Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sektor pertambangan masih menjadi primadona sebagai penyumbang
terbesar devisa (Dewi, 2019). Provinsi Sulawesi memiliki potensi sumber day
a mineral logam dan nonlogam seperti nikel, emas, aspal yang tersebar di ber
bagai lokasi seperti Kolaka Utara, Konawe Utara, Konawe Selatan, Bombana
dan di Pulau Buton. Kabupaten Konawe dan Kabupaten Konawe Utara merup
akan bagian dari kawasan strategis nasional (KSN Sorowako dan sekitarnya,
yang di canangkan sebagai wilayah dengan komoditi unggulan pertambangan
nikel. Upaya untuk meningkatkan peran/kontribusi sektor pertambangan di wi
layah ini adalah dengan memanfaatkan semua potensi sumber daya mineral te
rsebut secara optimal dalam rangka mendukung pengembangan wilayah yang
berwawasan lingkungan, sehingga tercapai pembangunan yang berkelanjutan
(Nursahan, 2013).
Menurut (Setyaningsih, 2007) kegiatan pertambangan suatu daerah
akan menimbulkan dampak negatif terutama penurunan kondisi tanah
pertambangan seperti perubahan profil lapisan tanah, berkurangnya unsur
hara tanah, kondisi pH tanah rendah, populasi mikroba semakin berkurang
dan terjadinya pencemaran logam-logam berat dalam tanah. Menurut
(Sariwahyuni, 2012) bahwa lahan tambang nikel memiliki konsentrasi pH
tanah yang masam, kandungan Ni (II) dalam konsentrasi yang tinggi dan
ketersediaan fosfat yang rendah. Tanah-tanah tanbang nikel terbentuk dari
bahan induk batuan beku basa atau ultra basa yang memiliki kandungan
logam berat yang mencapai kadar toksik pada tanaman. Oleh karena itu,
diperlukan strategi yang baik untuk perbaikan kualitas tanah demi menunjang
tercapainya kegiatan revegetasi di lahan tambang nikel.
Tanah adalah suatu campuran beragam dari komponen-komponen
mineral berupa sibir (fragment), batuan induk, mineral primer dan sekunder,
serta zat amorf, komponen organik berupa flora dan fauna, akar tumbuhan,
sisa tumbuhan utuh dan lapuk, air dan udara (Notohadiprawiro, 2006).
Menurut Hidayat et al (2007), Tanah TopSoil merupakan lapisan tanah atas
yang mengandung bahan organik, berwarna gelap dan subur yang memiliki
ketebalan sampai 25 cm. Lapisan Topsoil yang tipis menyebabkan
kemampuan menyerap dan menyimpan air pada tanah berkurang. Analisis
kandungan unsur tanah dapat dilakukan dengan menggunakan metode XRF
( X-ray flourescence) untuk mengindentifikasi suatu objek material seperti
tanah (Namira et al, 2021).
Salah satu cara untuk mendeteksi keberedaan tanah dapat dilakukan
secara suseptibilitas magnetik yang digunakan untuk mengetahui sifat
magentik suatu bahan. Faridlah (2016) melakukan penyelidikan dengan meng
ambil sampel berupa tanah Topsoill dari daerah longsor dari dua tempat yaitu
lereng longsor dangkal dan lereng stabil Desa Langensari Kabupaten Bandun
g Barat. Metode pengambilan data magnetik menggunakan alat Bartington M
S2B susceptibility meter yang bekerja pada pada dua frekuensi yaitu : 470 Hz,
nilai suseptibilitas yang didapat disebut dengan suseptibilitas frekuensi renda

h ( χ LF ) dan 4,7 kHz, nilai suseptibiltas yang di dapat disebut dengan suseptib

iltas frekuensi tinggi ( χ HF ) . Berdasarkan hasil penelitian suseptibiltas magne

tik frekuensi rendah ( χ LF ) untuk sampel tanah di lereng stabil, menujukkan b


ahwa nilai suseptibilitas magnetik berkisar pada 339,9 x 10 -8 m3/kg – 806,7 x
10-8 m3/kg, nilai suseptibilitas magnetik tersebut mengindikasikan bahwa min
eral yang terkandung pada tanah tersebut adalah Ilmenit. Dan untuk sampel ta
nah pada lereng longsor menujukkan bahwa nilai suseptibilitas magnetik berk
isar pada 365,2 x 10-8 m3/kg – 691,5 x 10-8 m3/kg. Nilai suseptibilitas tersebut
mengindikasikan bahwa mineral yang terkandung pada tanah tersebut juga ter
masuk mineral Ilmenit. Hal ini menujukkan bahwa pola suseptibilitas magneti
k hampir sama antara sampel tanah lereng stabil dan lereng longsor, hanya saj
a ada beberapa nilai suseptibiltas magnetik pada lereng stabil terjadi perbedaa
n yang cukup signifikan dari lereng longsor, nilainya relatif dekat
Metode daya hantar listrik (DHL) merupakan metode electrical condu
ctivity meter yang memberikan informasi yang lebih akurat tentang pengukur
an sifat listrik tanah. Nilai yang terbaca dalam mS/cm (mili-Siemens per centi
meter). Selanjutnya, Wijaya (2015) melakukan penyelidikan tentang metode
Daya Hantar Listrik (DHL) untuk mengetahui nilai salinitas tanah lahan
pertanian di Daerah Jungkat. Berdasarkan hasil penelitian yang telah
dilakukan, dapat disimpulkan bahwa nilai konduktivitas tanah terendah 1,362
mS/cm dan nilai konduktivitas tertinggi 2.89 mS/cm. Berdasarkan hasil nilai
salinitasnya, tanah pertanian di Daerah Jungkat tergolong bersalinitas rendah.
Penelitian yang lainnya dilakukan oleh Yurmin (2020) dengan penga
mbilan sampel berupa tanah yang berada di bawah tegakan pohon yang terpap
ar petir dengan intensitas rendah bahwa nilai suseptibilitasnya magnetik tanah
di Kecamatan Puwatu lebih tinggi dibandingkan padah tanah yang terpapar pe
tir dengan intensitas rendah di Kecamatan Kambu dan lahan yang tidak terpap

ar petir. Rentang nilai ( ) padah tanah yang terpapar petir dengan intensita
s rendah baik di Kecamatan Puwatu dan Kecamatan Kambu serta tanah yang t
idak terpapar petir menunjukan bahwa mineral magnetik yang terkandung ter
golong bersifat paramagnetik yaitu tanah yang mengandung magnet lemah.
Sulawesi Tenggara memiliki tambang nikel terbesar di Indonesia deng
an luas mencapai 198.624,66 ha, salah satu tambang nikel yang dapat ditemui
di provinsi tersebut berada di Kabupaten Konawe dengan luas 21.100 ha (Ke
mentrian ESDM, 2022). Kabupaten Konawe merupakan salah satu kabupaten
yang ada di Provinsi Sulawesi Tenggara dan memiliki sumber daya mineral b
erupa pertambangan nikel. Terdapat beberapa perusahaan tambang nikel di K
abupaten Konawe yang aktivitasnya di nilai menimbulkan efek samping terha
dap masyarakat setempat. Misalnya saja adalah menurunnya kualitas tanah
akibat limbah nikel yang tersebar di daerah atau sekitar wilayah
pertambangan dan juga tentunya polusi udara.
Berdasarkan permasalahan di atas, yang hanya membahas seputaran
sifat magentik dan sifat listrik pada tanah longsor dan tanah yang terpapar
petir saja dan belum ada peneliti yang meneliti tentang kandungan unsur, sifat
listrik dan sifat magnetik tanah Topsoil disekitaran tambang. Oleh karena itu,
peneliti ingin melakukan penelitian dengan topik “Investigasi Kandungan
Unsur, Sifat Listrik dan Sifat Magnetik Tanah TopSoil Di Sekitar
Wilayah Pertambangan Kecamatan Morosi Kabupaten Konawe”.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka rumusan masalah pada
penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Bagaimana Kandungan Unsur Tanah Topsoil di sekitar wilayah
pertambangan Kecamatan Morosi Kabupaten Konawe.
2. Bagaimana Sifat Listrik Tanah Topsoil di sekitar wilayah pertambangan
Kecamatan Morosi Kabupaten Konawe.
3. Bagaimana Sifat Magnetik Tanah Topsoil di sekitar wilayah pertambangan
Kecamatan Morosi Kabupaten Konawe.

C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah disebutkan, maka tujuan dar
i penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Untuk menentukan Kandungan Unsur Tanah Topsoil di sekitar wilayah
pertambangan Kecamatan Morosi Kabupaten Konawe.
2. Untuk menentukan Sifat Listrik Tanah Topsoil di sekitar wilayah
pertambangan Kecamatan Morosi Kabupaten Konawe.
3. Untuk menentukan Sifat Magnetik Tanah Topsoil di sekitar wilayah
pertambangan Kecamatan Morosi Kabupaten Konawe

D. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari peelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi peneliti, sebagai sarana pembelajaran untuk mengetahui lebih dalam
mengenai Kandungan Unsur, Sifat Listrik dan Sifat Magnetik Tanah
Topsoil di sekitar wilayah Tambang.
2. Bagi masyarakat, dapat memberikan pengetahuan Kandungan Unsur, Sifat
Listrik dan Sifat Magnetik Tanah Topsoil di sekitar wilayah pertambangan
3. Bagi peneliti lain, sebagai bahan referensi dan motivasi untuk penelitian le
bih lanjut dalam bidang penelitian terkait.

E. Definisi Operasional
Agar tidak terjadi kesalahan dalam penafsiran yang berbeda-beda dan
untuk memudahkan memahami isi. Maka istilah-istilah yang digunakan dala
m penelitian ini perlu diberikan definisi operasional. Adapun istilah yang dim
aksud adalah sebagai berikut.
1. Tanah merupakan lapisan permukaan bumi hasil dari perubahan bentuk da
n lokasi zat-zat mineral baik organik maupun anoorganik yang proses pem
bentukannya dipengaruhi oleh faktor-faktor lingkungan dalam waktu yang
sangat panjang.
2. Tanah yang subur merupakan tanah yang secara kimia memiliki pH yang n
etral dan kandungan unsur hara yang cukup.
3. Suseptibilitas magnetik merupakan ukuran dasar tentang bagaimana sifat k
emagnetan suatu bahan yang ditunjukkan dengan adanya respon terhadap i
nduksi medan magnet.
4. Sifat listrik adalah sifat yang menunjukkan ciri dan karakteristik dari bend
a bermuatan.
5. Salinitas merupakan tingkat keasinan atau kadar garam terlarut dalam air.
6. Unsur tanah adalah komponen yang mempengaruhi pembentukan tanah.

Anda mungkin juga menyukai