Skripsi
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar
Sarjana Kedokteran (S.Ked)
Oleh :
M. Salman Alfarisi
04121001060
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2015
ii
PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini, dwngan ini menyatakan bahwa:
1. Karya tulis saya, skripsi ini adalah asli dan belum pernah diajukan untuk
mendapatkan gelar akademik (sarjana, magister dan/atau doktor), baik di
Universitas Sriwijaya maupun di perguruan tinggi lainnya.
2. Karya tulis ini murni gagasan, rumusan dan penelitian Saya sendiri tanpa
bantuan pihak lain, kecuali arahan tim pembimbing.
3. Dalam karya tulis ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah ditulis
atau dipublikasikan orang lain, kecuali secara tertulis dengan
dicantumkan sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama
pengarang dan dicantumkan dalam daftar pustaka.
iii
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti
Noneksklusif ini, Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya berhak menyimpan,
mengalih media/formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database),
merawat, dan memublikasikan tugas akhir saya tanpa meminta izin dari saya
selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai
pemilik Hak Cipta.
Dibuat di : Palembang
Yang Menyatakan
iv
ABSTRAK
Latar Belakang: Penurunan fungsi kognitif pada lansia merupakan penyebab tersering
ketergantungan terhadap orang lain. Satu satu faktor yang diyakini dapat memicu kemunduran
fungsi kognitif adalah kadar kolesterol total yang tinggi. Kolesterol didalam pembuluh darah
dapat membentuk plak aterosklerosis. Jika plak ini terdapat di pembuluh darah otak, maka dapat
menyebabkan penurunan fungsi kognitif. Penurunan fungsi kognitif sering muncul saat usia
lanjut. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan kadar kolesterol total dan
fungsi kognitif pada Lansia.
Metode: Jenis penelitian ini adalah observasional analitik dengan desain cross-sectional.
Populasi pada penelitian ini adalah lansia yang mengunjungi Puskesmas Sekip Kota Palembang.
Data diambil pada bulan desember 2015 dengan metode consecutive sampling. Pengambilan
sampel darah dilakukan untuk mengukur kadar kolesterol total, setelah itu dinilai fungsi kognitif
dengan instrumen MMSE berdasarkan pendidikan. Analisis statistik yang digunakan adalah uji
Chi-square.
Hasil: Terdapat 92 lansia sebagai responden penelitian. Lansia dengan fungsi kognitif baik
sebanyak 47 (51%) sedikit lebih banyak daripada lansia dengan fungsi kognitif buruk yaitu
sebanyak 45 (49%). Uji statistik Chi-square didapatkan ada hubungan antara kadar kolesterol
dan fungsi kognitif (p=0,001). Uji korelatif didapatkan nilai koefisien korelasri somers'd 0,415.
Nilai odd ratio kadar kolesterol total tinggi terhadap normal didapatkan 4,2 dan nilai odd ratio
kadar kolesterol total sangat tinggi terhadap normal sebesar 8,4.
Kesimpulan: Ada hubungan antara kadar kolesterol total dan fungsi kognitif pada Lansia.
Hubungan bernilai sedang berdasarkan koefisien korelasi. Lansia dengan kadar kolesterol total
tinggi 4,2 kali lebih mungkin untuk memiliki fungsi kogntif buruk dan lansia dengan kadar
kolesterol sangat tinggi 8,4 kali lebih mungkin untuk memiliki fungsi kognitif buruk
dibandingkan jika memilki kadar kolesterol total normal.
Mengetahui,
dr. Nur Riviati, Sp.PD dr. Mutiara Budi Azhar, SU, M.Med.Sc
NIP. 196906272 002122 2 003 NIP. 19520107 198303 1 001
v
ABSTRACK
Background: Cognitive function decline in elderly is the most common cause of dependence on
other person. One factor that believed can trigger cognitive function decline is high of total
cholesterol serum level. Cholesterol inside blood vessel can form atherosclerosis plaque. If this
plaque found in brain blood vessel, this plaque can cause cognitive function decline. Cognitive
function decline is often appear in old age. The purpose of this research is to analyse association
between total cholesterol serum level and cognitive function.
Methods: This research is an analytic obsevational study with cross-sectional design. The
population was a number of elderly who came to Sekip health center Palembang city. Data taken
in desember 2015 with consecutive sampling method. Blood sample taken to measure total
cholesterol level, after that the cognitive function assessed with MMSE based on formal
educational level. The data were statisticly analyzed using Chi-square.
Result: There were 92 elderly as the reseacrh respondent. Elderly with good cognitive function
found as much as 47 (51%), a little more than elderly with bad cognitive function which is found
as much as 45 (49%). Chi-Square test result, there is a association between total cholesterol
serum level and cognitive function (p=0,001). Somers'd correlation coefficient generate 0,415.
Odd ratio of high total cholesterol againts normal total cholesterol generate 4,2 and odd ratio
very high total cholesterol againts normal total cholesterol generate 8,4.
Conclusion: There is a association between total cholesterol serum level and cognitive function
in elderly. The association is intermediate rated based on correlation coefficient. Elderly with
high total cholesterol 4,2 times more likely to have bad cognitive function and elderly with very
high total cholesterol 8,4 times more likely to have bad cognitive function be compared if they
has normal total cholesterol.
Mengetahui,
dr. Nur Riviati, Sp.PD dr. Mutiara Budi Azhar, SU, M.Med.Sc
NIP. 196906272 002122 2 003 NIP. 19520107 198303 1 001
vi
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Yang Maha Esa karena
atas berkat rahmat, petunjuk, dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan
dengan baik, skripsi yang berjudul "Hubungan antara Kadar Kolesterol Total
dan Fungsi Kognitif pada Lansia".
Penulis meyampaikan banyak terima kasih kepada dr. Nur Riviati, SpPD
selaku dosen pembimbing substansi dan teori dan ibu Sri Nita, S.Si. M.Si selaku
dosen pembimbing Metodologi yang telah meluangkan waktu, tenaga dan pikiran
untuk memberikan bimbingan, masukan, kritikan dan perbaikan terhadap
penulisan penelitian ini. Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada
dr.Djunaidi, SpPD dan dr. Syafyudin, M.Biomed selaku Penguji seminar proposal
dan seminar akhir skripsi, yang telah meluangakan waktu untuk menilai, memberi
masukan, saran dan kritik yang membangun pada penulisan penelitian ini. Dan
tak lupa, Penulis sampaikan terima kasih kepada kedua orang tua tersayang,
kakak-kakak saya, keluarga dan para sahabat atas semua bantuan yang telah
diberikan baik berupa materi, tenaga, pikiran, waktu maupun bantuan moral
spiritual untuk penulisan proposal skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam hal isi,
maupun cara penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran
dan kritik yang membangun sebagai masukan untuk perbaikan di masa
mendatang. Dan terakhir, doa penulis semoga skripsi ini dapat memberi manfaat
bagi kita semua.
Penulis
vii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
LEMBAR PENGESAHAN .............................................................................. ii
LEMBAR PERNYATAAN .............................................................................. iii
LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI ...................................................... iv
ABSTRAK ......................................................................................................... v
ABSTRACK ........................................................................................................ vi
KATA PENGANTAR ....................................................................................... vii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... viii
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... x
DAFTAR TABEL ............................................................................................. xi
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xii
DAFTAR SINGKATAN ................................................................................... xiii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ..............................................................................1
1.2. Rumusan Masalah .........................................................................4
1.3. Tujuan Penelitian ..........................................................................4
1.4. Hipotesis .......................................................................................4
1.5. Manfaat Penelitian ........................................................................4
viii
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian ..............................................................................32
3.2. Waktu dan Tempat Penelitian .......................................................32
3.3. Populasi dan Sampel Penelitian ....................................................32
3.4. Kriteria Inklusi dan Eksklusi.........................................................34
3.5. Variabel Penelitian ........................................................................34
3.6. Definisi Operasional......................................................................35
3.7. Cara Pengambilan Data .................................................................37
3.8. Cara Pengolahan Data ...................................................................37
3.9. Kerangka Operasional ...................................................................39
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Pengaruh Faktor Eksogen dan Endogen ....................................................11
2. Perbedaan Komposisi Tubuh pada Usia 25 dan 75 Tahun ........................12
3. Lokalisasi Fungsional Lobus Otak ............................................................15
4. Sistem Limbik ............................................................................................16
5. Struktur Kimia Kolesterol .........................................................................24
6. Metabolisme Lemak ..................................................................................26
7. Pembentukan Aterosklerosis .....................................................................29
8. Kerangka Teori ..........................................................................................31
9. Kerangka Konsep.......................................................................................31
10. Kerangka Operasional ...............................................................................39
x
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Sindroma Geriatri ......................................................................................9
2. Etiologi MCI ..............................................................................................19
3. Kategori Lansia menurut WHO .................................................................35
4. Kategori Fungsi Kognitif dengan MMSE berdasarkan Tingkat
Pendidikan .................................................................................................37
5. Distribusi Responden Berdasarkan Usia ...................................................41
6. Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ....................................42
7. Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan ...........................................42
8. Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan .........................................43
9. Statistik Deskriptif Kadar Kolesterol Total ...............................................43
10. Distribusi Responden Berdasarkan Kadar Kolesterol Total ......................44
11. Distribusi Responden Berdasarkan Fungsi Kognitif .................................44
12. Fungsi Kognitif Responden Berdasarkan Pendidikan ...............................45
13. Fungsi Kognitif Responden Berdasarkan Kadar Kolesterol Total ............45
14. Uji Chi-Square Hubungan antara Kadar Kolesterol Total dan Fungsi
Kognitif pada Lansia..................................................................................46
15. Nilai OR Kadar Kolesterol Tinggi terhadap Normal .................................46
16. Nilai OR Kadar Kolesterol Sangat Tinggi terhadap Normal .....................47
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Sertifikat Etik .............................................................................................57
2. Surat Keterangan dari kesatuan bangsa dan politik ...................................58
3. Surat Keterangan dari Puskesmas Sekip....................................................59
4. Surat Keterangan dari Dinas Kesehatan ....................................................60
5. Lembar Konsultasi .....................................................................................61
6. Lembar Penjelasan .....................................................................................62
7. Lembar Persetujuan ...................................................................................63
8. Data Responden .........................................................................................64
9. Mini Mental Examination State .................................................................65
10. Tabulasi Data Responden ..........................................................................66
11. Pengololahan data dengan SPSS ...............................................................70
xii
DAFTAR SINGKATAN
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
Sudah ada beberapa penelitian yang telah dilakukan oleh para peneliti
mengenai penurunan fungsi kognitif dan fungsi eksekutif pada lansia. Penelitian
mengenai profil penurunan fungsi kognitif pada lansia oleh Mongisidi (2012)
yang dilakukannya pada lansia di kecamatan Kawangkoan Minahasa, memperoleh
hasil bahwa sebagian besar lansia sebanyak 72,1% sampel, masih memiliki fungsi
kognitif yang normal berdasarkan skor MMSE. Pemeriksaan dengan
menggunakan CDT memperoleh hasil 67,2% lansia memiliki fungsi eksekutif
yang baik. Hasil dengan meggunakan TMT-A dan TMT-B bermakna berbeda.
Pada pemeriksaan dengan menggunakan TMT-A dan TMT-B memperoleh hasil
hampir sebagian besar sampel lansia mengalami penurunan fungsi eksekutif, di
mana sebesar 95,1% pada TMT-A dan 72,1% pada TMT-B. Penelitian lain
dengan topik yang sama, metode penelitian serupa namun di lokasi yang berbeda
dilakukan oleh Susanto (2015) di Panti Werdha Agape Tondano Manado. Pada
penelitian tersebut memperoleh hasil sebagian besar lansia memiliki fungsi
kognitif yang baik berdasarkan MMSE, sebagian besar memiliki fungsi eksekutif
yang baik dengan menggunakan CDT. Hasil pada pemeriksaan TMT-A dan TMT-
B didapatkan berbeda dengan pemeriksaan CDT dimana seluruh sampel
mengalami penurunan fungsi eksekutif dengan TMT-A, dan sebagian besar
mengalami penurunan fungsi eksekutif dengan TMT-B.
Penelitian analitik mengenai fungsi eksekutif, yang juga merupakan salah
satu domain dari fungsi kognitif pada lansia telah dilakukan oleh Abletara (2012).
Pada penelitian ini diperoleh hasil tidak ada hubungan antara kolesterol darah total
dengan fungsi eksekutif diukur dengan TMT-B. Penelitian analitik mengenai
hubungan kadar kolesterol darah dengan fungsi kognitif di Indonesia belum ada.
Penelitian ini berbeda dengan penelitian sebelumnya oleh Abletara (2008).
Perbedaannya pada penelitian sebelumnya yang dinilai adalah fungsi eksekutif
berdasarkan TMT-B, sedangkan pada penelitian ini yang dinilai adalah fungsi
kognitif berdasarkan MMSE. Oleh karena itu peneliti merasa perlu melakukan
penelitian mengenai hal tersebut.
4
1.4. Hipotesis
Ada hubungan antara kadar kolesterol total darah dengan fungsi kognitif
pada lansia.
6
7
sekian banyaknya pengaruh penyakit tersebut, penyakit stroke, dan jantung lah
yang paling mematikan. Komplikasi dari penyakit stroke adalah demnesia Hal ini
tidak lepas dari gaya hidup kurang sehat.
Lansia di Indonesia saat ini umumnya sangat kurang pendidikannya. Di
tahun 2013 hampir 84 % lansia masih berpendidikan rendah yaitu SD kebawah.
Sebesar 25,17 % lansia tidak atau belum pernah bersekolah, 32,59 % lansia tidak
lulus SD dan 27,72 persen lansia yang hanya tamat SD (BPS, 2013). Riwayat
pendidikan lansia tentu menjadi suatu masalah tersendiri. Tingkat pendidikan
akan mempengaruhi pengetahuan seseorang. Rendahnya tingkat pengetahuan
lansia akan mempengaruhi kesehatannya.
Tingkat pendidikan lansia akan berpengaruh terhadap fungsi kognitif.
Menurut Turanan dan Handayani (2013) lansia yang berpendidikan lebih tinggi
akan lebih mampu mencegah pernurunan fungsi kognitif dibanding lansia yang
berpendidikan rendah. Pernyataan ini juga diperkuat oleh Abletara (2008)
penelitiannya memperoleh hasil bahwa tingkat pendidikan lansia mempengaruhi
fungsi kognitif lansia khususnya fungsi eksekutif.
Status Pekerjaan lansia berdasarkan hasil Sakernas tahun 2013
memperlihatkan tingginya jumlah lansia potensial. Dari keseluruhan lansia,
sekitar 46,33 % diantaranya masih berkerja, 29,88 % melakukan kegiatan
mengurus rumah tangga, dan 0,25 % masih berusaha mencari pekerjaan atau
mempersiapkan usaha (pengangguran). Sisanya sebanyak 23,54 % lansia hanya
melakukan kegiatan pribadi lainnya sehari-hari seperti berolahraga, kegiatan
sosial, bermain, mengurus diri sendiri atau tidak melakukan apapun (BPS, 2013).
Tingginya jumlah lansia yang bekerja dapat juga berpengaruh pada keadaan
fungsi kognitif. Pada penelitian Wreksoadmojo (2014) dilakukan di Jakarta
didapakat hasil bahwa Engagement Social atau interakasi sosial pada lansia dapat
berpengaruh pada fungsi kognitif. lansia yang berkerja tentu sering aktif
berinteraksi sosial ketimbang lansia yang hanya berdiam diri dirumah.
8
Iatrogenik Disorder
Impaired homeostatis
Solomon et al, California, UCLA : Brocklehurst, Allen et al : The Geriatric
The 13 I Giants
1. Immobility 1. Cerebral syndromes
2. Impaction 2. Bone diseases and fractures
3. Instability 3. Autonomic Disorder
4. Iatrogenic 4. Confusion and Dementia
5. Intelectual Impairment 5. Pressure sores (decubitus)
6. Insomnia 6. Falls
7. Incontinence 7. Incontinence
8. Isolation
9. Impotance
10. Imuno-defficiency
11. Infection
12. Inanition
13. Impairment of vision, smell,
hearing etc
Sumber : Boedhi-Darmojo dalam Geriatri 2009
Darmojo (2009), ada beberapa teori yang dapat menjelaskan proses menua pada
manusia, secara ringkas teori menua adalah kombinasi dari :
1. Serangkaian proses yang telah ditentukan secara genetik pada setiap
spesies, bisa telihat dari gambaran usia hidup tiap spesies berbeda-
beda.
2. Adanya mutasi somatik yang beruntun secara berkala hingga pada
suatu waktu kesalahan-kesalahan yang terjadi dapat meledak sebagai
katastrop. Disini tersangkut kesalahan pada proses transkripsi dan
translasi (proses pada meteri getenik tingkat sel).
3. Adanya kerusakan sistem imun tubuh, berbentuk sebagai proses
heteroimunitas maupun auto imunitas.
4. Adanya kerusakan sel, jaringan dan organ tubuh akibat radikal bebas
yang dapat terbentuk dari badan sendiri. Tubuh sebenarnya dapat
menangkal dengan membentuk enzim seperti peroksida, dismutase,
katalase, glutation, peroksida dan sebagainya namun proses
terpaparnya radikal bebas adalah proses yang panjang.
5. Peristiwa menua akibat proses metabolisme badan sendiri, antara lain
karena kalori yang berlebihan atau kurang aktivitas dan sebagainya.
Teori ini disebut teori glikosilasi. Prosesnya bermula dari penimbunan
makromolekul pertautan glukosa-protein yang disebut advanced
glycation end products (AGEs).
Selain kelima teori yang disbut sebelumnya, ada suatu konsep fisiologis
penuaan yang di perkenalkan oleh Waltor Cannon, yaitu konsep homeostenosis.
Homeostenosis adalah keadaan berkurangnya cadangan homeostatis seiring
dengan meningkatnya usia. Setiap perubahan yang menjauhi keadaan dasar maka
akan semakin besar cadangan fisiologis yang diperlukan untuk kembali ke
homeostatis. Lansia tidak hanya memiliki cadangan fisiologis yang berkurang,
namun juga menggunakan cadangan fisiologis itu hanya untuk mempertahankan
homesotatis (Setiati et al, 2009).
Menua adalah proses yang tidak dapat dihindari, namun semua orang dapat
melakukan tindakan yang bersifat mencegah dan menyingkirkan efek buruk dari
11
penuaan. Healthy aging adalah suatu landasan konsep yang bertujuan untuk tetap
sehat walaupun menjadi tua. konsep in pertama kali dikemukakan oleh Takemi
(1977). Terdapat dua faktor secara garis besar yang dapst mempengaruhi proses
menua, dimana jika dikendalikan dengan baik dapat membawa setiap orang
menuju tua yang sehat. Kedua faktor itu dikemukakan oleh Darmojo (2009), yaitu
faktor eksogen dan endogen.
Tentunya dari kedua faktor ini yang bisa untuk dikontrol adalah faktor
eksogen atau pengaruh dari luar. Seperti misalnya gaya hidup. Di era modern
seperti saat ini mendorong setiap orang untuk dapat melakukan segala sesuatu
secara instan. Orang banyak lebih memilih untuk diam menonton
Televisi daripada beraktivitas yang lebih bisa membakar kalori. Tersedianya
makanan yang banyak mengandung kalori namun rendah zat gizi juga ikut
menyumbang banyak sekali masalah-masalah kesehatan (Arisman, 2009). Karena
dari itu salah satu upaya seseorang untuk mencapai Healthy Aging dan mencegah
penyakit degeneratif adalah dengan mengubah gaya hidup menjadi lebih sehat.
Mengurangi konsumsi makanan berkalori tinggi, berolahraga dan tidak merokok
adalah hal sederhana yang dapat dilakukan setiap orang.
Endogen Faktor
Menua Sehat
atensi pasien disuruh untuk berhitung atau mengeja kata diurutkan dari
belakang (Gallo et al., 2006).
2. Clock Drawing Test (CDT)
Pada pemeriksaan CDT bertujuan untuk menilai bagiamana pasien
melakukan suatu perintah yang sedikit kompleks. Pada dasarnya CDT
diunakan untuk mengukur fungsi eksekutif namun segala luas CDT
juga berguna untuk menilai beberapa fungsi lain seperti visuospasial,
konsep waktu, memori, dan psikomotorik. Ada empat komponen
penting yang dinilai pada pemeriksaan CDT yaitu :
a. Membuat lingkaran tertutup
b. Menulis lengkap 12 angka
c. Melekatkan angka pada posisi yang tepat
d. Menggambar jarum jam pada posisi yang tepat, sesuai perintah
Tiap poin diberi satu nilai, maka total semuanya ada empat. Jika satu
saja dari poin tersebut tidak dilakukan maka pasien dinilai mengalami
penurunan fungsi eksekutif (Gallo et al., 2006).
Selain pemeriksaann MMSE dan CDT, terdapat beberapa instrumen lain
yang bisa digunakan untuk menilai fungsi kognitif diantaranya :
Abbreiviated Mental Test (AMT)
Montreal Cognitive Assessment (MoCA)
Galveston Orientation and Amnesia Test
Continuous Performance Test (CPT) dan Vigilance Complex Test (VCT)
Trail Marking Test (TMT)
Digit Span Forward and Backward
Paced Auditory Serial Addition Test (PASAT)
Cognitive Performance Test (CPT)
2.2.5. Penurunan Fungsi Kognitif pada Lansia
1. Penurunan fungsi kognitif karena penuaan
Pada proses penuaan terjadi beberapa perubahan pada tubuh.
Perubahan ini merupakan implikasi klinis dari proses fisiologis penuaan
(teori homeostenosis). Proses penuaan membuat gungsi kognitif mengalami
18
3. Demensia vaskular
Demensia adalah gangguan fungsi intelektual dan memori yang tidak
berhubungan dengan gangguan tingkat kesadaran. Orang awam mengenal
demensia pada lansia sebagai penyakit "pikun". Selain penurunan fungsi
kognitif demensia juga bermanifestasi klinis pada perubahan prilaku.
Sering terlihat bahwa keadaan seorang lansia yang melakukan tindakan
aneh seperti bermain air, mengaduk-aduk lemari, tiba-tiba berubah marah
dan lain sebaginya (Mardjono & Sidharta, 2010).
Terdapat beberapa jenis demensia. Demensia yang sering terjadi
adalah demensia tipe Alzheimer. Demensia lainnya adalah demensia
vaskular atau demensia multi-infark. Demensia vaskular merupakan jenis
demensia kedua terbanyak. Selain kedua tipe tersebut tedapat demensia
dengan badan lewy dan demensia fronto temporal. pada penderita sering
dijumpai gejala dan tanda dari demensia tipe campuran (multi-infark dan
Alzheimer) (Darmojo, 2009).
Demensia vaskular (DV) merupakan suatu jenis demensia yang
etiologinya berasal dari kelainan serebrovaskular. Dahulu demensia
vaskular disebut demensia multi infark. Diagnosis demensia vaskular
ditegakan salah satu syaratnya adalah terlihat jelas adanya faktor resiko
kelainan vaskular seperti hiperkolestrolemia, hipertensi, diabetes melitus
atau kombinasi semuanya (Sadock & Sadock, 2014). Di Asia sendiri
diperkirankan demensia vaskular paling banyak terjadi diantara demensia
lainnya (Rochmach &Harimurti, 2009).
Sindroma demensia ini secara klinik terdiri dari gangguan
intelektual (penurunan fungsi kognitif lebih dari dua domain kognitif)
yang didapat dan gangguan fungsional (aktifitas hidup sehari-hari dan
pekerjaan), disebabkan oleh iskemia pada jaringan otak, perdarahan atau
hipoksik otak. Diagnosa demensia ditegakan setelah 3 bulan pasca stroke
dengan gangguan kognitif menetap sesuai kriteria demensia. Demensia ini
dapat bercampur dengan demensia Alzheimer dan disebut demensia tipe
campuran.
21
Kriteria diagnostik
Berdasarkan PPDGJ-III :
1. Kriteria diagnostik umum
· Adanya penurunan kemampuan, baik dalam daya ingat, maupun
daya pikir seseorang sehingga mengganggu kegiatan sehari-hari
· Tidak ada gangguan kesadaran, kecuali bila bertumpang tindih
dengan delirium
· Gejala dan hendaya tersebut harus sudah nyata untuk setidak-
tidaknya 6 bulan.
2. Kriteria diagnostik khusus demensia vaskular
· Terdapatnya gejala demensia
· Hendaya fungsi kognitif biasanya tidak merata (mungkin terdapat
hilangnya daya ingat, hendaya intelek, dan tanda neurologis fokal).
Daya tilik diri (insight) dan daya nilai (judgment) secara relatif tetap
baik
· Suatu onset yang mendadak atau deteriorasi yang bertahap, disertai
adanya gejala neurologis fokal , meningkatkan kemungkinan
diagnosis demensia vaskular.
22
Berdasarkan DSM-IV-TR :
Demensia Vaskular :
1. Munculnya defisit kognitif multiple yang dimanifestasikan baik oleh :
· Hendaya memori (terganggunya kemampuan mempelajari informasi
baru atau mengingat informasi yang sebelumnya)
· Satu atau lebih gangguan kognitif di bawah ini :
a. Afasia (gangguan berbahasa yang bukan karena gangguan
motorik)
b. Apraksia (gungguan kemampuan motorik, mesti fungsi motorik
masih intak)
c. Agnosia (kegagalan mengenali atau mengidentifikasi objek meski
fungsi sensori masih intak)
d. Gangguan dalam melakukan fungsi eksekutif.
2. Defisit kognitif pada kriteria A1 dan A2 masing-masing menyebabkan
hendaya yang signifikan dalam fungsi sosial dan okupasional serta
menggambarkan penurunan tingkat kemampuan berfungsi yang
sebelumnya signifikan.
3. Tanda dan gejala neurologis fokal yang dianggap secara etiologi
berkaitan dengan etioloigi tersebut.
4. Defisit tidak terjadi hanya pada saat delirium (Sadock & Sadock, 2014).
2.3. Kolesterol
2.3.1. Definisi
Kolesterol adalah prekursor semua steroid di dalam tubuh, termasuk disini
adalah kortikosteroid, hormon seks, asam empedu, dan vitamin D. Senyawa ini
juga mempunyai peran sebagai struktur di membran dan lapisan luar sel dan
lapisan organel sel. Kolesterol terdapat di jaringan dan plasma sebagai kolesterol
bebas atau dalam bentuk simpanan, yang berikatan dengan asam lamak rantai
panjang sebagai ester-kolesteril. Kolesterol plasma berkitar 70% dari semua
kolesterol yang ada didalam tubuh.
23
dislipidemia. Selain itu kolesterol dapat menyebabkan batu empedu atau batu
saluran empedu (Botham & Mayes, 2009) (Guyton & Hall, 2012).
dan lebih padat. LDL baru ini bersifat lebih mudah teroksidasi ke
pembuluh darah dan dapat membentuk aterosklerosis.
based biosensor. Hasil penelitian tersebut menemukan bahwa secara statistik tidak
ada perbedaan antara kadar kolesterol diukur dengan kedua metode tersebut. Rata-
rata kolesterol pada pemeriksaan electrode based biosensor adalah 183,83 mg/dl
sedangkan dengan metode spektrofotometer 182,1 mg/dl. Standar deviasi kadar
kolesterol pada metode electrode based biosensor adalah 32,6 dan pada metode
spektrofotometer 27,7. Hasil ini menunjukan bahwa kedua pemeriksaan dapat
dilakukan dan tidak ada perbedaan hasil yang signifikan.
Pemeriksaan kolesterol plasma dapat dipengaruhi oleh beberapa hal.
Kensentrasi hematokrit dapat mempengaruhi kadar cairan plasma yang secar tidak
langsung penurunan hemstokrit membuat komponen plasma menjadi meningkat
dan penilaian kolesterol dapat ikut meningkat secara semu. Perbedaan yang
terlihat meskipun tidak signifikan secara statistik dimungkinkan karena perbedaan
kolesterol plasma vena pada metode spektrofotometer dan kolesterol plasma
kapiler pada metode electrode based biosensor. Diduga penggunaan EDTA
(koagulan darah) pada plasma vena membuat penurunan kolesterol secara semu.
Telah diyakini oleh para peneliti bahwa yang menjadi penyebab utama
aterosklerosis adalah kandungan Kolesterol berlebih di plasma. Trigliserida atau
Triasilgliserol kandungannya dalam plasma juga dicurigai menjadi faktor
terebtuknya aterosklerosis namun teori ini belum dapat dipastikan. Trigliserid
perannya cenderung untuk menjadi bahan bakar energi pengganti glukosa, dan
berasal dari lapisan lemak adiposa. Peningkatan trigliserida dipicu oleh keadaan
resistensi insulin yang dapat meingkatkan small dense LDL dimana mengandung
banyak trigliserid. Small dense LDL bersifat lebih aterogenik daripada LDL yang
biasa karena lebih mudah mengalami oksidasi pada dinding dalam pembuluh
darah. Walaupun terjadi peningkatan trigliserida, yang berperan pada penimbunan
dan penyempitan pada dinding ateri tunica intima adalah kolesterol dan ester
kolesteril (Ibrahim, 2011).
Untuk mencegah terjadinya aterosklerosis dan menurunkan resiko penyakit
vaskular dapat dilakukan beberapa medifikasi gaya hidup. Menurut Guyton &
Hall (2012) gaya hidup sehat untuk mencegah arterosklerosis antara lain :
30
Tidak merokok.
Mempertahankan berat badan ideal.
Diet rendah kolesterol dan asam lemak tak jenuh.
Mencegah hipertensi dengan mengukur tekanan darah secara berkala.
Mengontrol gula darah.
Melakukakan lebih banyak aktifitas fisik.
Peningkatan small
Hiperkolestrolemia
dense LDL
Plak Neurotik di
Hipertensi Aterosklerosis otak
Tingkat pendidikan
rendah Plak pada Arteri Serebral Demensia
Alzheimer
Usia Tua
METODE PENELITIAN
2. Populasi Terjangkau
Populasi terjangkau dari penelitian ini adalah semua lansia di
Puskesmas Sekip yang datang pada saat dilakukan penelitian.
32
33
𝒁𝜶 𝟐 𝒑 𝒒
𝒏=
𝒅𝟐
Keterangan :
n = Jumlah sampel minimal yang diperlukan.
Zα2 = Nilai Z diambil dari α taraf kepercayaan 95%, maka Zα=1,96.
p = Proporsi atau prevalensi lansia yang mengalami penurunan fungsi
kognitif, p diambil 37,8% (Wreksoatmodjo, 2014).
q = Proporsi atau prevalensi lansia yang memiliki fungsi kognitif
normal (q=1-p) maka q=62,2%.
d = Limit error atau presisi absolut, diambil d=10%=0,1.
maka besar sampel :
𝒁𝜶 𝟐 𝒑 𝒒
𝒏=
𝒅𝟐
(𝟏, 𝟗𝟔)𝟐 𝒙 𝟑𝟕, 𝟖% 𝒙 𝟔𝟐, 𝟐%
𝒏=
(𝟎, 𝟏)𝟐
𝟎,𝟗𝟎
𝒏= = 90
𝟎,𝟎𝟏
a. Analisis Univariat
Pada analisis univariat, setiap variabel dari penelitian ini dianalisis yaitu
berupa ukuran pemusatan data dan penyebaran data dari kadar kolesterol total
darah. Statistik deskriptif dihitung pada gambaran sosiodemografi responden
penelitian. Karakteristik sosiodemografi yang dilihat berupa usia, jenis kelain,
perkerjaan dan pendidikan. Analisis univariat juga dilakukan yaitu distribusi
frekuensi kadar kolesterol total darah dan fungsi kognitif.
38
b. Analisis Bivariat
Analisis Bivariat pada penelitian ini menggunakan analisis asosiatif
kategorik dengan uji statistik Chi-square. Data kadar kolesterol total akan dibagi
menjadi 3 kategori ordinal yang berperan sebagai variabel bebas. Data fungsi
kognitif akan dibagi menjadi 2 kategori ordinal yang berperan sebagai variabel
tergantung. Syarat uji Chi-square adalah sel yang mempunyai nilai expected
kurang dari 5, maksimal 20% dari jumlah sel. Apabila syarat uji Chi-square tidak
terpenuhi maka dipakai uji statistik alternative tabel 2x2 yaitu Fisher Exact Test.
Hasil yang diperoleh uji hipotesis Chi-square yang menggunakan program SPSS
adalah nilai p. Lalu nilai p akan dibandingkan dengan derajat kemaknaan alpha =
0,05. Bila nilai p < 0,05 maka terdapat hubungan yang bermakna antar kedua
variabel.
Analisis korelatif dapat dilakukan jika uji Chi-square menunjukan adanya
hubungan (p<0,05). Kategori yang digunakan adalah kategori ordinal maka
penilaia koefisien korelasi menggunakan koefisien somers'd (r). Berikut penilaian
hubungan berdasarkan koefisien korelasi somers'd :
Jika r didapatkan 0 sampai dengan <0,2 maka hubungan dinilai sangat lemah
Jika r didapatkan 0,2 sampai dengan <0,4 maka hubungan dinilai lemah
Jika r didapatkan 0,4 sampai dengan <0,6 maka hubungan dinilai sedang
Jika r didapatkan 0,6 sampai dengan <0,8 maka hubungan dinilai kuat
Jika r didapatkan 0,8 sampai dengan 1 maka hubungan dinilai sangat kuat.
Perhitungan Odd Ratio dapat digunakan pada penelitian ini untuk
menghitung kemungkinan lansia memiliki fungsi kognitif buruk dengan kadar
kolesterol tinggi dan sangat tinggi dibandingkan jka memiliki kadar kolesterol
normal.
39
Pengumpulan Data
Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Sekip. Data diambil pada saat jam
kerja atau saat Puskesmas membuka pelayanan kesehatan. Puskesmas Sekip
merupakan puskesmas induk yang berada di Kecamatan Kemuning Kota
Palembang. Pemilihan Lokasi penelitian di Puskesmas Sekip karena Lokasi
terjangkau, mudah diakses dan jumlah lansia yang mendatangi Puskesmas Sekip
cukup banyak. Setiap harinya ada sekitar 20 hingga 30 lansia yang datang ke
Puskesmas Sekip untuk mendapatkan pelayanan kesehatan.
Pengambilan data dimulai dengan penjelasan mengenai penelitian.
Persetujuan kemudian diminta pada lansia. Jika lansia bersedia, maka akan
dilakukan pengambilan sampel darah perifer untuk pengecekan Kolesterol Total.
Pengecekan membutuhkan waktu 150 detik. Data mengenai lansia ditanyakan
selagi menunggu pengecekan alat. Terakhir, Wawancara MMSE (Mini Mental
State Examination) dilakukan kepada lansia.
40
41
a. Usia
Responden dikelompokkan menjadi 3 kelompok Usia. Kelompok usia
berdasarkan kategori usia lansia dari WHO, yakni lansia muda, lansia tua dan
lansia sangat tua.
Rata-rata usia responden adalah 69,3 tahun. dengan usia responden termuda
adalah 60 tahun dan yang tertua 91 tahun. Dari data-data usia tersebut didapatkan,
jumlah responden yang berusia 60-74 tahun sebanyak 70 orang (76,1%),
responden yang berusia 74-90 tahun sebanyak 21 orang (22,8%) dan responden
yang berusia diatas 90 tahun hanya 1 orang (1,1%).
b. Jenis Kelamin
Responden dikelompokkan menurut jenis kelamin untuk mengetahui
seberapa besar proporsi responden laki-laki dan perempuan yang terlibat dalam
penelitian ini. Pada penelitian ini jumlah lansia Perempuan lebih banyak daripada
lansia Laki-laki. Proporsi Perempuan sebanyak 61 orang (66,3%) dan Laki-laki
sebanyak 31 orang (33,7%).
42
c. Pekerjaan
Mayoritas responden pada penelitian ini adalah Ibu rumah tangga yang
berjumlah 44 orang (47,8%). lansia Pensiunan ditemui sebanyak 36 orang
(39,2%) sedangkan lansia yang masih bekerja swasta maupun wiraswasta
sebanyak 12 orang (13%).
Tabel 7. Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan
Pekerjaan N (orang) Persentase (%)
Ibu Rumah Tangga 44 47,8
Pensiunan 36 39,2
Swasta/Wiraswasta 12 13,0
Total 92 100
d. Pendidikan
Responden yang berpendidikan SMA atau lebih ditemukan paling banyak,
sejumlah 36 orang (39,1%). Responden yang tidak bersekolah sama sekali
sebanyak 9 orang (9,8%), sedangkan yang pernah bersekolah namun tidak sampai
lulus SD sebanyak 2 orang (2,2%). Responden yang lulus SD ataupun SR
(Sekolah rakyat) ada sebabnyak 28 orang (30,4%). Responden yang lulu SMP
sebanyak 17 orang (18,5%).
43
Odd ratio (OR) hanya dapat dihitung pada tabel kontingensi 2x2. Untuk
dapat menilai OR pada penelitian ini, maka tabel 3x2 harus diubah terlebih dahulu
menjadi 2x2. Ketegori kadar kolesterol total dipisah menjadi 2 bagian yaitu
normal dengan tinggi dan, normal dengan sangat tinggi.
Pada tabel 15. nilai OR didapatkan 4,2. Nilai ini menunjukan bahwa lansia
yang memiliki kadar kolesterol tinggi 4,2 kali lebih mungkin memiliki fungsi
kognitif buruk daripada lansia dengan fungsi kognitif normal.
Pada tabel 16. nilai OR didapatkan 8,4. Nilai ini menunjukan bahwa lansia
yang memiliki kadar kolesterol tinggi 8,4 kali lebih mungkin memiliki fungsi
kognitif buruk daripada lansia dengan fungsi kognitif normal. Hasil ini terlihat
lebih besar dari pada tabel sebelumnya. Dapat disimpulkan bahwa lansia dengan
kadar kolesterol sangat tinggi paling berpeluang memiliki fungsi kognitif buruk.
5.1. Kesimpulan
1. Karakteristik sosiodemografi responden meliputi usia, jenis kelamin,
pekerjaan dan pendidikan
a. Jumlah responden yang ditemui terbanyak pada kelompok lansia
muda, yaitu sebanyak 70 (76,1%). 20 orang (22,8%) termasuk pada
kategori lansia tua dan padakelompok lansia sangat tuas hanya
didapatkan 1 orang (1,1%)
b. Pada penelitian ini jumlah lansia Perempuan lebih banyak daripada
lansia Laki-laki. Proporsi Perempuan sebanyak 61 orang (66,3%) dan
Laki-laki sebanyak 31 orang (33,7%).
c. Mayoritas responden pada penelitian ini adalah Ibu rumah tangga
yang berjumlah 44 orang (47,8%). lansia Pensiunan ditemui sebanyak
36 orang (39,2%) sedangkan lansia yang masih bekerja swasta
maupun wiraswasta sebanyak 12 orang (13%).
d. Responden yang berpendidikan SMA atau lebih ditemukan paling
banyak, sejumlah 36 orang (39,1%). Responden yang tidak bersekolah
sama sekali sebanyak 9 orang (9,8%), sedangkan yang pernah
bersekolah namun tidak sampai lulus SD sebanyak 2 orang (2,2%).
Responden yang lulus SD ataupun SR (Sekolah rakyat) ada sebabnyak
28 orang (30,4%). Responden yang lulu SMP sebanyak 17 orang
(18,5%).
2. Ditemukan sedikit perbedaan jumlah lansia dengan fungsi kognitif yang
baik dan lansia dengan fungsi kognitif yang buruk. Sebanyak 47 lansia
dengan fungsi kognitif yang baik dan sebanyak 45 lansia dengan fungsi
kognitif yang buruk.
3. Rata-rata pengukuran kadar kolesterol total adalah sebesar 239,9±55,5
mg/dl. Lansia dengan kadar kolesterol total sangat tinggi ditemukan
paling banyak yaitu sebanyak 42 (45,6%).
51
52
4. Ada hubungan antara kadar kolesterol total dan fungsi kognitif pada
lansia (p=0,01). Hubungan antara kadar kolesterol dan fungsi kognitif
dinilai sedang (r=0,415). Lansia dengan kadar kolesterol sangat tinggi 8,4
kali lebih mungkin memilki fungsi kognitif buruk daripada jika memiliki
kadar kolesterol normal.
5.2. Saran
1. Bagi lansia, diharapkan untuk mencegah timbulnya kemunduran fungsi
kognitif. Penurunan fungsi kognitif dapat disebabkan karena penuaan
normal dan juga proses penyakit tertentu seperti demensia. Oleh karena
itu Penurunan ini dapat dicegah salah satunya dengan menjaga pola
makan, mengkonsumsi makanan dengan gizi seimbang dan tidak
berlebihan kandungan lemak.
2. Bagi keluarga, diharapkan untuk tetap memberikan dukungan positif pada
lansia agar lansia mendapatkan kualitas hidup yang lebih baik dan lebih
memperhatikan asupan yang bergizi bagi lansia.
3. Bagi peneliti di masa yang akan datang diharapkan dapat mengembangkan
dan menyempurnakan penelitian ini, baik dengan menggunakan metode
yang berbeda, penambahan variabel atau menggunakan pengukuran fungsi
kognitif yang lain.
4. Diharapkan akan dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai pengaruh
profil lipid plasma dengan fungsi kognitif pada lansia
53
DAFTAR PUSTAKA
Abletara M, Wiyono S, & Theresa RM. 2012. Hubungan Kadar Kolesterol Total
dan Karakteristik lansia Terhadap Fungsi Eksekutif Otak di Posbindu RW
02 Kota Depok. 35 (1), (http://ejournal.persagi.org/go diakses 3 Oktober
2015).
Adam, John MF. 2009. Dislipidemia. Dalam: Sudoyo, Aru W. Buku Ajar Ilmu
Penyakit Dalam (jilid 3 edisi ke-5). Internal Publishing, Jakarta, Indonesia.
Anstey KJ, Lipnicki DM, & Low LF. 2008. Cholesterol as a risk factor for
dementia and cognitive decline: a systematic review of prospective studies
with meta-analysis. AM Geriatr Psychiatry, 16(5):343-54, Australia.
Arisman. 2010. Obesitas, Diabetes Melitus, & Dislipidemia : konsep teori dan
penanganan aplikatif. Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta, Indonesia.
Asiah, Nur & Tjakradidjaja, Francisca A. 2013. Perubahan Komposisi Tubuh
pada Lanjut Usia. (http://www.researchgate.net/publication/256089009_
PERUBAHAN_KOMPOSISI_TUBUH_PADA_LANJUT_USIA diakses
24 Oktober 2015)
Badan Pusat Statistik. 2013. Statistik Penduduk Lanjut Usia. Badan Pusat
Statistik, Jakarta, Indonesia.
Britt-Marie, S. 2007. One Year folloe-up of Mild Traumatic Brain Injury :
Cognition, Disability and life satisfaction of patients seeking consultation. J
Rehabil Med, U.K.
Campbell NA, Reece JB, Cain ML, Wasserman SA, Minorsky PV, & Jackson
RB. 2008. Biologi (jilid 1 edisi ke-8). Terjemahan Oleh: Wulandari,
Damaring T. Erlangga, Jakarta, Indonesia.
Elias PK, Elias MF, D'Agostino RB, Sullivan LM, & Wolf PA. 2005. Serum
cholesterol and cognitive performance in the Framingham Heart Study.
Psychosom, 67(1):24-30, USA.
Gallo, Joseph J. 2006. Handbook of Geriatric Assessment. Jones and Bartlett
Publisher International, London, U.K.
54
Ginsberg, Lionel. 2007. Lecture Notes Neurologi edisi ke-8. Terjemahan oleh:
Wardhani, Indah R. Erlangga. Jakarta. Indonesia.
Guyton, Arthur C & Hall, John E. 2012. Fisiologi Kedokteran "Metabolisme dan
pengaturan suhu" (edisi ke-11). Terjemahan Oleh: Irawati, dkk. Penerbit
Buku Kedokteran EGC, Jakarta, Indonesia.
Hughes TF & Ganguli M. 2009. Modifable midlife risk factors for late-life
cognitive impairment and dementia. Curr Psychiatry Rev 5 (2).
Kolegium Neurologi Indonesia (KNI) Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf
Indonesia (PERDOSSI). 2009. Modul Induk Neurovaskular, Jakarta,
Indonesia.
Liwang, Frans & Estiasari, Riwanti. 2014. Mild Cognitive Impairment. Dalam:
Tanto, Chris. Kapita Selekta Kedokteran (jilid 2 edisi ke-4). Media
Aesculapius, Jakarta, Indonesia.
Mardjono, Mahar & Sidharta Priguna. 2010. Neurologi Klinis Dasar. Dian
Rakyat, Jakarta, Indonesia.
Martono, Hadi & Pranarka, Kris. 2009. Buku Ajar Boedhi-Darmojo : Geriatri
(Ilmu Kesehatan Usia Lanjut). Balai Penerbit Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia, Jakarta, Indonesia.
Melanie GC, Bradley R, Newcomer, Christos S, Katsanos, Melinda SM, David C,
Asle A, Randall U, & Robert RW. 2013. Intramuscular and Liver
Triglycerides are increased in the elderly.
(http://press.endocrine.org/doi/abs/10.1210/jc.2003-031986 diakses 24
oktober 2015)
Mongosidi R, Tumewah R, & Kembuan MA. 2012. Profil Penurunan Fungsi
Kognitif pada lansia di Yayasan-Yayasan Manula di Kecamatan
Kawangkoan. (http://ejournal.unsrat.ac.id diakses 3 Oktober 2015).
Nugroho, Wahyudi. (2008). Keperawatan Gerontik & Geriatrik (edisi ke-3).
Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta, Indonesia.
Polidori MC, Nelles G, & Pientika L. 2010. Prevention Dementia Focus on
lifestyle. International Jurnal Alzheimer, U.S.
55
Pusat Data dan Informasi Kementrian Kesehatan RI. 2013. Gambaran Kesehatan
Lanjut Usia di Indonesia, Jakarta.
Reuser M, Bonneux L, & Willekens G. 2010. The Effect of Risk Factor on the
Duration of Cognitive Impairment. Health and Retirement Survey, New
York, U.S.
Rochmah, Wasilah & Harimurti, Kuntjoro. 2009. Demansia. Dalam: Sudoyo, Aru
W. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam (jilid 1 edisi ke-5). Internal Publishing,
Jakarta, Indonesia.
Sadock, Benjamin J. & Sadock, Virginia A. 2014. Psikiatri Klinis (edisi ke-2).
Terjemahan Oleh: Profitsari & Nisa, Tiara M. Penerbit Buku Kedokteran
EGC, Jakarta, Indonesia.
Siti S, Kuncoro H, Arya Govinda R. 2009. Proses Menua dan Implikasi
Kliniknya. Dalam: Sudoyo, Aru W. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam (jilid 1
edisi ke-5). Internal Publishing, Jakarta, Indonesia.
Snell, RS. 2011. Neuroanatomi Klinik. Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta,
Indonesia
Suhardjono. 2009. Hipertensi pada Usia Lanjut. Dalam: Sudoyo, Aru W. Buku
Ajar Ilmu Penyakit Dalam (jilid 1 edisi ke-5). Internal Publishing, Jakarta,
Indonesia.
Suliyanto. 2014. Statistika Non Parametrik dalam Aplikasi Penelitian. Andi,
Yogyakarta, Indonesia.
Susanto RB, Tumewah R, & Mawuntu AH. 2015. Gambaran Skor MMSE, CDT,
TMT A dan TMT B pada lansia di Panti Werdha Agape Tondano. 3 (1)
(http://ejournal.unsrat.ac.id diakses 3 Oktober 2015).
Suwandi D, Sugiarto C, & Fenny. 2013. Perbandingan Hasil pemeriksaan Kadar
Kolesterol Total Metode Electrode-Based Biosensor dengan Metode
Spektrofotometer.(http://repository.maranatha.edu/12330/9/1010161_Journa
l.pdf diakses 24 Oktober 2015)
Tjekyan, R. M. Suryadi. 2015. Pengantar Epidemiologi. Unsri Press, Palembang,
Indonesia.
56
Turana, Y & Handayani, YS. 2011. Nilai Mini Mental State Examination
(MMSE) berdasarkan usia dan tingkat pendidikan pada masyarakat lanjut
usia. Medika Jurnal Kedoketeran Indonesia, Jakarta, Indonesia.
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 1998 tentang Kesejahteraan
Lanjut Usia. 1998. Himpunan Peraturan Perundang-undangan Republik
Indonesia tahun 1998 buku 2, Jakarta, Indonesia.
Vliet P, Van. 2012. Cholesterol and late-life cognitive decline. J Alzheimer Disc
30 Suppl 2:S147-62, Netherlands.
Wiyoto. 2002. Gangguan fungsi kognitif pada stroke. Dalam: pendidikan
kedokteran berkelanjutan. Bagian Ilmu Penyakit Saraf FK UNAIR,
Surabaya, Indonesia.
Wreksoatmodjo, Budi R. 2014. Pengaruh Social Engagement terhadap Fungsi
Kognitif Lanjut Usia di Jakarta. Kalbe Medical, Jakarta, Indonesia.
57
Lampiran 1
58
Lampiran 2
59
Lampiran 3
60
Lampiran 4
61
Lampiran 5
62
Lampiran 6
Selamat pagi/siang/sore,
Perkenalkan, nama saya M. Salman Alfarisi, mahasiswa Pendidikan Dokter
Umum, Fakultas Kedokteran, Universitas Sriwijaya. Saya bermaksud melakukan
penelitian mengenai hubungan kadar kolesterol total darah dengan fungsi kognitif
pada lansia.
Saya mengajak Ibu/Bapak sekalian untuk ikut berpatisipasi dalam penelitian
saya. Pada penelitian ini saya akan mengambil sampel darah di ujung jari untuk
mengukur kadar kolesterol total darah Ibu/Bapak. Pemeriksaan ini bermanfaat
untuk mengetahui apakah Ibu/Bapak memiliki kadar kolesterol total darah yang
normal atau tidak. Proses pengambilan darah tidak akan mengakibatkan masalah
kesehatan dan hanya akan sedikit terasa sakit karena jarum suntik. Hasil
pengukuran akan saya beri tahu kepada Ibu/Bapak, untuk selanjutnya jika terdapat
hasil yang tidak normal Ibu/Bapak dapat mencegah timbulnya keluhan kesehatan
dari kadar kolesterol yang tidak normal.
Saya akan mengukur kemampuan berpikir Ibu/Bapak seperti kemampuan
mengingat, kemampuan berhitung dan lain sebagainya. Hasil dari penilaian akan
saya beri tahu kepada Ibu/Bapak. Penilaian ini berguna agar Ibu/Bapak
mengetahui apakah terjadi hambatan dalam proses berpikir pada Ibu/Bapak.
Selanjutnya jika didapatkan hasil yang buruk, Ibu/Bapak dapat saya bantu untuk
mencegah kemunduran proses berpikir semakin buruk.
Setelah Ibu membaca maksud dan kegiatan penelitian diatas, maka saya
mohon kesediaan Ibu/Bapak untuk mengisi nama dan tanda tangan di lembar
berikutnya. Ibu/Bapak bebas memilih keikutsertaan dalam penelitian ini tanpa ada
paksaan. Bila ada hal yang belum jelas, Ibu/Bapak dapat bertanya lebih lanjut
kepada Saya.
Atas perhatian Ibu/Bapak, Saya sampaikan terima kasih.
63
Lampiran 7
LEMBAR PERSETUJUAN KEIKUTSERTAAN DALAM PENELITIAN
(INFORMED CONSENT)
Saya telah membaca dan mengerti informasi yang tercantum pada lembar
penjelasan dan telah diberi kesempatan untuk mendiskusikan dan menanyakan
hal tersebut. Saya setuju untuk berpartisipasi dalam kegiatan ini, dan saya bersedia
untuk diperiksa kadar kolesterol total darah dan kemampuan berpikir.
Peneliti, Responden
(...........................................) (........................................)
64
Lampiran 8
DATA RESPONDEN
Nama :
Usia :
Jenis Kelamin : Laki-laki / Perempuan *
Pekerjaan :
Tingkat pendidikan :
Alamat :
Status pernikahan : Belum menikah/Menikah/Duda/Janda *
Tekanan Darah
Sistolik :
Diastolik :
Kadar Kolesterol Total :
Penyakit yang dialami :
Obat yang dikonsumsi :
Lampiran 9
MINI MENTAL STATE EXAMINATION
Tes Nilai Nilai
max
ORIENTASI
Sekarang (tahun), (musim), (bulan), (tanggal) dan (hari) apa ? 5
REGISTRASI
Sebutkan 3 buah nama benda (Apel, kursi, kunci) tiap benda 1 detik. Ulangi hingga responden 3
responden diminta untuk mengeja terbalik kata WAHYU (nilai diberi pada huruf yang benar
sebelum kesalahan; misal uyahw=2 nilai).
MENGINGAT KEMBALI
Responden diminta untuk menyebut kembali 3 nama benda yang sebelumnya telah diberi tahu 3
(apel, kursi dan kunci)
BAHASA
Responden diminta menyebut nama benda yang ditunjuk (pensil, buku) 2
Responden diminta melakukan perintah : "ambil kertas ini dengan tangan anda, lipatlah menjadi 3
Responden diminta menulis kalimat (kalimat harus mengandung kata benda dan kata kerja) 1
Total 30
Interpretasi : Baik / Buruk *
Kolom catatan :
Lampiran 10
Lampiran 12
Statistics
Usia
N Valid 92
Missing 0
Mean 69,3152
Median 69,0000
Std. Deviation 7,14055
Range 31,00
Minimum 60,00
Maximum 91,00
Kategori Usia
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Jenis Kelamin
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Pekerjaan
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Pendidikan
71
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Statistics
Kolesterol Total
N Valid 92
Missing 0
Mean 239,9457
Median 236,5000
Std. Deviation 55,49010
Range 259,00
Minimum 134,00
Maximum 393,00
Kolesterol Total
N 92
a,b
Normal Parameters Mean 239,9457
Std. Deviation 55,49010
Most Extreme Differences Absolute ,089
Positive ,089
Negative -,036
Test Statistic ,089
c
Asymp. Sig. (2-tailed) ,068
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
72
Fungsi Kognitif
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Buruk 5 12 28 45
Total 26 24 42 92
Pendidikan
Buruk 1 1 13 10 20 45
Total 9 2 28 17 36 92
Fungsi Kognitif
Tinggi Count 12 12 24
Chi-Square Tests
Directional Measures
Asymp. Std.
a b
Value Error Approx. T Approx. Sig.
Fungsi Kognitif
,322 ,077 4,142 ,000
Dependent
Fungsi Kognitif
Tinggi 12 12 24
Total 33 17 50
74
Risk Estimate
Fungsi Kognitif
Sangat Tinggi 14 28 42
Total 35 33 68
Risk Estimate
Hubungan antara Kadar Kolesterol Total dan Fungsi Kognitif pada Lansia
E-mail: alfarisi.95@gmail.com
Abstrak
Penurunan fungsi kognitif pada lansia merupakan penyebab tersering ketergantungan terhadap orang lain. Faktor yang
diyakini dapat memicu kemunduran fungsi kognitif adalah kadar kolesterol total yang tinggi. Kolesterol didalam
pembuluh darah dapat membentuk plak aterosklerosis. Jika plak ini terdapat di pembuluh darah otak, maka dapat
menyebabkan penurunan fungsi kognitif dan sering muncul saat usia lanjut. Tujuan penelitian ini adalah untuk
menganalisis hubungan kadar kolesterol total dan fungsi kognitif pada Lansia. Jenis penelitian ini adalah observasional
analitik dengan desain cross-sectional. Populasi pada penelitian ini adalah lansia yang mengunjungi Puskesmas Sekip
Kota Palembang. Data diambil pada bulan desember 2015 dengan metode consecutive sampling. Pengambilan sampel
darah untuk mengukur kadar kolesterol total, setelah itu dinilai fungsi kognitif dengan instrumen MMSE berdasarkan
pendidikan. Analisis statistik yang digunakan adalah uji Chi-square. Terdapat 92 lansia sebagai responden penelitian.
Lansia dengan fungsi kognitif baik sebanyak 47 (51%) sedikit lebih banyak daripada lansia dengan fungsi kognitif
buruk yaitu sebanyak 45 (49%). Uji statistik Chi-square didapatkan ada hubungan antara kadar kolesterol dan fungsi
kognitif (p=0,001). Uji korelatif didapatkan nilai koefisien korelasri somers'd 0,415. Nilai odd ratio kadar kolesterol
total tinggi terhadap normal didapatkan 4,2 dan nilai odd ratio kadar kolesterol total sangat tinggi terhadap normal
sebesar 8,4. Ada hubungan antara kadar kolesterol total dan fungsi kognitif pada Lansia. Hubungan bernilai sedang
berdasarkan koefisien korelasi. Lansia dengan kadar kolesterol sanggat tinggi paling berpeluan untuk memilki fungsi
kognitif buruk
Abstract
Association between Total Cholesterol Serum Level and Cognitive Function in Elderly. Cognitive function decline
in elderly is the most common cause of dependence on other person. Factor that believed can trigger cognitive function
decline is high of total cholesterol serum level. Cholesterol inside blood vessel can form aterosklerosis plaque. If this
plaque found in brain blood vessel, this plaque can cause cognitive function decline and often appear in old age. The
purpose of this research is to analyse association between total cholesterol serum level and cognitive function. This
research is an analytic obsevational study with cross-sectional design. The population was a number of elderly who
came to Sekip health center Palembang city. Data taken in desember 2015 with consecutive sampling method. Blood
sample taken to measure total cholesterol level, after that the cognitive function assessed with MMSE based on formal
educational level. The data were statisticly analyzed using Chi-square. There were 92 elderly as the reseacrh
respondent. Elderly with good cognitive function found 47 (51%), little more than elderly with bad cognitive function
which is found 45 (49%). Chi-Square test result, there is a association between total cholesterol serum level and
cognitive function (p=0,001). Somers'd correlation coefficient generate 0,415. Odd ratio of high total cholesterol againts
normal total cholesterol generate 4,2 and odd ratio very high total cholesterol againts normal total cholesterol generate
8,4. There is a association between total cholesterol serum level and cognitive function in elderly. The association is
intermediate. Elderly with very high total cholesterol serum level is the most likelyto have bad cognitve function.
kolesterol total darah adalah konsumsi lemak pengukuran kolesterol tidak dipengaruhi oleh
jenuh yang berlebihan 15. penyakit lain maka kriteria trakhir adalah
Pengukuran kadar kolesterol total lansia tidak sedang menderita diabetes melitus.
dilakuakn dengan pengambilan sampel darah. Lansia saat datang ke Puskesmas akan
Ada 2 metode dalam pemeriksaan kolesterol dimintai persetujuan untuk mengikuti
total darah yaitu metode spektrofotometri dan penelitian ini. Kemudian, dilakukan tanya
elektrode based biosensor. Spektrofotometri jawab apakah lansia termasuk pada kriteria
dilakukan di laboratorium kesehatan dan responden penelitian. Jika lansia bisa dijadikan
merupakan rekomendasi utama untuk responden maka dilakukan pengambilan
pengukuran kadar kolesterol total. Pada sampel darah untuk pengukuran kadar
metode elektrode based biosensor kolesterol total. Kadar kolesterol total akan
pengukurannya lebih mudah dan hanya butuh diukur dengan metode elektrode based
sedikit pengambilan sampel darah, namun biosenser. Terakhir, penilaian fungsi kognitif
pemeriksaan ini tidak di rekomendasikan 16. pada lansia dengan menggunakan MMSE.
Berdasarkan uraian diatas kadar Pengukuran kadar kolesterol total
kolesterol total darah dinilai dapat memicu menggnuakan alat portable dengan metode
terjadinya penurunan fungsi kognitif pada elektrode based biosenser. pengukuran ini
lansia. Di Indonesia penelitian mengenai kadar hanya membutuhkan setets darah atau sekitar
kolesterol total dan fungsi kognitif belum 5µL darah. Hadil akan terlihat di monitor
banyak ditemukan. Penelitian ini bertujuan setelah 150 detik strip pengukuran tersentuh
untuk mengetahui apakah ada hubungan antara sampel darah.
kadar kolesterol total dan fungsi kognitif pada Penilaian MMSE berdasarkan tingkat
lansia. pendidikan. Responden yang tidak bersekolah
mempunyai nilai ambang 13, yang artinya
2. Metode fungsi kognitif baik jika skor MMSE ≥13 dan
bernilai buruk jika <13. Jika tidak lulus SD
Penelitian ini merupakan penelitian nilai ambangnya 19. Lulus SD nilai
observasial analitik dengan rancangan ambangnya 23. Lulus SMP nilai ambangnya
penelitian cross sectional (potong lintang). 25. Responden dengan pendidikan SMA atau
Penelitian ini bertujuan untuk mencari tahu lebih tinggi nilai ambangnya 26 8.
hubungan dua variabel yaitu kadar kolesterol
total darah dengan fungsi kognitif pada lansia. 3. Hasil
Data yang digunakan adalah data primer yang
diambil dari lansia dengan penjelasan kepada Penelitian ini mendapatkan 92 lansia yang
lansia dan Persetujuan oleh lansia. dijadikan responden. Pengukuran Kolesterol
Pengambilan data dilakukan di Total menggunakan satuan mg/dl (miligram
Puskesmas Sekip Kota Palembang pada bulan per desiliter). Pada penelitian ini didapatkan
desember 2015. Populasi yang diteliti adalah rata-rata Kadar kolesterol pada responden
semua lansia yang datang ke Puskesmas Sekip adalah 239,9 mg/dl dan Nilai tengah 236,5.
saat dilakukan penelitian. Pengambilan sampel Kadar kolesterol terendah yang ditemui adalah
dilakukan dengan metode consecutive 134 mg/dl dan tertinggi ditemui sebesar 393
sampling. mg/dl. Perhitungan standar deviasi atau
Beberapa kriteria pada lansia yang bisa simpangan baku didapatkan nilai 55,5. Setelah
mengikuti penelitian ini adalah lansia setuju dilakukan perhitungan pada uji kolmogorov-
untuk dijadikan responden. Lansia tidak smirnov didapatkan nilai p>0,05. Maka data
memiliki riwayat trauma kepala. Lansia tidak kadar kolesterol total berdistribusi normal.
sedang mengalami depresi. Lansia tidak
sedang mengalami gangguan jiwa. Agar
78
Tabel 1. Statistik Deskriptif Kadar Kolesterol Total ditemukan sedikit lebih banyak daripada
responden dengan fungsi kognitif yang buruk
Mean (rata-rata) 239,9 yaitu sebanyak 45 orang (48,9%).
Median (nilai tengah) 236,5
134,0 mg/dl Tabel 3. Distribusi Responden Berdasarkan Fungsi
Nilai terendah
Kognitif
Nilai tertinggi 393,0 mg/dl
55,5 Persentase
Standar Deviasi Fungsi Kognitif N (orang)
(%)
p value Uji K-S 0,068
Baik 47 51,1
Tabel 4. Uji Chi-Square Hubungan antara Kadar Kolesterol Total dan Fungsi Kognitif pada Lansia
Odd ratio (OR) hanya dapat dihitung Penelitian beliau yang dilakukan di kota
pada tabel kontingensi 2x2. Untuk dapat Jakarta mendapatkan hasil bahwa 178 (62,2%)
menilai OR pada penelitian ini, maka tabel 3x2 lansia memiliki fungsi kognitif yang baik, dan
harus diubah terlebih dahulu menjadi 2x2. 108 (37,8%) lansia memiliki fungsi kognitif
Ketegori kadar kolesterol total dipisah menjadi yang buruk. Penilaian yang dilakukan sama
2 bagian yaitu normal dengan tinggi dan, dengan peneltian ini yaitu dengan
normal dengan sangat tinggi. Normal dijadikan menggunakan MMSE dan berdasarkan
pembanding badi kategori lain. pendidikan. Hasil ini dapat menggambarkan
Nilai OR pada kadar kolesterol tinggi bahwa dewasa ini sudah banyak lansia yang
terhadap normal didapatkan 4,2. Nilai ini mengalami penurunan fungsi kognitif. penting
menunjukan bahwa lansia yang memiliki untuk dilkukannya pencegahan kemunduran
kadar kolesterol tinggi 4,2 kali lebih mungkin fungsi kognitif yang dapat dimulai sebelum
memiliki fungsi kognitif buruk daripada lansia memasuki usia lanjut.
dengan fungsi kognitif normal. Penurunan fungsi kognitif merupakan
Nilai OR pada kadar kolesterol sangat masalah yang perlu diperhatikan pada lansia.
tinggi didapatkan 8,4. Nilai ini menunjukan Proses menua dapat menurunkan semua sistem
bahwa lansia yang memiliki kadar kolesterol organ yang ada di tubuh, termasuk berakibat
tinggi 8,4 kali lebih mungkin memiliki fungsi penurunan fungsi kognitif. Masalah utama
kognitif buruk daripada lansia dengan fungsi yang dihadapi pada penurunan fungsi kognitif
kognitif normal. Hasil ini terlihat lebih besar adalah apakah kemunduran tersebut akibat dari
dari pada tabel sebelumnya. Dapat proses menua yang normal atau ada proses
disimpulkan bahwa lansia dengan kadar patologi yang mendasarinya. Penurunan fungsi
kolesterol sangat tinggi paling berpeluang kognitif merupakan salah satu dari gambaran
memiliki fungsi kognitif buruk. sindroma cerebral yang berasal dari perubahan
patologik pembuluh darah otak. Penyebab
4. Pembahasan terasering dari proses tersebut ialah
terbentuknya aterosklerosis atau plak pada
Hasil pengukuran kadar kolesterol total dari 92 pembuluh darah 10.
sampel, ditemukan rata-rata sebesar Proses pembentukan aterosklerosis dapat
239,9±55,5, hasil ini dikategorikan sebagai dimulai saat usia muda. Dengan berbagai
kadar kolesterol tinggi. Pada lansia terjadi macam gaya hidup yang menjadi faktor resiko
perubahan komposisi tubuh. Pembentukan menambah peluang timbulnya keluhan dari
lemak akan meningkat dan menggantikan pembentukan aterosklerosis saat memasuki
protein yang sintesisnya berkurang. usia tua. Beberapa resiko tersebut antara lain
Peningkatan lemak yang paling banyak terjadi adalah merokok, pola makan yang tidak sehat
pada fraksi trigliserid dan asam lemak bebas seperti mengkonsumsi mkanan tinggi lemak,
17
. Asam lemak bebas yang terlalu banyak kurang aktivitas fisik, serta adanya penyakit
akan meningkatnya anabolisme kolesterol, yang bisa menjadi faktor resiko seperti
karena asam lemak dapat menjadi sebagai hipertensi dan diabetes melitus. Gaya hidup
bahan sintesis kolesterol 14. menkonsumsi banyak lemak jenuh akan
Penilaian fungsi kognitif didapatkan menyebabkan kadar kolesterol meningkat di
sebanyak 47 orang yang memiliki fungsi dalam darah. Keadaan hiperkolestrolemia ini
kognitif baik, dan 45 orang memilki fungsi akan memicu terbentuknya plak aterosklerosis
kognitif buruk. Nilai ini terlohat tidak jauh dan berujung kepada penurunan fungsi
berbeda. Penilaian fungsi kognitif kognitif 11,12,13.
menggunakan MMSE dan dinilai berdasarkan Hasil akhir yang diperoleh pada
pendidikan. Hasil yang tidak jauh berbeda penelitian ini dengan menggukan uji Chi-
didapatkan oleh Wreksoatmodjo (2014). square didapakan nilai p<0,05. Hal ini
80
7. Gallo, Joseph J. Handbook of Geriatric 15. Guyton, Arthur C & Hall, John E.
Assessment. London: Jones and Bartlett Fisiologi Kedokteran "Metabolisme dan
Publisher International, 2006. pengaturan suhu" (edisi ke-11).
8. Turana, Y & Handayani, YS. Nilai Mini Terjemahan Oleh: Irawati, dkk. Jakarta:
Mental State Examination (MMSE) Buku Kedokteran EGC, 2012.
berdasarkan usia dan tingkat pendidikan 16. Suwandi D, Sugiarto C, & Fenny.
pada masyarakat lanjut usia. Jakarta: Perbandingan Hasil pemeriksaan Kadar
Medika Jurnal Kedoketeran, 2011. Kolesterol Total Metode Electrode-Based
9. Reuser M, Bonneux L, & Willekens G. Biosensor dengan Metode
The Effect of Risk Factor on the Duration Spektrofotometer (online).
of Cognitive Impairment.New York: http://repository.maranatha.edu/12330/9/1
Health and Retirement Survey, 2010. 010161_Journal.pdf. 2013.
10. Martono, Hadi & Pranarka, Kris. Buku 17. Asiah, Nur & Tjakradidjaja, Francisca A.
Ajar Boedhi-Darmojo : Geriatri (Ilmu Perubahan Komposisi Tubuh pada Lanjut
Kesehatan Usia Lanjut). Jakarta: Balai Usia (online).
Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas (http://www.researchgate.net/publication/
Indonesia, 2009. 256089009/PERUBAHAN_KOMPOSISI
11. Liwang, Frans & Estiasari, Riwanti. Mild _TUBUH_PADA_LANJUT_USIA. 2013.
Cognitive Impairment. Dalam: Tanto, 18. Elias PK, Elias MF, D'Agostino
Chris. Kapita Selekta Kedokteran (jilid 2 RB, Sullivan LM, & Wolf PA. 2005. Serum
edisi ke-4). Jakarta: Media Aesculapius, cholesterol and cognitive performance in
2014. the Framingham Heart Study. Psychosom
12. Suhardjono. Hipertensi pada Usia Lanjut. 2005; 67(1):24-30.
Dalam: Sudoyo, Aru W. Buku Ajar Ilmu 19. Anstey KJ, Lipnicki DM, & Low LF.
Penyakit Dalam (jilid 1 edisi ke-5). Cholesterol as a risk factor for dementia
Jakarta:Internal Publishing, 2009. and cognitive decline: a systematic review
13. Mardjono, Mahar & Sidharta Priguna. of prospective studies with meta-analysis.
Neurologi Klinis Dasar. Jakarta: Dian AM Geriatr Psychiatry. 2008; 16(5):343-
Rakyat, 2010. 54.
14. Campbell NA, Reece JB, Cain ML, 20. Vliet P, Van. Cholesterol and late-life
Wasserman SA, Minorsky PV, & Jackson cognitive decline. J Alzheimer Disc 2012;
RB. Biologi (jilid 1 edisi ke-8). 30 Suppl 2:S147-62.
Terjemahan Oleh: Wulandari, Damaring
T. Jakarta:Erlangga, 2008.
82
BIODATA