Anda di halaman 1dari 19

PENERAPAN DATA MINING UNTUK

MENENTUKAN POTENSI DAERAH RAWAN


KONFLIK SOSIAL DI KABUPATEN KARAWANG
MENGGUNAKAN ALGORITMA C5.0

PROPOSAL TUGAS AKHIR


diajukan sebagai usulan pembuatan tugas akhir
pada Program Studi Teknik Informatika

oleh :
IQBAL ALFIAN
NIM : 18416255201162

FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER


UNIVERSITAS BUANA PERJUANGAN KARAWANG
2021
LEMBAR PERSETUJUAN

PENERAPAN DATA MINING UNTUK MENENTUKAN DAERAH


RAWAN KONFLIK SOSIAL DI KABUPATEN KARAWANG
MENGGUNAKAN ALGORITMA C5.0

APPLICATION OF DATA MINING TO DETERMINE SOCIAL


CONFLICT PROOF AREAS IN KARAWANG REGENCY
USING C5.0 ALGORITHM

Tugas Akhir diajukan oleh :


Iqbal Alfian
NIM : 18416255201162
Program Studi Teknik Informatika
Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer
Universitas Buana Perjuangan Karawang

Karawang, <Tanggal Bulan (huruf) Tahun> 18 Agustus 2020


Menyetujui :
Pembimbing I, Pembimbing II,

(Anis Fitri Nur Masruriyah, S.Kom, (Kiki Ahmad B,S.Kom, M.Kom)


M.Kom) NIDN: 0403109203
NIDN: 0410049202
LEMBAR PENGESAHAN

PENERAPAN DATA MINING UNTUK MENENTUKAN DAERAH


RAWAN KONFLIK SOSIAL DI KABUPATEN KARAWANG
MENGGUNAKAN ALGORITMA C5.0

APPLICATION OF DATA MINING TO DETERMINE SOCIAL


CONFLICT PROOF AREAS IN KARAWANG REGENCY
USING C5.0 ALGORITHM

NIM : 18416255201162
Iqbal Alfian

Proposal telah diujikan dalam Seminar Proposal Tugas Akhir


untuk diajukan sebagai usulan pembuatan tugas akhir pada Program Studi Teknik
Informatika Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer
Universitas Buana Perjuangan Karawang

Karawang, <Tanggal Bulan (huruf) Tahun> 18 Agustus 2019


Penguji,

(Nama dan Gelar Dosen)


NIDN: ...

Mengetahui : Koordinator Program Studi,

(Jamaludin Indra, M.Kom)

NIDN: 0405058208
LEMBAR PERNYATAAN

Saya Iqbal Alfian menyatakan dengan sesungguhnya bahwa Proposal


Tugas Akhir yang saya tulis dengan judul PENERAPAN DATA MINING
UNTUK MENENTUKAN DAERAH RAWAN KONFLIK SOSIAL DI
KABUPATEN KARAWANG MENGGUNAKAN ALGORITMA C5.0 beserta
dengan seluruh isinya adalah merupakan hasil karya sendiri. Saya tidak
melakukan penjiplakan yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku
dalam masyarakat keilmuan. Sesuai peraturan yang berlaku saya siap
menanggung resiko/sanksi yang diberikan jika di kemudian hari ditemukan
pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam Proposal Tugas Akhir ini atau jika ada
klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya,

Karawang, <Tanggal>
Yang Menyatakan,

<tandatangan>

( Iqbal Alfian )
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN......................................................................................7
1.1. Latar Belakang........................................................................................7
1.2. Rumusan Masalah...................................................................................9
1.3. Tujuan Penelitian....................................................................................9
1.4. Manfaat....................................................................................................9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..........................................................................10
2.1. Konflik Sosial..........................................................................................10
2.2. Hubungan Antar Manusia.......................................................................10
2.3. Tim Terpadu Penanganan Konflik Sosial...............................................11
2.4. Data Mining.............................................................................................11
2.5 Penelitian Terkait....................................................................................12
BAB III METODE PENELITIAN.....................................................................15
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................17
LAMPIRAN..........................................................................................................18
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Tabel Penelitian Terkait.........................................................................10

DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Contoh Hasil Penggunaan “new drawing canvas”.............................13

DAFTAR LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kabupaten Karawang terdiri atas 30 kecamatan, 297 desa dan 12 kelurahan


berdasarkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah. Data yang
disampaikan oleh Badan Pusat Statistik Kabupaten Karawang kepadatan
penduduk terpadat yaitu Kecamatan Karawang Barat dengan jumlah 166.124 jiwa.
Wilayah tersebut merupakan daerah kawasan industri sehingga memiliki
keberagaman kondisi masyarakat dengan budaya yang berbeda. Keberagaman
tersebut mempunyai potensi yang dapat memicu gesekan antar warga karena
berbagai macam kepentingan. Gesekan antar warga merupakan salah satu faktor
yang dapat mengakibatkan terjadinya suatu konflik sosial di wilayah tersebut.
Faktor lain karena adanya kelompok-kelompok kepentingan, lembaga-lembaga
organisasi, dan kelas-kelas sosial dalam masyarakat yang tidak selalu memiliki
kepentingan yang sama dan serasi (Surbakti, 1992:189). Kementrerian
Perindustrian menyebutkan bahwa Kota Karawang merupakan daerah kawasan
industri. Hal tersebut memungkinkan banyaknya kepentingan yang akan
menimbulkan konflik antar warganya.
Penelitian terdahulu yang menjadi rujukan adalah Analisis Konflik Antara
Masyarakat, Pemerintah Dan Swasta (Studi Kasus di Dusun Sungai Samak, Desa
Sungai Samak, Kecamatan Badau, Kabupaten Belitung, 2017). Hasil yang
didapatkan bahwa faktor terjadinya konflik dilatar belakangi dari kurangnya
sosialisasi serta kurang terbukanya antara aparatur daerah dengan masyarakat.
Solusi yang dilakukan antara lain Negosiasi; Kosuliasi; Mediasi; dan Arbitrasi.
Penelitian ini dirujuk sebagai penelitian terkait karena adanya kemiripan situasi
antara daerah industri dan masyarakat.
Rujukan penelitian berikutnya adalah Implementasi Data Mining Untuk
Menentukan Daerah Rawan Kecelakaan Menggunakan Algoritma C4.5 (Rezki
Oktavia 1, Sutardi2 , Jumadil Nangi3, 2017). Metode yang digunakan meliputi
Sistem Informasi Geografis, Data Mining, Decesion Tree, Algoritma C4.5,
Google Maps, Rational Unified Process (RUP). Hasil yang didapatkan dari
penelitian tersebut adalah pembuatan aplikasi yang dapat menentukan daerah
rawan kecelakaan di wilayah Kota Kendari. Metode pohon keputusan
menggunakan Algoritma C4.5 dapat membantu dalam menentukan daerah rawan
kecelakaan.
Dalam rangka upaya penanganan konflik, diterbitkan Peraturan Menteri
Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 42 Tahun 2015 Tentang Pelaksanaan
Koordinasi Penanganan Konflik Sosial. Peraturan tersebut menyebutkan bahwa,
Sekretariat terdapat di Organisasi Perangkat Daerah Kesatuan Bangsa dan Politik
Kabupaten/Kota. Penanganan konflik sosial yang dilakukan salah satunya yaitu
tentang pencegahan, menggunakan metode sosialisasi ke daerah-daerah.
Permasalah yang didapatkan dari sosialisasi tersebut adalah kurangnya
dampak positif dari masyarakat. Pemilihan daerah untuk sosialisasi dilakukan
secara acak, karena belum tersedianya sistem yang dapat menentukan potensi
daerah rawan konflik sosial, Metode acak yang dilakukan tidak memberikan
pengaruh positif yang signifikan. Contoh yang sedang dilakukan adalah sosialisasi
konflik sosial di daerah perkebunan yang tidak memiliki banyak warga. Daerah
tersebut belum memiliki catatan konflik yang sulit untuk ditangani.
Penelitian ini membahas tentang data mining dalam menentukan daerah
rawan konflik sosial di Kabupaten Karawang. Data didapatkan dari hasil laporan
kasus-kasus konflik sosial yang terjadi dari tahun 2016 sampai 2021. Data
tersebut akan diolah menggunakan metode data mining klasifikasi dan algoritma
C5.0. Metode dan algoritma tersebut diharapkan dapat membuat suatu keputusan
tentang tingkatan daerah rawan konflik sosial. Keputusan tersebut dapat menjadi
rujukan untuk kegiatan sosialisasi yang akan dilakukan oleh Tim Penanganan
Konflik Sosial.
Langkah-langkah yang akan dibuat untuk menunjang pembuatan sistem
tersebut yaitu, pengambilan data lalu mengolahnya menggunakan Data Mining
Klasifikasi; dari data tersebut akan diaplikasikan menggunakan Decesion Tree;
untuk menjalankan sistemnya menggunakan algoritma C5.0. Pengambilan data
dilakukan melalui Sekretariat Tim Penanganan konflik sosial.
1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, maka rumusan masalah dalam penelitian ini


adalah :
1. Bagaimana merancang sebuah sistem prediksi untuk menentukan
potensi daerah rawan konflik sosial;
2. Bagaimana mengaplikasikan Data Mining;
3. Bagaimana mengimplementasikan Algoritma C5.0.

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah :


1. Merancang sebuah sistem prediksi untuk menentukan potensi daerah
rawan konflik sosial;
2. Mengaplikasikan Data Mining klasifikasi terhadap Data Set yang
didapat;
3. Mengimplementasikan Algoritma C5.0 dalam pengambilan keputusan. .

1.4. Batasan Masalah

1. Penelitian ini hanya membahas tentang daerah rawan konflik sosial di


Kabupaten Karawang;
2. Data mining klasifikasi hanya digunakan untuk mengolah dataset yang
didapat;
3. Keputusan yang didapat hanya menggunakan Algoritma C5.0.

1.5. Manfaat

Penelitian ini memberikan manfaat sebagai berikut :


1. Memudahkan Sekretariat Penanganan Konflik Sosial dalam menetukan
daerah rawan konflik sosial untuk dijadikan daerah sosialisasi;
2. Membantu peneliti dalam mengembangkan disiplin ilmu tentang Data
Mining;
3. Mengoptimalkan peran serta masyarakat dalam mencegah kasus konflik
sosial.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Konflik Sosial

Konflik sosial selalu terjadi dalam kehidupan sehari-hari dalam skala yang
beragam, sesuai dengan keadaan yang sedang dihadapi. Banyak teori yang telah
dikemukakan oleh para ahli tentang konflik sosial diantaranya adalah Lewis A.
Coser dan Roberth C. North. Menurut Roberth C. North konflik dapat terjadi
diantara individu dan individu, antara individu dan kelompok, maupun antara
kelompok yang satu dengan kelompok yang lain (Sills, 1968 : 221-226). Indikator
pemicu terjadinya suatu konflik sosial diataranya adalah perbedaan sudut antar
individu ataupun kelompok. Perbedaan sudut pandang dapat terjadi karena budaya
yang dijalani setiap individu sehingga menimbulkan pola komunikasi yang tidak
bersinergi, sebagai contoh adalah logat dari setiap daerah.

Gambar 2.1 Konflik Sosial


(sumber: Tempo dengan judul Sengketa Tanah Telukjambe, Petani
Meninggal di Pengungsian, 2014)

Penanganan konflik sosial telah tertuang dalam Peraturan Menteri Dalam


Negeri Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 42 Tahun
2015 Tentang Pelaksanaan Koordinasi Penanganan Konflik Sosial. Dalam
Peraturan tersebut disebutkan bahwa Pembentukan Tim Pelaksanaan Koordinasi
Penanganan Konflik Sosial berada pada Organisasi Perangkat Daerah Kesatuan
Bangsa dan Politik Kota/Kabupaten. Pada Pasal 4 Tim tersebut mempunyai tugas
(1) Pelaksanaan pencegahan konflik, penghentian konflik dan pemulihan
pascakonflik di tingkat nasional, provinsi dan kabupaten/kota diselenggarakan
secara terkoordinasi, (2) Koordinasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
diselenggarakan melalui sinkronisasi, harmonisasi, dan integrasi kebijakan serta
penyusunan Rencana Aksi Terpadu di tingkat nasional, provinsi dan
kabupaten/kota.

2.2. Hubungan Antar Manusia

Perbedaan makhluk lain dengan manusia adalah akal pikiran sehingga


manusia dapat dikatakan sebagai makhluk yang sempurna. Kehidupan manusia
selalu mempunyai tujuan, sehingga memerlukan hubungan manusia lain untuk
mencapai tujuannya. Hubungan tersebut dapat berupa individu dengan individu,
individu dengan kelompok, kelompok dengan kelompok. Menurut Davis
(1989:152), Hubungan Antar Manusia (Human Relation) adalah hubungan atau
interaksi antara seseorang dengan orang lain baik dalam situasi kerja atau dalam
organisasi.

Gambar 2. 2 Hubungan Antar Manusia


(Sumber: Suara.com dengan judul Simak, 8 Tanda Apakah Anda Termasuk
Orang Sukses atau Tidak)
Faktor yang dapat menentukan interaksi antar manusia adalah rasa saling
percaya, empati dan evaluasi. Teknologi merupakan salah satu media yang dapat
membuat relasi antar manusia yang saling berjauhan agar dapat menjalin
hubungan yang baik.

2.3. Tim Terpadu Penanganan Konflik Sosial

Dalam menangani situasi konflik sosial di daerah maka Kementrian Dalam


Negeri membuat Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 42
Tahun 2015 Tentang Pelaksanaan Koordinasi Penanganan Konflik Sosial. Di
dalam peraturan tersebut berisi tentang ketentuan umum, ruang lingkup,
kewenangan, Koordinasi Pencegahan Konflik, Penghentian Konflik Dan
Pemulihan Pascakonflik, pembentukan Tim Terpadu Penanganan Konflik Sosial,
rencana aksi terpadu penanganan konflik sosial, pelaporan, monitoring, dan
evaluasi rencana aksi terpadu, peran serta masyarakat, pembinaan dan
pengawasan, pendanaan dan ketentuan penutup.

Gambar 2. 3 Rapat Koordinasi N asional Tim Terpadu Penanganan Konflik


Sosial 2017
(Sumber: wartabahari.com dengan judul Walikota Hadiri Rapat Koordinasi
Nasional Tim Terpadu Penanganan Konflik Sosial)
Pembentukan Tim ini merujuk pada kondisi sosial yang terjadi dilingkungan
masyarakat dengan harapan dapat mengawasi dan menangani permasalahan
konflik sosial. Sekretariat dari Tim ini berada di Organisasi Perangkat Daerah
Kesatuan Bangsa dan Politik Kota/Kabupaten.

2.4. Data Mining

Data mining merupakan salah satu bidang ilmu yang dapat dikatakan baru
untuk saat ini sehingga memunculkan begitu banyak perhatian praktisi. Menurut
(Suntoro, 2019) data mining adalah proses untuk mendapatkan informasi yang
berguna dari basis data yang besar dan perlu diekstraksi agar menjadi informasi
baru dan dapat membantu dalam pengambilan keputusan. Data mining ini
bertujuan untuk mengatur besarnya data yang didapat agar menjadi suatu data
yang valid. Menurut ( Witten, 2016 ) Data mining adalah proses menganalisa data
dari yang berbeda dan menyimpulkannya menjadi informasi atau pengetahuan
atau pola yang penting untuk meningkatkan keuntungan, memperkecil biaya
pengeluaran, atau bahkan keduanya. Pemanfaatan data mining dalam penelitian
ini adalah untuk mengatur seluruh data yang didapatkan. Data-data tersebut akan
diolah dengan metode klasifikasi decision tree sehingga mendapatkan
pengerucutan data.

Gambar 2. 4 Data Mining


(Sumber: kolonginfo.com dengan judul Keuntungan Menggunakan Data
Mining Dan Kelemahannya)

Algortima C5.0 digunakan untuk membuat proses pembentukan pohon


keputusan. Algoritma dibentuk oleh Ross Quinlan tahun 1987 untuk
menyempurnakan algoritma sebelumnya. Algoritma ini menghasilkan tree dengan
jumlah cabang per node bervariasi (Dunham dalam Putri dkk (2013)). Perbedaan
algoritma C5.0 dengan CART adalah perlakuan nilai variable kategori sebagai
splitter. Subset yang diperoleh dari proses percabangan akan selalu dipecah
sehingga tidak dapat dibagi lagi. Pada akhirnya, sampel subset yang tidak
memiliki kontribusi yang besar bagi model akan ditolak (Larose dalam Yusuf
(2007).

2.5 Penelitian Terkait

Tabel 2.1 Tabel Penelitian Terkait


No. Judul Penelitian Metode Hasil
1 Perbandingan Klasifikasi 1. Algoritma Metode CART
Algoritma C5.0 Dan C5.0 merupakan metode yang
Classification And Regression 2. Decission Tree lebih baik dalam
Tree. 3. Classification pengklasifikasian data
(Studi Kasus : Data Sosial and rata-rata pendapatan
Kepala Keluarga Masyarakat Regression masyarakat Desa Teluk
Desa Teluk Baru Tree Baru
Kecamatan Muara Ancalong Kecamatan Muara
Tahun 2019 ) Ancalong tahun 2019
(Reni Pratiwi, 2019) dibandingkan dengan
metode algoritma
C5.0.
2 Implementasi Algoritma C5.0 1. Data Mining Algoritma C5.0 lebih
pada Penilaian 2. Decision tree baik dalam melakukan
Kinerja Pegawai Negeri Sipil 3. Algoritma klasifikasi, seperti
(Putu Wirya Kastawan1 C5.0 penelitian tentang
, Dewa Made Wiharta2 4. Pruning perbandingan
, I Made Sudarma3, 2018) 5. Confusion performansi algoritma
Matrix Decision Tree C5.0,
CART, dan
CHAID, dimana didapat
bahwa algoritma C5.0
lebih akurat.

3 Implementasi Data Mining Algoritma C5.0 Algortma C5.0 dapat


Algoritma C5.0 Dalam berjalan dengan efektif
Memprediksi Penerimaan dalam penerimaan
Cleaning Service (Cs) Pada Pt karyawan.
Iss Indonesia Medan.
( Rikki Piana Padang, 2019 )
4. Penerapan Data Mining Metode Data Dengan menggunakan
Dalam Menangani Kemacetan Mining Standard Algoritma C4.5
Di Jakarta Process (CRISP- didapatkan hasil :
(Popy Purnamasari Wahid DM)
Suyitno1, Richardus Eko 1. Rute Perjalanan jalur
Indrajit2, Muh Fauzi3, 2017) terpendeknya yaitu
Jalur A – B – C – G.
Total Jarak terpendek:
9.24 Km dengan
Waktu tempuh
perjalanan sekitar 15-
20 Menit.
2. Model penerapan
Angkot Sekolah
online menggunakan
Konsep BI dan
Metode TSP-BAB
dalam Minimalisir
Biaya Perjalanan
menjemput Siswa.

5. Implementasi Data Mining 1. Sistem 1. Aplikasi yang dapat


Untuk Menentukan Daerah Informasi menentukan daerah
Rawan Kecelakaan Geografis rawan kecelakaan di
Menggunakan Algoritma C4.5 (GIS) wilayah Kota Kendari
(Rezki Oktavia 1, Sutardi2 , 2. Data Mining yang lebih prioritas.
Jumadil Nangi3, 2017) 3. Decesion Tree 2. Metode pohon
4. Algoritma keputusan
C4.5 menggunakan
5. Google Maps Algoritma C4.5 dapat
6. Rational membantu dalam
Unified menentukan daerah
Process (RUP) rawan kecelakaan.
6. Pemetaan Potensi Bencana di Menggunakan 1. Sistem informasi
Jawa Tengah Menggunakan Google Maps API geografis yang
Google Maps API dan KML dan KML dengan dibangun berbasis
dengan Metode K-Means Metode K-Means web, dimana terdapat
(Muhammad Fahmi Haryono menggunakan dua user yang dapat
Adi 1, Yerymia Alfa Susetyo konsep waterfall mengakses website
2, 2020) yaitu: Admin dan
User Umum.
2. Clustering data
dikelompokkan
menjadi tiga
kelompok
berdasarkan data yang
tersedia.

3. Proses cluster
dilakukan dengan
cara
memperhitungkan
jarak terdekat dengan
menggunakan rumus
Euclidean.
4. Proses K-Means
clustering akan terus
melakukan iterasi
hingga data hasil
clustering akan sama
dengan hasil iterasi
sebelumnya.
7. Penerapan Data Mining Untuk 1. Hard C Means 1. Data yang digunakan
Clustering Data Penduduk (HCM) adalah data penduduk
Miskin Menggunakan 2. Deskriptif miskin Kecamatan
Algoritma Hard C-Means kuantitati dan Bantul yang
(Femi Dwi Astuti, 2017) kualitatif untuk berjumlah 1313
memetakan keluarga miskin dari
potensi 5 Desa dan 41 Dukuh
penduduk 2. Jumlah cluster 3,
miskin per keluarga yang masuk
kecamatan di dalam cluster pertama
Kabupaten sebanyak 253
Bantul. keluarga, cluster
kedua sebanyak 763
dan anggota cluster
ketiga sebanyak 297
keluarga.
8. Pengelompokan Data Metode algoritma Pembagian kategori
Kriminal Pada Poldasu k-means dengan berdasarkan data-data
Menentukan Pola Daerah menggunakan JTP,JPTP,kemudian akan
Rawan Tindak Kriminal software dikategorikan menjadi
Menggunakan Data Mining rapidminer 7.3. Daerah rawan, sedang,
Algoritma K-Means tidak rawan, dengan
Clustering nilai-nilai yang didapat
(Lilis Suriani, 2020) pada setiap cluster.
Judul Penelitian yang akan Jika dalam bentuk proposal
6.
dilakukan tidak diisi
BAB III
METODE PENELITIAN

Bab ini berisi objek penelitian dan prosedur penelitian. Penjelasan pada
bab ini menjabarkan fokus penelitian, data dan rancangan penelitian yang
dilakukan. Pada rancangan penelitian dijelaskan metode/teknik/algoritma/formula
yang digunakan.
Metode/teknik/algoritma/formula yang digunakan mengacu pada
metode/teknik/algoritma/formula yang dijelaskan pada bab 2. Penulisan yang baru
dapat dilakukan pada bab ini dengan memasukkan sumber referensinya.
Eksplorasi pada bab ini dapat dilakukan dengan bimbingan dari dosen
pembimbing. Berikut contoh penuangan dalam sub bab.

3.1 Objek Penelitian


Sub bab ini memberikan gambaran dan penjelasan mengenai objek
penelitian, lokasi dan waktu penelitian. Gambaran menjelaskan fokus penelitian
seperti tercantum dalam rumusan dan tujuan penelitian sebagai lingkup batasan
penelitian.

3.2 Prosedur Penelitian


Sub bab berisi rancangan penelitian berupa diagram block proses atau
flowchart beserta penjelasannya pada setiap tahapan penelitian. Rancangan
dapat berisikan (1) rencana kebutuhan data (pengumpulan dan pre-
processing data), (2) proses pengolahan data sampai (3) skenario pengujian
yang akan dilakukan. Tahapan dalam rancangan penelitian disusun secara
sistematis, berurutan dan terperinci agar dapat diulangi oleh peneliti lain yang
memiliki minat yang sama.
Kebutuhan data menggambarkan penggunaan alat, bahan, cara atau metode
pengumpulan data dan jenis data yang digunakan. Sumber data diperoleh
termasuk yang disampaikan dalam sub bab ini.
Pada tahapan proses pengolahan data digambarkan alur model yang
digunakan beserta penjelasannya. Alur model berisikan cara atau tahapan
yang akan dilakukan berdasarkan metode/teknik/algoritma/formula yang
dipilih. Demikian pula termasuk di dalamnya metode dan skenario pengujian
yang akan dilakukan. Ilustrasi masing-masing tahapan dapat ditambahkan dalam
bagian ini untuk memperjelas kegiatan yang dilakukan dalam pengerjaan karya
ilmiah dengan menggunakan data contoh. Misalnya tahap pengumpulan data
hanya menampilkan data contoh saja.
Penjelasan lebih mendetail pada masing-masing tahapan dapat dijelaskan
dengan pembuatan sub sub bab yang diperlukan. Eksplorasi sub bab pada bab ini
dilakukan sesuai arahan dan bimbingan dari Dosen Pembimbing. Dosen
Pembimbing I berkaitan dengan materi penelitian dan metodologinya, sedangkan
Pembimbing II berkaitan dengan tata tulis dan Bahasa termasuk Bahasa Inggris.
DAFTAR PUSTAKA

Baudrillard, J. 1970. La Société de Consommation. Nottingham Trent University.


Clifton Lane, Nottingham. Terjemahan J.P. Mayer dan B.S. Turner. 1998.
The Consumer Society: Myths and Structures. Sage Publication Inc.
Thousand Oaks. London.
Cresswell, J.W. 2008. Research Design: Qualitative, Quantitative, and Mixed
Methods Approaches. Third Edition. Sage Publication. California.
Terjemahan A. Fawaid. 2010. Research Design: Pendekatan Kualitatif,
Kuantitatif, dan Mixed. Cetakan 1. Pustaka Pelajar. Yogyakarta.
Natsir, M. 2008. Studi Efektivitas Mekanisme Transmisi Kebijakan Moneter di
Indonesia Melalui Jalur Suku Bunga, Jalur Nilai Tukar, dan Jalur Ekspektasi
Inflasi Periode 1990:2-2007:1. Disertasi. Program Pasca Sarjana Universitas
Airlangga. Surabaya.
Samsi, N. 2012. Pengaruh Pengalaman Kerja, Independensi, dan Kompetensi
terhadap Kualitas Hasil Pemeriksaan dengan kepatuhan Etika Auditor
sebagai Variabel Pemoderasi. Tesis. Program S2 Akuntansi Sekolah Tinggi
Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA). Surabaya.
Verdanasari, E. F. 2012. Pengaruh Penerapan Corporate Governance terhadap
Nilai Perusahaan dengan Kualitas Laba sebagai Variabel Intervening.
Skripsi. Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA). Surabaya.

LAMPIRAN

Berisi form bimbingan tugas akhir dan data-data pendukung,

Anda mungkin juga menyukai