Anda di halaman 1dari 11

Tugas Seni Budaya ( Seni Rupa)

“Karya Tulis Tentang Tie Dye”


Tema :
Membuat Tie Dye dengan teknik memutar kain putih/baju pada
suatu bidang datar dan ikat menggunakan karet untuk
menghasilkan karya yang indah dan memuaskan

Disusun Oleh :
Taufik Agung Ismadi
34
XII IPS B
1. Kata pengantar
Segala puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa
yang telah memberikan Rahmat dan Ridho-Nya, sehingga saya mampu
menyusun karya tulis ini. Terima kasih saya ucapkan kepada Bapak
Dadang, S.Pd , yang telah memberikan tugas ini sehingga saya dapat
menambah wawasan dan pemahaman tentang cara pembuatan Tie Dye.
Adapun tujuan disusun karya tulis ini adalah untuk memenuhi tugas dari
dari Bapak Dadang, S.Pd. Banyak hambatan, kendala, dan cobaan yang
saya alami dalam menyusun karya tulis. Namun, itu semua tidak
menyurutkan niat saya untuk menyelesaikan karya tulis ini. Sekali lagi,
saya ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu saya
sehingga karya tulis ini dapat terselesaikan. Saya sangat berharap makalah
ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Jakarta, November 2019

Penulis
2. Pendahuluan
Ikat celup (tie dye) merupakan jenis seni kria yang pengerjaanya
dengan cara mengikat, menjahit, melipat, menjepit, atau mengaitkan kain
hingga membentuk motif hias.
Tie dye adalah suatu teknik pewarnaan dengan mempergunakan
ikatan-ikatan pada suatu media dengan maksud menghalangi penyerapan
warna pada media tersebut. Dikenal juga dengan nama plangi, umumnya
diterapkan pada media benang dan kain.
Salah satu ciri dari tie dye adalah coraknya yang tak pernah sama
antara satu dengan yang lain. Meskipun ada kemiripan, pasti akan
ditemukan perbedaan di setiap lembaran kainnya.
Tie dye pada awalnya digunakan sebagai busana dan pelengkap
busana, namun produk Tie Dye mengalami banyak perkembangan,
diantaranya yaitu bahan, keindahan, dan prosesnya. Fungsi keragaman ini
mendorong adanya estetika ragam hias, sehingga motifnya beragam dan
menarik. Proses Tie Dye berkembang tidak hanya jumput, teknik ini
sudah dilakukan selama ini. Saat ini ikat celup/ Tie Dye banyak
mengalami perkembangan mulai dari proses pembuatan, bahan, motif,
dan lain-lain.
3. Tujuan
Tujuan dari pembuatan Tie Dye adalah sebagai berikut :
1. Untuk Mengembangkan kreatifitas siswa dalam bidang seni
2. Untuk mengetahui bahan-bahan dan alat-alat dalam pembuatan Tie
Dye
3. Untuk mengetahui sejarah Tie Dye
4. Untuk mengetahui proses pembuatan Tie Dye

4. Fungsi

Fungsi dari Tie Dye adalah sebagai berikut :


1. Untuk memperindah dan mempercantik kain/baju
2. Sebagai sarana pelestarian budaya agar tidak punah
3. Sebagai peluang usaha
4. Dapat digunakan untuk pajangan
5. Alat dan Bahan

Alat
1. Kompor Bahan
2. Ember 1. Kain putih/ baju putih
3. Karet 2. Air
4. Sendok 3. Pewarna pakaian
5. Sarung tangan karet
6. Cara Kerja
1.Persiapan :
a) Menyiapkan kain dan bahan-bahan lainnya
b) Cuci kain terlebih dahulu untuk menghilangkan zat pengkilat kain
c) Mengikat dan menutup sesuai dengan pola yang di inginkan
d) Merebus air dan pewarna
2. Pewarnaan :
a) Pembuatan corak
Teknik pembentukan corak pada ikat-celup terdiri dari teknik
jumputan, lipat, gulung,dan jahit jelujur
1) Teknik jumputan, dilakukkan dengan memegang permukaan kain
dengan ujung jari. Setelah itu, permukaan kain tersebut diikat drngan kuat.
Cara mengikatnya dilakukan dengan ikatan datar, miring, dan kombinasi.
2) Teknik lipat, gulung, dan jelujur, dilakukan dengan cara meliputi,
menggulung, atau menjelujur/menjahit kain. Setelah itu, kain ditarik
samnpai terkumpul, lalu diikat hingga kencang.
Pada saat mengikat, jalinlah kain dengan kuat sehingga membentuk
corak yang optimal. Untuk mendapatkan corak tertentu, bagian pada latar
kain diisi dengan kerikil atau biji-bijian, selanjutnya bahan-bahan
pendukung ini 5 memudahkan zat warna masuk kedalam pori-pori kain.
Setelah semua rancangan diikat, kain siap diwarnai, yitu dengan cara
dicelup.
Teknik jahit yang digunakan dalah jahit jelujur dengan jarak yang
tidak terlalu rapat. Seluruh corak dijahit di bagian pinggirnya dengan satu
jahitan atau lebih. Setelah seluruh corak dijahit, benang ditrik dengan kuat
hingga permukaan kain mengkerut, rapat, dan padat. kekuatan menarik
benang ini perlu diperhatikan karena menentukan kualitas corak yang
dihasilkan. Efek kerutan akan muncul membentuk corak yang sangat
menarik. Penggambaran corak dilakukan terlebih dahulu diatas kertas,
kemudian dibuat polanya di atas karton tebal.
b) Pewarnaan
Pewarnaan ikat-celup dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu celup
dan colet.
1) Pencelupan, dilakukan dengan cara memasukan seluruh bagian kain
yang telah diikat kedalam larutan warna. Apalagi jumlah warna yang
diinginkan lebih dari satu, pencelupan perlu dilakukan berulang-ulang
untuk mendapatkan jumlah warna yang diinginkan. Namun sebelum
sebelum pencelupan berikutnya, kita harus menutup bagian kain tertentu
dengan bahan penutup pendukung seperti plastik atau bahan lentur lain
yang kedap cairan. Dengan teknik ringtang melalui ikatan dan jahitan
akan muncul corak yang beragam. Pada saat mencelup janngan llupa
menggunakan sarung tangan plastik, agar racun yang terkandung dalam
zat pewarna tidak meresap ke dalam tubuh melalui pori-pori tangan.
2) Colet, Colet adalah cara memberi warna pada bagian-bagian tertentu
di permukaan kain. Alat yang digunakan adalah kuas. Pencoletan
biasanya dilakukan untuk mewarnai bagian corak yang kecil atu terlalu
sedikit bila harus dicelup. Pada umumnya teknik pewarnaan pada ikat-
celupsering dilakukan dengan memadukan colet dan celup untuk
mendapatkan kain dengan corak yang kaya warna
3. Penyelesaian akhir
a) Lepaskan ikatan dan penutup ( Pastik maupun press )
b) Jemur kain tetapi jangan sampai terkena sinar matahari langsung
(anginanginkan)
c) Setelah kering setrika kain agar terlihat rapi
d) Pada tepi pada kain di roll kan pada penjahit
Langkah-langkah :
 Langkah yang pertama :
1. Membuat motif bunga
2. Menjahit motif tersebut dengan teknik menjelujur
3. Menarik motif tersebut
4. Mengikat motif tersebut menggunakan tali rapiah
5. Ulangi sampai motif yang lain

 Langkah yang kedua:


1. Mengikat kelereng dengan tali rapiah
2. Ulangi ikat kelereng sampai tiga kali
3. Dan seterusnya pada bagian yang lain
 Langkah ketiga:
1. Rendam baju yang bermotif tersebut kedalam air bersih agar tidak
kaku selama 5 menit
2. Angkat baju dari rendaman tersebut lalu ditiriskan
3. Panaskan air kedalam wajan sampai mendidih
4. Tuangkan 2 bungkus wantek kuning kedalam air tersebut
5. Aduk-aduk
6. Angkat wajan tersebut
7. Masukan baju kedalam wajan yang sudah dituangkan wantek
8. Diamkan selama 1 jam sampai dingin
9. Angkat baju tersebut dari wajan yang berisi air wantek
10. Bilas kedalam ember yang berisi air bersih
11. Lalu keringkan dicahaya matahari
 Langkah yang keempat:
1. Setelah baju sudah kering langkah selanjutnya mewarnai moti
bunga pada baju dengan warna coklat
2. Masukan air kedalam wajan
3. Panaskan sampai mendidih
4. Tuangkan wantek yang berwarna coklat
5. Celupkan motip pada baju tersebut
6. Bilas dengan air bersih
7. Lalu keringkan kembali
8. Setelah kering buka ikatan pada motif tersebut

7. Pola lipatan
8. Hasil Karya
Tampak depan Tampak belakang
9. Penutup
 Kesimpulan
Kesimpulan nya adalah kita harus selalu melestarikan budaya
dan seni kita agar tidak punah, salah satunya melestarikan seni
Tie Dye dengan cara mengetahui cara pembuatannya, alat dan
bahan yang diperlukan, teknik-tekniknya, dan kita harus bisa
membuatnya untuk menambah kreatifitas kita dalam bidang
seni.

 Saran
Teknik dalam pembuatan Tie Dye masih banyak
menggunakan teknik yang tradisional. Teknik tersebut sangat
tidak efektif di zaman sekarang. Seharusnya teknik tradisonal
harus dikembangkan agar dalam proses pembuatannya tidak
terlalu merepotkan.

Anda mungkin juga menyukai