Anda di halaman 1dari 3

KEPERAWATAN ANAK

EFEK KEMOTERAPI PADA ANAK

KEPERAWATAN ANAK

(disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Anak dengan dosen
pengajar Ns. Peni Perdani Juliningrum, M.Kep)

oleh

Jasmine Praditha Sari NIM 172310101191


KELAS D 2017

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS JEMBER
2019
EFEK SAMPING KEMOTERAPI PADA KULIT PASIEN
ONKOLOGY ANAK

Efek samping dari kemoterapi timbul karena obat-obatan kemoterapi ynag


sangat kuat dan tidak hanya membunuh sel-sel kanker, tetapi juga menyerang sel-
sel sehat, terutama sel yang membelah dengan cepat, misalnya sel rambut,
sumsum tulang belakang, kulit, mulut dan tenggorokan serta saluran pencernaan.
Efek kemoterapi pada pasien dapat mempengaruhi secara biologis, fisik,
psikologis, dan sosial. Efek kemoterapi sangat beragam tergantung kepada obat
yang diberikan. Efek samping yang berat dari kemoterapi biasanya sering timbul
pada pasien pasca kemoterapi dan sering tidak dapat ditoleransi oleh pasien
sehingga dapat menimbulkan kematian. Efek samping dari kemoterapi secara fisik
yang biasanya mempengaruhi beberapa sistem pada tubuh diantaranya ditandai
dengan supresi sumsum tulang, gejala gastrointestinal seperti mual, muntah,
kehilangan berat badan, perubahan rasa, konstipasi, diare dan gejala lainnya
alopesia, fatigue, perubahan emosi, dan perubahan pada sistem saraf. Efek
samping lain yang menyertai pada kemoterapi juga berpengaruh pada kondisi
psikis yang ditemukan pada penderita kanker adalah munculnya rasa
khawatir,cemas, dan takut menghadapi ancaman kematian dan rasa sakit saat
menjalani kemoterapi.
Efek samping kemoterapi yang terjadi pada kulit khusunya pada pasien
onkology anak disebabkan oleh efek umum dari agen kemoterapi yang digunakan
dalam pengobatan kanker sehingga sel mengalami pembelahan dengan cepat.
Adanya tanda-tanda kelainan kulit yang dapat diamati akibat efek samping
kemoterapi ditemukan pada daerah yang sering mengalami peningkatan aktivitas
mitosis seperti rambut, mukosa, dan kuku. Efek samping dari kemoterapi pada
dermatologi yang paling umum adalah alopecia yang ditandai dengan hilangnya
rambut pada kulit, xeroderma yang ditandai dengan kulit gelap dan pucat, eksim
yang ditandai dengan kulit kering, dan muncul lesi sebagai tanda inflamasi pada
kulit, mucositis dan lesi aphthous pada mulut. Selain itu juga terdapat tanda-tanda
gangguan pada kuku seperti adanya garis-garis melintang dan garis linear,
melanonychia longitudinal, adanya kerapuhan pada lempeng kuku, serta adanya
pigmentasi yang meningkat pada kuku. Ptechie dan lesi ecchymotic sering
ditemui pada bulan pertama kemoterapi.
Hiperpigmentasi merupakan efek samping yang umum diamati pada kulit
pasien onkology. Hal tersebut dapat diamati secara lokal pada kulit, mukosa, gigi,
rambut, dan kuku. Hiperpigmentasi akibat obat kemoterapi masih belum diketahui
dengan jelas penyebabnya, namun diperkirakan disebabkan oleh toksisitas
langsung pada saat pembentukan melanosit dan perubahan kulit akibat inflamasi.

Anda mungkin juga menyukai