Anda di halaman 1dari 10

CRITICAL JOURNAL REVIEW

DISUSUN OLEH :

NAMA MAHASISWA : LIDYA MONIKA

NIM : 4201131010

KELAS : PSPK 20D

IDENTITAS JURNAL

1. JURNAL PERTAMA
1) Judul Artikel : Correlations Between Teaching Strategies In
Biology, Learning Styles, And Student School in Achievement: Implication
For Inquiry Based Teaching.
2) Nama Jurnal : Journal Of Baltic Science Education
3) DOI : https://dx.doi.org/10.33225/jbse/21.20.184
4) Pengarang Artikel : Milica M. Gajic; Tomka B ; Sneza ; Vera D ;
Tamara
5) Penerbit : University of Novi Sad
6) Kota Terbit : Serbia

2. JURNAL KEDUA

1) Judul Artikel : Pengembangan Modul Praktikum Digital Berbasis


Nature Of Science (NOS) Untuk Meningkatkan Higher Order Thinking Skill
(HOTS)
2) Nama Jurnal : Journal Of Education Technology
3) DOI : http://dx.doi.org/10.23887/jet.v3i4.22500
4) Pengarang Artikel : Ngurah Mahendra D ; Maria Yuliana K
5) Penerbit : University of Novi Sad
6) Kota Terbit : Nusa Tenggara Timur
LAPORAN JURNAL

1. JURNAL PERTAMA
A. Abstrak
Penelitian yang bertujuan untuk menemukan model pengajaran biologi yang
lebih efisien. Selain itu penelitian ini juga bertujuan untuk menguji hubungan antara
penerapan strategi mengajar dalam pengajaran biologi dan prestasi sekolah siswa,
tergantung pada seberapa besar guru menahami gaya belajar siswanya. Metode
penilitian ini menggunakan analisis teoritis dan metode deskriptif dengan sampel
yang terdiri dari 151 siswa kelas tiga (39,7% laki-laki dan 60,3% perempuan)
sekolah menengah atas. Teknik pengumpulan data penelitian menggunakan
inventaris Kolb tentang Gaya Belajar dan Kuesioner untuk Menilai Strategi
Mengajar Guru Biologi. Uji t independen, uji x2-kuadrat, dan analisis varians satu
arah (ANOVA) digunakan untuk menganalisis data. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa terdapat hubungan antara strategi mengajar, gaya belajar dengan prestasi
belajar siswa di sekolah dalam pembelajaran biologi. Siswa akan mencapai prestasi
sekolah yang lebih baik dalam pengajaran biologi ketika mereka diajar dengan cara
yang sesuai dengan gaya belajar mereka, yang berarti menunjukkan implikasi
tertentu untuk pengajaran berbasis inkuiri, serta dalam pendidikan guru biologi
masa depan.

B. Ringkasan
Kualitas pengajaran di zaman yang semakin modern ini menuntut peran
para guru untuk mampu memberikan pengajaran yang terbaik bagi siswanya guna
menciptakan generasi bangsa yang unggul. Pengajaran berbasis inkuiri dilakukan
dalam berbagai disiplin ilmu IPA termasuk fisika, kimia, dan biologi. Pembelajaran
inkuiri merupakan pembelajaran aktif yang mendorong siswa untuk mampu
menemukan serta memecahkan suatu permasalahan yang ditanyakan dengan
melibatkan kemampuan berpikir kritis dan juga analitis. Adapun gaya belajar yang
mana merupakan ciri khas ataupun style dari setiap siswa dalam mengumpulkan,
memproses, dan mencerna serta mengembangkan informasi untuk menggunakannya.
Gaya belajar dimaknai sebagai ciri-ciri kepribadian yang menentukan konsistensi
perilaku siswa yang mencakup aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Penelitian

1
menunjukkan bahwa ada hubungan antara gaya belajar siswa dan hasil belajar siswa
disekolah. Siswa yang mendapatkan prestasi tinggi tentunya menggunakan gaya
belajar yang sesuai dengannya. Oleh karena itu guru harus mampu memahami gaya
belajar masing-masing siswanya untuk membuat pengajaran lebih terstruktur dalam
memprogram isi pengajaran, memilih metode dan alat bantu pengajaran yang tepat
dalam proses pengajaran, mendorong motivasi melalui penerapan strategi pengajaran
yang optimal untuk mencapai prestasi sekolah yang lebih baik serta meningkatkan
kualitas pendidikan. Penelitian ini berusaha menunjukkan pentingnya aspek pedagogis
untuk mengetahui dan memahami perbedaan gaya belajar siswa melalui pemilihan
strategi pengajaran yang sesuai dalam pengajaran biologi.
Pengumpulan data penelitian menggunakan metode analisis teoritis dan
metode deksriptif diterapkan dalam penelitian ini dengan sampel yang terdiri dari 151
siswa kelas tiga di Sekolah Menengah Atas “Svetozar Markovic” (sampel ini
merupakan sampel yang disengaja dikarenakan pandemi COVID-19). Kemudian
diperoleh hasil sekitar 70,1% siswa memiliki hasil yang sangat baik dalam biologi,
29,2% siswa memiliki hasil yang baik sedangkan 0,7% siswa memiliki hasil yang
kurang baik. Instrumen penelitian yang digunakan ialah Inventarisasi Kolb tentang
gaya belajar dan kuisioner untuk menilai strategi mengajar guru biologi. Empat gaya
belajar yang terkait dalam penelitian ini didasarkan pada siklus empat langkah yaitu
pengalaman konkret (CE), konseptualisasi abstrak (AC), eksperimen aktif (AE), dan
observatif reflektif (RO). Langkah selanjutnya penentuan gaya belajar yang disukai
ditentukan dengan menghitung selisih skor AC-CE, AE-RO : Divergen (DI),
Akomodatif (AC), Konvergen (CO), dan gaya Asimilasi (AS). Selain itu kuisioner
mengenai strategi mengajar guru biologi dibuat dengan beberapa pernyataan yang
disesuaikan dengan pengajaran biologi (berbasis inkuiri). Strategi pengajaran yang
disesuaikan dengan gaya belajar sebelumnya yaitu strategi pengajaram DITS-
Divergen, strategi pengajaran COTS-Konvergen, dan strategi pengajaran ASTS-
Asimilasi. Keseluruhan hasil kuisioner dilakukan melalui pengolahan hasil data
analisis statistik ini dilakukan dalam paket statistik SPSS versi 25.0.
Hasil kuisioner pertama mengenai strategi yang paling sering digunakan
guru biologi dalam belajar menunjukkan bahwa nilai rata-rata berkisar M = 3,47 untuk
strategi pengajaran (COTS) ke M-3,76 untuk strategi pengajaran divergen (DITS).
Artinya setiap guru biologi umumnya memiliki strategi yang berbeda. Hubungan

2
strategi mengajar dengan prestasi belajar siswa menunjukkan semakin guru
menerapkan strategi pengajaran kovergen (COTS) dan strategi pengajaran asimilatif
(ASTS), maka prestasinya semakin rendah. Adapun hasil kuisioner kedua terkait
subskala strategi pengajaran dan gender siswa menunjukkan bahwa responden laki-
laki menunjukkan lebih dominan terhadap guru biologi terhadap strategi konvergen
(COTS) dan begitu pula dengan strategi pengajaran asimilasi (ASTS) jika
dibandingkan dengan responden perempuan. Responden gender keduanya
menyepakati strategi pengajaran akomodatif (ACTS) dan strategi pengajaran divergen
(DITS) dalam karya biologi. Adapun hasil kuisioner ketiga terkait dimensi gaya
belajar-indikator deksriptif menunjukkan minimum teoritis dan maksimum empat
dimensi : pengalaman konkeret (CE), pengalaman reflektif (RO), konseptualisasi
abstrak (AC) dan eksperimen aktif (AE) berkisar antara 12 hingga 48. Berdasarkan
hasil indikator gaya belajar maka gaya belajar paling umum dikalangan siswa ialah
gaya belajar konvergen sebesar 51,7%, 37,1% siswa memiliki gaya belajar asimilatif,
7,3% siswa memiliki gaya belajar akomodatif, sedangkan gaya belajar divergen
memiliki persentasi terkecil sebesar 4% responden. Adapun hasil kuisioner keempat
terkait dengan dimensi gaya belajar dan gender menunjukkan bahwa responden
perempuan rata-rata mencapai nilai yang lebih tinggi dalam dimensi keempat langkah
gaya belajar tersebut. Dan untuk hasil kuisioner kelima mengungkapkan bahwa
sebesar 81,5% gaya belajar siswa tidak sesuai dengan strategi pengajaran yang
diberikan oleh guru biologi.
Guru biologi memiliki strategi pengajaran yang berbeda. Strategi
pengajaran divergen (DITS) lebih cenderung mampu melihat masalah dari sudut
pandang berbeda dan menekankan kerja sama dalam tim untuk pemecahan masalah.
Strategi akomodatif (ACTS) lebih cenderung berkerja secara mandiri terutama dalam
melakukan eksperimen. Strategi asimilasi (ASTS) lebih cenderung memecahkan suatu
masalah secara bertahap melalui proses yang menghubungkan konsep yang satu
dengan konsep yang lain secara relevan. Selain itu strategi konvergen (COTS)
mendorong siswa untuk meneliti teks ataupun grafik serta menyelesaikan lembar lerka
dan bereksperimen. Adapun jika ditinjau dengan gaya belajar maka siswa dengan gaya
belajar divergen (DI) dicirikan oleh kecenderungan untuk mengamati dan memahami
detail. Kesulitan terbesar dengan siswa ini adalah kepasifan mereka sehingga tugas
guru adalah terus memotivasi mereka. Di sisi lain akomodasi (AC) lebih lambat dalam

3
mendesain materi secara teori dan lebih cepat dalam aplikasi aktif. Akomodasi siap
mengambil resiko dan melakukan kesalahan serta tidak takut dengan kegagalan. Oleh
karenanya, akomodasi harus diberikan tugas yang aplikatif dan memuat tugas dengan
cakupan materi yang luas. Sehingga strategi yang cocok untuk mengajar kedua gaya
belajar ini ialah strategi mengajar asimilatiff (ASTS) dan konvergen (COTS). Adapun
asimilasi (AS) cenderung sistematis, analitis, serta cepat tanggap pembentukan
kesimpulan, menyukai penelitian dan sering mengajukan pertanyaan. Sedangkan
konvergen (CO) rentan terhadap edukasi hipotesis memecahkan masalah, rentan
terhadap eksperimen, kerja tim.
Penelitian empiris tentang gaya belajar telah menunjukkan bahwa
kesadaran akan adanya gaya belajar yang berbeda dan cara kerja yang cocok untuk
siswa tertentu menyebabkan perubahan positif dalam pekerjaan siswa dan guru
pengetahuan ini penting bagi guru karena memungkinkan mereka untuk menggunakan
berbagai metode dan prosedur dalam pekerjaan mereka yang selanjutnya membuka
peluang untuk lebih banyak lagi ke siswa untuk menemukan dan menggunakan gaya
cara belajar yang paling efektif untuk mereka
a. Rekomendasi bagi guru terhadap siswa gaya belajar divergen (DI)
1) Mendorong siswa mempresentasikan ide.
2) Mendorong siswa untuk mengamati masalah dari sudut pandang
berbeda.
3) Sering berdiskusi kelompok.
b. Rekomendasi bagi guru terhadap siswa gaya belajar akomodasi (AC)
1) Mendorong siswa untuk saling berkerja sama.
2) Menjelaskan bahan ajar dengan cara yang menarik.
3) Sering menganalisis topik yang menarik.
c. Rekomendasi bagi guru terhadap siswa gaya belajar konvergen (CO)
1) Sering memberikan lembar kerja
2) Mengaplikasikan media belajar yang bervariatif.
3) Mendorong siswa untuk bereksperimen.
d. Rekomendasi bagi guru terhadap siswa gaya belajar asimilasi (AS)
1) Mendorong kemampuan berpikir siswa.
2) Mendorong siswa untuk mengevaluasi hasil belajarnya sendiri.
3) Mendorong siswa untuk aktif.

4
C. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa ada
hubungan antara gaya belajar siswa, perbedaan strategi mengajar yang diterapkan
oleh guru biologi, dan keberhasilan sekolah siswa sekolah menengah atas. Terdapat
persentase yang sangat kecil dari responden yang gaya belajarnya sesuai dengan
strategi mengajar yang disukai oleh guru biologi (18,5%), dibandingkan dengan
81,5% responden yang gaya belajarnya tidak sesuai dengan strategi mengajar yang
diterapkan. Hal ini ditunjukkan pada siswa yang gaya belajarnya sesuai dengan
strategi pengajaran yang diterapkan mencapai prestasi sekolah yang jauh lebih baik.
Ada perbedaan antara responden yang berbeda gender dalam persepsi strategi
pengajaran dalam pembelajaran biologi, tetapi tidak dalam hal persepsi dimensi
gaya belajar. Hasil ini menunjukkan bahwa perlu untuk menerapkan strategi yang
beragam mungkin dalam proses pengajaran untuk memenuhi kebutuhan siswa
sebanyak mungkin. Berdasarkan hasil penelitian ini, implikasi untuk kerja praktek
guru biologi telah ditawarkan, menghormati sifat-sifat gaya belajar tertentu. Guru
perlu memahami dan menyesuaikan gaya belajar dan tingkat kognitif siswanya.
Sangat penting bahwa guru menerapkan strategi pengajaran inkuiri, yang
memungkinkan siswa untuk mengambil peran aktif dalam proses pengajaran serta
meningkatkan kemampuan berpikirnya secara lebih kritis dan analitis. Kesimpulan
akhir adalah memahami gaya belajar siswa membantu dalam pemilihan strategi
pengajaran yang tepat, memfasilitasi kekompakan siswa, dan memberikan
kontribusi untuk prestasi sekolah yang lebih baik, termasuk dalam pembelajaran
biologi.

D. Kelebihan dan Kekurangan


1. Dari aspek ruang lingkup isi artikel, maka jurnal utama memiliki cakupan yang
lebih luas dibandingkan dengan jurnal pembanding dan menjelaskan secara
detail dari setiap materi yang dipaparkan. Dalam jurnal utama ini juga
membahas secara keseluruhan mulai dari latar belakang masalahnya hingga
solusinya dipaparkan secara jelas. Jurnal ini memuat banyak pernyataan-
pernyataan yang didasarkan dari hasil penelitian secara faktual serta didukung
beberapa pendapat para ahli.

5
2. Dari aspek tata bahasa, jurnal ini menggunakan bahasa yang mudah
dimengerti. Adapun kalimat-kalimat yang digunakan sudah meliputi EYD.
Hanya saja, pemaparan terkait grafik hasil data kurang dijelaskan secara lebih
rinci.

2. JURNAL KEDUA

A. Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk 1) menghasilkan modul praktikum digital
berbasis Nature of Science (NOS) pada mata kuliah praktikum kimia dasar; 2)
mendeskripsikan kualitas hasil uji coba produk pengembangan modul praktikum
digital berbasis Nature of Science (NOS) pada mata kuliah praktikum kimia dasar;
dan 3) untuk mengetahui peningkatan Higher Order Thinking Skill (HOTS)
mahasiswa pada mata kuliah praktikum kimia dasar menggunakan modul
praktikum digital berbasis Nature of Science (NOS). Modul praktikum digital ini
dikembangkan dengan model ADDIE (analyze, design, development,
implementation, dan evaluation). Pengumpulan data menggunakan analisis
deskripsi kualitatif . Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Ngada Provinsi Nusat
Tenggara Timur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) Pengembangan Modul
Praktikum Digital sudah mencapai tahap analisis kebutuhan dan penyusunan; 2)
Kualitas hasil uji coba produk pengembangan modul praktikum digital berbasis
Nature of Science (NOS) pada mata kuliah praktikum kimia dasar mendapatkan
kategori sangat baik; 3) Modul praktikum digital berbasis Nature of Science (NOS)
dapat meningkatkan Higher Order Thinking Skill (HOTS) mahasiswa pada mata
kuliah praktikum kimia dasar.

B. Ringkasan
Kualitas pembelajaran menentukan kualitas pendidikan. Apabila kualitas
pembelajaran dilakukan dengan maksimal maka hal itu berpengaruh terhadap
meningkatnya kualitas pendidikan . Dalam proses pembelajaran, siswa harus
mampu berinteraksi dengan media pembelajaran yang digunakan untuk mencapai
hasil belajar yang maksimal. Hal ini juga harus sejalan dengan kompetensi
pedagogik yang mana siswa harus mampu menguasai sumber belajar. Dinatha
6
(2017) menyatakan bahwa tingkat kesulitan belajar peserta didik pada pelajaran
IPA dikatakan dalam kategori sedang, sehingga dengan menggunaan sumber
belajar yang tepat diharapkan mampu meningkatkan pemahaman peserta didik.
Mata kuliah praktikum kimia dasar merupakan salah satu mata kuliah
praktikum di STKIP Citra Bakti. Dalam pelaksanaan praktikum yang baik tidak
terlepas dari ketersediaan modul praktikum yang digunakan mahasiswa yang
dijadikan pedoman langkah-langkah dalam kegiatan praktikum. Dikarenakan
persediaann modul cetak terbatas maka diperlukan pengembangan solusi berupa
modul praktikum digital. Tentunya penggunaan modul digital ini mampu
membantu siswa dalam mendorong pelaksanaan praktikum berjalan dengan baik.
Selain itu, modul praktikum digital dapat memberikan gambaran secara audio-
visual, sehingga mahasiswa dapat melakukan praktikum kimia dasar dengan baik
dan benar. Modul praktikum digital yaitu berupa bahan ajar elektronik dapat
mempermudah dalam memasukkan unsur suara dan gambar dinamis seperti video.
Dony Sugianto (2013) menyatakan bahwa perkembangan teknologi informasi dan
komunikasi berpengaruh juga terhadap kemajuan pendidikan terutama dalam hal
inovasi media pembelajaran karena modul digital didesain dengan semenarik
mungkin, dapat dengan mudah digunakan dan praktis. Selain itu, perkembangan
teknologi informasi dan komunikasi juga dimanfaatkan pada aspek penilaian, yaitu
untuk menilai sikap ilmiah peserta didik melalui penggunaan media sosial (Dinatha,
2017). Dengan adanya modul praktikum digital mahasiswa dapat mengerti dan
melatih kemampuan berpikir pada tingkatan yang lebih tinggi atau sering disebut
dengan istilah Higher Order Thinking Skill (HOTS).
Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Ngada Provinsi Nusa Tenggara
Timur. Subjek dalam penelitian ini adalah kurikulum Prodi Pendidikan IPA serta
Dosen dan mahasiswa STKIP Citra Bakti, Kecamatan Golewa, Kabupaten Ngada.
Pengambilan subyek mahasiswa dan dosen dilakukan dengan teknik cluster.
Sedangkan objek yang diteliti adalah Modul praktikum digital berbasis Nature of
Science (NOS). Hasil pengumpulan data dianalisis secara deskriptif kualitatif.
Modul praktikum digital ini dikembangkan dengan model ADDIE. Model
ADDIE ini melalui beberapa tahapan yakni: (1) analyze, (2) design, (3)
development, (4) implementation, dan (5) evaluation (McGriff, 2000). Pada tahap
pertama analisis (analyze), mahasiswa didorong untuk melakukan kegiatan

7
analisisis dalam memahami praktikum kimia dasar. Pada tahapan kedua
perancangan (design), melakukan perancangan penyusunan yang akan
meemudahkan dalam memahami langkah-langkah praktikum dengan bantuan
media audio visual. Pada tahapan ketiga pengembangan (development), pembuatan
modul praktikum digital dengan menggunakan aplikasi Software Macromedia
Flash. Pada tahapan keempat implementasi (implementation), dilakukan kegiatan
uji coba terbatas modul praktikum digital terhadap mahasiswa. Selanjutnya, pada
tahapan terakhir evaluasi (evaluation), dilakukan revisi modul praktikum digital
yang dihasilkan berdasarkan hasil uji coba dengan memperhatikan kekurangan apa
saja yang timbul pada saat uji coba.
Modul praktikum digital mahasiswa ini dinilai mampu melatih berpikir pada
tingkatan yang lebih tinggi atau biasa disebut Higher Order Thinking Skill (HOTS).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelas eksperimen yang menggunakan modul
digital memiliki kemampuan berpikir tingkat tinggi jika dibandingkan dengan kelas
kontrol yang hanya menggunakan modul praktikum cetak. Hal ini menunjukkan
bahwa pengaruh adanya komponen audio visual yang terdapat pada modul
praktikum digital berperan nyata dalam membantu mahasiswa untuk mampu
memahami materi yang dipelajari. Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian
yang telah dilakukan sebelumnya oleh Taufiqurrohman (2017) yang mengatakan
bahwa pembelajaran dengan menggunakan media digital dapat meningkatkan hasil
belajar peserta didik dibandingkan menggunakan bahan ajar yang
konvesional/cetak.

C. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan, maka didapatkan kesimpulan yakni
Pengembangan Modul Praktikum Digital sudah mencapai tahap analisis kebutuhan
dan penyusunan, Kualitas hasil uji coba produk pengembangan modul praktikum
digital berbasis Nature of Science (NOS) pada mata kuliah praktikum kimia dasar
mendapatkan kategori sangat baik dan Modul praktikum digital berbasis Nature of
Science (NOS) dapat meningkatkan Higher Order Thinking Skill (HOTS)
mahasiswa pada mata kuliah praktikum kimia dasar. Beberapa saran yang peneliti
berikan dalam laporan penelitian ini adalah (1) Perlu dilakukan analisis yang
mendalam mengenai materi praktikum yang sesuai dengan tampilan modul

8
praktikum digital. (2) Perlu dilakukan sosialisasi mengenai penggunaan Modul
Praktikum Digital berbasis NOS kepada pihak-pihak terkait seperti Dinas
Pendidikan agar media dapat digunakan dan dikembangkan.

D. Kelebihan dan Kekurangan


1. Dari aspek ruang lingkup isi artikel, maka jurnal ini memiliki cakupan
yang luas dan menjelaskan secara detail dari setiap materi yang
dipaparkan. Hanya saja dalam jurnal ini kurang memuat pernyataan-
pernyataan pendukung dari para ahli dan tidak ada menjelaskan terkait
HOTS seperti yang tertera pada judul jurnal. Meskipun begitu, penelitian
jurnal ini didukung oleh penelitian yang telah dilakukan sebelumnya dan
grafik yang dipaparkan dalam jurnal ini sangat membantu pemahaman
pembaca dalam menganalisisnya.
2. Dari aspek tata bahasa, jurnal ini sudah menggunakan EYD dan bahasanya
dapat dipahami segala kalangan sehingga para pembaca tidak kesulitan
dalam memaknai isi jurnal tersebut.

Anda mungkin juga menyukai