Anda di halaman 1dari 3

KASUS 3

Seorang wanita berusia 55 tahun berasal dari Balem, Brazil, tanpa disertai penyakit kronis,

memiliki gejala demam, sakit kepala, dan hidung tersumbat. Melakukan isolasi di rumah dan

direkomendasikan konsumsi Acetaminomphen 200 mg setiap 6 jam sekali untuk meredakan

gejalanya. Selama waktu karantina, pasien menyadari adanya pembesaran pada lidahnya dalam

kurun waktu 2 hari. Pemeriksaan klinis mengungkapkan adanya lesi bula dengan diameter 8 mm

dengan konsistensi lunak pada sisi kanan lidah dan tanpa disertai tanda oral atau dermatologis

lainnya. (Gambar 1C) Dengan demikian, pertimbangan klinis lesi seperti lesi angina bulosa

hemoragik/angina bullosa hemorrhagic-like lesion yang tampak dikaitkan dengan COVID-19

dan waktu 5 hari lesi tampak signifikan berkurang.

1C. Bula bewarna keuunguan berdiameter 8 mm dengan konsistensi lesi lunak pada sisi kanan

lidahnya.

KASUS 4

Seorang pria berusia 42 tahun berasal dari Kota Meksiko, Meksiko memiliki gejala terkait

myalgia, dysgeusia, sakit kepala, demam, dan gejala sensasi mulut terbakar. Pemeriksaan klinis
menunjukkan pada rongga mulutnya terdapat lesi macula diameter 3-4 mm multipel kemerahan

dan tidak beraturan pada palatum kerasnya dengan konsistensi indurasi serta dianggap mucositis

nonspesifik. (Gambar 1D)

1D. Lesi makula multipel kemerahan dengan diameter 3-4mm dengan konsistensi indurasi pada

palatum durum.

Gejala sistemik dilakukan tatalaksana pemberian Acetaminophen 1.5g.24 jam selama 5 hari, dan

direkomendasikan penggunaan Clorhexidine 0.12%. disebabkan karena pasien bergejala, maka

dilakukan tes infeksi SARS-CoV-2 yaitu PCR dan terkonfirmasi positif setelah 5 hari. Lesi oral

bertahan setelah 14 hari kontrol gejala sistemik. Dilakukan biopsy inisisi pada lesi, dan

penggunaan pewarnaan Hematoxycilli-Eosin (HE), menyatakan adanya epitel berlapis

parakeratin squamosa/squamous parakeratynized stratified epithelium dengan paranuclear dan

sitoplasma di lapisan spinosus (Gambar 2A), terdapat perdarahan yang jelas dan kongesti

vascular dengan pembentukan thrombus fokal di stroma dengan ekstravasasi eritrosit yang

menonjol dan sel inflamasi kronis. (Gambar 2B dan C) Karena penampilan sinkronis dari gejala

oral dan sistemik serta tidak adanya faktor etiologi lokal dan sekunder pada rongga mulut, pasien

terdiagnosis dengan mucosal nonspecific localized vasculitis dan thrombosis yang dikaitkan

dengan COVID-19. Topikal Mometasone furoate 0.1% dalam sediaan larutan setelah oral
hygine dan obat kumur chlorhexidine 0.12% diberikan sebagai intervensi atau perawatan paliatif.

Gejala sensasi mulut terbakar/the burning mouth symptom dan lesi macula kemerahan sembuh

setelah dilakukan 7 hari perawatan.

Gambar 2. Temuan histologis dengan pewarnaan HE pada biopsi mukosa palatum durum (Kasus

4). (A) Squamous Stratified Epithelium disertai vakuolisasi keratinosit paranuclear secara fokal

di lapisan spinous (H&E x400). (B) Jaringan subepitel dengan kongesti vascular yang jelas,

perdarahan, dan ekstasia pembuluh limfatik bercampur dengan fibrin dan debris seluler (H&E).

(C) Infiltrat inflamasi limfositik yang menonjol di lamina propiar sehubungan dengan kapiler

(H&E x400)

Anda mungkin juga menyukai