Anda di halaman 1dari 40

LAPORAN HASIL PRESENTASI

MACROECONOMICS

PEREKONOMIAN TERBUKA

NAMA KELOMPOK 7
CPMK 09
Kode kelas : 212-UM411-M3

Masroni Lumban Batu (2108010080)


Anggi Artha Br Bancin (21010046)

DOSEN PENGAMPU
Neni Marlina Br, Purba, S.Pd, M. Ak

PROGRAM STUDY AKUNTANSI


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN HUMANIORA
UNIVERSITAS PUTERA BATAM
2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa, yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kelompok kami dapat
memenyelesikan tugas yang berjudul “ Laporan Perekonomian Terbuka” ini
dengan tepat waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari laporan ini adalah untuk memenuhi tugas pada
mata kuliah Macroeconomics. Selain itu, laporan ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan tentang Perekonomian Terbuka di kehidupan sehari-hari bagi
para pembaca dan bagi penulis.

Terlebih dahulu, penulis mengucapkan terima kasih kepada ibu Neni Marlina Br
Purba S.Pd,M.Ak. selaku dosen pengampu mata kuliah Macroeconomics yang
telah memberikan tugas ini sehingga menambah pengetahuan dan wawasan sesuai
dengan bidang studi yang penulis tekuni ini.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kesalahan dalam penyusunan laporan ini,
baik dari segi EBI, kosakata, tata bahasa, etika maupun isi. Maka dari itu penulis
sangat mengharapkan kritik dan saran seluas-luasnya dari pembaca yang
kemudian akan penulis jadikan sebagai evaluasi.

Demikian semoga laporan hasil presentasi ini bisa diterima sebagi ide atau
gagasan yang menambah kekayaan intelektual dalam bidang kajian media.
Semoga laporan hasil presentasi kelompok 7 ini dapat bermanfaat bagi pembaca
dan penulis sendiri.

Batam, 16 juli 2022


Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Pada sistem perekonomian terbuka, terdapat empat sektor pelaku


ekonomi yaitu sektor rumah tangga, sektor perusahaan, sektor pemerintah, dan
sektor luar negeri. Analisis perekonomian terbuka merupakan suatu analisis
mengenai penentuan tingkat kegiatan ekonomi (pendapatan nasional) suatu
negara dengan mempertimbangkan pengaruh dari kegiatan ekspor dan impor
negara tersebut. Dengan demikian dalam analisis ini muncul dua aliran baru
dalam sirkulasi aliran pendapatan yakni aliran pendapatan yang diterima dari
mengekspor dan aliran pengeluaran untuk membeli barang yang diimpor dari
negara lain. Hal ini berpengaruh terhadap besarnya pendapatan nasional pada
perekonomian.
Perekonomian empat sektor hampir sama dengan perkonomian tiga
sektor,yaitu dengan menjumlahkan pengeluaran dari sector-sektor ekonomi.
Pengeluaran sektor luar negeri ini berupa ekspor (X) dan impor (M) dan
selisih antara nilai ekspor dengan nilai impor (X-M) disebut dengan ekspor
netto. Besar kecilnya permintaan barang dan jasa yang dihasilkan suatu negara
sangat berpengaruh pada tingkat pendapatan mereka. Oleh karena itu, dalam
ekonomi makro permintaan ekspor dianggap tetap. Saat ini, perubahan besar
terjadi dan menuju ekonomi pasar telah berlangsung dibeberapa negara,
termasuk Indonesia dengan sistem yang sebelumnya dominan ekonomi
perencanaan terpusat (otoriter). Makroekonomi meneliti pengaruh interaksi
antar segmen yang penting dari perekonomian nasional pada negara yang satu
dan negara lainnya atau rumahtangga nasional dengan pasar tenaga kerja,
uang, modal, barang dan jasa sertasumber daya alam.
Indonesia sebagai salah satu negara yang menganut sistem
perekonomian terbuka, sangat mengandalkan kegiatan perdagangan
internasional untuk membantu meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Selain
itu kegiatan perdagangan internasional juga sangat penting untuk memacu
industri dalam negeri (Dumairy,1996:178). Indonesia merupakan negara yang
sejak lama telah melakukan perdagangan internasional. Peningkatan ekspor
baik jumlah maupun jenis barang atau jasa selalu diupayakan atau digalakkan
dengan berbagai strategi diantaranya adalah pengembangan ekspor, terutama
ekspor nonmigas, baik barang maupun jasa. Tujuan dari program
pengembangan ekspor ini adalah mendukung upaya peningkatan daya saing
global produk Indonesia serta meningkatkan peranan ekspor dalam memacu
pertumbuhan ekonomi. Kegiatan ekspor lebih memberikan nilai tambah bagi
suatu negara dibandingkan dengan kegiatan impor.Perdagangan internasional
menciptakan kesempatan pada semua negara untuk memperoleh kesejahteraan
hidup yang lebih baik, karena memberikan kesempatan untuk
menspesialisasikan atau mengkhususkan diri dalam melakukan kegiatan yang
dimilikinya (Mankiw2002:70).

1.6 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian perekonomian terbuka?
2. apa konsep dasar barang dan pasar uang dalam perekonomian terbuka?
3. apa hubungan kurva IS dalam perekonomian terbuka
4. Bagaimana keseimbangan dalam pasar barang dan pasar dalam uang bagi
perekonomian terbuka?
5. Apasaja dampak kebijakan dalam perekonomian terbuka?
6. Apa konsep rezim nilai tukar?
1.3 Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui pengetian dari perekonomian terbuka
2. Untuk mengetahui konsep dasar barang dan pasar uang dalam
perekonomian terbuka
3. Untuk mengetahui hubungan IS dalam perekonomian terbuka
4. Untuk mengetahui keseimbangan pasar barang dan pasar dalam uang bagi
perekonomian terbuka
5. Untuk mengetahui dampak kabijakan apasaja dalam perekonomian terbuka
6. Untuk mengetahui konsep rezim nilai tukar

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Perekonomian Terbuka
A. Pengertian perekonomian terbuka

Perekonomian terbuka adalah perekonomian yang melibatkan diri dalam


perdagangan internasional (ekspor dan impor) barang dan jasa serta modal dengan
negara-negara lain. Sistem ini memberikan kesempatan bagi masyarakatnya untuk
berinteraksi dalam bidang ekonomi dengan negara lain baik itu perseorangan,
swasta ataupun pemerintahan.pekonomi tersebut bisa dalam bentuk perdagangan
produk barang dan jasa, pertukaran teknologi, dan sebagainya.

Dalam perekonomian terbuka beberapa produksi dalam negeri


diekspor atau dijual di luar negeri dan di samping itu, ada juga barang-barang di
negara itu yang diimpor dari negara lain. Faktor-faktor yang bisa menyebabakan
perdagangan Internasional yaitu sebagai berikut :

1) Perbedaan dalam faktor produksi


2) Motif keuntungan yang diperoleh dalam perdagangan
3) Perbedaan dalam tingkat kelangkaan
4) Perbedaan komparatif dari harga barang
5) Perbedaan dalam kemapuan untuk produksi

Open economy atau ekonomi terbuka adalah jenis perekonomian yang


berinteraksi dengan dunia luar melalui perdagangan internasional, pergerakan
modal, transfer informasi dan pengetahuan teknis, dan migrasi tenaga kerja.
Dalam perekonomian terbuka, pelaku ekonomi dapat dibedakan menjadi empat:
sektor bisnis, sektor rumah tangga, sektor pemerintah dan sektor luar negeri.

Ini berbeda dengan perekonomian tertutup yang hanya terdiri dari tiga
sektor selain sektor luar negeri. Jika sebuah negara mengadopsi ekonomi terbuka
pengeluaran negara itu pada tahun tertentu tidak perlu sama dengan output barang
dan jasa. Suatu negara dapat menghabiskan lebih banyak uang daripada yang
dihasilkannya dengan meminjam dari luar negeri, atau dapat menghabiskan lebih
sedikit dari yang dihasilkannya dan meminjamkan perbedaannya kepada orang
asing.

Dua kegiatan pengeluaran yang penting dalam setiap ekonomi yaitu


ekspor dan impor. Apabila suatu kegiatan ekspor dan impor diperhitungkan dalam
penentuan keseimbangan pendapatan nasional, maka analisi mengenai kegiatan
ekonomi dalam suatu negara telah sepenuhnya menggambarkan hal yang
sebenarnya. Dengan demikian dalam kegiatan ekonomi yang sebenarnya,
perekonomian dapat dibedakan menjadi kepada empat sector, yaitu ditambah
dengansector luar negeri dimana kegiatan ekspor dan impor dijalankan. Analisis
penentuan pendapatan nasional seperti itu dinamakan sebagai keseimbangan
pendapatan nasional dalam ekonomi empat sektor atau perekonomian terbuka
(open economy), yaitu perekonomian yang berinteraksi secara bebas dengan
perekonomian negara lain yaitu menjalankan ekspor dan impor.

B. Arus barang dan modal internasional


Sebuah perekonomian terbuka berinteraksi dengan perekonomian lain
dengan dua cara yaitu membeli dan menjual barang dan jasa dipasar produk dunia,
serta membeli dan menjual asset modal (saham dan surat obligasi) dipasar dunia.
Arus barang ekspor, impor,ekspor neto
Ekspor adalah barang dan jasa yang diproduksi didalam negeri untuk
dijual ke luar negeri.mpor adalah barang dan jasa yang diproduksi di luar negeri
untuk dijual di dalam negeri.Ekspor neto adalah nilai ekspor suatu negara
dikurangi dengan nilai impor negara tersebut. Ekspor neto juga disebut sebagai
neraca perd agangan (trae balance) karena ekspor neto menunjukkan apakah
suatu negara merupakan penjual atau pembeli dipasar barang dan jasa dunia.
Suatu negara dapat dikatakan memiliki Suplus perdagangan (trade surplus)
apabila ekspor neto bernilai positif yaitu dimana ekspor lebih besar dibandingkan
dengan impor yang mengindikasikan bahwa negara tersebut lebih banyak menjual
barang dan jasa ke luar negeri dibandingkan dengan membeli barang dan jasa dari
negara lain. Sebaliknya, suatu negara dapat dikatakan devisit perdagangan (trade
deficit) apabila ekspor neto bernilai negative yaitu dimana ekspor lebih kecil dari
impor yang mengindikasikan bahwa negara tersebut lebih sedikit menjual barang
dan jasa ke luar negeri dibandingkan membeli barang dan jasa dari negara lain.
Jika ekspor neto bernilai nol, ekspor dan impor memiliki jumlah yang sama,
dengan demikian negara tersebut dikatakan memiliki perdagangan seimbang
(balanced trade).

2.2 Pasar Barang dalam Perekonomian Terbuka


Seiring dengan perkembangan zaman dan kemajuan teknologi serta tuntutan
akan pemenuhan kebutuhan yang dibatasi oleh ketersediaan sumber daya,
sehingga manusia dituntut untuk menciptakan suatu sistem agar dapat menjaga
sirkulasi perekonomian tetap berada dalam siklusnya dan tidak terjadi permasalah
dalam ekonomi yang akhimya akan berpengaruh pada pemenuhan kebutuhan
hidup.
Dalam sisi inilah ilmu ekonomi berperan dalam kehidupan manusia. Ilmu
ekonomi (economics) adalah bagian ilmu sosial yang mempelajari bagaimana
manusia menentukan pilihan dalam menggunakan sumberdaya (resources) untuk
menghasilkan benda (commodit) yang mereka butuhkan dalam hidup mereka agar
memperoleh guna / manfaat (utility) yang sebesar - besarnya. Teori atau analisis
dasar dalam ilmu ekonomi dibedakan menjadi dua bentuk yaitu mikroekonomi
dan makroekonomi. Analisis - analisis dalam mikroekonomi bertolak pada
pandangan yang memganggap bahwa faktor - faktor produksi atau sumber -
sumber yang dimiliki masyarakat adalah terbatas sedangkan kebutuhan manusia
tidak terbatas.
Sedangkan Ekonomika Makro (Macro Economics) atau Ekonomika
Agregatif (Aggregative Economics) adalah bagian dari ilmu ekonomi yang
menaruh perhatian pada kinerja perekonomian secara keseluruhan (overall
performance of the economy) dan segala aspek yang berkaitan dengan
perekonomian. Membahas lebih jauh mengenai perekonomian makro atau
ekonomika agregatif dalam menciptakan keseimbangan perekonomian guna
menciptakan suatu sistem perekonomian untuk dapat menunjang keterpenuhan
pendistribusian yang berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan masyarakat yang
mana hal ini merupakan hal yang fundamental dalam suatu negara untuk dapat
menjaga stabilitas perekonomian suatu negara yang bersangkutan. Stabilitas
perekonomian adalah prasyarat dasar untuk tercapainya peningkatan kesejahteraan
rakyat melalui pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan peningkatan kualitas
pertumbuhan. Dimana stabilitas perekonomian sangat penting untuk memberikan
kepastian berusaha bagi para pelaku ekonomi. Stabilitas ekonomi makro tercapai
ketika hubungan variabel ekonomi yang utama berada dalam keseimbangan
misalnya permintaan domestik dengan keluaran nasional neraca pembayaran.
Penerimaan dan pengeluaran fiscal, serta tabungan dan isvestasi. Yang mana
dalam hal ini sistem pasar dan hubungan ekonomi suatu negara dengan negara
lain juga berpengaruh terhadap keseimbangan variabel ekonomi Pasar Barang
Dalam Perekonomian Empat Sektor 2 makro terutama dalam neraca perdagangan
dan neraca pembayaran yang menyangkut ekspor neto suatu negara.
Pasar luar negeri atau sering disebut pasar internasional adalah pasar yang
terdapat atau terjadi antara suatu negara dengan negara lainya. Pasar luar negeri
dapat terjadi karena adanya kegiatan dagang antara dua negara (bilateral) dan
kegiatan dagang antara lebih dari dua negara (multiteral). Hal ini terjadi karena
Setiap negara memiliki kekayaan alam atau sumber daya alam yang berbeda -
beda satu sama lain, oleh karena itu dibutuhkannya komoditi yang tidak tersedia
antara negara satu dan negara yang lain.
Dengan adanya komidi tersebut, akan terjadi perdagangan atau pertukaran
komoditi antara negara satu dan negara yang lain. Terjadilah kegiatan ekspor dan
impor tiap negara. Seperti yang dinyatakan oleh Amir " Perdagangan
internasional ekspor impor adalah kegiatan yang dijalankan eksportir maupun
produsen eksportir dalam transaksi jual beli suatu komoditi dengan orang asing.
bangsa asing, dan negara asing”.
Kemudian penjual dan pembeli yang lazim disebut eksportir dan importir
melakukan pembayaran dengan valuta asing. " Dalam kegiatan ekonomi yang
melakukan perdagangan luar negeri, aliran pendapat dan pengeluaran dapat
dibedakan kedalam dua variabel yaitu ekspor dan impor. Secara fisik ekspor dapat
diartikan sebagai pengiriman dan penjualan barang - barang dalam negeri ke
negara - negara lain Pengiriman ini akan menimbulkan aliran pendapatan yang
masuk kedalam sektor perusahaan.
Dengan demikian pengeluaran agregat akan meingkat sebagai akibat dari
kegatan mengekspor barang dan jasa dan pada akhirnya keadaan ini akan
menyebabkan peningkatan dalam pendapatan nasional. Impor akan menimbulkan
efek yang sebaliknya, secara fisik impor merupakan kegiatan pembelian atau
pemasukan barang dari luar negeri kedalam suatu perekonomian.
Kegiatan ni akan menimbulkan alairan keluar atau kebcoran dari aliran
sektor rumah tangga ke sektor perusahaan. Aliran keluar atau bocor ini pada
akhirnya akan menurunkan pendapatan nasional yang dicapai. Dengan demikian
sejauh mana ekspor dan impor dalam pasar komoditi atau pasar barang akan
berpengaruh terhadap pendapatan nasional tergantung kepada ekspor neto yaitu
ekspor dikurangi dengan import. Pasar barang atau pasar komoditi dalam
perekonomian terbuka atau perekonomian empat sektor atau perekonomian
dengan melibatkan ekspor impor.
Melalui pasar barang atau pasar sebagai salah satu kegiatan dalam
perekonomian dengan tujuan pendistribusian barang hasil produksi maka dapat
diketahui seberapa jauh hubungan pasar barang dalam kegiatan perekonomian
terbuka .
A. Pasar barang dengan sector rumah tangga dalam perekonomian terbuka
Pasar barang atau pasar komoditas adalah interaksi antara permintaan dan
penawaran terhadap barang dan jasa daam rangka pemenuhan kebutuhan dan atau
sarana dalam pendistribusian barang produksi yang dihasilkan oleh sektor rumah
tangga maupun sektor perusahaan. Dimana sektor rumah tangga dapat berperan
sebagai konsumen dan juga dapat berperan sebagai distributor dalam
perekonomian. Rumah tangga sebagai konsumen, pada kegiatan perekonomian
rumah tangga keluarga merupakan kelompok yang paling sering melakukan
kegiatan konsumsi. Dimana faktor yang mempengaruhi konsumsi rumah tangga
adalah jumlah pendapatan keluarga, jumlah anggota keluarga, tingkat harga
barang atau jasa, dan status sosial ekonomi dalam keluarga. Keluarga atau rumah
tangga akan menggunakan pendapatanya untuk dapat. mengkonsumsi barang atau
jasa dalam hal pemenuhan kebutuhan yang didapatkan dari pasar barang atau
pasar komoditi.
Dimana untuk dapat mencapai hubungan dengan negara lain rumah tangga
harus melewati pasar barang dan pasar luar negeri. Rumah tangga mengimpor
barang dan jasa dari luar negeri untuk memenuhi kebutuhan hidup. Sektor rumah
tangga juga berperan sebagai distributor dalam hal penyaluran barang yang
dihasilkan rumah tangga dalam memenuhi kebutuhannya melalui pasar barang
atau interaksi antara konsumen dengan konsumen secara langsung.
B. Pasar barang dengan sector perusahaan dalam perekonomian terbuka
Perusahaan adalah organisasi yang didirikan oleh seseorang ataupun
sekelompok orang dengan tujuan untuk menghasilkan laba dalam hal memenuhi
kebutuhan masyarakat dengan cara mempeoduksi barang atau jasa. Kegiatan
ekonomi yang dilakukan oleh rumah tangga perusahaan meliputi konsumsi,
produksi dan distribusi.
Perusahaan sebagai produsen, kegiatan pokok yang dilakukan oleh
perusahaan adalah kegiatan produksi (menghasilkan barang).
C. Pasar barang dengan sector pemerintah dalam perekonomian terbuka
Perusahaan adalah organisasi yang didirikan oleh seseorang ataupun
sekelompok. orang dengan tujuan untuk menghasilkan laba dalam hal memenuhi
kebutuhan masyarakat dengan cara mempeoduksi barang atau jasa. Kegiatan
ekonmi yang dilakukan oleh rumah tangga perusahaan meliputi konsumsi,
produksi dan distribusi. Perusahaan sebagai produsen kegiatan pokok yang
dilakukan oleh perusahaan adalah kegiatan produksi (produknya).
Pemerintah sebagai produsen, pemerintah ikut berperan dalam menghasilkan
barang dan atau jasa yang diperlukan dalam rangka mewujudkan sebesar -
besamya untuk kemakmuran rakyat. Pelaksanaan peran pemerintah dalam
kegiatan produksi diwujudkan dalam kegiatan usaha hampir diseluruh sektor
perekonomian. Sebagai pelaksana kegiatan produksi pemerintah mendirikan
badan ysaha milik negara (BUMN), PLN yang mengelola listrik dan PT Telkom
yang mengelola komunikasi.
Kegiatan distribusi ini berbeda dengan kegiatan distribusi pada sektor lainya
rumah tangga keluarga maupun perusahaan) pemerintah menyalurkan barang atau
jasa dalam bentuk bantuan.
Berikut ini adalah kegiatan distribusi yang dilakukan oleh pemerintah
seperti menyalurkan biaya operasional sekolah (BOS), memberi bantuan kepada
rakyat miskin seperti raskin (beras miskin) melalui BULOG. Peran pemerintah
atau rumah tangga negara dalam kegiatan perekonomian di masyarakat yaitu:
1. Pengatur, yaitu bahwa pemerintah harus mengatur lalu lintas
perekonomian dalam negeri untuk menjaga stabilitas negeri untuk menjaga
stabilitas ekonomi dan mencegah terjadinya kekacauan dan hal hal yang
dapat menimbulkan kerugian bagi rakyat banyak.
2. Konsumen, untuk melakukan tugasnya pemerintah juga memerlukan
barang dan jasa. Misalnya untuk keperluan peralatan dan perlengkapan
kantor, kepentingnan pertahanan dan keamanan Negara dll.
3. Sebagai produsen, pemerintah juga menjalankan perusahaan milik negara,
khususnya produksi barang dan jasa yang vital bagi kepentingan negara
dan kesejahteraan masyarakat misalnya perusahaan air minum, listrik,
tambang minyak, bank dll.
4. Pembuat dan pelaksana aturan main, yaitu pemerintah menjamin bahwa
peserta pasar akan berlaku secara jujur dan mematuhi aturan main yang
berisi apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan oleh pasar.
5. Menjamin kompetisi, yaitu pemerintah menjamin iklim kompetisi yang
baik dimana tidak ada praktik tidak terpuji seperti kolusi, monopoli dan
penetapan harga yang berpotensi menyingkirkan pesaing dari pasar.,
6. Menyediakan barang publik, yaitu pemerintah memilki kewenangan untuk
menagih pajak untuk menyediakan barang -barang publik seperti
pertahanan negara dan keadilan.
D. Pasar Barang dengan sektor luar negeri dalam perekonomian terbuka
Dalam konsep ini, terdpata transaksi perdagangan internasional yang
melibatkan masyarakat luar negeri. Transaksi luar negeri tidak hanya berupa
transaksi perdagangan, namun juga berhubungan dengan penanaman modal asing,
tukar menukar tenaga kerja, serta pemberian pinjaman.
Hubungan perdagangan internasional ataupun kontak dengan masyarakat
luar negeri angat diperlukan, karena pada dasarnya setiap Negara tidak dapat
memenuhi kebutuhannya hanya dari sumber daya dari negara itu sendiri saja.
Diperlukan sumber daya yang dihasilkan oleh Negara lain, yang mana sumber
daya tersebut tidak dihasilkan oleh Negara konsumsen. Perdagangan internasional
dapat terjadi karena beberapa alasan yaitu:
1. Keanekaragaman kondisi produksi. Perdagangan diperlukan karena adanya
keanekaragaman kondisi produksi di setiap negar. Misalnya, negara A karena
beriklim tropis dapat berspesialisasi memproduksi pisang,kopi untuk
dipertukarkan dengan barang dan jasa dari negara lain.
2. Penghematan biaya. Alasan kedua adalah timbulnya increasing returns to scale
(penurunan biaya pada skala produksi yang besar). Banyak proses produksi
menikmati skala ekonomis, artinya proses produksi tersebut cenderung
memiliki biaya produksi rata - rata yang lebih rendah ketika volume produksi
ditingkatkan.

2.3 Pasar Uang dalam Perekonomian TerbukaPasar


Uang adalah tempat pertemuan antara pemberi dana dengan calon konsumen.
Pertemuan ini bisa dilakukan secara langsung atau melalui perantara. Pasar uang
muncul karena ada transaksi permintaan atau penawaran terhadap sejumlah dana
atau surat-surat berharga jangka pendek umumnya di bawah 270 hari.
Pasar Uang adalah bagian dari sistem keuangan yang berhubungan dengan
kegiatan perdagangan, pinjam-meminjam, atau pendanaan berjangka pendek
sampai dengan 1 (satu) tahun dalam mata uang rupiah dan valuta asing, yang
berperan dalam transmisi kebijakan moneter, pencapaian stabilitas sistem
keuangan, dan kelancaran sistem pembayaran.
Dalam rangka menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter, Bank
Indonesia melakukan pengendalian moneter melalui Pasar Uang baik rupiah
maupun valuta asing. Untuk meningkatkan efektivitas kebijakan moneter,
makroprudensial, sistem pembayaran dan pengelolaan uang rupiah yang dilakukan
oleh Bank Indonesia, diperlukan pendalaman pasar keuangan guna mencapai
pasar uang domestik yang efisien, likuid, dan dalam. Pasar uang yang efisien,
likuid, dan dalam tidak hanya akan mendukung efektivitas kebijakan moneter,
makroprudensial, sistem pembayaran dan pengelolaan uang rupiah, tapi juga dapat
memberikan fleksibilitas bagi Pelaku Pasar dalam rangka pengelolaan dana, baik
untuk kegiatan pendanaan, investasi, maupun kegiatan ekonomi lainnya. Oleh
karena itu, Bank Indonesia perlu mempercepat proses pendalaman Pasar Uang
melalui pengaturan, perizinan, pengembangan, dan pengawasan yang
komprehensif terhadap berbagai transaksi dan instrumen di Pasar Uang.
Pengaturan Pasar Uang juga dilakukan dengan memperhatikan peraturan
perundang-undangan mengenai perbendaharaan negara terkait penggunaan
instrumen Surat Utang Negara sebagai instrumen moneter melalui operasi
moneter yang dilakukan antara lain dengan transaksi repurchase agreement (repo).
Pengaturan Pasar Uang dimaksudkan untuk memberikan landasan hukum
sehingga dapat menjadi pedoman dan memberikan kepastian hukum bagi Pelaku
Pasar dalam bertransaksi di Pasar Uang.
Beberapa fenomena moneter misalnya :
1. Bertambahnya jumlah uang beredar
2. Berubahnya tingkat suku bunga
3. Kredit macet
4. Fluktuasi nilai tukar, dan sejenisnya
Sedangkan beberapa kebijakan moneter diantaranya adalah :
a. Kebijakan Bank Indonesia dalam menetapkan suku bunga
b. Kebijakan Bank Indonesia dalam menstabilkan nilai tukar rupiah
c. Kebijakan Bank Indonesia dalam mendorong penyaluran kredit
d. Dan sejenisnya.
2.4 Hubungan Kurva IS dalam Perekonomian Terbuka
Kurva I-S adalah suatu kurva yang menjelaskan hubungan antara berbagai
tingkat bunga r dengan pendapatan nasional keseimbangan Y di mana pasar
barang pada posisi keseimbangan. Dengan demikian kurva IS menunjukkan
keseimbangan di pasar barang.
IS menyatakan “investasi” dan “tabungan”, sedangkan kurva IS
menyatakan apa yang terjadi pada pasar barang dan jasa.
a. LM menyatakan “likuiditas” dan “uang”, serta kurva LM menunjukkan
apa yang terjadi pada penawaran dan perkinmaan terhadap uang. Karena
mempengaruhi investasi dan perintaan uang, tingkat bunga merupakan
variabel yang menghubungkan kedua bagian dari model is-lm.
b. tingkat bunga. investasi & kurva IS perpotongan keynesiaaan membuat
asumsi yang menyederhanakan bahwa tingkat investasi yang direncanakan
I adalah tetap. Investasi yang direncanakan tergantung pada
tingkat bunga r dan hubungan diantara keduanya dapat ditulis :
I = I(r)
kenaikan tinngkat Bungan menyebabkan investasi yang direncanakan
turun, sebaliknya
menyebabkan pendapatan turun, maka kurva IS miring kebawah
c. Kebijakan viskal & kurva Is
Kurva IS menunjukkan tingkat bunga berapapun, tingkat pendapatan yang
mendorong pasar barang menuju ekuilibrium. Tingkat pendapatan
tergantung pada kebijakan fiscal. Kurva IS menunjukkan kombinasi dari
tingkat bunga dan tingkat pendapatan yang konsisten dengan ekuilibrium
dalam pasar barang uang dan pasar jasa. Kurva IS digambarkan untuk
kebijakan tertentu. Perubahan-perubahan dalam kebijakan fiscal yang
meningkatkan permintaan terhadap barang dan jasa menggeser.

A. Pasar barang dan kurva IS


Dalam upaya sistematisasi pembahasan ekonomi makro, kita bedakan
strukturerekonomian menjadi dua, yaitu :
1. perekonomian tertutup : dimana perekonomian dianggap tidak melakukan
transakasi dengan pihak luar negeri, dan
2. perekonomian terbuka : dimana perekonomian telah melakukan transaksi
dengan pihak luar negeri.

Variabel-variabel ekonomi agregat yang perlu diperhatikan pada masing-


masing struktur perekonomian tersebut adalah sebagai berikut:

a. Variabel-variabel dalam perekonomian tertutup : C,S,I,G dan Y.


dimana :
C = pengeluaran untuk konsumsi
S = saving atau tabungan
I = pengeluaran untuk investasi
G = pengeluaran pemerintah
Y = pendapatan nasional.
Persamaan keseimbangan dipasar barang : Y = C + I + G ; S = I.
b. Variabel-variabel dalam perekonomian tertutup dengan kebijakan fiskal:
C,S,I,G,Y,Tx,dan Tr, dimana Tx = pajak dan Tr = transfer pemerintah.
Keseimbangan di pasar barang : Y = C + I + G ; YD = Y +Tr - Tx ; Y = YD –
Tr +Tx; YD= C + S. Berarti I +G +Tr = S +Tx.
c. Variabel-variabel dalam perekonomian terbuka : C,S,I,G,Y,X, dan M, dimana X =
ekspor dan M = impor.
Keseimbangan di pasar barang : Y =C + I + G + X – M.

d. Variabel-variabel dalam perekonomian terbuka dengan kebijakan fiskal:


C,S,I,G,Y,X,M,Tx, dan Tr.
Keseimbangan di pasar barang : YD = C + I + G – Tx + Tr +X – M.

B. Pengaruh investasi dalam model IS-LM


Analisis ekonomi yang hanya memperhatikan pasar barang saja, pada
umumnya investasi (I) diperlakukan sebagai variabel eksogen. Namun, dalam
model IS-LM, investasi merupakan fungsi dari tingkat bunga atau dapat ditulis I =
f(r) , dimana ∂I/∂r < 0. Jadi,investasi (I) merupakan variabel endogen (= variabel-
variabel yang ditentukan oleh variabel-variabel yang ada didalam model yang
digunakan). Sebagai contoh, dipunyai fungsi investasi : I =80 –4r, dimana I =
jumlah investasi per-tahun dalam milyar rupiah dan r =tingkat bunga dalam
persen per tahun. Dari persamaan tersebut dapat dihitung, jika tingkat bunga yang
berlaku adalah 15% maka jumlah investasi adalah Rp. 20 milyar, jika tingkat
bunga turun menjadi 10% maka investasi akan menjadi Rp. 40 milyar. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa jika tingkat bunga turun , investasi cenderung
meningkat dan sebaliknya jika tingkat bunga naik, investasi cenderung menurun.

C. Kurva IS-LM

Persamaan model IS-LM adalah sebagi berikut :

D. Menurunkan kurva IS
IS (Investasi-Saving) adalah kurve yang menghubungkan tingkat-
tingkatpendapatan nasional dengan berbagai tingkat bunga dimana dipenuhi syarat
keseimbangan dipasar barang. Untuk memudahkan pembahasan, kita
menggunakan struktur perekonomiantertutup sederhana, dimana variabel-variabel
yang perlu diperhatikan hanya C,S,I,Y. Olehkarena dalam analisis IS-LM,
investasi merupakan fungsi dari tingkat bunga ( r ), makavariabel tingkat bunga
ini perlu ditambahkan dalam keempat variabel tersebut.
Pada persamaan diatas tercermin dua pendekatan kebijakan ekonomi , yakni;
1) kebijakan fiskal melalui komponen G dan T.
2) kebijakan moneter melalui instrumen M.
Melalui kurva IS - LM kita bisa mengetahui implikasi perubahan kebijakan fiskal
atau moneter pada perekonomian agregat .
Dengan kata lain , model IS - LM merupakan pondasi untuk mempelajari
fluktuasi perekonomian dalam jangka pendek ( short - run economic
fluctuations ).

2.5 Output, Suku Bunga, dan Nilai khus


A. Output
Output dalam ekonomi adalah jumlah barang atau jasa yang diproduksi
alam periode waktu tertentu oleh masyarakat, perusahaan, atau pemerintah, baik
untuk dikonsumsi langsung atau diolah kembali untuk produksi lebih lanjut.[1]
keluaran biasanya identik dengan pendapatan, walaupun sebenarnya dua hal itu
berbeda secara definisi dalam teori ekonomi. Konsep keluaran nasional bagian
terpenting dalam bidang ekonomi makro, sebagai pengukuran untuk menghitung
kekayaan suatu negara. Output ditentukan oleh faktor-faktor produksi dan fungsi
produksi.
Y = Y = F(K, L)
B. Suku bunga

Tingkat bunga pada hakikatnya adalah harga, yang diekspresikan


sebagai persentase pertahun, yang pembebannya didasari pada jumlah uang yang
dipinjam. Suku bunga merupakan pembayaran bunga tahunan dari suatu
pinjaman, dalam bentuk persentase dari pinjaman yang diperoleh dari jumlah
bunga yang diterima tiap tahun dibagi dengan jumlah pinjaman. Perlambang
(2017)menyebutkan fluktuasi tingkat suku bunga yang terjadi akan mempunyai
implikasi yang penting terhadap sektor riil maupun sektor moneter dalam
perekonomian.

Tingkat bunga tinggi akan menyulitkan investasi di sektor riil.


Namun tingkat bunga tinggi cenderung memberi merangsang kuat bagi
masyarakat untuk menabung. Suku bunga bank diartikan sebagai balas jasa yang
diberikan bank kepada nasabah yang membeli atau menjual produknya. Bunga
juga dapat diartikan sebagai harga yang harus dibayarkan oleh bank kepada
nasabah (yang memiliki simpanan) dan harga yang harus dibayar oleh nasabah
kepada bank (jika nasabah yang memperoleh fasilitas pinjaman). Bunga bank bisa
dibedakan ke dalam dua jenis, yaitu bunga simpanan dan bunga pinjaman. Bunga
simpanan adalah balas jasa dari bank kepada nasabah atas jasa nasabah menyimpan
uangnya di bank. Sedangkan bunga pinjaman adalah balas jasa yang ditetapkan bank
kepada peminjam atas pinjaman yang didapatkannya.

Bank Indonesia melalui kebijakan moneter (policy rate), dapat menaikan atau
menurunkan suku bunga (SBI), sehingga mempengaruhi tingkat suku bunga antar
bank. Suku bunga akanmerangsan tabungan, mengendalikan uang beredar,
mempengaruhi permintaan dan penawaran uang. Suku bunga sebagai alat bank
sentral dalam mengendalikan laju inflasi. Suku bunga tinggi dapat mengakibatkan
cost of money menjadi mahal, melemahkan daya saing ekspor, mengurangi
investasi, produksi menurun dan pada gilirannya memberi pengaruh terhadap
penuruan output(Subagjo, 2005).

C. Nilai kurs

Kurs adalah harga atau nilai tukar valuta atau mata uang sebuah negara
dengan valuta atau mata uang dari negara lain. Berdasarkan pengertian tersebut,
bisa dipahami jika sebenarnya setiap valuta atau mata uang yang dimiliki sebuah
negara mempunyai harga atau nilai yang tidak sama.

2.6 Konsep Rezim Nilai Tukar

Sejarah Indonesia telah tercatat sebanyak tiga kali mengganti rezim nilai
tukarnya semenjak tahun 1965 hingga sekarang, yakni rezim nilai tukar tetap,
mengambang terkendali, dan mengambang bebas. Rezim nilai tukar tetap
merupakan suatu sistem di mana pemerintah mengaitkan mata uang Rupiah
terhadap US Dolar pada patokan tertentu tanpa memperhatikan permintaan atau
penawaran terhadap 38 Jurnal Ekonomi dan Studi Pembangunan Volume 15,
Nomor 1, April 2014: 37-47 valuta asing. Dalam hal ini, pemerintah melakukan
intervensi aktif dengan melakukan jual beli valuta asing yang bertujuan untuk
menstabilkan kurs sesuai dengan nilai yang telah ditetapkan jika sewaktu-waktu
terjadi goncangan penawaran dan permintaan valuta asing.

Rezim selanjutnya ialah rezim nilai tukar mengambang terkendali yang


ditetapkan pada tahun 1978 dan diterapkan guna stabilisasi moneter dan neraca
pembayaran. Pada sistem ini nilai tukar rupiah diambangkan terhadap sekeranjang
mata uang mitra dagang utama Indonesia dan dalam sistem ini pemerintah
menetapkan kurs indikasi beserta rentang pergerakannya.

Pemerintah akan melakukan intervensi ketika kurs bergolak di luar rentang


yang telah ditentukan. Tanggal 14 Agustus 1997 hingga sekarang, Indonesia
menganut rezim nilai tukar mengambang bebas, yakni nilai tukar sepenuhnya
diserahkan pada pergerakan di pasar valuta asing tanpa adanya intervensi
pemerintah. Perubahan rezim nilai tukar ini diawali oleh krisis nilai tukar di
Thailand pada tahun 1997 yang menyebar ke negara ASEAN lainnya termasuk
Indonesia yang juga mengalami tekanan depresiatif pada mata uangnya. Bahkan,
tekanan tersebut diperberat oleh pelarian arus modal besar-besaran akibat
hilangnya kepercayaan investor disertai tekanan spekulatif yang membuat Rupiah
terdepresiasi hingga 75 persen sehingga Bank Indonesia memutuskan untuk
menghapus rentang intervensi dan mata uang Rupiah dibiarkan mengambang
bebas guna mengamankan cadangan devisa.

Nilai tukar riil, atau kurs riil (real exchange rate) adalah harga satu mata
uang dibandingkan dengan mata uang lainnya disesuaikan dengan perbedaan
tingkat harga domestik dengan luar negeri. Ukuran tingkat harga agregat adalah
inflasi, yang mana menunjukkan ke anda daya besebuah mata uang terhadap
barang dan jasa. Dengan kata lain, nilai tukar riil merepresentasikan nilai tukar
nominal setelah kita sesuaikan dengan perbedaan inflasi antara dua negara.

Mengapa nilai tukar riil penting?

Selain indikator pertumbuhan ekonomi, suku bunga dan inflasi, nilai tukar
adalah indicator lainnya yang paling banyak dilihat. Kita mengamati nilai tukar
untuk menilai kesehatan ekonomi suatu negara. Secara khusus, selain
mempengaruhi aliran investasi, nilai tukar berdampak para aliran perdagangan
internasional.

Ekspor dan impor tidak hanya tergantung pada nilai tukar nominal, tetapi
juga harga relatif dari barang dan jasa domestik dan luar negeri. Bahkan ketika
nilai tukar nominal tidak berubah, perbedaan tingkat inflasi dapat mempengaruhi
perdagangan internasional karena berdampak pada daya beli relatif antara
perekonomian domestik dengan luar negeri.Stabilitas nilai tukar riil penting untuk
mendorong pertumbuhan ekonomidan peningkatan kesejahteraan. Pergerakannya
dapat mempengaruhi ekspor dan impor. Sehingga, itu pada akhirnya
mempengaruhi aktivitas produksi di dalam negeri dan produk domestik bruto.

A. Perbedaan nilai tukar riil dengan nilai tukar nominal

Asumsikan anda adalah orang Indonesia dan ingin menukar rupiah ke dolar
Amerika Serikat. Nilai tukar nominal memberitahu anda berapa banyak dolar AS
yang anda dapatkan ketika menukar rupiah di kantong anda.

Mari ambil contoh sederhana untuk memahaminya.

Nilai tukar nominal rupiah terhadap dolar AS meningkat dari Rp14.000/USD


menjadi Rp14.200/USD. Dalam kasus ini, orang Indonesia akan mengatakan
rupiah mereka terdepresiasi. Karena untuk mendapatkan 1 dollar AS mereka harus
menukar lebih banyak rupiah, dari Rp14.000 menjadi Rp14.200. Sebaliknya,
orang Amerika melihat dolar AS terapresiasi karena dengan 1 dolar AS mereka
dapat menukarnya ke rupiah dan mendapatkan lebih banyak, dari Rp14.000
menjadi Rp14.200.Katakanlah harga sebuah produk di Amerika Serikat tidak
berubah dan masih di harga satu dolar AS. Depresiasi membuat kemampuan anda
untuk membeli produk tersebut melemah. Anda tidak dapat lagi membelinya di
harga Rp14.000 jika dikonversi ke dalam rupiah. Untuk memperolehnya, anda
harus mengeluarkan Rp14.200 (1 dolar AS).Sekarang, asumsikan, harga produk
naik sekitar 5% dan menjadi 1,05 dolar AS. Itu tentu saja semakin memperlemah
daya beli anda terhadap produk tersebut, ceteris paribus.Katakanlah, untuk
membeli produk Amerika, anda mengandalkan pendapatan dari penjualan produk
anda di pasar lokal. Asumsikan harga produk dan volume penjualan tidak naik
dan karena itu uang yang anda dapatkan tidak berubah. Sebagai hasilnya, daya
beli anda terhadap produk Amerika lebih lemah karena selain harganya naik,
pendapatan anda juga tidak naik. Sekarang kita longgarkan asumsinya.
Katakanlah, volume penjualan tidak berubah, namun harga produk anda naik 5%.
Oleh karena itu, uang anda juga meningkat sebesar 5%. Daya beli anda terhadap
produk Amerika tidak berubah. Meski harganya naik 5%, namun anda memiliki
uang 5% lebih banyak akibat kenaikan harga produk anda.Nah, jika kenaikan
harga (produk anda dan produk amerika) berlaku untuk semua barang dan jasa di
dalam perekonomian, itu kita sebut sebagai inflasi. Oleh karena itu, untuk
mengukur daya beli perekonomian domestik terhadap produk-produk Amerika,
anda tidak hanya memperhitungkan nilai tukar nominal tetapi juga perbedaan
relatif tingkat inflasi domestik dengan tingkat inflasi di Amerika Serikat. Dalam
ilmu ekonomi, jika kita menyesuaikan nilai tukar nominal dengan perbedaaan
relatif kedua tingkat inflasi, itulah nilai tukar riil.

B. Faktor yang mempengaruhi nilai tukar riil

Berbagai faktor mempengaruhi nilai tukar riil. Pergerakan nilai tukar


nominal, inflasi domestik, dan inflasi luar negeri adalah diantaranya. Sebagaimana
dalam rumus di atas, nilai tukar riil adalah fungsi dari ketiga variabel
tersebut.Term of trade. Itu adalah rasio antara harga barang ekspor dengan harga
barang impor sebuah negara. Dan, perubahan harga barang impor dan barang
ekspor mencerminkan perubahan inflasi domestik dengan luar negeri.Kebijakan
ekspansioner. Baik kebijakan moneter maupun fiskal, keduanya mempengaruhi
permintaaan agregat dan tingkat inflasi domestik.

Misalnya, peningkatan belanja pemerintah meningkatkan permintaan dan


harga barang dan jasa, sehingga berdampak pada kenaikan tingkat harga.
Pembatasan perdagangan. Tarif impor misalnya, umumnya menyebabkan nilai
tukar riil terapresiasi. Barang luar negeri menjadi lebih mahal ketika masuk ke
pasar domestik. Sehingga, konsumen domestik mengalihkan pembelian ke produk
lokal, meningkatkan permintaan dan harga mereka. Arus masuk modal bersih.
Jika investasi asing masuk lebih tinggi daripada investasi keluar, secara neto, itu
meningkatkan perm Market equilibrium atau keseimbangan pasar adalah sebuah
kondisi ketika terjadi keseimbangan antara jumlah produk (atau jasa) yang
diminta maupun yang ditawarkan, dalam harga tertentu. Proses ini penting guna
menentukan bahwa kurva keseimbangan akan tetap stabil ataupun tidak. Kurva
tersebut dapat dikalkulasikan dengan rumus keseimbangan dari pasar.

Kondisi ini juga menjelaskan adanya kesamaan antara harga produk yang diminta
konsumen dan yang ditawarkan produsen. Jika keseimbangan dalam pasar telah
tercapai, semua harga akan cenderung stabil. Nah, kondisi itu pun dikenal dengan
istilah “keseimbangan harga”.

Keseimbangan harga dapat terjadi tergantung kekuatan permintaan serta


penawaran. Dengan kata lain, jika permintaan konsumen lebih kuat dibandingkan
penawaran produsen, harga suatu produk akan meningkat. Sebaliknya, bila
penawaran yang lebih kuat daripada permintaan, harga barang pun akan menurun.
intaan terhadap mata uang domestik. Sehingga, nilai tukar nominal akan
tera*siasi, begitu juga dengan nilai tukar riil (dalam rumus di atas, keduanya
berkorelasi positif). Devaluasi. Itu membuat mata uang domestik lebih murah
dibandingkan dengan mata uang lainnya. Pemerintah secara sengaja
mendepresiasi nilai tukar nominal, biasanya untuk mendorong ekspor.

2.7 Keseimbangan dalam Pasar Barang

Market quilibrium atau keseimbangan pasar adalah sebuah kondisi ketika


terjadi keseimbangan antara jumlah produk (atau jasa) yang diminta maupun yang
ditawarkan, dalam harga tertentu. Proses ini penting guna menentukan bahwa
kurva keseimbangan akan tetap stabil ataupun tidak. Kurva tersebut dapat
dikalkulasikan dengan rumus keseimbangan dari pasar.

Kondisi ini juga menjelaskan adanya kesamaan antara harga produk yang
diminta konsumen dan yang ditawarkan produsen. Jika keseimbangan dalam pasar
telah tercapai, semua harga akan cenderungKeseimbangan harga dapat terjadi
tergantung kekuatan permintaan serta penawaran. Dengan kata lain, jika
permintaan konsumen lebih kuat dibandingkan penawaran produsen, harga suatu
produk akan meningkat. Sebaliknya, bila penawaran yang lebih kuat daripada
permintaan, harga barang pun akan menurun stabil. Nah, kondisi itu pun dikenal
dengan istilah “keseimbangan harga”.
Keseimbangan harga dapat terjadi tergantung kekuatan permintaan serta
penawaran. Dengan kata lain, jika permintaan konsumen lebih kuat dibandingkan
penawaran produsen, harga suatu produk akan meningkat. Sebaliknya, bila
penawaran yang lebih kuat daripada permintaan, harga barang pun akan menurun.

Fungsi keseimbangan pasar

Dalam dunia bisnis dan investasi, terdapat fungsi permintaan maupun


penawaran yang dapat berdampak secara menyeluruh terhadap aliran keuangan
perusahaan Anda. Hal ini dapat dipengaruhi beragam faktor agar terjadi
kesepakatan dalam harga di antara konsumen dan produsen.

1. Fungsi Permintaan

Fungsi permintaan diidentifikasikan dengan terdapatnya jumlah barang sesuai


permintaan serta sederet faktor pendukung lain seperti hukum permintaan yang
berlaku pada pasar.

Fungsi permintaan pasar ialah munculnya hubungan antara jumlah barang dan
harga yang kerap berbanding terbalik. Perbandingan itu terjadi ketika harga
barang turun karena permintaan yang meningkat. Begitu pula sebaliknya. Oleh
sebab itu, demi mewujudkan sebuah keseimbangan, terjadilah suatu kondisi
kompetisi bisnis di antara kalangan produsen sehingga para konsumen pun akan
berkompetisi dalam meraih barang yang diinginkan.

2. Fungsi Penawaran

Fungsi penawaran lebih berfokus pada korelasi persamaan di antara harga dan
jumlah barang yang ditawarkan pihak produsen. Mekanismenya disesuaikan
dengan hukum penawaran, yakni ketika terdapat peningkatan jumlah barang,
maka akan diikuti harga yang juga naik di pasar.

2.8 Keseimbangan Pasar dalam Uang


1. Teori Preferensi Likuiditas
2. Menurut teori preferensi liqiditas, orang membutuhkan uang karena tiga
alasan, yaitu untuk tujuan transaksi, berjaga-jaga, dan tujuan spekulatif.
3. Permintaan uang untuk tujuan transaksi dan berjaga dikategorikan sebagai
uang aktif atau L1, sedang permintaan uang untuk tujuan spekulatif
dikategorikan sebagai uang tidak aktif atau beku L2.
4. Permintaan uang total terdiri dari L1 dan L2. Penawaran uang dalam
kerangka teori preferensi liquiditas diasumsikan sebagai eksogen.

Penawaran Uang

Kurva penawaran uang adalah vertikal karena dalam kerangka teori preferensi

liquiditas, penawaran uang diberlakukan

Permintaan Uang Total (Total Demand for Money)

Permintaan uang total diperoleh dari

1) L=L1 + L2
2) L1 = L1(Y)
3) L2 = L2 (i)
4) L = L1(Y) + L2 (i)
5) L = L(Y,i)

Keseimbangan Pasar Uang (Equilibrium of Money Market)

1) Kondisi keseimbangan pasar uang dapat dinyatakan sebagai berikut:Ms = L L


= L(Y,i) Ms = L(Y,i)
2) Keseimbangan pasar uang terjadi ketika jumlah penawaran uang sama dengan
jumlah permintaan uang.
3) seimbangan. Ketika jumlah penawaran uang atau jumlah uang beredar
bertambah, keseimbangan berubah dan karena itu tingkat bunga keseimbangan
juga berubah.
4) Fungsi permintaan uang total: L = kY + Lo - hi
5) Keseimbangan pasar uang :Ms = kY + Lo - hi

2.9 Dampak Kebijkan dalam Perekonomian Terbuka


Dalam perekonomian terbuka dan sistem devisa bebas, kebijakan moneter
yang longgar dapat berdampak pada kenaikan harga/inflasi dan
mengurangi daya saing produk dalam negeri dan pada akhirnya akan
menurunkan devisa. Sementara itu, kebijakan moneter ketat akan
memberi dampak sebaliknya, terutama dalam rangka meredam kenaikan harga
atau inflasi yang berlebihan, sehingga tekanan terhadap neraca pembayaran
berkurang karena produk dalam negeri kembali dapat bersaing, meskipun dengan
kebijakan ini akan berdampak pula pada menurunnya pertumbuhan
ekonomi,karena jumlah uang yang beredar dikurangi, yang berarti permintaan
jugaberkurang.
Krisis ekonomi memberi pelajaran kepada bangsa Indonesia bahwa
beberapa indikator-indikator ekonomi makro yang memuaskan belum menjadi
jaminan bahwa kondisi ekonomi Indonesia memang kuat. Untuk mencapai tingkat
pertumbuhan dan kegiatan ekonomi seperti pada masa sebelum krisis ekonomi
pada akhir dekade 1990-an pilihan kebijakan ekonomi untuk menstabilisasi
perekonomian adalah kebijakan fiskal dan moneter. Pada saat ekonomi dirasakan
berjalan terlalu lambat dari yang sehar usnya yang ditandai dengan rendahnya
pertumbuhan dan tingginya tingkat pengangguran, maka dengan kebijakan fiscal
dan moneter yang tepat diharapkan dapat mendorong perekonomian tumbuhlebih
cepat dan pengangguran dapat ditekan.
Sedangkan pada saat perekonomian dianggap terlalu laju yang ditandai
dengan pertumbuhan yang tinggi dan tingkat inflasi yang juga tinggi, kebijakan
fiskal dan moneter diharapkan dapat menekan dan mengarahkan perekonomian
agar terhindar dari dampak negative.
Kebijakan fiskal dan kebijakan moneter merupakan bagian integral dari
kebijakanmakroekonomi yang memiliki target yang har us dicapai baik dalam
jangka pendek dan jangka panjang. Sudah lama terjadi perdebatan antara
kebijakan fiscal dan moneter. Di satu sisi, kebijakan moneter diarahkan pada
pencapaian target menjaga stabilitas tingkat har ga. Sementara itu di sisi lain
kebijakan fiscal ditetapkan untuk mencapai pertumbuhan ekonomi. Dari sini
nampaknya muncul trade-off antara pencapaian stabilitas harga dan pertumbuhan
ekonomi terutama dalam jangka pendek.
Kebijakan defisit fiskal yang tinggi dap at menyebabkankenaikan tingkat
inflasi, sebaliknya perekonomian dengan tingkat inflasi yang tinggi juga
memberikan dampak negatif bagi pertumbuhan ekonomi. Perkembangan
perekonomian yang semakin dinamis dan terintegrasi dengan perekonomian dunia
memberikan implikasi penting bagi para pelaku ekonomi terutama dalam
pengambilan kebijakan makroekonomi. Pengelolaan kebijakan fiskal dan moneter
melalui koordinasi yang baik akan memberikan sinyal positif bagi pasar dan
menjaga stabilitas makroekonomi. Dalam mempelajar i dan menganalisis
fenomena ekonomi dibutuhkan model atau teori. Fungsi model atau teori adalah
untuk membantu dalam menjelaskan fenomena – fenomena ekonomi. Model
ekonomi makro yang sering digunakan untuk menganalisis bagaimana kebijakan
fiskal dan moneter bekerja dalam perekonomian terbuka adalah Model Mund ell –
Fleming. Nanga (2005;205).
kontribusi utama kedua ahli tersebut adalah karena mereka memasukkan
pergerakan modal antar negara (international capital movement) kedalam model
makroekonomi formal yang didasarkan atas kerangka IS-LM dari Keynesian.
Tulisan-tulisan kedua ahli ekonomi ini memiliki sejumlah implikasi penting
menyangkut keefektifan kebijakan fiskal dan moneter (effectiveness of fiscal and
monetary policy) dalam menciptakan keseimbangan internal maupun eksternal.
Senada dengan hal tersebut, Mankiw (2006:338)menyebutkan bahwabaik model
IS-LM maupun model Mundell-Fleming menekankan interaksi di antara pasar
barang dan pasar uang. Selain itu, kedua model tersebut mengasumsikan bahwa
tingkat harga adalah tetap (fixed) dan menunjukkan faktor apa yang menyebabkan
fluktuasi jangka pendek di dalam pendapatan agregat (atau pergeseran di dalam
permintaan agregat). Perbedaan yang utama di antara kedua model tersebut
adalah terletak pada asumsi mereka menyangkut perekonomian, dimana dalam
model IS-LM perekonomian diasumsikan sebagai perekonomian tertutup (closed
economy), sebaliknya dalam model Mundell-Fleming di asumsikan sebagai
perekonomian terbuka (open economy). Model Mundell-Fleming mengasumsikan
perekonomian yang ditelaah sebagai perekonomian kecilyang terbuka dengan
mobilitas modal sempurna (small open economy with perfe ct capital mobil ity).
Kebijakan makroekonomi dalam konteks perekonomian terbuka (open economy),
khususnya dalam kaitan dengan upaya mengoreksi ketidakseimbangan dalam
neraca penbayaran, sering kali di pilih dalam dua jenis atau macam yaitu
expenditure-changing pol icies dan expenditure-sw itch ing policies. Adapun yang
dimaksud dengan kebijakan “expenditure-changing” adalah kebijakan yang
mencakup kebijakan fiskal dan moneter, yang ditujukan untuk mempengaruhi
tingkat permintaan agregat (agregate demand atau AD) atau absorpsi dalam negeri
(domestic absorption atau DA) yang terdiri atas pengeluaran konsumsi,
pengeluaran investasi, dan pengeluaran pemerintah di dalam perekonomian.
Alat pemerintah untuk mempengaruhi kegiatan ekonomi adalah dengan
menggunakan kebijakan fiskal dan moneter. Kebijakan fiskal merupakan
kebijakan
yang dilakukan oleh pemerintah untuk mempengaruhi perekonomian dengan
menggunakan instrumen variabel pajak (tax), transfer pemerintah atau dengan
pengeluaran pemerintah (Reksoprayitno, 2000:89) sedangkan Kebijakan moneter
merupakan kebijakan pemerintah yang dilakukan otoritas moneter (Bank Sentral)
untuk mempengaruhi perekonomian dengan cara penambahan atau pengurangan.
BAB III
HASIL PRESENTASI
Pada kesempatan ini kami mempresentasikan mengenai, perekonomian
terbuka dimana perekonomian memiliki beberapa pembahasan yaitu,
perekonomian terbuka, tingkat perubahan minimal, output, suku bunga,
nilai kurs, keseimbangan dalam pasar barang, keseimbangan dalam pasar
uang, dampak kebijakan dalam perekonomian terbuka, dan konsep rezim
nilai tukar.
Hal – hal inilah yang telah kami bahas dalam presentasi kami pada, Senin,
7 Juli 2022 kemarin yang dimana hasil yang kami harapkan juga tercapai
yaitu rekan – rekan semua mengerti mengenai apa itu perekonomian
terbuka, tingkat perubahan minimal, output, suku bunga, nilai kurs,
keseimbangan dalam pasar barang, keseimbangan dalam pasar uang,
dampak kebijakan dalam perekonomian terbuka, dan konsep rezim nilai
tukar. Dan juga ada beberapa rekan – rekan kami yang mengajukan
pertanyaan yaitu jawabannya yang kami sajikan dalam bentuk tabel:

Tanggal dan waktu Pembahasan nama

7 juli 20022 Moderator membuka Masroni lumban batu


8:30-9:35 presentase (210810080)

8:35- 8:55 Perekonomian terbuka, Masroni lumban batu


Tingkat perubahan (210810080)
minimal, Dari nilai tukar
nominal ke rill, Faktor
yang mempengaruhi nilai
tukar, Neraca pembayaran

8:59-9:20 Jenis-jenis neraca Anggi artha br bancin


pembayaran, Akun saat ini, (210810046)
Akun modal, Hubungan IS
dalam perekonomian
terbuka

9:20-9:28 Menjawab pertanyaan Masroni lumban batu


pertama dari saudari (210810080)
Putriyani br
siboro(210810100)
Bagaimana pengaruh kurs
rill terhadap kondisi
ekonomi macro?
Jawabannya: Jika kurs riil
tinggi, maka harga barang
inpor relatif murah, dan
barang domestik relatif
lebih mahal. Kurs riil
berpengaruh terhadap
kondisi perekonomian
makro, khususnya terhadap
ekspor netto atau neraca
perdagangan.

9:28-9:37 Menjawab pertanyaan Anggi artha br bancin


kedua dari saudara Ade (210810046)
saputra(210810076) Apa
itu pengertian neraca
perdagangan?
Jawabannya: Neraca
perdagangan adalah selisih
antara nilai ekspor dan
nilai impor suatu negara
dalam suatu periode
tertentu. Ketika nilai
ekspor lebih besar dari
nilai impor disebut sebagai
surplus perdagangan.
Ketika nilai impor lebih
besar dari nilai ekspor,
maka disebut
defisit perdagangan.

9:37-9:45 Menjawab pertanyaan Anggi artha br bancin


ketiga dari saudari Rini (210810046)
haryanti
ndruru(210810047)
Faktor-faktor apa saja yang
mempengaruhi ekspor dan
impor diperokonomian
terbuka?
Jawabannya: Faktor yang
menentukan ekspor,impor
dan ekspor neto
diantaranya selera
konsumen terhadap
barang-barang produksi
dalam negeri dan luar
negeri, harga barang-
barang didalam negeri,
kurs yang menentukan
jumlah mata uang domestik
yang dibutuhkan untuk
membeli jumlah mata uang
asing, pendapatan
konsumen di dalam dan
luar negeri, ongkos
angkutan barang
antarnegara.

9:45-9:53 Menjawab pertanyaan ke Masroni lumban batu


empat dari ibu Neni (210810080)
Marlina Br Purba
S.Pd,M.Ak. Apa yang
terjadi jika harga barang
domestik lebih mahal dari
harga impor?
Jawabannya: Tujuan
adanya kegiatan impor
tentunya untuk memenuhi
kebutuhan dalam negeri.
Kegiatan impor juga
merupakan bentuk
komunikasi atau kerja
sama pada tiap negara.

Selain untuk memenuhi


kebutuhan dalam negeri,
kegiatan impor dilakukan
bertujuan untuk
meningkatkan neraca
pembayaran dan
mengurangi adanya
pengeluaran devisa pada
negara lain. Kegiatan
impor juga bermanfaat
untuk meningkatkan
potensi pada suatu negara.

BAB IV
PENUTUP

4.1 KESIMPULAN

Dalam ilmu ekonomi makro kita mengenal empat pelaku ekonomi yaitu
sektor rumah tangga, sektor swasta, sektor pemerintah, dan sektor luar
negeri Perkembangan perekonomian suatu negara tidak akan lepas dari
perkembangan ekonomi internasional. Suatu negara akan selalu tergantung
pada perekonomian asing,karena tidak semua barang dan jasa yang
dibutuhkan oleh suatu negara dapat disediakan sendiri oleh perekonomian
domestik. Suitu negara akan melakukan perdagangan dengan negara
lainnya berdasarkan keunggulan absolut (Absolute Advantage) atau
keunggulan komparatifnya Comparative Advantage).

Interaksi ekonomi antara perekonomian domestik dan luar negeri tidak


hanya terjadi dalam bentuk transaksi perdagangan barang dan jasa saja,
melainkan juga dalam bentuk masuknya modal dana dari sektor luar negeri
atau keluarnya modal dana ke luar negeri. Catatan yang menunjukkan nilai
berbagai jenis transaksi yang terjadi antara suatu negara dengan negara
lainnya disebut dengan neraca pembayaran (Balance of Payment). Neraca
pembayaran terdiri dari transaksi berjalan (Current Account) dan Nemca
Modal (Capital Account). Perekonomian internasional melibatkan berbagai
negara dengan berbagai jenis mata uang, Nilai dari berbagai mata uang
relatif berbeda bila kita bandingkan daya belinya dari tiap mata uang
terhadap suatu barang. Perbedaan daya beli tiap mata uang ini akan
memberikan suatu nilai tukar atau kurs dari tiap mata uang dunia. Sistem
nilai tukar yang dianut oleh berbagai negara terdiri dari dua jenis,
yaituSistem Nilai Tukar Tetap (Fixed Rate) dan Sistem Nilai Tukar
Mengambang (Floating Rate).

Menurut Sadono Sukimo, peranan perdagangan luar negeri dalam


meningkatkan perekonomian adalah sebagai berikut: Mempertinggi
efisiensi penggunaan faktor produksi, Memperluas pasar produksi dalam
negeri, dan Mempertinggi produktivitas kegiatan ekonomi. Diluar pendapat
Sadono Sukimo. peranan perdagangan luar negeri juga dapat menambah
relasi sehingga masing masing sektor sebagai pelaku ekonomi utama
memiliki hubungan interaksi relasi yang erat dalam menciptakan
pendapatan dan pengeluaran, dan juga tentunya membuat devisa Negara
tersebut bertambah, sehingga kehidupan semua orang akan menjadi lebih
baik dan lebih sejahtera.
SARAN
Apabila Indonesia ingin mendapat sisi positif dalam perdagangan Indonesia maka
Indonesia harus mampu melakukan kegiatan ekspor yang lebih hanyak
dibandingkan dengan kegiatan impor.
 Banyaknya masalah yang terjadi dengan adanya kegiatan ekspor impor ini
sehingga pemerintah dituntut untuk melakukan kebijakan yang benar dan
Tepat sasaran
 Seharusya pemerintah membuat keringanan peraturan bagi barang barang
ekspor dan impor agar kegiatan tersebut lancar.
 Untuk masyarakat agar semakin giat mengembangkan produksi dalam
negeri agar dapat berkembang ke negara luar, tanpa harus bergantung dari
impor negara luar.
DAFTAR PUSTAKA

http://www.tapike.com , https://www.google.com/search?
q=bagaimana+pengaruh+kurs+rill+terhadap+kondisi+ekonomi+macro
%3F&rlz=1C1VECK_idID973ID973&oq=&aqs=chrome.1.69i59i450l8.11454
28988j0j7&sourceid=chrome&ie=UTF-8 , https://www.google.com/search?
q=apa+itu+harga+barang+domestik&rlz=1C1VECK_idID973ID973&oq=&
aqs=chrome.6.69i59i450l8.1145551084j0j7&sourceid=chrome&ie=UTF-8
https://www.google.com/search?
q=apa+yang+terjadi+jika+harga+barang+domestik+lebih+mahal+dari+harg
a+impor&rlz=1C1VECK_idID973ID973&oq=&aqs=chrome.5.69i59i450l8.11
45486905j0j7&sourceid=chrome&ie=UTF-8 https://www.google.com/search?
q=pengertian+output&rlz=1C1VECK_idID973ID973&oq=&aqs=chrome.4.6
9i59i450l8.1145505889j0j7&sourceid=chrome&ie=UTF-8
https://www.google.com/search?
q=bagaimana+pengaruh+kurs+rill+terhadap+kondisi+ekonomi+macro
%3F&rlz=1C1VECK_idID973ID973&oq=&aqs=chrome.1.69i59i450l8.11454
99016j0j7&sourceid=chrome&ie=UTF-8 https://www.google.com/search?
q=apa+yang+terjadi+jika+harga+barang+domestik+lebih+mahal+dari+harg
a+impor&rlz=1C1VECK_idID973ID973&oq=&aqs=chrome.5.69i59i450l8.11
45486905j0j7&sourceid=chrome&ie=UTF-8
LAMPIRAN
DOKUMENTASI

Anda mungkin juga menyukai