Anda di halaman 1dari 21

Hari/Tanggal : Selasa / 17 November 2020

Dosen : Dr. Ir. Etih Sudarnika, MSi


Kel/Paralel : Kelompok 5 / Paralel 2

PRAKTIKUM 10
“INVESTIGASI OUTBREAK”
EPIDEMIOLOGI DAN EKONOMI VETERINER

Annisa Maulidya Wijayanti B04170066

Departemen Ilmu Klinik Reproduksi dan Patologi


Fakultas Kedokteran Hewan
Institut Pertanian Bogor
2020
Bahan Diskusi Epidemiologi
Investigasi Outbreak

Skenario 1
Ada bukti yang kuat bahwa avian influenza sedang mewabah di peternakan di daerah anda.
Anda terpilih sebagai salah satu anggota tim petugas kesehatan hewan yang bertugas
melakukan investigasi status kesehatan di peternakan nonkemersial (sektor 4) di daerah anda.
Pertanyaan A
1. Berikanlah contoh pemeriksaan/uji yang dapat digunakan untuk mencurigai adanya
kejadian outbreak avian influenza.
Jawab :
Uji yang dapat dilakukan untuk mecurigai adanya kejadian outbreak avian influenza
adalah:
- Real time PCR
- ELISA
- Isolasi virus
- Uji serologik (Uji HA, Uji HI)
- Agar gel immunodifussion (AGID) → Uji AGID merupakan uji untuk mendeteksi antibodi
terhadap kelompok virus Influenza tipe A

Tim anda mengevaluasi 82 peternakan sektor 4 di desa outbreak. Anda dan anggota team
lainnya menguji unggas-unggas dalam setiap peternakan dan mencatat jika ada unggas yang
memperlihatkan gejala klinis penyakit respiratori (lesu, batuk-batuk, bernafas dengan mulut
terbuka, kotoran pada hidung). Selanjutnya, diambil sampel (usap trakhea) dari unggas untuk
menentukan status infeksi dari setiap peternakan. Jika satu atau lebih sampel yang diambil dari
satu peternakan menunjukkan hasil positif dengan Real-Time PCR, maka seluruh peternakan
dianggap positif untuk virus avian influenza dan diklasifikasikan sebagai “terinfeksi”. Jika
unggas-unggas di dalam peternakan tersebut tidak memperlihatkan gejala klinis penyakit
respiratori dan seluruh sampel yang diambil menunjukkan hasil negatif dengan Real-Time
PCR, maka seluruh peternakan tersebut dianggap negatif untuk virus avian influenza.

Pertanyaan B

1. Apakah adanya gejala klinis penyakit respiratori pada unggas (lihat gejala yang
disebutkan di atas) merupakan definisi kasus untuk avian influenza?
Jawab :
Tidak, gejala klinis penyakit respiratori (lesu, batuk-batuk, bernafas dengan mulut
terbuka, dan kotoran pada hidung) bukan gejala klinis pada flu burung saja sehingga
tidak bisa dijadikan deinisi kasus AI. Masih terdapat kasus lain yang memiliki gejala
klinis penyakit respiratori yang mirip dengan kasus ini.
- Ya. Gejala klinis penyakit respiratori tersebut merupakan salah satu bagian dari definisi
kasus untuk avian influenza, namun gejala tersebut masih cenderung umum sehingga
perlu dilengkapi dengan definisi jenis hewan, ras hewan, tempat kejadian outbreak,
hingga waktu terjadinya outbreak.
2. Apakah perlu untuk mengumpulkan sampel biologis dari unggas di seluruh
peternakan, atau sebaiknya melakukan sampling? Kenapa ya atau kenapa tidak?
Jawab :
Iya, perlu dilakukan pengambilan sampel biologis dari unggas disetiap peternakan
yang akan dilanjutkan dengan diperiksa dengan uji-uji laboratorium tertentu untuk
meneguhkan diagnosa. Hal ini didasarkan pada gejala klinis yang disebutkan diatas
bisa muncul pada kasus penyakit respirasi lain, tidak hanya pada AI. Sehingga ketika
gejala disebut diatas muncul di peternakan tidak bisa langsung didiagnosa AI tanpa
pengujian lab.

3. Untuk tujuan dari penyelidikan awal ini, status infeksi suatu peternakan ditentukan
seperti yang disebutkan di atas. Apakah ini merupakan cara yang dapat diterima untuk
mengklasifikasi sebuah peternakan tersebut sebagai “terinfeksi”? Kenapa ya atau
kenapa tidak?
Jawab :
Ya, Cara tersebut dapat diterima untuk mengklasifikasi sebuah peternakan dikatakan
“terinfeksi” melalui metode RT-PCR yang dapat menjadi konfirmasi diagnosis untuk
memastikan suatu peyakit. Jika terdapat satu kasus positif konfirmasi (confirmed
cases) maka menunjukkan peternakan tersebut telah terinfeksi suatu agen penyakit
karena telah dibuktikan adanya agen di peternakan terebut melalui diagnosis
konfirmasi. Selain itu, dalam konsep outbreak, untuk kasus tertentu, walaupun hanya
ditemukan satu kasus maka sudah dapat dikatakan outbreak jika terjadi pada wilayah
yang tidak pernah terinfeksi sebelumnya.

4. Jelaskan bagaimana anda mengklasifikasikan peternakan sebagai “terinfeksi”? Apa


definisi kasus anda?
Jawab :
Peternakan diklaklasifikasikan sebagai “terinfeksi” bila gejala klinis AI terlihat pada hewan
ternak tertentu, dan diperkuat dengan hasil positif pada sampel biologis yang sudah
dikonfirmasi melalui suatu uji. Gejala klinis avian influenza yang ditunjukkan pada
sampel unggas antara lain produksi telur menurun, gejala syaraf depresi, anoreksia,
pial dan jengger bengkak, sianosis, conjuctivitis, hemoragi ptechie, gangguan
pernapasan dan mati mendadak. Uji laboratorium yang positif AI berdasarkan uji real
time PCR atau uji lainnya terhadap sampel biologis. Sampel yang digunakan harus
representatif. Definisi kasus AI sendiri dapat menyerang hewan unggas, gejala klinis
yang terjadi seperti yang sudah dijelaskan, dan dapat dibagi menjadi beberapa level
kasus seperti confirmed (bila disertai dengan positif pengujian lab), probable
(memiliki seluruh gejala klinis tanpa pemeriksaan lab), suspect (memiliki beberapa
gejala klinis menyerupai).

Sebagai bagian dari penyelidikan, anda dan tim harus menjaring data mengenai 1) apakah ada
kontak antara unggas di dalam peternakan dengan unggas liar; 2) Bagaimana penerapan
biosekuriti di peternakan tersebut; 3) Apakah melakukan vaksinasi AI.
Pada 82 peternakan yang anda evaluasi, 45 diantaranya teridentifikasi positif terkena virus
avian influenza dan diklasifikasikan sebagai “terinfeksi”. Sejumlah 45 peternakan diketahui
mempunyai kontak dengan unggas liar dan 30 diantaranya diklasifikasikan sebagai
“terinfeksi”. Sejumlah 40 peternakan mempunyai biosekuriti yang baik dan hanya 5
diantaranya yang diklasifikasikan sebagai “terinfeksi”. Terakhir, 2 peternakan dari 22 yang
melakukan vaksinasi AI diklasifikasikan sebagai “terinfeksi”.

Pertanyaan C
1. Hitunglah proporsi peternakan yang diklasifikasikan “terinfeksi”? Apakah ini
merupakan alat pengukuran kejadian penyakit yang berguna?
Informasi apa yang dapat Anda peroleh dari ini?
Jawab :
Jumlah peternakan yang terinfeksi : 45
“terinfeksi” karena kontak dengan unggas lain : 30
“terinfeksi” karena biosekuriti yang tidak baik : 5
“terinfeksi” karena divaksinasi dengan vaksin ilegal : 2
Proporsi “terinfeksi” karena kontak dengan unggas liar
30
× 100 = 66.67 %
45
Proporsi “terinfeksi” karena biosekuriti yang tidak baik
5
× 100 = 11.11 %
45
Proporsi “terinfeksi” karena divaksinasi dengan vaksin ilegal
2
× 100 = 4.44 %
45
Perhitungan proporsi dapat digunakan sebagai alat pengukuran kejadian untuk
mengetahui berapa besar kejadian penyakit yang diesebabkan oleh faktor resiko
dan dapat diketahui sumber infeksi sehingga program pencegahan dpat dilakukan
lebih dini..

2. Dengan menghitung Attack rate untuk masing-masing faktor risiko, serta nilai
attributable rate dan risiko relatif, tentukan faktor apa yang paling berpengaruh
terhadap kejadian AI?
Jawab :
𝐾𝑎𝑠𝑢𝑠 𝑏𝑎𝑟𝑢
𝐴𝑅 =
𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ ℎ𝑒𝑤𝑎𝑛 𝑏𝑒𝑟𝑒𝑠𝑖𝑘𝑜
RR= AR1/AR2
Atributable rate = AR1-AR2
Dengan faktor resiko Tanpa faktor resiko Attribut
Faktor Relative
Total Ter Tidak AR Total Ter Tidak AR able
resiko Risk
infeksi terinfeksi % infeksi terinfeksi % Risk
Kontak
dengan
45 30 15 66,67 37 15 22 40,50 26,17 1,64
unggas
liar
Penerapan
40 5 35 12,50 42 40 2 95,23 -82,73 0,13
biosekuriti
Vaksinasi
22 2 20 9,09 60 43 17 71,60 -62,51 0.13
AI
Berdasarkan tabel tersebut, faktor yang paling dominan pada kejadian AI adalah
kontak unggas liar dilihat dari nilai AR dan RR yang paling tinggi.

Biosekuriti sama yg ga vaksinasi yg paling penting, yg paling besar. Jika ga


melakukan kontak, sm unggas liar bisa menghindari sebesar 39%, menghindari
biosekuriti 865…..
Attack rate yg plg tinggi yg terpapar faktor, RR yg paling tinggi tidak vaksinasi

Skenario II
Anda diminta untuk menyelidiki kemungkinan adanya outbreak AI. Kelompok yang diteliti
adalah peternakan sektor 4 skala kecil. Pemilik unggas memelihara ayam dan bebek. Saat
Anda tiba di tempat pemeliharaan, Anda berbicara dengan pemilik untuk mengumpulkan
riwayat lengkap keadaannya.

Pertanyaan A

1. Karena ini adalah kemungkinan outbreak dan Anda diminta untuk melakukan
penyelidikan, pertanyaan-pertanyaan umum apa sajakah yang perlu dijawab
sebagai hasil dari penyelidikan Anda?

Jawab:
Bab 1.
1) Siapakah nama pemilik ?
2) Apakah Anda mempunyai hewan peliharaan berupa unggas ?
3) Jenis unggas tersebut apa saja ? dan masing-masing berapa ekor ?
4) Apa alasan anda memelihara unggas ?
5) Dimana unggas-unggas tersebut dikandangkan ?
6) Bagamana keadaan lingkungan kandang ?
7) Bagaimana cara Anda berhubungan dengan unggas Anda ?
8) Kemana dan bagaimana Anda mengelola kotoran ternak unggas hewan Anda ?
9) Jika kotoranya hanya dibuang, dimana Anda membuangnya dan bagaimana
perlakuannya ?
Bab 2.
1) Dari mana Anda memperoleh hewan ternak Anda ?
2) Apakah ada persyaratan khusus dalam menentukan tempat Anda memperoleh
unggas tersebut ?Jika Iya, sebutkan alasannya.
3) Apakah ada persyaratan khusus dalam menentukan tiap individu unggas ? Jika
Iya,sebutkan alasannya.
4) Hasil apa dari ternak unggas yang Anda inginkan ?
5) Hasil tersebut akan Anda konsumsi sendiri apa akan dijual ?
6) Jika hasil tersebut ada yang dijual, kemana Anda akan menjualnya ?
Bab 3.
1) Apakah Anda pernah mendengar tentang AI(Avian Influenza) ?
2) Apa yang anda ketahui tentang AI ?
3) Apakah Anda mengetahui gejala unggas yang terserang AI ?
4) Jika Iya, dari mana anda mengetahui informasi itu ?
5) Jika anda mengetahui ada unggas yang menunjukkan gejala AI, apa yang akan anda
lakukan ?
6) Jika Anda memelihara unggas, usaha apa yang telah anda lakukan untuk mencegah
ternak unggas anda terserang AI ?
7) Sedangkan untuk Anda dan keluaraga, apa yang telah Anda lakukan untuk
menghindari serangan AI ?
Bab 4.
1) Apakah Anda pernah melihat langsung unggas yang menunjukkan gejala AI ?
2) Apakah di lingkungan Anda pernah terjadi kematian unggas yang mendadak
dengan gejala mirip AI ?
3) Apakah ada perhatian dan tindakan nyata dari pemerintah dalam upaya pencegahan
AI di daerah anda ?
4) Jika ada, tindakan apa yang telah dilakukan oleh pemerintah ?
5) Apakah menurut Anda tindakan itu efektif ?

- Anamnesa
- Tanya ke peternak ttg pola temporal, spasial, hewan
-

2. Buat formulir untuk menyelidiki wabah AI. Pastikan untuk menyediakan tempat
yang cukup untuk mencatat seluruh data yang harus dikumpulkan.
Nama pemilik hewan: ................................................
Jenis unggas yang dipelihara dan jumlahnya:
a. Ayam kampung, jumlah :…………………......
b. Ayam petelur, jumlah :……………………..
c. Ayam pedaging,jumlah :……………………..
d. Bebek, jumlah :……………………..
e. Burung, jumlah :……………………..
f. Lainnya, jumlah :……………………..
Jumlah kematian hewan dan tanggal kejadian:
a. Ayam kampung, jumlah :…………,tanggal………………….
:…………,tanggal………………….
:…………,tanggal………………….
b. Ayam petelur, jumlah :…………,tanggal………………….
:…………,tanggal………………….
:…………,tanggal………………….
:…………,tanggal………………….
c. Ayam pedaging,jumlah :…………,tanggal………………….
:…………,tanggal………………….
:…………,tanggal………………….
d. Bebek, jumlah :…………,tanggal…………………
:…………,tanggal………………….
:…………,tanggal………………….
e. Burung, jumlah :………….,tanggal………………...
:………….,tanggal………………...
:………….,tanggal………………...
f. Lainnya, jumlah :………….,tanggal……………….
:………….,tanggal……………….
:………….,tanggal……………….

Gambaran patologis hewan yang telah mati :


a. Ayam kampung, :…………………....………………….
:……………………..………………….
:……………………..………………….
b. Ayam petelur :……………………..………………….
:……………………..………………….
:…………………….………………….
:…………………….………………….
c. Ayam pedaging :…………………….………………….
:……………………….……………….
:…………………….………………….
d. Bebek :……………………..…………………
:……………………..………………….
:……………………..………………….
e. Burung :………………………………………...
:……………………..………………...
:……………………..………………...
f. Lainnya :………………………..……………….
:………………………..……………….
:………………………..……………….
Jumlah hewan yang menunjukkan gejala klinis terserang AI :
a. Ayam kampung, jumlah :………………………
b. Ayam petelur, jumlah :………………………
c. Ayam pedaging,jumlah :………………………
d. Bebek, jumlah :……………………..
e. Burung, jumlah :……………………..
f. Lainnya, jumlah :……………………..
Hasil pemeriksaan laboratorium dari sampel hawan yang dicurigai:
a. Ayam kampung, :…………………....………………….
:……………………..………………….
:……………………..………………….
b. Ayam petelur :……………………..………………….
:……………………..………………….
:…………………….………………….
:…………………….………………….
c. Ayam pedaging :…………………….………………….
:……………………….……………….
:…………………….………………….
d. Bebek :……………………..…………………
:……………………..………………….
:……………………..………………….
e. Burung :………………………………………...
:……………………..………………...
:……………………..………………...
f. Lainnya :………………………..……………….
:………………………..……………….
:………………………..……………….
Riwayat yang diperoleh dari Pemilik Unggas

Tiga hari yang lalu, si pemilik memiliki 37 ekor ayam dan 9 ekor bebek. Unggas-unggas
tersebut ditempatkan pada tiga lokasi terpisah. Pemilik itu memiliki sebuah kandang ayam kecil
dimana ia menempatkan ayam petelur. Di kandang tersebut ada 25 ekor ayam. Dua dari ayam-
ayam ini adalah ayam jantan, sisanya ayam petelur. Si pemilik juga memiliki dua buah kandang
lain yang kecil. Ia menempatkan seluruh bebeknya dalam salah satu kandang (ia memiliki 6
ekor bebek betina dan 3 ekor bebek jantan). Kandang satunya lagi diperuntukkan untuk
menyimpan unggas yang dibeli secara teratur dari pasar unggas. Ada 12 ekor unggas di
kandang ini (5 ekor ayam jantan dan 7 ekor ayam betina). Bebek dan unggas yang dibeli dari
pasar adalah untuk dikonsumsi. Sebagian besar telur yang dihasilkan dan unggas yang dipotong
dikonsumsi oleh keluarga pemilik yang tinggal di lokasi yang sama.
Pemilik memberitahu Anda bahwa dua hari yang lalu, pagi-pagi ia memberi makan
unggas peliharaannya dan mengumpulkan telur. Ia mendapati 3 ekor bangkai ayam di kandang
unggas yang dibeli dari pasar. Kemarin ia mendapati 4 ekor bangkai lainnya dari kelompok
unggas yang dibeli dari pasar dan 4 ekor bangkai ayam dari kelompok ayam petelur. Seluruh
bangkai unggas tersebut diletakkan begitu saja di luar kandang. Untungnya, cuacanya dingin
akhir-akhir ini sehingga kondisi bangkainya masih cukup baik.
Anda memeriksa sisa unggas yang ada. Dalam kandang unggas yang dibeli dari pasar, Anda
dapati 2 ekor bangkai unggas. Dari ke-3 ekor yang masih hidup, 2 di antaranya menunjukkan
gejala klinis yang mengarah pada AI (batuk, dispnea, lethargi, ataxia). Dalam kandang ayam
petelur, Anda mendapati 7 ekor bangkai ayam. Dari ke-14 ekor yang masih hidup, 9 di
antaranya menunjukkan gejala klinis yang mengarah pada AI. Dalam kandang bebek, Anda
mendapati 2 ekor bangkai bebek. Dari ke-7 ekor yang masih hidup, satu tampak amat lemah
dan enggan bangkit berdiri.
Anda menekropsi seluruh unggas yang mati. Banyak di antaranya memiliki lesio yang
mengarah pada infeksi AI, termasuk diantaranya pembengkakan kepala dan kaki akibat edema
subkutan; hemoragi pada kaki, pial dan jengger; hemoragi pada epikardium; dan fokus nekrosa
pada limpa, jantung dan pankreas.
Anda mengumpulkan sampel untuk pengujian AI dari seluruh bangkai di sana. Anda
ambil swab trakhea dan kloaka untuk keperluan uji real-time reverse-transcriptase polymerase
chain reaction.

Pertanyaan B

3. Informasi apa yang penting untuk dicatat dalam kejadian outbreak ini? Bagaimana
cara Anda mengatur data ini untuk mempermudah bagi perhitungan-perhitungan
epidemiologis seperti tabel attack rate?
Jawab:
Informasi penting yang harus dicatat
a. Jumlah populasi ternak berisiko AI pada awal pengamatan
b. Jumlah populasi ternak tiap jenis unggas pada awal pengamatan
c. Jumlah kematian ternak
d. Jumlah kematian tiap jenis unggas
e. Jumlah ternak yang mengalami gejala klinis AI
f. Sumber unggas
g. Sistem pemeliharaan
h. Hasil nekropsi
i. Jumlah, sumber/rute, kode, dan waktu pengambilan sampel untuk konfirmasi

- Dikelomppokkan berdasar
- Temporal : diitung kematiannya per hari, dibuat polanya ditentui berumber umum apa
propagated
- Hewan : diklompokkan yg ayam atau telur, bebek liat mana yg nunjukin pola yg lebih
baik
- Sapasiial : kejadian perkandang? Dihubungin dgn waktunya

Tabel AR:
Terpapar factor Tidak terpapar factor
Unggas asal pasar 21 14 7 25 20 5
Jenis unggas yang rentan AI 37 31 6 9 3 6

4. Berapa proporsi ayam dalam kelompok ini? Berapa proporsi bebek?


Jawab:
𝑗𝑚𝑙 𝑎𝑦𝑎𝑚 37
Proporsi ayam = 𝑗𝑚𝑙 𝑢𝑛𝑔𝑔𝑎𝑠 𝑘𝑒𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ𝑎𝑛 = 46 = 0.804
𝑗𝑚𝑙 𝑏𝑒𝑏𝑒𝑘 9
Proporsi bebek = = = 0.196
𝑗𝑚𝑙 𝑢𝑛𝑔𝑔𝑎𝑠 𝑘𝑒𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ𝑎𝑛 46

5. Hitung mortality rate dan case fatality rate masing-masing kelompok unggas.
Interpretasikan hasil yang Anda peroleh.
Jawab:
Mortality Rate:
11
𝑚𝑜𝑟𝑡𝑎𝑙𝑖𝑡𝑦 𝑟𝑎𝑡𝑒 𝑎𝑦𝑎𝑚 𝑝𝑒𝑡𝑒𝑙𝑢𝑟 = × 100 = 44.00%
25
9
𝑚𝑜𝑟𝑡𝑎𝑙𝑖𝑡𝑦 𝑟𝑎𝑡𝑒 𝑎𝑦𝑎𝑚 𝑏𝑒𝑙𝑖𝑎𝑛 = × 100 = 75.00%
12
2
𝑚𝑜𝑟𝑡𝑎𝑙𝑖𝑡𝑦 𝑟𝑎𝑡𝑒 𝑏𝑒𝑏𝑒𝑘 = × 100 = 22.22%
9

Case Fatality Rate (CFR):


11
𝐶𝐹𝑅 𝑎𝑦𝑎𝑚 𝑝𝑒𝑡𝑒𝑙𝑢𝑟 = × 100 = 55.00%
20
9
𝐶𝐹𝑅 𝑎𝑦𝑎𝑚 𝑏𝑒𝑙𝑖𝑎𝑛 = × 100 = 81.81%
11
2
𝐶𝐹𝑅 𝑏𝑒𝑏𝑒𝑘 = × 100 = 66.67%
3
MR dan CFR
Ayam:
𝑗𝑚𝑙 𝑎𝑦𝑎𝑚 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑚𝑎𝑡𝑖 20
MR = 𝑗𝑚𝑙 𝑝𝑜𝑝𝑢𝑙𝑎𝑠𝑖 𝑏𝑒𝑟𝑖𝑠𝑖𝑘𝑜 = 37 = 0.54
𝑗𝑚𝑙 𝑎𝑦𝑎𝑚 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑚𝑎𝑡𝑖 20
CFR = 𝑗𝑚𝑙 𝑎𝑦𝑎𝑚 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑠𝑎𝑘𝑖𝑡 = 31 = 0.65
Bebek:
𝑗𝑚𝑙 𝑏𝑒𝑏𝑒𝑘 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑚𝑎𝑡𝑖 2
MR = 𝑗𝑚𝑙 𝑝𝑜𝑝𝑢𝑙𝑎𝑠𝑖 𝑏𝑒𝑟𝑖𝑠𝑖𝑘𝑜 = 9 = 0.22
𝑗𝑚𝑙 𝑏𝑒𝑏𝑒𝑘 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑚𝑎𝑡𝑖 2
CFR = 𝑗𝑚𝑙 𝑏𝑒𝑏𝑒𝑘 = 3 = 0.67
𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑠𝑎𝑘𝑖𝑡

Kemataiannya banyakkan di ayam, dari CFR tinggi di bebek

Jadi, mortality rate (pd semua populasi) dan case fatality rate (pada klp yg sakit
aja) paling tinggi terjadi pada kelompok unggas belian.

6. Definisikan suatu kasus berdasarkan data yang Anda kumpulkan. Masukkan


mortality rate atau case fatality rate sebagai bagian dari definisi Anda. Mengapa
mortality rate atau case fatality rate penting untuk dimasukkan dalam definisi
kasus Anda?

Jawab:
CFR LEBIH PENTING, krn berdasar kasus yg ada

Ukuran kejadian penyakit melalui gambaran kuantitatif seberapa besar kejadian


suatu penyakit pada populasi tertentu dapat menjadi penduga awal yang
mengantarkan pada diagnosa penyakit, maka mortality rate atau case fatality rate
penting untuk dimasukkan dalam definisi kasus.

CFR lebih penting karena

7. Tentukan besarnya / keparahan masalah di kelompok sektor 4 ini dengan


menghitung nilai attack rate-nya. Untuk perhitungan ini, anggaplah bahwa
kematian dan gejala-gejala klinis konsisten dengan definisi kasus Anda untuk
HPAI (tanpa memandang hasil pengujian AI-nya).
Jawab:
𝑗𝑚𝑙 𝑘𝑎𝑠𝑢𝑠 (ℎ𝑒𝑤𝑎𝑛 𝑚𝑎𝑡𝑖) 34
AR = 𝑗𝑚𝑙 𝑝𝑜𝑝𝑢𝑙𝑎𝑠𝑖 𝑏𝑒𝑟𝑖𝑠𝑖𝑜𝑘𝑜 = 46= 0.739 = 73,9%

AR yang digunakan adalah AR untuk keseluruhan unggas dalam peternakan, hasil


ini menunjukkan bahwa penyakit AI pada peternakan ini merupakan masalah yang
sangat besar

8. Periksa data yang ada untuk menemukan pola temporal, spasial dan hewan.
Hitung nilai attack rate-nya. Gunakan tabel data yang disediakan (Table 1).
Jawab:
Pola temporal:

Outbreak Avian Influenza


8
Jumlah ternak yang mati

7
6
5
4 beli
3 petelur
2 bebek
1
0
hari 0 hari 1 hari 2 hari 3
Waktu kematian ternak

Pola spasial : data tidak didukung


Pola hewan : dapat melalui attack rate
Terpapar factor AR Tidak terpapar factor AR
Unggas asal pasar 21 14 7 14/21 = 0.67 25 20 5 20/25 = 0.8
Jenis unggas yang rentan AI 37 31 6 31/37 = 0.84 9 3 6 3/9 = 0.33

9. Apa hipotesis Anda mengenai penyakit dalam kelompok ini? Jelaskan penalaran
Anda.
Jawab:
Ke pasar trs ke kendang aayam bellian trs bebek jd kemungkinan karena alas kaki
karena feses nempel,
Hipotesis: TP=TTP
TP = terpapar faktor; TTP= tidak terpapar factor
Tingkat serangan pada kelompok yang terpapar factor dan yang tidak terpapar
faktor tidak berbeda, namun pada pola temporal terlihat adanya outbreak pada
unggas belian.

10. Apakah ada informasi yang tidak Anda peroleh selama kunjungan Anda yang
menurut Anda dapat bermanfaat?
Jawab:
Informasi penting yang tidak diperoleh:
- Jarak antar kandang
- Penanganan bangkai unggas
- Biosecurity yang diterapkan
- Vaksinasi yang telah dilakukan
- lokasi geografis dari peternakan
- Luas kandang, umur masing-masing unggas
- Sistem pemeliharaan
- Sejarah vaksinasi AI
- Pemahaman peternak mengenai penanganan bangkai unggas.

11. Langkah-langkah apa sajakah yang perlu segera dilakukan untuk mengendalikan
masalah dalam kelompok unggas ini dan mencegah penyebarannya ke kelompok
unggas lain di sekitarnya?
Jawab:
Yg baru, harus dipisah dulu, alas kaki dikasih bak celup desinfektan, alur
pemeriksaan di kendang sehat dulu baru sakit, vaksinasi

Langkah yang dapat dilakukan untuk mengendalikan masalah dan mencegah


penularannya:
- Mengubur bangkai
- Disinfeksi kandang
- Vaksinasi
- Penerapan biosecurity
Tindakan selanjutnya adalah tindak lanjut intensif dengan menelusuri sumber
penularan AI dan melaksanakan strategi eradikasi AI. Strategi yang digunakan
sebagai tindakan eradikasi flu burung (AI) untuk outbreak yang terjadi berdasarkan
rekomendasi tiga badan dunia (FAO, OIE, dan WHO), yaitu:

1. Kampanye vaksinasi masal ditargetkan dapat dilaksanakan dalam waktu singkat


dan dinyatakan sebagai tindakan darurat untuk mengendalikan perluasan
penyebaran outbreak oleh pihak berwenang.
2. Dengan syarat vaksin harus memnuhi standar mutu international yang ditetapkan
OIE disertai upaya surveillance untuk memonitoring perubahan antigen

AI pada Kandang di Peternakan Sektor 4


Tabel 1
Nomor Jenis Jenis Lokasi Gejala Mati/Hidup
Unggas Kelamin klinis
1 Ayam Betina Kandang unggas belian Mati
2 Ayam Jantan Kandang unggas belian Mati
3 Ayam Betina Kandang unggas belian Mati
4 Ayam Jantan Kandang unggas belian Mati
5 Ayam Jantan Kandang unggas belian Mati
6 Ayam Betina Kandang unggas belian Mati
7 Ayam Betina Kandang unggas belian Mati
8 Ayam Jantan Kandang unggas belian Mati
9 Ayam Betina Kandang unggas belian Mati
10 Ayam Betina Kandang unggas belian Ya Hidup
11 Ayam Betina Kandang unggas belian Ya Hidup
12 Ayam Jantan Kandang unggas belian Tidak Hidup
13 Ayam Jantan Kandang petelur Mati
14 Ayam Betina Kandang petelur Mati
15 Ayam Betina Kandang petelur Mati
16 Ayam Betina Kandang petelur Mati
17 Ayam Jantan Kandang petelur Mati
18 Ayam Betina Kandang petelur Mati
19 Ayam Betina Kandang petelur Mati
20 Ayam Betina Kandang petelur Mati
21 Ayam Betina Kandang petelur Mati
22 Ayam Betina Kandang petelur Mati
23 Ayam Betina Kandang petelur Mati
24 Ayam Betina Kandang petelur Ya Hidup
25 Ayam Betina Kandang petelur Ya Hidup
26 Ayam Betina Kandang petelur Ya Hidup
27 Ayam Betina Kandang petelur Ya Hidup
28 Ayam Betina Kandang petelur Ya Hidup
29 Ayam Betina Kandang petelur Ya Hidup
30 Ayam Betina Kandang petelur Ya Hidup
31 Ayam Betina Kandang petelur Ya Hidup
32 Ayam Betina Kandang petelur Ya Hidup
33 Ayam Betina Kandang petelur Tidak Hidup
34 Ayam Betina Kandang petelur Tidak Hidup
35 Ayam Betina Kandang petelur Tidak Hidup
36 Ayam Betina Kandang petelur Tidak Hidup
37 Ayam Betina Kandang petelur Tidak Hidup
38 Bebek Betina Kandang bebek Mati
39 Bebek Betina Kandang bebek Mati
40 Bebek Betina Kandang bebek Ya Hidup
41 Bebek Betina Kandang bebek Tidak Hidup
42 Bebek Jantan Kandang bebek Tidak Hidup
43 Bebek Jantan Kandang bebek Tidak Hidup
44 Bebek Betina Kandang bebek Tidak Hidup
45 Bebek Jantan Kandang bebek Tidak Hidup
46 Bebek Betina Kandang bebek Tidak Hidup

Tabel 2
Nomor Hasil tes AI Nomor Hasil tes AI Nomor Hasil tes AI
Unggas Unggas Unggas
1 Positif 17 Positif 33 Positif
2 Positif 18 Positif 34 Negatif
3 Positif 19 Positif 35 Negatif
4 Positif 20 Positif 36 Positif
5 Positif 21 Positif 37 Negatif
6 Negatif 22 Positif 38 Positif
7 Positif 23 Negatif 39 Positif
8 Positif 24 Positif 40 Positif
9 Positif 25 Positif 41 Positif
10 Positif 26 Positif 42 Positif
11 Positif 27 Negatif 43 Negatif
12 Positif 28 Positif 44 Negatif
13 Positif 29 Positif 45 Positif
14 Positif 30 Positif 46 Negatif
15 Positif 31 Positif
16 Positif 32 Positif

Pertanyaan C

12. Hasil uji AI diserahkan pada Anda dan dapat dilihat pada Tabel 2.
Bebek lebih banyak yg positif tapi tdk nunjukin gejala klinis
13. Berapa proporsi unggas yang teruji positif AI dalam kelompok tersebut?
Jawab:
37
Proporsi unggas yang teruji AI dalam kelompok = 46 = 80,43%

14. Berapa proporsi unggas yang teruji positif AI dalam kelompok ayam? Dalam
kelompok bebek? Bandingkan hasil-hasil yang Anda dapatkan dengan perhitungan
tingkat serangan yang Anda hitung sebelumnya. Lihat jawaban dari pertanyaan-
pertanyaan dalam pertanyaan B.
Jawab:
30
Proporsi ayam yang teruji positif AI = = 81,08%
37
7
Proporsi bebek yang teruji positif AI= = 77,77%
9

15. Apakah proporsi unggas yang teruji positif AI lebih tinggi dalam kelompok
unggas yang dibeli dari pasar daripada dalam kelompok ayam petelur? Jelaskan
hasil yang Anda dapatkan.
Jawab:
11
Proporsi unggas dibeli di pasar = 12 = 91,67%
19
Proporsi kelompok ayam petelur = 25 = 76%

Ya, terlihat bahwa proporsi unggas yang positif AI lebih tinggi pada unggas yang
dibeli dari pasar. Hal ini dapat terjadi karena pemeliharaan unggas saat di pasar
tidak sebaik daripada ayam petelur yang dipelihara. Unggas yang dibeli di pasar
dapat membawa penyakit dalam hal ini virus AI sehingga menularkan unggas
lainnya di peternakan tersebut.

16. Menurut hipotesa yang Anda buat apa yang mungkin menjadi rute utama
penularan AI dari kelompok yang terinfeksi ke kelompok lain di sekitarnya?
Bagaimana Anda menyelidiki teori-teori Anda?
Jawab:
- Rute utama penularan AI dari kelompok yang terinfeksi kepada kelompok
disekitarnya adalah melalui udara (droplet atau eksudat) yang mengkontaminasi
peralatan kandang atau terbawa. Kontaminasi silang pada peralatan yang
digunakan dapat menjadi vehicle agen penyakit untuk menyebar karena penerapan
biosecurity dan biosafety yang buruk di kandang tersebut. Tidak ada bukti yang
menjelaskan penularan secara kontak langsung karena setiap kelompok ayam
ditempatkan pada kandang yang berbeda.

17. Rekomendasi biosekuriti apa yang akan Anda sarankan pada pemilik unggas
dan para pemilik unggas lain di sekitarnya untuk menghentikan peyebaran penyakit
ini?
Jawab:
Rekomendasi yang dapat diberikan adalah selalu menjaga kebersihan
kandang dan menerapkan prinsip animal welfare serta menerapkan prilaku hidup
bersih dan sehat kepada pemilik unggas. Lebih rincinya sebagai berikut:
- Sanitasi kendang dilakukan seperti pembersihan tempat pakan dan minum setiap
hari, membersihkan kandang setiap hari, dan higiene personal dari peternaknya.
- Menerapkan sistem kandang biosekuriti 3 zona yakni zona kotor, zona transisi, dan
zona bersih untuk mengurangi kontaminasi yang masuk kedalam kandang.
- Hewan yang baru datang dipisahkan dari ternak yang ada di kandang dan
dikarantina terlebih dahulu selama kurang lebih dua minggu untuk memastikan
hewan yang baru dibeli sehat dan aman.
- Meningkatkan pengetahuan peternak terhadap tanda dan gejala klinis dari
penyakit-penyakit yang dapat menyerang ternak sebagai peringatan awal sehingga
tindakan pencegahan dapat segera dilakukan.

Skenario III Food-Borne Outbreak

Latar belakang:
Sebuah outbreak (epidemik) gastroenteritis terjadi di Greenport pada malam tanggal 28 April.
Total sebanyak 89 orang dilarikan ke UGD di tiga rumah sakit setempat pada malam tersebut.
Tidak ditemukan laporan kasus lainnya setelah kejadian tersebut. Pasien-pasien tersebut
mengeluhkan adanya sakit kepala, demam, mual, muntah, dan diare. Kejadian penyakit
tersebut cukup parah pada 19 orang sehingga membutuhkan penanganan medis. Outbreak
gastroenteritis seperti ini biasanya disebabkan oleh konsumi dari makanan terkontaminasi atau
beracun. Kontaminasi makanan dapat disebabkan oleh virus atau bakteri patogenik. Namun,
kejadian akut lebih sering terjadi akibat toxin yang dihasilkan oleh bakteri seperti
Staphulococcus sp. dan Clostridium perfringens, Salmonella spp, dan Vibrio cholerae.
Keracunan makanan juga dapat disebabkan oleh zat kimia atau logam berat seperti tembaga,
cadmium, atau zinc, atau toksin kerang-kerangan.
1. Diskusikan temuan-temuan ini
Jawab :
a. Kasus : Outbreak gastroenteritis (epidemik) di Greenport pada 28 April.
b. Jumlah kasus : 89 orang pergi ke UGD 3 rumah sakit lokal, 19 pasien sampai perlu
rawat inap.
c. Gejala : sakit kepala, demam, mual, muntah, dan diare.
d. Penyebab : konsumsi makanan yang terkontaminasi atau beracun, namun agennya
belum diketahui
e. Tindakan yang harus dilakukan : investigasi outbreak, karena sumber penularan
diketahui namun agen penyebabnya belum diketahui.

Investigasi outbreak
Departemen kesehatan lokal diberitahu bahwa ada potensi outbreak food-borne gastroenteritis
di Greenport. Tim epidemik, termasuk epidemiologis medik, teknisi mikrobiologi, dan seorang
perawat, mengunjungi rumah sakit untuk mewawancara dokter jaga, pasien, dan orang-orang
terdekatnya. Sampel feses diambil dari pasien untuk identifikasi mikrobiologi dari agen
kausatif. Tim epidemik tahu bahwa outbreak tipe ini biasanya terjadi dalam waktu yang singat,
tidak lebih dari beberapa jam atau 1-2 hari setelah seseorang mencerna makanan yang
terkontaminasi.
Investigator epidemik mengoleksi data untuk mendefinisikan distribusi penyakit berdasarkan
waktu (waktu onset dan kurva epidemik), tempat (tempat-tempat potensial dimana makanan
tersebut dihidangkan, seperti kafetaria, restoran, dan tempat piknik), dan individu (distribusi
penyakit berdasarkan usia, jenis kelamin, dan jenis makanan). Temuan pada awal investigasi
disertakan di infomasi berikut ini.
Distribusi penyakit berdasarkan individu (usia dan jenis kelamin):
Temuan Outbreak Gastroenteritis berdasarkan Individu, Distribusi Kasus berdasarkan
Usia dan Jenis Kelamin
Kelompok Perempuan Laki-Laki Total berdasarkan Usia
Usia No. % No. % Laki-Laki No. %
Perempuan
0-5 1 1 2
6-10 38 37 75
11 dan lebih 10 2 12
Total
berdasarkan
jenis kelamin

2. Hitung total untuk setiap kolum dan baris dan persentasi yang sesuai untuk menentukan
apakah ada perbedaan yang penting berdasarkan usia atau jenis kelamin. Hal ini
dilakukan untuk memeriksa apabila ada grup yang beresiko tinggi dan apabila
distribusi usia dan jenis kelamin dapat memberikan petunjuk mengenai sumber
outbreak. Interpretasikan temuan Anda.

Jawab:
Kelompok Perempuan Laki-Laki Total berdasarkan Usia
Usia No. % No. % Laki-Laki No. %
Perempuan
0-5 1 2,04% 1 2,5% 2 2,25%
6-10 38 77,55% 37 92,5% 75 84,27%
11 dan lebih 10 20,4% 2 5% 12 13,48%
Total 49 100% 40 100% 89 100%
berdasarkan
jenis kelamin

Cewe yg paling banyak, 83%, dan umur 6-10 yg oaling banyk, klo propagated kek
gergaji, kalo yg ini sumber umum karena dr mkanan dll krn mak2 jemput anak

Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel menunjukkan bahwa kelompok usia 6-10
memiliki presentase resiko terserang penyakit tertinggi dibandingkan dengan kelompok usia
lainnya, yaitu sebesar 84,27% dengan jumlah kasus sebanyak 75. Berdasarkan jenis kelamin,
pada perempuan memiliki jumlah kasus tertinggi yaitu sebanyak 49 kasus dengan presentase
55,05% artinya kejadian penyakit banyak terjadi pada perempuan.
Kurva epidemik di atas menunjukkan waktu onset penyakit pada 89 pasien yang terkena
outbreak. Tim epidemik mempelajari kurva tersebut dan mengenali bahwa ini adalah tipikal
outbreak akut dengan sumber tunggal. Tim juga dapat melihat bahwa onset gejala pada semua
pasien terjadi dalam periode waktu 6 jam. Melihat gejala yang disebutkan di atas dan kurva
epidemik, tim epidemik menyimpulkan bahwa tipe epidemik ini biasanya berhubungan dengan
intoksikasi atau keracunan makanan dan bahwa makanan yang dicurigai terlibat mungkin
disajikan dan dikonsumsi dalam jangka waktu beberapa jam sebelum timbulnya gejala. Maka
dari itu, tim epidemik menyelidiki tempat-tempat dimana individu yang terkena, orang-orang
terdekat, dan tetangganya makan di hari itu (28 April). Tabel berikut menunjukkan temuan tim:

3. Hitung attack rate per 100 (incidence rates per 100) berdasarkan tempat untuk
menentukan dimana makanan yang terkontaminasi disajikan. Untuk setiap tempat,
bandingkan attack rate (AR) bagi mereka yang datang dengan attach rate bagi mereka
yang tidak, dengan menggunakan resiko relatif (RR = AR yang datang/AR yang tidak
datang). Interpretasikan temuan Anda.

Jawab:
Tempat Orang Jumlah Attack Orang Jumlah Attack Relative
yang sakit Rate per yang sakit rate per risk
datang 100 tidak 100
datang
Kafetaria 207 62 29 157 47 29 1
setempat
Restoran 246 25 10 122 13 10 1
setempat
Lions 475 68 14 189 29 15 0,93
Club
luncheon
Kafetaria 239 67 28 495 22 4 7
SD
AR = jumlah yang sakit selama waktu pemaparan/total individu yang terpapar
krn mak2 jemput anak , rr plg tinggi di sd.
Berdasarkan hasil perhitungan tabel menunjukkan bahwa attack rate tertinggi terjadi pada
orang yang datang ke Kafetaria SD, sedangkan pada orang yang datang ke tempat lain nilainya
tidak jauh berbeda. Untuk attack rate pada orang yang datang ke kafetaria SD mencapai 28 per
100 orang. Artinya setiap 100 orang yang terpapar, 28 orang menjadi sakit. Sedangkan attack
rate pada orang yang tidak datang ke kafetaria SD hanya 4 per 100 orang. Artinya hanya 4
orang yang menjadi sakit setiap 100 orang yang terpapar. Sehingga dapat diasumsikan bahwa
kafetaria SD menjadi tempat penyebaran penyakit.
Saat tempat yang dicurigai sudah ditentukan, investigasi difokuskan pada jenis makanan. Tabel
dibawah memperlihatkan makanan yang disajikan di tempat tersebut pada 28 April.

Catatan penting: Tidak ada pegawai di dapur yang sakit. Nama dan tugas personel yang
bertanggung jawab atas makanannya adalah: Manuel menyiapkan beef burritos dan kentang,
John menyiapkan salad dan buah, Sally menyajikan semua hidangan kecuali es krim, dan Jan
menyiapkan cheeseburger dan es krim. Es krim nya merupakan brand komersil dan dibeli di
supermarket terdekat.
4. Please calculate the attack rates per 100 (incidence rates per 100) by food item to try
to determine the one that was probably contaminated. Compare attack rates (AR) for
those who ate the food item with attack rates for those who did not eat the food item,
by using the relative risk (i.e., RR = AR in those who ate the food/AR in those who did
not eat the food). Interpret your findings.
Jawab :

Gastroenteritis Outbreak Findings by Pearson


Ate the food item Did not ate the food item
Attack Attack
No. Rate per No. Rate per Relative
Food Item people No. Ill 100 people No. Ill 100 Risk
Beef burritos 276 28 10.14 266 27 10.15 0.99
Cheese burger 218 21 9.63 131 14 10.68 0.90
Tossed salad 105 49 46.67 297 15 5.05 9.24
Baked potato 139 11 7.91 213 31 14.55 0.54
Fruit cocktail 88 48 54.54 279 25 8.96 6.08
Ice cream 175 18 10.28 203 49 24.13 0.42

Tabel diatas menunjukkan bahwa untuk tingkat serangan tertinggi terjadi pada
kelompok orang yang memakan Tossed salad (46.67 per 100) dan Fruit Cocktail (54.54
per 100). Hal tersebut dapat menunjukkan bahwa dari kedua makanan tersebut telah
terkontaminasi oleh agen penyebab gastroenteritis. Orang yang memakan makanan
tersebut juga memiliki hubungan kuat yang signifikan terhadap kejadian outbreak
gastroenteritis dengan masing-masing nilai RR adalah 9.24 dan 6.08. Berdasaran nilai
tersebut dapat diduga bahwa sumber outbreak gastroenteritis adalah kedua makanan
tersebut yaitu Tossed salad dan Fruit Cocktail. Sementara itu, Baked potato (RR=0.54)
dan Ice cream (RR=0.42) merupakan makanan yang baik untuk dipilih sebagai
makanan yang menghindarkan konsumen dari serangan gastroenteritis. Hal ini diduga
karena kedua makanan terebut memiliki resiko kontaminasi agen penyebab
gastroenteritis yang rendah.
John kena salmonella jd carier ke makanan krn salad nya

Given that the epidemic team worked fast enough and the implicated meal(s) was
(were) identified before all food leftovers were discarded, food samples from some
meal leftovers were taken to the laboratory. In addition, stool samples were taken from
the kitchen personnel who prepared or handled each different food item. The laboratory
confirmed that Salmonella toxin was present in some of the food samples and that one
of the kitchen personnel of that place had the same Salmonella species. Furthermore,
the Salmonella species found in the food and the kitchen worker was the same species
found in stool samples of the patients.
5. Please discuss these findings and identify the kitchen worker possibly responsible for
the outbreak.
Jawab :
Pekerja dapur yang mungkin harus bertanggung jawab terhadap kejadian outbreak
gastroenteritis ini adalah John karena john yang bertugas membuat tossed salad dan fruit
cocktail. Hal ini didukung oleh bukti bahwa kontaminasi kedua makanan tersebut
diakibatkan oleh toxin dari spesies Salmonella yang sama dengan spesies Salmonella yang
ditemukan pada sampel feses salah satu pekerja dapur tersebut. Kemungkinan kontaminasi
pada makanan itu diakibatkan oleh tindakan John yang tidak menerapkan higiene personal
serta tindakan sanitasi yang baik saat bekerja dalam membuat atau mempersiapkan
makanan. Untuk mencegah kejadian yang serupa agar tidak terulang kembali, maka John
harus menerapkan higiene personal serta tindakan sanitasi yang baik dan baru boleh untuk
bekerja setelah berobat dan dinyatakan sembuh atau bebas Salmonella.

Anda mungkin juga menyukai