Kebugaran jasmani adalah kesanggupan dan kemampuan untuk melakukan kerja atau
aktivitas, mempertinggi daya kerja dengan tanpa mengalami kelelahan yang berarti atau
berlebihan. Kebugaran jasmani adalah kondisi jasmani yang berkaitan dengan
kemampuan dan kesanggupan dalam melaksanakan pekerjaan secara optimal dan
efisien.
Disadari atau tidak, sebenarnya kebugaran jasmani ini merupakan salah satu kebutuhan
manusia karena kebugaran jasmani bersenyawa dengan tubuh manusia. Untuk
mengembangkan dan memelihara kebugaran jasmani dapat dilakukan dengan cara
latihan jasmani.
Sesuai bagian tubuh artinya sebagai kemampuan tubuh untuk menyesuaikan diri atau
mengadaptasi diri terhadap kerja, sehingga tidak lekas lelah dan dapat tetap giat
melaksanakan tugasnya masing-masing. Kerja tau latihan pada hakikatnya merupakan
peningkatan dari proses-proses faal biokimia sebagai jawaban terhadap meningkatnya
tuntutan yang harus diberikan pada organ-organ tubuh dan seluruh sistem tubuh
manusia.
Sehat dari faal adalah keadaan organ-organ tubuh dalam hubungannya dengan derajat
formal proses-proses dari faali. Kebugaran jasmani mempunyai fungsi yang sangat
penting bagi kehidupan seseorang dalam melakukan kegiatan sehari-hari. Kebugaran
jasmani mempunyai peran yang sangat penting dalam meningkatkan kemampuan kerja
bagi siapa pun untuk bisa menjalankan rutinitas dan tugas-tugasnya secara optimal dan
mendapatkan hasil yang baik.
Unsur-unsur di atas dapat dilatih dengan berbagai bentuk, di antaranya adalah interval
training, circuit training, aerobik, jogging, dan kalestenik.
Prinsip-prinsip Latihan Kebugaran Jasmani
Setiap individu memerlukan kesegaran jasmani yang cukup untuk dapat melaksanakan
rutinitasnya agar lebih efektif dan efisien tanpa mengalami kendala dan masalah
kelelahan yang berarti. Tidak menimbulkan kelelahan yang berarti maksudnya adalah
setelah seseorang melakukan suatu kegiatan atau aktivitas, masih mempunyai cukup
semangat dan tenaga untuk menikmati waktu senggangnya dan untuk keperluan-
keperluan lainnya yang mendadak.
Latihan yang baik dan berhasil adalah yang dilakukan secara teratur, seksama,
sistematis, serta berkesinambungan, dengan pembebanan latihan (training load) yang
selalu meningkat dan bertahap setiap tahunnya. Latihan dilakukan secara insidential
atau dilakukan beberapa bulan menjelang pertandingan saja tidak ada artinya sama
sekali. Hal tersebut dapat merusak perkembangan atlet di kemudian hari.
Latihan adalah proses yang sistematis yang harus menganut prinsip-prinsip latihan
tertentu sehingga organisasi dan mekanisme neuro-physiological atlet akan bertambah
baik. Program latihan harus disusun berdasarkan prinsip-prinsip sebagai berikut:
1. Prinsip Overload
Prinsip latihan overload adalah suatu prinsip latihan dengan pembebanan dalam latihan
harus meebihi ambang rangsangan terhadap fungsi fisiologi yang dilatih. Dalam
melakukan latihan, porsi latihan harus bervariasi, hari-hari latihan berat dan harus
diselingi pula dengan hari-hari latihan ringan.
2. Prinsip Konsistensi
Konsistensi adalah kemauan untuk melakukan latihan dalam waktu yang cukup lama.
Untuk mencapai kondisi fisik yang baik diperlukan latihan setidak-tidaknya tiga kali
seminggu. latihan sekali seminggu tidak akan meningkatkan kualitas fisik, sedangkan
latihan dua kali per minggu hanya menghasilkan peningkatan kecil. Sebaliknya, latihan
5 – 6 kali per minggu tidak disarankan karena dapat mengakibatkan kerusakan fungsi
organ-organ tubuh.
3. Prinsip Spesifikasi
Latihan yang spesifik akan meningkatkan efek biologis dan menimbulkan adaptasi atau
penyesuaian dalam tubuh. Konsep spesifikasi diperkuat dengan fakta-fakta biomekanik
dan tiap-tiap bentuk atau tipe latihan mempunyai sumber energi dan kebutuhan oksigen
yang berbeda-beda. Yang menentukan spesifikasi adalah; (1) macam atau bentuk
latihan, (2) ukuran atau pertimbangan yang berbeda-beda, dan (3) waktu latihan.
4. Prinsip Progresif
Latihan secara progresif adalah suatu latihan pembebanan yang diberikan pada
seorang atlet harus ditingkatkan secara berangsur-angsur disesuaikan kemajuan dan
kemampuan atlet. Beban latihan yang ditingkatkan dalam waktu singkat malah
bisa mempersulit proses adaptasi fisiologis dan dapat menyebabkan
terjadinya kerusakan fisik.
5. Prinsip Individualitas
Sebenarnya tidak ada program latihan yang langsung cocol bagi semua atlet. Tiap-tiap
latihan harus dibuat yang cicik bagi individu karena tidak ada dua orang yang persis
sama. Untuk memberi hasil yang optimal dalam prinsip individual, perlu diperhatikan: (1)
respon terhadap latihan, (2) pembebanan latihan, dan (3) kemampuan penyesuaian diri.
7. Prinsip Periodisasi
Periodisasi adalah program jangka pendek dengan berjangka dan bertahap (periode).
Jangka waktu program jangka pendek harus dibuat bertahap sepanjang tahun. Bentuk-
bentuk latihan dan komponen-komponen yang diberikan dalam latihan harus menurut
tingkat dan jenjang yang bertahap (periode) dalam program latihan.
8. Prinsip Kestabilan
Pada saat awal tahun secara teratur dalam organisasi prestasi, prestasi dapat
meningkat cepat. Namun, setelah mencapai tingkatan prestasi tertentu, terasa bahwa
prestasi sulit meningkat lagi.
Suatu latihan yang dimaksud untuk meningkatkan kemampuan jasmani, harus dilakukan
menurut aturan dan cara tertentu. Hal ini berkaitan pula dengan jenis kegiatan jasmani
yang terbagi dalam beberapa jenis, yaitu jenis kegiatan yang bersifat aerobik (dengan
O2), anaerobik (tanpa menggunakan O2), dan yang tergantung pada keterampilan
(skill).
Masing-masing kegiatan jasmani tersebut diperlukan unsur latihan fisik yang teratur dan
rutin dan sesuai aturan yang berlaku. Dalam rangka pembuatan program latihan fisik,
perlu diperhatikan beberapa aturan yang meliputi tipe latihan, intensitas latihan,
frekuensi dan keseimbangan.
1. Terbangun kekuatan dan daya tahan otot, seperti; kekuatan tulang dan
persendian, selain mendukung penampilan baik dalam olahraga maupun
kegiatan non olahraga.
2. Meningkatkan daya tahan aerobik
3. Meningkatkan fleksibilitas
4. Membakar kalori agar badan terhindar dari kegemukan
5. Mengurangi stres
6. Meningkatkan rasa bahagia.