Anda di halaman 1dari 6

Apakah ada dasar hukum yang mengatakan karyawan baru masuk harus langsung di-medical check up

dan biaya medical check up tersebut harus berasal dari perusahaan? atau apakah sesuai dengan UU No.
1/1970 yang menyatakan bahwa medical check up dilakukan setelah karyawan bekerja selama 1 (satu)
tahun dan medical check up dilakukan setiap tahun?

Pemeriksaan kesehatan kerja yang wajib ada 3 yaitu pemeriksaan kesehatan sebelum kerja,
pemeriksaan kesehatan berkala dan pemeriksaan kesehatan khusus. Oleh karena itu, tidak ada
kewajiban bagi perusahaan untuk melakukan pemeriksaan kesehatan kepada pekerja yang baru bekerja
di perusahaan tersebut. Biaya pemeriksaan kesehatan kerja ini ditanggung oleh pengurus. Pengurus
adalah orang yang mempunyai tugas memimpin langsung sesuatu tempat kerja atau bagiannya yang
berdiri sendiri.

Mengenai medical check up atau yang disebut pemeriksaan kesehatan, kita merujuk pada beberapa
peraturan berikut ini:

1. Undang-Undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja (“UU Keselamatan Kerja”);

2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 50 Tahun 2012 Tentang Penerapan Sistem
Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (“PP Keselamatan Kerja”);

3. Peraturan Menteri Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Nomor Per.02/Men/1980 Tahun 1980 tentang
Pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja Dalam Penyelenggaraan Keselamatan Kerja (“Permen 2/1980”);

4. Peraturan Menteri Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor Per.03/Men/1982
Tahun 1982 tentang Pelayanan Kesehatan Tenaga Kerja (“Permen 3/1982”).

Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang selanjutnya disingkat K3 adalah segala kegiatan untuk menjamin
dan melindungi keselamatan.[1]

Kesehatan kerja merupakan bagian dari keselamatan kerja. Hal ini dapat dilihat dari syarat-syarat
keselamatan kerja salah satunya adalah untuk memelihara kebersihan, kesehatan dan ketertiban.[2]

Keselamatan kerja ini berlaku dalam tempat kerja di mana:[3]

a. dibuat, dicoba, dipakai atau dipergunakan mesin, pesawat, alat, perkakas, peralatan atau instalasi
yang berbahaya atau dapat menimbulkan kecelakaan, kebakaran atau peledakan;
b. dibuat, diolah, dipakai, dipergunakan, diperdagangkan, diangkut atau disimpan bahan atau barang
yang: dapat meledak, mudah terbakar, menggigit, beracun, menimbulkan infeksi, bersuhu tinggi;

c. dikerjakan pembangunan, perbaikan, perawatan, pembersihan atau pembongkaran rumah, gedung


atau bangunan lainnya, termasuk bangunan pengairan, saluran atau terowongan di bawah tanah dan
sebagainya atau di mana dilakukan pekerjaan persiapan;

d. dilakukan usaha : pertanian, perkebunan, pembukaan hutan, pengerjaan hutan, pengolahan kayu
atau hasil hutan lainnya, peternakan, perikanan dan lapangan kesehatan;

e. dilakukan usaha pertambangan dan pengolahan : emas, perak, logam atau bijih logam lainnya, batu-
batuan, gas, minyak atau mineral lainnya, baik di permukaan atau di dalam bumi, maupun di dasar
perairan; dilakukan pengangkutan barang, binatang atau manusia, baik di daratan, melalui terowongan,
di permukaan air, dalam air maupun di udara;

f. dikerjakan bongkar-muat barang muatan di kapal, perahu, dermaga, dok, stasiun atau gudang;

g. dilakukan penyelaman, pengambilan benda dan pekerjaan lain di dalam air;

h. dilakukan pekerjaan dalam ketinggian di atas permukaan tanah atau perairan;

i. dilakukan pekerjaan di bawah tekanan udara atau suhu yang tinggi atau rendah;

j. dilakukan pekerjaan yang mengandung bahaya tertimbun tanah, kejatuhan, terkena pelantingan
benda, terjatuh atau terperosok, hanyut atau terpelanting;

k. dilakukan pekerjaan dalam tangki, sumur atau lobang;

l. terdapat atau menyebar suhu, kelembaban, debu, kotoran, api, asap, uap, gas, hembusan angin,
cuaca, sinar atau radiasi, suara atau getaran;

m. dilakukan pembuangan atau pemusnahan sampah atau limbah;

n. dilakukan pemancaran, penyiaran atau penerimaan radio, radar, televisi atau telepon;

o. dilakukan pendidikan, pembinaan, percobaan, penyelidikan atau riset (penelitian) yang


menggunakan alat teknis;

p. dibangkitkan, diubah, dikumpulkan, disimpan, dibagi-bagikan atau disalurkan listrik, gas, minyak
atau air;

q. diputar film, dipertunjukkan sandiwara atau diselenggarakan rekreasi lainnya yang memakai
peralatan, instalasi listrik atau mekanik.
Pemeriksaan Kesehatan Kerja

Pemeriksaan kesehatan kerja merupakan bagian dari pelayanan kesehatan kerja yang menjadi hak
setiap tenaga kerja dan merupakan kewajiban pengurus.[4] Yang dimaksud dengan pengurus adalah
orang yang mempunyai tugas memimpin langsung sesuatu tempat kerja atau bagiannya yang berdiri
sendiri.[5]

Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Kerja dapat:[6]

a. Diselenggarakan sendiri oleh pengurus;

b. Diselenggarakan oleh pengurus dengan mengadakan ikatan dengan dokter atau Pelayanan
Kesehatan lain;

c. Pengurus dari beberapa perusahaan secara bersama-sama menyelenggarakan suatu Pelayanan


Kesehatan Kerja.

Kemudian, pejabat yang ditunjuk oleh Menteri Tenaga Kerja untuk melaksanakan UU Keselamatan Kerja
(“Direktur”) mengesahkan cara penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Kerja sesuai dengan keadaan.[7]
Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Kerja dipimpin dan dijalankan oleh seorang dokter yang disetujui
oleh Direktur.[8] Kemudian Pengurus wajib menyampaikan laporan pelaksanaan Pelayanan Kesehatan
Kerja kepada Direktur.[9]

Pemeriksaan kesehatan kerja itu sendiri ada 3 macam, yaitu:[10]

1. Pemeriksaan Kesehatan Sebelum Kerja

Pemeriksaan kesehatan sebelum kerja adalah pemeriksaan kesehatan yang dilakukan oleh dokter
sebelum seorang tenaga kerja diterima untuk melakukan pekerjaan.

Pemeriksaan Kesehatan sebelum bekerja ditujukan agar tenaga kerja yang diterima berada dalam
kondisi kesehatan yang setinggi-tingginya, tidak mempunyai penyakit menular yang akan mengenai
tenaga kerja lainnya, dan cocok untuk pekerjaan yang akan dilakukan sehingga keselamatan dan
kesehatan tenaga kerja yang bersangkutan dan tenaga kerja lain-lainnya yang dapat dijamin.

2. Pemeriksaan Kesehatan Berkala

Pemeriksaan kesehatan berkala adalah pemeriksaan kesehatan pada waktu-waktu tertentu terhadap
tenaga kerja yang dilakukan oleh dokter.
Pemeriksaan kesehatan berkala dimaksudkan untuk mempertahankan derajat kesehatan tenaga kerja
sesudah berada dalam pekerjaannya, serta menilai kemungkinan adanya pengaruh-pengaruh dari
pekerjaan seawal mungkin yang perlu dikendalikan dengan usaha-usaha pencegahan.

Semua perusahaan harus melakukan pemeriksaan kesehatan berkala bagi tenaga kerja sekurang-
kurangnya 1 tahun sekali kecuali ditentukan lain oleh Direktur Jenderal Pembinaan Hubungan
Perburuhan dan Perlindungan Tenaga Kerja.

3. Pemeriksaan Kesehatan Khusus

Pemeriksaan kesehatan khusus adalah pemeriksaan kesehatan yang dilakukan oleh dokter secara
khusus terhadap tenaga kerja tertentu.

Pemeriksaan kesehatan khusus dimaksudkan untuk menilai adanya pengaruh-pengaruh dari pekerjaan
tertentu terhadap tenaga kerja atau golongan-golongan tenaga kerja tertentu.

Pemeriksaan Kesehatan Khusus dilakukan pula terhadap:

a. tenaga kerja yang telah mengalami kecelakaan atau penyakit yang memerlukan perawatan yang
lebih dari 2 (dua minggu).

b. tenaga kerja yang berusia diatas 40 (empat puluh) tahun atau tenaga kerja wanita dan tenaga kerja
cacat, serta tenaga kerja muda yang melakukan pekerjaan tertentu.

c. tenaga kerja yang terdapat dugaan-dugaan tertentu mengenai gangguan-gangguan kesehatannya


perlu dilakukan pemeriksaan khusus sesuai dengan kebutuhan.

Menjawab pertanyaan Anda, memang tidak ada kewajiban melakukan pemeriksaan kesehatan kepada
pekerja yang baru masuk bekerja. Yang ada adalah pemeriksaan sebelum kerja dan pemeriksaan berkala
sekurang-kurangnya 1 tahun sekali.

Biaya Pemeriksaan Kesehatan

Mengenai biaya pemeriksaan kesehatan, pengurus yang bertanggung jawab atas biaya yang diperlukan
terhadap pemeriksaan kesehatan berkala atau pemeriksaan kesehatan khusus yang dilaksanakan atas
perintah baik oleh Pertimbangan Kesehatan Daerah ataupun oleh Majelis Pertimbangan Kesehatan
Pusat.[11]

Sanksi

Bagi perusahaan atau pengurus yang melanggar ketentuan mengenai kewajiban memberikan pelayanan
kesehatan kerja termasuk pemeriksaan kesehatan kerja, dapat dihukum dengan hukuman kurungan
selama-lamanya tiga bulan atau denda setinggi-tingginya Rp. 100.000.[12] Tindakan pidana tersebut
adalah pelanggaran.

Dasar Hukum:

1. Undang-Undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja;

2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 50 Tahun 2012 Tentang Penerapan Sistem
Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja;

3. Peraturan Menteri Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Nomor Per.02/Men/1980 Tahun 1980 tentang
Pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja Dalam Penyelenggaraan Keselamatan Kerja;

4. Peraturan Menteri Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor Per.03/Men/1982
Tahun 1982 tentang Pelayanan Kesehatan Tenaga Kerja.

[1] Pasal 1 angka 2 PP Keselamatan Kerja.

[2] Pasal 3 ayat (1) huruf l UU Keselamatan Kerja.

[3] Pasal 2 ayat (2) UU Keselamatan Kerja.

[4] Pasal 3 jo. Pasal 2 Permen 3/1982.

[5] Pasal 1 angka 2 UU Keselamatan Kerja.

[6] Pasal 4 ayat (1) Permen 3/1982.

[7] Pasal 4 ayat (2) Permen 3/1982.


[8] Pasal 5 Permen 3/1982.

[9] Pasal 7 ayat (1) Permen 3/1982.

[10] Pasal 8 UU Keselamatan Kerja jo. Pasal 1 huruf a, b, dan c Permen 2/1980.

[11] Pasal 9 Permen 2/1980.

[12] Pasal 10 Permen 2/1980 jo. Pasal 15 UU Keselamatan Kerja jo. Pasal 10 Permen 3/1982.

Anda mungkin juga menyukai