Di susun oleh :
1. Muhammad Ravi Thursina (21220061)
2. Nassywa Ghefira Laudy (21220147)
3. Nurul Aisyah (21220220)
4. Nurul Anissa Fadhilah (21220222)
5. Regitha Suci Maharani (21220353)
iv. Tidak ada pengusaha lain yang bisa memasuki pasar tersebut karena ada
hambatan
Hak khusus tidak hanya diberikan oleh pemerintah, tetapi juga oleh satu
perusahaan kepada perusahaan lainnya. Di Indonesia beberapa bentuk
konkritnya adalah agen tunggal, importir tunggal, lisensi dan bisnis wara laba.
Diagram 1.1
c) Jika elastisilas harga lebih keal dari satu (inelastis) untuk menaikan
output 1%,harga harus diturunkan lebih dari 1%. Akibatnya TR turun,
yang artinya MR < O (negatif).
Diagram 1.2
Kurva TR dan MR Dalam Perusahaan Monopoli
Diagram 1.3
Keseimbangan Jangka Pendek
Dalam Perusahaan Monopoli
Pada diagram 1.3 laba maksimum tercapai pada output Q*, dimana MR =
MC. Besar laba seluas bidang AP*BC. Jika output lebih kecil dari Q*, misalnya
Q1 laba perusahaan belum maksimum sebab MR > MC. Sebaliknya jika output
lebih besar dari Q*, misalnya Q2, laba akan berkurang karena MR < MC.
Monopolis juga bisa menderita rugi. Namun apabila rugi akan diusahakan agar
kerugiannya adalah minimum ( juga pada tingkat output dimana MR = MC).
Dibawah ini gambar diagram 1.4 monopolis yang menderita rugi.
Diagram 1.4
Monopolis Yang Menderita Rugi
Tingkat Outputnya adalah Q*, harga P*,
TR= OP*CQ*, sedangkan TC = OABQ*,
sehingga daerah kerugian adalah bidang
P* ABC (Kerugian yang minimum).
Indeks Lerner bukanlah indeks laba (profit index). Sebab laba berkaitan
dengan biaya rata-rata. Walaupun memiliki daya monopoli yang besar (nilai L
besar), tanpa efisiensi perusahaan bahkan akan mengalami kerugian.
Kolusi sendiri bisa melibatkan dua atau lebih pihak untuk bersekongkol agar
mendapatkan keuntungan pasar, melalui penetapan harga atau kenaikan harga
yang terkoordinasi dengan sangat baik dan terstruktur. Dengan demikian, akan
ada hambatan bagi perusahaan baru untuk memenuhi kebutuhan pasar sehingga
terjadi monopoli alamiah.
Peningkatan Pendapatan
Diskriminasi perusahaan memiliki dua sisi yang berbeda. Bagi beberapa
perusahaan, mereka masih tetap bertahan (meski tidak mendapatkan keuntungan
besar). Namun bagi beberapa perusahan lain, diskriminasi harga bisa saja
merugikan mereka. Perusahaan transportasi adalah contoh yang bisa
mendapatkan keuntungan dengan diskrininasi harga.
Jika ada konsumen yang merasa diuntungkan karena harga yang lebih
rendah, tentu ada juga yang merasa dirugikan karena harus membayar lebih
tinggi. Misalnya untuk konsumen yang harus membeli tiket pesawat di jam-jam
sibuk, dimana harganya jauh lebih tinggi dibandingkan jam biasa. Hal ini bisa
menyebabkan diskriminasi harga menjadi tidak efisien.
Biaya Administratif
Harga Retail
Produsen bisa menjual produk mereka pada satu perusahaan retail yang sama
di beberapa wilayah sekaligus. Perbedaan harga hanya didasarkan pada berapa
banyak jumlah produk yang dibeli di wilayah tersebut.
Kupon
Harga Premium
Model diskriminasi harga seperti ini sama seperti yang diterapkan untuk
harga tiket pesawat dan minuman beralkohol premium. Penerapan diskriminasi
harga ini bisa memberikan insentif tidak terduga bagi produsen, yaitu para
konsumen yang rela membeli produk "premium" dan membayar dengan harga
yang lebih mahal.
Jika disetiap industri muncul gejala monopoli, maka secara makro jumlah
output (riel output) akan lebih sedikit dari pada kemampuan sebenarnya
(potential output). Volume produksi dalam perusahaan monopoli memang lebih
sedikit dari volume output yang optimum, yaitu yang dihasilkan pada AC yang
minimum (sebagaiman yang terjadi pada perusahaan-perusahaan dalam pasar
persaingan sempurna dalam jangka panjang). Monopolis selalu berproduksi
pada tingkat output dimana AC nya tidak minimum (selamna kurva
permintaannya berbentuk menurun, maka perusahaan akan selalu memnilih
tingkat output pada saat AC yang menurun). Keseimbangan makro terjadi
dibawah keseimbangan ekonomi karena tidak seluruh faktor produksi terpakai
sesuai dengan kapasitas produksi, sehingga menimbulkan pengangguran tenaga
kerja maupun faktor-faktor produksi yang lain. Selanjutnya keadaan ini akan
melemahkan daya beli, menciutkan pasar, yang memaksa perusahaan
memproduksi lebin sedikit lagi. Begitu seterusnya sehingga perekonomian
secara makro dapat mengalami keadaan slagflasi (stagnasi dan inflasi), dimana
pertumbunan ekonomi mandek, pengangguran tinggi, tingkat inflasi juga tinggi.
Dua cara lain yang akan dibahas agak rinci adalah pengaturan harga dan
pengenaan pajak.
b) Pajak (Taxation)
Apakah berarti kebijaksanaan pajak tidak perlu diterapkan? Kita harus ingat
salah satu fungsi pajak adalah untuk mengarahkan alokasi sumber daya agar
makin efisien. Jika barang yang dikenakan pajak adalah barang mewah (mobil
pribadi), maka pengenaan pajak mendesak masyarakat mengurangi pembelian
mobil pribadi dan menggunakan uangnya untuk membeli barang atau jasa yang
lebin penting bagi dirinya. Sama halnya dengan pengaturan harga, pengenaan
pajak terhadap monopolis alamiah juga menimbulkan dilema, sebab kenaikan
harga barang lebih besar dari pajak per unit.
Tidak semua barang dapat disediakan secara efisien lewat pasar. Barang itu
umumnya dikenal sebagai barang publik yang sepintas telah dibahas. Harus
diakui bahwa barang publik dapat menimbulkan ketidakefisienan pasar. Namun
harus diakui juga bahwa barang publik dapat menimbulkan externalitas
menguntungkan yang memungkinkan pertumnbuhan ekonomi. Sayangnya
pengadaan barang publik hanya efisien dalam skala sangat besar. Contohnya,
pengadaan jalan raya, pelabuhan laut, transportasi, telekomunikasi dan air
minum. Karena efisien jika dilakukan dalam skala besar, perusahaan harus
mendapatkan hak monopoli. Dalam jangka panjang diharapkan mampu menjadi
monopolis alamiah yang memproduksi barang publik dengan harga murah.