Anda di halaman 1dari 11

4.

Manajemen Anggaran/Biaya Pendidikans


(Saifudin, 2017:29) Keuangan dan pembiayaan merupakan sebuah sistem untuk
mengelola sumber daya berupa dana (money) yang secara langsung menunjang efektifitas dan
efisiensi suatu kegiatan. Dalam pendidikan, sistem ini disebut dengan pembiayaan
pendidikan. Pembiayaan pendidikan tidak hanya tentang menganalisa sumber daya, namun
juga memikirkan bagaimana menggunakan dana secara efisien dalam rangka mencapai tujuan
sekolah. Sehingga dalam pengelolaan ini, perlu adanya manajemen pembiayaan yang
bertanggungjawab atas seluruh kegiatan yang berkenaan dengan pentaan sumber,
penggunaan, serta pertanggungjawaban dana pendidikan kepada sekolah maupun lembaga
pendidikan.
(Sutomo, 2016:100) Suatu lembaga tak terkecuali lembaga sekolah perlu
memerhatikan fungsi anggaran sebab anggaran merupakan suatu tolak ukur suatu organisasi
dalam mencapai tujuan yang telah direnanakan, juga dapat memacu pimpinan yaitu kepala
sekolah beserta jajarannya untuk bertindak seefisien mungkin dalam mengelola keuangan
yang nantinya digunakan sebagai modal mencapai tujuan.
(Hayati, 2017:22) Manajemen anggaran/pembiayaan pendidikan merupakan
pengelolaan semua bentuk keuangan baik usaha untuk memperoleh atau mengumpulkan
modal dalam rangka membiayai segala aktivitas atau kegiatan yang secara langsung maupun
tidak menunjang penyelenggaraan pendidikan.
Pada dasarnya kegiatan manajemen pembiayaan mencakup tiga hal, yaitu :
- Penyusunan/perencanaan anggaran (budgeting)
- Pembiayaan/pelaksanaan operasional sekolah (throughput)
- Pemeriksaan/pertanggungjawaban (auditing)

a) Budgeting (Penyusunan Anggaran)


(Sutomo, 2016:99) Penganggaran merupakan suatu proses penyusunan
rencana anggaran oprasional yang dinyatakan secara kuantitatif dalam satuan
uang. Rencana tersebut akan dijadikan pedoman pengelolaan keuangan sekolah
dalam kurun waktu tertentu.
Pada dasarnya kegiatan ini merupakan musyawarah antara pemimpin tertinggi
dengan jajaran (yang bertanggungjawab atas pengelolaan keuangan) dalam
mengalokasikan besaran dana terhadap suatu penganggaran. Perencanaan
anggaran pun termasuk merencanakan kegiatan apa saja yang akan dilaksanakan
pada periode kedepan, hal ini bertujuan untuk mengatur sumber daya yang
dibutuhkan dalam rangka mencapai hasil sesuai dengan yang diharapkan.
b) Throughput (Pelaksanaan operasional sekolah)
Proses ini terdiri dari dua kepengurusan yang berbeda; pengurusan pertama,
berwenang dalam menentukan kebijakan menerima atau mengeluarkan dana.
Kedua, menindaklanjuti kebijakan urusan pertama, dan pengurusan kedua ini
tidak memiliki wewenang untuk menentukan suatu kebijakan.
c) Auditing (Pemeriksaan)
Pendataan terhadap semua kegiatan keuangan yang perlu dipertanggungjawabkan,
mulai dari kegiatan penerimaan, penyimpanan, dan pengeluaran dana oleh
Bendaharawan kepada Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).

Sebagai contoh dari kegiatan manajemen pembiayaan, sebuah studi dilakukan pada
Sekolah Menengah Pertama Global Madani di Bandar Lampung pada tahun 2017 (Saifudin,
2017). Menurut data penelitian, SMP Global Madani memiliki sumber pembiayaan sekolah
yang berasal dari siswa, meliputi uang pendaftaran, uang bulanan dan uang tahunan. Sebagai
sekolah di bawah naungan Yayasan Global Madani, SMP Global Madani juga mendapat
kucuran dana yang diberikan oleh yayasan berupa dana usulan yang sudah ada di RKAS dan
dana incidental yaitu dana yang dikeluarkan apabila dalam penganggaranya mengalami
kekurangan dana. Biaya yang dikeluarkan oleh sekolah secara langsung menunjang
penyelenggaraan pendidikan, serta memenuhi pengeluaran rutin dan non rutin sekolah
meliputi gaji guru, pemeliharaan sarana dan prasarana, pengadaan inventarisasi sekolah,
rekening listrik dan telepon, pajak serta kegiatan-kegiatan esktrakulikuler.

1. Perencanaan pembiayaan SMP Global Madani


Dalam menjalankan kegiatan pendidikan, perlu adanya perencanaan sebagai langkah
mencapai tujuan yang ditetapkan oleh sekolah, untuk itu SMP Global Madani melakukan
perencanaan keuangan sehingga proses pengalokasian dana dapat mencapai sasaran yang
akan dicapai dan dapat berjalan secara efektif dan efisien. Dalam pelaksanaannya, kepala
sekolah bersama Yayasan melakukan perencanaan anggaran dengan memperhatikan berbagai
hal melalui data dan informasi yang disajikan. Data dan informasi tersebut akan dikaji yang
selanjutnya dijadikan bahan masukan dalam penyusunan RKAS.
SMP Global Madani melakukan tiga tahap kegiatan perencanaan anggaran, yaitu:
a. Perumusan Tujuan
Perumusan tujuan yang ingin dicapai dibuat berdasarkan visi dan misi pendidikan
di SMP Global Madani
b. Memilih Program
Pemilihan program yang akan dilakukan setahun kedepan berpedoman pada
tujuan yang ingin dicapai dengan memperhatikan perkiraan besarnya sumber dana
yang dapat diperoleh dan sumber daya lainya, serta sumber daya manusia yang
ada.
c. Identifikasi dan pengerahan sumber daya yang ada
Identifikasi dilakukan dengan cara mengumpulkan data dan informasi dari
berbagai pihak, yang kemudian diidentifikasi oleh kepala sekolah dan wakil
kepala sekolah. Data dan informasi ini berupa sumber daya manusia, sarana
maupun dana atau biaya.

SMP Global Madani dalam melakukan perencanaan keuangan sekolah terbagi atas
dua kegiatan yang dilakukan, yaitu:
a. Penyusunan rencana kegiatan dan anggaran sekolah di SMP Global Madani terdiri
atas rencana pemasukan dan pengeluaran yang digunakan sebagai pedoman dalam
melaksanakan kegiatan-kegiatan lembaga dalam kurun waktu satu tahun kedepan.
b. Pengembangan Rencana Kegiatan Dan Anggaran Sekolah (RKAS) di SMP Global
Madani membentuk kelompok kerja yang terdiri dari kepala sekolah beserta wakil
kepala sekolah dan staf tata usaha dalam rapat akhir tahun atau awal tahun dalam rapat
ini menentukan anggaran dana untuk sarana dan prasarana, kesiswaan, adminitrasi
sekolah juga gaji beserta tunjangan-tunjanganya. Kemudian pada hasil rapat ditentukan
perkiraan biaya yang dilakukan oleh kelompok kerja selanjutnya dilakukan seleksi
alokasi yang diperkirakan sangat mendesak dan tidak. Hal ini dilakukan dengan skala
prioritas. Dalam melakukan pengembangan RKAS, kelompok kerja menentukan
program-program yang dirapatkan oleh kepala sekolah beserta wakil kepala sekolah
beserta guru-guru untuk merumuskan biaya yang akan digunakan dalam satu tahun
kegiatan belajar mengajar. Kemudian diajukan kepada pimpinan yayasan untuk
mendapatkan persetujuan dan pengesahan. Setelah program kegiatan disetujui maka
pengalokasian dana dapat dilaksanakan.
2. Pelaksanaan dan pengembangan pembiayaan sekolah
Setelah perencanaan keuangan sekolah selesai dan disetujui oleh semua pihak yang
terlibat. Langkah selanjutnya adalah melaksanakan rencana yang telah dibuat. Dalam
pelaksanaan keuangan, SMP Global Madani melakukan dua jenis kegiatan:
a. Penerimaan dana pendidikan
Dalam pelaksanaanya penerimaan dana pendidikan di SMP Global Madani berasal
dari siswa yaitu dana pendaftaran, sumbangan penyelenggaraan pendidikan, dana
pembangunan fasilitas, dana peningkatan mutu pendidikan dan dana kegiatan siswa
Penerimaan dari siswa tersentral di Yayasan Global Madani.
b. Pengeluaran dana pendidikan
Setelah SMP Global Madani mendapatkan dana yang berasal dari siswa, dana tersebut
kemudian digunakan untuk membiayai pengeluaran sekolah meliputi gaji guru, sarana
dan prasarana, ketatausahaan, kesiswaan yang bersifat akademik dan non akademik.

3. Evaluasi Pembiayaan Dan Pertanggungjawaban pembiayaan sekolah


Evaluasi pembiayaan sekolah merupkan alat untuk mengukur biaya setelah perencanaan
ditetapkan. Evaluasi ini difungsikan sebagai langkah mengontrol perencanaan dan
pelaksanaan keuangan sekolah. Dalam melakukan evaluasi SMP Global Madani melakukan
dengan melalui pengawasan dan pemeriksaan. Untuk pengawasan keuangan yang diterima
dan uang yang dikeluarkan ada evaluasi di rapat pimpinan yang dilakukan dua minggu sekali.
Penerimaan dan pengeluaran harus melalui kwitansi keuangan berita acara. Melalui kwitansi
pengawas keuangan dapat mengawasi secara langsung terhadap penerimaan dan pengeluaran
sekolah.

Ahmad, Saifudin. 2017. Analisis Manajemen Pembiayaan Pendidikan dalam Meningkatkan


Kualitas Sumber Daya Manusia Menurut Perspektif Ekonomi Islam. Skripsi. UIN Raden
Intan.
5. Manajemen Hubungan Sekolah Dengan Masyarakat (HUSEMAS)
(Agusmanto, 2015:2) Berada di era globalisasi, peran lembaga pendidikan semakin
dituntut memberikan manajemen dan layanan yang professional kepada masyarakat. Hal ini
disebabkan oleh meningkatnya minat masyarakat mengenyam pendidikan lebih lanjut.
Masyarakat sebagai konsumen dari lembaga pendidikan menjadi lebih kritis dalam memilih
lembaga yang ada. Sikap tersebut menuntut lembaga pendidikan untuk menjaga dan terus
meningkatkan image positif dari lembaganya. (Bakri, 2017:2) Sekolah harus benar-benar
dapat menempakan diri di masyarakat dengan melaksanakan manajemen secara tepat agar
selalu siap menyeseuaikan perubahan. Salah satu upaya yang dapat menunjang dukungan
masyarakat terhadap program yang dijalankan oleh sekolah adalah dengan membina
hubungan baik antara sekolah dengan masyarakat, dalam hal ini ditangani oleh humas pada
sekolah .
Humas ada sebagai pengembang dan pemelihara kerjasama yang efisien untuk
menyampaikan informasi dua arah. Pengertian humas sendiri ialah suatu kegiatan yang
dilakukan bersama-sama antara lembaga dan masyarakat dengan tujuan memperoleh
pengertian, kepercayaan, penghargaan, hubungan harmonis, serta hubungan secara sadar dan
sukarela. (Bakri, 2017:2) Partisipasi yang tinggi dari orang tua murid dalam pendidikan di
sekolah merupakan salah satu ciri dari pengelolaan sekolah yang baik, artinya seberapa besar
keikutsertaan masyarakat dalam proses pendidikan di sekolah adalah indikator terhadap
manajemen sekolah yang bersangkutan.
(Sutomo, 2016:103-104) Dalam rangka mencapai visi misi sekolah, perlu
diadakannya revitalisasi hubungan antara sekolah dengan masyarakat dan lingkungan sekitar.
Hal ini sangat krusial sebab sekolah memerlukan masukan dari masyarakat dalam
penyusunan program sekolah, sekaligus membutuhkan dukungan dalam menjalankan
program tersebut. Hubungan ini tidak hanya memberikan pengaruh besar kepada sekolah,
masyarakat pun menjadi teredukasi mengenai berbagai hal yang terjadi di dalam lembaga
sekolah.
Hubungan antara sekolah dan masyarakat ini perlu diatur sedemikian rupa dengan
adanya manajemen. Manajemen hubungan sekolah dan masyarakat (husemas) merupakan
seluruh kegiatan yang diusahakan dan direncanakan secara sungguh-sungguh melakukan
pembinaan secara lanjut untuk mendapatkan simpati dari masyarakat pada umumnya serta
public pada khususnya, sehingga seluruh kegiatan operasional sekolah berjalan semakin
efisien dan efektif dalam rangka mencapai tujuan pendidikan yang ditetapkan.
Fungsi pokok Husemas adalah menarik simpati masyarakat pada umumnya untuk
meningkatkan relasi serta animo masyarakat terhadap sekolah sehingga diharapkan dapat
meningkatkan pemasukan dana ke sekolah.
Tujuan Husemas adalah meningkatkan reputasi dan prestise sekolah di mata masyarakat.
Manfaat Husemas adalah menambah simpati masyarakat sehingga dapat meningkatkan
dukungan kepada sekolah secara spiritual dan material.

Berdasarkan buku Manajemen Sekolah (Sutomo, 2016:105) Bentuk-bentuk operasional


Husemas adalah sebagai berikut :
1. Bidang sarana akademik
- Tinggi rendahnya prestasi lulusan (dilihat dari kuantitas dan kualitas, penelitin,
karya ilmiah local, nasional, dan internasional)
- Jumlah dan tingkat kesarjanaan pengajar di sekolah
- Sarana dan prasarana akademik
2. Bidang prasarana pendidikan
- Gedung/bangunan sekolah
- Ruang pembelajaran (ruang kelas, praktikum, kantor)
3. Bidang sosial (peran sekolah yang melibatkan masyarakat)
- Kerja bakti
- Perayaan hari besar nasional maupun keagamaan
- Pengamanan lingkungan
- Kebersihan, sanitasi
4. Kegiatan karya wisata
- Menggunakan atribut dengan identitas sekolah sehingga nama sekolah dapat
dikenal hingga ke luar daerah.

(Wati, 661:2015) Hubungan sekolah dan masyarakat dapat dijalin dengan beberapa
teknik dalam rangka mensukseskan program husemas , teknik tersebut dapat digunakan
sesuai dengan kondisi masyarakat sekitar dan keuangan sekolah :
a) Teknik Pertemuan Tatap Muka Kelompok
Seperti dalam penelitian yang dilakukan Wati (662:2015) kepada SDN 01 Bermani
Ulu yakni dilaksanakannya acara perpisahan atau pelepasan siswa kelas enam yang di
dalamnya terdapat unsur komite, wali siswa, dan pihak sekolah. Dalam kegiatan ini
disajikan beberapa hasil karya siswa sebagai wujud berhasilnya bimbingan tenaga
pengajar di sekolah tersebut, sehingga hal ini dapat dijadikan sebagai strategi
pengenalan kualitas sekolah dan memberikan citra yang baik kepada masyarakat.
b) Teknik Pertemuan Tatap Muka Individu
Masih menyimpulkan dari jurnal yang sama, Wati (662:2015) menjelaskan teknik
kedua sebagai sarana membangun komunikasi dengan masyarakat. Pertemuan
individu seperti ini yaitu dengan cara mengundang orang tua/ wali siswa dalam
rangka mencari penyelesaian terhadap masalah yang dihadapi peserta didik. Selain
itu, hubungan lain dapat terjadi antara pihak sekolah dengan tokoh masyarakat di
sekitar lingkungan sekolah terkait keamanan maupun perihal lain yang berkaitan
dengan pengembangan kegiatan sekolah.
c) Teknik Publikasi Sekolah
Kegiatan ini dilakukan dengan cara menginformasikan perlombaan kepada siswa dan
mengumumkan para siswa yang berhasil mendapat penghargaan atas ajang
perlombaan yang telah diikuti pada saat upacara hari senin. Hal ini selain memberikan
apresiasi kepada siswa terkait, juga sebagai motivasi siswa lain untuk berpartisipasi
dalam kegiatan kejuaraan yang diselenggarakan baik di tinggal kecamatan hingga
nasional. Teknik ini pun dapat digunakan sebagai media penyebaran informasi kepada
masyarakat terutama wali siswa bahwa sekolah berhasil membina anak didiknya
mencapai prestasi.

(Sutomo, 2016:111) Hubungan sekolah dengan masyarakat hendaknya menjadi


hubungan kerjasama yang bersifat pedagogis, sosiologis dan produktif yang dapat
memberikan keuntungan, kebaikan, dan kemajuan dua belah pihak. Melalui hubungan
harmonis dengan masyarakat, sekolah diharapkan dapat meningkatkan kinerja sekolah
sehingga proses pendidikan berjalan secara produktif, efisien, dan efektif dalam
menghasilkan lulusan yang berkualitas. (Sutomo, 2016: 112) Oleh karena itu, hubungan yang
harmonis sebagai hasil kerjasama humas dengan masyarakat ditandai dengan:
a) Adanya saling pengertian antara organisasi atau instansi dan pihak luar.
b) Adanya kegiatan saling membantu karena mengetahui manfaat, arti, dan
pentingnya peran masing-masing pihak.
c) Adanya kerjasama yang erat dengan setiap pihak dan ikut bertanggungjawab atas
suksesnya pihak satu sama lain.

Kegiatan Husemas meliputi beberapa hal:


a. Mengatur hubungan sekolah dengan orang tua/wali siswa
b. Memelihara hubungan baik dengan Badan Pembantu Penyelenggaraan Pendidikan
(BP3)
c. Memelihara dan mengebangkan hubungan sekolah dengan lembaga-lembaga
pemerintahan, swasta, dan organisasi sosial.
d. Memberi peringatan kepada masyarakat tentang fungsi sekolah melalui macam-
macam teknik atau sarana komunikasi.

Dikutip dari buku Manajemen Sekolah (Sutomo, 2016:111) Hubungan husemas dapat
ditinjau dari dua segi, yakni:
a) Hubungan kedinasan mencakup kegiatan penyampaian laporan tertulis mengenai
bermacam-macam data dan kegiatan sekolah, pelayanan kunjungan pejabat
pendidikan dalam rangka melakukan kegiatan supervise.
Beberapa contoh hubungan kerjasama dari pihak lain, meliputi;
- Hubungan dengan BP3,
- Hubungan dengan lembaga sekolah lain,
- Hubungan dengan organisasi profesi guru seperti PGRI
b) Hubungan dengan pihak lain di luar ketentuan atasan
Pada dasarnya setiap instansi, termasuk lembaga pendidikan atau sekolah, pasti
melaksanakan public relation. Humas di lingkungan organisasi kerja atau instansi
pemerintah, termasuk organisasi pendidikan harus diartikan sebagai serangkaian
kegiatan untuk menciptakan hubungan yang harmonis dengan masyarakat atau pihak
tertentu di luar organisasi tersebut.

Pada dasarnya proses kegiatan husemas memiliki 5 tahap :


1. Persiapan
Humas menyiapkan segala sesuatu yang berhubungan dengan tugasnya dalam
menjalin hubungan dengan masyarakat. Ada tiga tahap persiapan:
- Mempersiapkan bahan materi dengan cara mengumpulkan data-data atau bahan-
bahan penting suatu instansi atau lembaga. Bahan informasi tersebut pada umunya
mengenai; data sarana fisik sekolah, kepegawaian, kesiswaan, pelaksanaan
kurikulum, prestasi belajar siswa, kondisi keuangan sekolah, dan persoalan lain
termasuk hambatan yang dihadapi sekolah. Data harus dikumpulkan secara
lengkap dan bersumber pada lembaga itu sendiri.
- Menentukan media yang akan digunakan, yaitu; media cetak maupun media
elektronik. Ada pun metode lain tanpa membutuhkan media, yaitu mengadakan
pertemuan langsung yang mana memerlukan persiapan juga.
- Mempersiapkan fasilitas penunjang media yang dipilih.
2. Pelaksanaan
Melaksanakan kegiatan husemas dengan baik sesuai persiapan yang telah dilakukan.
3. Pengecekan tanggapan masyarakat
Humas mencari informasi terkait tanggapan masyarakat tentang kegiatan yang telah
dilaksanakan. Tanggapan dapat berupa dukungan moral, bantuan tenaga dan
pemikiran, atau bahkan materi.
4. Penilaian dan pengontrolan hasil
Pengevaluasian kegiatan humas yang telah dilaksanakan dengan melihat seberapa
besar partisipasi, pengertian, dukungan, bantuan, dan kerjasama yang ditimbulkan
setelah kegiatan dilaksanakan.
5. Pemberian saran kepada pimpinan
Humas berkewajiban melaporkan semua kegiatan serta hasil yang didapatkan kepada
pimpinan lembaga. Laporan tersebut dilengkapi dengan saran, anjuran, imbauan, atau
rekomendasi tindak lanjut yang harus dilakukan instansi terkait dengan persoalan
yang dihadapi.

(Sutomo, 2016:112) Agar kegiatan husemas dapat dijalankan dengan baik, terdapat
beberapa asas yang perlu diperhatikan sebagai pedoman, seperti yang terdapat di dalam buku
Manajemen Sekolah terdapat enam asas kegiatan humas:
a) Asas pemberitaan resmi dan objektif
Setiap informasi yang diberikan oleh bagian humas adalah informasi resmi dan
harus bersifat objektif.
b) Asas pemantauan keberesan intern instansi
Sukses atau tidaknya pelaksanaan kegiatan humas ditentukan oleh baik tidaknya
keadaan intern instansi yang bersangkutan. Tolak ukur intern yang baik dilihat
dari kedisiplinan, moral(akhlak), moril(semangat kerja), serta prsedur kerja.
c) Asas pertimbangan dan penguasaan dukungan publik
Agar publik ikut mendukung kegiatan yang dilaksanakan oleh sekolah maka
sudah semestinya humas mempertimbangkan terlebih dahulu berbagai
kemungkinan sehingga proyek yang dianggap bertentangan dengan kepentingan
umum dapat dihindari.
d) Asas pelangsungan hubungan
Setelah hubungan dengan publik terjalin baik, sangat penting untuk
mengusahakan agar tidak terjadi hal yang dapat membuat salah satu pihak
memutuskan hubungan kerjasama tersebut.
e) Asas pemerhatian opini publik
Meskipun hubungan antara sekolah dengan masyarakat dapat dikatakan brjalan
baik, tentu saja akan terjadi hal-hal yang kurang memuaskan, kurang tepat, atau
bahkan bertentangan dengan kepentingan umum maka opini atau saran publik
hendaknya diperhatikan dengan baik.
f) Asas peningkatan mutu kegiatan
Humas perlu mengusahaan agar mutu kegiatan ditingkatkan sesuai dengan
perkembangan instansinya, peningkatan dapat dilakukan dengan cara
mengembangkan keahlian bagian humas sehingga dapat memberikan penyajian
yang lebih baik.

Daftar pustaka
Sutomo, dkk. 2016. Manajemen Sekolah.
Semarang: UNNES Press.

Agusmanto, dkk. 2015. Manajemen Hubungan Sekolah Dengan Masyarakat.


Lampung: FKIP UNILA

Bakri, Sulaiman. 2017. Manajemen Hubungan Sekolah dan Masyarakat dalam Meningkatkan
Mutu Pendidikan Pada SMP Negeri 13 Banda Aceh. Jurnal Magister Administrasi
Pendidikan. Hlm. 48-54. Banda Aceh: Pascasarjana Universitas Syiah Kuala.
Wati, Eni. 2015. Manajemen Hubungan Sekolah dan Masyarakat. Manajer Pendidikan. IX.
Hlm. 659-664. Rejang Lebong: SD N 01 Bermani Ulu

Anda mungkin juga menyukai