3 : 378-383
pISSN: 1411-8327; eISSN: 2477-5665 DOI: 10.19087/jveteriner.2019.20.3.378
Terakreditasi Nasional, Dirjen Penguatan Riset dan Pengembangan, online pada http://ojs.unud.ac.id/index.php/jvet
Kemenristek Dikti RI S.K. No. 36a/E/KPT/2016
1
Laboratorium Farmakologi dan Farmasi Veteriner
2
Laboratorium Ilmu BedahVeteriner,
3
Mahasiswa Pendidikan Dokter Hewan,
Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Udayana,
Jln. Sudirman, Sanglah, Denpasar,
Bali, Indonesia 80234
Email: adigustara@gmail.com;
wayan.sudira@unud.ac.id
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan tingkat kesembuhan luka pada kulit kelinci
yang dijahit dengan benang absorbable (monofilamen) dan benang nonabsorbable (multifilamen)
dengan pengamatan secara makroskopis. Penelitian ini menggunakan 16 ekor kelinci jantan dengan
berat 2-3 kg. Sebelum dioperasi kelinci dianestesi dengan kombinasi ketamine-xylazine kemudian
dilakukan tindakan pembedahan dengan membuat luka insisi pada kulit punggung kanan dan
kiri sepanjang 3 cm dan kedalaman sampai lapisan subkutan. Pada punggung kanan dijahit
dengan benang absorbable (catgut 3.0) dan punggung kiri dijahit dengan benang nonabsorbable
(silk 3.0). Dari hasil penelitian penggunaan benang absorbable (catgut) dan nonabsorbable (silk)
dari parameter yang diamati dapat disimpulkan bahwa tanda keropeng menunjukkan hasil yang
signifikan pada penggunaan benang catgut menandakan bahwa terjadinya proses kesembuhan
luka yang lebih cepat.
Kata-kata kunci: luka; absorbable (catgut Chromic); nonabsorbable (silk); kesembuhan luka
ABSTRACT
This research’s purpose was to compare the level of wound recovery between sewn rabbit skin
with absorbable thread (monofilamen) and nonabsorbable (multifilamen) then observed macroscopicly.
This research used 16 male rabbit in 2 – 3 kg. Before surgery begins, the rabbits wtRe.anesthisad
with ketamine-xylazine and then surgical action follows after that by making incision wound at
left and right back with 3 cm long and the depth up to subcutan line. Right back is sewn by
absorbable thread (catgut 3.0) and left back is sewn by nonabsorbable (silk 3.0). From the results of
the study the using of absorbable threads (catgut) and nonabsorbable (silk) of the four parameters
observation can be summarized that the: scab marks show better results on the use of catgut
threads indicating that the process of wound healing is faster.
378
Jurnal Veteriner September 2019 Vol. 20 No. 3 : 378-383
379
Sudira, et al Jurnal Veteriner
Untuk mengetahui perbedaan hasil yang benang bedah absorbable memiliki nilai rataan
diperoleh akibat perlakukan yang berbeda, data yang lebih tinggi dibandingkan dengan
makroskopis yang tercatat dianalisis secara perlakuan dengan benang nonabsorbable,
statistika menggunakan Statitical Product and sedangkan pada parameter yang lain memiliki
Service Solution (SPSS) 22, data makroskopis rataan yang relatif sama.
tersebut kemudian diuji juga menggunakan Hasil uji dengan statistika nonparametrik
Paired sample T-test yang dilanjutkan dengan (Wilcoxon) seperti disajikan pada Tabel 1, dapat
uji Nonparametrik (uji Wilcoxon). dilihat dari empat parameter yang diamati,
angka kejadian keropeng terdapat perbedaan
HASIL DAN PEMBAHASAN yang signifikan (P<0,05). Dengan penggunaan
benang bedah absorbable angka terjadinya
Berdasarkan uji statistika yang dilakukan keropeng lebih pendek dibandingkan dengan
dengan uji paired sample t-test dari keempat penggunaan benang nonabsorbable dengan
parameter yaitu kemerahan, kebengkakan, angka kejadian lebih lama. Ada perbedaan yang
keropeng, dan pertumbuhan rambut, secara tidak berbeda nyata (P>0,05) pada kejadian
makroskopis menunjukkan tidak ada perbedaan bengkak antara benang absorbable dengan
sig nifikan (P>0,05). Namun, ada satu benang nonabsorbable. Hal ini terjadi karena
parameter yang menunjukkan nilai berbeda masih teradapat indikator radang yang bekerja
yaitu pada parameter keropeng, dan nilai pada proses kesembuhan luka dan kedua jenis
rataannya menunjukkan perbebedaan yang benang tersebut dapat menimbulkan reaksi pada
signifikan (P<0,05). Pada perlakukan dengan jaringan.
Tabel 1. Perbandingan tingkat kesembuhan luka dilihat dari empat parameter yang diamati.
Ranks
Mean Asymp.
N Rank Sig.
Nonabsorbable – Negative Ranks 0a .00
Absorbable Positive Ranks 2b 1.50
(Kemerahan) Ties 12c
Total 14 .157
Nonabsorbable - Negative Ranks 4d 3.50
Absorbable Positive Ranks 3e 4.67
(Kebengkakan) Ties 7f
Total 14 1.000
Nonabsorbable - Negative Ranks 8g 4.94
Absorbable Positive Ranks 1h 5.50
(Keropeng) Ties 5i
Total 14 .041
Nonabsorbable - Negative Ranks 0j .00
Absorbable Positive Ranks 1k 1.00
(Pertumbuhan rambut) Ties 13l
Total 14 .317
Keterangan:
N= menunjukkan jumlah selisih kejadian antara benang bedah absorbable dan nonabsorbable
dari empat parameter yaitu kemerahan, kebengkakakan, keropeng, dan pertumbuhan rambut
selama 14 hari pengamatan
380
Jurnal Veteriner September 2019 Vol. 20 No. 3 : 378-383
381
Sudira, et al Jurnal Veteriner
8 pasca peng ambilan benang terjadi luka. Syarat utama terjadinya kesembuhan luka
peningkatan jumlah keropeng. Hal ini terjadi adalah adanya suplai darah, oksigenasi, dan
karena trauma baru yang ditimbulkan akibat nutrisi yang baik dalam proses kesembuhan
dari penarikan benang yang akan menjadi luka. Suplai darah, oksigenasi, dan nutrisi yang
penghambat kesembuhan luka hal ini sesuai baik menandakan terjadinya kapiler-kapiler
pen jelasan Papazoglou et al., (2010). darah yang baru telah terbentuk dan sel-sel yang
Pengambilan benang dilakukan berdasarkan ada didalamnya seperti sel rambut tumbuh
acuan pengambilan benang daerah punggung dengan baik (Kumar dan Reddy, 2014).
dapat dilakukan pada hari ketujuh sampai Srinivasulu dan Kumar (2014) menjelaskan
kesepuluh (Mulon et al.,2010 ). penggunaan benang bedah dikaitkan dengan
Hari pertama sampai hari ke-5 pengamatan empat hal yang selalu menjadi perhatian utama
pasca operasi pada luka yang dijahit dengan yaitu: rejeksi atau penolakan tubuh terhadap
nonabsorbable tampak simpul lepas pada biomaterial, infeksi, fiksasi dini, dan masalah
beberapa hewan coba, penyebab lepasnya simpul penyatuan benang bedah dengan jaringan
benang ini tidak diketahui. Benang dengan tubuh. Penolakan oleh tubuh dapat terjadi
simpul yang lepas, tidak menimbulkan luka karena benang yang memilki sifat tidak dapat
terbuka dan lepasnya simpul benang tidak diserap akan dianggap sebagai benda asing,
termasuk dalam penelitian ini namun masalah bahkan benang yang dapat diserap pun dapat
tersebut sangatlah penting sehingga perlu ditolak berkaitan dengan sistem imunitas setiap
dilakukan penelitian lebih lanjut. Menurut individu berbeda (Kakoei et al., 2010). Infeksi
Mulon et al., (2010) benang monofilamen kuat terjadi dikaitkan dengan karakter benang yang
dan sulit untuk dibuat simpul (knot), benang digunakan saat penjahitan karena kurangnya
yang dipilin seperti silk paling mudah sterilisasi.
penanganannya. Jaringan yang basah dapat
merubah kekuatan benang untuk menahan SIMPULAN
simpul. Berdasarkan penjelasan Kumar dan
Reddy (2014) pada penelitian yang dilakukan Dari hasil penelitian penggunaan benang
bahwa secara alami dalam proses penyembuhan absorbable (catgut) dan nonabsorbable (silk) dari
luka terjadi eksudasi cairan edema. Benang empat parameter y ang diamati dapat
yang terbuat dari bahan alami seperti benang disimpulkan sebagai berikut: tanda keropeng
silk menjadi masalah ketika diterapkan pada menunjukkan hasil yang signifikan pada
keadaan tersebut (Bekele et al., 2015). Karakter penggunaan benang catgut menandakan bahwa
benang nonabsorbable (silk) yang dipilin terjadinya proses kesembuhan luka yang lebih
menyebabkan adanya celah yang memudahkan cepat.
cairan edema mengisinya dan membuat benang
menjadi lunak dan menurun ketegangan SARAN
benangnya sehingga simpul benang lepas karena
putus (Mulon et al., 2010). Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut
Luka menembus hingga epidermis dan untuk mengetahui lebih banyak karakteristik
dermis dapat dipastikan terjadi perdarahan, ikut dari benang absorbable dan nonabsorbable yang
keluar trombosit dan sel-sel radang (Naibaho et memilki serat monofilamen dan multifilamen
al, 2013). Trombosit berperan dalam pembekuan terhadap kesembuhan luka. Penggunaan benang
darah. Darah yang keluar akan menutup dan absorbable (catgut) dapat direkomenasi untuk
membeku pada celah luka, untuk sementara menjahit luka yang bersifat temporer.
keropeng tersebut akan menyatukan epidermis
dan menahan mikroorganisme untuk masuk UCAPAN TERIMA KASIH
dalam area luka (Mustika et al., 2015).
Kemerahan akan tampak di sekitar insisi Terima kasih penulis ucapkan kepada
menandai adanya proses peradangan, suatu Kepala Laboratorium Farmakologi dan Farmasi
perubahan yang terjadi pada fase inflamasi Veteriner dan Laboratorium Bedah Veteriner.
yang berjalan tiga hingga lima hari lamanya. Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas
Ber sama deng an berjalannya proses Udayana atas ijin penggunaan fasilitas lab pada
penyembuhan luka keropeng yang menutupi penelitian ini.
celah tersebut lambat laun mengering dan lepas.
Pada pertumbuhan rambut merupakan hal
yang penting sebagai parameter kesembuhan
382
Jurnal Veteriner September 2019 Vol. 20 No. 3 : 378-383
383