Anda di halaman 1dari 6

PEMERINTAH KOTA PASURUAN

DINAS KESEHATAN
UPT PUSKESMAS BUGUL KIDUL
Jalan Truno Joyo Nomor 293 Pasuruan (67129) Jawa Timur
Telepon (0343) 423014 E-mail : bugulkidulpuskesmas@gmail.com

KERANGKA ACUAN
KEBUGARAN JASMANI JEMAAH HAJI
TAHUN 2019

A. PENDAHULUAN
Ibadah haji sebagai rukun Islam ke-5 merupakan kewajiban umat islam
karena Allah SWT dan menurut Surat Al Imran ayat 97 merupakan kewajiban bagi
orang-orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah yaitu mampu dalam
pembiayaan, pengetahuan, kesehatan jasmani dan rohani. Kemampuan jasmani
dan rohani merupakan salah satu syarat kelayakan untuk beribadah haji (istithoah)
berdasarkan hasil pemeriksaan kesehatan sebagai bagian dari penyelenggaraan
ibadah haji. (Departemen Kesehatan RI, Direktorat Jendral Bina Kesehatan
Masyarakat, Direktorat Bina Kesehatan Komunitas, 2009).

B. LATAR BELAKANG
Penyelenggaraan ibadah haji bertujuan untuk memberikan pembinaan,
pelayanan dan perlindungan yang sebaik-baiknya bagi jemaah haji sehingga dapat
menunaikan ibadahnya sesuai dengan ketentuan ajaran agama Islam.
Penyelenggaraan dilakukan melalui sistem dan manajemen yang terpadu agar
pelaksanaan ibadah haji dapat berjalan aman, tertib, lancar dan nyaman sesuai
tuntunan agama serta jemaah haji dapat melaksanakan ibadah haji secara mandiri
sehingga diperoleh haji mabrur. Sesuai dengan Undang-Undang nomor 13 tahun
2008 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji, Menteri Kesehatan bertanggung jawab
dalam melakukan pembinaan dan pelayanan kesehatan ibadah haji baik pada saat
persiapan maupun pelaksaanaan penyelenggaraan ibadah haji. Data perbandingan
jumlah jemaah haji berdasarkan kelompok usia dalam 3 tahun terakhir (tahun 2006
– 2008) adalah : kelompok usia < 50 tahun (50,6% ; 52,3% dan 43%) dan kelompok
usia ≥ 50 tahun (49,4% ; 47,7% dan 57%). (Departemen Kesehatan RI, Direktorat
Jendral Bina Kesehatan Masyarakat, Direktorat Bina Kesehatan Komunitas, 2009)

C. TUJUAN
1. Tujuan Umum:
Meningkatkan kualitas penyelenggaraan pembinaan kebugaran jasmani
bagi jemaah haji di Puskesmas sehingga tercapai jemaah haji Indonesia yang
sehat dan bugar
2. Tujuan Khusus:
a. Terlaksananya peningkatan pengetahuan dan keterampilan petugas
kesehatan di Puskesmas dalam melakukan pelayanan kebugaran jasmani
bagi jemaah haji;
b. Terlaksananya peningkatan kemampuan petugas kesehatan di Puskesmas
dalam menyusun perencanaan kegiatan pembinaan kebugaran jasmani
jemaah haji;
c. Terlaksananya peningkatan kemampuan petugas kesehatan di Puskesmas
dalam penatalaksanaan kebugaran jasmani bagi jemaah haji sehat dan
jemaah haji risti;
d. Terlaksananya peningkatan kemampuan petugas kesehatan dalam
melakukan monitoring dan evaluasi kebugaran jemaah haji di Puskesmas;
e. Terlaksananya peningkatan kemampuan petugas kesehatan untuk
melakukan pemberdayaan jemaah haji dalam meningkatkan kebugaran
jasmaninya.

D. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN


Pemeliharaan kebugaran jasmani bagi Jemaah haji dimaksudkan sebagai
sarana mencapai dan menjamin kondisi kesehatan yang optimal menjelang
keberangkatan sampai kembali ke Tanah Air. Pelaksanaannya dapat secara mandiri
dan kelompok, berkesinambungan sejak di daerah asal, di perjalanan, embarkasi /
debarkasi haji, selama di Arab Saudi dan setelah kembali ke Tanah Air.

 Komponen Kebugaran Jasmani : terdiri dari 2 kelompok yaitu :


1. Kebugaran jasmani yang berhubungan dengan kesehatan (Health related
fitness)
Terdiri dari : daya tahan jantung-paru, daya tahan dan kekuatan
otot,fleksibilitas dan komposisi tubuh.
2. Kebugaran jasmani yang berhubungan dengan ketrampilan (Skill related
fitness)
Terdiri dari komponen kecepatan gerak, kelincahan, keseimbangan, waktu,
kecepatan reaksi, koordinasi dan daya ledak otot. Berdasarkan hal tersebut
diatas, komponen kebugaran jasmani yang pentingbagi
Jemaah haji adalah :
1. Daya tahan jantung-paru (kardiorespirasi)
2. Kekuatan dan daya tahan otot
3. Kelenturan
4. Keseimbangan
5. Daya ledak otot (power)
 Prinsip- Prinsip Latihan Fisik
a. Perlu menerapkan prinsip latihan fisik yang baik, benar, terukur, dan teratur
guna mencegah timbulnya dampak yang tidak diinginkan.
b. Latihan fisik terdiri dari pemanasan, latihan inti dan diakhiri dengan
pendinginan. Pemanasan dan pendinginan berupa peregangan dan relaksasi
otot serta sendi serta dilakukan secara hati-hati dan tidak berlebihan.
c. Frekuensi latihan fisik dilakukan 3-5 x/minggu dengan selang 1 hari istirahat.
d. Latihan fisik dilakukan pada intensitas ringan-sedang dengan denyut nadi : 70
– 80 % x Denyut Nadi Maksimal (DNM) untuk jemaah haji sehat dan 60 – 70
% x Denyut Nadi Maksimal (DNM) untuk jemaah haji risti. DNM = 220 – umur.
e. Latihan fisik dilakukan secara bertahap dan bersifat individual, namun dapat
dilakukan secara mandiri dan berkelompok
f. Latihan fisik bagi jemaah haji risti dilakukan dibawah pengawasan tenaga
kesehatan yang terlatih dalam kesehatan olahraga
 Persiapan latihan :
1. Sebaiknya memakai pakaian olahraga yang terbuat dari katun (dapat
menyerap keringat) dan tidak ketat agar pergerakan tidak terganggu (seperti
kaos, training pack).
2. Sebaiknya menggunakan sepatu olahraga yang cukup nyaman (sol lunak dan
elastis).
3. Pola hidangan yang dianjurkan menjelang latihan fisik:
• Tidak mengganggu kebiasaan pola makan sehari-hari;
• Sebaiknya makan dan minum dengan:
- hidangan lengkap 3-4 jam sebelum latihan sore hari;
- makanan kecil/ringan seperti biskuit atau roti 2-3 jam sebelum
melakukan latihan fisik;
- makan cair misalnya bubur, jus buah 1-2 jam sebelum melakukan
latihan fisik;
- 15-30 menit sebelum, selama dan setelah melakukan latihan dianjurkan
minum air saja.
 Jenis latihan yang tidak dianjurkan :
Latihan yang bersifat :
1. lebih lama dari 60 menit
2. menahan nafas;
3. memantul dan melompat;
4. latihan beban dengan beban dari luar
5. mengganggu keseimbangan (berdiri di atas 1 kaki tanpa berpegangan atau
tempat latihan tidak rata dan licin);
6. hiperekstensi leher (menengadahkan kepala ke belakang);
7. kompetitif atau dipertandingkan;
E. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN
Petugas menyiapkan formulir PAR-Q & You (Physical Activity Readiness –
Questionnaire & You) dengan menanyakan identitas Jemaah haji seperti : nama,
jenis kelamin, umur, alamat dan jenis pekerjaan .
Menanyakan ke 7 butir pertanyaan yang terdapat dalam formulir
Par-Q & You dengan jawaban yang sebenarnya. Yaitu :
 Terdapat satu atau lebih jawaban Ya, maka Jemaah haji dikonsultasikan untuk
dilakukan pemeriksaan lebih lanjut oleh dokter. Pemeriksaan dilakukan untuk
menentukan layak atau tidak dilakukan pengukuran kebugaran jasmani
berdasarkan ada tidaknya kontra indikasi .
 Jika tidak layak, maka jemaah haji perlu mendapatkan penatalaksanaan
pengobatan yang sesuai dengan penyakitnya atau bila perlu merujuknya .
 Pengobatan dilakukan sampai Jemaah haji layak untuk dilakukan pengukuran
kebugaran jasmani.
 Bagi Jemaah haji usia > 40 tahun yang menjawab tidak dalam semua
pertanyaan Par-Q & You atau layak setelah dilakukan pemeriksaan kesehatan,
maka dilakukan skrining EKG istirahat.
 Jika pada skrining EKG istirahat ditemukan kelainan (tidak layak) maka Jemaah
haji diobati atau dirujuk dulu.
 Jika pada skrining EKG istirahat tidak ditemukan kelainan (layak) dilanjutkan
dengan pengukuran kebugaran jasmani sesuai dengan syarat-syarat
pengukuran.
 Jika pada EKG pembebanan selama pengukuran kebugaran jasmani ditemukan
kelainan maka peserta dirujuk.
1. Pernahkah anda mendengar dokter yang mengatakan bahwa anda
menderita suatu kelainan jantung ?
2. Apakah anda seringkali mengalami nyeri dada atau nyeri di jantung anda ?
3. Seringkah anda merasa akan pingsan atau mengeluh rasa pusing kepala
yang agak parah ?
4. Pernahkah dokter memberitahukan kepada anda bahwa tekanan darah anda
terlalu tinggi ?
5. Pernahkah dokter memberitahu kepada anda bahwa anda mengidap suatu
masalah persendian atau tulang ?
6. Apakah anda membawa serta obat-obat berdasarkan resep, seperti obat
untuk kelainan jantung, tekanan darah tinggi , diabetes ?
7. Apakah terdapat suatu alasan fisik yang belum disebutkan diatas bahwa
anda seharusnya tidak boleh mengikuti suatu program aktivitas fisik ?
 Hasil dari pengukuran kebugaran jasmani didapatkan tingkat kebugaran
jasmaninya.
 Pemilihan program olahraga disesuaikan dengan Jemaah haji sehat dan Jemaah
haji resiko tinggi
 Pemantauan harus selalu dilakukan saat berolahraga maupun selama
melaksanakan program olahraga, seperti adanya keluhan, cedera, dll.
 Evaluasi program dilakukan setelah program olahraga berlangsung selama 6
bulan,
dengan melakukan pemeriksaan tingkat kebugaran kembali.
** Waktu Pelaksanaan Kegiatan
Dilaksanakan pada pagi hari jam 05,30 sampai selesai
** Tempat Pelaksanaan
Dilaksanakan di Stadion Olah Raga Untung Suropati Kota Pasuruan
** Metode Yang Digunakan
Test jalan cara Rockport 1.6 km, peserta lansia jalan cepat selama 6 menit
secara konstan

F. SASARAN
Seluruh Calon Jemaah Haji di wilayah Puskesmas Bugul Kidul yang akan
berangkat pada tahun 2019

G. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN


Jadwal Test Kebugaran CJH I : tgl 15 februari 2019

H. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN


Tingkat kebugaran menurut jenis kelamin dan kelompok umur laki-laki dan
perempuan rata rata penilaiannya cukup,begitu juga yang lansia dan beresiko
hasilnya cukup.

I. PENCATATAN DAN PELAPORAN ,DAN EVALUASI KEGIATAN


Setelah selesai dilakukan tes kebugaran peserta CJH langsung dievaluasi
dan dilaporkan ke Dinas Kesehatan TK II untuk direkap dan dilaporkan ke Tingkat
Provinsi Jawa Timur.

Mengetahui
Kepala UPT Puskesmas Bugul Kidul

drg. LANNY ARYANI


NIP. 19681013 199312 2 001

Anda mungkin juga menyukai