengan kadar asam

urat pada remaja.

25



BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian cross-sectional dan bersifat analitik.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di Kabupaten Bolaang Mongondow Utara dengan

rentang waktu Oktober – November 2016.

C. Populasi dan Sampel

Populasi

Siswa SMP dan SMA di Kecamatan Bolangitang Barat, Kabupaten

Bolaang Mongondow Utara

Sampel

Siswa berusia 10-19 tahun di Kecamatan Bolangitang Barat, Kabupaten

Bolaang Mongondow Utara

D. Variabel penelitian

1. Variabel bebas: Status gizi

2. Variabel terikat: Asam urat

E. Teknik pengambilan sampel

Pengambilan sampel menggunakan cara simple random sampling

F. Kriteria Inklusi dan Eksklusi

1. Kriteria Inklusi:

26



a) Siswa SMP-SMA yang berusia 10-19 tahun yang sehat, terdaftar

dan aktif mengikuti kegiatan sekolah.

b) Siswa yang bersedia dijadikan sampel penelitian.

c) Siswa yang telah berpuasa 10-12 jam

2. Kriteria Eksklusi:

a) Siswa yang menolak diperiksa

b) Siswa yang sedang sakit

c) Siswa yang berumur <10 tahun dan >19 tahun

G. Definisi Operasional

1. Kadar asam urat normal pada remaja laki-laki adalah 5,5 mg/dL

dan pada remaja perempuan adalah 4 mg/dL.18

2. Status gizi terbagi atas underweight, normal, overweight dan obese

3. Remaja adalah seseorang yang berumur 10-19 tahun.29

H. Instrumen Penelitian

1. Alat:

a) Timbangan digital

b) Microtoise

c) Tensimeter

d) Peralatan untuk mengambil sampel darah: Disposible 10 ml,

tourniquet, handscoen, tabung EDTA.

e) Alat tulis menulis

27



I. Cara Pengambilan sampel

1. Mengukur Indeks Massa Tubuh

a) Mengukur tinggi badan dengan kepala dan badan tegak bersandar

pada dinding dan pandangan lurus kedepan.

b) Sepatu dan benda lain yang dapat mengganggu pengukuran

disingkirkan. Microtoise ditarik sampai menyentuh kepala secara

tegak lurus.

c) Mengukur berat badan dengan melepas benda-benda yang dapat

mempengaruhi berat badan, kemudian berdiri diatas timbangan.

d) Mengukur Indeks Massa Tubuh dengan cara berat badan dibagi tinggi

badan kuadrat (meter).

2. Pengambilan Sampel

a) Sampel darah diambil dengan menggunakan spuit injeksi 5 cc dari

vena cubiti mediana sebanyak 5 cc

b) Sampel darah disimpan didalam tabung EDTA

3. Pemeriksaan sampel

Pemeriksaan sampel dilakukan dilaboratorium

J. Masalah Etik

1. Informed consent

2. Izin pada pihak yang berwenang tanpa paksaan

K. Analisis Data

Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan SPSS.21

28



BAB IV

HASIL PENELITIAN

Pada penelitian ini diperoleh 60 sampel yang memenuhi kriteria inklusi

dan eksklusi

A. Karakteristik Sampel

1. Berdasarkan Status gizi

Secara umum didapatkan bahwa sampel penelitian yang obesitas lebih

banyak berjenis kelamin perempuan 19 orang (31%) dibandingkan laki-

laki 10 orang (17%) dan sampel penelitian yang tidak obesitas lebih

banyak berjenis kelamin perempuan 25 orang (42%), laki-laki 6 orang

(10%)

Jumlah

Obese
Tidak obese
48%
52%

Gambar 1. Distribusi sampel berdasarkan status gizi

29



Tabel 3. Karakteristik Sampel Berdasarkan Jenis Kelamin dan Status Gizi

Jenis kelamin
Status gizi n %
L P
Underweight - 5 5 8
Normal 6 17 23 38
Overweight - 3 3 5
Obese 10 19 29 49
Total 16 44 60 100

Pada penelitian ini jenis kelamin laki-laki berjumlah 16 orang (27%) dan

perempuan berjumlah 44 orang (73%) masuk kedalam kriteria inklusi.

Data diatas menunjukkan status gizi menurut klasifikasi WHO dan

didapatkan sampel underweight sebanyak 5 orang (8%), normal sebanyak 23

orang (38%), overweight sebanyak 3 orang (5%) dan obese sebanyak 29 orang

(50,8%)

Dilihat dari statistik deskriptif didapatkan nilai IMT terendah 12,87,

tertinggi 34,09 dengan rata-rata 22,73 dan standar deviasi 5,4

Descriptive Statistics
Std.
N Minimum Maximum Mean
Deviation
IMT 60 12.87 34.09 22.7392 5.40747
Valid N
60
(listwise)

2. Berdasarkan kadar asam urat

Secara umum didapatkan bahwa sampel penelitian yang memiliki kadar

asam urat yang tinggi sebanyak 16 orang (26,7%) dari 60 sampel dimana lebih

30



banyak berjenis kelamin perempuan 12 orang (75%) dibandingkan laki-laki 4

orang (25%)

Laki laki dengan


asam urat Vnggi Jumlah
7%
Laki laki dengan
asam urat
normal
20%

Perempuan
dengan asam
urat normal
53%
Perempuan
dengan asam
urat Vnggi
20%

Gambar 2. Distribusi sampel berdasarkan kadar asam urat

Tabel 4. Karakterteristik sampel berdasarkan jenis kelamin dan kadar asam


urat

Kadar asam Jenis kelamin


urat L P n %
Normal 12 32 44 73
Tinggi 4 12 16 27
Total 16 44 60 100

Pada sampel didapatkan nilai asam urat terendah adalah 3,80 dan nilai
tertinggi sebesar 7,10 dengan nilai rata-rata 4,91 dan standar deviasi 0,77

Descriptive Statistics
Std.
N Minimum Maximum Mean
Deviation
IMT 60 12.87 34.09 22.7392 5.40747
AsamUrat 60 3.8 7.1 4.87 0.74363
Valid N
60
(listwise)

31



3. Berdasarkan status gizi dan asam urat

Dengan pengelompokan status gizi berdasarkan kriteria menurut WHO

menggunakan indeks massa tubuh dan pengelompokan kadar asam urat

menurut IDF maka didapatkan sampel dengan kadar asam urat yang tinggi

terbanyak pada remaja obesitas sebanyak 12 siswa (75%), Normal 2 siswa

(12,5%), overweight 1 siswa (6,25%) dan underweight 1 siswa (6,25%)

Jumlah asam urat +nggi


Underweight
6% Normal
13%

Overweight
6%

Obese
75%

Gambar 2. Distribusi sampel berdasarkan status gizi yang memiliki kadar asam
urat tinggi

32



B. Hubungan antara indeks massa tubuh dengan kadar asam urat

Pada uji normalitas didapatkan bahwa sampel tidak normal sehingga

menggunakan uji korelasi spearman

Dari hasil analisis statistik didapatkan p = 0.01 hal ini menunjukkan bahwa

terjadi hubungan signifikan antara indeks massa tubuh dengan asam urat.

C. Hubungan antara status gizi dengan kadar asam urat

Pada uji normalitas didapatkan bahwa sampel tidak normal sehingga

menggunakan uji non- parametric Kruskal Wallis

Gizi N Mean Rank


Underweight 5 13.3
Normal 23 26.15
AsamUrat Overweight 3 17.17
Obesitas 29 38.29
Total 60

a,b
Test Statistics
AsamUrat
Chi-Square 13.864
df 3
Asymp. Sig. 0.003

Dari hasil analisis statistik didapatkan p = 0.001. Karena p < 0,005 maka

H0 ditolak. Yang berarti hal ini menunjukkan adanya hubungan antara status

gizi dan asam urat.

33



BAB V

PEMBAHASAN

Pada penelitian yang melibatkan 60 orang siswa berusia 10-19 tahun yang

dipilih secara acak, kemudian dilakukan pengukuran indeks massa tubuh.

Ditemukan 29 orang siswa obesitas yang terdiri dari 1 siswa laki-laki dan 19

siswa perempuan. Penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan

di Kota Tomohon menyebutkan bahwa prevalensi obesitas lebih tinggi pada

perempuan dibandingkan dengan laki-laki.30

Penelitian ini dilakukan dengan mengukur kadar asam urat. Pengambilan

sampel dilakukan kepada 32 siswa obesitas dan 31 siswa yang tidak obesitas

yang bersedia menjadi sampel. Hasil pemeriksaan sampel didapatkan 18 orang

siswa mengalami peningkatan kadar asam urat yang melebihi normal dan 14

diantaranya adalah siswa yang obesitas.

Status gizi dapat mempengaruhi kadar asam urat dalam darah, sebagai

contoh obesitas yang merupakan kondisi dimana terjadi kelebihan lemak

tubuh sehingga mengakibatkan meningkatnya metabolisme purin. Disamping

itu juga berhubungan dengan luas permukaan tubuh yang lebih besar dapat

menyebabkan oksidasi LDL meningkat dan reaksi inflamasi yang memicu

apoptosis dan meningkatkan suplai purin serta xanthine oksidase yang

berujung pada stres oksidatif.31

Pada era globalisasi sekarang ini, banyak produk cepat saji atau yang lebih

dikenal dengan junk food beredar dan dapat diperoleh dengan mudah, para

34



remaja sekarang ini cenderung menyukai makanan cepat saji yang memiliki

kadar lemak lebih tinggi. Menurut Alda, Asam urat sendiri merupakan isu

penting di Indonesia. Bahkan sekarang penyakit asam urat tidak hanya pada

orang dewasa saja, tetapi sering ditemukan dan sudah menjadi masalah bagi

remaja. Tubuh menghasilkan asam urat melalui proses metabolisme normal.

Tubuh menyediakan 85% senyawa purin untuk kebutuhan setiap hari. Ini

berarti bahwa kebutuhan purin dari makanan hanya sekitar 15%. Banyak

orang yang mengonsumsi makanan tanpa mempertimbangkan kandungan gizi

yang ada didalamnya.32

Beberapa dari makanan yang sering kita konsumsi seperti jeroan, udang,

kangkung dan ikan putih mengandung purin yang sangat tinggi. Produk

makanan yang mengandung purin tinggi kurang baik bagi orang tertentu yang

mempunyai riwayat keluarga dengan gangguan metabolisme asam urat. Jika

tidak dikendalikan maka jumlah asam urat dapat meningkat melebihi batas

normal. Oleh karena purin merupakan hasil dari metabolisme tubuh, maka

perlu diingatkan kepada seseorang dengan kadar asam urat tinggi harus hati-

hati dengan penyakit yang berhubungan dengan metabolisme seperti penyakit

jantung, kencing manis, dan penyakit yang berdampak langsung pada ginjal.

Kenyataan ini sangat erat hubungannya dengan tradisi, budaya dan pola makan

masyarakat Bolaang Mongondow. Penduduk di daerah Bolaang Mongondow

memiliki prevalensi tinggi terjangkit penyakit asam urat. Ini karena kebiasaan

mereka mengkonsumsi makanan laut tertentu dan gemar minum alkohol.

Masyarakat Bolaang Mongondow penting mengubah kebiasaan dan pola

35



makan dan aktivitasnya dalam menjaga kadar asam urat agar berada dalam

batas normal.

36



BAB VI

Penutup

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada siswa di Kecamatan

Bolangitang Barat dengan umur 10-19 tahun, disimpulkan bahwa ada

hubungan antara status gizi dengan kadar asam urat.

B. Saran

1. Perlunya penelitian lebih lanjut dengan jumlah responden yang

lebih banyak.

2. Perlunya penelitian lebih lanjut dengan variable penelitian yang

lain seperti riwayat genetik.

3. Bagi responden yang memiliki kadar asam urat normal, agar dapat

selalu menjaga pola makan yang baik dan tidak berlebihan purin.

4. Bagi responden yang memiliki kadar asam urat melebihi normal,

agar dapat membatasi konsumsi makanan yang mengandung purin

tinggi.

37



DAFTAR PUSTAKA

1. Drug and disease of Hyperuricemia. Medscape. Avalaible from:

http://emedicine.medscape.com/article/241767-overview

2. Damayanti D. Mencegah dan Mengobati Asam urat. Yogyakarta: Araska;

2012

3. All About Gout And Diet. UK Gout Society. Avalaible from:

http://www.ukgoutsociety.org/docs/goutsociety-allaboutgoutanddiet-

0113.pdf

4. Lina N, Setiyono A. Analisis kebiasaan makan yang menyebabkan

peningkatan Kadar Asam Urat. Jurnal Kesehatan Komunitas Indonesia.

2014;10:2

5. Kumalasari T, Saryono, Purnawan Iwan. Hubungan Indeks Massa Tubuh

dengan Kadar Asam Urat Darah pada Penduduk Desa Banjaranyar

Kecamatan Sokaraja Kabupaten Banyumas. Jurnal Soedirman. 2009;4:3

6. Firmana R, Sulastri D, Lestari Y. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan

Status Gizi anak Balita di Wilayah kerja Puskesmas Nanggalo Padang

7. Kumalasari T, Saryono, Purnawan I. Hubungan Indeks Massa Tubuh

dengan Kadar Asam Urat Darah pada penduduk desa Banjaranyar

kecamatan Sokaraja Kabupaten Banyumas. Jurnal keperawatan. 2009;4:3

8. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Riset Kesehatan Dasar 2013

9. Drug and Disease of Hyperuricemia. Medscape. Avalaible from:

http://emedicine.medscape.com/article/241767-overview#a6

10. Setyowati, Syamsiatun N, Herawati. Obesitas, Pola Konsumsi Sumber

Purin dan Lemak sebagai Faktor Risiko Terjadinya Asam Urat (gout) pada

38



Pasien Rawat Jalan di Puskesmas Gamping II Sleman Yogyakarta. Jurnal

Nutrisi. 2014;2:1

11. Novitasary M, Mayulu N, Kawengian S. Hubungan Antara Aktifitas Fisik

Dengan Obesitas Pada Wanita Usia Subur Peserta Jamkesmas Di

Puskesmas Wawonasa Kecamatan Singkil Manado. Jurnal e-Biomedik(e-

BM). 2013;1:2

12. Manampiring A, Bodhi W. Prevalensi Hiperurisemia pada Remaja Obese

di Kota Tomohon. 2011

13. Wurangian V, Kepel B, Manampiring A. Gambaran Asam Urat pada

Remaja Obese di Kabupaten Minahasa. 2013

14. Ngantung E, Manampiring A, Bodhi W. Profil Kadar Asam Urat pada

Remaja Obes di Kota Bitung 2016

15. Murray R, Granner D, Rodwell V. Biokimia Harper. Edisi ke-27. Jakarta:

EGC; 2009, h.317

16. Baynes J, Dominiczak M. Medical Biochemistry. Edisi ke-3. 2009. h.405-

406;407

17. Chen L, Schumacher H. Harrisons’s principle of internal medicine. Edisi

ke-18. Vol.2. h.2837

18. Manampiring A, Suryani A, Natsir R, Warouw S. Components of

Metabolic Syndrome and Hyperuricemia, in Obese Adolescent in

Minahasa North Sulawesi Province. Scholars Journal of Applied Medical

Sciences: 3404-3408

19. http://chemocare.com/chemotherapy/side-effects/hyperuricemia-high-uric-

acid.aspx

39



20. http://mji.ui.ac.id/journal/index.php/mji/article/viewFile/256/254

21. http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/19076/1/mkn-mar2007-

40%20(10).pdf

22. http://www.medscape.com/viewarticle/829742

23. http://reumatologi.or.id/reuarttail?id=27

24. http://emedicine.medscape.com/article/241767-overview#a5

25. Ngantung E. Karya Tulis Ilmiah Sarjana. Profil Kadar Asam Urat pada

Remaja Obes di Kota Bitung. Fakultas Kedokteran Universitas Sam

Ratulangi. 2013

26. Kalant H, Grant D, Mitchell J. Medical Pharmacology. Edisi ke-6. h.381

27. Departemen kesehatan 2002

28. Pengertian, dampak dan penyebab gizi buruk. Avalaible from:

http://www.indonesian-publichealth.com/penyebab-dan-dampak-gizi-

buruk/

29. http://www.who.int/maternal_child_adolescent/topics/adolescence/dev/en/

30. Marcel H. Prevalensi Hiperurisemia pada Remaja Obese di SMA Don

Bosco Bitung. Manado. 2012

31. Acharya C, Sharma A, Kantharia ND. Involvement of oxidative stress in

patients of gout and antioxidant effect of allopurinol. UKM Journal. 2014

32. Mengenal Lebih Jauh Asam Urat. Kedokteran Holistik. Avalaible from:

http://kesehatanholistik.com/asam-urat/

40



LAMPIRAN

INFORMED CONSENT

Dengan ini saya menyatakan bahwa saya yang bertandatangan di bawah

ini bersedia untuk ikut serta dalam penelitian: “Gambaran Obesitas dengan

Hipertensi, Gula Darah, Asam Urat, Profil Lipid, dan Asupan Purin pada Remaja

di Kabupaten Bolaang Mongondow Utara”, dengan kesadaran sendiri dan tanpa

paksaan dari pihak manapun.

Nama : ……………………………………………

Umur : ……………………………………………

Bolaang Mongondow Utara, ……………………

…………………………….

41



Tests of Normality
a
Kolmogorov-Smirnov Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

IMT .165 60 .000 .942 60 .007

AsamUrat .174 60 .000 .884 60 .000

a. Lilliefors Significance Correction

Nonparametric Correlations

Correlations

IMT AsamUrat
**
Spearman's rho IMT Correlation Coefficient 1.000 .479

Sig. (2-tailed) . .000

N 60 60
**
AsamUrat Correlation Coefficient .479 1.000

Sig. (2-tailed) .000 .

N 60 63

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

a
Kolmogorov-Smirnov Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

AsamUrat .174 60 .000 .884 60 .000

IMT .165 60 .000 .942 60 .007

a. Lilliefors Significance Correction

42



AsamUrat

Kruskal-Wallis Test

Ranks

Gizi N Mean Rank

AsamUrat Underweight 5 13.40

Normal 23 26.39

Overweight 2 7.25

Obesitas 33 40.23

Total 63

43



a,b
Test Statistics

AsamUrat

Chi-Square 17.672

df 3

Asymp. Sig. .001

a. Kruskal Wallis Test

b. Grouping Variable: Gizi

44



Status
No Nama Umur JK TB IMT AU
Gizi
1 HA
16 L 1.59 68.0 26.9 4.0
2 GN
15 P 1.58 68.0 27.24 4.5
3 FL
17 L 1.71 75.0 25.65 5.9
4 LS
16 P 1.51 59.0 25.88 4.8
5 VG
16 P 1.57 65.0 26.37 5.4
6 NS
15 P 1.49 61.0 27.48 5.5
7 MT
16 L 1.58 82.0 32.85 5.8
8 AS
16 L 1.58 72.0 28.84 6.0
9 OF
15 P 1.48 66.0 30.13 4.7
10 TH
17 L 1.6 84.0 32.81 6.7
11 SM
17 P 1.46 55.0 25.8 4.7
12 RD
16 P 1.54 60.0 25.3 4.2
13 SK
16 P 1.54 77.0 32.47 5.0
14 FT
12 P 1.57 65.0 26.2 5.1
15 LT
12 P 1.5 60.0 26.67 5.6
16 EL
12 P 1.57 63.0 25.33 4.3
17 FB
14 L 155 62.0 26.01 4.5
18 MA
12 P 1.46 55.0 25.8 5.5
19 MT
13 L 1.48 61.0 28.0 4.7
20 SP
15 P 1.46 66.0 30.88 4.6
21 FH
14 L 1.62 74.0 28.3 5.6
22 MA
15 L 1.738 76.0 25.29 7.1
23 YS
16 P 1.57 62.0 25.36 5.6
24 AS
16 P 1.555 64.0 26.47 5.0
25 AM
15 P 1.56 83.0 24.59 4.8
26 SS
16 P 1.471 56.0 25.88 5.1
27 CR
15 P 1.516 59.0 25.67 4.5
28 FS
16 P 1.492 58.0 26.46 4.2
29 RL
15 L 1.686 96.0 34.09 6.8
30 W
16 P 1.555 62.0 25.81 4.8
31 IB
15 P 1.54 69.0 17.83 4.5
32 FP
15 P 1.49 60.0 15.74 3.8
33 TP
15 P 1.58 37.0 14.82 4.2
34 SM
15 P 1.53 55.0 14.08 5.0
35 FB
15 P 1.51 68.0 17.59 4.4
36 SL
14 P 1.53 63.0 12.87 4.1
37 HB
15 P 1.52 64.0 17.31 4.5
38 IL
15 P 1.59 69.0 15.8 4.2
39 AA
14 P 1.46 62.0 16.42 4.4
40 NB
14 P 1.49 65.0 18.14 4.6
41 LP
15 P 1.47 67.0 19.05 4.3
42 AM
15 P 1.57 72.0 23.88 4.1
43 IG
15 P 1.47 73.0 20.31 4.9
44 TM
15 P 1.45 37.0 17.6 4.7
45 RG
14 P 1.54 42.0 17.83 4.5
46 JF
15 P 1.57 75.0 20.01 4.6

45



47 NT
14 P 1.54 70.0 19.05 4.5
48 NP
15 P 1.5 76.0 19.89 4.4
49 SP
14 P 1.5 69.0 17.26 4.0
50 TP
15 P 1.51 68.0 17.22 4.2
51 MP
15 P 1.43 70.0 23.11 4.2
52 AP
15 P 1.46 65.0 19.29 4.3
53 FFK
15 P 1.37 37.0 19.71 4.7
54 JA
14 L 1.54 69.0 17.29 4.1
55 ZP
14 P 1.45 58.0 16.28 5.0
56 RG
16 L 1.617 57.0 21.91 6.7
57 MG
15 L 1.46 58.0 16.06 4.7
58 RP
14 L 1.6 64.0 17.6 4.6
59 AP
15 L 1.62 70.0 16.87 5.2
60 RB
14 L 1.54 75.0 19.0 5.8

46



RIWAYAT HIDUP

A. Data Pribadi

Nama : Alvin Budiono

Tempat/tanggal lahir : Manado, 14 Oktober 1996

Jenis Kelamin : Laki-laki

Status dalam keluarga : Anak kedua dari dua bersaudara

Nama Ayah : Harjono Budiono

Nama Ibu : Hwanny Yausep

Nama saudara : Alfred Budiono

Alamat : Madidir Weru kec. Madidir, Kota Bitung, Provinsi


Sulawesi Utara

B. Riwayat Pendidikan Formal


1. TK Sta. Anna II Bitung, Tahun 2000-2002
2. SD Katolik II Don Bosco Bitung, Tahun 2002-2008
3. SMP Negeri 2 Bitung, Tahun 2008-2011
4. SMA Negeri 2 Bitung, Tahun 2011-2013
5. Program Studi Kedokteran Umum FK UNSRAT, Tahun Masuk 2013

47

Anda mungkin juga menyukai