Anda di halaman 1dari 4

Nama : Bastanta Kristian

NPM : 1906378356

Tugas 10
Rangkuman Dosen Tamu 3
“Indonesia's Nickel Laterite Deposits and Geophysics Role on its Development”

Gambar Peran Geofisika dalam Eksplorasi Nikel

Nickel Laterite Deposit


Nikel laterit merupakan sisa tanah yang telah berkembang di atas batuan ultramafic melalui proses pelapukan kimia dan
supergene enrichment (Kadarusman, 2020). Olivine adalah mineral pembawa Nikel primer(0,3-0,5%), batuan ultramafic
(peridotite), komatiite dan olivinebearing Cummulate/gabbro memiliki konsentrasi olivine tertinggi. Oleh karena itu, pada
batu ultramafic dapat ditemukan kedua Nikel laterit dan Nikel sulfida tergantung pada geologis yang ada kondisi untuk
mendukung kedua bijih tersebut jenis ko-eksistensi. (Kadarusman, 2013).

Profil endapan laterit umumnya diklasifikasikan menjadi 4 domain, berdasarkan penampilan fisik dan konten geokimia,
seperti:

a. Top Soil (TP)


b. Limonite (L) -> High Fe, Low MgO, Low Ni
c. Saprolite (S) -> Low Fe, High MgO, High Ni
d. Bedrock (BR)
Geophysical Methods for Nickel Laterite
a. 1D Electrical Resistivity Tomography (ERT)
• Arus listrik (I) propagasi ke bawah permukaan ke mengukur resistivitas batuan berdasarkan tegangannya diferensial yang
tercatat.

• Metode resistivitas menggunakan beberapa jarak elektroda konfigurasi berdasarkan kebutuhan pengukuran.

• Konfigurasi yang umum digunakan:


1. Wenner
2. Schlumberger
3. Dipol-dipole

b. 2D Electrical Resistivity Tomography


• Konsep yang digunakan serupa dengan ERT 1D, tetapi dengan multi-saluran yang secara otomatis mencatat resistivitas di
sepanjang garis elektroda.

• Konfigurasi yang umum digunakan:


1. Wenner
2. Schlumberger
3. Dipol-dipole

c. Ground Penetrating Radar (GPR)


• Menggunakan konsep perambatan gelombang elektromagnetik aktif ke bawah permukaan

• Penerima merekam pantulan gelombang untuk menganalisis karakteristik litologi di bawah tanah
• Untuk memiliki data GPR yang berkualitas baik, kita perlu memilih frekuensi antena yang tepat untuk target yang
diinginkan

Studi Kasus
a. East Halmahera

Integrasi data antara GPR, 1D ERT, dan drillholes

Integrasi data antara GPR, 1D ERT, dan drillholes (korelasi data yang baik antara hasil ERT dan GPR)

Integrasi data antara GPR, 1D ERT, dan drillholes


2D ERT dalam Laterite Mapping

b. North Konawe

1D ERT dalam Drillhole guidance

Current Development

PT. Antam Tbk sedang mengembangkan advanced processing dengan menggunakan metode GPR
dalam frekuensi domain. Mencoba melihat dari sudut pandang lain dalam interpretasi data GPR
dengan "seeing" dari domain frekuensi (salah satu alasan mengapa kita mempelajari transformasi
fourier)

Kemudian dilakukan kombinasi data antena frekuensi tinggi dan frekuensi rendah untuk
mendapatkan bagian resolusi tinggi baik di area dangkal maupun dalam

Anda mungkin juga menyukai