Rakesh, V. Shwetha
ABSTRAK
Leukoplakia oral (OL) dianggap sebagai gangguan potensial ganas (PMD) paling
umum yang mempengaruhi mukosa rongga mulut. Dengan berjalannya waktu, definisi OL
terus berkembang. Leukoplakia biasanya muncul setelah dekade keempat kehidupan dan
merupakan salah satu PMD oral paling umum yang memengaruhi rongga mulut. Berdasarkan
fitur makroskopik OL, dapat diklasifikasikan menjadi dua subtipe: homogen dan non-
homogen.
PENDAHULUAN
Salah satu oral yang paling umum berpotensi keganasan (PMDs) yang mempengaruhi
rongga mulut adalah oral leukoplakia (OL). Dalam konferensi internasional pertama OL
(1984) di Malmo, Swedia, Oral Leukoplakia didefinisikan sebagai "bercak putih atau plak
yang tidak dapat dikarakteristikkan secara klinis atau patologis seperti penyakit lainnya dan
tidak terkait dengan agen penyebab fisik atau kimia, kecuali penggunaan tembakau." Pada
tahun 1997, WHO mendefinisikan leukoplakia sebagai lesi yang didominasi putih pada
mukosa mulut, leukoplakia tidak dapat dikarakteristikkan sebagai lesi lain yang dapat
didefinisikan. van der Waal pada 2007 [1] mengemukakan definisi baru leukoplakia termasuk
konfirmasi histologis, tetapi ini belum disetujui oleh WHO, “Lesi yang dominan putih atau
tanda perilaku yang meragukan terkecuali,secara klinis dan histopatologis, kelainan plak
putih yang dapat di definisikan . [1] ”Konsumsi alkohol bersama dengan produk tembakau
lainnya memiliki efek sinergis dan dianggap sebagai faktor penyebab oral leukoplakia . Rata-
rata, tingkat transformasi maligna OL diperkirakan 1,36%. [2] Laporan kasus ini menekankan
aspek pengobatan OL dan untuk secara lebih dalam mencegah perkembangan ganasnya.
LAPORAN KASUS
Seorang laki-laki berusia 49 tahun dating ke departemen penyakit mulut dan radiologi
dengan keluhan utama adanya daerah berwarna keputih-putihan pada pipi bagian dalam
kanan sejak 6 bulan yang lalu. Dari riwayat pasien memiliki kebiasaan merokok sejak 7 tahun
yang lalu, 5 batang rokok per hari. Pada pemeriksaan ektraoral tidak ditemukan kelainan.
Lesi intraoral berupa plak berwarna keputih-putihan, bentuk irregular, pada mukosa bukal
kanan pada garis oklusi, diameter sekitar 1 cm x 2 cm (Gambar 1). Lesi meluas ke anterior
superior 3 cm dari vestibulum bukal atas, dan ke inferior 4 cm dari vestibulum bukal bawah.
Lesi memiliki batas yang jelas dan tegas. Lesi yang sama juga ditemukan pada mukosa bukal
kiri dengan ukuran 1.5 cm x 1.5 cm (Gambar 2). Lesi meluas ke anterior sampai ke 1 cm dari
komisura bibir, meluas ke posterior 4.5 cm dari regio trigonum retromolar. Ke arah superior
lesi meluas sampai ke 2.5 cm dibawah vestibulum bukal atas dan ke inferior berjarak 4 cm
dari vestibulum bukal bawah. Lesi memiliki batas yang jelas dan tegas. Permukaan lesi
memiliki tampilan yang kasar dan berkerut seperti cracked mud. Mukosa disekitarnya
kedua lesi, temuan klinis dikonfirmasi ukuran, bentuk, dan perluasaannya. Lesi tidak dapat
discrap dan tidak lunak. Lesi tersebut meninggi sekitar 0.5 mm dari permukaan. Tidak
terdapat perdarahan pada daerah lesi. Berdasarkan pemeriksaan klinis, diagnosis sementara
dari keadaan tersebut adalah leukoplakia homogen bilateral. Diagnosis banding yaitu
frictional keratosis dan lichen planus tipe plak. Pasien disarankan untuk melakukan
pemeriksaan hematologi rutin dan hasilnya normal diikuti dengan pewarnaan toluidine blue
pada lesi dan diketahui terdapat area retentif pada lesi (Gambar 3). Pasien diberikan
konseling dan motivasi terhadap kebiasaan merokoknya. Biopsi eksisi dilakukan pada ke dua
leukoplakia oral. Diagnosis akhir yaitu leukoplakia oral ditentukan berdasarkan riwayat
pasien, pemeriksaan klinis, dan hasil pemeriksaan histopatologi. Pasien datang kembali 1
minggu kemudian untuk melepas jahitan dan follow-up. Terdapat penyembuhan pada area
Gambar 3 Pewarnaan toluidine blue menunjukan adanya area retentif pada lesi
Gambar 4 Penyembuhan area yang di biopsi
DISKUSI
Etiologi
Merokok terbukti menjadi faktor penyebab yang dominan dalam oral leukoplakia.
berkepanjangan, kandidiasis, HPV ( jenis 16 dan 18), virus Epstein-Barr, virus herpes
simpleks, virus HIV, dan juga kurangnya konsentrasi serum β – karoten dan vitamin A.
Manifestasi Klinis
dua subtipe: Homogen dan Non-homogen. Dalam kasus ini, lesi secara klinis terlihat seperti
plak putih dengan permukaan tekstur keriput, yang biasanya mencirikan leukoplakia tipe
homogen.
Histopatologi
hyperkeratosis, akantosis, atrofi, dan dapat menunjukkan berbagai macam gejala derajat
displasia epitel. Perubahan histologis bisa disadari ketika adanya tanda-tanda displasia.
Mungkin diikuti oleh hilangnya integritas susunan sel epitel temuan ini membedakan oral
leukoplakia menjadi displastik dan lesi non-displastik. Risiko transformasi keganasan lebih
tinggi menjadi kanker mulut telah dikaitkan dengan adanya displasia pada pemeriksaan
histologis.
Penatalaksanaan
terlihat pada epitel. Berbagai penelitian telah melaporkan bahwa semua lesi OL harus diobati
terlepas dari ada tidaknya perubahan displasia. Berbagai modalitas pengobatan telah
konservatif, khususnya pada pasien yang mengenai area mukosa mulut yang lebih luas, atau
pada pasien yang secara medis terganggu terhadap risiko tinggi bedah. Konsumsi karotenoid
fotodinamik telah menunjukkan regresi lesi yang signifikan, tetapi uji coba terkontrol secara
acak untuk tatalaksana non-bedah belum menunjukkan banyak bukti dalam mencegah
transformasi keganasan dan kekambuhan. [3] Pendekatan secara bedah meliputi pembedahan
memerlukan eksisi lesi. Dapat disertai dengan atau tanpa penempatan cangkok kulit (skin
graft)atau bahan pembalut lainnya. Metodi ini seringkali tidak dilakukan pada lesi yang
menyebar luas atau pada lokasi anatomi yang kompleks. Morbiditas yang terkait operasi juga
kurang tepat untuk lesi yang ekstensif. Kerusakan terkait operasi juga membuatnya kurang
Keganasan
pada OL. [6] Investigasi multivariat telah mengusulkan bahwa jenis lesi, usia, area yang
terkena, dan displasia dianggap sebagai faktor risiko yang independen. [3,5]
Penampilan
Lesi merah dan putih yang bervariasi, seperti yang terlihat pada leukoplakia
keganasan.
Situs dan usia merupakan indikator prediktif untuk terjadinya transformasi keganasan.
• Telah dilaporkan bahwa lesi yang mempengaruhi lidah atau dasar mulut memiliki
• Pasien berusia > 60 tahun dengan lokasi lesi pada batas lateral lidah atau pada
permukaan ventral dan pasien dengan tipe nonhomogen secara makroskopik dengan
keganasan.
Displasia
Dysplasia epitel telah dipandang menonjol sebagi indikator paling vital pada potensi
keganasan. OL displastik telah dinyakatan memberikan dampak 5 kali lebih serius terhadap
bergatung pada dominasi leukoplakia pada populasi tertentu. Selama bertahun – tahun telah
penting pada transformasi keganasan leukoplakia dan eritroplakia. Multivariat analisis yang
dilakukan pada studi kasus kontrol menunjukkan bahwa kandungan DNA anomaly
merupakan indicator yang signifikan pada perkembangan menjadi keganasan dengan hazard
ratio (HR) 3,3 (interval kepercayaan 95% : 1,5 – 7,4). Bremmer et al, melakukan sebuah
peneitian yang menunjukkan DNA aneuploidi berhubungan dengan progresi kanker (HR: 3.7,
54% sensitifitas dan 60% spesifitas). Pada penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa lesi
DNA aneuploidi memiliki risiko yang lebih tinggi bertransformasi menjadi keganasan
dibandingkan lesi DNA diploid. Beberapa biomarker telah dilaporkan bahwa predictor
kombinasi skor biomarker polisomi kromosom p53, dan kehilangan heterozigositas. Peristiwa
yang terjadi pada tingkat molekul untuk menginduksi transformasi lesi premaglinant menjadi
karsinoma belum diketahui. Ekspresi berlebih atau kurang dari suatu biomarker dianggap
memiliki nilai prediksi yang signifikan pada pemeriksaan standard histologi. Pemeriksaan
sitologi oral telah terbukti efisien sebagi pemeriksaan lesi displastik, tetapi variabillitas yang
tinggi dalam hasil sebagai false positif dan false negative menjadi batasannya. Tingkat
prevalensi OL diperkirakan 1,4 – 22% dan ditemukan 6 kali lebih tinggi pada perokok
dibandingkan bukan perokok. Identifikasi dan manajemen awal lesi diperlukan karena lesi
Referensi
1. Pavan KT, Kar A, Sujatha SR, Yashodha BKD, Rakesh N, Shwetha V. Bilateral oral
leukoplakia: A case report and review on its potential for malignant transformation. Int