Remaja
KARYA ILMIAH
Disusun oleh
Amira Tanaya Dyanira
Aufiya Ilhamal Hafizh
Fasya Fransisca
Ievy Zharfani Desyanouva
Saskia Zahrani Nugroho
XI-8 IPS
2
ABSTRACT
3
KATA PENGANTAR
Salam sejahtera untuk kita semua. Puji dan syukur senantiasa kita panjatkan ke
hadirat Allah Subhanahu wa Ta'ala, karena atas kehendak-Nya lah kita masih
diberi nikmat sehat wal afiat untuk bisa bersama-sama menyelesaikan karya
ilmiah Bahasa Indonesia ini. Shalawat serta salam semoga tercurahkan kepada
Habiba wa Nabiyya Ba'da, Muhammad SAW.
Pertama-tama, kami ucapkan terima kasih kepada Ibu Regina selaku guru Bahasa
Indonesia yang telah membimbing serta mengarahkan kami dengan penuh
kesabaran. Selanjutnya kami ucapkan terima kasih juga kepada teman-teman satu
kelompok yang telah bersusah payah mengorbankan waktu dan menuangkan
pemikirannya serta telah mendukung kami dalam menyelesaikan karya ilmiah ini.
Dan tak lupa kami ucapkan terima kasih kepada Bapak Asep selaku kepala
sekolah serta Ibu Hana Rizki sebagai penguji. Karena tanpa teman-teman dan ibu-
bapak kami tidak dapat menyelesaikan penulisan karya ilmiah ini.
Akhir kata, kami mohon maaf yang sebesar-besarnya apabila ada kesalahan
maupun kekurangan dalam pembuatan karya ilmiah ini. Wabillahi taufiq
walhidayah,
Penyusun
Kelompok Karya Ilmiah XI-8
4
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN I
ABSTRAK II
ABSTRACT III
KATA PENGANTAR IV
DAFTAR ISI V
BAB I: PENDAHULUAN 6
A. Latar Belakang 6
B. Identifikasi Masalah 7
C. Pembatasan Masalah 7
D. Rumusan Masalah 7
E. Tujuan Penelitian 7
F. Manfaat 8
BAB II: LANDASAN TEORI 9
A. Media Sosial 9
B. Remaja 13
C. Sifat Asosial dan Penyebabnya 16
BAB III: PEMBAHASAN 17
A. Rumusan Masalah 17
B. Penyebab Remaja Ketergantungan Media Sosial 18
C. Pengaruh Media Sosial Bagi Remaja 19
D. Dampak Positif dan Negatif Media Sosial 19
E. Cara Mengatasi Ketergantungan Terhadap Media Sosial 20
F. Cara Agar para Remaja Kembali Berinteraksi Secara Langsung dengan Dunia Sekitar
20
G. Mengatasi sifat asosial 20
BAB IV: METODE PENELITIAN 22
A. Jenis Penelitian 22
B. Waktu dan Tempat Penelitian 22
C. Instrumen penelitian 22
BAB V: PENUTUP 23
A. Kesimpulan 23
B. Saran 23
C. Penutup 23
DAFTAR PUSTAKA 24
LAMPIRAN 25
A. Hasil Wawancara 25
BIODATA PENULIS 29
5
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Di era globalisasi, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin
canggih. Selain itu, penyebaran informasi serta akses telekomunikasi dan
transportasi semakin cepat dan mudah. Internet merupakan salah satu hasil dari
kecanggihan dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi buatan manusia.
Fungsi internet bermacam-macam, dan salah satunya adalah sebagai tempat
komunitas media sosial dunia maya. Media sosial merupakan suatu layanan dari
sebuah cakupan sistem software internet yang memungkinkan penggunanya dapat
berinteraksi dan berbagi data dengan pengguna lain dalam skala besar. Situs
media sosial di internet bermacam-macam jenis dan bentuknya, namun yang
paling dikenal dan banyak digunakan remaja masa kini adalah Facebook (FB),
Twitter, Instagram (IG), Path, dan Tumblr.
Dengan situs-situs tersebut, kita dapat memperluas pertemanan secara
kekerabatan maupun dengan masyarakat luas, bukan hanya dalam ruang lingkup
lingkungan tempat tinggal saja, tetapi dari berbagai macam kalangan lingkungan
maupun status sosial. Kita juga bisa dengan mudah bergaul tanpa ada batasan
ruang dan waktu. Hal tersebut menjadi suatu kewajiban bagi remaja untuk
memilikinya. Media sosial bagi para remaja merupakan hal penting, tidak hanya
sebagai tempat memperoleh informasi yang menarik tetapi juga sudah menjadi
lifestyle atau gaya hidup. Banyak pelajar yang tidak ingin dianggap ketinggalan
zaman karena tidak memiliki akun media sosial. Media sosial bagi para pelajar
biasanya digunakan untuk mengekspresikan diri kepada banyak orang terutama
teman-teman. Selain itu, media sosial juga bisa dijadikan sebagai tempat untuk
menghasilkan uang.
Kini sosial media sudah menjadi faktor penting interaksi bagi manusia.
Namun dengan adanya media sosial ini, menjadikan seseorang terlalu terbuka
akan dirinnya dihadapan orang lain ataupun dengan orang yang belum dikenalnya,
khususnya para kaum remaja. Ditambah lagi dengan munculnya smartphone yang
menyediakan kebebasan bersosial media dan provider yang menyediakan
murahnya layan sosial media. Hal ini jelas mengakibatkan remaja melupakan akan
batasan-batasan pergaulan yang seharusnya mereka ketahui. Besarnya dampak
media sosial tidak hanya memberikan dampak postif tetapi juga memberikan
dampak negatif kepada manusia terutama bagi interaksi sesama manusia yang saat
ini telah dipengaruhi media sosial. Media sosial sedikit demi sedikit membawa
kita ke suatu pola budaya yang baru dan mulai menentukan pola pikir kita. Media
sosial juga dapat membuat seseorang menjadi ketergantungan, sehingga harus
diwaspadai penggunaannya, terutama di kalangan remaja.
6
Kami memilih untuk meneliti tentang media sosial dan remaja karena tema
ini penting untuk dikaji. Tema ini juga terjadi pada lingkungan kita sehari-hari
khususnya para pelajar atau remaja.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, kami mengidentifikasi masalah sebagai
berikut.
1. Apa penyebab ketergantungan media sosial di kalangan remaja?
2. Mengapa cyberbully kerap terjadi di media sosial?
3. Bagaimana terjadinya Pornografi via media sosial?
4. Apa itu Cybercrime dan bagaimana kasus tersebut bisa terjadi?
5. Mengapa para remaja cenderung asosial tanpa media sosial?
6. Apa yang menyebabkan kurangnya interaksi di kalangan remaja saat ini?
7. Mengapa para remaja terkadang tidak respect terhadap dunia sekitar?
8. Apa itu pelecehan seksual?
9. Bagaimana gaya hidup para remaja bisa berubah semenjak terpengaruh
media sosial?
10. Mengapa kerap terjadi penipuan saat mengakses media sosial?
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, kami memilih masalah-masalah
yang akan diteliti sebagai berikut.
1. Ketergantungan/ketagihan
2. Asosial
3. Kurangnya interaksi
D. Rumusan Masalah
Rumusan dari pembatasan masalah di atas adalah.
1. Mengapa bisa terjadi ketergantungan media sosial pada remaja?
2. Bagaimana cara mengatasi ketergantungan terhadap media sosial?
3. Bagaimana kiat-kiat agar para remaja kembali berinteraksi secara
langsung dibandingkan dengan di media sosial?
E. Tujuan Penelitian
Tujuan kami meneliti masalah ini adalah sebagai berikut.
1. Mengetahui alasan remaja ketagihan terhadap media sosial
2. Mengetahui cara-cara mengatasi ketergantungan terhadap media sosial
3. Mengetahui cara-cara agar para remaja dapat kembali berinteraksi secara
langsung
7
F. Manfaat
Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Manfaat Praktis
Bagi penulis, manfaat praktis yang diharapkan adalah bahwa seluruh tahapan
penelitian serta hasil penelitian yang diperoleh dapat memperluas wawasan
dan sekaligus memperoleh pengetahuan empiris mengenai Pengaruh Media
Sosial Bagi Remaja. Bagi pembaca serta pihak-pihak yang berkepentingan
dengan hasil penelitian, penulis berharap manfaat hasil penelitian dapat
diterima dan bermanfaat.
2. Manfaat Akademis
Manfaat akademis yang diharapkan adalah bahwa hasil penelitian dapat
dijadikan rujukan bagi upaya untuk meminimalisasi pengaruh media sosial
bagi remaja. dan berguna juga untuk menjadi referensi bagi masyarakat yang
melakukan kajian terhadap pengaruh sosial media terhadap remaja.
8
BAB II
LANDASAN TEORI
A) MEDIA SOSIAL
Media sosial adalah sebuah media daring yang para penggunanya bisa dengan
mudah berpartisipasi, berbagi, dan menciptakan isi meliputi blog, jejaring sosial,
wiki, forum dan dunia virtual. Blog, jejaring sosial dan wiki merupakan bentuk
media sosial yang paling umum digunakan oleh masyarakat di seluruh dunia.
Andreas Kaplan dan Michael Haenlein mendefinisikan media sosial sebagai
"sekelompok aplikasi berbasis internet yang membangun di atas dasar ideologi
dan teknologi Web 2.0, dan yang memungkinkan penciptaan dan pertukaran user-
generated content".
Jejaring sosial merupakan suatu layanan dari sebuah cakupan sistem software
internet yang memungkinkan penggunanya dapat berinteraksi dan berbagi data
dengan pengguna lain dalam skala besar. Media sosial (Social Media) juga bisa
berarti saluran atau sarana pergaulan sosial secara online di dunia maya (internet).
Para pengguna (user) media sosial berkomunikasi, berinteraksi, saling kirim
pesan, dan saling berbagi (sharing), dan membangun jaringan (networking).
Jejaring sosial merupakan situs dimana setiap orang bisa membuat web page
pribadi, kemudian terhubung dengan teman-teman untuk berbagi informasi dan
berkomunikasi. Jejaring sosial terbesar antara lain Facebook, Myspace, dan
Twitter. Jika media tradisional menggunakan media cetak dan media elektronik
(penyiaran), maka media sosial menggunakan internet. Media sosial mengajak
siapa saja yang tertarik untuk berpartisipasi dengan memberi kontribusi dan
feedback secara terbuka, memberi komentar, serta membagi informasi dalam
waktu yang cepat dan tak terbatas.
Saat teknologi internet dan ponsel makin maju maka media sosial pun ikut
tumbuh dengan pesat. Kini untuk mengakses FB atau Twitter misalnya, bisa
dilakukan dimana saja dan kapan saja hanya dengan menggunakan ponsel.
Demikian cepatnya orang bisa mengakses media sosial mengakibatkan terjadinya
fenomena besar terhadap arus informasi tidak hanya di negara-negara maju, tetapi
juga di Indonesia. Karena kecepatannya media sosial juga mulai tampak
menggantikan peranan media massa konvensional dalam menyebarkan berita-
berita.
9
Pesatnya perkembangan media sosial kini dikarenakan semua orang seperti
bisa memiliki media sendiri. Jika untuk memiliki media tradisional seperti
televisi, radio, atau koran dibutuhkan modal yang besar dan tenaga kerja yang
banyak, maka lain halnya dengan media. Seorang pengguna media sosial bisa
mengakses menggunakan social media dengan jaringan internet bahkan yang
aksesnya lambat sekalipun, tanpa biaya besar, tanpa alat mahal dan dilakukan
sendiri tanpa karyawan. Kita sebagai pengguna medsos dengan bebas bisa
mengedit, menambahkan, memodifikasi baik tulisan, gambar, video, grafis, dan
berbagai konten lainnya.
10
4. Keunggulan media sosial
1. Kesederhanaan
Dalam sebuah produksi media konvensional dibutuhkan keterampilan tingkat
tinggi dan keterampilan marketing yang unggul. Sedangkan media sosial
sangat mudah digunakan, bahkan untuk orang tanpa dasar teknologi informasi
pun dapat mengaksesnya, yang dibutuhkan hanyalah komputer dan koneksi
internet.
2. Membangun Hubungan
Sosial media menawarkan kesempatan tak tertandingi untuk berinteraksi
dengan pelanggan dan menjalin hubungan. Perusahaan mendapatkan sebuah
feedback langsung, ide, pengujian dan mengelola layanan pelanggan dengan
cepat. Tidak dengan media tradisional yang tidak dapat melakukan hal
tersebut, media tradisional hanya melakukan komunikasi satu arah.
3. Jangkauan Global
Media tradisional dapat menjangkau secara global tetapi tentu saja dengan
biaya sangat mahal dan memakan waktu. Melalui media sosial, bisnis dapat
mengkomunikasikan informasi dalam sekejap, terlepas dari lokasi geografis.
Media sosial juga memungkinkan untuk menyesuaikan konten anda untuk
setiap segmen pasar dan memberikan kesempatan bisnis untuk mengirimkan
pesan ke lebih banyak pengguna.
11
6. Perkembangan media sosial
1. 1978 Awal dari penemuan Sistem papan buletin yang memungkinkan
untuk dapat berhubungan dengan orang lain menggunakan surat
elektronik, atau mengunggah dan mengunduh Perangkat lunak , semua ini
dilakukan masih dengan menggunakan saluran telepon yang terhubung
dengaan modem
2. 1995 Kelahiran dari situs GeoCities, situs ini melayani Web Hosting yaitu
layanan penyewaan penyimpanan data situs web agar halaman situs web
tersebut bisa di akses dari mana saja, dan kemunculan GeoCities ini
menjadi tonggak dari berdirinya situs-situs web lain.
3. 1997 Muncul situs jejaring sosial pertama yaitu Sixdegree.com walaupun
sebenarnya pada tahun 1995 terdapat situs Classmates.com yang juga
merupakan situs jejaring sosial namun, Sixdegree.com di anggap lebih
menawarkan sebuah situs jejaring sosial di banding Classmates.com
4. 1999 Muncul situs untuk membuat blog pribadi, yaitu Blogger. situs ini
menawarkan penggunanya untuk bisa membuat halaman situsnya sendiri.
sehingga pengguna dari Blogger ini bisa memuat hal tentang apapun.
termasuk hal pribadi ataupun untuk mengkritisi pemerintah. sehingga bisa
di katakan blogger ini menjadi tonggak berkembangnya sebuah Media
sosial.
5. 2002 Berdirinya Friendster, situs jejaring sosial yang pada saat itu menjadi
booming, dan keberadaan sebuah media sosial menjadi fenomenal.
6. 2003 Berdirinya LinkedIn, tak hanya berguna untuk bersosial, LinkedIn
juga berguna untuk mencari pekerjaan, sehingga fungsi dari sebuah Media
Sosial makin berkembang.
7. 2003 Berdirinya MySpace. MySpace menawarkan kemudahan dalam
menggunakannya,sehingga myspace di katakan situs jejaring sosial yang
user friendly.
8. 2004 Lahirnya Facebook, situs jejaring sosial yang terkenal hingga sampai
saat ini, merupakan salah satu situs jejaring sosial yang memiliki anggota
terbanyak.
9. 2006 Lahirnya Twitter, situs jejaring sosial yang berbeda dengan yang
lainnya, karena pengguna dari Twitter hanya bisa mengupdate status atau
yang bernama Tweet ini yang hanya di batasi 140 karakter.
10. 2007 Lahirnya Wiser, situs jejaring social pertama sekali diluncurkan
bertepatan dengan peringatan Hari Bumi (22 April) 2007. Situs ini
diharapkan bisa menjadi sebuah direktori online organisasi lingkungan
seluruh dunia termasuk pergerakan lingkungan baik dilakukan individu
maupun kelompok.
12
11. 2011 Lahirnya Google+, Google meluncurkan situs jejaring sosialnya
yang bernama Google+, tetapi pada awal peluncuran. Google+ hanya
sebatas pada orang yang telah diajak oleh Google. Setelah itu Google+
diluncurkan secara umum.
B) REMAJA
Remaja berasal dari kata latin adolensence yang berarti tumbuh atau tumbuh
menjadi dewasa. Istilah adolensence mempunyai arti yang lebih luas lagi yang
mencakup kematangan mental, emosional sosial dan fisik (Hurlock, 1992). Pasa
masa ini sebenarnya tidak mempunyai tempat yang jelas karena tidak termasuk
golongan anak tetapi tidak juga golongan dewasa atau tua. Seperti yang
dikemukakan oleh Calon (dalam Monks, dkk 1994) bahwa masa remaja
menunjukkan dengan jelas sifat transisi atau peralihan karena remaja belum
memperoleh status dewasa dan tidak lagi memiliki status anak.
Menurut Sri Rumini & Siti Sundari (2004: 53) masa remaja adalah peralihan
dari masa anak dengan masa dewasa yang mengalami perkembangan semua
aspek/ fungsi untuk memasuki masa dewasa. Masa remaja berlangsung antara
umur 12 tahun sampai dengan 21 tahun bagi wanita dan 13 tahun sampai dengan
22 tahun bagi pria. Sedangkan pengertian remaja menurut Zakiah Darajat (1990:
23) adalah: masa peralihan diantara masa kanak-kanak dan dewasa. Dalam masa
ini anak mengalami masa pertumbuhan dan masa perkembangan fisiknya maupun
perkembangan psikisnya. Mereka bukanlah anak-anak baik bentuk badan ataupun
cara berfikir atau bertindak, tetapi bukan pula orang dewasa yang telah matang.
Hal senada diungkapkan oleh Santrock (2003: 26)bahwa adolescence diartikan
sebagai masa perkembangan transisi antara masa anak dan masa dewasa yang
mencakup perubahan biologis, kognitif, dan sosial-emosional.
Dari pengertian remaja menurut beberapa ahli dapat disimpulkan
sebagaimana yang dipaparkan oleh Sri Rumini & Siti Sundari, Zakiah Darajat,
dan Santrock tersebut menggambarkan bahwa masa remaja adalah masa peralihan
dari masa anak-anak dengan masa dewasa dengan rentang usia antara 12-22
tahun, dimana pada masa tersebut terjadi proses pematangan baik itu pematangan
fisik, maupun psikologis.
Batasan usia remaja yang umum digunakan oleh para ahli adalah antara 12
hingga 21 tahun. Rentang waktu usia remaja ini biasanya dibedakan atas tiga,
yaitu 12 – 15 tahun = masa remaja awal, 15 – 18 tahun = masa remaja
pertengahan, dan 18 – 21 tahun = masa remaja akhir. Sedangkan menurut Monks,
Knoers, dan Haditono, masa remaja dibedakan menjadi empat bagian, yaitu masa
pra-remaja 10 – 12 tahun, masa remaja awal 12 – 15 tahun, masa remaja
pertengahan 15 – 18 tahun, dan masa remaja akhir 18 – 21 tahun (Deswita, 2006:
192).
13
Dalam proses penyesuaian diri menuju kedewasaan, ada 3 tahap perkembangan
remaja:
1) Remaja awal (earlyadolescent)
Seorang remaja pada tahap ini masih terheran-heran akan perubahan-perubahan
yang terjadi pada tubuhnya sendiri dan dorongan-dorongan yang
menyertaiperubahan-perubahan itu. Mereka mengembangkan pikiran-pikiran
baru, cepat tertarik pada lawan jenis, dan mudah terangsang secara erotis. Dengan
dipegang bahunya saja oleh lawan jenis ia sudah berfantasi erotik. Kepekaan
yang berlebih-lebihan ini ditambah dengan berkurangnya kendali terhadap ego
menyebabkan para remaja awal ini sulit dimengerti dan dimengerti orang dewasa.
2) Remaja madya (middle adolescent)
Pada tahap ini remaja sangat membutuhkan kawan-kawan. Ia senang kalau
banyak teman yang mengakuinya. Ada kecenderungan narsistis yaitu mencintai
diri sendiri dengan menyukai teman-teman yang sama dengan dirinya. selain itu,
ia berada dalam kondisi kebingungan karena tidak tahu memilih yang mana peka
atau tidak peduli, ramai-ramai atau sendiri, optimistis atau pesimistis, idealis atau
materialis, dan sebagainya. Remajapria harus membebaskan diri dari
oedipuscomplex (perasaan cinta pada ibu sendiri pada masa anak-anak) dengan
mempererat hubungan dengan kawan-kawan.
3) Remaja akhir (lateadolescent)
Tahap ini adalah masa konsolidasi menuju periode dewasa dan ditandai dengan
pencapaian lima hal yaitu:
a. Minat yang makin mantap terhadap fungsi-fungsi intelek.
b. Egonya mencari kesempatan untuk bersatu dengan orang-orang
lain dan dalam pengalaman- pengalaman baru.
c. Terbentuk identitas seksual yang tidak akan berubah lagi.
d. Egosentrisme (terlalu memusatkan perhatian pada diri sendiri)
diganti dengan keseimbangan antara kepentingan diri sendiri
dengan orang lain.
e. Tumbuh dinding yang memisahkan diri pribadinya dan masyarakat
umum.
Berdasarkan sifat dan ciri perkembangnya, masa (rentang waktu) remaja ada tiga
tahap menurut Widyastuti (2009), yaitu:
1) Masa remaja awal (10-12 tahun)
A. Tampak dan memang merasa lebih dekat dengan teman sebaya.
B. Tampak dan merasa ingin bebas.
C. Tampak dan memang lebih banyak memperhatikan keadaan tubuhnya dan
mulai berpikir dan khayal (abstrak).
2) Masa remaja tengah (13-15 tahun)
A. Tampak dan merasa ingin mencari identitas diri.
14
B. Adanya keinginan untuk berkencan atau tertarik pada lawan jenis.
C. Timbul perasaan cinta yang mendalam.
D. Mampu berfikir abstrak (berkhayal) makin berkembang Berkhayal
mengenai hal-hal yang berkaitan dengan seksual.
15
C) SIFAT ASOSIAL DAN PENYEBABNYA
Asosial berarti tidak adanya motivasi untuk melakukan interaksi sosial,
atau lebih suka melakukan aktivitas sendiri. Psikolog perkembangan
menggunakan sinonim nonsosial, tidak sosial, dan ketidaktertarikan sosial.
Asosial berbeda tetapi tidak selalu berlawanan dengan kelakuan anti-sosial,
dimana dalam perilaku anti-sosial menyiratkan misantropi atau perlawanan
kepada orang lain atau tatanan sosial secara aktif. Sifat asosial sering ditemukan
dalam orang-orang introvert, sementara sifat asosial yang ekstrem ditemukan
dalam orang-orang dengan bermacam-macam kondisi klinis.
Sifat asosial tidak selalu dianggap sifat yang tidak baik oleh masyarakat,
karena sifat asosial telah digunakan sebagai cara untuk mengekspresikan ketidak
setujuan dengan ide yang umum. Sifat asosial juga dianggap sebagai sifat yang
diinginkan dalam beberapa tradisi monastisisme, seperti dalam Katolik, Buddha
dan Sufi.
16
BAB III
PEMBAHASAN
A) Rumusan masalah
Berdasarkan metode yang kami pakai, kami mewawancarai perwakilan kelas
XI untuk mendapat keterangan. Kami telah mendapatkan 1 narasumber dari setiap
kelas. Dalam hasil wawancara yang kami peroleh, berikut penjelasan para
narasumber.
Narasumber 1 menjelaskan bahwa media sosial adalah tempat mencurahkan
segala isi hati. Benar jika melalui media sosial kita dapat memperoleh berita
terkini dalam waktu yang singkat. Menurut narasumber 1, lewat media sosial
banyak pengguna yang memberikan pengaruh positif; faedah lainnya yang kita
dapat yaitu memperluas pergaulan. Namun di sisi lain, media sosial juga kerap
memuat berita-berita buruk (hoax) yang tidak jelas dari mana sumbernya; serta
konten-konten tidak pantas yang merusak kehidupan masyarakat. Pengaruh media
sosial terhadap pembelajaran antara lain membuat para pelajar terkadang jadi
malas belajar.
Narasumber 2 menjelaskan bahwa media sosial adalah sebuah aplikasi yang
bisa dibuat untuk menyalurkan suara hati, mengekspresikan diri, suasana, serta
menyebarkan moment-moment yang berharga. Seperti yang sudah disebutkan
oleh Narasumber 1, bahwa melalui media sosial kita dapat memperoleh informasi
terkini dari mana saja dalam waktu yang singkat. Narasumber 1 dan 2 sepaham,
bahwa dilihat dari sisi negatifnya, media sosial dapat menjadikan para pelajar
tidak fokus dalam belajar dan selalu ingin membuka pemberitahuan baru pada
telepon genggam mereka.
Narasumber 3 menjelaskan bahwa media sosial juga dapat digunakan oleh
sebagian orang untuk memamerkan status sosial atau identitas mereka. Ditinjau
dari sisi positifnya, lewat media sosial seseorang memperoleh pengalaman baru,
saling mengenal dan dapat bertransaksi dengan mudah jika media sosial itu
dimanfaatkan untuk kepentingan perekonomian. Namun, Narasumber 3
memberikan saran bagi siapapun yang menggunakan media sosial terus menerus
untuk lebih dibatasi, tidak untuk digunakan seharian penuh hingga lupa waktu,
bahwa mengelola waktu dengan baik itu sangat penting.
Narasumber 4 sepaham dengan narasumber 1 dan 2 bahwa media sosial dapat
digunakan sebagai tempat berkeluh kesah, mencurahkan segala isi hati sekaligus
mengekspresikan diri. Mereka berpendapat bahwa melalui media sosial semua
orang bisa memperoleh berita terkini tentang topik apa saja yang sedang hangat
serta dari mana saja dengan mudah. Selain itu, di media sosial juga mereka dapat
memantau update dari teman-teman atau siapapun yang mereka kenal.
Menurut narasumber 5, media sosial dapat digunakan untuk menyalurkan
pendapat dan aspirasi.
17
Narasumber 6 menjelaskan bahwa media sosial adalah dunia kedua dimana
kita bisa berinteraksi secara tidak langsung (di luar kehidupan nyata). Beliau
berpendapat bahwa lewat media sosial kita mudah bersosialisasi dengan siapapun.
Selain itu, kita juga menjadikan media sosial sebagai sumber inspirasi. Namun di
sisi lain, ujar beliau, media sosial kerap menjadi tempat penyajian konten-konten
tidak pantas sehingga dalam penggunaannya harus disaring terlebih dahulu.
Narasumber terakhir kami memberikan keterangan mengenai media sosial
sebagai tempat generasi muda atau semua kalangan untuk bersosialisasi, tetapi
tidak dengan tatap muka secara langsung. Beliau berpendapat, bahwa melalui
media sosial seseorang bisa mendapat teman. Mereka dapat membangun jaringan
pertemanan yang lebih luas, serta menambah wawasan. Mereka juga dapat
memperoleh informasi yang bermanfaat lewat media sosial. Namun, di sisi lain,
ujar narasumber 7, jika media sosial disalahgunakan bisa fatal akibatnya. Untuk
pengaruh media sosial dalam pembelajaran, tukas narasumber 7, sebetulnya media
sosial menjadi salah satu sumber informasi serta lewat media sosial kita juga bisa
menjadi sumber inspirasi sekaligus motivasi bagi semua kalangan. Dan yang
terakhir, kita juga harus bijak dalam menggunakan media sosial. Kita harus
mampu menempatkan diri, yakni dengan membatasi penggunaan media sosial
hanya untuk hal-hal yang positif.
18
C) Pengaruh media sosial bagi remaja
1. Pengaruh Positif:
1) Remaja dapat belajar mengembangkan keterampilan teknis dan sosial
yang sangat di butuhkan di zaman digital seperti sekarang ini.
2) Memperluas jaringan pertemanan dan remaja akan menjadi lebih mudah
berteman dengan orang lain di seluruh dunia.
3) Memudahkan dalam memperoleh informasi.Remaja menjadi mudah untuk
memperoleh informasi yang ada di internet karena adanya website.
4) Memudahkan remaja untuk sharing atau berbagi. Dengan adanya blog,
remaja mudah berbagi mengenai pengalaman hidupnya dan berbagai hal
lainnya yaitu dengan memasukannya ke dalam blog.
2. Pengaruh Negatif:
1) Menjadi malas belajar berkomunikasi di dunia nyata. Tingkat
pemahaman bahasa pun menjadi terganggu.
2) Situs jejaring sosial akan membuat remaja lebih mementingkan diri
sendiri. Mereka menjadi tidak sadar akan lingkungan sekitar mereka, karena
kebanyakan menghabiskan waktu di internet.
3) Menjadikan seorang remaja menjadi malas belajar karena sering
menggunakan jejaring sosial untuk bermain game yang ada di situs tersebut.
4) Semakin maraknya penipuan, pencemaran nama baik/penggunaan,
kejahatan penculikan remaja putri, judi online dan kejahatan lainnya yang
sangat marak terjadi akhir-akhir ini.
5) Media sosial juga terkadang digunakan untuk bisnis prostitusi.
19
Pengaruh negatif media sosial adalah sebagai berikut.
a) Membuat kecanduan untuk remaja saat ini.
b) Membuat remaja malas dalam hal belajar dan dapat menganggu saat
belajar.
c) Sering lupa waktu karena orang yang nyaman dengan sosial media jika
tidak bisa mengontrol kegiatannya maka akan melupakan dunianya yang
nyata.
d) Menghabiskan banyak uang untuk membeli kuota internet.
e) Menampilkan iklan konten dewasa yang dapat dilihat oleh anak-anak di
bawah umur, padahal belum sepantasnya melihat.
f) Ketergantungan.
g) Membuat orang asosial dan kurang melihat lingkungan sekitar.
h) Mudah terpengaruh dengan perkataan orang lain yang belum tentu benar
dan susah mengontrol apa yang seharusnya tidak baik untuk dicerna ataupun
ditiru.
20
Terapi merupakan suatu bentuk penerapan teknik pengobatan,
penyembuhan dan penanganan berbagai masalah oleh para ahli yang dapat
membantu alam bawah sadar kita untuk menemukan dan melepaskan akar
penyebab masalah yang kita hadapi. Saat kita melakukan terapi, kita akan dibawa
masuk menuju kondisi trance dan melakukan visualisasi yang digunakan untuk
bersantai yang akan memandu kita untuk mengenali hal positif dan kemampuan
dalam diri kita.
Selain itu, perbanyak pemahaman tentang bahasa dan interaksi dengan
sesama. Hal ini bertujuan untuk mengatasi sifat asosial dalam diri kita.
21
BAB IV
METODE PENELITIAN
A) Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang kami lakukan adalah penelitian kualitatif, dengan metode
wawancara dan studi literatur. Kami membutuhkan jawaban dari pertanyaan
“Mengapa” dan “Bagaimana”, karena kami ingin menggali secara lebih dalam
mengenai penggunaan media sosial di kalangan remaja sekaligus pengaruh yang
akan diperoleh selanjutnya.
C) Instrumen penelitian
Kami telah mempersiapkan daftar pertanyaan kepada narasumber yang
merupakan perwakilan dari tiap-tiap kelas XI angkatan 2017-2018. Setiap kelas
mengirimkan 1 perwakilan untuk menjadi narasumber yang kami mintai
keterangannya. Selain itu, kami juga menjadikan buku-buku Andreas M. Kaplan,
Terry Michael Gamble, August E. Grant, dan Jan H. Kietzmann sebagai rujukan,
karena buku tersebut memuat dasar teori tentang media sosial, jejaring sosial,
Information Technology (IT) dan lain sebagainya yang berhubungan dengan
penelitian kami.
22
BAB V
PENUTUP
A) Kesimpulan
Dari materi di atas, dapat disimpulkan bahwa media sosial dapat memudahkan
kita untuk berkomunikasi dan bertukar informasi. Selain itu, media sosial juga
mulai tampak menggantikan peranan media massa konvensional dalam
menyebarkan berita-berita.
Bagi para remaja, tentu media sosial sangat berpengaruh karena mereka tidak
dapat terlepas dari media sosial. Karena, melalui media sosial, para remaja dapat
mengembangkan kreativitas, memperluas pergaulan, serta saling bertukar
informasi maupun pengalaman pribadi. Selain itu juga, melalui media sosial juga
para remaja dapat mengikuti perkembangan jaman. Namun di sisi lain, media
sosial juga kerap memberikan efek negatif, yakni menyebabkan individualisme,
ketergantungan, serta yang lebih parahnya lagi yaitu prostitusi, perjudian dan
penipuan yang merusak kehidupan para remaja.
B) Saran
Penggunaan media sosial hendaknya disikapi dengan bijak. Sebaiknya kita
sebagai generasi muda harus memperhatikan etika dalam menggunakan media
sosial, memahami kegunaannya, serta mampu memperhitungkan dampak dan
akibatnya. Terlebih jika konten yang kita unggah berasal dari sumber yang tidak
jelas, serta bergaul dengan orang-orang yang belum begitu paham akan kita, kita
harus memfilter-nya, agar kemudian tidak fatal akibatnya.
C) Penutup
Demikian karya ilmiah tentang Penggunaan Media Sosial dan Pengaruhnya bagi
Para Remaja yang kami susun, semoga bermanfaat baik bagi penulis maupun
pembaca. Kami memohon maaf yang sebesar-besarnya apabila ada kesalahan
maupun kekurangan dalam penyusunan karya ilmiah ini.
23
DAFTAR PUSTAKA
1. ^ a b Kaplan, Andreas M.; Michael Haenlein (2010) "Users of the world, unite!
The challenges and opportunities of Social Media". Business Horizons 53(1): 59–
68.
2. ^ Gamble, Teri and Michael. Communication works. Seventh edition.
3. ^ http://www.mediabistro.com/alltwitter/history-social-media_b12770, diakses
tanggal 11 Februari 2018.
4. ^ Grant, August E & Meadows, Jennifer H. (eds.) (2010).Communication
Technology Update and Fundamental.12th Edition.Boston: Focal Press
5. ^ Kietzmann, Jan H.; Kris Hermkens, Ian P. McCarthy, and Bruno S. Silvestre
(2011). "Social media? Get serious! Understanding the functional building blocks
of social media". Business Horizons 54 (3): 241–251. ISSN 0007-6813.
doi:10.1016/j.bushor.2011.01.005. Diakses tanggal 9 Agustus 2012.
6. http://lindasukmahayati.blogspot.co.id/2017/03/penelitian-sosial-pengaruh-
media-sosial.html, diakses tanggal 10 Februari 2018.
7. https://id.wikipedia.org/wiki/Media_sosial, diakses tanggal 11 Februari 2018.
8. https://id.wikipedia.org/wiki/Jejaring_sosial, diakses tanggal 4 Februari 2018.
9. https://tekno.tempo.co/read/491864/4-alasan-remaja-gemar-media-sosial , diakses
tanggal 23 Januari 2018.
10. https://id.wikipedia.org/wiki/Asosial, diakses tanggal 22 Maret 2018.
11. http://terapipsikologi.com/?anti-sosial-penyebab-ciri,99, diakses tanggal 22 Maret
2018.
24
LAMPIRAN
A. HASIL WAWANCARA
25
P : “Apakah penggunaan media sosial berpengaruh bagi pembelajaran?”
B : “Tentu. Kadang kita menjadi tidak fokus belajar karena selalu membuka
pemberitahuan dari media sosial.”
P : “Bagaimana caranya agar kita lebih bijak menggunakan media sosial?”
B : “Lebih giat belajar, kelola waktu dengan baik, batasi penggunaan telepon
genggam serta perbanyak ibadah.”
26
P : “Apa saja dampak positif dan negatif dari media sosial?”
D : “Dampak positifnya, kita lebih update. Namun di sisi lain kita buang-buang
waktu sekedar untuk mengakses media sosial, sehingga kita jadi lupa waktu.
P : “Berapa lama Anda mengakses media sosial?”
D : “Seharian penuh. Bahkan bisa dibilang saya lebih banyak di media sosial
daripada kehidupan nyata.”
P : “Apakah penggunaan media sosial berpengaruh bagi pembelajaran?”
D : “Tentu. Kadang kita jadi malas belajar.”
P : “Bagaimana caranya agar kita lebih bijak menggunakan media sosial?”
D : “Mengelola waktu dengan baik, membatasi penggunaan media sosial, dan
hanya mem-follow orang-orang yang pantas untuk di-follow.”
27
F : “Dampak positifnya adalah, kita lebih mudah mendapatkan banyak teman
serta mudah bersosialisasi. Kalau dampak negatifnya, di media sosial terkadang
kita menemukan konten-konten yang tidak pantas, semisal yang berbau
pornografi.”
P : “Berapa lama Anda mengakses media sosial?”
F : “Saya mengakses media sosial kurang lebih 8 jam sehari.”
P : “Apakah penggunaan media sosial berpengaruh bagi pembelajaran?”
F : “Tentu.”
P : “Bagaimana caranya agar kita lebih bijak menggunakan media sosial?”
F : “Penggunaannya lebih di-filter lagi.”
28
BIODATA PENULIS
29
Aufiya Ilhamal Hafizh lahir di Bandung 6 April 2000.
Anak pertama dari dua bersaudara, dari pasangan Billy
Gumelar Adhiperdana Atmowidjaja dan Susy Afrida. Ia
memulai pendidikan di TK BPI dan lulus pada tahun 2007,
lalu melanjutkannya ke SD BPI dan lulus pada tahun 2013,
kemudian melanjutkannya ke SMP Taruna Bakti Bandung
dan lulus pada tahun 2016, kemudian sekarang bersekolah di
SMA Taruna Bakti Bandung kelas XI.
30
Fasya Fransisca lahir di Bandung 6 September 2001. Bungsu
dari dua bersaudara, dari pasangan Frans Nathanael Amzard dan
Fitraninda Taifoer. Ia memulai pendidikan di TK Swandayani
dan lulus pada tahun 2007, lalu melanjutkannya ke SD Taruna
Bakti dan lulus pada tahun 2013, kemudian melanjutkannya ke
SMP Taruna Bakti Bandung dan lulus pada tahun 2016,
kemudian sekarang bersekolah di SMA Taruna Bakti Bandung
kelas XI.
31
Ievy Zharfani Desyanouva lahir di Bandung 17 Desember 2000. Anak ketiga
dari tiga bersaudara, dari pasangan Wawan Neviawan dan Anita Dewayani. Ia
memulai pendidikan di TK Taruna Bakti dan lulus pada tahun 2007, lalu
melanjutkannya ke SD Taruna Bakti dan lulus pada tahun 2013, kemudian
melanjutkannya ke SMP Taruna Bakti Bandung dan lulus pada tahun 2016,
kemudian sekarang bersekolah di SMA Taruna Bakti Bandung kelas XI.
32
Saskia Zahrani Nugroho lahir di Bandung 25 Agustus 2001. Anak kedua dari
dua bersaudara, dari pasangan Didik Maryanto Nugroho dan Ira Firuziah
Soeriaatmadja. Ia memulai pendidikan di TK Gagas Ceria dan lulus pada tahun
2007, lalu melanjutkannya ke SD Gagas Ceria dan lulus pada tahun 2013,
kemudian melanjutkannya ke SMPN 7 Bandung dan lulus pada tahun 2016,
kemudian sekarang bersekolah di SMA Taruna Bakti Bandung kelas XI.
33