Anda di halaman 1dari 4

Nama : Aufa Luthfiha Amelia Putri

NIM : 102011133236
Kelas : IKM 3D
Jumlah Kata : 1071 Kata

RESUME KULIAH TAMU ARSP


“Act Now for Patient Safety”
Oleh:

1. Inge Damayanti, S.Km, M.Kes, M.PH, PhD


2. Prof. Cyrus Y. Engineer

“Indonesian Hospital Readiness and The Impact on Patient Safety During Covid-19
Pandemic Based on Health Workers Perspectives”

Pada Maret 2020 WHO menyatakan bahwa Covid-19 menjadi pandemi yang melanda
seluruh dunia. Hingga 15 September 2021, Pemerintah Republik Indonesia telah melaporkan
bahwa ada 4.178.164 orang terkonfirmasi positif COVID-19, ada 139.682 kematian, dan ada
3.953.519 pasien telah sembuh dari penyakit tersebut. Pemerintah telah melakukan banyak hal
untuk menangani pandemi Covid-19. Di awal Covid-19 merebak, pemerintah langsung
mengevakuasi WNI dari Wuhan dan mendirikan Gugus Tugas Nasional Covid-19 yang diubah
menjadi Satgas Penanganan Covid-19. Hingga 16 September 2021, sebanyak 76.153.487 orang
telah mendapatkan vaksinasi pertama, sedangkan 43.484.971 orang telah mendapatkan vaksinasi
kedua. Meskipun telah banyak hal yang dilakukan oleh pemerintah, agaknya permasalahan
pandemi ini belum bisa terselesaikan. Bahkan, sempat muncul kasus-kasus yang tersorot di
Indonesia, seperti krisis oksigen, rumah sakit kolaps, banyak kematian pasien karena kekurangan
oksigen, parkiran mendadak menjadi IGD, dsb. Hal-hal seperti ini pastinya berdampak pada
keamanan pasien. Oleh karena itu, kesiapan rumah sakit dan penanganan kasus Covid-19 di
Indonesia masih harus terus ditingkatkan.

Rumah sakit memiliki peran yang cukup penting dalam menyediakan pelayanan
kesehatan terutama dalam masa-masa kritis seorang pasien. rumah sakit merupakan salah satu
pemegang peran penting dalam memerangi rantai Covid-19. Pada sistem kesehatan, rumah sakit
memegang peranan penting dalam menyediakan pelayanan kesehatan dan perawatan medis yang
krusial, terutama pada kondisi krisis seperti saat ini. Pada saat pandemi, penyebaran penyakit
yang progresif membuat rumah sakit kewalahan dalam menangani pasien karena terlalu banyak
yang membutuhkan perawatan medis pada saat yang sama. Pelonjakan terjadi pada bagian
ruangan isolasi, ICU, dan sumber daya manusianya. Pada saat pandemi, sudah banyak dilakukan
perubahan pula pada strategi pencegahan infeksi dan prosedur kontrol, tetapi angka penduduk
dan tenaga kesehatan yang terinfeksi masih tinggi. Hal inilah yang mendasari bahwa pelayanan
di rumah sakit perlu ditingkatkan misalnya dengan penambahan sumber daya manusia, unit
pelayanan, serta sarana maupun prasarana. Selain itu, tak hanya dari perspektif terhadap
pelayanan pasien, kejadian akan gugurnya tenaga kesehatan dalam menangani tindakan kuratif
terhadap penyakit ini juga turut mendasari urgensi bahwa kualitas pelayanan di rumah sakit
harus ditingkatkan. Maka dari itu, perlu diambil suatu tindakan untuk meningkatkan kualitas
akan pelayanan kesehatan di rumah sakit. 

Di sisi lain, kita juga harus tetap memikirkan essential care yang menginterupsi, seperti
kesehatan ibu dan anak serta adanya penyakit menular dan tidak menular yang juga penting.
Selain itu, tak hanya dari perspektif terhadap pelayanan pasien, kejadian akan gugurnya tenaga
kesehatan dalam menangani tindakan kuratif terhadap penyakit ini juga turut mendasari urgensi
bahwa kualitas pelayanan di rumah sakit harus ditingkatkan. Kualitas pelayanan Rumah Sakit di
Indonesia, banyak sekali permasalahan dan rintangan yang harus dihadapi, bahkan sebelum
pandemi Covid-19 terjadi. Permasalahan yang terjadi saat ini yaitu di antaranya, koordinasi
antara tenaga kesehatan dan Rumah Sakit masih kurang, penanganan pasien terlambat, dan masih
belum meratanya pelayanan kesehatan di daerah perkotaan dan daerah terpencil.

Ada berbagai macam kepemilikan Rumah Sakit di Indonesia, seperti milik pemeritah
pusat, pemerintah daerah, swasta, universitas, dsb. Berkaitan dengan hospital readiness, ada
banyak kategori yang mencakup kesiapan Rumah Sakit, lima di antaranya yaitu human
resources management, incident management system, infection prevention and control, surge
capacity, dan patient safety incident. Dari seluruh nakes yang menjadi responden, didapatkan
data bahwa sebagian besar hospital readiness mereka berada pada tahap baik, kecuali pada
kategori patient safety incident karena masih berada di tingkat rata-rata.

Pusat Riset Keselamatan Pasien melakukan analisis pun yang bertujuan untuk meninjau
kualitas dan kesiapan rumah sakit dalam menangani dan menghadapi pandemi Covid-19 dan
pengaruhnya terhadap kesehatan dan keselamatan pasien. Analisis ini merupakan analisis yang
menggunakan model explanatory sequential design yaitu sebuah metode analisis dan
penyusunan data yang mengkombinasikan antara penelitian kualitatif dan penelitian kuantitatif
dalam satu penelitian. Analisis yang dilakukan ini menggunakan beberapa variabel antara lain
adalah akreditasi rumah sakit, kesiapan rumah sakit, dan tingkat kejadian keselamatan pada
pasien. Data di dalam penelitian ini dianalisis dan diolah dengan beberapa cara. Metode analisis
dalam penelitian kuantitatif menggunakan pengolahan data statistik yang digambarkan secara
deskriptif dan pengolahan data analisis Confirmatory Factor (CFA). Setelah data-data tersebut
dianalisis dan diolah, hipotesis pun didapatkan. Hipotesis dari penelitian ini adalah akreditasi
rumah sakit dan ownership memiliki keterkaitan dengan kesiapan dan ketersediaan rumah sakit
dalam menghadapi pandemi Covid-19 dan pengaruhnya terhadap kesehatan dan keselamatan
pasien. Hasil dari analisis terhadap kesiapan rumah sakit ternyata cukup memuaskan. Rata-rata
rumah sakit tersebut mendapatkan penilaian yang baik dalam hal manajemen insiden,
manajemen pada pencegahan penyakit, serta manajemen sumber daya manusia. Namun, ada pula
hasil dari tingkat keselamatan pasien di rumah sakit yang rata-ratanya menunjukkan bahwa
rumah sakit tersebut sudah cukup untuk melakukan pelayanannya. 

Permasalahan Rumah Sakit ini meluas diseluruh dunia. Maulai dari masalah dalam
pelayanan terhadap pasien yang seringkali diabaikan sebagai masalah dalam lingkup kesehatan
masyarakat, kurangnya data akan pencatatan operasi dan hasilnya. Masih banyak negara di dunia
yang tidak mempunyai data yang berkualitas baik yang mencatat tentang seberapa banyak
prosedur operasi dan output yang dihasilkan. Meskipun terdengarnya seperti hal kecil, namun
data ini sangat berdampak besar terhadap suatu indikator penilaian pelayanan kesehatan di suatu
negara. Apabila tidak ada data, kita tidak dapat menentukan dan mendeterminasi bagaimana
kualitas pelayanan di suatu negara. Berkaca dari banyaknya kejadian yang tidak diharapkan
dalam tindakan operasi, maka dibuatlah strategi untuk memanifestasi pelayanan dan prosedur
operasi yang aman, Strategi pertama adalah perlu adanya kegiatan promosi untuk membangun
dan meningkatkan kesadaran  jika keselamatan dari operasi sendiri merupakan isu dalam ruang
lingkup kesehatan masyarakat. Hal ini bisa dicapai dengan mengedukasikan tentang pentingnya
prosedur dan pelayanan operasi yang aman. 
Kesimpulannya, kesiapan rumah sakit dipengaruhi oleh status akreditasi rumah sakit dan
kepemilikan rumah sakit. Tidak ada rumah sakit di dunia yang siap menghadapi pandemi covid.
Namun, setahun kemudian sudah ada beberapa perubahan dalam kesiapan rumah sakit, tetapi
belum mencakup keselamatan pasien. Keterlambatan penanganan dan kesalahan administrasi
merupakan insiden pada keselamatan pasien yang paling umum. Berkaitan dengan hal tersebut,
penelitian di masa depan harus fokus pada peningkatan kualitas perawatan selama pandemi dan
memperkenalkan inisiatif yang dapat berlaku untuk semua jenis rumah sakit. Selain itu, pembuat
kebijakan harus lebih memperhatikan operasionalisasi rumah sakit lapangan sementara. Lalu, ada
pula hal lain yang perlu dilakukan yaitu membuat daftar cek dari hal-hal yang harus dilakukan
dalam pelayanan operasi. Daftar cek tersebut bertujuan untuk memastikan tenaga medis bahwa ia
melakukan hal yang seharusnya dilakukan untuk mencapai keselamatan operasi pada pasien
tanpa ada yang terlewat. Daftar cek ini berguna untuk memastikan bahwa seorang tenaga medis
melakukan intervensi yang benar terhadap pasiennya. Metode daftar cek ini telah
diimplementasikan di delapan kota di dunia dan hasil implementasi membuktikan bahwa
penggunaan daftar cek dalam pelayanan kesehatan dapat menurunkan sebanyak satu pertiga
angka kejadian komplikasi dan kematian pada pasien setelah tindakan operasi.

Anda mungkin juga menyukai