JABATAN FUNGSIONAL
APOTEKER '
EUMPULAN PERATURAN
lABATAN FUNGSIONAL
APOTEEER
DIREKTORAT JENDERAL
BINA KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN
DEPARTEMEN KESEHATAN Rl
TAHUN 2009
KATAPENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang
senantiasa memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga revisi dan
penyusunan kembali "Peraturan Jabatan Fungsional Apoteker" telah
dapat dtseiesaikan.
Kata Pengantar
Daftarisi ii '-v
Tim Penyusun vi
III
Lampiran il Surat Pernyataan Melakukan Kegiatan Pekerjaan
Kefarmasian 120
iv
BAB III TugasPokokDan Jenjang Jabatan/PangkatApoteker 149
V
Lampiran VI Tata Cara Pengangkatan Kemball Dalam Jabatan
FungsionalApoteker 233
Lampiran VII Tata Cara Pemberhentlan Darl Jabatan Fungslonal
Apotaker 245
Lampiran VIII Tata Keija Dan Tata Cara Penilaian 257
Lampiran IX Perhitungan Dan Penetapan Angka Kredit Dalam
Jabatan FungsionalApoteker 273
Lampiran X Formulir Dan Cara Pengisian Formulir 279
Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 54 Tahun 2007
Tentang Tunjangan Jabatan Fungsional Dokter, Dokter Gigi,
Apoteker, Asisten Apoteker, Pranata Laboratorium Kesehatan!
Epidemiolog Kesehatan, Entomolog Kesehatan, Sanitarian!
Administrator Kesehatan. Penyuluh Kesehatan Masyarakat, Perawat
Gigi, Nutrisionis, Bidan, Perawat, Radiografer, Perekam Medis, dan
Teknisi Elektromedis '
Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 34 Tahun 2008
Tentang Tunjangan Jabatan Fungsional Fisioterapis, Refraksionis
Optisien, Terapis Wicara, Okupasi Terapis, Ortotis Prostetis, Teknisi
Transfusi Darah dan Teknisi Gigi 337
Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 42 Tahun 2009
Tentang Tunjangan Jabatan Fungsional Psikolog Klinis, Fisikawan
Medis, dan Dokter Pendidik Klinis 353
Keputusan Direktur Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan
Nomor: HK.02.03/1/006.1/09 Tentang Pembentukan Tim Penilai
Angka Kredit Jabatan Fungsional Apoteker Di Lingkungan
Departemen Kesehatan Rl dan Di Luar Departemen Kesehatan Rl 363
VI
TIM PENYUSUN
ANGKA KREDITNYA
VII
-ri.
MENTERI NEGARA
PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA
REPUBLIK INDONESIA
TENTANG
MEMUTUSKAN:
Pasal 1
Pasal 2
Pasal 3
Pasal 4
Pasal5
BAB III
UNSUR DAN SUB UNSUR KEGIATAN
Pasal 6
10
2. Reran serta dalam seminar/lokakarya di bidang
kefarmasian/kesehatan;
3. Keanggotaan dalam organisasi profesi Apoteker;
4. Keanggotaan dalam Komite Farmasi dan Terapi
(KFT)dan atau kepanitiaan lainnya;
5. Keanggotaan dalam Tim Penilai Jabatan
Fungsional Apoteker;
6. Perolehan gelar kesarjanaan lainnya; dan
7. Perolehan penghargaan/tanda jasa.
BAB IV
JENJANG JABATAN DAN PANGKAT
Pasal 7
11
b. Apoteker Muda, terdiri dari:
1. Penata, golongan ruang ill/c;
2. Penata Tingkat I, golongan ruang lli/d.
12
BABV
RiNCIAN KEGIATAN DAN UNSUR YANG DiNILAi
Pasaf 8
13
14. Pelayanan jarak jauh (Remote Service):
15. Pelayanan di tempat tinggal(Home care);
16. Ambulatory services;
17. Swamedikasi; dan
18. Pelayanan paliatif.
14
metode pembuatan dalam rangka
Menetapkan Master Formula Sediaan
Farmasi;
11. Merencanakan keglatan dan kebutuhan
bahan baku dalam rangka Produksi Sediaan
Farmasi Non Steril;
12. Mengolah bahan-bahan dalam rangka
Produksi Sediaan Farmasi Non Steril;
13. Merencanakan kegiatan sterilisasi dan
' kebutuhan bahan-bahan dalam rangka
Sterilisasi Sentral;
14. Uji sterilisasi dalam rangka Sterilisasi Sentral;
15. Uji mutu secara organoleptis dalam rangka
Uji Mutu Bahan Baku;
16. Uji mutu secara organoleptis dalam rangka
Uji Mutu Sediaan Obat Jadi;
17. Uji mutu dalam proses produksi secara
organoleptis dalam rangka Uji Mutu Sediaan
Obat Jadi;
18. Memeriksa perbekalan farmasi dalam rangka
Penerimaan Perbekalan Farmasi;
19. Mengelompokkan perbekalan farmasi dalam
rangka Penyimpanan Perbekalan Farmasi;
20. Mengkaji permintaan perbekalan farmasi
dalam rangka Pendistribusian Perbekalan
Farmasi;
21. Membuatjadwal penghapusan dalam rangka
Penghapusan Perbekalan Farmasi;
22. Penyusunan laporan kegiatan pengelolaan
perbekalan farmasi;
23. Mengkaji resep dalam rangka Dispensing;
24. Memeriksa obat dalam rangka Dosis Unit;
15
25. Menghitung kebutuhan komponen dalam
rangka Sedlaan Nutrisi Parenteral Total;
26. Mengemas sediaan nutrisi parenteral total
dalam rangka Sediaan Nutrisi Parenteral
Total;
27. Mengemas obat dalam rangka Sediaan
Sitostatika;
28. Visite ke ruang rawat;
29. Pelayanan informasi obat(PIO);
30. Konseling obat;
31. Konsultasi dengan dokter, perawat dan
tenaga kesehatan lainnya;
32. Mengumpulkan dan menganalisa data dalam
rangka Evaluasi Penggunaan Obat;
33. Mendokumentasikan hasil evaluasi dalam
rangka Evaluasi Penggunaan Obat;
34. Menelusuri catatan medik dalam rangka
Pemantauan Penggunaan Obat;
35. Pelayanan jarak jauh (Remote Services);
36. Pelayanan di tempat tinggal(Home Care);
37. Ambulatory services;
38. Swamedikasi; dan
39. Pelayanan paliatif.
16
4. Menilai barang droping/sumbangan dalam
rangka Pengadaan Perbekalan Farmasi
Melalui Jalur Non Pembelian;
5. Uji coba formula dalam rangka Menetapkan
Formula Induk (Master Formula) Sediaan
Farmasi:
6. Menganalisis/mengkajl bahan baku dan
teknik pembuatan dalam rangka Produksi
Sediaan Farmasi Non Steril;
7. Memeriksa label/penandaan dalam rangka
Produksi Sediaan Farmasi Non Steril;
8. Merencanakan kegiatan produksi dan
kebutuhan bahan-bahan dalam rangka
Produksi Sediaan Steril;
9. Mengolah bahan baku dalam rangka
Produksi Sediaan Steril;
10. Uji kualitatif bahan baku dalam rangka Uji
Mutu Bahan Baku;
11. Uji kuantitatif bahan baku dalam rangka Uji
Mutu Bahan Baku;
12. Uji kualitatif obat jadi dalam rangka Uji Mutu
Sediaan Obat Jadi;
13. Uji kuantitatif obatjadi dalam rangka Uji Mutu
Sediaan Obat Jadi;
14. Membuat rekomendasi uji mutu;
15. Memeriksa catatan atau bukti perbekalan
farmasi dalam rangka Penyimpanan
Perbekalan Farmasi;
16. Menganalisis daftar usulan perbekalan
farmasi dalam rangka Penghapusan
Perbekalan Farmasi;
17. Evaluasi kegiatan pengelolaan perbekalan
farmasi;
17
18. Memeriksa perbekalan fanmasi dalam rangka
Dispensing Resep individual;
19. Menyerahkan perbekalan farmasi dalam
rangka Dispensing Resep Individual;
20. Menyerahkan obat dalam Rangka Dispensing
Dosis Unit;
21. Merekapitulasi rincian pemakaian obat dan
biayanya dalam rangka Dispensing Dosis
Unit;
22. Meracik/mencampur komponen-komponen
dalam rangka Sediaan Nutrisi Parenteral
Total;
23. Membaca jadwal pemberian dan menghitung
jumlah pelarutnya dalam rangka Sediaan
Intravena;
24. Mengemas obat dalam rangka Sediaan
Intravena;
25. Membaca protokol kemoterapi dalam rangka
Sediaan Sitostatika;
26. Menghitung dosis sediaan farmasi dalam
rangka Sediaan Sitostatika;
27. Mengawasi proses pembuangan limbah
dalam rangka Sediaan Sitostatika;
28. Visit ke ruang rawat;
29. Pelayanan informasi obat(PIO);
30. Konseling obat;
31. Konsultasi dengan dokter, perawat dan
tenaga kesehatan lainnya;
32. Mengidentifikasi skala prioritas dan
menyusun indikator/kriteria dalam rangka
Evaluasi Penggunaan Obat;
33. Merekomendasikan rencana intervensi dalam
rangka Evaluasi Penggunaan Obat;
18
34. Menganalists, menyimpulkan dan mereko-
mendasikan upaya intervensi dalam rangka
Pemantauan Penggunaan Obat;
35. Mengklanfikast laporan efek samping obat
dalam rangka Monitoring Efek Samping Obat
(MESO):
36. Menganalisis mekanisme kerja, memantau
dan merekomendasikan upaya intervensi
dalam rangka Monitoring Efek Samping Obat
(MESO);
37. Memeriksa kadar obat dalam rangka
Pemantauan Kadar Obat dalam Darah;
38. Menidentifikasi skala prioritas dalam rangka
Menganalisis Efektifitas-Biaya;
39. Mengumpulkan, mengolah dan
membandingkan data-data dalam rangka
Menganalisis Efektifitas-Biaya;
40. Menyusun laporan kegiatan farmasi klinik;
41. Pelayanan jarakjauh (Remote Services);
42. Pelayanan di tempat tinggal(Home Care);
43. Ambulatory services;
44. Swamedikasi; dan
45. Pelayanan paliatif.
19
4. Uji klinis obat jadi dalam rangka Uji Mutu
Sediaan Obat Jadi;
5. Mengawasi proses pemusnahan dalam
rangka Penghapusan Perbekalan FarmasI;
6. Membaca dan mengkaji daftar terapi dalam
rangka Dispensing Dosis Unit;
7. Merekonstitusi obat dalam rangka Sediaan
Intravena;
8. Mengemas obat dalam rangka Sediaan
Intravena;
9. Merekomendasi obat dalam rangka Sediaan
Sitostatika;
10. Memeriksa hasil rekonstitusi dalam rangka
Sediaan Sitostatika;
11. Visit ke ruang rawat;
12. Pelayanan informasi obat(PIG);
13. Konseling obat;
14. Konsultasi dengan dokter, perawat dan
tenaga kesehatan lainnya;
15. Merekomendasikan dosis terapi dalam
rangka Pemantauan Kadar Obat dalam
Darah;
16. Pelayanan Jarakjauh (Remote Services);
17. Pelayanan di tempat tinggal(Home Care);
18. Ambulatory services;
19. Swamedikasi; dan
20. Pelayanan paliatif.
20
penghapusan perbekalan farmasi dan atau dokumen,
memimpin instalasi farmasi dan sterliisasi (non
strukturai), melaksanakan kegiatan pengembangan
profesi dan penunjang tugas Apoteker diberikan
nilai angka kredit sebagaimana tersebut datam
Lampiran t Peraturan Menteri Negara Pendaya-
gunaan Aparatur Negara ini.
Pasai 9
Pasai 10
21
kefarmasian pada unit pelayanan kesehatan satu
tingkat dl atasjenjang jabatannya, angka kredit yang
diperoteh ditetapkan sebesar 80% (delapan puluh
persen) dari angka kredit setiap butir kegiatan yang
diiakukan, sebagaimana tersebut dalam Lampiran I
Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur
Negara ini.
22
Pasal 11
Pasal 12
23
b. Paling banyak 20% (dua puluh persen) angka
kredit berasal dari unsur penunjang.
24
Pasai 13
BAB Vi
PENILAIAN DAN PENETAPAN ANGKA KREDIT
Pasal 14
25
(2) Penilaian dan penetapan angka kredit terhadap setiap
Apoteker dilakukan paling kurang 1 (satu) kail dalam
setahun.
Pasal 15
26
d. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi bagi Apoteker
Pertama sampai dengan Apoteker Madya yang
bekerja pada peiayanan kefarmasian di
iingkungan Provinsi;
e. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota bagi
Apoteker Pertama sampai dengan Apoteker
Madya yang bekerja pada peiayanan kefarmasian
di Iingkungan Kabupaten/ Kota.
27
d. Tim Penilai Jabatan Fungsional Apoteker Provinsi
bagi Kepala DInas Kesehatan Provinsi.
selanjutnya disebut Tim Penilai Provinsi,
e. Tim Penilai Jabatan Fungsional Apoteker
Kabupaten/Kota bagi Kepala Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota,selanjutnya disebut Tim Penilai
Kabupaten/Kota;
Pasal 16
28
c. Dapat aktif meiakukan penilaian.
29
(9) Pembentukan dan susunan Anggota Tim Penilai
ditetapkan oleh:
a. Direktur Jenderal yang memblna pelayanan
kefarmasian Departemen Kesehatan atau Pejabat
Eselon li yang ditunjuk untuk Tim Penilai
Direktorat Jenderal dan Tim Penilai Sekretariat
Direktorat Jenderal Departemen Kesehatan;
b. Pimpinan Unit Pelayanan Kesehatan Depar
temen/ Lembaga Pemerintah Non Departemen
(LPND)selain Departemen Kesehatan (setingkat
eselon II) untuk Tim Penilai Instansi.
c. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi untuk Tim
Penilai Provinsi;
d. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota untuk
Tim Penilai Kabupaten/Kota;
Pasal 18
Pasal 19
30
Pasal 20
31
kepada Kepala Dinas Kesehatan Provinsi untuk angka
kredit Jabatan Apoteker Pertama sampai dengan
Apoteker Madya;
Pasal 21
BAB VII
PENGANGKATAN DALAM JABATAN APOTEKER
Pasal 22
32
Pasal 23
Pasal 24
33
jabatan Apotekerdilaksanakan sesual dengan formasi
jabatan Apoteker yang ditetapkan oleh Menteri yang
bertanggung jawab di bidang Pendayagunaan
Aparatur Negara setelah mendapat pertlmbangan
Kepala Badan Kepegawaian Negara;
Pasal 25
34
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adaiah sama
dengan pangkat yang dimilikinya. dan jenjang
jabatannya ditetapkan sesuai dengan jumlah angka
kredit yang ditetapkan oieh pejabat yang berwenang
menetapkan angka kredit.
Pasal 26
35
BAB VIII
PEMBEBASAN SEMENTARA, PENGANGKATAN KEMBAU,
DAN PEMBERHENTIAN DARIJABATAN APOTEKER
Pasai 27
Pasal 28
36
a. Dijatuhi hukuman disiplin tingkat sedang atau
tingkat berat berupa penurunan pangkat;
b. Diberhentikan sementara sebagai Pegawai
Negeri Sipii;
c. Ditugaskan secara penuh di luar jabatan
Apoteker;
d. Menjalani cut! di luar tanggungan negara, kecuali
untuk persaiinan keempat dan seterusnya; atau
e. Menjalani tugas belajar lebih dari6(enam)bulan.
Pasal 29
37
ayat(3), dengan menggunakan angka kreditterakhir
yang dimiliki dan/atau angka kredit dari prestasi kerja
di bidang pelayanan kefarmasian Apoteker yang
diperoleh selama pembebasan sementara setelah
ditetapkan oleh pejabat yang berwenang menetapkan
angka kredit.
Pasal 30
Pasal 31
38
BAB IX
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 32
Pasal 33
BABX
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 34
39
Pasal 35
MENTERI NEGARA
^N APARATUR NEGARA
AUFIQ EFFENDI
40
LAMPIRAN I : PERATURAN MENTERI NEGARA
PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA
NOMOR : PER/07/M.PAN/4/2008
TANGGAL ; 16 April 2008
SATUAN ANGKA
m UNSUR SUB UNSUR BUTIR KEGtATAN REtAKSANA
HAStt KREOIT
1 PENDIDIKAN A. Pendidlkan sekolah dan 1. Strata 3(S-3) Farmasi/Doktor ijazah 200.000 Semua Jenjang
mempfifoleh ijazah atau gelar Farmasi
2. Apoteker Ijazah 150.000 Semua Jenjang
B. Pengelolaan 1. Pemilihan
Perbekalan Farmasi a. Perbekalan Farmasi
SATUAN anoka
BUTIR KEGIATAN PELAKSANA
uo UNsUtl dUB tiNSUR HASfL KREDIT
b. Pomasok
- Inventarisasi Tiap daftar 0.008 Apt. Pertama
- Meniiai mutu Tiap daftar 0.007 Apt. Muda
2. Perencanaan
• Mengolah data Tiap paket 0.009 Apt. Pertama
- Menyusun rencana kebutuhan Tiap paket 0.020 Apt. Muda
• Menyajikan rancangan Tiap 0.040 Apt. Madya
rancangan
ro
3. Pengadaan
a. Pembelian
- Membuat surat pasanan Tiap surat 0.004 Apt. Muda
pesanan
• Menganalisa usulan pembelian Tiap paket 0.010 Apt. Madya
- Meretur (mengembalikan) Tiap nota 0.005 Apt. Muad
perbekalan farmasi yang tidak retur
sesuai persyaratan/spesifikasi
b. Note Pembelian
- Menilai barang droping/ Tiap paket 0.010 Apt. Madya
sumbangan
- Mengajukan usulan obat Tiap paket 0.010 Apt. Muda
program
- Meretur (mengembalikan) Tiap nota 0.004 Apt. Muda
perbekalan farmasi yang tidak retur
sesuai persyaratan/spesifikasi
: dATiii: ANOKA
NO mB BUtlUKI^OfAtAN lllllllllll
liiiiii
c. Produksi Sediaan Farmasi
2) Non steril
• Merencanakan kegiatan dan Tlap rencana 0.010 Apt. Muda
kebuluhan bahan baku
• fyienganalisis /mengkajl bahan Tiap iaporan 0.020 Apt. Madya
O) baku dan teknik pembuatan
• Mangolah bahan-bahan Tiapobatjadi 0.010 Apt. Muda
• Memerlksa label/penandaan Tiap obat jadi 0.004 Apt. Madya
sediaan farmasi
3) Steril
- Merencanakan kegiatan Tiap rencana 0.023 Apt. Madya
produksi dan kebuluhan bahan baku
• Menganalisis/mengka^ bahan baku Tiap rencana 0.027 Apt. Utama
• Mengolah bahan baku Tiap rencana 0.040 Apt. Madya
- Memeriksa label/penandaan Tiap obat jadi 0.010 Apt. Utama
4. Sterillsasisentral
• Merencanakan kegiatan sterilisasi Tiap rencana 0.020 Apt. Muda
sentral dan k^utuhan bahan-bahan
SATUAN ANGKA
NO UNSUR UN^R BUTIRKEOfATAN PEtAKSANA
HASIL KRIEOIT
6. Uji mutusadlaanobatjadi
a) Uji mutu secara organoleptis Tiap laporan 0.003 Apt. Muda
b) Uji mutu dalam proses produksi Tiap laporan 0.004 Apt. Muda
8. Penerimaan
9. Penyimpanan
10. Pendistribusian
• Mengkaji permintaan perbekalan Tiap paket 0.004 Apt. Muda
fermasi
11. Penghapusan
a. Merekapltuiasldaftarusulan Tiap paket 0.008 Apt. Pertama
b. Menganalisis daflarusulan Tiap paket 0.020 Apt. Madya
c. Membuat jadwal penghapusan Tiap paket 0.004 Apt. Muda
d. Mengawasi proses pemusnahan Tiap laporan 0.200 Apt. Utama
Ol
12. Panyusunan laporan kegiatan Tiap laporan 0.020 Apt. Muda
ptngalalaan perbakalanNrmasi
e. Sediaan SItostatika
• Membaca protokol kemoterapi Tiap lembar 0.002 Apt. Madya
permintaan
• Menghitung dosis sediaan farmasi Tiap obat 0.002 Apt. Madya
• Merekonstitusi obat Tiap obat 0.007 Apt. Utama
• Memeriksa hasil rekonstitusi Tiap sediaan 0.005 Apt. Utama
MO kimm dUB umm BATOAM AMiii
BUmKEGtATAM
HABtU KRiil RELAKBAMA
• Mengemas obat Tiap obat 0.003 Apt. Muda
• Mengawasi proses pembuangan Tlap laporan 0.006 Apt. Madya
limbah
D. Pelayanan Farmasi Khusus 1. Pelayanan Kefarmasian Jarak Jauh Tiap pasien 0.003 Semua jenjang
{Remote aervlee)
F. Pelaksanaan tugas diten^at Malaksanakan tugas ditempat yang Tiap tahun 0.500 Semua jenjang
yang mempunyai resikotinggi mempunyai resiko tinggi dan atau rawan
dan atau rawan
a Menjadi saksi dalam penghapusan ManjadI saksi dalam penghapusan Tiap berita 0.390 Semua jenjang
perbakalan farmasi dan atau dokumannya acara
parbekaian Mrmasi dan atau
dokumennya
H. Mamimpin satuan unit karja Mamimpin satuan unit karja Tiap tahun 0.017 Apt Muda
Apt. Madya
Apt Utama
b. Dalam majalah ilmiah yang diakui Tiap naskah 4.000 Semua Jenjang
deh Lembaga l!mu Pefigalahuan Indonesia
2. Menerjemahkan/menyadurbuku
atau bahan lainnya di bidang
kefarmasian/kesehatan yang
tidak dipublikasikan:
a. Dalam bentuk buku Tiap buku 3.500 Semua Jenjang
b. Dalam bentuk makalah Tiap makalat 1.500 Semua Jenjang
C. Membuat buku pedoman/petunjuk Membuat buku pedoman/petunjuk Tiap naskah 2.000 Semua Jenjang
petaksanaan/teknis di bidang pelaksanaan / teknis di bidang
pelayanan kefarmasian pelayanan kefarmasian
D. Mensmukan atau mengembangkan Menemukan atau mengembangkan Tlap kali 5.000 Semua Jenjang
teknologi tepat guna di bidang teknologi tepat guna di bidang kefarmasan
kefarmasian
2. Mengikuti/berperanseita sebagai
delegasi ilmiah,sebagai:
a. Ketua Tiap kali 1.500 Semua Jenjang
SATUAN ANGKA
NO UNSUN SUB iimjR BUTiR KEGIATAN PELAKSANA
HASIL KREDJT
C. KeanggotaandalamKomite Koanggotaan dalam Komite Farmasi Tiap tahun 0.750 Semua Jenjang
Farmasi dan Terapi(KPT)atau dan Terapi(KFT)atau kepanitian
kepanitian iainnya Iainnya
D. Keanggotaandalamorganisasi 1. TingkatNasional/lnternaslonal,
profesiApotekcr sebagai:
a. Pengurus aktif Tiap tahun 1.000 Semua Jenjang
b. Anggota aktif Tiap tahun 0.750 Semua Jenjang
2. Tingkat Prov/Kab/Kota,sebagai:
a. Pengurus aktif Tiap tahun 0.500 Semua Jenjang
b. Anggota aktif Tiap tahun 0.350 Semua Jenjang
E. Keanggotaan dalam Tim Penllal 1. Ketua/Wakil Ketua/Sekretaris Tiap tahun 1.000 Apt. Utama
Angka Kredit Jabatan Fungsional 2. Anggota Tiap tahun 0.750 Apt. Muda
Apoteker,sebagal: Apt. Madya
Apt. Utama
Ol
o>
MENTERINEGARA
UNAAN APARATUR NEGARA
m
TAUFIQEFFENDI
LAMPIRAN II : PERATURAN MENTERI NEGARA
PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA
NOMOR : PER/07/M.PAN/4/2008
TANGGAL:15 April 2008
Apoteker
NO UNSUR PERSENTASE Apoteker Muda Apoteker Madya Apoteker Utama
Pertama
A UTAMA
I Pendidikan
II Pekerjaan >80% 120 160 240 320 440 560 660 840
kefarmaslan
2 III Pengembangan
profesi
B PENUNJANG
Kegiatan yang
mendukung <20% 30 40 60 80 110 140 170 210
pelaksanaan
tugas Apoteker
Jumlah 100% 150 200 300 400 550 700 850 1050
MENTERI NEGARA
lUNAAN APARATUR NEGARA
TAUFIQEFFENDI
Mi
PERATURAN BERSAMA
MENTERI KESEHATAN
DAN
KERALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA
NOMOR 1113/MENKES/PB/XII/2008
NOMOR 26 TAHUN 2008
TENTANG
PETUNJUK PELAKSANAAN JABATAN FUNGSIONAL
APOTEKER DAN ANGKA KREDITNYA
MENTERI KESEHATAN
DAN
KERALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA,
55
Republik Indonesia Tahun 1974 Nomor 55,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 3041),sebagaimanatelah diubah dengan
Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
1999 Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 3890);
56
5. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1979
tentang Pemberhentian Pegawai Negeri Sipii
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
1979 Nomor 47, Tambahan Lembaran negara
Republik Indonesia Nomor 3149) sebagaimana
telah diubah dengan Peraturan Pemerintah
Nomor 1 Tahun 1994(Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1994 Nomor 1);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 1980
tentang Peraturan Disiplin Pegawai Negeri Sipil
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
1980 Nomor 50, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 3176);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994
tentang Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
1994 Nomor 22, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 3547);
58
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4019);
59
MEMUTUSKAN:
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
60
4. Sediaan fanmasi adalah obat, bahan obat, obat
tradisional, dan kosmetika.
62
BAB II
USUL PENILAIAN DAN PENETAPAN
ANGKA KREDIT
Pasal 2
63
b. surat pernyataan melakukan kegiatan
pengembangan profesi dan buktl fisiknya,
dibuat sesuai contoh formullr sebagaimana
tersebut pada Lampiran ill Peraturan
Bersama ini;
c. surat pernyataan melakukan kegiatan
penunjang tugas dan buktl fisiknya, dibuat
sesuai contoh formulir sebagaimana tersebut
pada Lampiran IV Peraturan Bersama ini;
d. surat pernyataan telah mengikuti pendidikan
dan pelatihan, dibuat sesuai contoh formulir
sebagaimana tersebut pada Lampiran V
Peraturan Bersama ini.
Pasal 3
Pasal 4
64
pejabat yang berwenang menetapkan angka
kredit, dibuat menumt contoh sebagalmana
tersebut datam Lampiran VI Peraturan Bersama
ini;
65
a. untuk kenaikan pangkat periode April, angka
kredit ditetapkan paling lambat pada buian
Januari tahun yang bersangkutan; dan
b. untuk kenaikan pangkat periode Oktober,
angka kredit ditetapkan paling lambat pada
bulan Juli tahun yang bersangkutan.
Pasal 6
66
berhalangan sehingga tidak dapat menetapkan angka
kredit sampai batas waktu yang ditentukan dalam
Pasal 5 ayat(2), angka kredit dapat ditetapkan oleh
pejabat lain satu tingkat dl bawahnya, yang secara
fungsional bertanggung jawab dl bidang kefarmasian
setelah mendapatkan delegasi atau kuasa dari
pejabat yang berwenang menetapkan angka kredit
atau atasan pejabat yang berwenang menetapkan
angka kredit.
BAB ill
TIM PENILAI
Pasal 8
67
pada ayat (2), dapat diangkat kembali setelah
melampaui tenggang waktu 1 (satu) masa
jabatan.
68
kompetensi daiam penilaian prestasi kerja
Apoteken
Pasal 9
Rasa!10
Pasal11
72
yang bersifat khusus atau keglatan yang
memeriukan keahiian tertentu.
BAB IV
KENAIKAN JABATAN/PANGKAT
Pasal 12
Pasal 13
73
(2) Kenaikan jabatan dari jenjang Apoteker Madya
menjadi ^oteker Utama ditetapkan oleh Presiden
seteiah mendapat pertimbangan teknis Kepala
BKN.
Pasal14
74
ditetapkan oleh Presiden seteiah mendapat
pertimbangan teknis Kepala BKN.
Pasal 15
76
(3) Apoteker yang mencapai angka kredit untuk
kenaikan jabatan/pangkat setingkat lebih tinggi
pada tahun pertama dalam masa jabatan/pangkat
yang didudukinya, pada tahun berikutnya
diwajibkan mengumpuikan angka kredit paling
rendah 20%{dua puluh person)darijumlah angka
kredit yang dipersyaratkan untuk kenaikan
jabatan/pangkat setingkat lebih tinggi yang
berasal dari kegiatan tugas pokok.
Pasal 16
Pasal 17
78
(3) Surat Keputusan pengangkatan pertama kali
dalam jabatan Apoteker dibuat menurut contoh
sebagaimana tersebut pada Lampiran VII
Peraturan Bersama ini.
Pasal 18
79
(3) Surat Keputusan pengangkatan Pegawai Negeri
Sipil dari jabatan lain ke dalam jabatan Apoteker
dibuat menurut contoh sebagaimana tersebut.
pada Lampiran VIII Peraturan Bersama ini.
Pasal 19
Pasal 20
80
(2) Asisten Apoteker yang akan beralih menjadi
Apoteker diberikan angka kredit65%(enam puiuh
lima persen) dari angka kredit kumulatif DIklat,
Tugas Pokok, dan Pengembangan Profesi
ditambah angka kredit ijazah Apoteker, dengan
tidak memperhitungkan angka kredit dari unsur
penunjang.
Pasal 21
Pasal22
82
a. dijatuhi hukuman disiplin Pegawai Negeii Sipii
dengan tingkat hukuman disipiin sedang atau
berat berupa jenis hukuman disiplin
penurunan pangkat;
b. dibertientikan sementara sebagai Pegawai
Negeri Sipil;
c. ditugaskan secara penuh di luar jabatan
Apoteker;
d. cuti di luartanggungan negara, kecuali untuk
persaiinan keempat dan seterusnya; atau
e. tugas belajar lebih dari 6(enam) bulan.
Pasal23
BAB VI
PENGANGKATAN KEMBALI DALAM JABATAN
Pasal24
Pasal 25
BAB Vil
KETENTUAN LAIN-LAIN
Pasal 26
86
Pasal 27
87
g. pengembangan sistem informasi jabatan
Apoteker;
h. fasilitasi pelaksanaan jabatan Apoteker;
i. fasilitasi pembentukan organisasi Apoteker;
j. fasilitasi kerjasama penyusunan dan
penetapan etika profesi dan kode etik
Apoteker;
k. melakukan monitoring dan evaluasi jabatan
Apoteker.
BAB VIII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 28
Pasal 29
88
PER/07/M.PAN/4/2008 sebagaimana tersebut pada
Lampiran XIII Peraturan Bersama ini.
Pasal 30
KERALA MENTERIKESEHATAN
BA^KEPEGAWAIAN NEGARA
89
CONTOH;
UMPtRANU
DARAR USUL PENETARVN ANGKA KREmT PERATURANBERSAMA
APOTEKER MENTERIKESEHATAN DAN
KERAU BAOAN KEPEGAWAIAN NE6ARA
NOMOR 1113MENKESff>BMi/200d
NOMOR 28TAHUN2008
TANGOAL 1C£SEMBER2008
DAFTAR USUL PENETAPAN AN6KA KREOIT
JABATAN APOTEKER PERTAMA
1 KETERANGAN PERORANGAN
1 NAMA
2 NIP
UNSUR UTAMA
1. PENDIDIKAN
1. LamanyalebihdariBBOjam
2. Lamanya antara 641 - 960 jam
3. Lamanya antara 401 - 640 jam
4. Lamanya antara 161 • 400 jam
5. Lamanya antara 81-160 jam
6. Lamanya antara 30 - 80 jam
JUMLAH
91
AN^KREOrrW£fft«^UT
no KEOIATAN PENOUSta, imfmM
ijm ma jama im 8ARU mm
2. PEKERJAAN KEFARMASIAN
a. Pertrekalan Farmasi
• Inventarisasi
2. Perencanaan
• Mengolah data
3. Sterilisasi sentral
- Mengawasi kegiatan
4. Penylmpanan
5. Penghapusan
1. Dispensing
a. Resep Individual
• Meracik obat
- Mendokumentaslkan
92
ANGKAKREDITMKNURI^
m UNSUR/$UB t/NSUR^UTIRfOcGiATAN PENGUSUL -nMPENILAI
im, SARU ^lAH um BARU
2. Home care
3. Ambulatory services
4. Swamedikasi
6. Pelayanan paliatif
E. Pengabdian Masyarakat
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
JUMLAH
93
AN6KAKRECrrft«HURUT
NO IWSUR/We UNSyR®UTIR Ke<3JATAN PENGUSUL mfPEWLAI
LAMA im mjn
3. PENGEMBANGANPROFESI
A. Membuat karya tulis/karya ilmiah di bidang
fcebirnBsian/kesehatan
1. Karya tulis/karya Bmiah basil penelitian,pengu ian,
survei atau evaluasi di bidang kefarmaslan/
kesehatan yang dipubfikasikan:
a. Dalam bentuk buku yang diterbitkan dan
diedarkan secara nasional
b. Oalam majalah ilmiah yang dtakui oleh Lembaga
llmu Pengetahuan Indonesia
Z Karya tulls 1 karya ilmiah basil penelitian,
pengujian, survei, atau evaluasi di bidang
kefarmasian/kesebatan yang tidak dipubiikasi-
kan:
a. Dalam bentuk buku
b. Dalam bentuk makaiah
3. Karya tuli^karya iitniab berupa tinjauan atau
uiasan ilmiah basil gagasan sendiri dibidang
kebirmasian/kesebatan yang dipublikasikan
a. Dalam bentuk buku yang diterbitkan dan
diedarkan secara nasional
b. Dalam majalah ilmiah yang diakui oleh Lembaga
llmu Pengetahuan Indonesia
4. Karya tuiis/karya ilmiah berupa tinjauan atau
uiasan ilmiah basil gagasan sendiri di bidang
kefarrrasian/kesehatan yang tidak dipublikasikan
a Dalam bentuk buku
b. Dalam bentuk makaiah
5. Membuat tuiisan ilmiah populer di bidang
kefarmasian/kesebatan yang disebarluaskan
meialui media massa.
6. Menyanraikan prasaran berupa tinjauan,gagasan
dan atau uiasan ilmiah daiam pertemuan iimiah.
B. Peneijemahan/penyaduran buku dan baban iainnya
di bidang kefarmasian/kesebatan
1. Menerjemahkan/menyadur buku atau bahan
Iainnya di bidang kefarmasian/kesebatan yang
dipublikasikan:
a. Dalam bentuk buku yang ditertjitkan dan diedar
kan secara nasional
b. Dalam bentuk majalah ilmiah yang diakui LIPI
2. Menerjemahkan/menyadur buku atau baban
Iainnya di bidang kefarmasian/kesebatan yang
tidak dipublikasikan.
a. Dalam bentuk buku
b. Dalam bentuk makaiah
3. Membuatabstrak tuiisan ilmiab yang dimuatdaiam
penerbitan
94
- ANQKAKREDnrii/ENURUT
NO UN8UIWSOfft^$UF5»UmKEOWrAN ?e«3«sui ^TWI»ENJLAI
LAtlift mam. LAMA BAi;u/ JUMLAH
C. Membuatbukupedoman/petut^ukpelaksanaan/
petunjukteknis di bidang pdayanan kefannaslan
D. Menemukan atau mengembangkan tefcnologi
tepat guna di bidang kefarmasian
E. Merumuskan sistem pelayanan kefarmasian
1. Merumuskan sistem pelayanan kefarmasian
yang mengandung nliai-nilai pembaharuan
2. Merumuskan sistem pelayanan kefarmasian
yang mengandung nilaiHiilai penyempumaan
atau perbaikan
F. Melakukan penyutuhan di bidang kefarmasian/
kesehatan
JUMLAH
II PENUNJAN6 TUGAS
b. Pembahas/mcderator/narasumber
c. Peseda
b. Anggota
95'
ANGKA KREOITMENURUT
NO UNSUR/SUB UNSUR/BUTW KEOfATAN PENGUSUt TIMP€NIIAI
lAMA SAftU iMK SARU JUMLAH
a. Strata 2(S-2)
b. Strata 2(S-2)
c. 10(Sepuluh tahun)
96
LAMPIRAN USUUBANAN YANG OINILAI:
3. DST
Tanggal
Pejabat Pengusul
NIP.
Tanggal
KetuaTim Penilai
NIP
Tanggal
Pejabat Penilai
NIP
97
LAMPIRANI.B
CONTOH; PERATURAN BERSAMA
DAFTAR USUL PENETARAN ANGKA KREDIT MENTERIKESEHATANDAN
APOTEKER kefala badan kepegawaian negara
NOMOR 1113AV£NKESff>BO(Ba008
NOMOR 28TAHUN2008
TANGGAL 1 DESEMBER2008
Instan
1
KETERANGAN PERORANGAN
1 NAMA
2 NIP
g
LAMA
MASA KERJA
golongan BARU
10 UNIT KERJA
UNSUR UTAMA
1. PENDIDIKAN
98
ANOKAKREWTMENURUT
NO UNSUB/SOB JUNSUFyeUTIR'tCEGWAN TIM PEhBLAI
ma lAMA 8AR.U AIiytLAH
2. PEKERJAAN KEFARMASIAN
a. Perbekalan Famiasi
- Menilai mutu
2. Perencanaan
• Mengolah bahan-bahan
4. Steriiisasi sentral
- Uji steriiisasi
99
m UNSUWSU8 UNSUWBOTR KeOJAT/W
vm mi mm im. 8^8
- Memeriksa obat
- Mengemas obat
2. Visite ke ruang rawat
3. Pelayanan Informasi Obat(PIC)
4. Konseling obat
6. Konsultasi dengan dokter, perawat dan
tenaga kesehatan lainnya
6. Evaluasi penggunaan obat
a. Mengumpulkan dan menganalisa data
b. Mendokumentasikan hasil evaluasi
100
NO ,*»4SU»${ffit#N$UR»UW(KE6{ATAN. ' tasifPEfBlAI
um JMAH
D. Pelayanan Farmasi Khusus
2. Homeccue
3. Ambulatory sendees
4. Swaim^ikasi
S. Pelayanan paliatif
E. PengabdianMasyarakat
2. KesehatandanKeselainatanKefja(K-a)
3. Program Khusus Sarana Pelayanan
Kesehatan
1.
2.
3.
4.
6.
6.
7.
8.
9.
10.
JUMLAH
JUMLAH
101
AN6KA KBEOmvENyRUT
NO UNSUR/SU8 UNSUR®UT« KEOATAN PENGUSUL TiMPENILAI
im mi im mi iHiim
3. PENGEMBANGAN PROFESI
102
; ANOKAKREEHTIvetMRUT
NO UNSUR^SOSUNSWRmumKEeWTAN ' . . ...
TJMFEPBIAI
'ma mm um ma
2. Menerjemahkan/menyadur buku atau bahan
lainnya di bidang kefarmasian/kesehatan
yang tidak dipublikasikan.
3. Membuatabstraktulisannmiahyangdimuat
dalam penerbKan
C. Membuatbukupedoman/petuf^ukpelaksanaan/
petunjuk teknis di bidang pdayanan k^sumasian
0. Menemukan atau mengembangkan teknologi
tepat guna di bidang kefannaslan
JUMLAH
a. Pemasaran
b. Pembahas/moderator/naiasumlier
c. Peserta
a. Ketua
b. Anggota
103
KREOrr MENWRUT
b. Anggota aktif
2. TIngkat Prov/Kab/Kcta,s^gal:
a. Pengunis aktif
b. Anggota aktif
2. Anggota
F. Memperolehgelarkesaijanaan
1. Memperoieh IJazah/gelar di bidang kesehatan
a. Strata 2(3-2)
c. 10(Sepuluh tahun)
104
LAMPiRAN USUUBAHAN YANG DINILAI:
3. DST
Tangga!
P^abat Pengusul
NIP.
Tanggal
Ketua Tim Penilai
NIP.
Tanggal
P^bat Penilai
NIP.
105
LAMPtRAN I.C
CONTOH: PERATURANBERSAMA
DAFTAR USUL PENETAPANANGKA KREDfT MENTERIKESEHATANDAN
APOTEKER KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA
NOMOR 1113rt«ENKEaPBO(lIC008
NOMOR 26TAKUN2008
TANGGAL 1DESEMBER2008
InstansI
Masa Penllalan Tanggal s/d Tanggal.
KETERANGAN PERORANGAN
NAMA
NIP
lU
11
UNSUR YANG DINILAI ——
ANGKA KREDIT MENURUT
PENGUSUL TIM PENiLAI
NO UNSUR/SUB UNSUFVBUTIR KEGJATAN
LAMA fiARU JUMLAH LAMA BARU JUMLAH
1 UNSUR UTAMA
1. PENDIDIKAN
JUMLAH
106
. ANGKAKREI3ITIVENUR0T
NO UNSUR/$UB UNSURyBUTIRKEOIATAN mPEffllAI
8ARU BAKU <fUMLAH
2. PEKERJAAN KEFARMASIAN
A. Penylapan Rencana Keija Kefartnasian
1. Menyiapkan rencana kegiatan
- Menyajikan rancangan kegiatan
B. Pengelolaan Perbekalan Farmasi
1. Perencanaan
Menyajikan rancangan
2. Pengadaan
a. Petnbelian
3) Steril
- Merencanakan kegiatan produksi
dan kebutuhan bahan baku
107
ANGKAKREOrTNENURUT
7. Penghapusan
- Menganalisis dsftarusulan
8. Evaluasi kegiatan pengeloiaan perbekalan
farmasi
- Menyerahkan obat
- Merekap rincian pemakaian obai dan
biaya
c. Sediaan Nutrisi Parenteral Total {Total
Parenteral Nutrition)
- Meracik/mencampur komponen-
komponen
d. Sediaan tntra Vena (IV)
- Membaca jadwal pemberian dan
menghitung jumiah pelarutnya
- Mengemas obat
e. Sediaan Sitostatika
108
' j«<«^KRED|0fWEl««UT,
<»<SU»$USUfls|SUWBUmKE^TOK , ,
im] mm mm
b. Menganalisismekanismekeija.memantau
dan merekomendasikan upaya intervensi
1. Peiayanan kefynnasianJarakJauh(Remote
senflce)
2. Home care
3. Ambulatory services
4. Swamedikasi
5. Peiayanan pafiatif
E. Pengabdian Masyarakat
109
ANGKA KREOrr jyENURUT
NO unsur/sub uNsyoBonf?\<Bmm |>jENGUSUL timpenium
mi AiiMM im m\i
2.
3.
4.
6.
6.
7.
8.
9.
10.
JUMLAH
JUMLAH
3. PENGEMBANGAN PROFESI
A. Membuat karya tulis/karya ilmiah di bidang
kefarmaslan/kesehatan
1. Karya tulis/karya ilmiah hasii penelitian,
pengujian, survei atau evaluasi di bidang
kefarmasian/kesehatan yang dipublikasikan
a. Oalam bentuk buku yang diterbitkan dan
diedarkan secara nasional
b. Dalam majalah ilmiah yang diakui oleh
Lembaga llmu Pengetahuan Indonesia
2. Karya tulis / karya ilmiah hasil penelitian,
pengujian, survei, atau evaluasi di bidang
kefarmasian/kesehatan yang tidak
dipublikasikan:
a. Dalam bentuk buku
b. Dalam bentuk makalah
3. Karya tulTs/karya ilmiah berupa tinjauan atau
ulasan ilmiah hasil gagasan sendiri dibidang
kefarmasian/kesehatan yang dipublikasikan
a. Dalam bentuk buku yang diterbitkan dan
diedarkan secara nasional
110
NO UNSUR/SU8 UNSUPVBUTtR KEOWTAN PENGUSUl
im SARU mm ym. wm mM
5. Membuat tuiisan ilmiah popular di bidang
kefarmaslan/kesehatan yang disebartuasfcan
melalul media massa.
6. Menyampaikan prasaran berupa tinjauan,
gagasan dan atau ulasan limiah dalam
pertemuan Ilmiah.
B. Penerjenilahan/menyadur buku dan bahan
lainnya di bidang kefarmasianykesehatan
1. Meneijemahkan/menyadur buku atau bahan
lainnya di bidang kefarmaslan/kesehatan
yang dipublikasikan:
a. Dalam bentuk buku yang diterbitkan dan
dedarkan secara nasional
b. Dalam bentuk tnsyalahiiintah yang diakinLPI
2. Meneijemahkan/menyadur buku atau bahan
lainnya di bidang kefarmaslan/kesehatan
yang tidak dipublikasikan.
a. Dalam bentuk buku
b. Dalam bentuk makalah
3. Membuatabstrak tuiisan ilmiah yang dimuat
dalam penerbKan
C. Membuat buku pedoman/petunjukpelaksanaan/
petunjuk teknis di bidang pelayanan k^armasian
D. Menemukan atau mengembangkan teknologi
tepat guna di bidang kefarmaslan
E. Merumuskan sistem pelayanan kefarmaslan
1. Merumuskan sistem pelayanan kefarmaslan
yang mengandung nilai-nilai pembaharuan
2. Merumuskan sistem pelayanan kefarmaslan
yang mengandung nllai-nllai penyempumaan
atau perbaikan
F. Melakukan penyuluhan dl bidang kefarmaslan/
kesehatan
JUMLAH
JUMLAH UNSUR UTAMA
11 UNSUR PENUNJANG TUGAS
A. Mengajar/melatih/memblmbing yang berkatian
dengan bidang kefarmaslan/kesehatan
B. Peran serta dalam seminar/lokakarya di bidang
kefarmaslan/kesehatan
111
ANGKAKREOJTNENURUT
a. Kstua
b. Anggota
C. Keanggotaan dalam Komite Farmasi dan Terapl
(KFT)dan atau kepanitlaan lainnya
0. Keanggotaan daiam organlsasi profesi Apoteker
1. Tingkat Naslonal/tnternasional sebagai:
a. Pengurus aktif
b. Anggota aktif
2. Tingkat Prov/Kab/Kota,sebagai:
a. Pengums aktif
b. Anggota aktif
E. Keanggotaan daiam Tim Peniiai Angka Kredit
Jabatan Fungsional Apoteker,sebagai:
- Anggota
c. 10(Sepuluh tahun)
112
LAMPtRAN USUUBAHAN YANG DINILAI:
3, DST
Tanggal
P^abat Pengusul
NIP.
Tanggal
KetuaTimPenilal
NIP.
Tanggal
Pejabat Penitai
NIP.
113
LAMPtRAN ID
CONTOH;
PERATURANBERSAMA
DAFTAR USUL PENETAWVN ANGKA KREDIT MENTERIKESEHATAN DAN
APOTEKER KEFALA BADAN KEPEGAWAIAN NE6ARA
NOMOR 1113/MENKES/PBO(II/2008
NOMOR 26TAHUN2008
TANGGAL 1DESEMBER2008
1 KETERANGAN PERORANGAN
1 NAMA
2 NIP
10 UNIT KERJA
11 UNSURYANG DINILAI
ANGKA KREDIT MENURUT .
1 UNSUR UTAMA
1. PENDiDlKAN
JUMLAH
114
. ANOKA^iiEDirk^r^^UT
NO UNSUR/SUB UN$UR»UTIR KESWTAW PENOUSUL
um 6ARU mAH
2. PEKERJAAN KEFARMASIAN
c. Sediaan Sitostatika
• Merekonstitusi obat
3. Ambulatory services
4. Swamedlkasi
6. Peiayanan paiiatif
115
ANSKAKREDrrWENUNUT
D. Pengabdian Masyarakat
1. Kejadian Luar BiasaA/Vabah/Bencana Alam
2. Kesehatan dan Keselamatan Kerja(K-3)
1.
2.
3.
4.
6.
6.
7.
8.
9.
10.
JUMLAH
JUMLAH
3. PENGEMBANGAN PROFESI
116
ANQ<AKREDtrh«t«^BUT
m UNSUR/$UB UNSUPyei/TIR KEGWAN |»EfiGUSyt
LAMA tjm BARU
2. Karya tuiis / karya Hmiah hash penelitian,
pengujian, survei, atau evaluasi di bidang
kefarmasian/kesehatan yang ddak dipublikasi-
kan:
a Oalam bentuk buku
b. Oalam bentuk makalah
3. Karya tulis/karya itmiah benipa tinjaiian atau
ulasan ilndah hasil gagasan sendiri dibidang
keformasian/kesehatan yang dipubSkasikan
a Oalam bentuk buku yang diterfactkan dan edatkan
secatanaslonal
b. Oalam majalahSmiah yang diakuioiehLembaga
llmu Pengetahuan Indonesia
4. Karya tulis/karya ilmiah benipa tinjauan atau
ulasan itmiah hasil gagasan sendiri di bidang
kefarmasian/kesehatan yang tidak dipubllkasikan
a Oalam bentuk buku
b. Oalam bentuk makalah
5. Membuat tuiisan ilmiah populer di bidang
kefarmasian/kesehatan yang disebarluaskan
melalui media massa.
6. Menyampaikanpfasaranbefupath^uan,gagasan
dan atau ulasan itmiah dalampeftemuan ilmiah.
B. Peneijemahan/penyaduran buku dan bahanl^nnya
di bidang kefannasian/kesehatim
1. Meneijemahkan/menyadur buku atau bahan
iainnya di bidang kdiarmasian/kesehatan yang
dipubiikasikan:
a Oalam bentuk buku yang diterfaitisn dan died^>
kan secatanaslonal
b Oalam bentd<matalahinrah yang di^oaLIPl
2. Menerjemahkan/menyadur buku atau l»han
iainnya di bidang kefermasian/kesehatan yang
tidak d^nddScasikan.
a Oalam beiTtuk buku
b. Oalam bentukmakalah
3. Membuatabsbaktuiisanilmbhyangdlmuatdalam
penerbitan
C. Membuat buku pedoncin/petunjuk peiaksanaan/
petunjuk teknis di bidang pdayanan kefarmasian
D. Menemukanataumengembangkanteknologitepat
guna di bidang kefarmasian
E Merumuskansistempelayananktfarmasian
1. Merumuskansistmpelayanankdiarmasianyang
mengandung niiai-nhai pembahanian
2. Menimuskansistem pdayanan k^umasian yang
mengandung niiai^iiai penyentpumaan atau
perbalkan
F. Meiakukan penyuluhan di bidang kefarmasian/
kesehatan
JUMLAH
JimiLAHUNSURUTAMA
117
ANGKA KREOIT MEN^UT
UNSOfVSUB UNSUfVBUTW KBGIATAN PENOUSUL TIWPEWIAI
NO
LAMA msi JUMLAH LAMA &AHU JUMLAH
b. Pembahas/moderator/narasumber
c. Peserta
2. Mengikuti/berperan serta sebagai delegasi
ilmiah,sebagai:
a. Ketua
b. Anggota
C. Keanggotaan dalam Komlte Farmasi dan Terapi
(KPT)dan atau kepanitiaan lainnya
D. Keanggotaan dalam organisasi profesi Apoteker
1. Tingkiat Nasional/lnternasional sebagai:
a. Pengurus aktif
b. Anggota aiclif
2. Tlngkat Prov/Kab/Kota,sebagai:
a. Pengurus aktif
b. Anggota aktif
E. Keanggotaan dalam Tim Penilai Angka Kredit
Jabatan Fungslonal Apoteker,sebagai:
• Ketua/Wakil Ketua/Sekretaris
- Anggota
P. Memperoleh gelar kesarjanaan
1. Memperoleh ijazah/gelar di bidang kesehatan
a. Strata 2(S-2)
b. Gelar kehormatan akademis
2. Memperoleh ijazah/gelar dl iuar bidang
kesehatan
a. Strata 1(S - 1)/Dip!oma IV P - IV)
b. Strata 2(S-2)
c. Strata 3(S - 3)/Doktor
d. Gelar kehormatan akademis
G Memperotet) piagam kehoRnatan/penghargaan/tanda Jasa
- Satya Lancana Karyasatya:
a. 30(Tiga puluh tahun)
b. 20(Dua puluh tahun)
c. 10(Sepuluh tahun)
118
LAMPiRAN USUL/BAHAN YANG OINILAI:
. 2
3. DST
Tanggal
P^abat Pengusul
NIP.
Tanggal
KeluaTHn PenHal
NIP.
Tanggal
Pejabat Penilai
NIP.
119
CONTOH:
LAMPIRANII: PBWURAN BERSAMA
MENTERIKESEHATAN DAN
SURAT PERNYATAAN MELAKUKAN
KEPALABADAN KEPEGAV\AIAN NEGARA
KEGIATAN PEKERJAAN KEFARMASIAN 1113/MB4KESVPB/XII/2008
NOMOR
APOTEKER
NOMOR 26TAHUN2008
TANGGAL 1DESEMBER2008
SURAT PERNYATAAN
MELAKUKAN KEGIATAN PEKERJAAN KEFARMASIAN
Unit Keija
Menyatakan bahwa :
Nama
NIP
Pangkat/goiongan mang/TMT
Jabatan
Unit Kerja
1-
2.
3.
4.
5.
dst
Demikian Surat Pemyataan ini dibuat, untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya
Nama Jelas
NIP.
120
CONTW:
LAMPiRANIII: PERATURANBS?SAMA
SURAT PERNYATAAN MB^KAN
KEGIATAN PBIGEMBANGAN PR0FES1 MENTBRIKESBWAN DAN
KERALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA
APOTB<ER
NOMOR :1113mBNKESVPB0ai«X»
NOMOR :26TAHUN2008
TANGGAL :10ESEMBB^ 2008
SURAT PERNYATAAN
MELAKUKAN KEGIATAN PENGEMBANGAN PROFESI
Yang bertanda tangan dibawah ini ;
Nama
NIP
Pangkat/gdongan mang/TMT
Jabatan
Unit Ketja
Menyatakan bahwa :
Nama
NIP
Pangkat/golongan ruang/TMT
Jabatan
Unit Keija
1.
2.
3.
4.
5.
dst
Demikian Surat Pemyataan ini dibuat, untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya
Nama Jelas
NIP.
121
ODNTOH; LAMPIRANiV: PERATURAN BERSAMA
SURATPERNYATAAN MELAKUKAN MBTTERIKESBWTAN DAN
KE6IATAN PENUNJANGTUGAS
KEPALABADAN KEPEGAWAIAN NEGARA
APOTEKER
NOMOR :1113/MB{KESff'B0(lt/2OO8
NOMOR :26TAHUN2008
TANGGAL :1DESEMBER 2008
SURAT PERNYATAAN
MELAKUKAN KEGIATAN PENUNJANG TUGAS APOTEKER
NIP
Pangkal/golongan ruang/TMT
Jabatan
Unit Kerja
Menyatakan bahwa :
Nama
NIP
Pangkat/golongan ruang/TMT
Jabatan
Unit Keija
1.
2.
3.
4.
6.
dst
Demtldan Surat Pemyataan ini dibuat, untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya
Nama Jelas
NIP.
122
CONTOH:
SURAT PERNYATAAN TELAH MENGIKUTI LAMPIRANV; PERATURANBERSAMA
PENDOKAN DAN PBATIHAN MENTERIKESEHATAN DAN
AP07EKER KEPALA8ADAN KEPEGAWAIAN NEGARA
NOMOR :1113/MENKESPB«im)8
NOMOR :26TAHUN20C8
TANGGAL :1DESEMBER2008
SURAT PERNYATAAN
TELAH MENGIKUTI PENDIDIKAN DAN PELATIHAN APOTEKER
Yang bertanda tangan dibawah ini ;
Nama
Nip
Pangkat/goiongan ruang/TMT
Jabatan
Unit Kerja
Menyatakan bahwa ;
Nama
NIP
Pangkat/goiongan ruang/TMT
Jabatan
Unit Kerja
2.
3.
dst
Demikian Surat Pemyataan ini dibuat, untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya
NIP.
123
CONTOH : LAMRRAN VI : PERATURANBERSAMA
PENETAF^N ANGKA KREDIT MENTERIKESEHATAN DAN
KEPALA BAOAN KEPEGAWAIAN NEGARA
APOTEKER 1113/MENKES/PBMII/2008
NOMOR
NOMOR 26TAHUN2008
TANGGAL 10ESEMBER200S
1 NO KETERANGAN PER0RAN6AN
1 NAMA
2 NIP
3 NO SERI KARPEG
4 JENIS KELAMIN
5 PENDIDIKAN SEKOLAH YANG TELAH DIPERHITUNGKAN
ANGKA KREDITNYA
6 PANGKAT/GOL.RUANGmvrr
7 JABATAN APOTEKER
LAMA
8 MASA KERJA GOLONGAN
BARU
9 UNIT KERJA
II PENETAPAN ANGKA KREDIT LAMA BARU JUMLAH
1 UNSUR UTAMA
a. Pendidikan
1) Pendidikan sekotah dan memperoteh ijazah/gelar
2) Pendidikan dan pelatihan fiingsional dibidang kefiarmasian
dan mendapatkan Surat Tanda Tamat/Pendidikan dan
Pelatihan(STTPP)atau serlifikat
3} Pendidikan dan pelatihan prajabatan golongan III dan
mendapatkan Surat Tanda Tamat Pendidikan dan
Pelatihan(STTPP)atau sertifikat
b. Pekerjaan kefiarmasian
c. Pengembangan profesi
JUMLAH
2. UNSUR PENUNJANG
Kegiatan yang menunjang pelaksanaan tugas Apoteker
JUMLAH
JUMLAH UNSUR UTAMADAN UNSUR PENUNJANG
Hi Dapat dipertimbangkan untuk diangkat/dinaikkan *)dalam Jabatan pangkat ,
TMT
NIP.
124
CONTOH.
LAMPIRAN VII: PERATURAN BERSAMA
KEPUTUSAN TENTANG
MENTERIKESEHATAN DAN
PENGANGKATAN PERTAMA KERALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA
DALAM JABATAN APOTEKER NOMOR :1113fl«ENKESPB«II«)08
NOMOR : 26 TAHUN 2008
TANGGAL : 1 DESEMBER2008
KEPUTUSAN
MENTERI /PIMPINAN LPNO/GUBERNUR/BUPATIWALIKOTAM
NOMOR: '
TENTANG
PENGANGKATAN PERTAMA DALAM JABATAN APOTEKER
MENTERI /PIMPINAN LPND/GUBERNUR/BUPATI/WALIKOTA*)
Menimbang а. bahwa sebagai pelaksanaan Pasat... (....) dati Peraturan Menteri Negara Perdayagunaan
Aparatur Negara Nomor PER/07/M.PAN/4/2008Tanggal ISAprii 2008 dipandang perlu untuk
mengangkat Saudara dalam Jabatan Apoteker;
b
Mengingat 1 Undang-UndangNoiTior8Tahun 1974sebagaHnanatelahdiubahdenganUndang-UndangNomor
43Tahun1999:
2 Peraturan Pemenntah Nomor 7Tahun1977 sebagaimanateiahsembiiankalidiubahterakhir
dengan Peraturan Pemenntah Nomor9 Tahun 2007;
3. Peraturan Pemenntah Nomcr 16 Tahun 1994;
4. Peraturan Pemenntah Nomor 9 Tahun 2003;
5. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor; PER/07/M.PAN/4/2008;
б. P^hrran Bersama Menteri Kese^iatanr^l^palaBadanKepegawalan Negara Nomor; 1113/
MENKES/PBA(n/2008 dan Nomor 26 Tahun 2008 tanggal 1 Desember 2008
MBMUTUSKAN:
Menetetpkan
PER1AMA Terhitung mulai tanggal Mengangkat Pegawal Negerl SIptI;
a. Nama ;
b. NIP
& Pangkat/GoL Ruang/TMT :
d. UnitKerja
dalam Jabatan dengan angka loedit sefaesar ( )
KEDUA
KETIGA
KEBARAT Apabila dikemudian hari temyataterdapat k^eliruan dalam keputusan ini akan diadakan parbaikan
Asll keputusan Ira" drsampatkan kqjada Pegawal Negeri Srpil yang bersangkutan untuk diketahui dan
diindahkan sebagaimana mestinya
Oitetapkandi
NIP.
TEMBUSAN;
1. Kepala BKN/Kantor Regional BKN/BKD yang bersangkutan;*)
2. Kepala Biro/Bagian Kegegawaian/BKD yang bersangkutan;*)
3. Pejabat yang berwenang menetapkan angka kredit:*)
4. Kepala l^ntor Perbendaharaan dan Kas Negara/Kepala Biro Keuangan
atau Bagain Keuangan Daerah yang bersangkutan*)
5. Pqatrat Instansi lain yang berkepentingan.
*) Coret yang tidak pertu
125
LAMPIRAN VIII:PERATURAN BERSAMA
CONTTOH:
MENTERIKESEHATAN DAN
KEPUTUSAN TEMTANG PERPINDAHAN DARI KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA
JABATAN LAIN KEDALAM JABATAN NOMOR ;1113MENKESff»B«II«008
APOTEKER NOMOR :26 TAHUN 2008
TANGGAL ;1 DESEMBER 2008
KEPUTUSAN
MENTERI /PIMPINAN LPND/6UBERNUR/BUPATIWALIK0TA*)
NOMOR:
TENTANG
PERPINDAHAN DARI JABATAN LAIN KEDALAM JABATAN APOTEKER
MENTERI /PIMPINAN LPND/GUBERNUR/BUPATUWALIKOTA«)
Menimbang a bahwasebagaitnanadimaksuddalamPasaipelaksanaanRasai...(....)Peraturan MenteriNegara
Pendayagunaan Aparatur Negara NotnorPER/07/M.PAN/4/2008 Tanggal 15April 2008 dipandang
pertu untuk mengangkat Saudata dalam Jabatan Apoteken
Menetapiian
PERTAMA Terhitung mulai tanggal Mengangkat Pegawai Negeri Sipil:
a Nama
b. NIP
c Pangkat/Gol. Ruang/TMT :
d UnitKerja
dalam Jabatan dengan angka kredit sebesar ( )
KEDUA n
KEUGA
KEEMPAT Apabtia dikemudian hari temyata terdapat kekeliruan dalam keputusan ini akan diadakan perbaikan
dan perhitungan kembafisebagaimana mestinya.
Asli keputusan ini disampaikan kepada Pegawai Negeri Sipil yang bersangkutan untuk diketahui dan
diindahkan sebagaimana mestinya
Ditetapkan di
NIP.
TEMBUSAN:
1. Kepala BKN/KantorRegional BKN/BKD yang bersangkutan;*)
2. Kepala Biro/Baglan Kegegawaian/BKDyang bersangkutan;*)
3. Pejabat yang berwenang menetapkan angka kredit:*)
4. Kepala l^ntoi Perbendaharaan dan Kas Negara/Kepala Biro Keuangan
atau Bagain Keuangan Daerah yang bersangkutan*)
5. Pejabat Instansi lain yang berkepentingan.
*)Corel yang tidak peilu
*^ Diisi apabila ada penambahan diktum yang dtanggap pertu
126
^SraivrATAM lAMPIRANIX: PSWURANBWSAMA
menterikesehatandan
APOTEKER KEPAUBAOANKEPEGAWAIANNEGARA
NOMOR :1113rt«ENKESff»B/Xll/20C8
NOMOR ;26TAHUN200S
TANGGAL ;1 OESEMBER 2008
SURAT PERIN6ATAN
NOMOR;
DARI
KEPADAYTH
ALAMAT
TANGGAL
Nanrta
NIP
Pangkat/Gol. Ruang
Jabatan
Unit Kerja
berkenaan sampai dengan tanggal Surat Peringatan mi Saudara sudah ( )tahun menduduki Jabatan
telapi belum dapat mengumpuikan angka kredit minimal yang dilentukan sebagaimana temebut
dalam Peraturan Bersama Menteri Kesehatan dan Kepala Badan Kepegavvaian Negara Nomor:1113/MENKES/
PB/XII/2G08 dan Nomor 26 Tahun 2008 tanggal 1 Desember 2008
2. Apabila sampai dengan Saudara belum dapat memenuhi jumlah angka kredit tersebut di alas.
maka sesuai dengan ketentuan Peraturan MENPAN Nomor PER/07/M.PAN/4/2008 Tanggal 15 April 2008
dan Peraturan Bersama Menteri Kesehatan dan Kepala Badan Kepegavvaian Negara Nomor: 1113/MENKES'
PB/XII/2008 dan Nomor 26 Tahun 2008 tanggal 1 Desember 2008.
Ditetapkan di
Pada tanggal
NIP.
TEMBUSAN :
1. Kepala BKN/Kantor Regional BKN/BKO yang bersangkutan;*)
2. Kepala Biro Kepegavvaian Instansi/Badan Kepegavvaian Daerah yang bersangkutan (BKD)*);
3. Pejabat yang berwenang menetapkan angka kredit;
4. Kepala Kantor Perbendaharaan dan Kas Negara/Kepala Biro/Bagian Keuangan Daerah*};
5. Pejabat Instansi lain yang berkepentingan.
127
CONTOH :
LAMPIRANX ; PERATURAN BERSAMA
MENTERIKESEHATAN DAN
KEPUTUSAN TENTANG PEMBEBASAN KEPALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA
SEMENTARA DARIJABATAN NOMOR 1113AAENKESff>B/XlI/2008
APOTEKER NOMOR 26TAHUN2008
TANGGAL 1 DESEMBER2008
KEPUTUSAN
MENTERI /PIMPINAN LPND/6UBERNUR/BUPATIAA/ALIKOTA-)
NOMOR:
TENTANG
PEMBEBASAN SEMENTARA DARI JABATAN APOTEKER
MENTERI /PIMPINAN LPND/GUBERNUR/BUPATUWALIKOTA*)
Menimbang a. bahwa Saudara NIP pangkat/golongan ruang
berdasarkan Keputusan dari Nomor. tanggal
b. bahwa untuk tertib administrasi dan menjamin kualitas profesionalisme Pegawai Negeti Sipil
dalam Jabatan Frngsiona!Apotekar, dipandang periu membebaskan sementara Pegawai Negeri
Sipil yang bersangkutan dari Jabatan Apoteker
Mengingat 1. Undang-Undang NomorS Tahun 1974sebagaimana telah diubah der^an Undang-Undang Nomor
43Tahun1999:
2. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1977 jo Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2003
3. Peraturan Pemerintah Nomor9 Tahun 2003;
4. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994;
5. Peraturan Menteri Negara PendayagunaanAparaturNegara Nomor:PER/07/M.PAN/4/2008;
6. Peraturan Bersama Menteri l^sehatan dan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor:1113/
MENKES/PB/xii/2008 dan Nomor 26 Tahun 2008 tanggal 1 Desember 2008
MBMUTUSKAN:
Menetipkan
PERTAMA Terhitung mulai tanggal membebaskan sementara Pegawai Negeri Sipil
a. Nama
b. NIP
t Pangk^Gol. Ruang/TMT :
d. Unit Keija
dalam Jabatan dengan angka kredit sebesar ( )
KEDUA Saudara dapat diangkat kembali dalam Jabatan apabila telah
KETIGA
KEBAPAT Apabila dikemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalam keputusan ini akan diadakan perbaikan
dan perhitunghan kembali sebagaimana mestinya.
Asli keputusan ini disampaikan kepada Pegawai Negeri Sipil yang bersangkutan untuk diketahui dan
diindahkan sebagaimana mestinya
Ditetapkan di:
Pada tanggal :.
NIP.
TEMBUSAN:
1. Kepala BKN/Kantor Regional BKN/BKD yang bersangkutan;*)
2. Kepala Biro/Bagian Kegegawaian/BKD yang bersangkutan;*)
3. Pejabat yang berwenang menetapkan angka kredit:*)
4. Kepala Kantor Perbendaharaan dan Kas Negara/Kepala Biro Keuangan
atau Bagain Keuangan Daerah yang bersangkutan*)
')Coret yang tidak periu
**) Oiisi apabila ada penamtiahan diktum yang dianggap periu
128
^^iufPEMBERHEMmN
OARIJABAIANAPOIEKER
UMPWANXl :l^sSi^gSrvyAIANKBSARA
NOMOR :1113ffl«ENKESff>B«llC008
NOMOR ; 26 TAHUN 2008
TANGGAL :1 DESEMBER 2008
KEPUTUSAN
MENTERI/PIMPINAN LPND/GUBERNUR/BUPATI/WAUKOTA
NOMOR:
TENTANG
MEMUTUSKAN
Menetapkan
129
Kedua Sejalan dengan pemberhentian sebagaimana tersebut pada diktum Peitama,
memberhentikan tunjangan jabatan fungsionalnya terhitung mulai bulan
berikutnya darj tanggal ditetapkan keputusan mi.
Ketiga •)
Keempat Apabiia dikemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalam keputusan ini,
akan diadakan perbaikan dan perhitungan kembati sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di
Pada tanggal
Nama jelas
NIP.
Tembusan ;
1. Kepala BKN/Kantor Regional BKN yang bersangkutan*);
2. Kepala Biro/Bagian Kepegawaian Instansi/Badan Kepegawaian Daerah (BKD) yang
bersangkutan;
3. Pejabat yang berwenang menetapkan angka kredit;
4. Kepala Biro/Bagian Keuangan Daerah yang bersangkutan *).
5. Pejabat Instansi lain yang berkepentingan.
130
CONTOH:
LAMPtRANXIl :PERATURANBBRSAMA
KEPUTUSANTENTANG
MENTERIKESEHATAN DAN
PENGANGKATAN KEMBALI KERALA BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA
DALAM JABA1AN APOTEKER NOMOR 1113/MENKES/PB/Xa«XJ8
NOMOR 28TAHUN2008
TANGGAL 1 DESEMBER2008
KEPUTUSAN
NOMORrZZZZ."
TENTANG
PENGANGKATAN KEMBAU DALAM JABATAN APOTEKER
Menimbang tehwase^aip^ksanaanPasal ( )dari Peraturan Merteri Negara Pendayagunaan
Aparatur Negara Nomor: PERrt)7/M.PAN/4/2008 Tanggal 15April 2008 dipandang perlu
untuK rnengsngkat kombali Ssudsra dslsm Jdbatan Apotekcr.
Mengingat
Nomor
43 Tahun 1999
Peratur^ Pemerintah Nomor 7Tahun 1977sebagaimana teteh sembilan kali diubah terakhir
dengan Peraturan Pemerintah Nomor9Tahun 2007;
3. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994;
4. Peraturan Pemerintah Nomor9Tahun 2003;
5. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor;PERA)7/M.PAN/4/2008;
MENKES/PB/XII/20C8 dan Nomor26Tahun 2008tanggal 10esember2008
MaiUTUSKAN:
Menebpkan
PER1AMA
mengangkat kembali *)Pegawai NegeriSipil
b. NIP i
c Pangkat/Gol.Ruang/TMT :
d. UnitKeija
dalam Jabatan
KEDUA
KETIGA
KEBflMT Apabila dikemudian hari temyala teidapat kekeltruan dalam keputusan ini akan diadakan perbalkan
dan perhrtunghan kembafi sebagaimana mesb'nya.
^li keputusan in!disampaikan kepada Pegawai Negeri Sipil yang bersangkutan untuk diketahul dan
diindahkan sebagaimana mestinya
Ditetapkan di :.
NIP.
TEMBUSAN:
1. Kepala BKN/Kantor Regional BKN/BKD yang bersangkutan;*)
2. Kepala Biro/Bagian Kegegawaian/BKD yang bersangkutan;*)
3.Pejabat yang b^enang menetapkan anglra kredit:*)
4. Kepala l^ntor Perbendaharaan dan Kas Negara/Kepala Biro Keuangan
atau Bagain Keuangan Daerah yang bersangkutan*)
*)Coret yang tidak periu
131
MENTERl KESEHATAN
REPUBUK INDONESIA
133
menteri kesehatan
rEPUBUK INDONESIA
134
MENTERI KESEHATAN
REPUBUK INDONESIA
135
MENTERI KESEHATAN
REPUBUK INDONESIA
136
MENTERI KESB1ATAN
REPUBUK INOONESiA
MEMUTUSKAN :
137
MENTERI KESEHATAN
rEPUBUK INDONESIA
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
139
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
141
MENTERl KESEHATAN
REPUBUK INDONESIA
142
MENTERI KESEHATAN
RBHiBUK INDONESIA
MENTERl KESEHATAN
REPUBUK iNDONKIA
145
MENTERI KESEHATAN
REPUBUK INDONESIA
148
MENTERi KESEHATAN
REPUBUK INDONESIA
BAB li
RUANG LINGKUP PETUNJUK TEKNIS
JABATAN FUNGSIONALAPOTEKER
Pasal2
BAB III
TUGAS POKOK DAN JENJANG JABATAN I
PANGKAT APOTEKER
Pasal 3
Pasal 4
149
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
BAB IV
RINCIAN KEGIATAN YANG DINILAI DALAM
JABATAN FUNGSIONAL APOTEKER
Rasa!5
151
MENTERI KESEHATAN
REPUBUK INDONESIA
152
MENTERl KESEHATAN
REPUBUK INDONESIA
153
MENTERI KESEHATAN
REPUBUK INDONESIA
155
MENTERI KESEHATAN
REPUBUK INDONESIA
156
MENTERI KESEHATAN
REPUBUK INDONESIA
158
MENTERI KESEHATAN
REPUBUK INDONESIA
Pasal6
159
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
Pasal 7
160
MENTERI KESEHATAN
REPUBUK INDONESIA
BABV
UNSUR KEGIATAN
Pasai 8
161
MENTERI KESEHATAN
REPUBUK INDONESIA
162
MENTERI KESEHATAN
REPUBLiK INDONESIA
163
MENTERI KESEHATAN
REPUBUK INDONESIA
Pasal 10
164
MENTERI KESEHATAN
REPUBUK INDONESIA
BAB VI
TIM PENILAi
Pasal11
165'
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
166
MENTERI KESEHATAN
REPUBUK INDONESIA
Pasai 12
169
MENTERl KESEHATAN
REPUBUK INDONESIA
170
MENTERI KESEHATAN
REPUBUK INDONESIA
171
MENTERi KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
Pasai 13
172
MENTERI KESEHATAN
REPUBUK INDONESIA
Pasal 14
BAB VII
TATA CARA PEMBINAAN
DALAM JABATAN FUNGSIONAL APOTEKER
Pasal 15
173
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
Pasal16
Pasal17
174
MENTERI KESEHATAN
REPUBLfK INDONESIA
Pasai 18
Pasal 19
175
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
Pasai 20
Pasal 21
BAB Vill
TATA KERJA DAN TATA CARA PENILAIAN
Pasal 22
176
MENTERI KESEHATAN
REPUBLiK INDONESIA
BAB IX
PERHITUNGAN DAN PENETAPAN
ANGKA KREDIT
Pasal 23
177
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
BABX
RINCIAN KEGIATAN JABATAN FUNGSIONAL
APOTEKER
Pasal 24
178
MENTERI KESEHATAN
REPUBUK INDONESIA
BAB XI
FORMULIR DAN CARA PENGISIAN FORMUUR
Pasal 25
179
MENTERI KESEHATAN
REPUBLfK INDONESIA
BAB XII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 26
Pasal 27
Ditetapkan : di Jakarta
Pada tanggal : 13 Mei 2009
^ ^MENTERI KESEHATAN
180
LAMPIRAN I : PERMENKES
MENTERI KESEHATAN
NOMOR : 376/MENKES/PERA//2009
REPUBLIK INDONESIA TANGGAL : 13 MEI 2009
a. Perfoekalan Farmasi
• Mengldasifikasi perbekalan Mengklaslfikasi perbekalan farmasi sesuai Tiappaket 0.010 Apt. Pertama
faimasi skala prioritasnya
Menentukan jenis perbekalan Menentukan/menetapkan jenis pert>ekalan Tiap daftar 0.004 Apt. Muda
farmasi farmasi akhir
b. Pemasok
Inventarisasi Inventarisasi semua pemasok pert>ekalan Tiap daftar 0.008 Apt. Pertama
fannasi
• Menilai mutu Menilai mutu dan menetapakan pemasok Tiap daftar 0.007 Apt. Muda
(legalitas & kemampuan)
00 2. Perencanaan
ro
- Mengolah data Mengolah data dan menghitung kebutuhan Tiap paket 0.009 Apt. Pertama
sesuai ketentuan yang tierlaku dan dasar-
dasar perencanaan
Menyusun rencana kebutuhan Menganalias, menyusun dan menyempumakan Tiappaket 0.020 Apt. Muda
konsep rencana kebutuhan perbekalan
farmasi
- Menyajikan rancangan Memaparkan konsep rencana kebutuhan Tiap rancangan 0.040 Apt Madya
untuk mendapatkan masukan dan tanggapan
3. Pengadaan
a. Pembelian
• Membuat surat pesanan Membuat surat pesanan dan diteruskan Tiap surat 0.004 Apt. Muda
ke pemasok terpilih pesanan
- Menganalisisusulan pembelian Mengkaji/menganalisis usulan pembelian Tiap paket 0.010 Apt. Madya
pesanan oleh Tim Pengadaan
- Meretur(mongembaiikan) Mengembalikan perbekalan farmasi yang Tiap nota retur 0.005 Apt. Muda
p8rt>ekalan farmasi yang tidak tidak sesuai dengan persyaratan dan
sesuai persyaratan^pe^kasi spesifikasi yang ditentukan
b. Non Pembelian
- Menilai barang droping/ Meniiai barang droping /sumbangan untuk Tiappaket 0.010 Apt. Madya
sumbangan diterima atau tidak
MENTERIKESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
WTUAfi AWKA
SU74B/RtNCiAN K60IATAN PgfMKUV^AN
tiASIL Kfmrt
Mengajukan usulan obat Membuat dan mengajukan ususlan obat Tiappaket 0.010 Apt. Muda
program program kepada pemenntah atau institusi lain
• Meretur(mengembalikan) Mengembalikan pertiekalan farmasi yang Tiap nota retur 0.004 Apt. Muda
perbekahan farmasi yang tidak tidak sesuai dengan persyaratan dan
sesuai persyaratan/spesifikasi spesifikasi yang ditentukan
c. ProduksiSediaan Farmasi
1) Menetapkan formula Induk Melakukan uji coba formula pembuatan
(AfetforFomiufti) sediaan farmasi hingga diperoleh formula
induk {MasterFormica)
- Manganalisis/meflgkaji Melakukan analisis atau kajian terhadap Tiap formula 0.010 Apt. Muda
bahan baku dan metode bahan baku dan teknik pembuatan
00
CO pembuatan
- Ujicoba formula Melakukan uji coba formula dan metode/ Tiap formula 0.050 Apt Madya
teknik pembuatan
• Manyempumakan formula Menyempumakan formula hingga Tiap formula 0.070 Apt. Utama
induk diperoleh formula induk dan metode/teknik
pembuatan sediaan farmasi yang tepat
2) Nonsteril
- Merencanakan kegiatan Membuat rencana kegiatan produksi untuk Tiap rencana 0.010 Apt. Muda
dan kebutuhan bahan baku periode waktu tertentu
• Manganalisis/mangkaji Melakukan analisis atau kajian terhadap Tiap laporan 0.020 Apt. Madya
bahan baku dan bahan baku dan teknik pembuatan
teknik pembuatan
• Mengolah bahan-bahan Menyediakan bahan baku/obat dan Tiap obat jadi 0.010 Apt. Muda
pengemas dan melakukan proses produksi
obat sesuai dengan formula induk
• Memeriksalabal/penandaar Memeriksa iabel/penandaan sediaan farmasi Tiap obat jadi 0.004 Aot Madya
3)
- Merencanakan kegiatan Membuat rencana kegiatan produksi untuk Tiap rencana 0.023 Apt Madv.'i
produksl dan kebutuhan periode waktu t^entu
bahan baku
MENTERIKESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
NO
ftNQKft
$UjB UN$UR wnwmmm nmfkrm P£LAK$Ar<A
MA$(L : KR£&ir
Menganallsis/mengksjl Melakukan anatisis atau kajian terhadap Tiaprencana 0.027 Apt. Utama
bahan baku bahan baku dan tekntk pembuatan
Mengolah bahan baku Menyediakan bahan baku/obat dan Tiap rencana 0.040 Apt Madya
pangamas dan melakukan proses produksi
obat sesual dengan formula Induk
- Memeriksa label/penandaar Memeriksa label/penandaan sediaan farmasi Tiap obatjadi 0.010 Apt. Utama
4. Stediisaslsentral
- Merencanakan kegiatan steriiisasi Membuat rencana kegiatan steriiisasi Tiap rencana 0.020 Apt. Muda
00 sentral dan kebutuhan bahan- sentral dan kebutuhan bahan baku untuk
bahan penode waktu tertentu
Mengawasi kegiatan Mengawasi kegiatan steriiisasi sentral Tiap laporan 0.007 Apt. Pertama
sesual dengan metode sten'lisasi yang benar
Melakukan uji steriiisasi terhadap produk Tiap laporan 0.030 Apt. Muda
dan menyimpulkan hasil ujinya
5. Uji mutu bahan baku
a) Uji mutu secara organoleptis Memeriksa kelengkapan sertiflkat anaiisa Tiap laporan 0.002 Apt. Muda
bahan t>aku/obat dan menguji secara
organoleptis
b) Uji kualitatif bahan baku Menguji dan menyimpulkan bahan baku/ Tiap laporan 0.008 Apt Madya
obatsecara kualitatif
c) Uji kuantitatif bahan baku Menguji dan menyimpulkan bahan baku/ Tiap laporan 0.010 Apt Madya
obat secara kuantitatif
SATUAI4 AftOKA
NO SUB UNSUR BUTiR/RINCtAN KE6IATAN PENUELASAft PEUAKSArW
HASIU KREpfT
b) Uji mutu dalam proses Menguji dan menyimpulkan mutu produk Tiaplaporan 0.004 Apt. Muda
produksi dalam proses produksi
c) Uji kualitatif obat jadi Menguji dan menyimpulkan mutu obat jadi Tiap laporan 0.007 Apt Madya
secara kualitatif
d) Uji kuantitatif obat jadi Menguji dan menyimpulkan mutu obat jadi Tiap laporan 0.009 Apt Madya
secara kuantitatif
e) Uji kilnis obat jadi Menguji dan menyimpulkan hasll uji klinik Tiap laporan 1.600 Apt. Utama
obat jadi
7. Uembuat rekomendasiujimutu
• Membuat rekomendasi uji Cukupjelas Tiap 0.008 Apt Madya
mutu r^omendasi
CO
cn
8. Penerimaan
- Memeriksa perbekalan Memeriksa perbekalan farmasi sesuai Tiapberita 0.006 Apt. Muda
faimasi dengan spesifikast yang telah ditentukan acara
9. Penyimpanan
a. Mengelompokkan perbekalan Mengelompokkan perbekalan farmasi Tiap paket 0.010 Apt. Muda
farmasi berdasarkan bentuk sediaan, kelas terapi
dan kondisi penyimpanan
b. Menyusun perbekalan farmasi Menyusun perbekalan farmasisecara Tiap paket 0.007 Apt. Pertama
alfabetis sesuai dengan prinsip First in
First Out dan First Expire First Out
c. Memeriksa catatan atau bukti Memeriksa catatatn dan bukti fisik Tiap paket 0.010 Apt Madya
perbekalan farmasi perbekalan farmasi yang diterima ke dalam
kartu dan buku kenaali
10. Pendistribuslan
• Mer^kaji permintaan Menerima dan mengkaji permintaan Tiap paket 0.004 Apt. Muda
farmasi perbekalan farmasi
11. Penghapusan
a. Merekapitulasi daftar usuIan Merekapitulasi daftar usulan perbekalan Tiap paket 0.008 Apt. Pertama
farmasi/resep yang akan dihapuskan
MENTERIKESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
'SfttMAM i A?teKA
MO $USl.iM$OR ws/mrm PEMOaASAM REUVKEAMA
MASiL <
b. Menganalisis daftarusulan Mengkaji/menganalisis daftar usulan Tiap paket 0.020 Apt. Madya
pertiekalan farmasi/resep yang akan
dihapuskan
d Mengawast proses Mengawasi pelaksanaan pemusnahan Tiap laporan 0.200 Apt. Utama
pemusnahan perbekalan tarmasi/resep sesuai dengan
ketentuan yang bedaku dan membuat
berita acaianya
00 12 Penyusunan laporan kegiatan Menyusun laporan-lapcian dalam Tiap laporan 0.020 Apt. Muda
a> pengelolaan perbekalan pengelolaan pett>ekalan farmasi
fiannasi
13. Evaluati kegiatan pengelolaan MengevaluasI setiap kegiatan dalam Tiap laporan 0.030 Apt Madya
perbekalan fannasi pengelolaan pertietolan farmasi
• Meracik obat Mencampur/mengolah bahan-bahan obat/ Tiap 10lembar 0.003 Apt. Pertama
baku dan slap untuk diserahkan resep
• Mengemas sediaan TPN Mengemassediaan TPN yang siap untuk Tiap sediaan 0.002 Apt. Muda
digunakan
d. Sediaan Intra Vena(IV)
MENTeRI KESEHATAN
REPUBUK INDONESIA
P^UKSAflA
w mtit. mmtr
- Membaca iadwal pembenan Membaca jadwai pembenan obat suntik Tiaplembar 0.002 Apt Madya
dan menghitung Jumlah yang tertulis dalam terapllist, menentukan permintaan
pejarumya jems pelarut yang tepat dan menghitung
volume pelamtnya
Melakukan rekonstitusi obat intra vena Tiap obat 0.005 Apt. Utama
• Merekonstitusi obat
secara aseptis
• Mengemas obat Mengemas obat intra vena yang sudah Tiap obat 0.002 Apt. Madya
direkonstitusi untukdikirim ke ruang rawat
e. Sedlaan SItosteitlka Menyiapkan obat kanker secara aseptis
dalam kemasan siap pakai berdasarkan
protokol/prosedur tekunya
06 Tiaplembar 0.002 Apt Madya
CO • Membaca protokol kemoterapi Membaca protokol kemoterapi, memeriksa
kelengkapan dan kesesuaiannya dengan permintaan
protokol standar
- Menghitung dosis sediaan fannas Menghitung dosis sediaan farmasi yang Tiap obat 0.002 Apt Madya
dibutuhkan
- Merekonstitusi obat Menyiarton obat untuk direkonstitusi dan Tiap obat 0.007 Apt. Utama
melakuKan rekonstitusi
• Memeriksa hasil retonstitusi Memeriksa hasil rekonstitusi sesuai Tiap sediaan 0.005 Apt. Utama
permintaan, jenis, dan kualitas sediaan
• Mengemas obat Mengemas obat sitostatika yang sudah Tiap obat 0.003 Apt. Muda
direkonstitusi untukdikirim ke ruang
• Mengawasi proses pembuangan Mengawasi proses pembuangan limt}ah ke Tiap laporan 0.006 Apt Madya
limbah dalam tempat khusus
Z Visitekeruangrawat Melakukan visite ke ruang rawat untuk Tiap pasien 0.004 Semuajenjang
melaksanakan asuhan kefarmasian
3. Pelayanan Informasl Obat(PIG) Menyiapkan dan memtierikan pelayanan Tiap kegiatan 0.005 Semuajenjang
informasl obat
«ATUA«
HO eUtli^N01A» PENJEUHEIAN
tIASiL
5. Konsuitasi dengan dokter, parawat Melakukan konsuitasi dengan tenaga medis/ Tiapkasus 0.030 Semua jenjang
dan tenaga kesehatan lainnya paramedis tentang asuhan kefarmasian
6. EvaluasipenMunaanobat
a Mengidentmkasiskala prioritas Mengidentifikasi skala prioritas evaluasi Tiap pasien 0.007 Apt Madya
dan manyusun indikator/kritsria dan menyusun indikator, kriteria dan standar
oembandino
b. Mengumpulkan dan menganalisa Cukupjelas Tiap kasus 0.009 Apt. Muda
data
CukuD lelas Tiaopsien 0.008 Aot Madva
c. MarekomendasI rencana intervensi
d. Mendokumentasikanhastlevaluasi Cukupjelas Tiap kasus 0.005 Ap Muda
CO
7. PemantauanPenggunaanObat
a Menelusuri cata£an medik Meneiusuri catatan medik/data penunjang Tiappsien 0.007 Ap Muda
<o hnrknitnn rinnnan rira^nrtsis pAOuakit
b. Menganalisis, menyimpulkandan Menganalisis dan mehyimpulkan(^t Tiap obat 0.020 Apt Madya
msrekomendaskan upaya inteivensi yang digunakan apakah sesuai dengan
indikasi serta merekomendasikan inteivens
b. Menganalisis mekanisme keija, Mengumpulkan data medik, menganalisis Tiap kasus 0.020 Apt. Madya
memantau dan merekomendasikan metenisme ketja obat berdasarkan data
upaya intervensi medHdpenur^ang dan merekomendasikan
upaya intervensi untuk meminimalkan efek
samping obat
9. Pemantauan kadar obat dalam darah Menentukan kadar obat dalam darah
psien atas parmintaan dokter yang
bertujuan untuk menjamin tercapinya efek
terapi yang diinginkan
MENTERIKESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
; AKQKA
PENdiaASAK 1*£iAK$Ar<A
MAl&fL mmr
a. Memenksa kadar obat Menenma permmtaan pamenksaan kadar Tiaphasil 0.020 Apt Madya
obat dalam darah, menganalisis data medik analtsa
dan melakukan pemerik^an dan mengolah
hasi! pemeriksaan
b. Mer^omendasikan dosis terapi Mambuat rekomendasi dosis terapi yang Tiap 0.010 Apt. Utama
tepat kepada dokter rekomendasi
E Pengabdian Masyarakat
1. Kejadian Luar Biasa(KLSyWabah/ Cukupjelas Tiap kali 0.500 Semuajenjang
BencanaAlam
SATUAH AISQKA
'm peUA«$A«A
HASlit XA£Dir
b. Dalam majalah ilmiah yang diakui Cukup jelas Tiap naskah 6.000 Semua Jenjang
oleh Lembaga llmu Pengetahuan
Indonesia
2. Karya tulls/karya ilmiah hasll Peforangan atau kelompok yang membahas
penelltian, pengujian,survel.atau suatu pokok bahasan ilmiah dengan
evaluasi dl bidang kefarmaslan/ menuangkan gagasan tersebut secara
kesehatan yang ddak dipublikaslkan sistemalis melalui idenfitkasi serta kesimpulan
dan saran-saran pemecahannya yang
mengikuti kaidah ilmu pengetahuan di
bidang kefannasian/kesehatan yang
a Dalam bentukbuku Cukup jelas Tiap buku 8.000 Semua Jenjang
(O b. Dalam bentuk makalah Cukup jelas Tiap naskah 4.000 Semua Jenjang
ro
3. Kaiya tulis/karya ilmiah berupa
dnjauan atau ulasan ilndah hasii
gagasan sendiri di bidang
kefarmasian/kesehatan yang
dipublikaslkan
a Dalam bentukbuku yang diteibitkan Cukup jelas Tiap buku 8.000 Semua Jenjang
dan edarkan secara nasional
b. Dalam majalah ilmiah yang diakui Cukup jelas Tiap naskah 4.000 Semua Jenjang
oleh Lembaga llmu Pengetahuan
Indonesia
4. Katya tulls/kaiya ilmiah berupa Karya tulis/ilmiah yang menipakan gagasan/
tinjauan atau ulasan ilndah hasll pemikiran sendiri yang ditinjau untuk diulas
gagasan sendiri dl bidang secara ilmiah di bidang kefarmasian/kese
kefarmasian/kesehatan yang tidak hatan untuk kalangan sendiri
dipublikaslkan
a Dalam bentuk buku Cukup jelas Tiap buku 7.500 Semua Jenjang
b. Dalam bentuk makalah Cukup jelas Tiap naskah 3.500 Semua Jenjang
5. Membuattullsan ilmiah populer di Cukup jdas Tiap naskah 2.000 Semua Jenjang
bidang kefarmasian/kesehatan
yang disebariuaskan melalul media
massa
MENTERt KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
b. Dalam bentuk majalah ilmiah yang Cukupjelas Tiap majalah 3.500 Semua Jenjang
diakuLIPI
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
PENJCLA9AN 1
tMtGkA\
NO! SUBUNSUR BUTIR/RINCIAN KEOIATAK
HASIL KRBOIT
ANGKA.
fiUTIft/AIMCiAf^ K6QIATAM PENJELASAN PELAKSANA i
KREDIT
F. Mcn^rolehgetarke«arjanaan
1. Memperolehljazah/gelardtbidang
kesehatan
2. Men^erolehijazah/gelardlliiar
bidang kesehatin
G Memperolehpiagam kehormatan/
penghargaan/landa jasa
LAMPIRAN II :PERMENKES
NOMOR :377/MENKES/PERA//2009
TANGGAL :13MEI2009
1. Persyaratan
Pegawal Negeri Sipll yang diangkat untuk pertama kail dalam Jabatan
Fungsional Apoteker hams memenuhi syarat sebagaimana tersebut
pada Pasal 23, Pasal 24, dan Pasal 25 Peraturan Menteri Negara
Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor PER/07/M.PAN/4/2008
tentang Jabatan Fungsional Apoteker dan Angka Kredltnya, sebagai
berikut:
a. Persyaratan Umum:
1) Tersedianya formasi;
2) Sudah diangkat sebagai Pegawai Negeri Sipil;
3) Usia paling tinggi 50(Lima puiuh tahun)
4) Surat Pernyataan Telah Melaksanakan Pekerjaan
Kefarmasian dari pejabat yang ben/venang;
5) Surat Pernyataan Bersedia Melaksanakan Pekerjaan
Kefarmasian dari yang bersangkutan; dan
6) Setiap unsur prestasi keija atau pelaksanaan pekerjaan dalam
Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan(DP-3)paling rendah
bemilai baik dalam 1 (satu)tahun terakhir.
b. Persyaratan Teknis:
1) Berijazah Apoteker;
197
MENTERI KESEHATAN
REPUBUK INDONESIA
2. Ketengkapan Berkas
198
MENTERI KESEHATAN
REPUBUK INDONESIA
199
MENTERI KESEHATAN
REPUBUK INDONESIA
200
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
201
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
Menteri Kesehatan
&/K ino5
Siti Fadilah Supari, Sp.JP(K)
202
MENTERi KESEHATAN
REPUBUK INDONESIA
Persyaratan
Kenaikan Jabatan:
a. Sekurang-kurangnya telah 1 (satu)tahun dalam jabatan terakhir;
b. Telah memperoleh angka kredit kumulatif minimal yang ditentukan
untuk kenaikan jabatan setingkatlebih tinggi, dengan ketentuan :
1) Paling kurang 80% (delapanpuluhpersen)berasaldanunsur
utama; dan
2) Paling banyak 20% (dua puluh persen) berasal dari unsur
penunjang.
c. Setiap unsur prestasi kerja atau pelaksanaan pekerjaan dalam
Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan (DP-3) paling rendah
bernilai baik dalam 1 (satu)tahun terakhir.
Kenaikan Pangkat:
a. Sekurang-kurangnya telah 2(dua)tahun dalam pangkat terakhir;
dan
b. Setiap unsur prestasi kerja atau pelaksanaan pekerjaan dalam
Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan (DP-3) paling rendah
bernilai baik dalam 2(dua)tahun terakhir.
MENTERI KESEHATAN
f^UBUK INDONESSA
2. Kelengkapan Berkas
Kenaikan Jabatan:
1) PejabatApotekermelengkapi dan menyerahkan berkas yang
dipersyaratkan untuk kenaikan jabatan kepada Kepala Unit
Pelaksana Teknis(UPT)Depkes;
2) Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Depkes mengusuikan
kepada Pimpinan Unit Utama yang membawahi UPT yang
bersangkutan melalui Kepala Bagian Kepegawaian/Unit yang
membidangi kepegawaian;
3) Bagian Kepegawaian/Unit yang membidangi kepegawaian
memeriksa kelengkapan berkas dan mengusuikan kepada
Sekretaris Jenderal Depkes melalui Kepala Biro Kepegawaian
untuk proses Surat Keputusan Kenaikan Jabatan Apoteker;
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
Kenaikan Jabatan:
1. PejabatApoteker melengkapi dan menyerahkan berkas yang
dipersyaratkan untuk kenaikan jabatan kepada Kepala Unit
Pelayanan Kesehatan/Unit Kerja Departemen/Lembaga
Pemerintah Non Departemen (LPND);
2. Kepala Unit Pelayanan Kesehatan/Unit Kerja Departemen/
Lembaga Pemerintah Non Departemen(LPND)mengusulkan
kepada Pimpinan Unit Utama yang membawaht Unit
Pelayanan Kesehatan/Unit Kerja melalui Kepala Bagian
Kepegawaian/Unityang membidangi kepegawaian;
3 Bagian Kepegawaian/Unit yang membidangi kepegawaian
memeriksa kelengkapan berkas dan mengusulkan kepada
Sekretaris Jenderal Departemen/LPND melalui Kepala Biro
Kepegawaian untuk proses Surat Keputusan Kenaikan
Jabatan Apoteker;
4 Biro Kepegawaian membuat konsep Surat Keputusan
Kenaikan Jabatan Apoteker dan disampaikan kepada pejabat
yang berwenang menetapkan;
5 Surat Keputusan Kenaikan Jabatan Apoteker bagi Apoteker
Pertama sampai dengan Apoteker Madya ditetapkan oleh
Pimpinan Departemen/LPND atau pejabat lain yang ditunjuk
oleh Pimpinan Departemen/LPND; ., ,,
6 Surat Keputusan Kenaikan Jabatan Fungsional Apoteker bagi
Apoteker Utama ditetapkan oleh Presiden atau pejabat lam
yang ditunjuk oleh Presiden; dan
7 Surat Keputusan Kenaikan Jabatan Apoteker yang ash
disampaikan kepada Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang
bersangkutan dan petikan/tembusan disampaikan kepada
Kepala Badan Kepegawaian Negara (BKN), Sekretaris
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
Kenaikan Pangkat:
1) PejabatApoteker melengkapi dan menyerahkan berkas yang
dipersyaratkan untuk pengusulan kenaikan pangkat kepada
Kepala Unit Pelayanan Kesehatan/Unit Keija Departemen/
Lembaga Pemerintah Non Departemen (LPND);
2) Kepala Unit Pelayanan Kesehatan/Unit Ketja Departemen/
Lembaga Pemerintah Non Departemen(LPND)mengusulkan
kepada Pimpinan Unit Utama melalui Kepala Bagian
Kepegawaian/Unit yang membidangi kepegawaian;
3) Bagian Kepegawaian/Unit yang membidangi kepegawaian
memeriksa kelengkapan berkas dan mengusulkan kepada
Sekretaris Jenderal Departemen/LPND melalui Kepala Biro
Kepegawaian untuk proses Surat Keputusan Kenaikan
PangkatApoteker;
4) Biro Kepegawaian membuat konsep nota persetujuan dan
mengusulkan kepada Kepala Badan Kepegawaian Negara
(BKN) untuk mendapatkan persetujuan;
5) Setelah mendapatkan persetujuan, maka Biro Kepegawaian
membuat konsep.Surat Keputusan Kenaikan Pangkat
Apotekei'dan disampaikan kepada pejabat yang benArenang
menetapkan;
6) Surat Keputusan Kenaikan Pangkat Apoteker bagi pangkat
Penata Muda Tk. I, golongan ruang lll/b, menjadi pangkat
Penata, golongan ruang lll/c, sampai dengan pangkat
Pembina Tk. I, golongan ruang IV/b ditetapkan oleh Pimpinan
2D8
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
Kenaikan Jabatan;
1. PejabatApoteker melengkapi dan menyerahkan berkas yang
dipersyaratkan untuk kenaikan jabatan kepada Kepala Unit
Pelaksana Teknis Daerah(UPTD)Prov/Kab/Kota;
2. Kepala UPTD Prov/kab/Kota mengusulkan kepada Kepala
Dinas Kesehatan Prov/Kab/Kota melalui Kepala Bagian
Kepegawaian/Unit yang membidangi kepegawaian;
3. Bagian Kepegawaian memeriksa kelengkapan berkas dan
mengusulkan kepada Sekretaris Daerah Prov/Kab/Kota
melalui Kepala Badan Kepegawaian Daerah untuk proses
Surat Keputusan Kenaikan Jabatan Apoteker;
209
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
Kenaikan Pangkat;
1. Pejabat Apoteker melengkapi dan menyerahkan berkas yang
dipersyaratkan untuk pengusulan kenaikan pangkat kepada
Kepala Unit Pelaksana Teknis Daerah(UPTD)Prov/Kab/Kota;
2. Kepala Unit Pelaksana Teknis Daerah(UPTD)Prov/Kab/Kota
mengusulkan kepada Kepala Dinas Kesehatan(Dinkes) Prov/
Kab/Kota melalui Kepala Bagian Kepegawaian/Unit yang
membidangi kepegawaian;
210
MENTERl KESEHATAN
REPUBUK INDONESIA
Menteri Kesehatan
212
MENTERJ KESEHATAN
REPUBLiK INDONESIA
LAMPIRAN IV PERMENKES
NOMOR 377/MENKES/PER/V/2009
TANGGAL 13MEI 2009
2. Kelengkapan Berkas
215
MENTERI KESEHATAN
REPUBUK INDONESIA
216
MENTERI KESEHATAN
REPUBUK iNOONEStA
Menteri Kesehatan
&/K in?2
Siti Fadilah Supari, Sp.JP(K)
218
MENTERi KESEHATAN
REPUBUK INDONESIA
LAMPIRAN V :PERMENKES
NOMOR :377/MENKES/PERA//2009
TANGGAL :13MEI2009
1. Persyaratan
219
MENTERI KESEHATAN
REPUBUK INDONESIA
2. Kelengkapan Berkas
220
MENTEFU KESEHATAN
REPUBUK INDONESIA
221
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
222
MENTERl KESEHATAN
REPUBUK INDONESIA
223
MENTERI KESEHATAN
REPUBUK INDONESIA
224
MB4TER> KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
226
MENTERl KESEHATAN
REPUBUK !NDONESIA
228
MENTERI KESEHATAN
REPUBUK INDONESIA
230
MENTERI KESEHATAN
REPUBUK INDONESIA
Menteri Kesehatan
232
MENTERI KESEHATAN
REPUBUK INDONESIA
LAMPIRAN VI :PERMENKES
NOMOR :377/MENKES/PERA//2009
TANGGAL :13MEI2009
1. Persyaratan
233
MENTERI KESEHATAN
REPUBUK INDONESIA
2. Kelengkapan Berkas
234
MENTERI KESEHATAN
REPUBUK INDONESIA
235
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
236
MENTERI KESEHATAN
RSHJBUK fNOONEStA
237
MENTERI KESEHATAN
REPUBUK INDONESIA
238
MENTERI KESEHATAN
REPUBUK INDONESIA
239
MENTERI KESEHATAN
REPUBUK INDONESIA
240
MENTERI KESEHATAN
REPUBUK INDONEStA
241
MENTERI KESEHATAN
rEPUBUK INDOKESIA
Menteri Kesehatan
243
MENTERI KESEHATAN
REPUBUK INDONESIA
1. Persyaratan
245
MENTERI KESEHATAN
REPUBUK INDONESIA
2. Kelengkapan Berkas
246
MBITBU KESEHATAN
REPUBUK INDONESIA
247
MENTERi KESEHATAN
REPUBUK tttOONESIA
248
MENTERl KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
249
MENTERI KESEHATAN
REPUBUK INDONESIA
260
MENTERi KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
252
MENTERI KESEHATAN
REPUBUK [NOONESIA
253
MENTERI KESEHATAN
REPUBUK INDONESIA
254
MENTERI KESEHATAN
RBHJBUK INOONEStA
Menteri Kesehatan
255
MENTBU KESBIATAN
REPUBUK CNOONESIA
LAMPIRAN VIII:PERMENKES
NOMOR :377/MENKES/PERA//2009
TAN6GAL :13MEI2009
a. Kedudukan
1. Tim Penilai Direktorat Jenderal berkedudukan di
Direktorat Jenderal yang membidangi pelayanan
kefarmasian Departemen Kesehatan.
2. Tim Penilai Direktorat Jenderal dalam melaksanakan
tugasnya berada dibawah dan bertanggung jawab
kepada Direktur Jenderal yang membidangi
pelayanan kefarmasian Departemen Kesehatan.
b. Tugas
Tim Penilai DirektoratJenderal mempunyai tugas sebagai
berikut:
1. Membantu Direktur Jenderal yang membidangi
257
MENTERI KESEHATAN
REPUBUK INDONESIA
Fungsi
Tim Penilai Direktorat Jenderal mempunyai fungsi sebagai
berikut;
1. Melaksanakan pengkajian terhadap usulan angka
kredit yang diajukan dalam Daftar Usul Penetapan
Angka Kredit(DUPAK)dan pengkajian terhadap bukti
fisikyang dilampirkan.
2. Melakukan penilaian akhirterhadap angka kredit yang
diajukan pada setiap usul penetapan angka kredit
Jabatan Fungsional Apoteker yang menjadi
kewenangannya.
3. Menyampaikan hasil rapat Tim Penilai Direktorat
Jenderal kepada Direktur Jenderal yang membidangi
pelayanan kefarmasian Departemen Kesehatan atau
Pejabatyang ditunjuk, berupa angka kredit yang telah
dituangkan dalam Penetapan Angka Kredit (PAK)
untuk ditetapkan.
4. Melaksanakan monitoring dan evaluasi pelaksanaan
penilaian angka kredit Jabatan Fungsional Apoteker
258
MENTERl KESB1ATAN
REPUBLtK IKDONEStA
a. Kedudukan
1. Tim Penilai Sekretariat Direktorat Jenderal
berkedudukan di Direktorat Jenderal yang membi-
dangi pelayanan kefarmasian Departemen Keseha
tan.
2. Tim Penilai Sekretariat Direktorat Jenderal dalam
melaksanakan tugasnya berada di bawah dan
bertanggung jawab kepada Sekretaris Direktorat
Jenderal yang membidangi pelayanan kefarmasian
Departemen Kesehatan.
b. Tugas
Tim Penilai Sekretariat Direktorat Jenderal mempunyai
tugas sebagai berikut
1. Membantu Sekretaris Direktorat Jenderal yang
membidangi pelayanan kefarmasian Departemen
Kesehatan dalam melaksanakan penilaian dan
penetapan angka kredit bagi Apoteker Pertama
sampai dengan Apoteker Madya yang bekerja pada
sarana pelayanan kefarmasian di lingkungan Depkes
maupun instansi-instansi lainnya.
2. Melaksanakan tugas lain yang berkaitan dengan
259
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
c. Fungsi
Tim Penilai Sekretariat Direktorat Jenderal mempunyai
fungsi sebagai berikut:
1. Melaksanakan pengkajian terhadap usulan angka
kredit yang diajukan dalam DUPAK dan pengkajian
terhadap bukti fisik yang dilampirkan.
2. Melakukan penilaian akhir terhadap angka kredit yang
diajukan pada setiap usul penetapan angka kredit
Jabatan Fungsionai Apoteker yang menjadi
kewenangannya.
3. Menyampaikan hasil rapat Tim Penilai Sekretariat
Direktorat Jenderal kepada Sekretaris Direktorat
Jenderal yang membidangi pelayanan kefarmasian
Departemen Kesehatan atau Pejabat yang ditunjuk,
berupa angka kredit yang telah dituangkan dalam
PAK untuk ditetapkan.
4. Melaksanakan monitoring dan evaluasi pelaksanaan
penilaian angka kredit Jabatan Fungsionai Apoteker
di Iingkungan Departemen Kesehatan maupun
instansi-instansi lainnya setiap tahun.
5. Melaporkan hasil pelaksanaan penilaian angka kredit
Jabatan Fungsionai Apoteker setiap tahun.
3) Tim Penilai Instansi
a. Kedudukan
260
MENTERl KESEHATAN
REPUBUK INDONESIA
Tugas
Tim Penilai Instansi mempunyai tugas sebagai berikut:
1. Membantu Pimpinan Departemen/Lembaga
Pemerintah Non Departemen (LPND) Seiain
Departemen Kesehatan (setingkat eselon II) dalam
melaksanakan penilaian dan penetapan angka kredit
bagi Apoteker Pertama sampai dengan Apoteker
Madya yang bekerja pada Unit Pelayanan
Kefarmasian/Unit Kerja Departemen/Lembaga
Pemerintah Non Departemen (LPND) Seiain
Departemen Kesehatan.
2. Membantu Pimpinan Departemen/Lembaga
Pemerintah Non Departemen (LPND) Seiain
Departemen Kesehatan dalam mengajukan usulan
DUPAK bagi Apoteker Pertama sampai dengan
Apoteker Madya yang bekerja pada Unit Pelayanan
Kesehatan/unit Kerja di lingkungan Departemen/
Lembaga Pemerintah Non Departemen (LPND)
Seiain Departemen Kesehatan.
3. Melaksanakan tugas lain yang berkaitan dengan
penetapan angka kredit bagi Apoteker Pertama
261
MENTSU KESEHATAN
REPUBUK INDONESIA
c. Fungsl
Tim Panilai Instansi mampunyai fungsl sabagal berikut:
1. Malaksanakan pangkajian tarhadap usulan angka
kradit yang diajukan dalam DUPAK dan bukti fisik
yang dilampirkan.
2. Malakukan panilaian akhir tartiadap angka kradit yang
diajukan pada satiap usul panatapan angka kradit
Jabatan Fungsional Apotakar yang manjadi
kawanangannya.
3. Manyampaikan hasil rapatTim Panilai Instansi kapada
Pimpinan Dapartaman/LPND Salain Dapkas atau
Pajabatyang ditunjuk, barupa angka kradit yang talah
dituangkan dalam PAK untuk ditatapkan.
4. Malaksanakan monitoring dan avaluasi Jabatan
Fungsional Apotakar satiap tahun.
5. Malaporkan hasil pelaksanaan panilaian angka kradit
Jabatan Fungsional Apotakar satiap tahun.
a. Kadudukan
1. Tim Panilai UPT Dapkas barkadudukan di Unit
Palaksana Taknis(UPT) Dapkas.
2. Tim Panilai UPT Dapkas dalam malaksanakan
262
MENTERI KESEHATAN
REPUBUK INDONESIA
Fungsi
Tim Penilai Unit Pelaksana Teknis (UPT) Departemen
Kesehatan mempunyai fungsi sebagai berikut:
1. Melaksanakan pengkajian terhadap usulan angka
kredit yang diajukan dalam DUPAK dan bukti fisik
yang dilampirkan.
2. Melakukan penilaian akhir terhadap angka kredit yang
263
MENTERt KESEHATAN
REPUBUK INDONESIA
a. Kedudukan
1. Tim Penilai Provinsi berkedudukan di Dinas
Kesehatan Provinsi.
2. Tim Penilai Provinsi dalam melaksanakan tugasnya
berada di bawah dan bertanggung jawab kepada
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi.
b. Tugas
Tim Penilai Provinsi mempunyai tugas sebagai berikut:
1. Membantu Kepala Dinas Kesehatan Provinsi dalam
melaksanakan penilaian dan penetapan angka kredit
bagi Apoteker Pertama sampai dengan Apoteker
Madya yang bekerja pada sarana pelayanan
kefarmasian/UPTD tingkat Provinsi.
2. Membantu Kepala Dinas Kesehatan Provinsi dalam
264
MENTERI KESEHATAN
REPUBUK INDONESIA
Fungsl
Tim Penilai Provinsi mempunyai fungsi sebagai berikut:
1. Melaksanakan pengkajian terhadap usulan angka
kredit yang diajukan dalam DUPAK dan bukti fisik
yang dilampirkan.
2. Melakukan penilaian akhir terhadap angka kredit yang
diajukan pada setiap usul penetapan angka kredit
Jabatan Fungsional Apoteker yang menjadi
kewenangannya.
3. Menyampaikan hasil rapatTim Penilai Provinsi kepada
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi atau Pejabat yang
ditunjuk, berupa angka kredit yang telah dituangkan
dalam PAK untuk ditandatangani.
4. Melaksanakan monitoring dan evaluasi Jabatan
Fungsional Apoteker setiap tahun.
5. Melaksanakan hasil pelaksanaan penilaian angka
kredit Jabatan Fungsional Apoteker setiap tahun.
265
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
c. Fungsi
Tim Penilai Kabupaten/Kota mempunyai fungsi sebagai
berikut:
266
MENTERI KESEHATAN
REPUBUK INDONESIA
a. Kedudukan
1. Tim Penilai Teknis berkedudukan di Depkes,
Departemen/LPND Selain Depkes, dan Provinsi/
Kabupaten/Kota;
2. Tim Penilai Teknis dalam meiaksanakan tugas dari
dan bertanggung jawab kepada Ketua Tim Penilai
Direktorat Jenderal/Ketua Tim Penilai Sekretariat
Ditjen/Ketua Tim Penilai Instansi, dan Ketua Tim
Penilai Provins'i/Kabupaten/Kota.
b. Tugas
1. Memberi saran dan pendapat kepada Ketua Tim
267
MENTERI KESEHATAN
REPUBUK INDONESIA
a. Kedudukan
1. Sekretariat Tim Penilai berkedudukan di Direktorat
Jenderal Depkes, UPTDepkes,Departemen/LPND Selain
Depkes,dan Dinkes Provinsi/Kabupaten/Kota;
2. Sekretariat Tim Penilai dipimpin oleh sekretaris yang
secara fungsional dijabat oleh pejabat di bidang
kepegawaian.
3. Sekretaris Tim Penilai dalam melaksanakan tugasnya
bertanggung jawab kepada pejabat yang berwenang
dalam menetapkan PAK.
b. Tugas
Menerima dan mengadministrasikan DUPAK,SK PAK, bukti
fisik, dan kelengkapan administrasi Apoteker;
1. Menyiapkan bahan konsep surat dan instrumen penilaian
prestasi kerja Apoteker.
268
MENTERI KESEHATAN
REPUBUK INDONESIA
269
MENTERl KESEHATAN
REPUBUK (NDQNESIA
270
MENTERI KESBMTM4
REPUBUK INDONESIA
DUPAK yang diajukan oleh Tim Penilai dibahas dalam rapat Tim
Penilai Teknis.
Dalam rapat ini Tim Penilai Teknis mengkaji hal-hal teknis yang
diminta pertlmbangannya.
Hasil pengkajian tersebut disampaikan kepada Ketua Tim Penilai.
Menteri Kesehatan
272
MENTERi.KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
LAMPIRAN IX :PERMENKES
NOMOR :377/MENKES/PERA^/2009
TANGGAL :13MEI2009
A. Unsur Pendidlkan
273
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
B. Pekerjaan Kefarmasian
275
MENTER] KESEHATAN
REPUBUK INDONESIA
C. Pengembangan Profesi
277
MENTER] KESEHATAN
REPUBUK INDONESIA
Menteri Kesehatan
278
MENTERI KESEHATAN
REPUBUK INDONESIA
LAMPIRAN X :PERMENKES
NOMOR :377/MENKES/PER/V/2009
TANGGAL :13MEI2009
279
MENTERI KESEHATAN
REPUBUK INDONESIA
Contoh formulir DUPAK dan cara pengisiannya sebagai berikut ;
»Mi II IR A
1. CONTOH:FORMULIR A LAMPIRAN lA
PPNFT^AN
DAFTAR USUL PENETAPAN PERATURAN BERSAMA
TI APOTEKER
ANGKA KREDIT AKUI tiKcn MENTERI KESEHATAN DAN
KEPALA KEPEGAWAIAN NEGARA
NOMOR 1113/MENKES/PB/X11/2008
NOMOR 26 TAHUN 2008
TANGGAL 1 OESEMBER 2008
Instansi :
KETERANGAN PBtWANGAN
NAMA
NIP
9 MASAKERJAGOLONGAN
UNSUR UTAMA
Surat Keputusan
PENDIDIKAN
Mengikuti Pendldikan Sekolah Dan
Memperoleh Ijazah/Gelar:
Apoteker/Doktor Farmasi (S-3) dst
Lamplran Usul^ahan Yang Dinilai:
1.
MENTERI KESEHATAN
REPUBUK INDONESIA
2. Tanggal
3. Pejabat Pengusul
NIP.
NIP
NIP
Catatan: Surat Keputusan tentang jabatan terakhir yang ada angka kreditnya, perlu dicantumkan
281
MENTERl KESEHATAN
REPUBUK INDONESIA
1) InstansiPengusul
Diisi oleh pejabat pengusul pada unit kerja pejabat yang
bersangkutan
Lama diisi dengan angka kredit sesuai dengan
Penetapan Angka Kredit(PAK)yang terakhir.
282
MENTERI KESEHATAN
REPUBUK INDONESIA
2) Instansi Penilai
Diisi oleh Tim Penilai yang menerima DUPAK
Lama diisi dengan angka kredit sesuai dengan
Penetapan Angka Kredit(PAK)yang terakhir
Baru : diisi dengan pertambahan angka kredit yang
disetujul oleh Tim Penilai yang diperoleh
pejabat Apoteker tersebut dalam periode
waktu antara penetapan angka kredit yang
terakhir sampai dengan saat pengusulan
penetapan angka kredit ini.
Jumlah : diisi hasil penjumlahan angka kredit Lama
dan Baru.
Formulir ini diisi setiap hari kerja oleh pejabat Apoteker yang
bersangkutan dan diparaf oleh atasan langsung.
1 Contoh formulir B
Nama
NIP
Jabatan
Golongan ruang
Unit Organisasi
Kabupaten/ Kota
Propinsi
Bulan/tahun
284
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
1 2 3
Paraf
Atasan
Langsung
Catalan : Butir kegiatan yang ditulis dalam formuiir sesuai dengan kegiatan yang diiaksanakan
berdasarkan jenjang jabatan.
285
MENTERl KESEHATAN
REPUBUK INTONESIA
286
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
Sa-
Jumlah Prestasi Keija Tanggal
No Kegiatan
tuan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 to It 12 13 14 15 16 17 IB 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
1 2 3
1 3
2 2
3 1
4 1
Paraf
Atasan
Langsung
Formulir ini dibuat setiap 1 (satu) kali tiap 6(enam)bulan dan dibuat
pada bulan Juni dan Desember.
Formulir ini merupakan rekapitulasi jumlah prestasi kerja bulanan,
dibuat rangkap 3(tiga) masing-masing untuk:
1. Dilampirkan pada Daftar Usul Penetapan Angka Kredit.
2. Unit Kerja yang bersangkutan.
3. PejabatApoteker yang bersangkutan.
287
MENTERl KESEHATAN
REPUBUK INDONESIA
SURAT PERNYATAAN
MELAKUKAN KEGIATAN PEKERJAAN KEFARMASIAN
Yang beitanda tangan dibawah ini ;
Nama
NIP
Pangkat/goiongan ruang/TMT
Jabatan
Unit Keqa
Menyatakan bahvy^ :
Nama
NIP
Pangkat/goiongan ruang/TMT
Jabatan
Unit Kerja
Telah melakukan kegiatan pekerjaan kefarmasian sebagai berikut
URAIAN
JUMLAH
KEGIATAN JUMLAH KETERANGAN/
NO TANGGAL SATUAN VOLUME ANGKA
PEKERJAAN
HASIL KEGIATAN KREDIT AK BUKTI RSIK
KEFARMASIAN
1 2 3 4 6 6 7 8
1.
2.
JUMLAH
288
MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
289
MENTERI KESEHATAN
REPUBUK INDONESIA
290
MENTERI KESEHATAN
REPUBUK INDONESIA
291
MENTERl KESEHATAN
REPUBUK INDONESIA
SURAT PERNYATAAN
MELAKUKAN KEGIATAN PENGEMBANGAN PROFESI
Yang bertanda tangan dibawah ini ;
Nama
NIP
Pangkat/golongan ruang/TMT
Jabatan
Unit Kefja
Menyatakan bahwa :
Nama
NIP
Pangkat/golongan mang/TMT
Jabatan
Unit Keqa
Telah melakukan kegiatan pengembangan profesi sebagai berikut
URAIAN
JUMLAH
KEGIATAN
NO TANGGAL SATUAN VOLUME ANGKA JUMLAH KETERANGAN/
PENGEMBANGAN
HASIL KEGIATAN KREDIT AK BUKTI FISIK
PROFESI
1 2 3 4 6 6 7 8
1.
2.
dst JUMLAH
292
MENTERI KESEHATAN
REPUBUK INDONESIA
293
MENTERi KESEHATAN
REPUBLiK INDONESIA
Formulir ini dibuat untuk dapat dilampirkan pada Daftar Usul Penetapan
Angka Kredit.
SURAT PERNYATAAN
MELAKUKAN KEGIATAN PENUNJANG TU6AS
Yang bertanda tangan dibawah inf :
Nama
NIP
Pangkat/golongan ruang/TMT
Jabatan
Unit Kerja
Menyatakan bahwa :
Nama
NIP
Pangkat/golongan mang/TMT
Jabatan
Unit Keija
Telah melakukan keglatan penunjang tugas Apoteker sebagal berikut;
URAIAN
JUMLAH
KEGIATAN
NO TANGGAL SATUAN VOLUME ANGKA JUMLAH KETERANGAW
PENUNJANG
HASIL KEGIATAN KREDIT AK BUKTI FISIK
TUGAS
1 2 3 4 6 6 7 8
1.
2.
dst JUMLAH
295
MENTERi KESEHATAN
REPUBUK INDONESIA
296
MENTERI KESEHATAN
REPUBUK INIXINESIA
297
MENTERI KESEHATAN
REPUBUK INDONESIA
1. Contoh formulir F
SURATKETERANGAN
Nomor:
Unit Organlsasi
200
Pengurus Organlsasi.
298
MENTERI KESEHATAN
REPUBUK INDONESIA
Tingkat (diisi
wilayah organisasi tersebut
berada, misalnya Nasional,
Provinsi, Kab/Kota.)
G PENETAPANANGKAKREDIT
299
MENTERI KESEHATAN
REPUBLiK INDONESIA
1 UNSUR UTAMA
a. Pendidikan
2. UNSUR PENUNJANG
301
MENTERI KESEHATAN
REPUBUK INDONESIA
Keterangan perorangan:
Nama diisi nama pejabat Apoteker
yang bersangkutan.
- NIP diisi NIP yang bersangkutan.
Nomor sen KARPEG diisi Nomor Seri Kartu
Pegawai yang bersangkutan.
Tempat dan Tanggal Lahir diisi tempat dan tanggal lahir
yang bersangkutan.
Jenis Kelamin diisi laki-laki atau perempuan
Pendidikan yang telah diisi pendidikan terakhir
diperhitungkan angka khusus yang telah diperhi
kreditnya tungkan angka kreditnya.
Pangkat/ Golongan Ruang/ diisi pangkat/gol. mang/TMT
TMT yang bersangkutan.
JabatanApoteker diisi jenjang jabatan pejabat
Apoteker yang bersangkutan.
Masa Keija Golongan diisi Masa Kerja Golongan
yang bersangkutan sesuai SK
terakhir.
Unit Kerja diisi unit kerja tempat yang
bersangkutan bekerja.
Penetapan Angka Kredit
Lama diisi dengan angka kredit
sesuai dengan Penetapan
Angka Kredit (PAK) yang
terakhir.
Bam diisi dengan pertambahan
302
MENTERI KESEHATAN
REPUBUK INDONESIA
Menteri Kesehatan
-i; f.j
■ ---rf-Ji
tr-
i:
= r-^
■^/:=i
b4
PRESIOEN
REPUBLIK INDONESIA
TENTANG
305
PREStDEN
REPUBLiK INDONESIA
MEMUTUSKAN :
Menetapkan : PERATURAN PRESIDEN TENTANG TUNJANGAN
JABATAN FUNGSIONAL DOKTER, DOKTER GIGI
APOTEKER, ASISTEN APOTEKER, PRANATA
LABORATORIUM KESEHATAN, EPIDEMIOLOG
KESEHATAN, ENTOMOLOG KESEHATAN
SANITARIAN, ADMINISTRATOR KESEHATAn'
PENYULUH KESEHATAN MASYARAKAT,PERAWAT
GIGI, NUTRISIONIS, BIDAN, PERAWAT. RADIO-
GRAFER, PEREKAM MEDIS, DAN TEKNISI
ELEKTROMEDIS.
307
i
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
Pasal 1
308
PREStDEN
REPUBUK INDONESIA
309
PRESIDEN
REPUBUK INDONESIA
310
PRESIDEN
REPUBUK INDONESIA
311
PRESIOEN
REPUBUK tNOONESIA
312
PRESiOEN
REPUBLIK INDONESIA
Pasal 2
313
PRESiDEN
REPUBUK (NDONESIA
Pasal 3
Pasal4
314
PRESIDEN
REPUBUK INDONESIA
Pasal 5
315
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
Pasal6
Pasal 7
316
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
Pasai 8
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 28 Juni 2007
ttd.
g^KIN^
Nahattands
317
PRESIDEN
REPUBUK INDONESIA
LAMPiRANI
PERATURAN PRESIDEN REPUBUK INDONESIA
NOMOR :54Tahun2007
TANGGAL : 28 Juni 2007
JABATAN BESARNYA
JABATAN
FUNGSIONAL TUNJANGAN
ock V. Nahattands
319
i
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
LAMPIRAN fl
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR : 54 Tahun 2007
TANGGAL : 28 Juni 2007
JABATAN BESARNYA
JABATAN
FUNGSIONAL TUNJANGAN
V. Nahattands
320
i
PRESIDEN
REPUBUK INDONESIA
LAMPD^ HI
PERATURAN PRESIDEN REPUBUK INDONESIA
NOMOR :54Tahun2007
TAN6GAL :28 Juni 2007
JABATAN BESARNYA
JABATAN
FUNGSIONAL TUNJANGAN
V. Nahattands
321
%
PRESiOEN
RB>UBLtK INDONESIA
LAMPiRAN IV
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR : 54 Tahun 2007
TANGGAL : 28 Juni 2007
JABATAN BESARNYA
JABATAN
FUNGSIONAL TUNJANGAN
V. Nahattands
322
PRESIDEN
REPUBUK INDONESIA
LAMPIRAN V
PERATURAN PRESIDEN REPUBUK INDONESIA
NOMOR :54Tahun2(H)7
TANGGAL : 28 Juni 2007
JABATAN BESARNYA
NO JABATAN
FUNGSIONAL TUNJANGAN
ock V. Nahattands
323
i
PRESIDEN
REPUBUK INDONESIA
LAMPIRAN VI
PERATURAN PRESIDEN REPUBUK INDONESIA
NOMOR :54Tahun2007
TANGGAL : 28 Juni 2007
JABATAN BESARNYA
NO JABATAN
FUNGSIONAL TUNJANGAN
ock V. Nahattands
324
PRESIDEN
REPUBUK INDONESIA
LAMPIRAN Vli
PERATURAN PRESIDEN REPUBUK INDONESIA
NOMOR ;54Tahun2007
TANGGAL : 28 JunI 2007
JABATAN BESARNYA
NO JABATAN
FUNGSIONAL TUNJANGAN
V. Nahattands
325
PRESIDEN
REPUBUK INDONESIA
LAMPIRAN VIU
PERATURAN PRESIDEN REPUBUK INDONESIA
NOMOR :54Tahun2007
TANGGAL :28 JunI 2007
JABATAN BESARNYA
NO JABATAN TUNJANGAN
FUNGSIONAL
ock V. Nahattands
326r
PRESIDEN
REPUBUK INDONESIA
LAMPiRAN IX
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR : 54 Tahun 2007
TANG6AL : 28 Juni 2007
JABATAN
JABATAN BESARNYA
FUNGSIONAL TUNJANGAN
ock V. Nahattands
327
PRESfDEN
REPUBLIK INDONESIA
ock V. Nahattands
328
PRESIDEN
REPUBUK INDONESIA
LAMPIRAN XI
PERATURAN PRESIDEN REPUBUK INDONESIA
NOMOR :54Tahun2007
TANGGAL : 28 Juni 2007
JABATAN BESARNYA
JABATAN
FUNGSIONAL TUNJANGAN
ock V. Nahattands
329
PRESIOCN
REPU8UK [NDONSSM
LAMPtRANXa
PERATURAN PRESIDEN REPUBLfK INDONESIA
NOMOR :54 Tahun 2007
TAN6GAL :28 Juni 2007
JABATAN BESARNYA
NO JABATAN
FUNGSIONAL TUNJANGAN
ock V. Nahattands
330
PRESIDEN
REPUBUK INDONESIA
LAMPIRAN Xni
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 1 54 Tahun 2007
TANGGAL : 28 Juni 2007
JABATAN BESARNYA
JABATAN
FUNGSIONAL TUNJANGAN
V. Nahattands
331
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
LAMPIRAN XIV
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR : 54 Tahun 2007
TANGGAL : 28 Juni 2007
JABATAN
BESARNYA|
NO FUNGSIONAL
JABATAN TUNJANGAN|
V. Nahattands
332
PRESIDEN
REPUBUK INDONESIA
LAMPIRAN XV
PERATURAN PRESIDEN REPUBUK INDONESIA
NOMOR :54Tahun2007
TANGGAL : 28 Juni 2007
JABATAN BESARNYA
JABATAN
FUNGSIONAL TUNJANGAN
ock V. Nahattands
333
PRESIDEN
REPUBLtK INDONESIA
LAMPIRAN XVI
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR :54Tahun2007
TANGGAL : 28Juni2007
JABATAN BESARNYA
JABATAN
FUNGSIONAL TUNJANGAN
ock V. Nahattands
334
FRESB>EN
RBtlBLK mOONESIA
LAMPiRANXVa
PERATURAN PRESa>EN REPUBUK INDONESIA
NOMOR :54 Tahun 2007
TAN6GAL :28Juni2007
JABATAN BESARNYA
JABATAN
FUNGSIONAL TUNJANGAN
V. Nahattands
335
PRESIDEN
REPUBUK INDONESIA
TENTANG
337
PRESfDEN
REPUBUK INDONESIA
338
PREStDEN
REPUBUK INDONESIA
MEMUTUSKAN:
Pasall
339
"I
PRESIOei
REPUBLIK INDONESIA
340
PRESIDEN
REPUBUK INDONESIA
341
PRESIDEN
REPUBUK INDONESIA
Pasal 2
Pasal 3
Pasal 4
342
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 15 Mei 2008
man Santoso
343
PREStDEN
REPUBUK INDONESIA
LAMPIRAN I
PERATURAN PRESfDEN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR :34Tahun2008
TANGGAL : IS Mel 2008
JABATAN BESARNYA
NO JENJANG JABATAN
FUNGSIONAL TUNJANGAN
1 2 3 4
(man Santoso
345
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
LAMPiRAN II
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR :34Tahun2008
TANGGAL : 15 Mei 2008
JABATAN BESARNYA
NO JENJANG JABATAN
FUNGSIONAL TUNJANGAN
1 2 3 4
Iman Santoso
346
i
PRESIOEN
REPUBUK INDONESIA
LAMPIRAN III
PERATURAN PRESIDEN REPUBUK INDONESIA
NOMOR :34Tahun2008
TANGGAL : 15 Mel 2008
JABATAN BESARNYA
NO JENJANG JABATAN TUNJANGAN
FUNGSIONAL
2 3 4
1
Santoso
347
PRESIDEN
REPUBUK INDONESIA
LAMPIRAN IV
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR : 34 Tahun 2008
TANGGAL : 15 Mel 2008
JABATAN BESARNYA
NO JENJANG JABATAN
FUNGSIONAL TUNJANGAN
1 2 3 4
Santoso
345
PREStOEN
REPUBUK INDONESIA
UVMPtRAN V
PERATURAN PRESIDEN REPUBUK INDONESIA
NOMOR :34Tahun2008
TANGGAL : 15 Mel 2008
JABATAN BESARNYA
NO JENJANG JABATAN
FUNGSIONAL TUNJANGAN
1 2 3 4
. iman Santoso
349
W PRESIOEN
REPUBLIK INDONESIA
LAMPIRAN VI
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR : 34 Tahun 2008
TANGGAL : 15 Mei 2008
JABATAN BESARNYA
NO JENJANG JABATAN
FUNGSIONAL TUNJANGAN
1 2 3 4
Iman Santoso
350
PREStOEN
REPUBLiK INDONESIA
LAMPIRAN VII
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR : 34 Tahun 2008
TANGGAL : 15 Mel 2008
JABATAN BESARNYA
JENJANG JABATAN
FUNGSIONAL TUNJANGAN
T
Teknisi Teknisi Gigi Penyelia 500.000,00
Gigi
Teknisi Gigi Pelaksana 265.000,00
Lanjutan
Iman Santoso
361
PRESIDEN
REPUBLIK INDONESIA
TENTANG
354
PRESIDEN
REPUBUK INDONESIA
MEMUTUSKAN:
Pasal 1
355
PRESIOEN
REPUBUK INDONESIA
Pasal 2
356
PRESIDEN
REPUBUK INDONESIA
Pasal 3
Pasal 4
Pasal 5
357
PRESIDEN
REPUBUK INDONESIA
Pasal6
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 23September 2009
Iman Santoso
358
PRESIDEN
REPUBUK INDONESIA
LAMPIRAN I
PERATURAN PRESIDEN REPUBUK INDONESIA
NOMOR : 42 Tahun 2009
TANGGAL : 23 September 2009
JABATAN BESARNYA
JABATAN
FUNGSIONAL TUNJANGAN
Iman Santoso
359
i
PREStDEN
REPUBLIK INDONESIA
LAMPiRAN II
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR : 42 Tahun 2009
TANGGAL : 23 September 2009
JABATAN BESARNYA
JABATAN
FUNGSIONAL TUNJANGAN
Ahli
Fisikawan Medis Muda Rp. 600.000,00
(man Santoso
360
PRESIOEN
REPUBUK INDONESIA
LAMPiRAN III
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR ; 42 Tahun 2009
TANGGAL : 23 September 2009
JABATAN BESARNYA
JABATAN
FUNGSIONAL TUNJANGAN
Iman Santoso
361
DEPARTEMEN KESEHATAN R.I
DIREKTORAT JENDERAL
BraA KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN INDONESIA
SEHAT
2010
Jl. H.R.Rasuna Said Blok X5 Kapiing No.4-9 Te^.:5201590(Hunting)PES.2029,5006,5900
Jakarta 12950 Fax.:52964838 TromolPos:203
KEPUTUSAN
DIREKTUR JENDERAL BiNA KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN
NOMOR:HK.02.03/1/006.1/09
TENTANG
363
DEPARTEMEN KESEHATAN R.I
DIREKTORAT JENDERAL
BINA KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN •ndon^ia
2010
364
DEPARTEMEN KESEHATAN R.I
DIREKTORAT JENDERAL
BINA KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN Indonesia
2010
MEMUTUSKAN:
Menetapkan
365
DEPARTEMEN KESEHATAN R.I
DKEKTORAT JENDERAL
BINA KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN INDONESIA
SEHAT
2010
366
DEPARTEMEN KESEHATAN R.I
DIREKTORAT JENDERAL
BINA KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN INDONESIA
SEHAT
2010
367
H 000(J3
Custantinah,AptM.App.Sc
NIP. 140100965
368