Anda di halaman 1dari 36

Ekonomi makro perekonomian terbuka

A. Pengertian perekonomian terbuka

Ekonomi makro merupakan ilmu yang mempelajari tentang perekonomian Negara dan
perekonomian global secara menyeluruh. Menurut Adam Smith, ekonomi mikro adalah subjek
ekonomi yang selalu bersifat ekonomis rasional. Hal ini mengakibatkan para pelaku ekonomi
harus mempertimbangkan hal-hal rasional sebelum membuat keputusan.

Sistem perekonomian terbuka adalah suatu sistem yang melakukan hubungan


perekonomian secara bebas dengan perekonomian yang lain.menurut ega jalu,perekonomian
terbuka adalahsebuah perekonomian yang berinteraksi secara bebas dengan perekonomian di
seluruh dunia.

Ekonomi makro perekonomian terbuka merupakan suatu sistem ekonomi yang


didalamnya terdapat ekspor impor yang dilakukan oleh suatu Negara dengan Negara lain.
perekonomian terbukaada juga disebut sebagai perekonomian empat sector yang memang
mencakup empat kriteria,yaitu rumah tangga ,perusahaan,pemerintah,dan luar negeri. untuk
mengerti perekonomian suatu Negara kita harus mengetahui peran dan target otoritas kebijakan
fiskal dan kebijakan moneter dari suatu Negara tersebut.dimana suatu Negara dengan sistem
perekonomian terbuka akan melaksanakan prinsip prinsip ekonomi terbuka tetapi kebijakan yang
yang diambil akan tetap berdasarkan kondisi masyarakat dan perekonomian yang sedang terjadi
pada Negara tersebut.

Menurut sejarah, banyak negara yang terus-menerus mengimpor lebih banyak barang dan
jasa daripada barang yang diekspor. Artinya, jumlah ekspor netonya selalu negatif. Meskipun
para ekonom masih memperdebatkan apakah defisit perdagangan ini merupakan sebuah masalah
atau tidak, banyak politisi dan pengusaha yang memberikan klaim bahwa perdagangan ini
merefleksikan kompetisi yang tidak adil: Perusahaan-perusahaan asing diizinkan untuk menjual
produk mereka di pasar dalam negeri, sedangkan pemerintahan negara lain mencegah perusahaan
kita menjual produk-produknya di luar negeri.

Bayangkan jika anda menjadi seorang pemimpi langkah apa yang harus anda ambil untuk
mengurangi atau mengakhiri defisit perdagangan tersebut .untuk mengambil keputusan tersebut
anda harus memahami faktor apa saja yang menentukan keseimbangan perdagangan suatu
negara dan bagaimana kebijakan pemerintah memengaruhinya, kita membutuhkan teori ekonomi
makro perekonomian terbuka.sehingga kita dapat mengambil keputusan ataupun kebijakan
kebijakan yang tepat untuk menghadapi masalah yang dihadapi tersebut.
Rumusan masalah

1. Pengertian perekonomian terbuka


2. Kebijakan perekonomian terbuka
3. Sector perekonomian terbuka
4. Keseimbangan perekonomian terbuka
5. Kelebihan dan kekurangan perekonomian terbuka

1. Pengertian Perekonomian Terbuka

Perekonomian terbuka adalah perekonomian yang melibatkan diri dalam perdagangan


internasional (ekspor dan impor) barang dan jasa serta modal dengan negara-negara lain. Pada
sistem ekonomi yang terbuka, terdapat kemungkinan dari produsen untuk melakukan kegiatan
ekspor barang dan produk dagangan dengan tujuan pasar-pasar di negara lain atau sebaliknya
melakukan kegiatan impor atas bahan mentah dan bahan penolong serta mesin atau barang jadi
dari luar negara. Dalam model terbuka ini jasa perbankan dan lembaga keuangan dapat juga
berasal dari luar negeri dan kita dihadapkan pada sistem perekonomian yang semakin menyatu
(the borderless economy) yang disebut dengan the global ekonomi.

Perekonomian terbuka adalah sebuah perekonomian yang berinteraksi secara bebas


dengan perekonomian lain di seluruh dunia. Dalam perekonomian terbuka mulai diberlakukan di
semua nagara. Dalam perekonomian terbuka ini menggambarkan kondisi yang dimana
antarnegara dapat melakukan suatu hubungan baik secara ekonomi yang melalui bidang
perdagangan internasional maupun dalm bidang politik. Sebuah negara yang menganut
pandangan perekonomian terbuka, apabila terjadi interaksi dengan sektor luar negeri yang
ditandai dengan adanya mekanisme ekspor dan impor.

Perekonomian terbuka atau perekonomian empat sektor adalah suatu sistem ekonomi
yang melakukan kegiatan ekspor dan impor dengan Negara-negara lain di dunia ini, karena
kegiatan ekspor dan impor merupakan bagian yang pentingnya dalam kegiatan setiap
perekonomian. Dalam ekonomi yang melakukan perdagangan luar negeri, aliran pendapatan dan
pengeluaran dapat dijelaskan sebagai berikut : apabila aliran aliran pendapatan dan pengeluaran
diperhatikan maka akan didapati bahwa aliran yang berlaku dalam perekonomian terbuka adalah
berbeda dengan perekonomian tiga sector sebagai akibar dari wujudnya kegiatan ekspor dan
impor.

Secara fisik, ekspor diartikan sebagai pengiriman dan penjualan barang-barang buatan
dalam negeri ke luar Negara-negara lain. Pengiriman ini akan menimbulkan aliran pengeluaran
yang masuk ke sector perusahaan. Dengan demikian pengeluaran agregat akan meningkat
sebagai akibat dari kegiatan mengekspor barang dan jasa dan pada akhirnya keadaan ini akan
menyebabkan peningkatan dalam pendapatan nasional.
Secara fisik, impor merupakan pembelian dan pemasukkan barang dari luar negeri ke
dalam negeri atau ke dalam suatu perekonomian. Aliran barang ininakan menimbulkan aliran
keluar dari aliran pengeluaran dari sector rumah tangga ke sector perusahaan. Aliran keluar ini
yang akan Sebagaimana dari penjelasan sebelumnya, bahwa ekspor dan impor mempengaruhi
kegiatan dalam suatu perekonomian dan sirkulasi pendapatan yang berlaku. Penggunaan faktor-
faktor produksi oleh sector perusahaan akan mewujudkan aliran pendapatan ke sector rumah
tangga. Aliran pendapatan ini meliputi gaji dan upah, sewa, bunga dan keuntungan lainnya

Dapat disimpulkan bahwa dalam perekonomian terbuka pengeluaran agregat meliputi lima
jenis pengeluaran, yaitu

1. Pengeluaran konsumsi rumah tangga ke atas barang barang yang dihasilkan didalam
negeri. (Cdn)
2. Investasi perusahaan (I) untuk menambah kapasitas sector perusahaan menghasilkan
barang dan
3. Pengeluaran pemerintah ke atas barang dan jasa yang diperoleh didalam negeri (G)
4. Ekspor, yaitu pembelian Negara lain ke atas barang buatan perusahaan-perusahaan
didalam negeri. (X)

Barang impor, yaitu barang yang dibeli dari luar negeri. (M) Barang impor, yaitu barang
yang dibeli dari luar negeri.(M)dengan demikian komponen pengeluaran agregat dalam
perekonomian terbuka adalah pengeluaran rumah tangga ke atas barang buatan dalam negeri,
investasi, pengeluaran pemerintah,pengeluaran ke atas barang buatan dalam negeri (ekspor).

Sistem Perekonomian Terbuka Sudah Ada Sejak Zaman Dulu. Tidak hanya di zaman
sekarang ini, beberapa abad yang lalu para pedagang yang berlayar dengan kapal juga sudah
melakukan kegiatan jual beli barang antar wilayah padahal perekonomian saat itu belum
berkembang seperti sekarang ini. Jika kita nilai kegiatan ekspor dan impor sekarang ini justru
memiliki peranan penting dalam perekonomian antar negara yang salah satu penyebabnya
mungkin karena perbedaan sumber daya dan perbedaan kepentingan antar negara yang satu
dengan negara yang lainnya.

Secara umum pada sistem perekonomian terbuka ini produsen memiliki hak untuk
melakukan kegiatan penjualan produk atau barang ke negara – negara lain (ekspor) dan juga
sebaliknya, yaitu melakukan kegiatan pembelian produk atau barang yang berasal dari luar
negaranya (impor). Kegiatan ini juga memicu sistem perekonomian yang semakin tanpa batas
yang ditunjukkan oleh lembaga perbankan dan keuangan juga turut mengikuti perkembangan
transaksi yang mendukung kegiatan ekspor dan impor tersebut. Inilah yang disebut dengan
ekonomi global yang mewujudkan kegiatan perdagangan secara internasional.

Mekanisme Perekonomian Terbuka


Disebut dengan Kegiatan ekonomi empat sektor karena kegiatan ini tidak hanya melibatkan
pelaku-pelaku ekonomi di dalam negeri, tetapi juga masyarakat ekonomi di luar negeri. Dalam
diagram circular flow terdapat pasar-pasar yang mempengaruhi kegiatan ekonomi, pasar-pasar
tersebut meliputi : Pasar barang, Pasar tenaga kerja, Pasar Uang & Lembaga keuangan, serta
Pasar Luar negeri.

Dari diagram circular Flow terdiri dari 4 komponen yaitu :

Rumah tangga

1. Hubungan dengan Perusahaan. Pada awalnya rumah tangga menjual SDM yang
dimilikinya kepada perusahaan. Dari interaksi antara rumah tangga dan perusahaan
dipertemukan pada Pasar tenaga kerja. Kemudian dari penjualan SDM tersebut, rumah
tangga mendapatan penghasilan yang terdiri dari sewa, bunga, upah dan profit. Hal ini
dipertemukan dalam pasar uang & lembaga keungan.
2. Hubungan dengan Pemerintah. Dalam hubungan ini rumah tangga menyetorkan sejumah
uang sebagai pajak kepada pemerintah dan rumah tangga menerima penerimaan berupa
gaji, bunga, penghasilan non balas jasa dari pemerintah (berupa hasil dari pajak).
3. Hubungan dengan negara lain. Untuk mencapai hubungan dengan negara lain rumah
tangga harus melewati pasar barang dan pasar luar negeri. Rumah tangga mengimpor
barang dan jasa dari luar negeri untuk memenuhi kebutuhan hidup.

Perusahaan

Perusahaan merupakan gabungan unit kegiatan yang menghasilkan produk barang dan jasa.

1. Hubungan dengan Rumah tangga. Perusahaan menghasilkan produk-produk berupa


barang dan jasa yang dikonsumsi oleh masyarakat. Lalu Perusahaan mendapatkan
penghasilan dari penjualan produknya. Interaksi tersebut dipertemukan dalam pasar
barang. Pasar Barang adalah pasar yang mempertemukan penawaran dan permintaan
barang dan jasa. Pasar barang sering diistilahkan dengan sektor riil.
2. Hubungan dengan Pemerintah. Perusahaan membayar pajak kepada pemerintah dan
perusahaan menjual produk dan jasa kepada pemerintah melalui pasar barang.
3. Hubungan dengan Dunia Internasional. Perusahaan melakukan impor atas produk barang
maupun jasa dari luar negeri melalui pasar barang dan pasar luar negeri. Dari hasil
penjulan tersebut perusahaan mendapatkan laba/keuntungan.

Pemerintah

Bertindak sebagai pembuat dan pengatur kebijakan masyarakat dan bisnis.


1. Hubungan dengan Rumah tangga. Pemerintah menerima setoran pajak rumah tangga
untuk kebutuhan operasional, pembangunan, dan lain-lain untuk membangun negara.
2. Hubungan dengan Perusahaan. Pemerintah mendapatkan penerimaan pajak dari
perusahaan dan pemerintah juga membeli produk dari perusahaan berdasarkan dana
anggaran belanja yang ada.

Negara-negara lain

 Hubungan dengan Rumah tangga. Negara-negara lain(dunia internasional) menyediakan


barang dan jasa untuk kepentingan rumah tangga yang dilakukan di pasar luar negeri, dari
pasar luar negeri masuk ke dalam pasar barang dalam negeri sehingga produk yang
dihasilkan dapat dibeli oleh rumah tangga. Sehingga dari transaksi jual beli tersebut
negara lain mendapatkan laba/keuntungan.
 Hubungan dengan Perusahaan. Dunia internasional(negara lain) mengekspor produknya
kepada bisnis-bisnis perusahaan. Aliran barang dan jasanya juga melalui pasar negeri lalu
masuk ke pasar barang. Dari proses tersebut juga dihasilkannya suatu laba.

Sirkulasi Pendapatan Perekonomian Terbuka

Perekonomian terbuka atau perekonomian empat sektor adalah suatu sistem ekonomi yang
melakukan kegiatan ekspor dan impor dengan negara-negara lain di dunia ini, karena kegiatan
ekspor dan impor merupakan bagian yang pentingnya dalam kegiatan setiap perekonomian.
Dalam ekonomi yang melakukan perdagangan luar negeri, aliran pendapatan dan pengeluaran
dapat dijelaskan sebagai berikut : apabila aliran pendapatan dan pengeluaran diperhatikan maka
akan didapati bahwa aliran yang berlaku dalam perekonomian terbuka adalah berbeda dengan
perekonomian tiga sector sebagai akibar dari wujudnya kegiatan ekspor dan impor.

Secara fisik, ekspor diartikan sebagai pengiriman dan penjualan barang-barang buatan dalam
negeri ke luar Negara-negara lain. Pengiriman ini akan menimbulkan aliran pengeluaran yang
masuk ke sector perusahaan. Dengan demikian pengeluaran agregat akan meningkat sebagai
akibat dari kegiatan mengekspor barang dan jasa dan pada akhirnya keadaan ini akan
menyebabkan peningkatan dalam pendapatan nasional.

Secara fisik, impor merupakan pembelian dan pemasukkan barang dari luar negeri ke dalam
negeri atau ke dalam suatu perekonomian. Aliran barang ininakan menimbulkan aliran keluar
dari aliran pengeluaran dari sector rumah tangga ke sector perusahaan. Aliran keluar ini yang
akan menyebabkan menurunya pendapatan nasional.

Sebagaimana dari penjelasan sebelumnya, bahwa ekspor dan impor mempengaruhi kegiatan
dalam suatu perekonomian dan sirkulasi pendapatan yang berlaku. Penggunaan faktor-faktor
produksi oleh sector perusahaan akan mewujudkan aliran pendapatan ke sector rumah tangga.
Aliran pendapatan ini meliputi gaji dan upah, sewa, bunga dan keuntungan lainnya.
Dapat disimpulkan bahwa perekonomian terbuka pengeluaran agregat meliputi lima jenis
pengeluaran, yaitu :

1. Pengeluaran konsumsi rumah tangga ke atas barang barang yang dihasilkan didalam
negeri. (Cdn)
2. Investasi perusahaan (I) untuk menambah kapasitas sektor perusahaan menghasilkan
barang dan jasa.
3. Pengeluaran pemerintah ke atas barang dan jasa yang diperoleh didalam negeri. (G)
4. Ekspor, yaitu pembelian Negara lain ke atas barang buatan perusahaan-perusahaan
didalam negeri. (X)
5. Barang impor, yaitu barang yang dibeli dari luar negeri. (M)

Dengan demikian komponen pengeluaran agregat dalam perekonomian terbuka adalah


pengeluaran rumah tangga ke atas barang buatan dalam negeri, investasi, pengeluaran
pemerintah, pengeluaran ke atas barang buatan dalam negeri (ekspor). Pengeluaran agregat ini
tersebut (AE) dapat dinyatakan dengan menggunakan rumus :

AE = Cdn + I + G + X + M

Perekonomian Terbuka: Export – Impor

1. Ekspor (X)

Jika suatu negara melakukan ekspor barang dan jasa ke Negara lain, maka ia harus
memproduksi barang dan jasa melebihi jumlah produksi yang diperlukan di dalam negeri.
Dengan meningkatnya jumlah produk (barang dan jasa) yang dihasilkan oleh suatu Negara, maka
hal ini juga akan meningkatkan pendapatan nasional (Y) negara tersebut.

Karena ekspor merupakan salah satu jenis pengeluaran agregat (aggregate expenditure),
sehingga dapat mempengaruhi tingkat pendapatan nasional yang akan dicapai oleh suatu Negara.
“Apabila ekspor meningkat, maka pengeluaran agregat akan meningkat pula, dan keadaan ini
selanjutnya akan menaikan pendapatan nasional”. “Namun sebaliknya, pendapatan nasional (Y)
tidak dapat mempengaruhi besar kecilnya ekspor”. Apabila pendapatan nasional bertambah
besar, ekspor belum tentu meningkat, atau besarnya ekspor dapat meningkat atau mengalami
perubahan, meskipun pendapatan nasional tetap besarnya”. Besarnya kecilnya ekspor tidak
dipengaruhi oleh tingkat pendapatan nasional yang terjadi dalam perekonomian sehingga fungsi
ekspor mempunyai bentuk yang sama dengan fungsi investasi dan pengeluaran pemerintah.

2. Impor (M)

Dalam analisis makro ekonomi diasumsikan bahwa faktor yang mempengaruhi besar
kecilnya pembelian barang dari luar negri (impor) suatu Negara adalah kemampuan membayar
(daya beli) Negara tersebut terhadap barang impor. Makin tinggi kemampuan membayar (daya
beli)-nya maka tinggi pula impor yang dapat dilakukannya.
Karena tinggi rendahnya daya beli suatu Negara dipengaruhi oleh tingkat pendapatan
nasionalnya. Maka tinggi rendahnya impor Negara tersebut, juga ditentukan oleh besar kecilnya
pendapatan nasionalnya. “Makin tinggi pendapatan nasional, makin besar pula impor yang dapat
dilakukan oleh Negara tersebut.

a. Faktor-faktor yang Menentukan Ekspor

Suatu Negara dapat mengekspor barang produksinya ke Negara lain apabila barang tersebut
diperlukan Negara lain dan mereka tidak dapat memproduksi barang tersebut atau produksinya
tidak dapat memenuhi keperluan dalam negeri. Ada faktor terpenting yang menentukan ekspor
suatu Negara yaitu kemampuan dari Negara tersebut untuk mengeluarkan barang-barang yang
dapat bersaing dalam pasaran luar negeri, baik dalam mutu, harga barang yang diekspor paling
tidak sedikit sama baiknya dengan yang diperjual-belikan dalam pasaran luar negeri, serta cita
rasa masyarakat luar negeri terhadap barang yang diekspor.

Ada beberapa hal yang menyebabkan kemerosotan pada ekspor, yaitu bias terjadinya
perubahan cita rasa penduduk luar negeri, merosotnya keupayaan bersaing di pasar luar negeri
serta terjadi permasalahan ekonomi yang sedang dialami diluar negeri.

b. Faktor-faktor yang Menentukan Impor

Impor suatu Negara dipengaruhi oleh tingkat pendapatan masyarakat. Semakin tinggi
pendapatan, semakin .banyak impor yang akan dilakukan. Inflasi juga dapat menyebabkan secara
keseluruhan barang buatan dalam negeri menjadi lebih mahal. Serta kemampuan suatu Negara
menghasilkan barang yang lebih baik mutunya merupakan salah satu faktor yang menimbulkan
perubahan impor terhadap tingkat pendapatan nasional.

c. Faktor Perekonomian Terbuka

Faktor-faktor yang bisa menyebabakan perdagangan Internasional yaitu sebagai berikut :

1. Perbedaan dalam faktor produksi


2. Motif keuntungan yang diperoleh dalam perdagangan
3. Perbedaan dalam tingkat kelangkaan
4. Perbedaan komparatif dari harga barang
5. Perbedaan dalam kemapuan untuk produksi.

d. Faktor yang menentukan Ekspor, Impor dan Ekspor Neto

1. Selera konsumen terhadap barang-barang produksi dalam negeri dan luar negeri.
2. Harga barang-barang di dalam dan luar negeri.
3. Kurs yang menentukan jumlah mata uang domestik yang dibutuhkan untuk membeli
mata uang asing.
4. Pendapatan konsumen di dalam dan luar negeri.
5. Ongkos angkutan barang antarnegara.
6. Kebijakan pemerintah mengenai perdagangan internasinal.

Sirkulasi Aliran Pendapatan Perekonomian Terbuka

Pengeluaran aggregate dalam perekonomian terbuka ada 5 jenis pengeluaran :

1. Pengeluaran konsumsi rumah tangga ke atas ( Cdn )


2. Investasi perusahaan ( I )
3. Pengeluaran pemerintah ke atas (G)
4. Ekspor (x)
5. Impor (m)

Sehingga pengeluaran agregatnya dapat dihitung dengan menggunakan rumus :

(AE = Cdn + I + G + X + M)

Dampak Positif Ekspor Impor :

a. Meningkatkan hubungan antar Negara


b. Meningkatkan neraca perdagangan
c. Meningkatkan kegiatan ekonomi
d. Memenuhi kebutuhan akan barang konsumsi
e. Mengurangi pengangguran
f. Memperluas lapangan pekerjaan
g. Meningkatkan cadangan devisa

Dampak Negatif Ekspor Impor :

a. Terjadinya tingkat persaingan yang tinggi didalam perdagangan, baik berupa harga,
mutu, dan kualitas barang sangat menentukan.
b. Menimbukan kelangkaan barang di dalam negeri
c. Konsumerisme
d. Menyebabkan eksploitasi besar – besaran sumber daya alam
e. Syarat Keseimbangan Perekonomian Terbuka

Syarat Keseimbangan Perekonomian Terbuka

a. Efek perubahan ekspor dan impor terhadap keseimbangan pendapatan.


Suatu contoh angka untuk menunjukan keseimbangan dalam perekonomian terbuka dan
perubahan keseimbangan tersebut.
b. Penawaran agregat sama dengan pengerluaran agregat.
Dalam perekonomian terbuka barang dan jasa yang diperjual-belikan di dalam negeri
terdiri dari dua golongan barang, yaitu :
a. Yang di produksi di dalam negeri dan meliputi pendapatan nasional (Y)
b. Yang di impor dari luar negeri.
c. Suntikan dan bocoran dalam perekonomian terbuka

Dalam pendekatan suntikan bocoran untuk menentukan keseimbangan pendapatan nasional


dalam perekonomian terbuka diperlukan untuk pencapaian dalam kesamaan, yaitu pendapatan
nasional (Y) yang telah dikurangi oleh pajak pendapatan perusahaan serta pendapatan nasional
yang mengalir ke sektor rumah tangga dikurangi pula oleh pajak pendapatan individu. Sisa yang
diperoleh merupakan pendapatan disposebel (Yd).

Keseimbangan dalam perekonomian terbuka

Apabila dimisalkan perekonomian tersebut terdiri dari tiga sektor maka keseimbangan
pendapatan nasional Y = C + I + G . Apabila perekonomian ini berubah menjadi ekonomi
terbuka, akan timbul dua aliran pengeluaran baru, yaitu ekspor dan impor. Ekspor akan
menambah pengeluaran agregat manakala impor akan mengurangi pengeluaran agregat .

Jadi jika dari perekonomian tertutup ke perekonomian terbuka maka pengeluaran


aggregatnya akan berubah menjadi AE = C + I + G + ( X – M )

Rumus perekonomian Terbuka

1. Syarat keseimbangan dalam perekonomian terbuka :


Efek perubahan ekspor dan impor terhadap keseimbangan pendapatan.
Suatu contoh angka untuk menunjukan keseimbangan dalam perekonomian terbuka dan
perubahan keseimbangan tersebut.
2. Keseimbangan pendaparan nasional akan dicapai apa keadaan dimana :
Penawaran agregat sama dengan pengerluaran agregat.
3. Dalam perekonomian terbuka barang dan jasa yang diperjual-belikan di dalam negeri
terdiri dari dua golongan barang, yaitu :
a. Yang di produksi di dalam negeri dan meliputi pendapatan nasional (Y)
b. Yang di impor dari luar negeri.

Dengan demikian dalam perekonomian terbuka penawaran agregat (AS) terdiri dari
pendapatan nasional (Y) dam impor (M), dalam rumus :

AS = Y + M

Sirkulasi aliran pendapatan dalam perekonomian terbuka telah menunjukkan bahwa


pengeluaran agregat (AE( meliputi lima komponen berikut : pengeluaran rumah tangga ke atas
barang produksi dalam negeri (Cdn), investasi swasta (I), pengeluaran pemerintah (G), ekspor
(X), dan pengeluaran k eats impor (M), dalam rumus :
AE = Cdn + I + G + X + M

Pengeluaran rumah tangga terdiri dari pengeluaran ke atas barang dalam negeri (C) dan
pengeluaran ke atas barang impor. Maka dalam perekonomian terbuka berlaku persamaan
berikut :

C = Cdn + M atau AE = C + I + G + X

Dalam setiap perekonomian keseimbangan pendapatan nasional dicapai apabila


penawaran agregat (AE). Dengan demikian, dlam perekonomian terbuka keseimbangan
pendapatan nasional akan tercapai apabila :

Y + M = C + I + G + X atau Y = C + I + G + ( X – M )

Suntikan dan bocoran dalam perekonomian terbuka

Dalam pendekatan suntikan bocoran, keseimbangan pendapatan nasional dalam


perekonomian terbuka dicapai dalam keadaan berikut :

I+G+X=S+T+M

Untuk menentukan keseimbangan pendapatan nasional dalam perekonomian terbuka


diperlukan pencapaian dalam kesamaan, yaitu pendapata nasional (Y) yang telah dikurangi oleh
pajak pendapatan perusahaan serta pendapatan nasional yang mengalir ke sector rumah tangga
dikurangi pula oleh pajak pendapatan individu. Sisa yang diperoleh merupakan pendapatan
disposebel (Yd). maka dengan rumus :

Yd = Y – Pajak perusahaan – Pajak Individu Atau Yd = Y – T

Pendapatan disposebel tersebut digunakan untuk tujuan-tujuan :

Untuk membeli barang buatan dalam negeri dan barang impor, dengan rumus : C = Cdn
+ M Untuk di tabung (S)

Maka dari pernyataan tersebut, yaitu Yd = C + S. Oleh karena Yd = Y – T, maka dalam


ekonomi terbuka berlaku persamaan :

Y – Y = C + S atau Y = C + S + T

Dimana C adalah pengeluaran rumah tangga untuk membeli barang dalam negeri dan
barang impor. Mengenai keseimbangan mengikut pendekatan penawaran agregat-pengeluaran
agregat menunjukan bahwa keseimbangan di capai apabila :
Y=C+I+G+(X–M)

Dengan demikian dalam perekonomian terbuka yang mencapai keseimbangan


pendapatan nasional berlaku kesamaan :

C+I+G+(X–M)=C+S+T

Atau

I+G+X=S+T+M

1. Proses Penentu Ekspor dan Impor


2. Proses Faktor yang Menentukan Ekspor

Suatu Negara dapat mengekspor barang produksinya ke Negara lain apabila barang
tersebut diperlukan Negara lain dan mereka tidak dapat memproduksi barang tersebut atau
produksinya tidak dapat memenuhi keperluan dalam negeri.Ada faktor terpenting yang
menentukan ekspor suatu Negara yaitu kemampuan dari Negara tersebut untuk mengeluarkan
barang-barang yang dapat bersaing dalam pasaran luar negeri, baik dalam mutu, harga barang
yang diekspor paling tidak sedikit sama baiknya dengan yang diperjual-belikan dalam pasaran
luar negeri, serta cita rasa masyarakat luar negeri terhadap barang yang diekspor.

Ada beberapa hal yang menyebabkan kemerosotan pada ekspor, yaitu bias terjadinya
perubahan cita rasa penduduk luar negeri, merosotnya keupayaan bersaing di pasar luar negeri
serta terjadi permasalahan ekonomi yang sedang dialami diluar negeri.

3. Proses Faktor yang Menentukan Impor

Suatu Negara dipengaruhi oleh tingkat pendapatan masyarakat. Semakin tinggi pendapatan,
semakin .banyak impor yang akan dilakukan. Inflasi juga dapat menyebabkan secara keseluruhan
barang buatan dalam negeri menjadi lebih mahal. Serta kemampuan suatu Negara menghasilkan
barang yang lebih baik mutunya merupakan salah satu faktor yang menimbulkan perubahan
impor terhadap tingkat pendapatan nasional.

Keseimbangan Dalam Perekonomian Terbuka

Ada pernyataan mengenai keseimbangan pendapat nasional dalam perekonomian terbuka,


yaitu apabila dimisalkan perekonomian tersebut terdiri dari tiga sector, keseimbangan pendapat
nasional akan dicapai pada keadaan Y = C + I + G. Dan apabila perekonomian ini berubah
menjadi ekonomi terbuka, akan timbul dua aliran pengeluaran baru, yaitu ekspor dan impor.
Ekspor akan menambah pengeluaran agregat manakala impor akan mengurangi pengeluaran
agregat.
Dengan demikian, apabila perekonomian berubah dari ekonomi tertutup ke ekonomi terbuka,
pengeluaran agregat akan bertambah semakin banyak Ekspor Neto, yaitu sebanyak ( X – M ).
Nilai Ekspor Neto ini perlu ditambahkan kepada fungsi pengeluaran agregat untuk perekonomian
tertutup ( AE = C + I + G ). Dan akan diperoleh fungsi pengeluaran agregat untuk ekomoni
empat sector, yaitu AE = C + I + G + ( X – M ).

Akibat dari perubahan keseimbangan pendapatan nasional ini menyebabkan pendapatan


nasional meningkat (pendapatan nasional dalam perekonomian tertutup) menjadi pendapatan
nasional untuk perekonomian terbuka. Dan bahwa fungsi AE = C + I + G + ( X – M ) tidak
sejajar dengan AE = C + I + G dan dengan konsumsi (C). Keadaan demikian berlaku karena
impor (M) nilainya sebanding dengan pendapatan nasional, maka fungsi dari AE = C + I + G +
( X – M ) lebih landai. Misalkan keseimbangan pendapatan nasional menurut pendekatan
bocoran yaitu, jika apabila ekonomi terdiri dari tiga sector maka perubahan dari perekonomian
tertutup menjadi perekonomian terbuka, menyebabkan :

Suntikan bertambah sebanyak X, dari I + G menjadi I + G + X. perubahan sejajar karena


ekspor adalah pengeluaran otonomi.

Bocoran bertambah sebanyak M, dari S + T dan semakin menjauhi S + T karena M adalah


pengeluaran terpengaruh (sebanding dengan pendapatan nasional).

Perubahan yang terjadi pada pengeluaran rumah tangga,perubahan komponen-komponen


suntikan (I, G, dan X) dan perubahan komponen-komponen bocoran (S,T, atau M) akan
menimbulkan perubahan ke atas keseimbangan pendapatan nasional. Kenaikan dalam
pengeluaran rumah tangga, investasi, pengeluaran pemerintah atau ekspor akan menaikkan
pendapatan nasional. Kenaikan pengeluaran agregat juga akan menimbulkan proses multiplier
sehingga pada akhirnya menyebabkan pertambahan pendapatan nasional adalah lebih besar dari
pertambahan pengeluaran agregat yang berlaku.

Dalam ekonomi empat sector nilai multiplier adalah lebih kecil dari dalam ekonomi tiga
sector.sebabnya adalaha karena dalam perekonomian terbuka misalkan impor adalah sebanding
dengan pendapatan nasional, yaitu persamaan impor adalah M = m Y. Nilai m menyebabkan
tingkat ‘kebocoran’ (presentasi dari pertambahan pendapatan nasional yang tidak dibelanjakan
kembali untuk menimbulkan proses multiplier selanjutnya) menjdi bertambah.

Perubahan komponen yang meliputi bocoran (S, T, atau M) akan menimbulkan akibat yang
sebaliknya dari yang ditimbulkan oleh komponen pengeluaran agregat. Kenaikan tabungan, atau
pajak atau impor akan mengurangi pendapatan nasional. Proses multiplier akan menyebabkan
pendapatan nasional berkurang lebih besar dari kenaikan kebocoran.

Penyebab Terjadinya Sistem Perekonomian Terbuka


Penyebab Terjadinya Perdagangan Nasional dalam Sistem Perekonomian Terbuka. Berikut
adalah beberapa alasan yang memicu terjadinya perdagangan Internasional :

Perbedaan Kondisi Produk. Alasan perbedaan kondisi suatu produk ini yang lebih cenderung
mengarah pada kualitas produk juga menjadi alasan terjadinya perdagangan internasional.

Misalkan ada salah satu negara yang mempunya iklim tropis tentunya memiliki kemampuan
untuk memproduksi pisang, kopi, dengan kualitas yang lebih maksimal yang kemudian
diperdagangkan ke luar yang ditukar dengan berbagai macam barang dan jasa dari negara lain.

Menghemat Biaya Produksi. Hal ini juga menjadi alasan para produsen untuk melakukan
perdagangan secara internasional. Dan sebenarnya inti dari alasan ini adalah untuk menekan
tingginya biaya produksi dengan cara menghasilkan produk dalam skala jumlah yang lebih besar.
Bukankah tidak ada cara lain yang lebih hemat selain menjual produk yang berskala besar
tersebut ke pasar global?

Perbedaan tingkat selera. Walaupun misalkan kondisi sebuah produk dari berbagai daerah itu
sama, perdagangan internasional tetap mungkin akan terjadi apabila masing – masing penduduk
di suatu negara memiliki selera yang berbeda. Contohnya ada dua negara yang menghasilkan
daging. Yang satu adalah produsen daging sapi, dan yang satu adalah produsen daging ayam.
Jika produsen daging sapi memiliki selera terhadap daging ayam dan sebaliknya, tentu proses
impor dan ekspor akan terjadi.

Adanya prinsip perbandingan keunggulan (comparative advantage). Maksud dari prinsip ini
adalah suatu negara cenderung akan lebih berspesialisasi untuk menciptakan produk dan
mengekspornya ke luar jika dirasa pembuatan produk di negaranya itu memakan biaya yang
relatif lebih rendah dari pada dibuat oleh negara lain. Sebaliknya suatu negara akan lebih
memilih untuk mengimpor produk jika biaya produksi untuk menghasilkan produk tersebut
dinilai relatif tinggi (kurang efisien) jika di produksi di negaranya sendiri.

B. Kebijakan perekonomian terbuka

Kebijakan moneter di Indonesia fokus pada inflasi. Sekalipun demikian aspek pertumbuhan
tetap menjadi perhatian. Dengan ekonomi yang terbuka kebijakan moneter juga berimplikasi
pada nilai tukar (exchange rate). Karena itu kebijakan menaikkan atau menurunkan BI rate
berimplikasi tidak saja pada inflasi, tetapi juga pada pertumbuhan, dan nilai tukar.

Perkembangan utama sektor moneter di Indonesia dalam periode 2000-2013 dapat


digambarkan dalam lima pengamatan (stylized facts): Pertama, dipergunakannya BI rate
sebagaiN instrumen kebijakan moneter mulai pada bulan Juli 2005, yang juga menetapkan
sasaran kebijakan moneter adalah inflasi. Kedua, inflasi tinggi pada tahun 2005 setelah kenaikan
harga BBM lebih sekitar 130%, BI menaikkan BI rate cukup tinggi menjadi 12,75% pada bulan
Desember 2005. Ketiga, krisis finansial global pada bulan Desember tahun 2008 membuat BI
kembali menaikkan BI rate pada tingkatan 9,50%, setelah penurunan BI rate dilakukan pada
periode 2006-2007.

Keempat, kebijakan moneter longgar, dengan BI rate terendah yang diikuti oleh bunga
pinjaman terendah dalam sejarah ekonomi Indonesia pada periode 2010-2012. Kelima,
peningkatan BI rate kembali menanggapi rencana pengurangan stimulus (tapering) dari the Fed
pada bulan Juni tahun 2013. Keenam, perkembangan bunga pinjaman mengikuti kenaikan BI
rate dengan cepat, dengan penurunan bunga pinjaman yang sangat lambat ketika BI rate
diturunkan.

Dari pengamatan (stylized facts), model empiris VAR, dan model teoritikal jelas bahwa
kebijakan moneter the fed, dalammenaikkan atau menurunkan fund rate, memberikan pengaruh
besar pada ekonomi Indonesia. Kenaikan fund rate diikuti dengan kenaikan BI rate, selanjutnya
bunga pinjaman, penurunan inflasi dan pertumbuhan ekonomi dengan penundaan (lag).

Penurunan pertumbuhan lebih besar pada saat kenaikan fundrate dan BI rate bersamaan,
dibandingkan dengan jika kenaikan hanya pada BI rate saja. Apresiasi REER membutuhkan
waktu (lag) dengan didauhului oleh depresiasi. Kebijakan stabilisasi nilai tukar dapat
menurunkan inflasi dan memperkuat REER dengan cepat, dan pertumbuhan ekonomi positif.

Model teorikal sesuai dengan model empiris VAR, sekalipun terdapat perbedaan dalam
kecepatan penyesuaian dan kestabilannya. Dari model teoretikal yang bersesuain cukup baik
dengan model empiris dapat dilakukan excersise dimana penurunan fund rate yang diikuti oleh
penurunan BI rate menurunkan bunga pinjaman dan menaikkan pertumbuhan ekonomi, dan
apresiasi REER. Namun inflasi juga meningkat. Sedangkan peningkatan produktivitas domestik
meningkatkan pertumbuhan lebih tinggi daripada penurunan BI rate, dan inflasi yang menurun
serta apresiasi REER. Karena itu kemampauan meningkatkan produktivitas domestik sangat
penting tidak saja bagi stabilitas tetapi juga bagi pertumbuhan ekonomi. Sedangkan peningkatan
produktivitas di luar negeri berimplikasi negatif terhadap ekonomi domestik yaitu menurunkan
pertumbuhan dan depresiasi REER. Sekalipun demikian, inflasi mengalami penurunan.

C. Sektor perekonomian terbuka

Ekonomi terbuka juga disebut ekonomi empat sektor, yaitu ekonomi yang dibagi menjadi
empat sektor, yaitu Sektor Rumah Tangga (Households Sector) yang terdiri dari sekelompok
individu yang dianggap homogen dan identik, Sektor Perusahaan (Firms Sector) yang terdiri
dari sekelompok perusahaan yang memproduksi barang dan layanan, Sektor Pemerintah
(Goverment Sector) yang memiliki kewenangan politik untuk mengatur kegiatan masyarakat dan
perusahaan, Sektor Asing (Foreign Sector) yaitu sektor ekonomi dunia, di mana ekonomi
melakukan transaksi ekspor-impor. Berikut penjelasan lebih lengkapnya:

1. Sektor Rumah Tangga


Sektor Rumah Tangga (Households Sector) terdiri dari sekelompok individu yang
dianggap homogen dan identik,
 Hubungan dengan Perusahaan: Awalnya rumah tangga menjual sumber daya
manusia yang dimilikinya kepada perusahaan. Dari interaksi antara rumah tangga
dan perusahaan, mereka disatukan dalam pasar tenaga kerja. Kemudian dari
penjualan SDM, rumah tangga mendapatkan penghasilan yang terdiri dari sewa,
bunga, upah dan keuntungan. Ini disatukan di pasar keuangan & lembaga
keuangan.
 Hubungan dengan Pemerintah: Dalam hubungan ini rumah tangga menyetorkan
sejumlah uang sebagai pajak pada pemerintah dan rumah tangga menerima
kwitansi dalam bentuk gaji, bunga, pendapatan non-remunerasi dari pemerintah
(dalam bentuk pajak).
 Hubungan dengan negara lain: Untuk dapat mencapai hubungan dengan negara
lain, rumah tangga di haruskan untuk melewati pasar barang dan pasar luar negeri.
Rumah tangga mengimpor barang dan jasa dari luar negeri guna memenuhi
kebutuhan hidup.
2. Sektor Perusahaan

Perusahaan merupakan gabungan unit kegiatan yang menghasilkan produk barang dan jasa.

 Hubungan dengan Rumah Tangga: Perusahaan memproduksi produk dalam bentuk


barang dan jasa yang dikonsumsi oleh masyarakat. Kemudian perusahaan mendapatkan
penghasilan dari penjualan produk-produknya. Interaksi ini terpenuhi di pasar barang.
Pasar Barang adalah pasar yang menyatukan penawaran dan permintaan barang dan jasa.
Pasar barang sering disebut sektor riil.
 Hubungan dengan Pemerintah: Perusahaan membayar pajak kepada pemerintah dan
perusahaan menjual produk dan layanan kepada pemerintah melalui pasar barang.
 Hubungan dengan Dunia Internasional: Perusahaan mengimpor produk dan layanan dari
luar negeri melalui pasar barang dan pasar luar negeri. Dari hasil penjualan tersebut
perusahaan mendapatkan untung.
3. Sektor Pemerintah

Bertindak sebagai pembuat dan pengatur kebijakan komunitas dan bisnis.

 Hubungan dengan RumahTangga Pemerintah menerima pembayaran pajak rumah tangga


untuk keperluan operasional, pengembangan, dan kebutuhan lain untuk mengembangkan
negara.
 Hubungan dengan Perusahaan pemerintah mendapatkan pendapatan pajak dari
perusahaan dan pemerintah juga membeli produk dari perusahaan berdasarkan dana
anggaran yang ada.

4. Sektor Negara Lain


 Hubungan dengan rumah tangga: Negara-negara lain (internasional) menyediakan barang
dan jasa untuk kepentingan rumah tangga yang dilakukan di pasar luar negeri, dari pasar
luar negeri hingga pasar barang domestik sehingga produk yang dihasilkan dapat dibeli
oleh rumah tangga. Sehingga dari transaksi jual beli ini negara lain mendapat untung /
untung.
 Hubungan dengan Perusahaan Dunia internasional (negara lain): Mengekspor produk
mereka ke bisnis perusahaan. Aliran barang dan jasa juga melewati pasar domestik dan
kemudian masuk ke pasar barang. Dari proses tersebut juga menghasilkan untung.

D. Keseimbangan perekonomian terbuka

 Syarat Keseimbangan Perekonomian Terbuka

a. Efek perubahan ekspor dan impor terhadap keseimbangan pendapatan.

Suatu contoh angka untuk menunjukan keseimbangan dalam perekonomian terbuka dan
perubahan keseimbangan tersebut.

b. Penawaran agregat sama dengan pengerluaran agregat.

Dalam perekonomian terbuka barang dan jasa yang diperjual-belikan di dalam negeri terdiri
dari dua golongan barang, yaitu :

a. Yang di produksi di dalam negeri dan meliputi pendapatan nasional (Y)


b. Yang di impor dari luar negeri.
c. Suntikan dan bocoran dalam perekonomian terbuka

Dalam pendekatan suntikan bocoran untuk menentukan keseimbangan pendapatan nasional


dalam perekonomian terbuka diperlukan untuk pencapaian dalam kesamaan, yaitu pendapatan
nasional (Y) yang telah dikurangi oleh pajak pendapatan perusahaan serta pendapatan nasional
yang mengalir ke sektor rumah tangga dikurangi pula oleh pajak pendapatan individu. Sisa yang
diperoleh merupakan pendapatan disposebel (Yd).

 Keseimbangan dalam perekonomian terbuka

Apabila dimisalkan perekonomian tersebut terdiri dari tiga sektor maka keseimbangan
pendapatan nasional Y = C + I + G . Apabila perekonomian ini berubah menjadi ekonomi
terbuka, akan timbul dua aliran pengeluaran baru, yaitu ekspor dan impor. Ekspor akan
menambah pengeluaran agregat manakala impor akan mengurangi pengeluaran agregat .

Jadi jika dari perekonomian tertutup ke perekonomian terbuka maka pengeluaran


aggregatnya akan berubah menjadi AE = C + I + G + ( X – M )

 Rumus perekonomian Terbuka

4. Syarat keseimbangan dalam perekonomian terbuka :


Efek perubahan ekspor dan impor terhadap keseimbangan pendapatan.
Suatu contoh angka untuk menunjukan keseimbangan dalam perekonomian terbuka dan
perubahan keseimbangan tersebut.
5. Keseimbangan pendaparan nasional akan dicapai apa keadaan dimana :
Penawaran agregat sama dengan pengerluaran agregat.
6. Dalam perekonomian terbuka barang dan jasa yang diperjual-belikan di dalam negeri
terdiri dari dua golongan barang, yaitu :
c. Yang di produksi di dalam negeri dan meliputi pendapatan nasional (Y)
d. Yang di impor dari luar negeri.

Dengan demikian dalam perekonomian terbuka penawaran agregat (AS) terdiri dari
pendapatan nasional (Y) dam impor (M), dalam rumus :

AS = Y + M

Sirkulasi aliran pendapatan dalam perekonomian terbuka telah menunjukkan bahwa


pengeluaran agregat (AE( meliputi lima komponen berikut : pengeluaran rumah tangga ke atas
barang produksi dalam negeri (Cdn), investasi swasta (I), pengeluaran pemerintah (G), ekspor
(X), dan pengeluaran k eats impor (M), dalam rumus :

AE = Cdn + I + G + X + M

Pengeluaran rumah tangga terdiri dari pengeluaran ke atas barang dalam negeri (C) dan
pengeluaran ke atas barang impor. Maka dalam perekonomian terbuka berlaku persamaan
berikut :

C = Cdn + M atau AE = C + I + G + X

Dalam setiap perekonomian keseimbangan pendapatan nasional dicapai apabila


penawaran agregat (AE). Dengan demikian, dlam perekonomian terbuka keseimbangan
pendapatan nasional akan tercapai apabila :
Y + M = C + I + G + X atau Y = C + I + G + ( X – M )

Suntikan dan bocoran dalam perekonomian terbuka

Dalam pendekatan suntikan bocoran, keseimbangan pendapatan nasional dalam


perekonomian terbuka dicapai dalam keadaan berikut :

I+G+X=S+T+M

Untuk menentukan keseimbangan pendapatan nasional dalam perekonomian terbuka


diperlukan pencapaian dalam kesamaan, yaitu pendapata nasional (Y) yang telah dikurangi oleh
pajak pendapatan perusahaan serta pendapatan nasional yang mengalir ke sector rumah tangga
dikurangi pula oleh pajak pendapatan individu. Sisa yang diperoleh merupakan pendapatan
disposebel (Yd). maka dengan rumus :

Yd = Y – Pajak perusahaan – Pajak Individu Atau Yd = Y – T

Pendapatan disposebel tersebut digunakan untuk tujuan-tujuan :

Untuk membeli barang buatan dalam negeri dan barang impor, dengan rumus : C = Cdn
+ M Untuk di tabung (S)

Maka dari pernyataan tersebut, yaitu Yd = C + S. Oleh karena Yd = Y – T, maka dalam


ekonomi terbuka berlaku persamaan :

Y – Y = C + S atau Y = C + S + T

Dimana C adalah pengeluaran rumah tangga untuk membeli barang dalam negeri dan
barang impor. Mengenai keseimbangan mengikut pendekatan penawaran agregat-pengeluaran
agregat menunjukan bahwa keseimbangan di capai apabila :

Y=C+I+G+(X–M)

Dengan demikian dalam perekonomian terbuka yang mencapai keseimbangan


pendapatan nasional berlaku kesamaan :

C+I+G+(X–M)=C+S+T

Atau

I+G+X=S+T+M

4. Proses Penentu Ekspor dan Impor


5. Proses Faktor yang Menentukan Ekspor
Suatu Negara dapat mengekspor barang produksinya ke Negara lain apabila barang
tersebut diperlukan Negara lain dan mereka tidak dapat memproduksi barang tersebut atau
produksinya tidak dapat memenuhi keperluan dalam negeri.Ada faktor terpenting yang
menentukan ekspor suatu Negara yaitu kemampuan dari Negara tersebut untuk mengeluarkan
barang-barang yang dapat bersaing dalam pasaran luar negeri, baik dalam mutu, harga barang
yang diekspor paling tidak sedikit sama baiknya dengan yang diperjual-belikan dalam pasaran
luar negeri, serta cita rasa masyarakat luar negeri terhadap barang yang diekspor.

Ada beberapa hal yang menyebabkan kemerosotan pada ekspor, yaitu bias terjadinya
perubahan cita rasa penduduk luar negeri, merosotnya keupayaan bersaing di pasar luar negeri
serta terjadi permasalahan ekonomi yang sedang dialami diluar negeri.

6. Proses Faktor yang Menentukan Impor

Suatu Negara dipengaruhi oleh tingkat pendapatan masyarakat. Semakin tinggi pendapatan,
semakin .banyak impor yang akan dilakukan. Inflasi juga dapat menyebabkan secara keseluruhan
barang buatan dalam negeri menjadi lebih mahal. Serta kemampuan suatu Negara menghasilkan
barang yang lebih baik mutunya merupakan salah satu faktor yang menimbulkan perubahan
impor terhadap tingkat pendapatan nasional.

 Keseimbangan Dalam Perekonomian Terbuka

Ada pernyataan mengenai keseimbangan pendapat nasional dalam perekonomian terbuka,


yaitu apabila dimisalkan perekonomian tersebut terdiri dari tiga sector, keseimbangan pendapat
nasional akan dicapai pada keadaan Y = C + I + G. Dan apabila perekonomian ini berubah
menjadi ekonomi terbuka, akan timbul dua aliran pengeluaran baru, yaitu ekspor dan impor.
Ekspor akan menambah pengeluaran agregat manakala impor akan mengurangi pengeluaran
agregat.

Dengan demikian, apabila perekonomian berubah dari ekonomi tertutup ke ekonomi terbuka,
pengeluaran agregat akan bertambah semakin banyak Ekspor Neto, yaitu sebanyak ( X – M ).
Nilai Ekspor Neto ini perlu ditambahkan kepada fungsi pengeluaran agregat untuk perekonomian
tertutup ( AE = C + I + G ). Dan akan diperoleh fungsi pengeluaran agregat untuk ekomoni
empat sector, yaitu AE = C + I + G + ( X – M ).

Akibat dari perubahan keseimbangan pendapatan nasional ini menyebabkan pendapatan


nasional meningkat (pendapatan nasional dalam perekonomian tertutup) menjadi pendapatan
nasional untuk perekonomian terbuka. Dan bahwa fungsi AE = C + I + G + ( X – M ) tidak
sejajar dengan AE = C + I + G dan dengan konsumsi (C). Keadaan demikian berlaku karena
impor (M) nilainya sebanding dengan pendapatan nasional, maka fungsi dari AE = C + I + G +
( X – M ) lebih landai. Misalkan keseimbangan pendapatan nasional menurut pendekatan
bocoran yaitu, jika apabila ekonomi terdiri dari tiga sector maka perubahan dari perekonomian
tertutup menjadi perekonomian terbuka, menyebabkan :
Suntikan bertambah sebanyak X, dari I + G menjadi I + G + X. perubahan sejajar karena
ekspor adalah pengeluaran otonomi.

Bocoran bertambah sebanyak M, dari S + T dan semakin menjauhi S + T karena M adalah


pengeluaran terpengaruh (sebanding dengan pendapatan nasional).

Perubahan yang terjadi pada pengeluaran rumah tangga,perubahan komponen-komponen


suntikan (I, G, dan X) dan perubahan komponen-komponen bocoran (S,T, atau M) akan
menimbulkan perubahan ke atas keseimbangan pendapatan nasional. Kenaikan dalam
pengeluaran rumah tangga, investasi, pengeluaran pemerintah atau ekspor akan menaikkan
pendapatan nasional. Kenaikan pengeluaran agregat juga akan menimbulkan proses multiplier
sehingga pada akhirnya menyebabkan pertambahan pendapatan nasional adalah lebih besar dari
pertambahan pengeluaran agregat yang berlaku.

Dalam ekonomi empat sector nilai multiplier adalah lebih kecil dari dalam ekonomi tiga
sector.sebabnya adalaha karena dalam perekonomian terbuka misalkan impor adalah sebanding
dengan pendapatan nasional, yaitu persamaan impor adalah M = m Y. Nilai m menyebabkan
tingkat ‘kebocoran’ (presentasi dari pertambahan pendapatan nasional yang tidak dibelanjakan
kembali untuk menimbulkan proses multiplier selanjutnya) menjdi bertambah.

Perubahan komponen yang meliputi bocoran (S, T, atau M) akan menimbulkan akibat yang
sebaliknya dari yang ditimbulkan oleh komponen pengeluaran agregat. Kenaikan tabungan, atau
pajak atau impor akan mengurangi pendapatan nasional. Proses multiplier akan menyebabkan
pendapatan nasional berkurang lebih besar dari kenaikan kebocoran.

E. Kelebihan dan kekurangan perekonomian terbuka

- Kelebihan Sistem Perekonomian Terbuka

Berikut merupakan kelebihan penerapan sistem perekonomian terbuka yang bisa


dikembangkan kembali.

1. Memudahkan suatu negara memenuhi kebutuhan masyarakatnya


Dengan penerapan sistem perekonomian terbuka ini suatu negara bisa secara bebas untuk
berperan aktif serta berpartisipasi dalam semua kegiatan yang berkaitan dengan
perdagangan, kegiatan ekspor, impor dan bentuk transaksi lainnya. Tentunya yang berada
di skala internasional. Sehingga tidak heran, perihal permasalahan yang berkaitan dengan
pemenuhan kebutuhan, suatu negara bisa menjalin kerja sama dengan negara lainnya.
Pada hakikatnya, terkadang kekurangan yang dimiliki suatu negara, bisa dimiliki oleh
negara lainnya. Dan begitupun sebaliknya. Sehingga hubungan serta keterkaitan antara
negara satu dengan negara lainnya terkadang tidak bisa terelakkan dalam hal pemenuhan
kebutuhan ini.
2. Memiliki Banyak Relasi
Untuk lebih mengembangkan sistem perekonomiannya, suatu negara tidak luput dari
berbagi upaya penerapan kebijakan serta penyusunan strategi perekonomian yang tepat.
Salah satu yang bisa diterapkan adalah upaya suatu negara untuk bisa bergabung pada
berbagai organisasi ataupun kelembagaan lainnya. Yang mana bergerak dibidang
perekonomian ataupun perdagangan. Dan dengan ketergabungan itulah, suatu negara bisa
menjalin relasi dengan negara lainnya. Terutama apabila suatu negara bisa berperan aktif
dalam suatu organisasi, tentunya ia sangat berpeluang tinggi untuk mendapatkan banyak
sekali relasi. Relasi yang berasal dari berbagai negara inilah yang nantinya bisa dijadikan
sebagai rekan ataupun partner kerja sama antar negara untuk berbagai konteks lainnya.
3. Tidak Tertinggal Dengan Berbagai Perubahan yang Ada
Dengan arus globalisasi yang ada, setiap hubungan kerja sama ataupun keorganisasian
pastilah mengalami perubahan. Tentunya diharapkan perubahan yang ditimbulkan lebih
condong ke arah yang lebih baik. Apabila suatu negara aktif dalam membangun kerja
sama dan berhubungan baik dengan berbagai negara di dunia. Tentunya, negara tersebut
memiliki kecenderungan untuk terus memantau perubahan yang ada dan perkembangan
apa saja yang terjadi. Terlebih hal itu, sangat dibutuhkan untuk penerapan dan
pertimbangan kebijakan apa yang dirasa sesuai untuk mengembangkan perekonomian
yang ada. Selain itu, untuk membangun suatu kerja sama mau tidak mau negara tersebut
harus bersikap terbuka dengan berbagai teknologi, perubahan, serta perkembangan yang
ada. Hal tersebut untuk mendorong daya interaksi yang dilakukan antar negara.
4. Memiliki akses harga produk barang ataupun jasa dengan lebih murah
Apabila suatu negara dengan negara lainnya sudah bekerja sama dalam waktu yang relatif
lama. Kebijakan yang bersangkutan dengan harga produk baik barang ataupun jasa bisa
lebih dikoordinasikan. Hal tersebut tentunya berkaitan dengan hubungan baik yang benar
benar sudah terjalin diantara keduanya. Terlebih apabila suatu negara telah bergabung
dalam suatu blok perdagangan, tentunya berbagai biaya akan lebih dipermudah, terutama
apabila transaksi jual beli terjadi antar anggota blok tersebut.
5. Sangat Dipermudah Apabila Membutuhkan Bantuan
Relasi dan berbagai bentuk dari kerja sama yang terjalin antar negara selain dipergunakan
untuk meningkatkan perekonomian yang ada. Tentunya bisa dijadikan sebagai pegangan
apabila sewaktu waktu suatu negara sedang berada di tahap kritis. Yang mana ia
membutuhkan berbagai bantuan dari negara lainnya. Baik segi persediaan bahan bahan
pokok, obat obatan dan lain sebagainya. Dengan keterbukaan suatu negara dengan negara
lainnya, dan juga dengan kerja sama dan relasi yang banyak. Niscaya apabila suatu
negara sedang berada dalam keadaan yang genting pasti dengan mudah mendapatkan
bantuan.

- Kekurangan Sistem Perekonomian Terbuka


Berikut merupakan kekurangan dari penerapan sistem perekonomian tertutup yang perlu
dikembangkan.

1. Berdampaknya Kebijakan Negara Tertentu Terhadap Negara Lainnya


Dengan hubungan kerja sama yang sudah dibangun tentunya suatu negara telah memiliki
keterikatan dengan negara lainnya. Sehingga apabila suatu negara tengah dilanda
permasalahan perekonomian ataupun keuangan tentunya negara negara yang menjalin
kerja sama dengan negara tersebut juga menerima dampaknya. Karena secara tidak
langsung memang negara negara tersebut sudah berkaitan dan berhubungan satu dengan
lainnya.
2. Produk Lokal Kurang Berkembang
Dengan penerapan sistem perekonomian terbuka ini, suatu negara telah terbiasa untuk
mengimpor berbagai barang ataupun kebutuhan yang berasal dari negara lain. Walaupun
sebenarnya, pihak pengusaha lokal juga memproduksi barang ataupun jasa yang sejenis
dengan yang diimpor itu. Namun, kecenderungan masyarakat yang lebih menyukai
barang barang impor dibandingkan dengan barang barang lokal menyebabkan barang
impor lebih menguasai pasar dalam negeri. Dan tentunya hal tersebut berdampak pada
produksi dari barang lokal itu sendiri yang lama kelamaan tidak berkembang atau bahkan
bisa mati.
3. Ketergantungan Dengan Produk Negara Lain
Dengan penerapan sistem perekonomian terbuka ini, tentunya suatu negara telah terbiasa
untuk melakukan impor terhadap berbagai kebutuhan yang benar benar tidak bisa
diproduksi dalam negeri. Untuk tetap menjalankan produksi ataupun pemenuhan dalam
negeri, suatu negara tentunya dengan terpaksa harus membeli dari negara lain. Namun,
apabila negara pengekspor sedang dalam keadaan yang sulit. Pihak pengimpor ini
tentunya akan merasa tertekan, karena barang ataupun jasa yang diperlukan tidak bisa
didapatkan seperti biasa. Dalam artian, dengan adanya kegiatan kerja sama antar satu
negara dengan negara lainnya menyebabkan suatu negara lebih menggantungkan
kebutuhannya kepada negara lainnya.
4. Terdampak Krisis Moneter
Apabila negara negara di dunia benar benar sedang berada dalam perekonomian dan
keuangan yang benar benar terpuruk. Berbagai negara lainnya yang terlibat kerja sama
ataupun organisasi juga akan terdampak. Baik terdampak dari segi pengurangan nilai
mata uang, inflasi, deflasi dan lain sebagainya.
5. Meningkatkan Jumlah Utang Luar Negeri
Dengan jalinan kerja sama yang sudah benar benar terbangun, apabila suatu negara
tengah berada dalam fase keterpurukan keuangan. Tentunya ia tidak akan segan segan
untuk melakukan utang luar negeri. Hal itu semata mata dilakukan untuk menambah
jumlah dari sumber keuangan yang dimiliki. Terutama yang berasal dari devisa negara.
6. Terjadinya tingkat persaingan yang tinggi didalam perdagangan, baik berupa harga,
mutu, dan kualitas barang sangat menentukan. Sehingga, hanya barang yang berharga
kompetitif serta mutu dan kualitas baiklah yang laku dipasaran.
7. Mengeluarkan barang-barang yang dapat bersaing diluar negeri yang sama baik mutu dan
harganya sesuai dengan yang diperjual belikan didalam negeri.
8. Cita rasa masyarakat terhadap produk yang dihasilkan sangat penting peranannya
didalam ekspor suatu negara.
9. Pendapatan nasional secara langsung mengalami peningkatan karena ekspor yang
dilakukan.

Konsep dan Kondisi Makro Ekonomi

Indikator makro ekonomi adalah statistik yang digunakan untuk melihat perkembangan
ekonomi saat ini dan saat yang akan datang. Statistik tersebut diterbitkan secara periodik
(umumnya harian, bulanan, maupun tahunan) oleh pemerintah, lembaga - lembaga ataupun
organisasi - organisasi swasta. Indikator makro ekonomi tersebut dipubl ikasikan berdasarkan
atas pengamatan terhadap industri - industri, wilayah/daerah, ataupun negara. Fungsi utama
indikator makro ekonomi adalah untuk menganalisis perkembangan ekonomi saat ini dan untuk
memprediksi perkembangan ekonomi di masa yang akan datang. Fungsi lain dari indikator
makro ekonomi adalah untuk mengatur atau mengubah ekspektasi pasar. Oleh sebab itu,
indikator makro ekonomi dapat memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pasar barang dan
jasa, pasar tenaga kerja, pasar valuta asing, pasar saham, dan pasar bursa berjangka. Terdapat
indikator-indikator makro ekonomi yang perlu untuk diamati. Indikator-indikator yang dimaksud
adalah PDRB, tingkat inflasi, Indeks Pembangunan Manusia (IPM), PDRB per kapita,
pertumbuhan ekonomi, kemiskinan, tingkat kesempatan kerja dan tingkat pengangguran.

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

Secara umum Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan nilai tambah bruto
seluruh barang dan jasa yang tercipta atau dihasilkan di wilayah domestik suatu negara yang
timbul akibat berbagai aktivitas ekonomi dalam suatu periode tertentu tanpa memperhatikan
apakah faktor produksi yang dimiliki residen atau non-residen.

PDRB disajikan atas dasar harga konstan dan atas dasar harga berlaku. PDRB atas dasar
harga berlaku menceritakan nilai ekonomi yang tidak hanya dipengaruhi oleh perubahan volume
produksi tetapi juga dipengaruhi oleh inflasi (harga). Melalui distribusi nilai PDRB atas dasar
harga berlaku dapat diketahui struktur perekonomian suatu wilayah. Selain itu kinerja
perekonomian daerah yang dinilai dari pertumbuhan ekonominya dapat diketahui melalui
perkembangan nilai PDRB atas dasar harga konstannya. Ada beberapa manfaat dari
penghitungan PDRB antara lain, untuk melihat keterbandingan antar daerah, untuk melihat
kesenjangan ekonomi antar daerah dan antar sektor, untuk melihat potensi ekonomi yang masih
bisa dikembangkan untuk meningkatkan perekonomian di masing-masing daerah, PDRB juga
digunakan sebagai salah satu komponen dalam pengalokasian Dana Alokasi Umum (DAU).

Laju Pertumbuhan Ekonomi

Laju pertumbuhan ekonomi merupakan tingkat keberhasilan pembangunan suatu daerah


dalam periode waktu tertentu atau bisa juga digunakan untuk mengukur kinerja ekonomi suatu
daerah pada suatu periode tertentu. LPE ini dihitung berdasarkan data PDRB atas dasar harga
konstan. Rumusnya adalah sebagai berikut :

𝑟 = 􀯒 􀯜􀯧􀬿􀬵 􀯒 􀯜􀯧􀯫􀬵􀬴􀬴% - 100% Dimana :

r = laju pertumbuhan (%)

Yit = PDRB adhk tahun ke – t (nominal)

Yit-1 = PDRB adhk tahun sebelumnya (nominal)

Peranan/Konstribusi Sektor Ekonomi

Persentase (proporsi) masing-masing sektor terhadap total PDRB ADHB,


Peran/kontribusi masing-masing sektor ekonomi dalam kemampuan menciptakan nilai tambah;
melihat struktur perekonomian suatu wilayah.

Sumber Pertumbuhan Ekonomi

Seberapa besar bagian dari masing-masing sektor dalam penciptaan total laju
pertumbuhan ekonomi. Rumus yang digunakan adalah :

𝑆𝑂𝐺𝑖𝑡 = Σ 􀯜􀯧􀬿􀬵 􀯒 􀯜􀯧􀬿􀯒􀯜􀯧 x 100%

SOGit = laju pertumbuhan sektor ke i pada tahun ke t (%)

Yit = PDRB adhk sektor ke-i pada tahun ke – t (nominal)

Yit-1 = total PDRB adhk pada tahun sebelumnya (nominal)

PDRB per kapita merupakan besaran untuk menunjukkan besarnya pendapatan yang
dapat dinikmati oleh setiap penduduk secara rata-rata selama satu tahun. PDRB per kapita
diperoleh dari hasil bagi PDRB total Atas dasar harga berlaku dengan jumlah penduduk pada
pertengahan tahun.

Inflasi

Untuk mengukur perubahan harga dari dua periode waktu yang berbeda digunakan angka
indeks harga. Angka indeks harga adalah angka yang menunjukkan perbandingan harga dalam
dua waktu yang berbeda, sehingga angka indeks harga didefinisikan sebagai angka perbandingan
antara harga komoditi atau kelompok komoditi yang terjadi pada suatu periode waktu dengan
periode waktu yang telah ditentukan. Karena data harga yang digunakan adalah harga konsumen,
maka indeks harga yang digunakan adalah Indeks Harga Konsumen (IHK).

Ketanagakerjaan

Konsep pengumpulan data angkatan kerja yang digunakan oleh Badan Pusat Statistik
berdasarkan the labour force concept yang direkomendasikan oleh International Labour
Organization (ILO). Konsep ini membagi penduduk menjadi dua kelompok yaitu penduduk yang
termasuk ke dalam usia kerja dan bukan usia kerja.

Beberapa indikator yang dapat digunakan untuk mengukur kondisi ketenagakerjaan di


suatu daerah adalah Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) dan Tingkat Pengangguran
Terbuka (TPT). Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) merupakan indikator yang dapat
mengindikasikan besarnya penduduk usia kerja yang aktif secara ekonomi di suatu wilayah.

TPAK dihitung dengan membandingkan data angkatan kerja dengan data penduduk usia
kerja. Semakin tinggi nilai TPAK menunjukkan proporsi angkatan kerja yang semakin membesar
pada struktur demografi suatu wilayah. Dengan melihat TPAK dapat ditunjukkan perbandingan
persentase penduduk yang telah dan siap untuk terlibat dalam kegiatan ekonomi. Namun
demikian, tingginya TPAK tidak selalu berarti membaiknya kinerja ketenagakerjaan. Apabila
tingginya TPAK diikuti oleh peningkatan dalam proporsi penduduk bekerja, maka TPAK
tersebut menunjukkan kinerja partisipasi angkatan kerja yang baik. Sebaliknya, bila tingginya
TPAK diikuti oleh peningkatan penduduk pencari kerja, maka dikhawatirkan akan memicu
tingginya angka pengangguran.

Kemiskinan

Di Indonesia, konsep mengenai kemiskinan tersebut diadopsi dengan menggunakan


pendekatan kebutuhan dasar (basic needs approach). Besaran nilai kebutuhan dasar minimum
tersebut ditentukan dengan menggunakan Garis Kemiskinan (GK), yaitu batas minimum
pengeluaran per kapita per bulan untuk memenuhi makanan dan bukan makanan. Adapun
besaran GK yang selama ini digunakan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) terdiri dua komponen,
yaitu garis kemiskinan makanan (GKM) dan garis kemiskinan bukan makanan (GKNM).

Untuk mendapatkan GK di tingkat provinsi, BPS terlebih dahulu menentukan kelompok


acuan sebanyak 20 persen dari penduduk dengan nilai konsumsi yang berada di atas garis
kemiskinan sementara (GKS). GKS adalah GK pada periode sebelumnya yang telah dikalikan
dengan faktor inflasi. Dari kelompok acuan tersebut kemudian dilakukan penghitungan nilai
konsumsi terhadap 52 komoditas makanan yang kemudian disetarakan dengan 2.100 kilokalori
per kapita per hari. Penyetaraannilai pengeluaran kebutuhan minimum makanan dilakukan
dengan menghitung ratarata kalori dari ke-52 komoditas tersebut. Dari hasil perhitungan tersebut
diperoleh GKM. Selanjutnya GKM tersebut disetarakan dengan 2.100 kilokalori dengan
mengalikan 2.100 terhadap harga implisit rata-rata kalori menurut daerah dari penduduk
referensi.

Adapun GKNM merupakan penjumlahan nilai kebutuhan minimum dari komoditi-


komoditi non makanan terpilih yang meliputi perumahan, sandang, pendidikan dan kesehatan.
Nilai kebutuhan minimum per komoditi/subkelompok nonmakanan dihitung dengan
menggunakan suatu rasio pengeluaran komoditi/subkelompok tersebut terhadap total
pengeluaran komoditi/subkelompok yang tercatat dalam data Susenas modul konsumsi.
Selanjutnya, penjumlahan dari GKM dan GKNM menghasilkan GK. Penduduk yang memiliki
rata-rata pengeluaran per kapita per bulan di bawah GK dikategorikan sebagai penduduk miskin.

Ukuran Kemiskinan:

Head Count Index (HCI-P0) adalah persentase penduduk miskin yang berada di bawah
Garis Kemiskinan (GK). Indeks Kedalaman Kemiskinan (Poverty Gap Index-P1) merupakan
ukuran rata-rata kesenjangan pengeluaran masing-masing penduduk miskin terhadap garis
kemiskinan. Semakin tinggi nilai indeks, semakin jauh rata-rata pengeluaran penduduk dari garis
kemiskinan. Indeks Keparahan Kemiskinan (Poverty Severity Index-P2) memberikan gambaran
mengenai penyebaran pengeluaran di antara penduduk miskin. Semakin tinggi nilai indeks,
semakin tinggi ketimpangan pengeluaran di antara penduduk miskin.

Teori Perekonomian Terbuka

Perekonomian terbuka / perekonomian empat sektor merupakan perekonomian suatu


negara yang mempunyai hubungan ekonomi dengan negara-negara lain. Dalam perekonomian
terbuka sebagian produksi dalam negeri diekspor atau dijual ke luar negeri dan disamping itu
terdapat pula barang di negara itu yang diimpor dari negaranegara lain. Perekonomian terbuka
dapat diformulasikan sebagai berikut: Y = C + I + G + (X-M), dengan Y adalah output (income).
C adalah pengeluaran konsumsi rumah tangga, I adalah pengeluaran investasi sektor bisnis, G
adalah pengeluaran pemerintah. X adalah ekspor, M adalah impor. Syarat keseimbangan
pendapatan nasional dalam perekonomian terbuka adalah Y = C + I + G + (X – M) dan I + G + X
= S + T + M.

Persamaan Y = C + I + G + (X-M) dapat dimodifikasi menjadi NX = Y – (C + I + G).


dengan (C + I + G) adalah pengeluaran domestik. Suatu perekonomian akan mengalami surplus
perdagangan apabila output lebih besar dari pengeluaran domestik, atau ekspor lebih dari
impor.Sebaliknya, suatu perekonomian akan mengalami deficit perdagangan apabila output
kurang dari pengeluaran domestik, atau ekspor kurang dari impor.

Variabel-variabel sebagaimana dijelaskan merupakan variabel-variabel makro ekonomi.


Variabel-variabel tersebut tidak berdiri sendiri-sendiri, namun saling mempengaruhi satu sama
lain. Apabila salah satu variabel berkinerja buruk, maka hal tersebut dapat memberikan pengaruh
negatif terhadap variabel lain. Namun, apabila variabel lain berkinerja lebih baik, dan lebih
dominan, maka variabel makro ekonomi yang berkinerja baik tersebut sangat mungkin dapat
memperbaiki variabel makro ekonomi yang berkinerja buruk.

Apabila suatu perekonomian terbuka menemui masalah, yakni terdapat variabel-variabel


makro ekonomi yang tidak berkinerja baik, maka perekonomian tersebut dapat menerapkan
kebijakan makro ekonomi, yakni kebijakan fiskal atau kebijakan moneter. Kebijakan fiskal
berkaitan dengan pengelolaan anggaran pendapatan dan belanja pemerintah, sedangkan
kebijakan moneter adalah pengelolaan terhadap jumlah uang beredar. Kebijakan yang bersifat
ekspansif akan diambil oleh suatu perekonomian manakala permasalahan lebih kepada
bagaimana menciptakan kesempatan kerja dan pertumbuhan ekonomi. Sementara itu, kebijakan
yang bersifat kontraktif diambil untuk mengatasi gejolak kenaikan harga-harga secara umum.

Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kuantitatif. Penelitian


kuantitatif adalah suatu proses menemukan pengetahuan yang menggunakan data berupa angka
sebagai alat menganalisis keterangan mengenai apa yang ingin diketahui. Metode penelitian
kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme,
digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan
instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik, dengan tujuan untuk menguji
hipotesis yang telah ditetapkan.

Jenis data dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder merupakan data yang
diperoleh secara tidak langsung atau penelitian arsip yang memuat peristiwa masa lalu. Data
sekunder dalam penelitian ini diperoleh dari hasil pengolahan pihak kedua atau data yang
diperoleh dari hasil publikasi pihak lain yaitu data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi
Gorontalo, khususnya data-data yang berakitan dengan hasil publikasi Kabupaten Gorontalo
tahun 2019.

Teknik Analisis Data

Tipologi Klassen

Alat analisis Tipologi Klassen digunakan untuk mengidentifikasi sektor, subsektor,


usaha, atau komoditi prioritas atau unggulan suatu daerah dan digunakan untuk mengetahui
gambaran tentang pola dan struktur pertumbuhan ekonomi suatu daerah, tipologi ini diharapkan
dapat memperjelas dan memperkuat hasil analisis. Klasifikasi Tipologi Klassen berdasarkan
pendekatan sektoral adalah sebagai berikut:

Kuadran I : Merupakan sektor yang maju dan tumbuh dengan pesat. Kuadran ini
merupakan sektor dengan laju pertumbuhan PDRB (gi) yang lebih besar dibandingkan
pertumbuhan daerah yang menjadi acuan secara nasional (g) dan memiliki kontribusi terhadap
PDRB (si) yang lebih besar dibandingkan kontribusi sektor tersebut terhadap PDRB daerah yang
menjadi acuan secara nasional (s). Klasifikasi ini biasa dilambangkan dengan gi > g dan si > s.
Sektor dalam kuadran I dapat pula diartikan sebagai sektor yang potensial karena memiliki
kinerja laju pertumbuhan ekonomi dan pangsa pasar yang lebih besar daripada daerah yang
menjadi acuan secara nasional.

Kuadran II : Merupakan sektor maju tapi tertekan. Sektor yang berada pada kuadaran ini
memiliki nilai laju pertumbuhan PDRB (gi) yang lebih rendah dibandingkan dengan
pertumbuhan PDRB daerah yang menjadi acuan secara nasional (g), tetapi memiliki kontribusi
terhadap PDRB daerah (si) yang lebih besar dibandingkan kontribusi nilai sektor tersebut
terhadap PDRB daerah yang menjadi acuan secara nasional (s). Klasifikasi ini biasa
dilambangkan dengan gi < g dan si > s. Sektor dalam kategori ini juga dapat dikatakan sebagai
sektor yang telah jenuh.

Kuadran III : Merupakan sektor potensial atau masih dapat berkembang dengan pesat.
Kuadran ini merupakan kuadran untuk sektor yang memiliki nilai laju pertumbuhan PDRB (gi)
yang lebih tinggi dari pertumbuhan PDRB daerah yang menjadi acuan secara nasional (g), tetapi
kontribusi sektor tersebut terhadap PDRB (si) lebih kecil dibandingkan dengan nilai kontribusi
sektor tersebut terhadap PDRB daerah yang menjadi acuan secara nasional (s). Klasifikasi ini
biasa dilambangkan dengan gi > g dan si < s. Sektor dalam kuadran III dapat diartikan sebagai
sektor yang sedang booming, meskipun pangsa pasar daerahnya relatif lebih kecil dibandingkan
dengan rata-rata nasional.

Kuadran IV : Merupakan sektor relative tertinggal. Pada kuadran ini ditempati oleh
sektor yang memiliki nilai laju pertumbuhan PDRB (gi) yang lebih rendah dibandingkan dengan
pertumbuhan PDRB daerah yang menjadi acuan secara nasional (g) dan sekaligus memiliki
kontribusi terhadap PDRB (si) yang lebih kecil dibandingkan dengan nilai kontribusi sektor
tersebut terhadap PDRB daerah yang menjadi acuan secara nasional.

Hasil Model Rasio Pertumbuhan (MRP)

Analisis Model Rasio Pertumbuhan (MRP) adalah membandingkan pertumbuhan suatu


kegiatan baik dalam skala yang lebih luas maupun didalam skala yang lebih kecil. Dari hasil
penelitian diketahui bahwa sektor Pertanian, Kehutanan, Dan Perikanan masuk kedalam kategori
kegiatan yang pada tingkat wilayah referensi pertumbuhannya menonjol dan pada tingkat
wilayah studi pertumbuhannya belum menonjol. Dan terdapat enam sektor (Pertanian,
Kehutanan, Dan Perikanan; Industri Pengolahan; Pengadaan Listrik Dan Gas; Pengadaan Air,
Pengelolaan Sampah, Limbah Dan Daur Ulang; Penyediaan Akomodasi Dan Makan Minum;
Administrasi Pemerintahan, Pertahanan Dan Jaminan Sosial Wajib) yang termasuk dalam
kategori kegiatan yang pada tingkat wilayah referensi pertumbuhannya belum menonjol dan
pada tingkat wilayah studi pertumbuhannya menonjol.

Hasil Overlay
Analisis Overlay digunakan untuk menentukan sektor atau kegiatan ekonomi yang
potensial berdasarkan kriteria pertumbuhan dan kriteria kontribusi dengan menggabungkan hasil
dari Metode Rasio Pertumbuhan (MRP) dan Location Quontient (LQ). Berdasarkan hasil
analisis, diketahui bahwa sektor Pertanian, Kehutanan, Dan Perikanan, dan sektor Pengadaan
Listrik Dan Gas masuk kedalam kategori kegiatan yang sangat dominan baik dari pertumbuhan
maupun dari kontribusi.

Pembahasan Indikator Makro Ekonomi Kabupaten Pohuwato

Kabupaten Pohuwato merupakan kabupaten yang berada di ujung barat Provinsi


Gorontalo dengan letak Geografis antara 0o 22’ - 0o 57’ Lintang Utara dan 121o 23’ - 122o 19’
Bujur Timur. Kabupaten Pohuwato berbatasan dengan Kabupaten Buol di sebelah utara,
berbatasan dengan Teluk Tomini di sebelah selatan, berbatasan dengan Kabupaten Parigi
Moutong di sebelah barat dan berbatasan dengan Kabupaten Boalemo di sebelah timur.
Berdasarkan data dari Badan Perencanaan, Penelitian dan Pembangunan, Kabupaten Pohuwato
memilikin luas wilayah sebesar 4.244,31 Km2 atau 34,75% dari luas wilayah Provinsi Gorontalo
dan menjadikan Kabupaten Pohuwato sebagai Kabupaten terluas di Provinsi Gorontalo.
Kabupaten ini terbagimenjadi 13 kecamatan dengan ibukota kabupaten terletak di Kecamatan
Marisa.

Produk Domestik Regional Bruto

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan nilai tambah bruto seluruh barang
dan jasa yang dihasilkan di wilayah domestik suatu negara yang timbul akibat berbagai aktivitas
ekonomi dalam suatu periode tertentu tanpa memerhatikan apakah faktor produksi dimiliki
residen atau nonresiden. Penyusunan PDRB bisa disajikan berdasarkan atas dasar harga berlaku
(ADHB)dan atas dasar harga konstan (ADHK). Harga Berlaku adalah penilaian yang dilakukan
terhadap produk barang dan jasa yang dihasilkan ataupun yang dikonsumsi pada harga tahun
sedang berjalan.Sedangkan harga Konstan adalah penilaian yang dilakukan terhadap produk
barang dan jasa yang dihasilkan ataupun yang dikonsumsi pada harga tetap disatu tahun dasar.
Tahun Dasar adalah tahun terpilih sebagai referensi statistik, yang digunakan sebagai dasar
penghitungan tahun-tahun yang lain. Dengan tahun dasar tersebut dapat digambarkan seri data
dengan indikator rinci mengenai perubahan/pergerakan yang terjadi.

PDRB Perkapita

Salah satu indikator tingkat kemakmuran penduduk di suatu daerah/wilayah dapat dilihat
dari nilai PDRB per kapita, yang merupakan hasil bagi antara nilai tambah yang dihasilkan oleh
seluruh kegiatan ekonomi dengan jumlah penduduk. Oleh karena itu, besar kecilnya jumlah
penduduk akan mempengaruhi nilai PDRB per kapita, sedangkan besar kecilnya nilai PDRB
sangat tergantung pada potensi sumber daya alam dan faktor-faktor produksi yang terdapat di
daerah tersebut. PDRB per kapita atas dasar harga berlaku menunjukkan nilai PDRB per kepala
atau per satu orang penduduk.
Nilai PDRB per kapita Pohuwato atas dasar harga berlaku sejak tahun 2015 hingga 2019
senantiasa mengalami kenaikan. Pada tahun 2015 PDRB per kapita tercatat sebesar 31,11 juta
rupiah. Secara nominal terus mengalami kenaikan hingga tahun 2019 mencapai 41,04 juta rupia
PDRB per kapita Kabupaten Pohuwato menunjukkan peningkatan dari tahun ke tahun (Tabel
14), seiring dengan kenaikan jumlah penduduk. Indikator ini menunjukkan bahwa secara
ekonomi setiap penduduk Pohuwato rata-rata mampu menciptakan PDRB atau nilai tambah
sebesar nilai per kapita di masing-masing tahun tersebut. Sementara itu, pertumbuhan per kapita
secara “riil” juga selalu meningkat di kisaran 3-4 persen. Pertumbuhan ekonomi tersebut diikuti
pula oleh penambahan jumlah penduduk, yang meningkat rata-rata pada kisaran 2,40 persen
setiap tahunnya selama periode 2015 s.d. 2019. Dengan demikian, maka pertumbuhan per kapita
tersebut tidak saja terjadi secara “riil” tetapi juga terjadi secara kualitas.

Pengeluaran per kapita adalah biaya yang dikeluarkan untuk konsumsi semua anggota
rumah tangga selama sebulan baik yang berasal dari pembelian, pemberian maupun produksi
sendiri dibagi dengan banyaknya anggota rumah tangga dalam rumah tangga
tersebut.Pengeluaran makanan perkapita di Kabupaten Pohuwato mengalami penurunan dari Rp
424.963/bulan pada tahun 2017 menjadi Rp 400.224/bulan pada tahun 2018. Jika dirinci
berdasarkan kelompok bahan makanan, pengeluaran terbesar di Kabupaten Pohuwato pada tahun
2018 yaitu pada kelompok makanan dan minuman jadi sebesar Rp 90.630 sedangkan terkecil
pada kelompok umbi-umbianyaitu sebesar Rp 2.718.

Pengeluaran non-makanan penduduk Kabupaten Pohuwato pada tahun 2018 mengalami


peningkatan dari Rp 366.244 pada tahun 2017 menjadi Rp 373.772 pada tahun 2018 atau naik
sebesar 2,05 persen. Selain itu pada tahun 2018 proporsipengeluaran makanan dan non-makanan
menunjukkan bahwa pengeluaran makanan lebih besar yaitu sebesar 51,71 persen. Kondisi ini
sama seperti pada tahun 2017 dimana proporsi pengeluaran makanan lebih besar yaitu sekitar
53,71 persen.Rata-rata pengeluaran perkapita sebulan dapat dilihat pada tabel dibawah,

Inflasi

Inflasi (untuk daerah perkotaan) merupakan salah satu indikator makro yang
perkembangannya dimonitor secara ketat oleh pemerintah, karena besaran agregat inflasi secara
langsung akan berdampak terhadap daya beli masyarakat berpendapatan tetap seperti pegawai
negeri dan buruh/pekerja swasta. Inflasi terjadi akibat ketidakseimbangan antara sisi permintaan
dan penawaran pasar barang dan jasa. Inflasi dapat terjadi oleh berbagai faktor seperti nilai
tukar/kurs, volume uang beredar,bahkan dampak dari ekspektasi masyarakat. Dimensi lain yang
terkena dampak negative dari tingginya inflasi adalah meningkatnya nominal garis kemiskinan
dan melemahnya purchasing power parity yang pada akhirnya akan berpengaruh pada Indeks
Pembangunan Manusia (IPM).
Daftar Pustaka

Chad P. Bown, “Trade Remedies and World Trade Organization Dispute Settlement: Why are So
Few Challenged?” (2005) 34 Journal of Legal Studies 515, 527

R. Sharma, Safeguard Measures, Module 6, Commodities and Trade Division, hlm 8

Sutrisno, Nandang. Memperkuat Sistem Hukum Remedi Perdagangan, Melindungi Industri


Dalam Negeri. Jurnal Hukum no. 2 VOL. 14 APRIL 2007: 230 – 246

Anda mungkin juga menyukai