I. PENDAHULUAN
Undang-undang No. 4 tahun 1984 tentang wabah penyakit menular serta PP
No. 40 tahun 1991 tentang penanggulangan wabah penyakit menular mengatur
agar setiap wabah penyakit menular atau situasi yang dapat mengarah ke wabah
penyakit menular (kejadian luar biasa KLB) harus ditangani secara dini. Sebagai
acuan pelaksanaan teknis telah diterbitkan peraturan Mentri Kesehatan Nomor
1501/Menteri/Per/X/2010 tentang jenis penyakit menular tertentu yang dapat
menimbulkan wabah dan upaya penanggulangan.
Dalam pasal 14 permenkes Nomor 1501/Menteri/Per/X/2010 disebutkan
bahwa upaya penanggulangan KLB dilakukan secara dini kurang dari 24 (dua
puluh empat) Jam terhitung sejak terjadinya KLB. Oleh karena itu disusun
pedoman penyelidikan dan penanggulangan kejadian luar biasa (KLB) penyakit
menular, dan keracunan pangan sebagi pedoman bagi pelaksana baik di pusat
maupun daerah. Diperlukan program yang terarah dan sistematis, yang mengatur
secara jelas peran dan tanggung jawab disemua tingkat administrasi, baik di
daerah maupun di tingkat nasional dalam penanggulangan KLB di lapangan,
sehingga dalam pelaksanaanya dapat mencapai hasil yang optimal.
II. LATAR BELAKANG
Indonesia merupakan negara yang masih memiliki angka kejadian luar biasa
(KLB) penyakit menular dan keracunan yang cukup tinggi. Kondisi ini
menyebabkan perlunya peningkatan sistem kewaspadaan dini dan respon
terhadap KLB dengan langkah-langkah yang terprogram dan akurat, sehingga
proses penanggulanganya menjadi lebih cepat dan akurat.
Untuk dapat mewujudkan respon KLB yang cepat, diperlukan bekal
pengetahuan dan keterampilan yang cukup dari para petugas yang diterjunkan ke
lapangan. Kenyataan tersebut mendorong kebutuhan para petugas di lapangan
untuk memiliki pedoman penyelidikan dan penanggulangan KLB yang terstruktur.
Sehingga memudahkan kinerja para petugas mengambil langkah-langkah dalam
rangka melakukan respon KLB.
Puskesmas sebagai unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan yang
menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat yang mengutamakan upaya
promotif dan preventif berusaha untuk mengupayakan pencegahan agar tidak
terjadi kejadian luar biasa di masyarakat.
UPTD Puskesmas Banggai mempunyai wilayah kerja yang terdiri dari 3
Kelurahan dan 3 Desa dengan jumlah keluarga 4.516 KK. Selain itu, sebagian
wilayah kerja UPTD Puskesmas Banggai terletak di pesisir pantai dengan
jumlah pemukiman yang padat sehingga beresiko tinggi dalam hal penularan
penyakit.
III. Tata Nilai Puskesmas Banggai
Kegiatan verifikasi rumor/kasus yang dapat menimbulkan KLB harus
mengacu pada tata nilai Puskesmas Banggai, yaitu :
Bulan
N Jenis
o Kegiatan Ja Fe Ma Ap Ju Ju Agu Sep Ok No
Des
n b r r n l s t t v
1 Verifikasi √ √ √ √
rumor/kasus
yang dapat
menimbulka
n KLB