Anda di halaman 1dari 4

Nama : Muhammad Hanif Rifa’i

NIM : 143200139

Peran pemerintah dan Bank Indonesia dalam menjaga nilai tukar rupiah

Nilai tukar rupiah melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) mendorong Pemerintah dan
Bank Indonesia (BI) untuk tetap waspada menjaga rupiah terhadap dolar Amerika Serikat
(AS). Sejumlah langkah dilakukan oleh Pemerintah dan Bank Indonesia untuk menjaga nilai
tukar rupiah tetap stabil dengan menerapkan berbagai kebijakan antara lain sebagai berikut.

a. Peran Pemerintah

Perbaikan neraca transaksi perjalanan

Neraca perdagangan (ekspor dan impor) adalah perbedaan nilai moneter dari ekspor
dan impor barang dalam perekonomian dari waktu ke waktu. Antara ekspor dan impor, dapat
dibuat suatu neraca yang menggambarkan tingkat ekspor dan impor suatu negara. Melalui
neraca tersebut dapat dilihat apakah suatu negara mendapatkan laba (dalam bentuk cadangan
devisi negara) atau tidak. Untuk mengadakan perbaikan neraca transaksi perjalanan, maka
yang harus dilakukan antara lain adalah merevisi asumsi nilai tukar rupiah terhadap dollar AS
yang ada di APBN, berusaha mencapai target pertumbuhan ekonomi, bila tidak tercapai maka
pertumbuhan ekonomi direvisi agar defisit tidak terlalu besar, mendorong peningkatan ekspor
barang ke luar negeri sehingga terjadi surplus perdagangan luar negeri yang pada akhirnya
akan memperbaiki defisit neraca transaksi perjalanan, pemerintah dalam hal ini pertamina
sebagai operator migas untuk membeli migas di luar negeri sebaiknya dilakukan secara
langsung tanpa melalui pihak ketiga sehingga harga migas tidak membengkak.

Menjaga Nilai Tukar Rupiah

Ada beberapa kebijakan yang harus dilakukan untuk menjaga rupiah agar tetap stabil antara
lain:

1. Kebijakan moneter menggunakan mata uang rupiah sebagai amanat Undang-Undang


No. 7 tahun 2011 tentang Mata Uang. Langkah pemerintah melarang penggunaan
mata uang dollar AS untuk transaksi di Wilayah Indonesia termasuk kawasan
pelabuhan Tanjung Priok Jakarta. Hal ini semata-mata untuk menegakkan aturan
pemerintah khususnya Undang-Undang No. 7 tahun 2011 tentang Mata Uang.
Kebijakan menggalakkan penggunaan mata uang rupiah di Indonesia khususnya.
Pelabuhan sebagai upaya untuk mengatasi meningkatnya penggunaan dollar AS atau
dollarisasi di setiap transaksi domestik.
2. Pembatasan dan pengawasan utang luar negeri baik untuk pemerintah maupun pihak
swasta dalam bentuk dollar AS, ketika utang luar negeri masuk ke Indonesia
sebaiknya sudah dikonversikan ke kurs rupiah, bukan cash in nya dalam dollar AS.
3. Setiap warga negara termasuk para pejabat pemerintah dan pengusaha sebaiknya
menyimpan uangnya di bank-bank pemerintah maupun bank swasta dalam rupiah,
kalau menyimpan dalam bentuk dollar AS sebaiknya ditentukan dengan limit tertentu
sehingga jumlah uang dollar AS yang beredar di Indonesia dalam jumlah yang relatif
kecil.
4. Melakukan transaksi lindung nilai terhadap transaksi valuta asing, Transaksi lindung
nilai menjadi model penting bagi Indonesia karena transaksi valas masih sedikit atau
dangkal dalam istilah pasar uang. Di pasar keuangan yang dangkal, permintaan dollar
AS dalam jumlah besar pada satu waktu akan melemahkan nilai tukar mata uang
domestik.

Menjaga Daya Beli Masyarakat

Pemerintah berkepentingan menjaga daya beli masyarakat dan kelangsungan sektor


usaha kecil, mikro dan menengah. Arah kebijakan ekonomi Pemerintah di tengah
ketidakpastian ekonomi dunia selama ini sangat jelas yakni menjaga daya beli dan
mempertahankan tingkat konsumsi masyarakat melalui pengendalian harga dan inflasi. Hal
ini dilakukan dengan tetap memperhatikan pengelolaan fiskal yang hati-hati dan disiplin.

Menjaga Tingkat Inflasi

Sudah bukan rahasia lagi jika di bulan ramadhan dan lebaran peredaran uang di
masyarakat cukup tinggi. Dengan hal tersebut sudah pasti bahwa konsumsi masyarakat pun
juga menjadi tinggi. . Oleh karena itu, pemerintah dan BI di awal bulan Juni 2014 sudah
mengantisipasinya untuk menekan tingginya inflasi di awal ramadhan yaitu dengan menjaga
distribusi barang kebutuhan pokok, mengontrol sistem harga di pasar dan menjaga pasokan
sembako tetap aman.
b. Peran Bank Indonesia

Guna untuk mencapai tujuan memelihara kestabilan nilai rupiah, Bank Indonesia
diberi kewenangan oleh pemerintah dalam Undang-undang No. 23 tahun 1999 yaitu
menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter. Yakni dengan melakukan operasi pasar
terbuka dengan memperjual-belikan surat-surat berharga (SBI) yang dimiliki oleh Bank
Indonesia, dengan harapan uang yang beredar akan menjadi lebih banyak atau lebih sedikit.
Kebijakan moneter juga diterapkan dengan meningkatkan suku bunga diskonto. Tingkat suku
bunga diskonto adalah tingkat suku bunga yang berlaku dalam transaksi moneter antara Bank
Indonesia dengan bank umum. Proses dari cara ini yaitu, dengan asumsi yang sama bahwa
agar uang yang beredar di Indonesia tidak terlalu banyak, maka tindakan yang dapat
dilakukan adalah dengan menaikkan tingkat suku bunga diskonto. Dengan suku bunga yang
tinggi maka bank umum tidak akan meminjam uang dari Bank Indonesia (BI) dengan jumlah
yang banyak. Sehingga uang ada di bank umum juga menjadi sedikit, sehingga uang yang
tersalurkan ke masyarakat juga sedikit. Dengan demikian uang yang beredar menjadi tidak
banyak lagi.

Bank Indonesia (BI) dalam menjaga stabilitas nilai rupiah, yaitu dengan menjaga
kelancaran sistem pembayaran di bidang sistem pembayaran. BI merupakan satu-satunya
lembaga yang berwenang untuk mengeluarkan uang rupiah, serta mencabut, menarik, dan
memusnahkan uang dari peredaran. Disisi lain, dalam rangka mengatur dan menjaga
kelancaran sistem pembayaran BI berwenang melaksanakan, memberi persetujuan dan
perizinan atas penyelenggaraan jasa sistem pembayaran seperti sistem transfer dana baik
yang bersifat real time, sistem kliring maupun sistem pembayaran lainnya misalnya sistem
pembayaran bersifat kartu.

Dalam memelihara kestabilan nilai rupiah dan menjaga inflasi agar tetap stabil dan
harga pangan tetap terjangkau, di dalam perekonomian BI berupaya agar dapat membantu
masyarakat dalam memenuhi kebutuhannya. Adanya Tim Pemantauan dan Pengendalian
Inflasi Daerah (TPID) di setiap provinsi akan membantu setiap daerah di Indonesia dalam
mengembangkan usaha mereka agar tidak terjadi kelangkaan suatu bahan pangan dan
menyebabkan harga naik, dan mempengaruhi harga bahan lain naik sehingga menyebabkan
terjadinya inflasi. Hal itu merupakan salah satu upaya BI dalam menjaga kestabilan harga.
Daftar Pustaka

Sululing, Siswadi. “Peran Bank Indonesia dalam Menjaga Kestabilan Rupiah”, diakses dari
academia.edu

Riski Ananda AP, Andi. “Peran Bank Indonesia Dalam Menstabilkan Perekonomian
Indonesia Melalui Pengendalian Inflasi”, diakses dari digilibadmin.unismuh.ac.id

Anda mungkin juga menyukai