Anda di halaman 1dari 12

 Pengertian Pengelolaan Keuangan Menurut kamus besar Indonesia, Pengelolaan artinya

penggunaan sumber daya secara efektif dan efisien. Pengelolaan keuangan adalah sumber daya
yang diterima yang akan dipergunakan untuk penyelenggaraan pendidikan. Pengelolaan
keuangan dimaksudkan sebagai suatu pengelolaan terhadap fungsi-fungsi keuangan. Menurut
Depdiknas (2000) bahwa pengelolaan keuangan merupakan tindakan pengurusan dan
ketatausahaan keuangan yang meliputi pencatatan, perencanaan, pelaksanaan, pertanggung
jawaban dan pelaporan. Dalam penyelenggaraan pendidikan, keuangan merupakan potensi yang
sangat menentukan dan merupakan bagian yang tak terpisahkan dalam kajian pengelolaan
pendidikan. Setiap lembaga pendidikan selalu berhubungan dengan masalah keuangan, yang
berkisar pada: uang sumbangan pembinaan pendidikan (SPP), uang kesejahteraan personel dan
gaji serta keuangan yang berhubungan langsung dengan penyelenggaraan lembaga pendidikan
seperti perbaikan sarana prasarana dan sebagainya. E. Mulyasa (2002) menjelaskan bahwa tugas
pengelolaan keuangan dapat dibagi kedalam tiga fase, yaitu:
1. Financial Planning Financial planning merupakan kegiatan mengkoordinir semua sumber daya
yang tersedia untuk mencapai sasaran yang diinginkan secara sistematis tanpa menyebabkan efek
samping yang merugikan.
2. Implementation Ialah kegiatan berdasarkan rencana yang telah dibuat dan kemungkinan terjadi
penyesuaian jika diperlukan.
3. Evaluation Merupakan proses evaluasi terhadap pencapaian sasaran.

 8. Pengelolaan Keuangan 5 Secara sederhana pengelolaan dana pendidikan mencakup dua


aspek : 1. Dimensi penerimaan atau sumber dana. 2. Dimensi pengeluaran atau alokasi dana.
Dimensi penerimaan antara lain bersumber dari : penerimaan umum pemerintah, penerimaan
khusus pemerintah yang diperlukan bagi pendidikan ,iuran sekolah dan sumbangan – sumbangan
masyarakat. Sedangkan dimensi pengeluaran meliputi : pengeluaran modal/ kapital atau
anggaran pembangunan (capital outlay /exependiture). Pengelolaan atas dana pendidikan itu
akan menimbulkan manfaat, diantaranya : a. Memungkinkan penyelenggaraan pendidikan
dilakukan secara efisien artinya dengan dana tertentu diperoleh hasil / tujuan tertentu b.
Memungkinkan tercapainya kelangsungan hidup lembaga pendidikan sebagai salah satu tujuan
didirikannya lembaga tersebut (terutama bagi lembaga swasta termasuk kursus – kursus). c.
Dapat mencegah adanya kekeliruan, kebocoran – kebocoran ataupun penyimpangan –
penyimpangan penggunaan dana dari rencana semula. Berdasarkan hal diatas, pengelolaan
keuangan pendidikan lebih difokuskan dalam proses merencanakan alokasi secara teliti dan
penuh perhitungan, serta mengawasi pelaksanaan penggunaan dana, baik untuk biaya operasional
maupun biaya capital, disertai bukti – bukti secara administratif dan fisik (material) sesuai
dengan dana yang dikeluarkan. 1. Dimensi Penerimaan Dalam undang – undang sistem
pendidikan nasional no. 20 Tahun 2003 ditegaskan bahwa pengadaan dan pendayagunaaan
sumber- sumber daya pendidikan dilakukan oleh pemerintah, masyarakat dan atau keluarga
peserta didik. Adapun diantara dimensi penerimaan meliputi hal – hal : a. Hasil penerimaan
pemerintah umum Yang termasuk kedalam golongan ini yaitu semua penerimaan pemerintah
dari pajak, pajak pendidikan dari perrusahaan – perusahaan, dan iuran iuran pembangunan
daerah. Pajak pendapatan dan pajak penjualan biasanya didistribusikan untuk biaya rutin,
sedangkan pajak kekayaan disalurkan untuk biaya capital
 9. Pengelolaan Keuangan 6 cara – cara yang tidak konvensional seperti pergerakan sumber –
sumber terdapat pada masyarakat , seperti tenaga, bahan bangunan, dana yang mungkin belum
banyak dimanfaatkan b. Penerimaan pemerintah khusus untuk pendidikan Antara lain bantuan
atau pinjaman luar negeri seperti bantuan dari badan internasional (PBB). Pinjaman dari bank
dunia/bantuan yang bersumber dari luar negeri ini mencakup bantuan teknik dan bantuan modal
berupa pinjaman dan hibah. Bantuan luar negeri bagi pendidikan dasar sangat dirasakan penting
dalam pengembangan kurikulum, pengadaan bahan atau sumber belajar, dan memperkenalkan
teknologi baru. Pada pendidikan menengah lebih difokuskan kepada upaya peningkatan
kemampuan professional guru, peningkatan alat – alat pelajaran , laboratorium, workshop, dan
bahan – bahan pengajaran lainnya. Sedangkan untuk pendidikan tinggi disamping untuk
beasiswa untuk belajar diluar negeri (biasanya doktor atau program master) juga untuk
membantu keuangan, bahan, bantuan teknik baik dalam rangka membantu mendirikan perguruan
tinggi, maupun fasilitas pendidikan baru. c. Iuran sekolah Termasuk dalam golongan ini adalah
sumbangan pembinaan pendidikan (SPP) atau BP3 yaitu bantuan dana yang diterima dari peserta
didik atau orang tua siswa pada setiap bulan yang disetorkan ke kantor dinas pendidikan.
Biasanya besar kecilnya SPP/BP3 telah ditentukan oleh kantor wilayah setempat untuk setiap
tingkat pendidikan. Sebagian dana SPP/BP3 ini dikembalikan lagi ke sekolah dalam bentuk dana
penunjang pendidikan atau sumbangan bantuan penyelenggaraan pendidikan (DPP/SBPP) dan
bantuan operasional pendidikan (BOP) dalam bentuk sarana/peralatan kegiatan belajar mengajar.
d. Sumbangan- sumbangan sukarela dari masyarakat Termasuk kedalam golongan ini adalah
sumbangan – sumbangan swasta, perorangan atau keluarga perusahaan ,badan – badan sukarela
dan kelompok – kelompok. Sumbangan perorangan atau keluarga siswa tidak hanya dalam
bentuk uang, tetapi juga tanah, tenaga dan bahan bangunan untuk mendirikan sekolah.
Sedangkan badan – badan sukarela seperti yayasan swasta turut membantu memajukan
pendidikan, mensponsori sekolah dalam bentuk gedung dan alat – alat.
 10. Pengelolaan Keuangan 7 2. Dimensi Pengeluaran Dimensi ini secara garis besar dapat
digolongkan kedalam dua jenis pengeluaran, yaitu pengeluaran rutin yang sifatnya berulang
(recurrent expenditure) atau aktiva lancar dan pengeluaran kapital/modal (capital expenditure)
atau aktiva tetap. Pengeluaran rutin atau berulang adalah biaya yang dipergunakan secara berkala
dalam suatu masa tertentu (bulanan atau tahunan ) seprti gaji guru, gaji pengelola, upah pegawai,
pembelian bahan – bahan ATK . biaya pemeliharaan gedung , halaman sekolah, dan dana-dana
operasional. Prinsip-prinsip pengelolaan kas, pengelolaan utang, dan pengelolaan
barang/fasilitas. Pengelolaan kas terutama menyangkut hal-hal sebagai berikut : a. Penentuan
jumlah tunai uang kas yang diperlukan agar tidak berlebihan dan juga tidak terlampau kecil. b.
Pengendalian aliran uang tunai,baik yang masuk ke sekolah, maupun yang dikeluarkan oleh
sekolah.sedangkan pengelolaan utang menyangkut syarat-syarat atau sanksi-sanksi yang
dikenakan jika meminjam dana dari pihak luar baik jangka panjang maupun jangka pendek.
Penggunana biaya tersebut biasanya bersumber dari anggaran pembangunan (biaya proyek) yang
diusulkan melalui daftar isian proyek (DIP). Apabila sumber- sumber dana yang digunakan
untuk biaya proyek ini diperoleh dari pinjaman yang harus membayar bunga untuk jangka waktu
tertentu, maka perlu analisis efektivitas biaya. Ada beberapa kriteria untuk menilai keefektifan
biaya dari beberapa program pendidikan yang diusulkan, antara lain : (1) biaya perlulusan (biaya
satuan), (2) kualiltas latihan yang dinyatakan dalam analisis kurikulum, (3) penghargaan
pimpinan, (4) peluang untuk mendapatkan pekerjaan. Selain itu juga dapat dipergunakan metode
analisis untung-rugi, metode analisis untung rugi membandingkan keuntungan moneter dengan
biaya pelaksanaan program (investasi) atau sering disebut ”rate of return” (hasil kembali). Dalam
organisasi pendidikan, baik anggaran rutin maupun anggaran pembangunan terdapat sembilan
kategori, yaitu: 1. Dana cadangan untuk keperluan khusus, seperti dana sosial, biaya menerima
tamu dll 2. Pembelian barang, gaji dan kesejahteraan personil. 3. Belanja untuk melaksanakan
tugas, barang habis pakai pada waktu pengajaran
 11. Pengelolaan Keuangan 8 4. Dana pengadaan media, berbagai macam layanan,komunikasi
5. Biaya fasilitas air, lampu, sanitasi, sanggar, pertanian sekolah. 6. Biaya bimbingan konseling,
dosen tamu, karya wisata. 7. Pajak tahunan 8. Perbaikan dan pengembangna kurikulum 9. Dana
proyek, termasuk pembelian alat-alat dan konsrtuksinya. 2.2 Tujuan Pengelolaan Keuangan
Pendidikan  Meningkatkan efektivitas dan efisiensi penggunaan keuangan sekolah. 
Meningkatkan akuntabilitas dan transparansi keuangan sekolah.  Meminimalkan
penyalahgunaan anggaran sekolah. Untuk mencapai tujuan tersebut, maka dibutuhkan kreativitas
kepala sekolah dalam menggali sumber-sumber dana, menempatkan bendaharawan yang
menguasai dalam pembukuan dan pertanggung jawaban keuangan serta memanfaatkannya secara
benar sesuai peraturan perundangan yang berlaku. 2.3 Prinsip – Prinsip Pengelolaan Keuangan
Pendidikan Manajemen keuangan sekolah perlu memperhatikan sejumlah prinsip. Undang-
undang No 20 Tahun 2003 Pasal 48 yang menyatakan bahwa pengelolaan dana pendidikan
berdasarkan pada prinsip keadilan, efisiensi, transparansi, dan akuntabilitas publik. Di samping
itu, prinsip efektivitas juga perlu mendapat penekanan. Masing- masing prinsip tersebut, yaitu 
Transparansi,  Akuntabilitas,  Efektivitas,  Efisiensi.
 12. Pengelolaan Keuangan 9 2.4 Fungsi Pengelolaan Keuangan Pendidikan Pengelolaan
keuangan secara garis besar mencakup 3 fungsi utama , yaitu:  Budgetting (membuat anggaran)
 Accounting (pencatatan atau pembukuan)  Auditing ( pemerikasaan atau pengawasan) 1.
Budgetting (Anggaran) Penganggaran adalah penciptaan suatu rencana kegiatan yang dinyatakan
dalam ukuran keuangan. Penganggaran memainkan peran penting di dalam perencanaan,
pengendalian, dan pembuatan keputusan. Anggaran juga untuk meningkatkan koordinasi dan
komunikasi. Anggaran berfungsi : 1) Dapat dijadikan alat untuk mendelegasikan wewenang
dalam pelaksanaan suatu rencana. Anggaran dirancang untuk mencatumkan penanggung
jawaban suatu kegiatan tertentu (penetapan pimpinan proyek). 2) Dapat menjadi alat pengawasan
dan penilaian suatu penampilan (ferformance). Dengan membandingkan pengeluaran biaya suatu
kegiatan dengan alokasi anggaran dan tingkat penggunaannya, merupakan pedoman sederhana
untuk mengetahui sampai dimana tingkat efektifitas dan efesiensi kegiatan yang bersangkutan.
Bentuk-bentuk penganggaran a. Penganggaran butir perbutir (line item budget) Bentuk ini paling
banyak digunakan dan dikategorikan sebagai yang konvensional dan tradisional .meskipun
memudahkan dalam pengawasan pengeluaran biaya, tetapi sistem ini tidak membantu dalam
pengambilan keputusan, seperti dalam mengeveluasi harga (unit cost) dalam hubungannya dalam
pencapaian suatu progaram. Kelemahan: a. tidak dapat menunjukan hubungan antara masukan
program dengan keluaran,
 13. Pengelolaan Keuangan 10 b. tidak dapat berfungsi sebagai bahan [pertimbangan dalam
pengambilan keputusan, karena tidak memberikan analisis untung rugi (cost benefit analisis) dari
berbagai alterrnatif c. lebih mengarahkan perhatian pada pembukuan , dan tyidak terrhadap
tujuan suatu program. b. Anggaran program Bentuk ini lebih menekankan kepada hasil suatu
program yang telah ditetapkan. Keuntungan: 1) mengorganisasikan sejumlah pengeluaran
menjadi rencana yang logis dan konkrit 2) merangsang perencanaan tahunan ganda dan
reevaluasi periodik dari pelaksanan 3) menghindari sentralisasi yang berlebihan c. Anggaran
berdasarkan hasil (Performance budget) Anggaran ini menekankan hasil daripada keterincian
anggaran. Hasil pengukuran ini digunakan untuk menghitung masukan dana dan tenaga yang
diperlukan untuk mencapai suatu program. Anggaran berdasarkan hasil ini merupakan alat
manajemen yang dapat mengidentifikasi secara jelas satuann dari hasil suatu progaram dan
merinci butir perbutir dari kegiatan yang harus dibiayai. Bentuk ini menuntut akuntasi yanf teliti
dan proses data yang akurat . sistem ini menjadi relatif mahal terutama bagi lembaga tang kecil /
belum berkurang. d. Sistem perencanaan penyusunan program dan penganggaran (SP4) Sp4
dialihbahasakan dari PPBS (planning programing budgeting sistem ) SP4 mempunyai ciri-ciri
sebagai berikut : 1. perencanaan menggunakan pendekatan sistem 2. orientasi perencanaan pada
kelurahan 3. penganggaran didasarkan pada program yang telah ditetapkan 4. keseimbangan
antar otonomi dan pengrahan harus diperhatikan berdasar pada prinsip peencanaan. 5.
perencanaan merupakan kegiatan yang berkesinambungan SP 4 pada dasarnya suatu cara untuk
mencaopaiu tujuan yang telah ditetapkan dengan memanfaatkan sarana dan sumberdaya yang
tersedia. Sp4 mempunyai 3 unsur, yaitu :
 14. Pengelolaan Keuangan 11 1. siklus operasi yang mengatur seluruh urutan jadwal kegiatan
yang disesuaikan dengan siklus DUP dan DIP 2. struktur program yaitu gambaran hirarki
program yang disusun dengan bertitik tolak da5ri permasalahan pokok yang di hadapi pada tahun
menmdatang 3. sistem informasi yang meliputi dokumen pengarhan, perencanaan ,programming,
program koordinat, konsep program operasional , usulan program , memo keuangan , daftar
usulan proyek (DUP) 4. daftar isian proyek (DIP ) serta petunjuk operasional ( PO) Keuntungan:
a. taksonomik, artinya penggolongan tujuan berdasarkan tujuan b. analitik, ada perbandingan
keuntungan dan kerugian alternatif c. proyektif, yaitu memberi arah perencanaa jangka panjang
d. konsentrik, yaitu memberi perhatian pada pencapai tujuan akhir, evaluatif, yaitu memberi
kemudahan menilai keberhasilan program dan efektivitas penggunaan sumber-sumber.
Kelemahannya: 1. kekeliruan menyebabkan keborosan sumber-sumber 2. sering kali
mengabaikan tujuan kualitatif yang sukar diukur 3. kekuranagn data/informasi dapat
mengakibatkan kesalahan penetuan proritas, alokasi biaya, dan waktu penyelesaian suatu
program. 2. Accounting (Pembukuan) Pembukuan ini meliputi pencatatan berbagai transaksi
yang terjadi yang merupakan implementasi penganggaran. Pencatatan keuangan adalah suatu
proses pendataan semua transaksi-transaksi yang terjadi dalam sebuah perusahaan atau
organisasi yang dinilai dengan uang. Transaksi yang terjadi dalam suatu perusahaan atau
organisasi yang mengakibatkan perubahan baik harta, utang maupun modal perlu dicatat dan
disusun secara sistematis. Pencatatan transaksi tersebut merupakan dasar penyusunan laporan
keuangan. Secara tradisional sistem akuntansi terdiri dari komponen-komponen berikut: 1.
Bagan Perkiraan/Akun 2. Buku Besar 3. Jurnal 4. Buku cek
 15. Pengelolaan Keuangan 12 5. Buku pembantu @ Siklus Akuntansi 1. Tahap Pencatatan •
Kegiatan pengidentifikasian dan pengukuran dalam bentuk bukti transaksi dan bukti pencatatan.
• Kegiatan pencatatan bukti transaksi ke dalam buku harian atau jurnal • Memindahbukukan
(posting) dari jurnal berdasarkan kelompok atau jenisnya ke dalam akun buku besar. 2. Tahap
Pengikhtisaran • Penyusunan neraca saldo (trial balance) berdasarkan akun-akun buku besar •
Pembuatan ayat jurnal penyesuaian • Penyusunan kertas kerja (work sheet) • Pembuatan ayat
jurnal penutup (closing entries) • Pembuatan neraca saldo setelah penutupan • Pembuatan ayat
jurnal pembalik 3. Tahap Pelaporan • Neraca • Laporan Surplus Defisit/laporan aktiva • Laporan
arus kas • Laporan Perubahan aktiva bersih • Catatan atas laporan keuangan @ Laporan
Keuangan Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari suatu proses pencatatan, yang
merupakan suatu ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama tahun buku
yang bersangkutan. Pengertian laporan keuangan menurut Standar Akuntansi Keuangan:
“Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan”. Laporan keuangan yang
lengkap meliputi neraca, laporan perubahan posisi keuangan, catatan juga termasuk jadwal dan
informasi tambahan yang berkaitan dengan
 16. Pengelolaan Keuangan 13 laporan tersebut, misal informasi keuangan segmen industri
dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan harga”. Unsur-unsur dalam pelaporan
keuangan adalah sebagai berikut: 1. Laporan perhitungan laba rugi 2. Laporan perubahan posisi
keuangan 3. Neraca Dalam pasal 77 ayat 1 ICW yang dimaksud bendaharawan adalah orang-
orang dan badan – badan yang karena negara ditugaskan untuk menerima ,menyimpan,
membayar (mengeluarkan atau menyerah kanuang atau kertas-kertas berharga dan barang-barang
didalam gudang-gudang atau tempat –tempat penyimpanan yang lain sebagai dimaksud dalam
pasal 55 ICW dan selaku demikian diwajibkan memberi perhitungan (pertanggungjawaban)
tentang hal pengurusannya kepada badan pemerikasa keuangan. Ada tiga macam bendaharawan,
yaitu : 1. Bendaharawan umum (kepala kas kantor negara) dan termasuk bendaharawan adalah
kantor-kantor pos dimana dikota itu kantor kas negara 2. Bendaharawan khusus untuk
penerimaan pendapatan tertentu 3. Bendaharawan khusus untuk pengeluaran –pengeluaran
tertentu Berdasarkan surat keputusan menteri keuangan no. Kep .322 /M /V /9/1968tanggal 26
september 1968 pasal 1 ayat (2) disebutkan bahwa setiap bendaharawan atau pemegang kas yang
mengurus uang negara harus mempunyai buku kas umum dan mencatat semua pengeluaran dan
penerimaan. 3. Auditing (Pengawasan) a. Pengertian pengawasan keuangan Pengawasan
keuangan adalah suatu pemeriksaan yang terutama ditujukan pada masalah keuangan antara lain
untuk memperoleh kepastian bahwa berbagai transaksi dilakukan sesuai dengan undang-undang,
peraturan, keputusan, intruksi untuk menilai kewajaran yang dibeikan oleh laporan keuangan.
UUD 1945 pasal 23 ayat 5 mengamanatkan bahwa: untuk memerikasa tanggung jawab tentang
keuangan negara
 17. Pengelolaan Keuangan 14 diadakan suatu badan pemeriksa keuangan, yang peraturannya
ditetapkan dengan undang-undang. Pengawan merupakan proses yang berlanjut yaitu
dilaksanakan terus-menerus sehingga dapat memperoleh hasil pengawasan yang
berkesinambungan Pengawasan harus bersifat mendidik dan dinamis, yaitu dapat menimbulkan
kegairahan untuk memperbaiki, mengurangi atau meniadakan penyimpangan ddisamping
menjadi pendorong dan perangsang untuk menertibkan penyempurnaan kondisi obyektif
pengawasan. b. Proses dan standar pengawasan Serangkaian tiindakan dalam melaksanakan
pengawasan. Langkah-langkah dalam pengawasan baik fungsional maupun pengawasan melekat
menurut stoner (1987) ialah : 1. Penetapan berapa jenis standar atau patokan yang dipergunakan,
berapa ukuran kuantitas , kualitas , biaya dan waktu. 2. Membandingkan atau mengukur
kenyataan yang sebenarnya terhadap standar 3. Mengidentifikasi penyimpangan dan sekaligus
pengambilan koreksi Pengawasan menyinggung tiga aspek, yaitu rencana yang telah ditetapkan,
kebijaksanaan yang berlaku, dan prinsip efektivitas dabn efesiensi. c. Cara mempertanggung
jawabkan keuangan 1. Diusahakan secara singkat dan dilaksanakan pada setiap akhir pekan 2.
Periksa terlebih dahulu buku kas umum dalam hubungannya dengan buku yang lain setiap akhir
bulan 3. Diperingatkan kepada bendaharawan mengenai: pengiriman SPJ (surat pertanggung
jawaban ) bulanan , penyetoran MPO/PPn 4. Diperiksa pengurusan baranmg inventaris dan
penyimpanan dokumen pertinggal keuangna sewaktu-waktu 5. Diadakan pemeriksaan kas
dengan menyusun berita acara pemeriksaann kas setiap akhir truwulan secara teratur 6. Atasan
langsung bendaharawan bertanggung jawab atas kerugian keuangan negara 7. Dilaporkan dengan
segera (paling lambat 1 minggu) Dalam rangka mempertanggung jawabkan keuangan negara ini
ada 9 jenis buku yang harus disediakan, yaitu :
 18. Pengelolaan Keuangan 15 1. buku kas umum 2. buku bank 3. buku kas posisi 4. buku kas
pemerintah membayar uang 5. buku panjar kerja 6. buku penghitung pajak 7. buku penerbitan 8.
buku inventaris 9. buku pembantu lain Dalam menentukan pemerikasaan terhadap suatu kerja
perlu mengadakan penilaian mencakup: 1. terselenggaranya pengawasan atasan langsung yang
menjamin pelaksanaan tugas secara efektif dan efesien 2. ketaatan dalam ketetapan terhadap
ketentuan yang berlaku 3. pencapaian dari rencana dan program baik target finansial, target fisik
maupun target fungsional dan 4. faktor ketenangan personil yang melaksanakan kegiatan
pemerikasaan Hasil pemerikasaan tersebut harus disertai bukti-bukti yang cukup relevan dan
dapat dipertanggung jawabkan .hasil pemeriksaan dilaporkan secara jelas dan mudah dimengerti,
penayajian informasi yang didukung atas bukti yang cukup memuat temuan dan kesimpulan
pemeriksaan secara obyektif dan lengkap disertai saran tindakan yang konstruktif. 2.5
Pengelolaan Keuangan di Sekolah a. Proses Pengelolaan Keuangan di Sekolah Komponen
keuangan sekolah merupakan komponen produksi yang menentukan terlaksananya kegiatan
belajar-mengajar bersama komponen-komponen lain. Dengan kata lain, setiap kegiatan yang
dilakukan sekolah memerlukan biaya. Dalam tataran pengelolaan cara mengatur lalu lintas uang
yang diterima dan dibelanjakan mulai dari kegiatan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan,
pengawasan sampai dengan penyampaian umpan balik. Kegiatan perencanaan menentukan untuk
apa, dimana, kapan dan beberapa lama akan dilaksanakan, dan bagaimana cara
melaksanakannya. Kegiatan pengorganisasian menentukan bagaimana aturan dan tata kerjanya.
Kegiatan pelaksanaan menentukan siapa yang terlibat, apa yang
 19. Pengelolaan Keuangan 16 dikerjakan, dan masing-masing bertanggung jawab dalam hal
apa. Kegiatan pengawasan dan pemeriksaan mengatur kriterianya, bagaimana cara
melakukannya, dan akan dilakukan oleh siapa. Kegiatan umpan balik merumuskan kesimpulan
dan saran-saran untuk kesinambungan terselenggarakannya Manajemen Operasional Sekolah.
Muchdarsyah Sinungan menekankan pada penyusunan rencana (planning) di dalam setiap
penggunaan anggaran. Langkah pertama dalam penentuan rencana pengeluaran keuangan adalah
menganalisa berbagai aspek yang berhubungan erat dengan pola perencanaan anggaran, yang
didasarkan pertimbangan kondisi keuangan, line of business, keadaan para nasabah/konsumen,
organisasi pengelola, dan skill para pejabat pengelola. Proses pengelolaan keuangan di sekolah
meliputi: 1. Perencanaan anggaran 2. Strategi mencari sumber dana sekolah 3. Penggunaan
keuangan sekolah 4. Pengawasan dan evaluasi anggaran 5. Pertanggungjawaban b. Sumber-
Sumber Keuangan Sekolah 1. Dana dari Pemerintah Dana dari pemerintah disediakan melalui
jalur Anggaran Rutin dalam Daftar Isian Kegiatan (DIK) yang dialokasikan kepada semua
sekolah untuk setiap tahun ajaran. Dana ini lazim disebut dana rutin. Besarnya dana yang
dialokasikan di dalam DIK biasanya ditentukan berdasarkan jumlah siswa kelas I, II dan III.
Mata anggaran dan besarnya dana untuk masing-masing jenis pengeluaran sudah ditentukan
pemerintah di dalam DIK. Pengeluaran dan pertanggungjawaban atas pemanfaatan dana rutin
(DIK) harus benar-benar sesuai dengan mata anggara tersebut. Selain DIK, pemerintah sekarang
juga memberikan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS). Dana ini diberikan secara berkala
yang digunakan untuk membiayai seluruh kegiatan operasional sekolah. 2. Dana dari Orang Tua
Siswa
 20. Pengelolaan Keuangan 17 Pendanaan dari orang tua siswa ini dikenal dengan istilah iuran
komite. Besarnya sumbangan dana yang harus dibayar oleh orang tua siswa ditentukan oleh rapat
komite sekolah. Pada umumnya dana komite terdiri atas : a. Dana tetap bulan sebagai uang
kontribusi yang harus dibayar oleh orang tua setiap bulan selama anaknya menjadi siswa di
sekolah b. Dana incidental yang dibebankan kepada siswa baru yang biasanya hanya satu kali
selama tiga tahun menjadi siswa (pembayarannya dapat diangsur). c. Dana sukarela yang
biasanya ditawarkan kepada orang tua siswa terterntu yang dermawan dan bersedia memberikan
sumbangannya secara sukarela tanpa suatu ikatan apapun. 3. Dana dari Masyrakat Dana ini
biasanya merupakan sumbangan sukarela yang tidak mengikat dari anggota-anggota masyarakat
sekolah yang menaruh perhatian terhadap kegiatan pendidikan di suatu sekolah. Sumbangan
sukarela yang diberikan tersebut merupakan wujud dari kepeduliannya karena merasa terpanggil
untuk turut membantu kemajuan pendidikan. Dana ini ada yang diterima dari perorangan, dari
suatu organisasi, dari yayasan ataupun dari badan usaha baik milik pemerintah maupun milik
swasta. 4. Dana dari Alumni Bantuan dari para Alumni untuk membantu peningkatan mutu
sekolah tidak selalu dalam bentuk uang (misalnya buku-buku, alat dan perlengkapan belajar).
Namun dana yang dihimpun oleh sekolah dari para alumni merupakan sumbangan sukarela dari
para alumni yang merasa terpanggil untuk turut mendukung kelancaran kegiatan-kegiatan demi
kemajuan dan pengembangan sekolah. Dana ini ada yang diterima langsung dari alumni, tetapi
ada juga yang dihimpun melalui acara reuni atau lustrum sekolah. 5. Dana dari Peserta Kegiatan
Dana ini dipungut dari siswa sendiri atau anggota masyarakat yang menikmati pelayanan
kegiatan pendidikan tambahan atau ekstrakurikuler, seperti pelatihan komputer, kursus bahasa
Inggris atau keterampilan lainnya. 6. Dana dari Kegiatan Wirausaha Sekolah
 21. Pengelolaan Keuangan 18 Ada beberapa sekolah yang mengadakan kegiatan usaha untuk
mendapatkan dana. Dana ini merupakan kumpulan hasil berbagai kegiatan wirausaha sekolah
yang pengelolaannya dapatj dilakukan oleh staf sekolah atau para siswa misalnya koperasi,
kantin sekolah, bazar tahunan, wartel, usaha fotokopi, dll. d. Pengelolaan Keuangan Sekolah
yang Efektif Pengelolaan akan dianggap efektif apabila merujuk pada Rencana Anggaran
Pendapatan dan Belanja Sekolah (RAPBS) untuk satu tahun pelajaran. Para kepala sekolah
bersama semua pemegang peran di sekolah pada umumnya menempuh langkah-langkah sebagai
berikut : a. Merancang suatu program sekolah yang ideal untuk mencapai tujuan yang diinginkan
pada tahun pelajaran yang bersangkutan. b. Melakukan inventarisasi semua kegiatan dan
menghitung perkiraan kebutuhan dana penunjang. c. Melakukan peninjauan ulang atas program
awal berdasarkan kemungkinan tersedianya dana pendukung yang dapat dihimpun. d.
Menetapkan prioritas kegiatan yang akan dilaksanakan pada tahun pelajaran yang bersangkutan.
e. Melakukan perhitungan rinci pemanfaatan dana yang tersedia untuk masing- masing kegiatan.
f. Menuangkan perhitungan-perhitungan rinci tersebut ke dalam suatu format yang telah
disepakati untuk digunakan oleh setiap sekolah. g. Pengesahan dokumen RAPBS oleh instansi
yang berwenang. Dengan tersedianya dokumen tertulis mengenai RAPBS tersebut, kepala
sekolah dapat mengkomunikasikannya secara terbuka kepada semua pihak yang memerlukan.
Sumber dana yang tersedia di dalam RAPBS di manfaatkan untuk membiayai berbagai kegiatan
manajemen operasional sekolah pada tahun pelajaran yang bersangkutan. Pada umumnya
pengeluaran dana yang dihimpun oleh sekolah mencakup 5 kategori pembiayaan, sebagai berikut
: 1) Pemeliharaan, rehabilitasi dan pengadaan sarana/prasarana pendidikan. 2) Peningkatan
kegiatan dan proses belajar mengajar. 3) Peningkatan kegiatan pembinaan kesehatan
 22. Pengelolaan Keuangan 19 4) Dukungan biaya kegiatan sekolah dan peningkatan personil
5) Kegiatan rumah tangga sekolah dan BP3 Dana yang tersedia di dalam RAPBS dapat sekaligus
mencakup kegiatan untuk pengembangan sekolah. Namun demikian dana untuk keperluan
pengembangan sekolah dapat disediakan secara khusus, sebagai tambahan dari RAPBS yang
telah disusun. Untuk mencapai suatu tujuan tertentu yang telah diprogramkan sekolah dalam satu
tahun pelajaran, diperlukan tersedianya sejumlah dana tertentu pula. Berapa besarnya dana yang
diperlukan oleh sekolah agar tujuan itu dapat dicapai telah dihitung secara cermat oleh setiap
sekolah melalui penyusunan RAPBS. Apabila jumlah dana yang diperlukan pada satu tahun
pelajaran dibagi dengan jumlah semua siswa kelas I, II dan III di sekolah itu, maka akan
ditemukan Satuan Harga Per Siswa (SHPS). Jumlah dana yang diperlukan oleh setiap sekolah
sangat beragam. Jumlah siswa pada setiap sekolah pun berbeda-beda. Oleh karena itu SHPS pada
masing- masing sekolah dengan sendirinya akan berbeda pula. Meskipun demikian sebenarnya
harus ada suatu patokan SHPS minimal agar suatu mutu pendidikan tertentu dapat dicapai secara
nasional.
 23. Pengelolaan Keuangan 20 BAB III PENUTUP 3.1. Kesimpulan Pengelolaan keuangan
adalah sumber daya yang diterima yang akan dipergunakan untuk penyelenggaraan pendidikan.
Pengelolaan keuangan dimaksudkan sebagai suatu pengelolaan terhadap fungsi-fungsi keuangan.
Tujuan Pengelolaan Keuangan Pendidikan yaitu Meningkatkan efektivitas dan efisiensi
penggunaan keuangan sekolah,Meningkatkan akuntabilitas dan transparansi keuangan sekolah,
dan Meminimalkan penyalahgunaan anggaran sekolah. Manajemen keuangan sekolah perlu
memperhatikan sejumlah prinsip. Undang-undang No 20 Tahun 2003 Pasal 48 yang menyatakan
bahwa pengelolaan dana pendidikan berdasarkan pada prinsip keadilan, efisiensi, transparansi,
akuntabilitas publik. Di samping itu, prinsip efektivitas juga perlu mendapat penekanan. Masing-
masing prinsip tersebut, yaitu Transparansi, Akuntabilitas, Efektivitas, Efisiensi. Fungsi
Pengelolaan Keuangan Pendidikan mencakup 3 fungsi utama , yaitu: Budgetting (membuat
anggaran). Accounting (pencatatan atau pembukuan). Auditing ( pemerikasaan atau
pengawasan). Pengelolaan Keuangan di Sekolah, Pengelolaan akan dianggap efektif apabila
merujuk pada Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah (RAPBS) untuk satu tahun
pelajaran. Para kepala sekolah bersama semua pemegang peran di sekolah pada umumnya
menempuh langkah-langkah diantaranya : Merancang suatu program sekolah yang ideal untuk
mencapai tujuan yang diinginkan pada tahun pelajaran yang bersangkutan,melakukan
inventarisasi semua kegiatan dan menghitung perkiraan kebutuhan dana penunjang, dan
melakukan peninjauan ulang atas program awal berdasarkan kemungkinan tersedianya dana
pendukung yang dapat dihimpun.
 24. Pengelolaan Keuangan 21 DAFTAR PUSTAKA
https://amiamaliahanii.wordpress.com/2012/05/30/pengelolaan-keuangan-pendidikan.
http://wardonojakarimba.blogspot.com/2012/04/administrasi-keuangan-sekolah.html Mustatofa.
2008. Konsep-konsep Dasar Pendidikan, pengelolaan Pendidikan. 2007.UPI Bandung. Sutikno,
M Sobri. 2008. Pengelolaan Pendidikan. Bandung: Prospect. Supriada, Dedi. 2004. Satuan

Anda mungkin juga menyukai