Anda di halaman 1dari 6

RUMAH SAKIT UMUM PUSAT SOP PEMASANGAN JALUR INTRAVENA

H. ADAM MALIK No. Dokumen Revisi Halaman


OT.01.01/PPRT 1/5
/ /2009

Ditetapkan
Direktur Utama.
PROSEDUR TETAP
Tanggal Terbit
1 APRIL 2009
UNIT PPRT
Dr. H. Djamaluddin Sambas, MARS
Nip. 19510829 1980121003
Untuk memberikan cairan sebagian atau total atau
PENGERTIAN memenuhi kebutuhan nutrisi ketika pemberian melalui
saluran gastrointestinal tidak memungkinkan
1. Mempertahankan keseimbangan elektrolit
dan asam basa dan untuk mengkoreksi
ketidakseimbangan
TUJUAN 2. Memberikan obat melalui jalur intravena
3. Memberikan tranfusi darah atau produk darah
lainnya
4. Memberikan nutrisi melaui jalur parenteral
A. Peralatan
Steril
1. Alcohol Swab 70% (atau antiseptik lainnya)
2. Jarum yang sesuai (minimal ukuran 23 untuk
transfusi darah)
a. Jarum kupu-kupu ukuran 21 -27
b. Alat kanul dengan jarum ukuran 21 - 24
3. set infus dan cairan yang diperlukan
4. Kain duk lobang persegi empat
5. NaCl isotonik dalam spuit 3 ml.
6. Cairan semprot yang telah diberi heparin (heparin 1
sampai 2 U/ml dalam 0,25 sampai 0,5 NaCl) jika
terjadi sumbatan.
7. Kassa Steril
Tidak Steril
P 1. Tornikuet
R 2. Lampu tindakan
O 3. Torniquett
S 4. Pisau cukur yang aman
E 5. Transiluminasi
D 6. Kompres hangat untuk menghangatkan kaki jika
U diperlukan
R 7. Bengkok
8. Gunting
9. Perekat gulung berpori ukuran 0,5 – 1 inchi, perekat
transparan, atau kain kassa transparan dan
semipermeable
a. Jika menggunakan perekat, gunakan sesedikit
mungkin sesuai kebutuhan pada kulit prematur
yang rapuh.
b. Perekat atau kassa transparan akan
memudahkan pengamatan letak vena.
c. Perekat siap pakai.

RUMAH SAKIT UMUM PUSAT SOP PEMASANGAN JALUR INTRAVENA


H. ADAM MALIK No. Dokumen Revisi Halaman
OT.01.01/PPRT 2/5
/ /2009

B. Perhatian
1. Hindari permukaan kulit yang luka atau infeksi.
2. Hindari pembuluh darah yang melalui persendian
karena imobilisasi akan lebih sulit.
3. Hati-hati dalam membedakan vena dengan arteri.
a. Palpasi dulu pulsasi arteri
b. Perhatikan efek oklusi pembuluh darah.
Oklusi pada pembuluh darah kaki: Arteri akan
kolaps, vena akan terisi
Pembuluh darah pada scalp: arteri terisi dari
bawah, vena terisi dari atas
c. Perhatikan warna darah yang didapat.
d. Carilah kulit yang pucat diatas pembuluh darah
ketika cairan telah dimasukkan (spasme arterial).
4. Jika kaki membutuhkan penghangatan sebelum
prosedur, lakukan tidak lebih dari 40ºC. Penghangat
harus terasa hangat tidak panas jika disentuh.
5. Jika menggunakan Vena di kulit kepala, cukurlah
area kepala secukupnya untuk menjamin stabilitas
jalur IV
6. Jika melalui vena perifer di kulit kepala, jangan pada
daerah di atas garis rambut
7. Pasanglah tourniqet dengan benar
- Jangan memasang terlalu lama
- Jangan memasang pada daerah sirkulasi banyak
8. Tidak dianjurkan menggunakan nitroglycerin untuk
vasodilatasi, seperti dikemukakan oleh valksman
dkk, heckker dkk, hal ini postensal menimbulkan efek
samping dan pada neonatus tidak efektif
9. Risiko terjadinya demam, phlebitis, dan septikemia
cenderung meningkat pada penggunaan kanula dari
plastik
10. Waspada terhadap terjadinya phlebitis dan
kebocoran :
a.Pantau tiap jam
b.Cabut segera jika ada tanda kebocoran dan infus
tidak berfungsi dengan baik
c. Pertimbangkan untuk mengganti lokasi IV tiap 72
jam. Merubah lokasi IV secara teratur sebelum
komplikasi terjadi dapat mengembalikan fungsi
vena dalam 4 sampai 7 hari
11. Usahakan memasang plaster sedemikan rupa agar
mudah dimonitor/ gunakan penutup steril transparan
di daerah masuknya jarum ke kulit. Ganti penutup
setiap hari tidak lebih baik dibandingkan tiap 72 jam
dalam mencegah phlebitis. Beberapa ahli
menganjurkan untuk mengganti penutup transparan
Sampai kateter/kanule diganti.Tulis tanggal, waktu,
ukuran jarum ditempat yang terlindungi diplaster
RUMAH SAKIT UMUM PUSAT SOP PEMASANGAN JALUR INTRAVENA
H. ADAM MALIK No. Dokumen Revisi Halaman
OT.01.01/PPRT 3/5
/ /2009

12. Lingkarkan slang IV, rekatkan pada daerah lengan


depan untuk mengurangi tekanan.
D. TEKNIK
1. Persiapkan sebagai tindakan minor untuk universal
precaution-nya
2. Pakai transiluminasi jika diperlukan untuk melihat
vena yang diinginkan
3. Pilihlah vena yang tepat (gambar 1). Berikut urutan
prioritas vena yang tepat :
a. Belakang tangan – pleksus venosus dosalis
b. Lengan depan- vena antebarachial medial, vena
cephalica akesesorius
c. Vena scalp – supratrochlear, superfisial temporal,
posterior auriculer
d. Kaki – plexus venosus dorsalis
e. Fossa acutecubital- vena cubitus atau vena
basilica
f. Pergelangan kaki – vena saphena minor, vena
saphena mayor
4. Apabila menggunakan kulit kepala, cukurlah rambut
dulu
5. Hangatkan tungkai dengan kompres hangat, jika
diperlukan (jarang) sampai 5 menit
6. Pasang tourniket jika letak anatomis telah ditentukan
a. Pasang sedekat mungkin dengan lokasi tusukan
vena
b. Kencangkan sampai denyut perifer terhenti
c. Kendorkan sebagian sampai denyut arteri teraba
maksimal
7. Bersihkan lokasi dengan antiseptik dan tunggu kering
8. Pasang syringe pada jarum/kanula dan cobalah
patensinya dengan mendorong sejumlah cairan dari
dalamnya
9. Cabut syringenya
10. Pilihlah daerah vena yang lurus atau coba luruskan
vena yang bengkok pada dua titik
11. Peganglah jarum diantara ibu jari dan jari pertama.
Jika menggunakan wing neddle, pegang sayapnya
12. Tekan dan urut vena dengan jari telunjuk yang bebas.
Tindakan ini juga bisa untuk melebarkan vena kulit
kepal
13. Pegang jarum sejajar vena, searah aliran darah
14. Tusuklah jarum pada kulit, beberapa milimeter distal
15. Dari tempat masukknya jarum
16. Masukkan jarum perlahan sampai darah muncul pada
tabung jarum /kanula pada saat menarik stylet. Pada
pembuluh darah yang sangat kecil atau pada bayi
dengan sirkulasi buruk, darah mungkin tidak segera
keluar setelah penusukan.
SOP PEMASANGAN JALUR INTRAVENA
RUMAH SAKIT UMUM PUSAT No. Dokumen Revisi Halaman
H. ADAM MALIK OT.01.01/PPRT 4/5
/ /2009

Tunggu/, jika perlu injeksikan sedikit salin setelah


melonggarkan torniket.
Tariklah stylet sedikit sambil memasukkan kanulanya.
Jangan menarik seluruh stylet sebelum kanula masuk
ke pembuluh darah semua.
17. Pasang kanula sejauh mungkin.
18. Lepaskan torniket.
19. Infus sedikit saline perlahan untuk mengetahui posisi
intravaskuler.
20. Fiksasi jarum atau kanula (gambar 2 dan 3)
F. Komplikasi
1. Plebitis
2. Infeksi. Terjadi peningkatan kejadian plebitis dan
infeksi bila penggunaan jarum lebih dari 72 jam dan
manipulasi yang berlebihan. Begitu juga dengan
penggunaan balutan. Batton dan rekannya gagal
mengkonfirmasi perbedaan kejadian infeksi pada
penggunaan jarum Teflon cannulas ukuran 25
dibandingkan dengan jarum ukuran 24. Tetapi Teflon
cannulas berfungsi tiga kali lebih lama dari jarum yang
terbuat dari baja dengan tanpa peningkatan
komplikasi. Alpan et.al mengatakan heparinisasi infus
intravenus (1 U/ml) menurunkan secara signifikan
kejadian plebitis dan memberikan penggunaan dua
kali lebih lama.
3. Hematom
4. Venospasm
5. Embolisasi karena bekuan
6. Embolisasi udara
7. Infiltrasi cairan IV kedalam jaringan subkutan
8. Trauma injeksi atau infus masuk kedalam arteri
dengan anteriospasme dan kemungkinan terjadi
nekrosis jaringan.
9. Iskemia atau gangren dari ekstremitas bawah,
komplikasi dari infus yang masuk kedalam vena
saphena. Mekanisme tidak jelas.
10. Luka bakar
o Transiluminator
o Kompres digunakan untuk menghangatkan tubuh
bagian bawah sebelum dilakukan prosedur
11. Hipernatremia, kelebihan cairan atau heparinisasi
pada bayi karena teknik aliran atau cairan yang tidak
benar
SE. DIRJEN BINA YANMED
UNIT TERKAIT 
Gambar1.
Akses vena yang
biasa digunakan
pada neonatus

Gambar 2. Metode
untuk fiksasi
kanula intravena
Gambar 3. Metode untuk fiksasi wing needle

Anda mungkin juga menyukai