Anda di halaman 1dari 2

Asalamuaikum warohmatullahiwabarakatuh

Perkenalkan nama saya ….. saya kelas …. SD Negeri Muktiharjo Lor.


Kali ini saya akan menceritakan sebua cerpen tentang BELAJAR BISA KITA
LAKUKAN SEPANJANG HAYAT TANPA MENGENAL USIA DAN WAKTU

Lu Pikun adalah seorang raja, dia adalah raja yang pintar dan adil. Ketika dia berusia 70
tahun, dia masih berkeinginan belajar lebih banyak lagi, untuk menambah
pengetahuannya. Lu Pikun merasa pengetahuan yang dimilikinya masih sangat minim.
Tetapi seorang yang berumur 70 tahun ingin belajar lagi, kesulitannya semakin banyak,
Lu Pikun merasa tidak percaya diri, dia lalu pergi meminta nasehat kepada seorang
menterinya yang pintar. Menterinya ini adalah seorang tua yang buta, tetapi dia adalah
seorang cendekiawan, walaupun matanya buta, tetapi hati sanubarinya sangat terang.
Lu pikun : Coba engkau lihat, saya sudah berumur 70 tahun, sudah cukup tua,
tetapi saya masih sangat ingin belajar lebih banyak ilmu, supaya dapat
menambah lebih banyak pengetahuan, tetapi selalu merasa kurang
percaya diri, selalu merasa sudah terlambat?
Menteri ini menjawab,
Menteri :Paduka merasa terlambat? Lalu kenapa tidak menyalakan lilin?
Lu Pikun : Saya berbicara serius denganmu, kenapa engkau bercanda? Mana ada
seorang menteri yang mempermainkan rajanya?
Mendengar perkataan rajanya, menteri ini merasa gembira lalu berkata,
Menteri : Paduka, engkau salah paham,saya adalah seorang menteri tua
yang buta, mana berani mempermainkan Paduka? Mengenai hal belajar
lagi saya juga berkata serius kepada Paduka.
Lu Pikun dengan bingung berkata,
Lu pikun : Saya tidak mengerti apa maksudmu?
Menteri : Menurut yang saya pelajari, ketika manusia pada masa kecil
mempunyai keinginan belajar, bagaikan mendapat sinar mentari pagi
yang sangat lembut, sinar mentari makin lama makin terang, waktu
bersinarnya juga sangat panjang. Ketika manusia pada masa remaja
mempunyai keinginan untuk belajar, bagaikan mendapat sinar mentari
disiang hari, walaupun sinar mentari di siang hari sudah menyinari
setengah hari, tetapi sinarnya sangat terik, waktunya bersinar juga
masih panjang. Sedangkan manusia pada masa tuanya mempunyai
keinginan untuk belajar, walaupun matahari sudah tenggelam, tidak
ada sinar terang lagi, tetapi masih bisa meminjam cahaya lilin untuk
menerangi, walaupun cahaya lilin tidak begitu terang, tetapi dengan
sedikit cahaya ini lebih bagus daripada meraba-raba ditempat yang
gelap.
Lu Pikun segera tersadarkan, dengan gembira dia berkata,
Lu pikun :”Perkataanmu sangat benar, Memang harus demikian!
Sekarang saya merasa percaya diri lagi.
Jika tidak ingin belajar, walaupun membuka mata dengan lebar disiang bolong, sepasang
mata ini akan kehilangan, sangat gelap; Dengan terus belajar, tidak peduli muda maupun
tua, lebih banyak pengetahuan sanubari akan semakin terang, dengan demikian dapat
dengan tidak membabi buta mengambil keputusan dalam menghadapi masalah sehingga
hidup ini tidak menjadi sia-sia. 
Amanat dari cerpen ini adalah selama mata masih terbuka kita masih bisa belajar apa
yang ingin kita ketahui. Belajar itu tidak hanya dibangku sekolah saja, melainkan belajar
itu bisa dilaukan dimana saja, kapan saja, dan sepanjang hayat kita.
Cukup sekian cerita dari saya, terimaksih wasalamualaikum warohmatuallahi
wabarokatuh

Anda mungkin juga menyukai