Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH FARMASI KOMUNITAS

INSOMNIA

Disusun Oleh

KELOMPOK IV / FARMASI B / SEMESTER VII

JOSEFA M. DO R. FERNANDES (184111047)

MARIA LOURDES XIMENES (184111049)

MARIA PASKALINA P. ABAN (184111051)

MARNITA OLLA (184111053)

MEISSYRINA LAA (18411155)

PRISSCY MARITJE A. M. R. TILIS (184111058)

UNIVERSITAS CITRA BANGSA


KUPANG
2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat
dan bimbingan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul Insomnia.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, dan oleh karena itu
berbagai pendapat, kritik dan saran yang bersifat membangun dan bermanfaat sangat diharapkan,
agar dapat digunakan sebagai dasar dalam penulisan selanjutnya.

Kupang, 27 September 2021

Penulis
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI...............................................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................................................4
A. Latar belakang.................................................................................................................................4
B. Rumusan masalah............................................................................................................................4
C. Tujuan..............................................................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................................................6
A. Defenisi...........................................................................................................................................6
B. Jenis-Jenis Insomnia........................................................................................................................6
C. Tanda dan gejala..............................................................................................................................8
D. Penyebab Insomnia..........................................................................................................................8
E. Cara mengatasi Insomnia yang efektif.............................................................................................8
BAB III PENUTUP.....................................................................................................................................9
A. Kesimpulan......................................................................................................................................9
Daftar pustaka...........................................................................................................................................10
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang

Tidur merupakan bagian hidupmanusia yang memiliki porsi banyak, ratarata


hampir seperempat hingga sepertiga waktu digunakan untuk tidur. Tidur merupakan
kebutuhan bukan suatu keadaan istirahat yang tidak bermanfaat, tidur merupakan proses
yang diperlukan oleh manusia untuk pembentukan sel-sel tubuh yang baru, perbaikan sel-
sel tubuh yang rusak (natural healing mechanism), memberi waktu organ tubuh untuk
beristirahat maupun untuk menjaga keseimbangan metabolisme dan biokimiawi tubuh.

Disamping itu tidur bagi manusia dapat mengendalikan irama kehidupan sehari-
hari.Salah satu fungsi tidur yang paling utama adalah untuk memungkinkan sistem syaraf
pulih setelah digunakan selama satu hari. dalamThe World Book Encyclopedia, dikatakan
tidur memulihkan energi kepada tubuh, khususnya kepada otak dan sistem syaraf.
Beberapa penelitian yang ditulis di beberapa situs menyebutkan bahwa orang Indonesia
tidur rata-rata pukul 22.00 dan bangun pukul 05.00 keesokkan harinya. Kemudian
penelitian terhadap kelompok anak-anak muda di Denpasar menunjukkan 30-40 persen
aktivitas mereka untuk tidur. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh di Jepang
disebutkan 29 % responden tidur kurang dari 6 jam, 23 % merasa kekurangan dalam jam
tidur 6 % menggunakan obat tidur, kemudian 21 % memiliki prevalensi insomnia dan 15
% kondisi mengantuk yang parah pada siang harinya(Liu, 2000).

Setiap orang pada dasarnya pernah mengalami insomnia, sebuah survey yang
dilakukan oleh National Institut of Health di Amerika menyebutkan bahwa pada tahun
1970 menunjukkan bahwa total penduduk

B. Rumusan masalah
1. Apa itu insomnia?
2. Apa saja Jenis-jenis insomnia?
3. Bagaimana terapi insomnia?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian insomnia.
2. Untuk mengetahui jenis-jenis dari insomnia.
3. Untuk mengetahui bagaimana pengobatan insomnia.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Defenisi
Insomnia berasal dari kata In artinya tidak, dan Somnus yang berarti tidur (Nevid,
2003). Menurut DSM IV (Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorder, 2000),
insomnia adalah kesulitan individu dalam memulai, mempertahankan merakan, kualitas
tidur yang buruk. Insomnia adalah ketidakmampuan memenuhi kebutuhan tidur, baik
secara kualitas maupun kuantitas. Insomnia dapat menganggu ritme biologis manusia
diantaranya menimbulkan dampak gangguan mood, konsentrasi, dan daya ingat
(Wulandari dkk, 2017)
Menurut Hoeve (1992), insomnia merupakan keadaan tidak dapat tidur atau
terganggunya pola tidur. Orang yang bersangkutan mungkin tidak dapat tidur, sukar
untuk jatuh tidur, atau mudah terbangun dan kemudian tidak dapat tidur lagi. Hal ini
terjadi bukan karena penderita terlalu sibuk sehingga tidak mempunyai kesempatan untuk
tidur, tetapi akibat dari gangguan jiwa terutama gangguan depresi, kelelahan, dan badan
dengan gejala kecemasan yang memuncak (Purwanto, 2008).
Insomnia adalah suatu gangguan tidur yang dialami oleh penderita dengan gejala
selalu merasa letih dan lelah sepanjang hari dan secara terus menerus mengalami
kesulitan tidur atau selalu terbangun di tengah malam dan tidak dapat kembali tidur.
Seringkali penderita terbangun lebih cepat dari yang diinginkannya dan tidak dapat
kembali tidur. Ada tiga jenis gangguan insomnia, yaitu: susah tidur (sleep onset
insomnia), selalu terbangun di tengah malam (sleep maintenance insomnia), dan selalu
bangun jauh lebih cepat dari yang diinginkan (early awakening insomnia). Cukup banyak
orang yang mengalami satu dari ketiga jenis gangguan tidur ini. (Purwanto, 2008).
B. Jenis-Jenis Insomnia
Insomnia sendiri ada beberapa jenis. Berdasarkan penyebabnya, insomnia dibedakan
menjadi dua, yakni :
 Insomnia primer, yaitu insomnia yang terjadi bukan karena gangguan kesehatan.
 Insomnia sekunder, yaitu insomnia yang terjadi karena suatu gangguan kesehatan
tertentu.
Berdasarkan lama waktu terjadinya, insomnia dibedakan menjadi dua, yakni :
 Insomnia akut, yaitu insomnia yang terjadi dalam waktu yang relatif pendek
karena sebab tertentu seperti gugup mendekati masa ujian. Insomnia akut ini
umumnya terjadi selama satu malam hingga beberapa minggu.
 Insomnia kronis, yaitu insomnia dalam rentan waktu yang relatif panjang yang
terjadi karena kondisi psikologi yang sedang tidak baik yang bisa bertahan tiga
malam tiap minggu hingga beberapa bulan.

Jenis-jenis insomnia yang paling umum dirangkum dari International Classification of


Sleep Disorder ada sebelas jenis insomnia, yakni :
 Susah tidur (sleep onset insomnia) : merasa sulit untuk mulai tidur.
 Insomnia : gangguan tidur yang menyebabkan merasa sangat sulit untuk tidur.
Kondisi ini bisa menjadi kronis.
 Insomnia akut : insomnia jangka pendek atau insomnia kambuhan.
 Insomnia anak-anak : anak-anak tidak akan tidur kecuali orang tua atau pengasuh
memaksa untuk tidur.
 Insomnia idiopatik : gangguan tidur yang terjadi seumur hidup, dimulai saat bayi
atau masa anak-anak dan berlanjut hingga dewasa.
 Insomnia akibat obat-obatan atau zat kimia tertentu: insomnia ini diakibatkan oleh
asupan stimulan dari konsumsi obat-obatan tertentu, kafein, alcohol, atau
makanan tertentu, misalnya makanan pedas.
 Insomnia karena kondisi medis : beberapa jenis gangguan jiwa dapat
menyebabkan insomnia, misalnya depresi, gangguan bipolar, dan gangguan
kecemasan.
 Insomnia nonorganik : insomnia ini disebabkan oleh gangguan kesehatan mental
dan faktor psikologis.
 Insomnia organik : insomnia ini disebabkan oleh gangguan medis, kondisi fisik,
atau paparan senyawa kimia tertentu. Akan tetapi penyebab pastinya tidak jelas.
 Insomnia paradoks : keluhan insomnia berat yang membutuhkan waktu yang
sangat lama untuk bisa tidur. Jenis insomnia ini merasa memiliki kesadaran yang
kuat terhadap lingkungan atau mudah terjaga.
 Insomnia psikologis: jenis insomnia ini disebabkan oleh gangguan kecemasan.
C. Tanda dan gejala
 Kesulitan tidur pada malam hari
 Sering terbangun pada malam hari
 Kelelahan atau mengantuk pada siang hari
 Konsentrasi dan perhatian terganggu
 Sakit kepala
D. Penyebab Insomnia
Masalah tidur ini bisa disebabkan berbagai faktor, di antaranya karena hormonal,
obat-obatan dan kejiwaan. Bisa juga karena faktor luar misalnya tekanan batin, suasana
kamar tidur yang tidak nyaman, ribut atau perubahan waktu karena harus kerja malam.
Selain itu kopi dan teh yang mengandung zat perangsang susunan syaraf pusat, tembakau
yang mengandung nikotin, obat pengurus badan yang mengandung amfetamin, adalah
contoh bahan yang dapat menimbulkan kesulitan tidur (Purwanto, 2008).
Morin (Espie, 2002) menyebutkan penyebab insomnia yang utama adalah adanya
permasalahan emosional, kognitif, dan fisiologis. Ketiganya berperanan terhadap
terjadinya disfungsi kognitif, kebiasaan yang tidak sehat, dan akibat-akibat insomnia
(Purwanto, 2008).
E. Cara mengatasi Insomnia yang efektif
 Kurangi tidur siang atau sore hari, jangan melakukan olahraga berat sebelum
tidur, hindari stres, minum segelas susu hangat atau makan sedikit snack, hindari
minuman yang mengandung kafein dan lakukan terapi relaksasi.
 Cara lain untuk mengatasi insomnia ini dengan metode relaksasi. Relaksasi adalah
salah satu teknik didalam terapi perilaku yang pertama kali dikenalkan oleh
Jacobson, seorang psikolog dari Chicago, yang mengembangkan metode
fisiologis melawan ketegangan dan kecemasan. Apabila Individu melakukan
relaksasi ketika ia mengalami ketegangan atau kecemasan, maka reaksi-reaksi
fisiologis yang dirasakan individu akan berkurang, sehingga la akan merasa rileks.
Apabila kondisi fisiknya sudah rileks, maka kondisi psikisnya juga tenang. Teknik
relaksasi sudah dikenal lama dan banyak digunakan dalam berbagai terapi baik
terapi permasalahan fisik maupun psikologis. (Purwanto, 2008).
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Insomnia adalah suatu gangguan tidur yang dialami oleh penderita dengan gejala
selalu merasa letih dan lelah sepanjang hari dan secara terus menerus mengalami
kesulitan tidur atau selalu terbangun di tengah malam dan tidak dapat kembali tidur.
Insomnia sendiri ada beberapa jenis berdasarkan penyebabnya (primer dan sekunder)
dan berdasarkan lama waktu terjadinya (akut dan kronis).
Daftar pustaka

Ghaddafi, M, (2002). Tatalaksana insomnia dengan farmakologi atau nonfarmakologi. (online).


http://www.google.scholar.co.id/jurnal.muammar.ghaddafi.tatalaksana=nonfarma
kologi=farmakologi=fakultas.kedokteran.universitas.udayana.Denpasar.bali.

Hawari, D., 2008. Manajemen Stres, Cemas, dan Depresi. Jakarta: Balai Penerbit Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia;

Huda Miftachul. (2020) Mengatasi Insomnia secara alami, Yogyakarta;

Nevid, Jeffrey S; Rathus, Spencer A.; Greene, Beverlu. (2003). Psikologi Abnormal Alih Bahasa
TIM Fakultas Psikologi Universitas Indonesia. Jakarta: Erlangga.

Purwanto, Setiyo et al. 2008, jurnal kesehatan: mengatasi insomnia dengan terapi relaksasi. Vol
1, No. 2. Surakarta.

Wulandari, Fitri Eka, dkk. (2017). Hubungan antara tingkat stress dengan tingkat insomnia
mahasiswa A/I angkatan 2012/2013 program studi pendidikan dokter fakultas
kedokteran universitas Diponegoro. Diponegoro: Fakultas Kedokteran, Universitas
Diponegoro.

Anda mungkin juga menyukai