Secara umum, pengertian komunikasi menurut para ahli adalah proses penyampaian pesan dari
pengirim pesan kepada penerima pesan.
Komunikasi yang terjadi dalam suatu organisasi kerap disebut dengan komunikasi organisasi. Rogers dan
Rogers (1976) dalam Suminar dkk (tanpa tahun) menyatakan bahwa komunikasi organisasi adalah
komunikasi di dalam dan di antara organisasi serta di lingkungannya. Adapun fungsi komunikasi dalam
organisasi adalah untuk menghubungkan anggota organisasi atau karyawan dalam rangka untuk
mencapai tujuan bersama.
Jenis Komunikasi
Komunikasi dalam organisasi dapat dikelompokkan ke dalam dua jenis yaitu komunikasi internal dan
komunikasi eksternal.
1. Komunikasi internal
Effendy (1981 : 155-167) menyatakan bahwa komunikasi internal dapat dibagi ke dalam dua dimensi dan
dua jenis. Dimensi komunikasi internal yang terdiri dari komunikasi vertikal dan komunikasi horisontal.
Adapun jenis komunikasi internal adalah komunikasi persona dan komunikasi kelompok.
Dimensi komunikasi internal terdiri dari komunikasi vertikal dan komunikasi horisontal.
Komunikasi vertikal adalah komunikasi yang terjadi secara vertikal dari atas ke bawah
(downward communication) dan dari bawah ke atas (upward communication). Dengan kata lain,
komunikasi vertikal adalah komunikasi dua arah yang terjadi antara atasan dan bawahan dan bersifat
formal.
Komunikasi horisontal adalah komunikasi yang terjadi antara sesama anggota organisasi atau
komunikasi antar karyawan dan bersifat informal.
Komunikasi diagonal atau komunikasi silang adalah komunikasi yang terjadi antara pimpinan
seksi dengan pegawai seksi lain.
Komunikasi internal dapat dibagi ke dalam dua jenis yaitu komunikasi persona dan komunikasi
kelompok.
Komunikasi persona adalah komunikasi yang terjadi antara dua orang dan dapat berlangsung
secara tatap muka maupun melalui media.
Komunikasi kelompok adalah komunikasi yang terjadi antara seseorang dengan sekelompok
orang dalam situasi tatap muka. Komunikasi kelompok dapat dibedakan menjadi komunikasi kelompok
kecil (rapat atau urun rembuk) dan komunikasi kelompok besar (upacara).
2. Komunikasi eksternal
Komunikasi eksternal adalah komunikasi antara pimpinan organisasi dengan khalayak di luar organisasi.
Komunikasi eksternal terdiri dari dua jalur yang berlangsung secara timbal balik yaitu komunikasi dari
organisasi kepada khalayak dan komunikasi dari khalayak kepada organisasi.
1. Komunikasi dari organisasi kepada khalayak umumnya bersifat informatif dan dapat berbentuk
majalah organisasi, press release, brosur, leaflet, poster, dan lain-lain.
2. Komunikasi dari khalayak kepada organisasi merupakan umpan balik yang diberikan khalayak
terhadap kegiatan komunikasi yang dilakukan oleh organisasi.
Bentuk Komunikasi
Komunikasi dalam organisasi dapat berbentuk komunikasi lisan, komunikasi tertulis, dan komunikasi
nonverbal.
1. Komunikasi Lisan
Komunikasi lisan merupakan bentuk komunikasi yang paling banyak dilakukan oleh seluruh anggota
organisasi misalnya diskusi kelompok atau selentingan.
Adapun saluran komunikasi yang digunakan dalam komunikasi lisan di antaranya adalah telepon, video,
dan percakapan secara tatap muka. Melalui komunikasi lisan, informasi dan umpan balik dapat
disampaikan dengan lebih cepat dibandingkan dengan bentuk komunikasi lainnya.
2. Komunikasi tertulis
Komunikasi tertulis adalah komunikasi yang isi pesannya disampaikan secara tertulis. Contoh komunikasi
tertulis di antaranya adalah memo, proposal, surat, petunjuk pelatihan, dan kebijakan operasional
organisasi.
3. Komunikasi Nonverbal
Komunikasi nonverbaladalah komunikasi yang menggunakan bahasa tubuh seperti ekspresi wajah, gerak
tubuh, nada suara, penampilan dan elemen-elemen komunikasi nonverbal lainnya. Fungsi komunikasi
nonverbal dalam organisasi adalah melengkapi komunikasi verbal yakni komunikasi lisan.
Dalam penerapannya, komunikasi nonverbal kerap dimaknai secara berbeda oleh penerima pesan
sehingga menimbulkan kesalahpahaman di antara kedua belah pihak. Untuk itu, masing-masing pihak
perlu berhati-hati dalam menggunakan komunikasi nonverbal.
Jaringan Komunikasi
Selain dimensi komunikasi di atas, hal penting lainnya yang dapat digunakan untuk menganalisis
komunikasi sebagai elemen perilaku organisasi adalah jaringan komunikasi dalam organisasi.
Dalam organisasi, terdapat dua macam jaringan komunikasi yaitu jaringan komunikasi kelompok kecil
formal dan jaringan komunikasi kelompok informal.
Jaringan komunikasi kelompok kecil formal adalah jaringan komunikasi yang terdapat dalam kelompok
kecil dan bersifat formal. Terdapat tiga macam jaringan komunikasi kelompok kecil formal yaitu rantai,
lingkaran, dan roda.
Jaringan komunikasi rantai merupakan jaringan komunikasi yang mengikuti rantai komando
secara formal.
Jaringan komunikasi lingkaran merupakan memiliki pemimpin sebagai orang yang mengarahkan
seluruh komunikasi dalam kelompok. Contoh jaringan komunikasi lingkaran di antaranya adalah rapat,
FGD, atau urun rembuk.
Jaringan komunikasi roda ditandai dengan adanya keterbukaan yang memungkinkan
bergabungnya seluruh anggota organisasi dalam komunikasi.
Jaringan komunikasi atau pola komunikasi organisasi hendaknya disesuaikan dengan tujuan yang akan
dicapai. Jika suatu organisasi sangat menghargai akurasi informasi maka jaringan komunikasi rantai
adalah yang paling tepat.
Sementara itu, jika organisasi menginginkan akurasi, kecepatan, dan tingkat kepentingan maka
digunakan jaringan komunikasi lingkaran. Dan terakhir, jaringan komunikasi roda sangat
mengedepankan kecepatan dan kepuasan anggota organisasi.
Telah disebutkan sebelumnya bahwa perilaku organisasi mempelajari interaksi antarmanusia di dalam
organisasi, interaksi antara manusia dan organisasi serta interaksi antara organisasi dan lingkungannya.
Interaksi dapat terjadi karena adanya komunikasi.
Karena itu, manajer atau pemimpin organisasi atau administrator memiliki peran sebagai komunikator
dan harus mampu memilih metode atau teknik komunikasi yang tepat sesuai dengan situasi komunikasi
saat komunikasi dilancarkan.
Henry Mintzberg dalam Effendy (1981) menyatakan bahwa wewenang informal seorang manajer
menyebabkan timbulnya tiga peranan yaitu peranan antarpersona, peranan informasi, dan peranan
memutuskan.
1. Peranan antarpersonal
Peranan antarpersona adalah wewenang yang formal dari seorang manajer yang menimbulkan tiga
peranan yaitu peranan tokoh, peranan pemimpin, dan peranan penghubung.
Peranan tokoh. Peranan ini timbul sebagai akibat dari kedudukan manajer sebagai kepala suatu
unit organisasi yang bertugas memimpin berbagai upacara di kantor atau menghadiri upacara yang
diselenggarakan oleh pihak luar. Melalui upacara ini, manajer dapat memberikan penerangan,
penjelasan, dan lain-lain baik di lingkungan sendiri maupun di lingkungan pihak luar.
Peranan pemimpin. Sebagai pemimpin, manajer bertanggung jawab terhadap kelancaran tugas-
tugas yang dikerjakan oleh bawahannya. Adapun kegiatan yang berkaitan dengan peranannya sebagai
pemimpin adalah menentukan kebijaksanaan, perencanaan, pengorganisasian, penggerakan,
pengawasan, dan penilaian serta memotivasi karyawan. Kegiatan-kegiatan tersebut
menunjukkan pentingnya komunikasi dalam organisasi dan pengaruh komunikasi dalam kepemimpinan.
Peranan penghubung. Sebagai penghubung, manajer melakukan komunikasi dengan orang-
orang di luar jalur komando vertikal baik secara formal maupun informal.
2. Peranan informasional
Sebagai pusat sarat organisasi, manajer bertugas mengkomunikasikan kembali informasi yang diperoleh
kepada pihak internal maupun eksternal. Peranan informasional meliputi beberapa peranan lain yaitu
peranan monitor, peranan penyebar, dan peranan jurubicara.
3. Peranan memutuskan
Dalam organisasi, manajer memegang peranan yang sangat penting dalam pengambilan suatu
keputusan. Peranan memutuskan ini meliputi beberapa peranan lain yaitu peranan wiraswasta, peranan
pengendali gangguan, peranan penentu sumber, dan peranan perunding.
Mempelajari komunikasi dalam perilaku organisasi dapat memberikan beberapa manfaat, di antaranya
adalah :
https://pakarkomunikasi.com/komunikasi-dalam-perilaku-organisasi