Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH PROGRAM PROMOSI KESEHATAN

ANALISIS TEORI INTERVENTION MAPPING PADA PROGRAM DANCE FOUR


LIFE UNTUK MENDORONG KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA DI KOTA
BANDAR LAMPUNG

Disusun Oleh:

Kelompok 3
Ardhya Meilya Rizky Arivadany 102011133005
Putri Mutiara Haryadi 102011133062
Alif Fatimatuz Zahro 102011133066
Laksita Carmelian 102011133121
Shoffiyah Hanin Azzahra 102011133160
Rosa Azizah 102011133230

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT


UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2023
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Masa remaja merupakan masa kritis akan pembentukan karakter, pengembangan
perilaku, pencarian jati diri, penuh akan gairah dan keingintahuan akan mencoba hal baru
serta beralihnya rasa ketergantungan menjadi mandiri. Fase ini juga disertai dengan dorongan
seksual terhadap lawan jenis yang diawali dengan masa pubertas. Minimnya pengetahuan
remaja akan kesehatan reproduksi dan perilaku seksual mampu menjadi permasalahan dan
mengarah kepada perbuatan yang menyimpang, menjadikan remaja menjadi kelompok rentan
pada perbuatan seksual yang menyimpang. Permasalahan terkait kesehatan reproduksi yang
dapat terjadi diantaranya adalah seks bebas, kehamilan tidak diinginkan (KTD), aborsi,
pelecehan, pemerkosaan hingga penyakit menular seksual seperti HIV/AIDS. Terdapat
beberapa perilaku seks pranikah diantaranya adalah perasaan tertarik yang melibatkan hasrat
seperti perasaan sayang, suka dan cinta. Berkencan ; berkunjung ke rumah pasangan,
Bercumbu ; berpegangan tangan, mencium pipi, bibir, memegang buah dada, memegang alat
kelamin baik di atas baju dan dibalik baju, Bersenggama ; melakukan hubungan seksual
dengan lawan jenis. Maka dari itu, dalam pemahaman kesehatan reproduksi tersebut setiap
orang juga memiliki hak-hak untuk memperoleh pelayanan kesehatan reproduksi yang aman,
efektif dan terjangkau. Menurut UNESCO, pendidikan kesehatan reproduksi adalah sebuah
pendidikan yang dikembangkan dengan pendekatan yang sesuai dengan usia, peka budaya,
dan komprehensif yang mencakup program yang memuat informasi ilmiah akurat, realistis,
dan tidak bersifat menghakimi.

Berdasarkan data Kanwil Kementerian Agama Provinsi Lampung Tahun 2017, di


Provinsi Lampung, jumlah pernikahan dini mencapai angka 1.740.263 jiwa. Sedangkan,
Bandar Lampung menjadi daerah tertinggi ketiga dengan jumlah 197.161 jiwa atau sekitar
11,3%, hal ini dapat dilihat dari perilaku remaja dari beberapa kasus, seperti menjadi
pelanggan pekerja seks komersial (PSK), kehamilan siswi sekolah di satu sekolah di Bandar
Lampung, melakukan hubungan seks pranikah dan melakukan aborsi. Untuk terus
meningkatkan pendidikan kesehatan reproduksi remaja di Lampung, Perkumpulan Keluarga
Berencana Indonesia (PKBI) Provinsi Lampung mengambil peran penting dalam
meningkatkan pendidikan kesehatan reproduksi remaja dengan menerapkan program Dance
four life (Dance4life). Program Dance four life (Dance4life) merupakan gerakan berskala
internasional oleh remaja berusia 13-19 tahun yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran
remaja mengenai HIV dan AIDS, kekerasan seksual dan kehamilan tidak diinginkan. Selain
itu, program Dance four life (Dance4life) juga mengajak rekan sebaya termasuk remaja untuk
berperan aktif menjadi agen perubahan dalam penanggulangan HIV dan AIDS, serta
kekerasan seksual dan kehamilan tidak diinginkan. Program Dance four life (Dance4life)
dilaksanakan oleh Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) Provinsi Lampung
yang bekerjasama dengan pihak pemerintah dan stakeholder, diantaranya yaitu kementrian
pendidikan, kementrian kesehatan, Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional,
dan Komisi Penanggulangan AIDS Nasional, serta beberapa sekolah di Bandar Lampung.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana pelaksanaan program Dance Four Life di Bandar Lampung?
2. Bagaimana hasil analisis dari program Dance Four Life di Bandar Lampung
menggunakan teori intervention mapping?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui pelaksanaan program Dance Four Life di Bandar Lampung.
2. Menganalisis dan memahami hasil analisis program Dance Four Life di Bandar
Lampung menggunakan teori intervention mapping.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Step 1: Need Assessment
Penentuan kebutuhan merupakan studi sistematis dari ketidaksesuaian antara
apa yang terjadi dan apa yang hams dilakukan pada suatu kelompok dan situasi
(Gilmore & Campbell, 1996). Penilaian kebutuhan harus terdiri dari kapasitas
masyarakat dan opini dari stakeholder atau pihak yang tertarik dan pada masalah dan
solusi dari masalah tersebut untuk menetapkan program yang diinginkan. Pada tahap
pertama, sebelum memulai merencanakan intervensi, perencana program
menganalisis masalah kesehatan, kualitas hidup, perilaku dan lingkungan yang
berkaitan dengan populasi berisiko. Selain itu, perencanaan intervensi dapat dilakukan
dengan menilai masalah kesehatan yang terkait dengan perilaku dan kondisi
lingkungan dan faktor-faktor penentu yang terkait dengan populasi. Perencana
program mendiskusikan mendiskusikan permasalahan permasalahan yang ada di
lapangan, lalu membuat tahapan program sesuai dengan intervensi kebutuhan
program. Perencana dalam langkah ini harus menyelesaikan tugas sebagai berikut
(Bartholomew, Parcel, Kok, & Gottlied, 2006) :
1. Membangun dan bekerja dengan kelompok perencanaan (Establish a planning
group or meeting of community participant)
2. Melakukan penilaian kebutuhan untuk membuat model logika masalah (Conduct
the need assesment using the PRECEEDE model)
3. Menjelaskan konteks untuk intervensi, termasuk populasi, lingkungan dan
masyarakat (Balance the need assessment with an assessment of community
capacity)
4. Menyebutkan tujuan program (Link the needs assessment to evaluation planning
by establishing desired program outcomes)
Apabila tahapan tersebut diaplikasikan pada program Dance four life
(Dance4life) , maka :

1. Membangun dan bekerja dengan kelompok perencanaan

Program Dance four life (Dance4life) dilaksanakan oleh Perkumpulan


Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) Provinsi Lampung yang bekerjasama
dengan pihak pemerintah dan stakeholder, diantaranya yaitu kementrian
pendidikan, kementrian kesehatan, Badan Kependudukan dan Keluarga
Berencana Nasional, dan Komisi Penanggualangan AIDS Nasional, serta
beberapa sekolah di Bandar Lampung.

2. Melakukan penilaian kebutuhan untuk membuat model logika masalah (Model


PREECED)
A. Social Assesment

Dance four life merupakan program yang digagas oleh LSM PKBI
Provinsi Lampung dengan sasaran remaja berusia 13-19 tahun yang
bertujuan untuk meningkatkan kesadaran remaja mengenai HIV dan AIDS,
kekerasan seksual dan kehamilan tidak diinginkan.

B. Behavioral and Environment Assesment


● Aspek Perilaku : perilaku menyimpang seperti menjadi PSK, melakukan
hubungan seks dan kehamilan di luar nikah di salah satu sekolah di
Bandar Lampung.
● Aspek Lingkungan : pendidikan kesehatan reproduksi masih tabu di
kalangan masyarakat.
C. Epidemiological Assesment

Tingginya pernikahan usia dini 10-24 tahun di Provinsi Lampung


dengan jumlah 1.740.263 (Kanwil Kementerian Agama Provinsi Lampung
Tahun 2017)

D. Educational and Ecological Assesment


● Predisposing Factor : remaja tidak mendapatkan informasi soal hak dan
kesehatan seksualitas dan sulit mengakses layanan kesehatan reproduksi,
sehingga pengetahuan akan kesehatan reproduksi cukup rendah.
● Enabling Factor : kurang efektifnya waktu pembelajaran di sekolah
● Reinforcing Factor : sulitnya melakukan kerjasama antar sekolah karena
banyak yang menganggap pendidikan kesehatan reproduksi adalah hal
yang tabu di masyarakat.

3. Administrative and Policy Assessment and Intervention Alignment


Penambahan jumlah sekolah di Bandar Lampung sebagai penerima
program Dance four life (Dance4life). Penambahan ini dapat memaksimalkan
pencapaian tujuan dari program Dance four life (Dance4life) yaitu untuk
meningkatkan kesadaran dan pengetahuan remaja akan isu-isu kesehatan
seksual dan reproduksi bagi anak muda atau remaja secara menyeluruh.

4. Menjelaskan konteks untuk intervensi, termasuk populasi, lingkungan dan


masyarakat

● Pihak Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) Provinsi


Lampung dan pihak sekolah sebaiknya dapat menetapkan waktu pelaksanaan
program Dance Four Life (Dance4life) secara terjadwal agar pelaksanaan
program dapat lebih efisien.
● Menambah jumlah anggota volunteer atau youth facil dalam pelaksanaan
program Dance four life (Dance4life) agar penyampaian terkait pendidikan
kesehatan reproduksi pada remaja dapat lebih maksimal.

5. Menyebutkan tujuan program

● Meningkatkan kesadaran remaja mengenai HIV dan AIDS, kekerasan


seksual dan kehamilan tidak diinginkan.
● Berperan aktif menjadi agen perubahan dalam penanggulangan HIV dan
AIDS, serta kekerasan seksual dan kehamilan tidak di inginkan.

B. Step 2: Preparing Matrices of Change Objectives


a. Performance Objective
Program Dance four life (Dance4life) merupakan salah satu bentuk program
yang dilakukan oleh stakeholder dalam meningkatkan pendidikan kesehatan
reproduksi remaja yang melibatkan peran pemerintah, orangtua, Lembaga
Sosial Masyarakat (LSM), institusi pendidikan, serta masyarakat yang dapat
mengatasi masalah seksualitas dan seputar kasus reproduksi remaja di
lingkungan masyarakat atau publik. Tujuan dari program ini untuk
meningkatkan pendidikan kesehatan reproduksi remaja dan meningkatkan
kesadaran agar dapat menghindari penyimpangan perilaku seksual berisiko
dan menurunkan angka pernikahan usia dini di Bandar Lampung. Sedangkan
tujuan khususnya adalah menganalisis implementasi program Dance four life
dalam mmengatasi masalah seksualitas dan seputar kasus reproduksi remaja di
Bandar Lampung.

b. Matriks (Interpersonal)

Performance D1 D2 D3 D4 D5
Objective Sikap Pengetahuan Kepercayaan Ketersediaan Pelayanan
layanan Kesehatan
kesehatan

Mewujudkan Meningkat Meningkatkan Mensosialisasikan Menyesuaikan Dilakukan


kesadaran dan kan pengetahuan dan nilai, norma dan program terhadap oleh
pengetahuan kesadaran pemahaman peranan-peranan perubahan stakeholder
remaja akan remaja kesehatan yang harus dipelajari lingkungan dengan melibatkan
isu-isu terkait reproduksi oleh remaja terkait melakukan peran
kesehatan mengenai remaja di Bandar dalam pencapaian pelatihan terkait pemerintah,
seksual dan HIV dan Lampung melalui program Dance four peningkatan orangtua,
reproduksi bagi AIDS, lokakarya yang life serta mampu kemampuan, serta Lembaga
anak muda kekerasan interaktif soal mendorong sarana dan Sosial
atau remaja seksual dan pengembangan peningkatan kualitas prasarana yang Masyarakat
yang tinggi dan kehamilan diri serta pelayanan kesehatan tersedia dalam (LSM),
proaktif yang tidak pengetahuan oleh tenaga mendukung institusi
terhadap diinginkan dasar mengenai kesehatan di fasilitas berjalannya pendidikan,
program (KTD) dan isu-isu Dance kesehatan di Bandar program Dance serta tenaga
Dance four life berperilaku four life agar Lampung. four life. kesehatan
dengan proaktif dapat dimanfaat yang dapat
mengubah pola dalam semaksimal mengatasi
pikir dan keterlibatan mungkin dalam masalah
perilaku terkait program kehidupan seksualitas
tujuan Dance four sehari-hari dan seputar
pelaksanaan life . sehingga dapat kasus
program. menurunkan reproduksi
penyimpangan remaja di
perilaku seksual lingkungan
dan menurunkan masyarakat
angka pernikahan atau publik.
dini.

c. Matriks (Community)

Performance Objective D1 D2
Ketersediaan Sumber Daya Keterjangkauan

Mengoptimalkan dan - Peran LSM dalam menjalankan semua LSM beserta


meningkatkan upaya program harus terintegrasi dan tidak berjalan stakeholder terkait
intervensi proses pelaksanaan masing-masing. memberikan
program Dance four life dan - LSM mengerahkan dinas kesehatan dan dukungan secara
berperan aktif dalam volunteer atau youth facil pihak PKBI Provinsi penuh mengenai
pelaporan perkembangan Lampung melakukan pelatihan terkait pelaksanaan Dance
pelaksanaan program agar pendidikan kesehatan reproduksi untuk four life untuk
dapat melaksanakan program memenuhi standar kualitas tenaga kesehatan memudahkan akses
Dance four life sesuai dengan mengikuti pelatihan yang disediakan. program ke
prosedur yang ada, dengan - LSM mengerahkan dinas kesehatan masyarakat secara
mempertimbangkan kondisi memastikan tenaga kesehatan puskesmas baik merata.
masyarakat yang dilayani. dari kualitas maupun kuantitas dapat merata di
seluruh wilayah Kota Bandar Lampung dalam
mendukung program Dance for life.

d. Matriks (Organizational)

Performance Objective D1
Ketersediaan Sumber Daya

Mensosialisasikan dan melakukan peninjauan ulang secara Meningkatkan monitoring dan evaluasi
rutin agar pelaksanaan program Dance for life di Kota terkait pengelolaan dana, pengalokasian dana,
Bandar Lampung dapat terlaksana secara maksimal. dan proses verifikasi terhadap pelaksanaan
program Dance for life.
C. Step 3: Theory-Based Methods and Practical Strategie
Theoretical method merupakan teknik general atau proses yang dilakukan
untuk mempengaruhi perubahan faktor-faktor penentu perilaku dan kondisi
lingkungan. Sedangkan, practical strategy adalah teknik spesifik sebagai
pengaplikasian dari theoretical method yang dilakukan sesuai dengan karakteristik
populasi intervensi dan di mana intervensi akan dilakukan. Perbedaan antara
theoretical methods dan practical strategies dapat membingungkan. Pada intinya,
methods harus selalu dipertimbangkan dan strategies tidak boleh lepas dari komponen
efektif methods (Bartholomew et al, 2006).
Program Dance four life (Dance4life) merupakan salah satu bentuk program
yang dilaksanakan oleh stakeholder dalam meningkatkan pendidikan kesehatan
reproduksi remaja yang melibatkan peran orang tua, institusi pendidikan, pemerintah,
lembaga swadaya masyarakat (LSM), serta masyarakat untuk mengatasi masalah
seputar reproduksi remaja dan seksualitas di lingkungan masyarakat atau publik.
Dance4life juga dibuat sebagai upaya untuk memberikan ruang apresiasi kepada anak
muda untuk mendorong mereka meraih harapan di masa yang akan datang. Program
Dance4life menghadirkan pendidikan seksualitas yang komprehensif melalui
empowerment model untuk anak muda berusia 13–19 tahun. Program Dance4life
menerapkan empat tahapan pada pelaksanaan kegiatannya, antara lain.
1. Inspire
Pada fase ini remaja diajak supaya berperan aktif dalam menyebarkan
kesadaran mengenai HIV dan AIDS, kehamilan yang tidak diinginkan, dan
kekerasan seksual melalui tarian dan musik. Kegiatan tarian dan musik ini
dapat diwujudkan dalam bentuk senam serta pembelajaran latihan drill di
kelas atau aula sekolah dengan memberikan latihan-latihan terhadap apa yang
telah siswa pelajari sehingga memperoleh keterampilan tertentu.
2. Educate
Pada tahap ini remaja diajak untuk terlibat dalam lokakarya yang interaktif
mengenai pengembangan diri serta pengetahuan dasar terkait isu-isu
Dance4life. Dalam pelaksanaannya kegiatan ini, meliputi tampilan video serta
alat peraga atau apron yang dilakukan di aula sekolah. Sedangkan, proses
pembelajaran biasanya dilakukan dengan membagi siswa menjadi beberapa
kelompok yang kemudian tiap kelompok diberikan satu modul untuk dijadikan
bahan bacaan.
3. Activate
Activate dalam hal ini, yakni mengajak remaja untuk membagikan
pengetahuan yang telah mereka dapatkan sebelumnya kepada teman sebaya,
keluarga, dan lingkungan. Pada tahap ini perkumpulan keluarga berencana
Indonesia (PKBI) membentuk agent4change dengan melakukan kegiatan di
sekolah. Dalam pelaksanaannya tahap ini dilakukan di lapangan, yakni di
mana siswa bekerja sama dengan OSIS untuk melakukan aksi terkait
pentingnya kesehatan reproduksi remaja.
4. Celebrate
Setelah tiga tahap sebelumnya dilaksanakan dengan baik, kegiatan terakhir
merupakan perayaan keberhasilan, yaitu dengan mengadakan kegiatan seperti
dance4life drill, perlombaan, maupun kegiatan seni lainnya. Dalam
pelaksanaannya celebrate yang dilakukan, yakni dengan perlombaan antar
sekolah penerima program Dance4life yang dilaksanakan setiap akhir
semester.
Berdasarkan hasil penelitian Yuliana dkk (2019) pada PKBI Provinsi
Lampung didapatkan bahwa beberapa kendala dan permasalahan dalam penerapan
program Dance4life, yakni sulitnya melakukan kerja sama antar sekolah karena masih
banyak yang menganggap pendidikan kesehatan reproduksi merupakan hal yang tabu.
Sejauh ini program Dance4life telah dilaksanakan di lima sekolah Bandar Lampung,
yaitu SMK Negeri 4 Bandar Lampung, SMK Negeri 3 Bandar Lampung, SMA Negeri
6 Bandar Lampung, SMA Negeri 9 Bandar Lampung, dan Al-Hikmah Bandar
Lampung. Selain sulit melakukan kerja sama antar sekolah, kendala lainnya adalah
kurang efektifnya waktu pembelajaran di sekolah. Oleh karena itu, kerja sama antara
pemerintah dan masyarakat sangat diperlukan dalam keberlangsungan program
Dance4life agar dapat berjalan dengan efektif.

D. Step 4: Translate Methods and Strategies into an Organizer Program


Tahap 4 akan menghasilkan beberapa output, seperti deskripsi ruang lingkup
dan urutan komponen intervensi, materi program yang telah selesai, dan protokol
program. Tahapan ini menuntut pertimbangan ulang yang hati-hati terkait
perencanaan program, mulai dari peserta program yang dituju hingga konteks
program. Hal ini juga memerlukan pengujian awal dan uji coba strategi serta materi
program dengan pelaksana dan kelompok kecil partisipan yang dituju sebagai sampel.
Tim akan merancang dan memproduksi materi yang relevan dan menarik, bekerja
dengan pemangku kepentingan lainnya, dan menguji coba elemen program terkait.
Jika diaplikasikan pada perencanaan program Dance for life (Dance4life)
adalah sebagai berikut:
1. Consult with intended participants and implementers

Meningkatnya perilaku seks pranikah pada remaja akan berdampak


buruk apabila tidak disertai dengan Pendidikan Kesehatan reproduksi yang
mendukung karena kelompok usia tersebut merupakan usia yang paling rentan
terinfeksi Penyakit Menular Seksual (PMS) seperti HIV dan AIDS. Berbagai
permasalahan yang berkaitan dengan pendidikan kesehatan reproduksi remaja
memerlukan upaya pengembangan program Pendidikan Kesehatan reproduksi
remaja yang mencakup penyediaan pelayanan klinis, pemberian informasi
akurat, mempertimbangkan kemampuan dan sisi kehidupan remaja, menjamin
program serta mendapat dukungan masyarakat. Untuk terus meningkatkan
Pendidikan Kesehatan reproduksi remaja di Lampung, Perkumpulan Keluarga
Berencana Indonesia (PKBI) Provinsi Lampung mengambil peran penting
dalam meningkatkan Pendidikan Kesehatan reproduksi remaja dengan
menerapkan program Dance four life (Dance4life). Program Dance four life
(Dance4life) dilaksanakan oleh Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia
(PKBI) Provinsi Lampung yang bekerjasama dengan pihak pemerintah dan
stakeholder, diantaranya yaitu kementrian Pendidikan, kementrian Kesehatan,
Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional, serta beberapa
sekolah di Bandar Lampung.

2. Create program scope, sequence, theme, and materials list


Program Dance four life (Dance4life) merupakan Gerakan berskala
internasional oleh remaja berusia 13-19 tahun yang bertujuan untuk
meningkatkan kesadaran remaja mengenai HIV dan AIDS, kekerasan seksual
dan kehamilan tidak diinginkan. Selain itu, program Dance four life
(Dance4life) juga mengajak rekan sebaya termasuk remaja untuk berperan
aktif menjadi agen perubahan dalam penanggulangan HIV dan AIDS, serta
kekerasan seksual dan kehamilan tidak diinginkan. Sasaran dari program
Dance four life (Dance4life) yaitu remaja usia 10-19 tahun agar berperan aktif
menjadi agen perubahan. Dapat diketahui bahwa program tersebut telah
dilaksanakan di lima sekolah yaitu SMK Negeri 4 Bandar Lampung,
Al-Hikmah Bandar Lampung, SMK Negeri 3 Bandar Lampung, SMA Negeri
6 Bandar Lampung dan SMA Negeri 9 Bandar Lampung.
Integrasi memiliki pengertian mengenai pengukuran terhadap tingkat
kemampuan pihak PKBI Provinsi Lampung dalam mengadakan sosialisasi
kepada masyarakat atau pihak sekolah dalam mewujudkan efektivitas program
Dance four life (Dance4life) dalam meningkatkan Pendidikan Kesehatan
reproduksi remaja di Bandar lampung. Integrasi dapat dilihat dari faktor
sosialisasi dan prosedur.

3. Develop design documents and protocols


Program Dance four life (Dance4life) merupakan Gerakan berskala
internasional oleh remaja berusia 13-19 tahun yang bertujuan untuk
meningkatkan kesadaran remaja mengenai HIV dan AIDS, kekerasan seksual
dan kehamilan tidak diinginkan. Integrasi dapat dilihat dari faktor sosialisasi
dan prosedur. Program Dance four life (Dance4life) telah melakukan
sosialisasi secara sistematis dari atas sampai bawah sesuai dengan tahapan
yang ada. Dilihat dari tipe sosialisasi formal dalam penerapan program Dance
four life (Dance4life) sudah sesuai yaitu sosialisasi dilaksanakan di beberapa
sekolah. Untuk sosialisasi tiap sekolah telah dibentuk pembagian tugas yaitu
menggunakan beberapa volunteer atau yang disebut youth facil yang
sebelumnya diseleksi terlebih dahulu dengan persyaratan usia maksimal 24
tahun. Sedangkan jika dilihat dari tipe sosialisasi informal dalam penerapan
program Dance four life (Dance4life) juga sudah sesuai, dimana dalam
sosialisasi ini menggunakan tahap kegiatan mengaktifkan remaja yaitu dengan
melakukan tindakan-tindakan yang merubah cara pandang teman dan keluarga
terhadap HIV dan AIDS.
Yang kedua adalah prosedur, dimana Dance four life (Dance4life) ini
menerapkan empat tahapan dalam pelaksanaan kegiatannya, yaitu :
a. Inspire, dimana melakukan perkenalan mengenai dance4life seperti
melakukan senam serta pembelajaran Latihan drill di kelas atau aula
sekolah dengan memberikan latihan-latihan terhadap apa yang telah
dipelajari siswa sehingga memperoleh suatu keterampilan tertentu.
b. Educate, dimana melakukan pembelajaran terkait Kesehatan reproduksi
melalui modul Dance4life, tampilan video, serta alat peraga atau apron
yang dilakukan di aula sekolah.
c. Activate, dimana siswa atau siswi bekerjasama dengan OSIS melakukan
aksi mengenai pentingnya Kesehatan reproduksi remaja.
d. Celebrate, dimana perayaan keberhasilan yaitu dengan mengadakan
kegiatan seperti Dance four life (Dance4life) drill, perlombaan ataupun
kegiatan seni lainnya.

4. Review available materials


Program Dance four life (Dance4life) merupakan salah satu bentuk
program yang dilakukan oleh stakeholder dalam meningkatkan pendidikan
kesehatan remaja yang melibatkan peran pemerintah, orang tua, Lembaga
Sosial Masyarakat (LSM), institusi Pendidikan, serta masyarakat yang dapat
mengatasi masalah seksualitas dan seputar kasus reproduksi remaja di
lingkungan masyarakat atau public. Namun, berdasarkan hasil pra riset yang
dilakukan oleh penulis pada Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia
(PKBI) Provinsi Lampung bulan Agustus 2018 didapat beberapa
permasalahan atau kendala dalam penerapan program Dance four life
(Dance4life) yaitu kurang efektifnya waktu pembelajaran di sekolah dan
sulitnya melakukan Kerjasama antar sekolah karena banyak yang menganggap
Pendidikan Kesehatan reproduksi adalah hal yang tabu di masyarakat. Maka
dari itu Kerjasama antara masyarakat dan pemerintah juga sangat diperlukan
dalam keberlangsungan program Dance four life (Dance4life).

E. Step 5: Plan for Adoption, Implementation, and Sustainability Program


Tahap ke-5 adalah tahapan dengan fokus pada adopsi dan implementasi
program serta perencanaan atau pertimbangan keberlanjutan program. Pada tahap
ke-5 akan membutuhkan proses pengembangan matriks seperti pada tahap ke-2. Akan
tetapi, matriks pada tahap ini dikembangkan dengan tujuan kinerja adopsi dan
implementasi kemudian disandingkan dengan faktor penentu pribadi dan eksternal.
Tujuan menghubungkan setiap tujuan kinerja dengan faktor penentu adalah untuk
menghasilkan tujuan perubahan sehingga mendorong adopsi dan penggunaan
program. Tujuan-tujuan ini juga akan dioperasionalkan dengan menggunakan metode
dan strategi untuk membentuk rencana adopsi dan implementasi yang didasarkan pada
teori. Produk atau output tahap ini adalah rencana terperinci untuk mencapai adopsi
dan implementasi program dengan mempengaruhi perilaku individu atau kelompok
yang akan membuat keputusan untuk mengadopsi dan menggunakan program.
Perencana pada tahap ini memiliki beberapa tugas yang harus dilaksanakan.
1. Identifikasi pengguna program potensial
Program Dance four life (Dance4life) di Bandar Lampung
dilaksanakan oleh salah satu LSM Indonesia yang telah memiliki banyak
cabang, yaitu Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI). Selain di
Bandar Lampung, implementasi program ini telah dilaksanakan di beberapa
PKBI wilayah lain. Dalam pelaksanaannya PKBI Provinsi Lampung
bekerjasama dengan LSM lain, pihak pemerintah dan stakeholder, diantaranya
yaitu Kementrian Pendidikan, Kementrian Kesehatan, Badan Kependudukan
dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), dan Komisi Penanggulangan
AIDS Nasional, serta beberapa sekolah di Bandar Lampung. Keterlibatan dan
kerja sama sekolah dalam program ini sangat penting dikarenakan sekolah
menjadi tempat pelaksanaan program. Kemudian diterapkannya peer educator
dengan mengajak siswa untuk berperan aktif dalam program dan agen
perubahan dalam penanggulangan HIV dan AIDS, serta kekerasan seksual dan
kehamilan tidak diinginkan sehingga hal ini sangat membutuhkan kerja sama
yang baik dengan pihak sekolah.
2. Menyatakan hasil dan sasaran kinerja terkait penggunaan program
Pelaksanaan Program Dance four life (Dance4life) di Bandar Lampung
dengan kelompok sasaran, yaitu remaja usia 10-19 tahun dengan tujuan remaja
dapat berperan aktif menjadi agen perubahan. Program ini pada tahun 2018
telah dilaksanakan oleh PKBI Provinsi Lampung di lima sekolah Bandar
Lampung, yaitu SMK Negeri 4, AL- Hikmah, SMK Negeri 3, SMA Negeri 6
dan SMA Negeri 9. Implementasi yang dilakukan di lima sekolah tersebut
sudah sesuai dengan sasaran. Sebagian besar remaja dapat menerima dan
antusias dalam mengikuti program Dance4life.
Pada kinerja program ini sudah cukup terlaksana dengan baik
meskipun masih terdapat kendala dalam implementasinya. Dari pihak
pelaksana telah melaksanakan program Dance four life (Dance4life) dengan
tepat sasaran dan sesuai dengan kondisi remaja saat ini serta proses sosialisasi
yang dilakukan telah menerapkan 4 tahap, yaitu inspire, educate, activate, dan
celebrate. Selain itu, pelaksana program sudah cukup baik dengan
menyesuaikan perubahan lingkungan yang ada untuk mencapai tujuan yang
ingin dicapai, diantaranya yaitu dengan melakukan pelatihan terkait
peningkatan kemampuan, serta sarana dan prasarana yang tersedia sudah
sangat mendukung berjalannya program Dance four life (Dance4life). Untuk
kendalanya sendiri adalah kurang efektifnya waktu pelaksanaan di beberapa
sekolah. Selain itu, sulit melakukan kerjasama antar sekolah juga menjadi
kendala dalam pelaksanaan program. Hal ini dikarenakan masih banyak yang
menganggap pendidikan kesehatan reproduksi adalah hal yang tabu di
masyarakat.
3. Membangun matriks tujuan perubahan untuk penggunaan program
Matriks tujuan perubahan Program Program Dance four life
(Dance4life) di Bandar Lampung oleh PKBI Provinsi Lampung pada tahap ini
sama seperti tahap dua, di mana performance objective dari program ini adalah
untuk untuk meningkatkan kesadaran dan pengetahuan remaja akan isu-isu
kesehatan seksual dan reproduksi bagi anak muda atau remaja.
4. Merancang intervensi implementasi
Intervensi implementasi Program Dance four life (Dance4life) akan
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan dan metode yang ada dengan
menyesuaikan kebutuhan yang diperlukan untuk tujuan program. Pelaksanaan
yang dilakukan akan terus menyesuaikan dengan kondisi remaja itu sehingga
sasaran dapat menerima dan antusias dalam mengikuti Program Dance four
life (Dance4life).

F. Step 6: Evaluation Plan


Tujuan dari tahap 6 adalah untuk mengetahui proses pelaksanaan program,
output yang dihasilkan, capaian tujuan program yang ditetapkan, dan tindak lanjut
terhadap keberlanjutan program. Adapun langkah-langkah pada tahapan ini yang
diaplikasikan pada Program Dance Four Life, diantaranya:
1. Jelaskan hasil program dan pertanyaan-pertanyaan dampak (Describe program
outcomes and effect questions)
Ditinjau dari pencapaian tujuan, pelaksanaan program Dance four life
(Dance4life) sudah tepat sasaran karena sesuai dengan kondisi remaja saat ini.
Namun, dilihat dari kurun waktu belum cukup efisien dimana waktu yang
disediakan oleh pihak sekolah tidak ditetapkan secara terjadwal. Para
pelaksana program sudah cukup baik karena dapat menyesuaikan dengan
perubahan lingkungan yang ada untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai.
Yaitu dengan melakukan pelatihan terkait peningkatan kemampuan, serta
sarana dan prasarana yang tersedia sudah sangat mendukung berjalannya
program Dance four life (Dance4life).

2. Menulis pertanyaan evaluasi mengenai tujuan kinerja dan faktor-faktor


penentu seperti yang dinyatakan dalam matriks tujuan perubahan (Write
questions based on matrix)

Untuk dapat mengukur keberhasilan suatu program dapat dilihat dari


seberapa jauh program itu mencapai tujuannya, tujuan program Dance four
life (Dance4life) itu sendiri adalah untuk meningkatkan kesadaran dan
pengetahuan remaja akan isu isu kesehatan seksual dan reproduksi bagi anak
muda atau remaja. Adapun pencapaian tujuan Program Dance four life
(Dance4life) dapat juga dilihat dari kurun waktu pelaksanaan dan sasaran,
serta integrasi dalam program ini merupakan pengukuran terhadap tingkat
kemampuan pihak PKBI Provinsi Lampung dalam mengadakan sosialisasi
kepada masyarakat atau pihak sekolah dalam mewujudkan efektivitas program
Dance four life (Dance4life) dalam meningkatkan pendidikan kesehatan
reproduksi remaja di Bandar Lampung.

3. Menulis pertanyaan evaluasi proses berdasarkan deskripsi metode, kondisi,


strategi, program, dan implementasi (Write process questions)

Program ini juga mengalami kendala diantaranya, kendala, yaitu


indikator kerangka waktu yang belum efisien di mana waktu disediakan oleh
sekolah tidak dijadwalkan secara teratur. kendala dalam penerapan program
Dance four life (Dance4life) yaitu kurang efektifnya waktu pembelajaran di
sekolah dan sulitnya melakukan kerjasama antar sekolah karena banyak yang
menganggap pendidikan kesehatan reproduksi adalah hal yang tabu di
masyarakat. Maka dari itu kerjasama antara masyarakat dan pemerintah juga
sangat diperlukan dalam keberlangsungan program Dance four life
(Dance4life) agar dapat berjalan secara efektif. Maka, dari itu dibutuhkan
pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan prosesnya seperti metode,
kondisi, strategi, program, implementasi program.

a. Metode apa yang telah digunakan pada program ini?


b. Bagaimana kondisi lingkungan dan sosial selama program ini
berlangsung?
c. Apa strategi yang akan dilakukan untuk menyukseskan program ini?
d. Apakah ada capaian dari program Dance four life? Dan apakah
program sudah berjalan sesuai harapan/belum?
e. Bagaimana implementasi program terjadi? Apakah terjadi kendala?
f. Apa yang menyebabkan program ini tidak berjalan maksimal?

4. Mengembangkan indikator dan ukuran (Develop indicators and measures)

Berbagai permasalahan yang berkaitan dengan pendidikan kesehatan


reproduksi remaja memerlukan upaya pengembangan program pendidikan
kesehatan reproduksi remaja yang mencakup penyediaan pelayanan klinis,
pemberian informasi akurat, mempertimbangkan kemampuan dan sisi
kehidupan remaja, menjamin program yang cocok atau relevan dengan remaja
serta mendapat dukungan masyarakat. Untuk terus meningkatkan pendidikan
kesehatan reproduksi remaja di Lampung, Perkumpulan Keluarga Berencana
Indonesia (PKBI) Provinsi Lampung mengambil peran penting dalam
meningkatkan pendidikan kesehatan reproduksi remaja dengan menerapkan
program Dance four life (Dance4life). Program Dance four life (Dance4life)
merupakan gerakan berskala internasional oleh remaja berusia 13-19 tahun
yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran remaja mengenai HIV dan
AIDS, kekerasan seksual dan kehamilan tidak diinginkan. Selain itu, program
Dance four life (Dance4life) juga mengajak rekan sebaya termasuk remaja
untuk berperan aktif menjadi agen perubahan dalam penanggulangan HIV dan
AIDS, serta kekerasan seksual dan kehamilan tidak diinginkan. Program
Dance four life (Dance4life) dilaksanakan oleh Perkumpulan Keluarga
Berencana Indonesia (PKBI) Provinsi Lampung yang bekerjasama dengan
pihak pemerintah dan stakeholder, diantaranya yaitu kementrian pendidikan,
kementrian kesehatan, Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana
Nasional, dan Komisi Penanggulangan AIDS Nasional, serta beberapa sekolah
di Bandar Lampung. Adapun indikator-indikator yang digunakan untuk
mengukur efektivitas sebagai berikut :

a. Pemahaman program dalam hal ini, dapat berkaitan dengan sejauh mana
kelompok kepentingan atau stakeholder mengetahui dan memahami
kegiatan program serta mengenai sosialisasi tentang program tersebut.
b. Tepat sasaran yaitu, dilihat dari adanya kesesuaian sasaran program
dengan tujuan yang telah ditentukan. Program yang telah dilaksanakan
harus ditujukan kepada sasaran yang konkret, sehingga proses
pelaksanaan program dapat berjalan dengan efektif.
c. Tepat waktu merupakan jangka waktu pelaksanaan program yang telah
dilaksanakan dengan ketentuan yang ditetapkan.
d. Tercapainya tujuan yaitu diukur melalui pencapaian tujuan yang telah
dilaksanakan baik melalui pelatihan program, maupun dengan kegiatan
lainnya yang mendukung tercapainya program.
e. Perubahan nyata dapat diukur melalui sejauh mana pelaksanaan kegiatan
memberikan suatu efek atau dampak serta perubahan yang nyata bagi
masyarakat.

Berdasarkan indikator tersebut, efektivitas program Dance Four Life


(Dance4life) dalam meningkatkan pendidikan kesehatan reproduksi remaja di
Bandar Lampung telah dilakukan secara efektif

5. Menentukan desain evaluasi dan menulis rencana evaluasi (Specify evaluation


designs)
Program Dance four life (Dance4life) merupakan salah satu bentuk
program yang dilakukan oleh stakeholder dalam meningkatkan pendidikan
kesehatan reproduksi remaja yang melibatkan peran pemerintah, orangtua,
Lembaga Sosial Masyarakat (LSM), institusi pendidikan, serta masyarakat
yang dapat mengatasi masalah seksualitas dan seputar kasus reproduksi remaja
di lingkungan masyarakat atau publik. Kedepannya, program ini diharapkan
dapat terus berjalan dengan
1. Menambah jumlah anggota volunteer atau youth facil dalam pelaksanaan
program Dance four life (Dance4life) agar penyampaian terkait
pendidikan kesehatan reproduksi pada remaja dapat lebih maksimal.
2. Penambahan jumlah sekolah di Bandar Lampung sebagai penerima
program Dance four life (Dance4life). Penambahan ini dapat
memaksimalkan pencapaian tujuan dari program Dance four life
(Dance4life) yaitu untuk meningkatkan kesadaran dan pengetahuan
remaja akan isu-isu kesehatan seksual dan reproduksi bagi anak muda
atau remaja secara menyeluruh.
3. Pihak Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) Provinsi
Lampung dan pihak sekolah sebaiknya dapat menetapkan waktu
pelaksanaan program Dance Four Life (Dance4life) secara terjadwal
agar pelaksanaan program dapat lebih efisien.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dance four life merupakan program yang digagas oleh LSM Perkumpulan Keluarga
Berencana Indonesia (PKBI) Provinsi Lampung dengan sasaran remaja berusia 13-19 tahun
yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran remaja mengenai HIV dan AIDS, kekerasan
seksual dan kehamilan tidak diinginkan. Program Dance four life (Dance4life) merupakan
salah satu bentuk program yang dilaksanakan oleh stakeholder dalam meningkatkan
pendidikan kesehatan reproduksi remaja yang melibatkan peran orang tua, institusi
pendidikan, pemerintah, lembaga swadaya masyarakat (LSM), serta masyarakat untuk
mengatasi masalah seputar reproduksi remaja dan seksualitas di lingkungan masyarakat atau
publik. Untuk memaksimalkan pelaksanaan program, intervention mapping telah dilakukan
sebelum pelaksanaan program Dance4life agar program lebih efektif, efisien, dan lebih kuat,
serta mencakup sasaran untuk meningkatkan dampak dari program Dance4life. Dari apa yang
sudah dianalisis pada bab sebelumnya dapat diketahui bagaimana penjelasan dan
pengaplikasian enam tahap intervention mapping pada program Dance4life yang ada di
Bandar Lampung.
DAFTAR PUSTAKA

Ruang Temu Generasi Sehat Indonesia. 2016. Program Dance4Life.


https://rutgers.id/program/dance4life/. Diakses pada tanggal 12 Maret 2023.

Yuliana, Rika dkk. 2019. “Mendorong Kesehatan Reproduksi Remaja di Bandar Lampung
Melalui Program Dance Four Life” dalam AdministrativA Vol 1 Nomor 1. Halaman
43–54.

Anda mungkin juga menyukai