Anda di halaman 1dari 7

JRGI

IDENTIFIKASI PROFIL NIKEL LATERIT MENGGUNAKAN METODE


GEOLISTRIK TAHANAN JENIS PADA DAERAH TAMBANG PT. CASH,
KECAMATAN PURIALA, KABUPATEN KONAWE, SULAWESI
TENGGARA
Sitti Nabila1, Pou Anda1*, Syamsul Razak Haraty1
1
Jurusan Teknik Geofisika, Universitas Halu Oleo, Kota Kendari, Indonesia
2
Badan Penelitian dan Pengembangan (BALITBANG) Provinsi Sulawesi Tenggara,
Kota Kendari, Indonesia
Alamat e-mail: pou_anda@gmail.com

Abstrak

Telah dilakukan penelitian di daerah tambang PT. CASH Kecamatan Puriala, Kabupaten
Konawe yang bertujuan untuk menentukan profil nikel laterit berdasarkan nilai resistivitas.
Pengukuran geolistrik dilakukan sebanyak 5 kali, 3 lintasan pengukuran 1 dimensi
menggunakan konfigurasi Wenner dan 2 lintasan pengukuran 2 dimensi menggunakan
konfigurasi Wenner-Schlumberger, jarak bentangan elektroda masing-masing 150 m.
Pengolahan data geolistrik dilakukan dengan menggunakan software Progress untuk
memperoleh penampang 1 dimensi dan menggunakan software Res2Dinv untuk memperoleh
penampang 2 dimensi. Hasil yang diperoleh pada penelitian ini yaitu berupa data beda
potensial dan arus yang kemudian diolah menggunakan MS.Excel untuk memperoleh nilai
resistivitas semu. Nilai resistivitas yang diperolah berkisar antara 7.58 – 378 Ωm untuk
lapisan limonit, 217-301 Ωm untuk saprolit dan ≥ 600 Ωm untuk batuan dasar (Bedrock).
Kata Kunci : Nikel laterit, tahanan jenis, konfigurasi Wenner, konfigurasi Wenner-
Schlumberger

Abstract. Research has been carried out in the mining area of PT. CASH Puriala District,
Konawe Regency which aims to determine the laterite nickel profile based on the resistivity
value. Geoelectric measurements were carried out 5 times, 3 lines of 1 dimension
measurement using the Wenner configuration and 2 lines of 2 dimensions using the Wenner-
Schlumberger configuration, each electrode spacing 150 m. Geoelectric data processing is
carried out using Progress software to obtain 1-dimensional cross-sections and using
Res2Dinv software to obtain 2-dimensional cross sections. The results obtained in this study
are in the form of potential difference data and current which is then processed using MS.Exel
to obtain the apparent resistivity value. The resistivity values obtained ranged from 7.58 - 378
Ωm for the limonite layer, 217-301 Ωm for saprolite and ≥ 600 Ωm for bedrock.

Keywords: Nickel laterite, resistivity, Wenner configuration, Wenner-Schlumberger


configuration

1
Jurnal Rekayasa Geofisika Indoensia
Edisi November 2020
JRGI
1. Pendahuluan
Nikel adalah suatu material tambang yang penting di dunia, karena memiliki manfaat
begitu besar dalam kehidupan sehari-hari. Sebagai contoh pembuatan logam anti karat,
campuran pada pembuatan stainless steel, baterai nickel-metal hybride dan berbagai jenis
barang lainnya (Dalvi dkk, 2004). Endapan nikel laterit di pengaruhi oleh faktor geologi,
geokimia, iklim tropis-sub tropis dan air yang menyebabkan terjadinya pelapukan pada batuan
ultramafik. Jenis-jenis batuan tersebut antara lain olivine, piroksin, dan amphibole (Rajesh,
2004). Gambar 1 diperlihatkan peta geologi daerah penelitian yang berada pada formasi
Alluvium (Qa), terdiri atas lumpur, lempung, pasir kerikil, dan kerakal.

Gambar 1. Peta Geologi Daerah Penelitian (Modifikasi dari peta geologi lembar Kolaka
skala 1 : 250.000)
Sulawesi Tenggara begitu banyak potensi nikelnya disebabkan karena kondisi geologi
Sulawesi Tenggara tersusun atas tatanan stratigrafi yang terdiri dari kepingan benua,
kompleks ofiolit, dan molasa Sulawesi. Kompleks ofiolit Sulawesi Tenggara adalah kompleks
batuan ultramafik yang terdiri dari peridotite, dunit, harzburgit dan werhlit. Batuan induk dari
bijih nikel laterit di Sulawesi Tenggara adalah batuan yang berada dikompleks ofiolit
Sulawesi Tenggara, Proses pembentukan nikel di Sulawesi Tenggara terjadi karena batuan
ultramafik dari kompleks ofiolit Sulawesi Tenggara mengalami perubahan iklim sehingga
menghasilkan pelapukan kimia (Surono, 2013). Menurut Waheed (2002) litologi nikel laterit
dibedakan dalam beberapa zona berdasarkan daya larut mineral dan kondisi aliran air tanah,
zona limonit, zona saprolit, batuan dasar. Resistivitas yang terukur pada material bumi
utamanya ditentukan oleh pergerakan ion-ion bermuatan dalam pori-pori fluida. Variasi
resistivitas material bumi ditunjukkan pada Tabel 1.

2
Jurnal Rekayasa Geofisika Indoensia
Edisi November 2020
JRGI
Tabel 1. Resistivitas tahanan jenis batuan (Budy Santoso, 2018)
No Jenis Material/Batuan Tahanan Jenis (Ωm)
1 Limonite overburden ≤35
2 Zona limonit 40-200
3 Zona saprolit 201- 444
4 Batuan dasar 625 – 3300

Identifikasi profil nikel laterit dilakukan dengan menggunakan alat survei geofisika yaitu
survei geolistrik. Konsep yang mendasari metode geolistrik tahan jenis adalah hukum Ohm
dengan :

ΔV
R= atau V = I R (1)
I
Metode geolistrik tahanan jenis didasarkan pada anggapan bahwa bumi mempunyai sifat
homogeny isotropis. Dengan asumsi ini, tahanan jenis yang terukur merupakan tahanan jenis
yang sebenarnya dan tidak tergantung pada spasi elektroda. Namun pada kenyataannya bumi
tersusun atas lapisan-lapisan dengan resistivitas yang berbeda beda, sehingga potensial yang
terukur merupakan pengaruh dari lapisan-lapisan tersebut. oleh karena itu nilai resistivitas
diukur seolah-olah merupakan nilai resistivitas untuk satu lapisan saja. Resistivitas yang
terukur sebenarnya adalah resistivitas semu ( ρa) Besarnya resistivitas semu ( ρa) adalah :
2π ∆V
ρa= ×
1 1 1 1 I
[ ( ) ( )]
− − −
r1 r2 r3 r4
(2)

Atau :
∆V
ρa =K (3)
I

K=

([ r1 − r1 )−( r1 − r1 )]
1 2 3 4
(4)

dengan,
K = Faktor geometri yang nilainya tergantung dari susunan konfigurasi
elektroda yang digunakan
ρa = Resistivitas semu (Ωm)
VMN = Beda potensial antara elektroda M dan N (V)
I = Kuat arus (mA)

Penelitian ini menggunakan 2 konfigurasi, yaitu konfigurasi Wenner dan konfigurasi Wenner-
Schlumberger. Factor geometri untuk konfigurasi Wenner yaitu :
K=2 πa (5)

Dan factor geometri untuk konfigurasi Wenner-Schlumberger yaitu :

3
Jurnal Rekayasa Geofisika Indoensia
Edisi November 2020
JRGI
K=πn ( n+1 ) a (6)

(Loke, 1999).

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini yaitu menenentukan profil nikel laterit
berdasarkan nilai resistivitas pada daerah tambang PT. CASH Kecamatan Puriala, Kabupaten
Konawe.
2. Metode Penelitian
Daerah penelitian terletak pada wilayah PT. CASH Desa Sonai Kecamatan Puriala Kabupaten
Konawe. Titik koordinat daerah penelitian berada pada titik 122o 7’ 4,38” – 122o 7’ 17,02”
BT dan 4o 1’ 17,34” – 4o 1’ 28,56” LS, Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret 2020.
Data yang diperoleh dalam penelitian ini merupakan data primer. Data primer tersebut berupa
data beda potensial dan arus yang diperolah dilapanagan saat pengukuran. Proses akuisisi data
di lapangan dilakukan dengan menggunakan konfigurasi Wenner dan Wenner-Schlumberger.
Pada lokasi pengukuran, jumlah lintasan sebanyak 5 lintasan dan masing-masing mempunyai
jarak bentangan 150 m, dilakukan sebanyak lima kali pengukuran, yang pertama yaitu
pengukuran Wenner untuk memperoleh profil penampang 1-Dimensi yang kedua yaitu
pengukuran Wenner-Schlumberger untuk memperoleh profil penampang 2-Dimensi. Proses
pengolahan data akan dilakukan dengan menggunakan software Progress untuk profil
penampang 1-Dimensi dan software Res2dinv untuk profil penampang 2-Dimensi. Analisis
hasil penelitian tersebut kemudian di interpretasi untuk melihat profil penampang lapisan dan
menentukan kedalaman serta ketebalan lapisan nikel laterit berdasarkan nilai resistivitasnya.

3. Hasil dan Pembahasan


Hasil pengolahan data 1 dimensi dan 2 dimensi mengguanakan Progress dan Res2Dinv,
diperoleh nilai resistivtas pada lapisan yang terdeteksi ketebalan masing-masing lapisan dan
kedalaman lapisan dalam bentuk litologi. Hasil pengolahan data 1 dimensi untuk konfigurasi
Wenner dapat dilihat pada Gambar 2 berikut :

Penampang lintasan Penampang lintasan Penampang lintasan


1 Wenner 2 Wenner 3 Wenner
4
Jurnal Rekayasa Geofisika Indoensia
Edisi November 2020
JRGI
Gambar 2. Hasil pengolahan data 1 dimensi konfigurasi Wenner

Hasil pengolahan data 2 dimensi konfigurasi Wenner-Schlumberger menggunakan Res2Dinv


dapat dilihat pada gambar 3 berikut :

Penampang lintasan 1 Wenner-Schlumberger

Penampang lintasan 2 Wenner-Schlumberger

Gambar 3. Hasil pengolahan data 2 dimensi konfigurasi Wenner-Schlumberger


Hasil penampang 1 dimensi dan 2 dimensi pada Gambar 2 dan Gambar 3, dapat terlihat jelas
perbedaan antara tiap profil nikel laterit yang ditentukan berdasarkan dari nilai resistivitas
yang diperoleh. Lapisan nikel laterit memiliki karateristik yang berbeda-beda ketika di aliri
arus listrik Karateristik lapisan limonit ketika dialiri arus listrik yaitu sangat resistif, keras,
dan padat, tinggi zat besi dan rendah air, sifatnya agak resistif, lunak, dan berpori, serta mirip
tanah seragam. Karateristik lapisan saprolit ketika di aliri arus listrik yaitu bersifat konduktif
sedang, dimana kemampuan suatu bahan dalam menghantarkan listrik bersifat sedang,
memiliki porositas rendah, tekstur yang keras seperti tanah liat serta memiliki kadar air tinggi,
dan kaya akan kandungan besi. Karateristik dari bongkah saprolit yaitu berbentuk batu besar
resistif tetapi dengan kulit lapuk yang konduktif, rendah kadar air. Karateristik batuan dasar
ketika dialiri arus listrik yaitu biasanya relative padat dan resistif dengan kadar air rendah
relative terhadap saprolit (Jan C. Francke, 2000). Secara teoritis setiap batuan memiliki daya
hantar listrrik dan nilai tahanan jenis masing-masing, batuan yang sama belum tentu
mempunyai nilai tahanan jenis yang sama, begitu pula sebaliknya tahanan jenis yang sama
dapat dimiliki oleh batuan yang berbeda jenis. Faktor yang mempengaruhi nilai tahanan jenis
adalah komposisi mineral pada batuan, kondisi batuan, komposisi benda cair pada batuan, dan
faktor lainnya. Aspek yang berpengaruh pada tahanan jenis suatu batuan adalah batuan
sedimen yang bersifat lepas (urai) mempunyai nilai tahanan jenis lebih rendah jika
dibandingkan dengan batuan sedimen padat dan kompak, Batuan beku dan metamorf
(ubahan) mempunyai nilai tahanan jenis yang tergolong tinggi, Batuan yang basah dan
mengandung air nilai tahanan jenisnya rendah dan semakin rendah jika kandungan airnya
bersifat payau atau asin. Semakin kecil besar butir maka kelolosan arus akan semakin baik
5
Jurnal Rekayasa Geofisika Indoensia
Edisi November 2020
JRGI
sehingga dapat mereduksi nilai tahanan jenis, semakin meningkat kandungan mineral clay
akan mengakibatkan turunnya nilai resistivitas, kadar garam dalam air yang mengalir dapat
meningkatkan kandungan ion dalam air sehingga berfungsi sebagai konduktor, dan jika
semakin padat batuan maka dapat meningkatkan nilai resistivitas. Selain faktor tersebut
pengambilan data lapangan yang dapat diperhitungkan yaitu faktor luar seperti kabel, tiang
litrik, serta saluran pipa logam yang dapat berpengaruh pada akurasi data lapangan
(Prasetiawati, 2004).
4. Kesimpulan
Dari keseluruhan tiap lintasan Wenner dan tiap lintasan Wenner-Schlumberger lapisan limonit
memiliki rentang nilai resistivitas berkisar dari 7.58 – 378 Ωm dengan rentang kedalaman
berkisar dari 1.00-19.8 m dan ketebalan lapisan yang berkisar dari 11.88 - 18.55 m, untuk nilai
resistivitas lapisan saprolit tiap lintasan pada pengukuran Wenner dan Wenner-Schlumberger
berkisar dari 217-301 Ωm, dengan rentang kedalaman berkisar dari 12.88 - 24 m, serta
ketebalan lapisan berkisar dari 4.2 – 11.94 m dan Lapisan batuan dasar pada pengukuran ini
berada pada rentang nilai resistivitas ≥ 600 Ωm serta kedalaman ±24 meter.
5. Daftar Pustaka
[1] Dalvi, A.D., Bacon, W.G., dan Osborn, R.C. (2004). The Past and The Future of Nikel
Laterite. Canada: Inco Limited.
[2] Jan C. Francke, BSc., P.Geoph, 2000. The Aplication Of Geophysics To Nickel Laterite
Resource Evaluation. University Of Canterbury. Christchureh New Zeland
[3] Loke, M.H.,1999, Electrical Imaging Surveys for Environmental and Engineering Studies,
Malaysia.
[4] Prasetiawati, Lukei, 2004. Aplikasi Metode Resistivitas Dalam Eksplorasi Endapan
Laterit Nikel Serta Studi Perbedaan Ketebalan Endapannya Berdasarkan Morfologi
Lapangan, Universitas Indonesia, Jakarta (Tidak Terbit).
[5] Rajesh, H.M., (2004). Aplication of Remote Sensing and GIS in Mineral Resource
Mapping – An Overview. Australia: University of Queensland.
[6] Surono, 2013, Geologi Lengan Tenggara Sulawesi, Pusat Penelitian dan Pengembangan
Geologi, Bandung.
[7] Santoso Budy dan Subagio. 2018. Pemodelan Nikel Laterit Berdasarkan Data Resistivitas
Di Daerah Kabaena Selatan Kabupaten Bombana, Provinsi Sulawesi Tenggara.
Departemen Geofisika FMIPA Unpad. Jatinangor
[8] Waheed, A., 2002. Nickel Laterites-A Short Course: Chemistry, Mineralogy and
Formation of Nickel Laterites (Tidak dipublikasikan).212h.

6
Jurnal Rekayasa Geofisika Indoensia
Edisi November 2020
JRGI

PERSETUJUAN PEMBIMBING

IDENTIFIKASI PROFIL NIKEL LATERIT MENGGUNAKAN METODE


GEOLISTRIK TAHANAN JENIS PADA DAERAH TAMBANG PT. CASH,
KECAMATAN PURIALA, KABUPATEN KONAWE, SULAWESI TENGGARA

DIAJUKAN OLEH :

SITTI NABILA
R1A1 16 042

Artikel ini disusun berdasarkan Skripsi Sitti Nabila


Untuk persyaratan ujian skripsi
dan telah diperiksa/ disetujui oleh kedua pembimbing.

Kendari, 16 November 2020

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Drs. Pou Anda, MS. Syamsul Razak Haraty, S.Si., M.T
NIP. 19581231 198503 1 030 NIP. 19840112 201903 1 003

7
Jurnal Rekayasa Geofisika Indoensia
Edisi November 2020

Anda mungkin juga menyukai