MODUL D
Oleh :
2019
I. Tujuan Percobaan
1. Melakukan interpretasi dari data berupa peta kontur radioaktif dan peta
gelogi daerah penelitian.
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa U, Th, dan K merupakan unsur
yang signifikan dalam prospeksi. Berikut ini daftar mineral beserta unsur
radioaktif yang terkandung di dalamnya serta
Tabel 2. Mineral radioaktif.
Waktu paruh (T½) adalah waktu yang diperlukan oleh suatu radionuklida
untuk meluruh sehingga jumlahnya tinggal setengahnya. Berikut persamaan untuk
menghitung waktu paruh.
Data yang akan diolah pada praktikum modul D ini diperoleh berdasarkan
hasil overlay peta geologi dan kontur radioaktif (Gambar 1 terlampir pada
lampiran). Setelah itu, dilakukan analisis mengenai data radioaktif dan informasi
geologi (litologi) yang ada untuk menjukkan ada atau tidaknya korelasi antar
keduanya. Daerah anomali dapat berupa kontur yang nilai radioaktifnya tinggi
atau rendah bergantung dari tujuan eksplorasi itu sendiri.
V. Analisis
Pada batuan gneiss dan schist umumnya memiliki nilai radioaktif yang
tinggi juga karena biasanya terdapat unsur Thorium yang berupa mineral
monazite. Selain itu, bisa juga disebabkan oleh injeksi dari magma yang berupa
batuan granite di sekitar gneiss dan schist tersebut. Untuk batuan sedimen dan
volkanik, umumnya hanya mempunyai unsur potasium dengan nilai radioaktif
yang kecil karena umumnya terdapat di permukaan sehingga tidak terjadi
pengkayaan unsur radioaktiif seperti halnya batuan intrusif lainnya.
Berdasarkan hasil ini, dapat dipetakan daerah-daerah anomali sesuai
keperluan. Misalnya, jika ingin dieksplorasi daerah yang berpotensi untuk
dijadikan sumber energi listrik tenaga nuklir maka batuan syenite di tengah peta,
granite di bagian northeast-southeast, serta batuan gneiss dan schist bagian timur
peta bisa dijadikan sebagai sumberdaya untuk sumber energi tenaga nuklir. Dari
ketiga unsur radioaktif (U, Th, dan K) maka Thorium merupakan unsur radioaktif
ramah lingkungan yang memiliki energi terbesar sekitar 0,03 s.d. 2,62 MeV dan
memiliki waktu paruh yang lama untuk meluruh. Area anomali ini bisa menjadi
petunjuk untuk pemetaan lebih detail selanjutnya.
VI. Kesimpulan
Anomali nilai radioaktif yang tinggi terdapat pada batuan granite bagian
northeast dan southeast, syenite pada bagian tengah peta, serta batuan gneiss dan
schist pada bagian timur peta. Hal ini menunjukkan mineralisasi atau pengkayaan
unsur radioaktif dominan terdapat pada batuan yang terbentuk dari magma asam
(felsik) dan intrusif.
Sulistijo, Budi dkk. 2002. TE-6222 Geofisika Cebakaan Mineral II. ITB;
Bandung.
Telford,W.M., Goldrat, L.P., danSheriff, R.P., 1990, Applied Geophysics
2nd ed, Cambridge University Press, Cambridge.
Lampiran
Gambar 1. Hasil overlay peta geologi dan kontur radioaktif.