Anda di halaman 1dari 3

Efek sistemik Dapat diperoleh-‘.

l dengan beberapa rute pemberian yaitu

1. Oral melalui saluran gastrointestinal atau rectal


2. Parenteral dengan cara intravena, intra muskular, subkutan
3. Inhalasi langsung kedalam paru-parusedangkan

Efek local Dapat diperoleh dengan beberapa rute pemberian yaitu :

1. Intaokular(oculer), Intranasal(nasalis), Aural(auris) dengan jalan diteteskan


2. Intrarespiratoral, berupa gas yang masuk ke paru-paru, seperti inhalasi, tetapi bedamekanisme
3. Rektal, Uretral dan Vaginal dengan jalan dimasukkan.

Rute Pemberian Obat, dapat dengan cara:

1. Melalui rute oral


2. Melalui rute parenteral
3. Melalui rute inhalasi
4. Melalui rute membran mukosa seperti mata, hidung, telinga, vagina dan lainnya
5. Melalui rute kulit

1. ORAL
melalui mulut masuk saluran intestinal (lambung), penyerapan obat melaluimembran mukosa
pada lambung dan usus memberi efek sistematik.
a) Absorpsi
b) Distribusi
c) Metabolisml,
d) Ekskresi
2. Parenteral
selain melalui jalan lambung dengan merobek beberapa jaringan yaitu
- Intravena, masuk melalui pembuluh darah balik (vena), memberikan efek sistematik.
- Intrakardia, menembus jantung, memberi efek sistemik.
- Intrakutan, menembus kulit, memberi efek sistemik.
- Subkutan,dibawah kulit, memberi efek sistemik.
- Intramuskular, menembus otot daging, memberi efek sistemik
a) Absorpsi
b) Distribusi
c) Metabolism
Tempat utama metabolisme obat parenteral adalah di hati, namun dapat terjadi
di ginjal dan jaringan otot. Faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan
metabolisme obat yaitu faktor genetik, umur, lingkungan dan penyakit yang
diderita.
d) Ekskresi
Molekul obat yang masuk ke dalam tubuh dikeluarkan melalui beberapa
saluran. Obat akan diekskresikan dari tubuh bersama dengan berbagai cairan
tubuh melalui beberapa perjalanan
3. Intraocular (mata)
diteteskan pada mata, memberi efek local
a) Absorpsi
Penetrasi obat melalui kornea merupakan suatu proses absorpsi yang melalui 3 lapisan
dengan solubilitas yang berbeda, yaitu dengan komposisi hidrofobik pada epitel, hidrofilik
pada stroma, dan hidrofobik pada endotel. Absorpsi sistemik dapat terjadi baik secara
langsung dari kantung konjungtiva atau setelah larutan mengalir ke rongga hidung
b) Distribusi
Distribusi obat di mata bergantung kepada kemampuan substansi obat untuk berikatan
dengan jaringan
c) Metabolism
Metabolisme obat dari bentuk aktif menjadi inaktif atau metabolit dapat terjadi di
prekornea, kornea, dan humor akuos
d) Ekskresi
Obat dieliminasi dari bilik mata depan oleh penggantian humor akuos melalui jalur trabekula
dan kanal schlem
4. Intranasal (hidung)
diteteskan pada lubang hidung, memberi efek local
a) Absorpsi
Mukosa hidung memiliki sifat absorpsi yang baik cocok untuk pemakaian obat dalam

menurunkan pembengkakan mukosa secara topikal pada rhinitis hidung.Setelah diserap,


obat memasuki aliran darah
b) Distribusi
Setelah proses absorbsi, obat masuk ke dalam pembuluh darah untuk selanjutnya
ditransportasikan bersama aliran darah dalam sistim sirkulasi menuju tempat kerjanya
5. Aural (telinga)
diteteskan pada lubang telinga, memberi efek local
a) Liberasi
Pelepasan obat dari sistem pembawa didorong oleh gradien konsentrasi secara bertahap,
spontan atau disebabkan oleh pemicu fisik dan kimia
b) Distribusi
Distribusi obat di telinga dibagi menjadi proses "radial" dan proses "longitudinal“. Proses
distribusi radial meliputi komunikasi antara skala paralel pada belokan yang sama dan
komunikasi dengan sistem vaskular. Proses longitudinal meliputi difusi dan aliran
longitudinal sepanjang scale
6. Rektal
dimasukkan kedalam lubang dubur, dapat memberi efek lokal atau sistemik
a) Absorpsi
Absorpsi obat melalui epitel rektal melibatkan dua rute transport yaitu rute transeluler dan
rute paraseluler. Absoprsi rektal dari obat begantung pada beberapa sifat obat seperti
koefisien partisi dan ukuran molecular. Koefisien partisi yang kecil, ukuran molecular yang
besar, muatan dan kemampuan pembentukan ikatan hydrogen yang tinggi adalah faktor-
faktor yang menyebabkan absorpsi yang rendah dari obat
b) Distribusi
Laju pelepasan obat dari formulasi akan bergantung pada koefisien partisi obat antara zat
pembawa dan cairan rektal berair
c) Ekskresi
Obat rektal dikeluarkan melalui keringat dan urin (menurunkan demam), melalui anus
berupa kotoran (feses)
7. Transdermal
Transdermal merupakan sistem penghantaran obat secara sistemik dengan mengaplikasikan
obat ke permukaan kulit. Obat penetrasi melewati stratum korneum lalu ke lapisan yang lebih
dalam, yakni epidermis dan dermis. Setelah mencapai dermis, obat masuk ke sirkulasi sistemik
melalui mikrosirkulasi dermal
a) Absorpsi
Absorbsi transdermal terjadi melalui proses difusi yang lambat yang ditentukan oleh gradien
konsentrasi obat dari konsentrasi tinggi (pada sediaan yang diaplikasikan) menuju
konsentrasi rendah di kulit. Obat dapat mempenetrasi kulit utuh melalui dinding folikel
rambut, kelenjar minyak, atau kelenjar lemak
b) Metabolisme
Di dalam epidermis selain terdapat sel sel target yang akan berinteraksi dengan obat topikal,
terdap at pula berbagai sistem enzim yang mampu memetabolisme obat perkutan.

Anda mungkin juga menyukai