Hidrosefalus
Oleh:
Ratna Setia Wati
112014115
Pembimbing :
dr. Yudi Yuwono Wiwoho, Sp.BS
PENDAHULUAN
Asetasolamid,
furosemid),
LP
berulang
atau
terapi
operasi
Third
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Anatomi dan Fisiologi
a. Anatomi
Sirkulasi cairan serebro spinal (CSS) terdiri dari pleksus koroideus, ventrikulus,
ruang subaraknoid dan vili araknoidea.5
.Ventrikulus Lateralis
Ventrikulus lateral berjumlah dua buah dan berbentuk huruf C, secara anatomi,
ventrikel ini dibagi menjadi beberapa bagian yaitu bagian kornu anterior, korpus
dan kornu posterior. Corpus dari ventrikulus lateralis menjadi dasar dari septum
pelusida.
Ventrikulus Tertius 5
Ventrikulus tertius berada diantara dua thalami dan dibatasi oleh hypothalamus
di bagian inferior.Bagian anterior dari ventrikulus tertius berhubungan dengan
lamina teminalis dan foramen interventrikularis atau foramen Monroe. Sedangkan
Ventrikulus Quartus5
Ventrikulus quartus terdiri dari tiga bagian, yaitu bagian superior (bagian dari
isthmus rhombensefalon), intermedius (bagian metensefalon) dan inferior (bagain
mielensefalon). Dinding dari ventrikel ini dibatasi oleh sel-sel ependim, berlanjut
ke bawah oleh canalis sentralis dari medulla dan bagian superior oleh aquaduktus
cerebri Sylvii dan melebar ke foramen lateralis/foramen Luschka.
3. Spatium/Ruang Subaraknoid 5
Otak dan medulla spinalis dibungkus oleh menings yang terdiri dari tiga
lapisan.Dari luar ke dalam dimulai dari duramater, araknoid dan piamater. Duramater
merupakan lapisan paling superfisial dan melekat pada calvaria cranii, kemudian
lapisan kedua adalah araknoid.Dan selaput otak (menings) yang langsung melekat
pada girus otak adalah piamater.Antara araknoid dan piamater terdapat spatium
subaraknoid.Spatium subaraknoid diisi oleh CSS dan arteri-arteri utama yang
memperdarahi otak.Pada bagian tertentu spatium subaraknoid melebar dan
membentuk suatu cisterna. Antara medulla dan cerebellum terdapat cisterna magna.
perbedaan tekanan yang rendah granul akan menutup dan aliran retrograde (balik)
dicegah. Total volume CSS pada dewasa lebih kurang 90-150 ml.
Aliran cairan CSS terutama diproduksi pada pleksus koroid di ventrikel lateralis.
Cairan ini mengalir melalui foramina interventrikularis masuk ke ventrikel III, dan
masuk ke ventrikel IV melalui aquaductus. CSS kemudian bersirkulasi melalui
foramen luscha dan magendi menuju ruang subaraknoid dan vili araknoid dari sinus
duramater dan masuk kedalam sinus venosus. Aliran CSS dapat diperlambat atau
dihambat pada setiap struktur, hal ini menyebabkan bendungan CSS dibelakang
(hidrosefalus) dengan tekanan yang meningkat.
1. Hidrosefalus komunikans
Hidrosefalus komunikans terjadi hubungan langsung antara CSS sistem
ventrikulus dan CSS di ruang subaraknoid. Hambatan aliran CSS pada tipe ini
biasanya pada bagian distal dari sistem ventrikulus ini, yaitu pada ruang subaraknoid
(sebagai akibat fibrosis dari infeksi sebelumnya) atau pada granulatio arachnoidea
( sebagai akibat kelainan bentuk struktur ini). Hal ini mengakibatkan akumulasi CSS
dan pembesaran ruang ventrikulus.
2. Hidrosefalus nonkomunikans
Hidrosefalus nonkomunikans terjadi karena CSS pada ruang ventrikulus tidak
bisa mencapai ruang subaraknoid akibat adanya hambatan aliran CSS pada foramen
Monroe, aquaductus cerebri Sylvii atau pada foramen Magendi dan Luschka.
Obstruksi pada foramen Monroe misalnya diakibatkan oleh tumor, menghalangi
aliran CSS dari ventrikulus lateralis ke ventrikulus tertius, mengakibatkan akumulasi
cairan dan pembesaran pada ventrikulus lateralis pada sisi yang mengalami
sumbatan. Obstruksi aquaductus cerebri Sylvii oleh tumor, peradangan atau atresia
kongenital mengakibatkan akumulasi cairan dan pembesaran pada ventrikulus tertius
dan kedua ventrikulus lateralis. Obstruksi pada foramen Magendi dan Luschka oleh
tumor, inflamasi atau atresia Kongenital mengakibatkan akumulasi dan pembesaran
pada ventrikulus quartus, ventrikulus tertius dan kedua ventrikulus lateralis.5,6,7
2.6 Klasifikasi Hidrosefalus 2,5,8
akibat
trauma
kelahiran
menyebabkan
perlekatan
lalu
yang
melalui
akuaduktus
pada
sistem
ventrikel
atau
mempengaruhi penyerapan CSS dalam villi arachnoid. Jika saat itu tidak
mendapat pengobatan, bakteri meningitis dapat menyebabkan kematian dalam
beberapa hari. Tanda-tanda dan gejala meningitis meliputi demam, sakit kepala,
panas tinggi, kehilangan nafsu makan, kaku kuduk. Pada kasus yang ekstrim,
gejala meningitis ditunjukkan dengan muntah dan kejang. Dapat diobati dengan
antibiotik dosis tinggi.
b) Herniasi tentorial akibat tumor supratentorial
c) Hematoma intraventrikuler
Jika cukup berat dapat mempengaruhi ventrikel, mengakibatkan darah
mengalir dalam jaringan otak sekitar dan mengakibatkan perubahan neurologis.
Kemungkinan hidrosefalus berkembang sisebabkan oleh penyumbatan atau
penurunan kemampuan otak untuk menyerap CSS.
d) Tumor (ventrikel, regio vinialis, fosa posterior)
Sebagian besar tumor otak dialami oleh anak-anak pada usia 5-10 tahun.
70% tumor ini terjadi dibagian belakang otak yang disebut fosa posterior. Jenis
10
Perdarahan subarachnoid,
meningitis,
trauma kepala
idiopathic.
11
Pembesaran Kepala. Lingkar kepala berada pada 98 persentil dari umur atau lebih.
Pelebaran vena-vena scalp : scalp menjadi tipis dan berkilau dengan vena-vena
yang mudah dilihat.
Ketegangan fontanela. Fontanela anterior pada bayi yang ditarik lurus dan tidak
menangis mungkin sangat tegang.
b. Anak-anak
Edema papil : jika peningkatan TIK tidak diobati dapat menyebabkan atrofi optik
dan kebutaan
Kepala besar : sutura tertutup namun peningkatan TIK kronik akan menyebabkan
pertumbuhan kepala abnormal.
c. Dewasa
Edema papil : karena peningkatan TIK, bisa menyebabkan atrofi nervus optikus.
d. NPH
Refleks dapat meningkat, dan refleks Babinsky dapat ditemukan pada satu atau
kedua kaki.
Perkusi pada kepala anak memberi sensasi yang khas. Pada hidrosefalus akan
terdengar suara yang sangat mirip dengan suara ketuk pada semangka masak. Pada
anak lebih tua akan terdengar suara kendi retak (cracked-pot). Hal ini
menggambarkan adanya pelebaran sutura.
3. Pemeriksaan Penunjang
a. Foto kepala xray, didapatkan :
Tulang tipis
Disproporsi kraniofasial
Sutura melebar
USG
(a)
(b)
Gambar 2.5 Foto USG kepala fetus pada trimester ketiga. Tampak dilatasi bilateral
dari kedua ventrikel lateralis (gambar a) dan penipisan jaringan otak (gambar b).
f. CT scan kepala
15
(b) hidrosefalus
16
Gambar 2.7 MRI potongan sagital pada hidrosefalus nonkomunikans akibat obstruksi
pada foramen Luschka dan magendie.
Dengan menggunakan MRI pada pasien hidrosefalus, kita dapat melihat
adanya dilatasi ventrikel dan juga dapat menentukan penyebab dari hidrosefalus
tersebut.Jika terdapat tumor atau obstruksi, maka dapat ditentukan lokasi dan
ukuran dari tumor tersebut.Selain itu pada MRI potongan sagital akan terlihat
penipisan dari korpus kalosum.
2.8 Diagnosis Banding 5,7
1. Holoprosencephaly
Holoprosencephaly muncul karena kegagalan proliferasi dari jaringan otak
untuk membentuk dua hemisfer.Salah satu tipe terberat dari holoprosencephaly adalah
bentuk alobaris karena biasa diikuti oleh kelainan wajah, ventrikel lateralis, septum
pelusida dan atrofi nervus optikus. Bentuk lain dari holoprosencephaly adalah
semilobaris holoprosencephaly dimana otak cenderung untuk berproliferasi menjadi
dua hemisfer. Karena terdapat hubungan antara pembentukan wajah dan proliferasi
saraf, maka kelainan pada wajah biasanya ditemukan pada pasien holoprosencephaly.
2. Hydranencephaly
Hydranencephaly muncul karena adanya iskemik pada distribusi arteri karotis
interna setelah struktur utama sudah terbentuk.Oleh karena itu, sebagian besar dari
hemisfer otak digantikan oleh CSS.Adanya falx cerebri membedakan antara
hydranencephaly dengan holoprosencephaly.Jika kejadian ini muncul lebih dini pada
masa kehamilan maka hilangnya jaringan otak juga semakin besar.
17
Biasanya korteks serebri tidak terbentuk, dan diharapkan ukuran kepala kecil
tetapi karena CSS terus di produksi dan tidak diabsorbsi sempurna maka terjadi
peningkatan TIK yang menyebabkan ukuran kepala bertambah dan terjadi ruptur
dari falx serebri
3.
Atrofi Serebri
Secara progresif volume otak akan semakin menurun diikuti dengan dilatasi
ventrikel karena penuaan. Tetapi Atrofididefinisikan sebagai hilangnya sel atau
jaringan, jadi atrofi serebri dapat didefinisikan sebagai hilangnya jaringan otak
(neuron dan sambungan antarneuron). Biasanya disebabkan oleh penyakit-penyakit
degeneratif seperti multiple sklerosis, korea huntington dan Alzheimer. Gejala yang
muncul tergantung pada bagian otak yang mengalami atrofi.Dalam situasi ini,
hilangnya jaringan otak meninggalkan ruang kosong yang dipenuhi secara pasif
dengan CSS.
18
tidak terlihat dari luar. Pengobatan modern atau canggih dilakukan dengan bahan
shunt atau pintasan jenis silicon yang awet, lentur, tidak mudah putus.
b. Terapi medikamentosa
Ditujukan untuk membatasi evolusi hidrosefalus melalui upaya mengurangi
sekresi cairan dari pleksus khoroid atau upayameningkatkan resorpsinya. Dapat
dicoba pada pasien yang tidak gawat, terutama pada pusat-pusat kesehatan dimana
sarana bedah saraf tidak ada. Obat yang sering digunakan adalah:
Asetasolamid
Cara pemberian dan dosis; Per oral 2-3 x 125mg/hari, dosis ini dapat ditingkatkan
sampai maksimal 1.200 mg/hari
Furosemid
Cara pemberian dan dosis; Per oral, 1,2 mg/kgBB 1x/hari atau injeksi iv 0,6
mg/kgBB/hari. Bila tidak ada perubahan setelah satu minggu pasien diprogramkan
untuk operasi.
c. Terapi Operasi
Operasi biasanya langsung dikerjakan pada penderita hidrosefalus. Pada penderita
gawat yang menunggu operasi biasanya diberikan : Mannitol per infus 0,5-2
g/kgBB/hari yang diberikan dalam jangka waktu 10-30 menit.
a) Third Ventrikulostomi/Ventrikel III
Lewat kraniotomi, ventrikel III dibuka melalui daerah khiasma lubang optikum,
dengan bantuan endoskopi. Selanjutnya dibuat sehingga CSS dari ventrikel III
dapat mengalir keluar.
b) Operasi pintas/Shunting
Berdasarkan Kasus tatalaksana sebagai berikut :
1. Infeksi
Dilakukan drain ventrikel eksternal atau omaya drain
- Drain ventrikel eksternal dilakukakan dengan memasang kateter ventrikuler
-
19
20
- Infeksi
- Hematoma subdural
- Obstruksi
- Keadaan CSS yang rendah
- Asites
- Kraniosinostosis
2.10 Komplikasi
Atrofi otak
Herniasi otak yang dapat berakibat kematian.
DAFTAR PUSTAKA
1. Perhimpunan dokter spesialis saraf Indonesia. Hidrosefalus. Dalam : Harsono,
Editor. Buku Ajar Neurologi Klinik. Yogyakarta : Gajah Mada University Press; 2005.
Hal. 209-16.
2. Bergman R, Afifi A. Hydrocephalus. In : Functional Neuroanatomy text and atlas.
2Ed. New York: McGraw-Hill; 2005. p 380-4.
3. Varma R, Williams SD. Wessel HB. Neurology. In : Zitelli BJ, Davis HW,
Editor. Atlas of Pediatric Physical Diagnosis. 5th Ed. New York : Blackwell Science;
2000. p 562-86.
4. Rubin, E. Hydrocephalus. In : Essential Pathology. 3rd Ed. Philadelphia: Lippincott
Williams dan Wilkins; 2001. p 728-9
5. Darsono dan Himpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia dengan UGM.2005.
Buku ajar neurologi klinis. Yogyakarta: UGM Press..
6. Chapman S, Nakielny R. Large Head In Infancy. In :Aids to Radiological Differential
Diagnosis. 4thEd. Pennyslvania: Elsevier Inc.; 2003. p 421-5.
21
7. Hafid A. 2008. Pedoman Dignosis Dan Terapi Bag/SMF Ilmu Bedah Saraf. Rumah
Sakit Umum Dokter Soetomo Surabaya.
8. Bajamal H, Prijambodo B. 2010.Hidrosefalus dalam Buku Ajar Ilmu Bedah de jong.
Jakarta.EGC. p 932
22