Anda di halaman 1dari 45

Materi Standar Kompetensi Lulusan Matematika IPA Ujian Nasional SMA/MA

INDIKATOR 28 STATISTIKA
SKL NO.6

Standar Kompetensi Lulusan


Mengolah, menyajikan dan menafsirkan data, mampu memahami kaidah
pencacahan, permutasi, kombinasi dan peluang kejadian serta mampu
menerapkannya dalam pemecahan masalah.
Kemampuan yang diuji :
. Mengitung ukuran pemusatan dari suatu data dalam bentuk tabel, diagram, atau
grafik.

A. PENGANTAR
Statistika merupakan salah satu cabang matematika terapan yang muncul dan
berkembang sejak abad ke-19. Dalam perkembangannya, statistika menjadi ilmu yang
sangat bermanfaat dalam mengolah dan menyajikan suatu informasi atau data.
Statistika adalah ilmu yang mempelajari tentang cara pengumpulan, penyajian,
pengolahan, penganalisisan data dan penarikan kesimpulan dari data yang diperoleh.
Di sekolah, sering kita temui data- data seperti berikut ini.

Data Jumlah Siswa Tahun 2010/2011 Madrasah X

Kelas Jumlah Siswa Jumlah


Laki-laki Perempuan
X 100 140 240
XI 88 115 203
XII 68 95 163

Data tersebut dapat disajikan dalam bentuk diagram batang sebagai berikut :

249
Materi Standar Kompetensi Lulusan Matematika IPA Ujian Nasional SMA/MA

Data Jumlah Siswa 2010/2011 Madrasah X


300

250

200 Laki-laki
Perempuan
150 Jumlah siswa

100

50

0
Kelas X Kelas XI Kelas XII

Hal tersebut merupakan salah satu contoh penerapan statistika yang akan kita pelajari
berikut ini.
B. UKURAN PEMUSATAN DATA
Ada beberapa ukuran pemusatan data atau ukuran tendensi sentral yaitu: rata-rata
( mean ), median dan modus.
a. Rata-rata ( Mean )
Rata-rata atau mean dinotasikan dengan x , didefinisikan sebagai jumlah
semua data dibagi banyaknya data. Apabila diketahui data x 1, x2, ..., xn, maka
rata-rata dari data tersebut adalah:

x1 + x2 +.. .+ x n ∑ x
x= =
n n

Contoh 28.1 :
Diberikan data nilai matematika dari 10 siswa sebagai berikut :
6, 7, 5, 6, 8, 7, 7, 8, 5, 9.
Tentukan mean dari data tersebut.

Penyelesaian :
6+7+5+ 6+8+7+7 +8+5+ 9 68
x= = =6,8
10 10
Jadi rata-rata nilai matematika dari 10 siswa tersebut adalah 6,8.

250
Materi Standar Kompetensi Lulusan Matematika IPA Ujian Nasional SMA/MA

Apabila masing masing data mempunyai frekuensi tertentu, misalnya: x 1


sebanyak f1, x2 sebanyak f2, ..., xn sebanyak fn, maka rata-ratanya adalah:

f 1 x 1 + f 2 x 2 +. ..+ f n x n ∑ fx
x= =
∑f n

Contoh 28.2 :
Sebuah penerbitan memiliki 20 karyawan yang masing-masing mendapat gaji
sebagai berikut:
a. 10 editor, gajinya masing-masing Rp. 1.500.000,00
b. 8 layouter, gajinya masing-masing Rp. 1.000.000,00
c. 2 ilustrator, masing-masing gajinya Rp. 1.250.000,00
Tentukan rata-rata gaji karyawan penerbitan tersebut!
Penyelesaian:
f 1 x 1 +f 2 x 2 +f 3 x 3 10 .1500000+8. 1000000+2 .1250000 25500000
x= = = =1275000
∑f 20 20
Jadi rata-rata gaji karyawan penerbitan tersebut adalah Rp. 1.275.000,00

Penyelesaian dapat pula dikerjakan dengan menggunakan tabel seperti berikut:

No Jabatan Frekuensi Gaji Frekuensi x Gaji

1. Editor 10 Rp.1.500.000,00 Rp 15.000.000,00

2. Layouter 8 Rp.1.000.000,00 Rp 8.000.000,00

3. Ilustrator 2 Rp.1.250.000,00 Rp 2.500.000,00

Jumlah 20 Rp 25.500.000,00

Rata-rata gaji karyawan penerbitan tersebut adalah:


25 .500 . 000
x= =1. 275 .000
20

Untuk menghitung rata-rata dari data yang sudah dikelompokkan dalam tabel
distribusi frekuensi dengan cara sebagai berikut:
Cara 1.

x=
∑ fxi
∑f 251
Materi Standar Kompetensi Lulusan Matematika IPA Ujian Nasional SMA/MA

Cara 2.

x=x s +
∑ fd
∑f
Cara 3.
x=x s + p .
∑ fu
∑f

f = frekuensi, xi = titik tengah kelas


xs = rata-rata sementara, d= simpangan= xi -
xs

ui
d x i−x s
=
p= panjang kelas, = p p

Contoh 28 3 :
Tentukan mean dari data pada tabel distribusi frekuensi berikut:

Kelas f
0–4 20
5–9 30
10 – 14 50
15 – 19 30
20 – 24 20

Penyelesaian:

Kelas ( x ) f xi f.xi d f.d u f.u

252
Materi Standar Kompetensi Lulusan Matematika IPA Ujian Nasional SMA/MA

0–4 25 2 50 -10 -250 -2 -50


5–9 35 7 245 -5 -175 -1 -35
10 – 14 50 12 600 0 0 0 0
15 – 19 30 17 510 5 150 1 30
20 – 24 20 22 440 10 200 2 40
∑f=160 ∑fxi=1845 ∑fd=-75 ∑fu=-15

x s = rata-rata sementara = 12

x=
∑ fxi 1845
Cara 1. ∑f = 160 = 11,53

x=x s +
∑ fd
Cara 2. ∑f
75
=12+ − ( 160 )
=12−0,47
= 11,53

x=x s + p .
∑ fu
Cara 3. ∑f
−15
=12+5 .
160
75
=12−
160
=12−0,47
=11,53

b. Median
Median ( Me ) adalah nilai tengah dari sekumpulan data yang telah diurutkan dari
data terkecil sampai data terbesar.
Cara menentukan median:

253
Materi Standar Kompetensi Lulusan Matematika IPA Ujian Nasional SMA/MA

1. Jika banyaknya data merupakan bilangan ganjil ( n ganjil ) maka mediannya


n+1
adalah nilai data yang ke 2

Mebanyaknya
2. Jika = data merupakan bilangan genap ( n genap ) maka mediannya
x n+1 n n
+1
adalah rata-rata nilai data yang ke 2 dan nilai data ke 2
2

x n +x n
+1
2 2
Contoh 28.4 :
Me = 2
Tentukan median dari tiap kumpulan data berikut ini:

a. 125, 135, 120, 136, 135


b. 15, 16, 13, 14, 11, 13, 10, 16
c. 5, 5, 5, 5, 5, 5, 5, 5, 5, 5
Penyelesaian:

a. Data diurutkan dari yang terkecil


120, 125, 135, 135, 136
Banyaknya data, n = 5 ( ganjil ), maka
Me=x n+1 =x 5+1 =x 3=135
2 2
Jadi nilai median dari data tersebut adalah 135.
b. Data diurutkan dari yang terkecil
10, 11, 13, 13, 14, 15, 16, 16
Banyaknya data, n = 8 ( genap ), maka
xn+xn x8+x8
2 2
+1
2 2
+1 x 4 + x 5 13+14
Me= = = = =13 , 5
2 2 2 2
Jadi nilai median dari data tersebut 13,5.

c. Karena semua data memiliki nilai yang sama, maka nilai mediannya dapat
langsung ditentukan yaitu 5.

Untuk menentukan nilai median dari data yang telah dikelompokkan atau yang
telah tersusun pada tabel distribusi frekuensi dengan cara:

1
Me=T b + p
2
( )
n−f k
f me
254
Materi Standar Kompetensi Lulusan Matematika IPA Ujian Nasional SMA/MA

Me = Median
Tb = Tepi bawah kelas median
p = panjang kelas
n = banyak data
fk = frekuensi kumulatif sebelum kelas median
fme = frekuensi kelas median

Contoh 28.5:
Tentukan nilai median dari tabel berikut ini.

Kelas f
1–5 20
6 – 10 10
11 – 15 30
16 – 20 40
21 – 25 20

Penyelesaian:

Kelas f fk
1–5 20 20
6 – 10 10 30
11 – 15 30 60
16 – 20 40 100
21 – 25 20 120

Tb = 10,5 p=5 n = 120

255
Materi Standar Kompetensi Lulusan Matematika IPA Ujian Nasional SMA/MA

fk = 30 fme = 30

1
Me=T b + p
2
( )
n−f k
f me

1
=10,5+5.
2
30 ( )
.120−30

= 10,5 + 5

= 15,5

Jadi nilai median dari data tersebut adalah 15,5.

c. Modus
Modus adalah data yang paling sering muncul. Kumpulan data yang memiliki satu
modus disebut unimodus, yang memiliki dua modus disebut bimodus dan yang
memiliki lebih dari dua modus disebut multimodus.
Contoh 28.6 :
Tentukan modus dari tiap kumpulan data berikut ini:
a. 16, 12, 14, 12, 12, 14, 15
b. 80, 82, 85, 82, 82, 83, 85, 85
c. 10, 30, 30, 10, 40, 20, 20, 40
d.
x f
6 3
7 4
8 7
9 6
10 5
Penyelesaian:
a. Data yang paling sering muncul adalah 12, yaitu sebanyak 3 kali.
Jadi modus dari data tersebut adalah 12.
b. Nilai modusnya adalah 82 dan 85.
c. Tidak ada modus, karena masing-masing data muncul dengan frekuensi yang
sama, yaitu sebanyak 2 kali.
d. Modus dari data pada tabel tersebut adalah data dengan frekuensi yang
terbesar, yaitu: 8.

256
Materi Standar Kompetensi Lulusan Matematika IPA Ujian Nasional SMA/MA

Untuk menentukan nilai modus dari data yang telah dikelompokkan atau yang telah
disusun pada tabel distribusi frekuensi, dengan cara sebagai berikut:

d1
Mo=T b + p
( d 1+ d 2 )
Mo = Modus
Tb = Tepi bawah kelas modus
p = panjang kelas
d1 = selisih frekuensi antara kelas modus dengan kelas sebelumnya
d2 = selisih frekuensi antara kelas modus dengan kelas sesudahnya

Contoh 28.7:
Tentukan modus dari tabel distribusi frekuensi berikut:

Kelas f
1–5 20
6 – 10 10
11 – 15 30
16 – 20 40
21 – 25 20

Penyelesaian:
Tb = 15,5 p=5
d1 = 40 – 30 = 10 d2 = 40 – 20 =20

d1
Mo=T b + p
( d 1+ d 2 )
=15 , 5+5 (1010+20 )
5
=15 , 5+
3
=15 , 5+1 , 67
=17 , 17

257
Materi Standar Kompetensi Lulusan Matematika IPA Ujian Nasional SMA/MA

Jadi nilai modus dari data tersebut adalah 17,17.

C. UKURAN LETAK DATA


Ukuran letak data terdiri dari kuartil, desil dan persentil.
1. Kuartil
Kuartil adalah nilai yang membagi data menjadi empat bagian sama banyak,
dinotasikan dengan Qi, dengan i = 1, 2, 3.
Q1= kuartil pertama= kuartil bawah
Q2= kuartil kedua = nilai tengah = median
Q3= kuartil ketiga = kuartil atas
Untuk menentukan kuartil, mula-mula data diurutkan dari nilai yang terkecil,
kemudian ditentukan mediannya terlebih dahulu, setelah itu sekelompok data
di kirinya ditentukan nilai tengahnya diperoleh Q1 dan sekelompok data di
kanannya ditentukan pula nilai tengahnya diperoleh Q3.
Contoh 28.8:
Tentukan nilai kuartil dari data: 3, 4, 4, 7, 8, 10, 11, 13, 15, 20, 23, 25.

Penyelesaian:
Data: 3, 4, 4, 7, 8, 10, 11, 13, 15, 20, 23, 25

Q1 Q2 Q3
4+7
Q1= kuartil bawah = 2 = 5,5
10+11
Q2= kuartil tengah = median = 2 = 10,5
15+20
Q3= kuartil atas = 2 = 17,5

Untuk data yang sudah dikelompokkan,

in
Qi=T b +p
4 k
f( )
−f

258
Materi Standar Kompetensi Lulusan Matematika IPA Ujian Nasional SMA/MA

Qi = Kuartil ke-i
i = 1, 2, 3
Tb = Tepi bawah kelas kuartil
n = banyak data
fk = frekuensi kumulatif sebelum kelas kuartil
f = frekuensi kelas kuartil
Contoh 28.9:
Tentukan kuartil atas dari data:

Kelas f
1–5 20
6 – 10 10
11 – 15 30
16 – 20 40
21 – 25 20
Penyelesaian:

Kelas f fk
1–5 20 20
6 – 10 10 30
11 – 15 30 60
16 – 20 40 100
21 – 25 20 120

x in
Letak Qi = 4

x 3. 120 =x 90
Q3 = 4 , yaitu pada kelas 16 – 20.
Tb = 15,5, p = 5, fk = 60, f = 40

in
Qi=T b +p ( )
4 k
−f
f

259
Materi Standar Kompetensi Lulusan Matematika IPA Ujian Nasional SMA/MA

90−60
Q3 =15 ,5+5 . ( 40 )
=15,5+5.0,75
=15,5+3,75
=19,25
2. Desil
Desil adalah suatu data yang membagi sekelompok data menjadi 10 bagian yang
sama.

Di=x i
(n+1)
10

Di = Desil ke-i
i = 1, 2, 3, ..., 9
n = banyaknya data
Contoh 28.10:
Diketahui data 6, 7, 8, 9, 10, 17, 18, 19, 20, 22, 25, 27, 30, 32, 33, 34, 34, 35.
Tentukan D3 dan D9.
Penyelesaian:
n = 18
x3 x9
(18+1) (18+1)
D3 = 10 D9 = 10

=
x 5,7 =
x 17,1

=x 5 +0,7( x 6−x5 ) =x 17 +0,1( x 18−x 17 )


¿10+0,7(17−10 ) ¿34+0,1(35−34 )
¿10+4,9 ¿34+0,1
¿14 ,9 ¿34 ,1
Untuk menentukan desil dari data berkelompok dengan cara:

in
Di=T b +p
−f
10 k
f ( ) 260
Materi Standar Kompetensi Lulusan Matematika IPA Ujian Nasional SMA/MA

Di = Desil ke-i
i = 1, 2, 3, ..., 9
Tb = Tepi bawah kelas desil
n = banyak data
fk = frekuensi kumulatif sebelum kelas desil
f = frekuensi kelas desil

Contoh 28.11 :
Tentukan D6 dari data berikut:

Nilai f
21 – 30 2
31 – 40 5
41 – 50 9
51 – 60 13
61 – 70 11
71 – 80 7
81 – 90 3
Penyelesaian:

Nilai f fk
21 – 30 2 2
31 – 40 5 7
41 – 50 9 16
51 – 60 13 29
61 – 70 11 40
71 – 80 7 47
81 – 90 3 50
i .n
Letak Di = 10

261
Materi Standar Kompetensi Lulusan Matematika IPA Ujian Nasional SMA/MA

6 . 50
=30
Letak D6 = 10 , yaitu pada kelas 61 – 70.
Tb = 60,5, p = 10, fk = 29, f = 11

6.50
D6 =T b + p
10
( )
f
−f k

=60 , 5+10 (1130−29 )


=60 , 5+0 , 91
=61 , 41
3. Persentil
Persentil adalah suatu data yang membagi sekelompok data menjadi 100 bagian
yang sama banyak.

Pi=x i
( n+1 )
100

Pi = Persentil ke-i
i = 1, 2, 3, ..., 99
n = banyaknya data
Contoh 28.12 :
Tentukan P14 dari data: 10, 11, 12, 14, 14, 15, 18, 22, 24, 24, 26, 27, 29, 32, 35,
39, 40, 45, 48, 50.
Penyelesaian:
n = 20
Pi=x i
( n+1 )
100

262
Materi Standar Kompetensi Lulusan Matematika IPA Ujian Nasional SMA/MA

x 14
( 20+1)
P14 = 100

x 14
(20+1)
= 100

Untuk data berkelompok, dengan menggunakan cara:

in
Pi=T b + p
100 k
f
−f
( )
Pi = Persentil ke-i
i = 1, 2, 3, ..., 99
Tb = Tepi bawah kelas persentil
n = banyak data
fk = frekuensi kumulatif sebelum kelas persentil
f = frekuensi kelas persentil
Contoh 28.13 :
Tentukan P45 dari data:

Nilai f
21 – 30 2
31 – 40 5
41 – 50 9
51 – 60 13
61 – 70 11
71 – 80 7
81 – 90 3

263
Materi Standar Kompetensi Lulusan Matematika IPA Ujian Nasional SMA/MA

Penyelesaian:

Nilai f fk
21 – 30 2 2
31 – 40 5 7
41 – 50 9 16
51 – 60 13 29
61 – 70 11 40
71 – 80 7 47
81 – 90 3 50

45 .50
=22, 5
Letak P45 = 100 , pada kelas 51 – 60
Tb = 50,5, p = 10, fk = 16, f = 13

45.50

P45 =
T b+ p( )
100
f
−f k

45.50

=
( )
50,5+10
100
13
−16

=
50 ,5+10 (2213 ,5−16 )
65
50 ,5+
= 13

= 50,5 + 5
= 55,5

264
Materi Standar Kompetensi Lulusan Matematika IPA Ujian Nasional SMA/MA

D. UKURAN PENYEBARAN DATA


Ukuran penyebaran atau ukuran dispersi menunjukkan seberapa besar nilai-nilai
dalam suatu data memiliki nilai yang berbeda. Penyimpangan dari nilai observasi
akan kecil jika nilai-nilainya dekat dengan rataannya, dan sebaliknya
penyimpangan akan besar jika nilai-nilai observasinya berbeda jauh dengan
rataannya. Beberapa hal yang termasuk ukuran penyebaran data adalah:
1. Rentang ( Jangkauan/Range)

Jangkauan = nilai tertinggi – nilai terendah

J = xmax - xmin

2. Rentang Antarkuartil ( Jangkauan Antarkuartil)

H = Q3 – Q1
Rentang antarkuartil didefinisikan sebagai selisih antara kuartil atas atau
kuartil ketiga dengan kuartil bawah atau kuartil pertama. Rentang antarkuartil
disebut juga Hamparan dinotasikan dengan H.
3. Simpangan Kuartil ( Rentang Semi Antarkuartil )
Simpangan kuartil dinotasikan dengan Qd didefinisikan sebagai setengah dari
hamparan.

Qd = ½ ( Q3 – Q1 )
4. Simpangan Rata-rata ( Deviasi Rata-rata )
Cara menentukan simpangan rata-rata:

∑ |x−x| atau f ∑|x−x|


SR= SR=
n n
5. Ragam atau Varians
Didefinisikan sebagai rataan dari jumlah kuadrat dari simpangan, yang
dirumuskan :

2∑ ( x−x )2 atau
2 ∑ f ( x−x )2
S= S =
n−1 n−1
6. Simpangan Baku ( Standar Deviasi )

265
Materi Standar Kompetensi Lulusan Matematika IPA Ujian Nasional SMA/MA

Simpangan baku merupakan ukuran penyebaran data yang paling dekat


hubungannya dengan nilai rataan. Penyebaran suatu data akan dekat dengan
rataannya jika simpangan bakunya kecil,sebaliknya penyebaran suatu data
akan berbeda jauh dengan rataannya jika simpangan bakunya besar.
Simpangan baku suatu data ditentukan dengan cara:

∑ ( x−x )2 atau
∑ f (x− x )2
S=
√ n−1
S=
√ n−1
Rumus ragam dan simpangan baku tersebut berlaku untuk n ( banyaknya
data ) yang berukuran kecil yaitu n< 30, sedangkan untuk n ≥ 30 pembagi n
– 1 diganti dengan n.
Simpangan baku dapat pula dicari tanpa harus mencari rataannya terlebih
dahulu dengan menggunakan cara:

S=
√ ∑ x2 − ∑ x
n ( ) n

Contoh 28.14 :
Diberikan suatu data: 5, 4, 7, 6, 3, tentukan:
a. Jangkauan
b. Simpangan kuartil
c. Simpangan rata-rata
d. Varians
e. Simpangan baku

Penyelesaian:

Data diurutkan: 3, 4, 5, 6, 7
a. Jangkauan ( J )
J = xmax - xmin
=7–3
=4

3+4 6 +7
=3,5 =6,5
b. Q1 = 2 , Q3 = 2
Simpangan kuartil ( Qd )

266
Materi Standar Kompetensi Lulusan Matematika IPA Ujian Nasional SMA/MA

Qd = ½ ( Q3 – Q1 )
= ½ ( 6,5 – 3,5 )
=½.3
= 1,5

3+4 +5+6+7 25
x= = =5
c. 5 5

SR=
∑ |x−x|
n
|3−5|+|4−5|+|5−5|+|6−5|+|7−5|
= 5
2+1+0+ 1+2
= 5

6
= 5
= 1,2
d. Ragam ( S2 )


2 ( x−x )2
S=
n−1
(3−5 )2 +( 4−5 )2 +(5−5)2 +( 6−5)2 +(7−5)2
= 5−1

10
= 4
= 2,5
e. Simpangan baku ( S )
S= √ s2
= √ 2,5

267
Materi Standar Kompetensi Lulusan Matematika IPA Ujian Nasional SMA/MA

UJI KOMPETENSI 28

Pilihlah jawaban yang paling tepat!


1. Diketahui hasil ulangan matematika 40 orang siswa sebagai berikut:

Nilai 4 5 6 7 8 9 10
Frekuens 2 3 10 7 8 6 4
i

Nilai rata-rata dari data tersebut adalah ....


A. 4
B. 6
C. 7
D. 7,25
E. 10

2. Mean dari data distribusi frekuensi di bawah ini adalah ...

A. 15,50
Nilai f
B. 15,75
2–6 2
C. 16,50
7 – 11 3
D. 17,00
12 – 16 4
E. 17,75
17 – 21 5
3. Rataan hitung dari diagram berikut adalah .... 22 – 26 6
A. 13,256
B. 13,265
C. 13,526
D. 13,562

268
Materi Standar Kompetensi Lulusan Matematika IPA Ujian Nasional SMA/MA

E. 13,625
140
3
6
120 6
5 6
6
100 5
5 6
7 5
5 6
6
80 4
4 5
5 6
4
4 5 6
6
8
3 4
4 5
5 6
60 3
3 4
4 5 6
13 3
3
3 4 5
5 6
40 2 3
3 4
4 5 6
2
2 3
3 4
4 5 6
6
2 3
3 4 5
5 6
20 1 2
2 3
3 4
4 5 6
1
1 2 3
3
3 4
4 5 6
1
1 2
2 3
3 4 5
5 6
0 1
1 2
2 3
3 4
4 5 6
3 8 13 18 23 28

4. Median dari data 9, 11, 7, 11, 13, 7, 12, 13, 10, 6, 10 adalah ...
A. 9
B. 9,5
C. 10
D. 10,5
E. 11

5. Median dari data berikut adalah ...

A. 56,5 Nilai f
B. 57,0 40 – 44 2
C. 57,5 45 – 49 4
D. 58,1 50 -54 8
E. 58,5 55 – 59 10
60 – 64 8
65 – 69 6
70 – 74 2
6. Perhatikan tabel distribusi frekuensi berikut:

Nilai f
61 – 65 8
66 – 70 12
71 – 75 18
76 – 80 14
Modus dari data tersebut adalah:
A. 72,50
B. 72,75
C. 73,50

269
Materi Standar Kompetensi Lulusan Matematika IPA Ujian Nasional SMA/MA

D. 73,75
E. 74,50

7. Diberikan tabel berikut!

Nilai f
36 – 40 8
41 – 45 4
46 – 50 20
51 – 55 12
56 – 60 6

Nilai kuartil pertama dari data di atas adalah ....


A. 42,96
B. 43,96
C. 44,60
D. 45,63
E. 54,69

8.

1 1
1 4
16 1
2
28 1
4 4 3
3
13 14 14 15 15 16 16
9,5 4, 9,5 4,5 9, 4,5 9,5
5 5
Modus dari data histogram di atas adalah ....
A. 154,5
B. 155,0
C. 156,5

270
Materi Standar Kompetensi Lulusan Matematika IPA Ujian Nasional SMA/MA

D. 157,5
E. 159,5

271
Materi Standar Kompetensi Lulusan Matematika IPA Ujian Nasional SMA/MA

9. Simpangan baku dari data 4, 6, 7, 8, 9, 10, 12, adalah ....


A. √ 2
B. √ 6
C. √ 7
D. √ 8
E. √ 12

10. Perhatikan table berikut!

Nilai f
55 – 59 6
60 – 64 8
65 – 69 x
70 – 74 10
75 – 79 6
80 - 84 4
Jika modus pada table di atas adalah 67,36, maka nilai x pada table di atas
adalah ....
A. 12
B. 13
C. 14
D. 15
E. 16

272
Materi Standar Kompetensi Lulusan Matematika IPA Ujian Nasional SMA/MA

INDIKATOR 29
SKL NO.6
PELUANG

Standar Kompetensi Lulusan


Mengolah, menyajikan dan menafsirkan data, mampu memahami kaidah
pencacahan, permutasi, kombinasi dan peluang kejadian serta mampu
menerapkannya dalam pemecahan masalah.
Kemampuan yang diuji :
Menggunakan kaidah pencacahan, permutasi dan kombinasi untuk menyelesaikan
masalah yang terkait.
Menghitung peluang suatu kejadian.

A. PENGANTAR
Istilah peluang atau probabilitas sudah bukan merupakan hal yang asing dalam
komunikasi sehari-hari. Misalnya kita sering mendengar kalimat, “ Berapakah
peluang anak itu akan lulus ujian?”, “ Berapa peluang timnas Indonesia menjuarai
pertandingan sepak bola kali ini? “, atau seorang dokter mengatakan bahwa
seorang pasien mempunyai kemungkinan 70% berhasil pada operasi tertentu.
Kata peluang menunjukkan berapa besar suatu kejadian akan terjadi.
Menghitung peluang bermula dari seorang penjudi bangsawan Perancis yang
meminta bantuan kepada ahli matematika, Blaise Pascal dan Pierre de Fermat
untuk menyelesaikan masalah permainan dadu. Dari penyelesaian masalah
tersebut lahirlah salah satu cabang matematika yang dikenal dengan nama Ilmu
Hitung Peluang atau Teori Probabilitas.

B. KAIDAH PENCACAHAN, PERMUTASI DAN KOMBINASI


Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering dihadapkan pada masalah yang yang
berkaitan dengan menentukan berapa banyak cara yang mungkin terjadi dari suatu
percobaan. Misalkan: Pak Amin memiliki 3 buah kemeja berwarna merah, kuning,
dan putih, serta memiliki 2 buah dasi berwarna hitam dan biru. Berapakah
banyaknya pasangan kemeja dan dasi yang dapat dibuat oleh pak Amin?

273
Materi Standar Kompetensi Lulusan Matematika IPA Ujian Nasional SMA/MA

Untuk menyelesaikan masalah ini, kita gunakan kaidah pencacahan ( counting


rules ). Dalam kaidah pencacahan, banyak cara yang mungkin terjadi dari sebuah
percobaan dapat ditentukan dengan cara:
1. Aturan pengisian tempat yang tersedia ( filling slots )
2. Permutasi
3. Kombinasi

1. Aturan Pengisian Tempat yang Tersedia ( Aturan Perkalian )


Untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi Pak Amin di atas, dapat
ditentukan dengan cara:
a. Diagram pohon

Warna Warna dasi Pasangan kemeja dan dasi

hitam ( h ) ( m, h )
merah ( m )
biru ( b ) ( m, b )

hitam ( h ) ( k, h )
kuning ( k )
biru ( b ) ( k, b )

hitam ( h ) ( p, h )
putih ( p )
biru ( b ) ( p, b )

Dari diagram pohon tersebut tampak bahwa pasangan warna kemeja dan
dasi yang dapat disusun ada 3 x 2 = 6 macam.

274
Materi Standar Kompetensi Lulusan Matematika IPA Ujian Nasional SMA/MA

b. Tabel Silang

warna dasi
hitam ( h ) biru ( b )
warna kemeja
merah ( m ) ( m, h ) ( m, b )
kuning ( k ) ( k, h ) ( k, b )
putih ( p ) ( p, h ) ( p, b )

Dari tabel silang tersebut tampak bahwa pasangan warna kemeja dan dasi
yang dapat disusun ada 3 x 2 = 6 macam.
c. Pasangan Terurut
Misalkan himpunan warna kemeja dinyatakan dengan A = { m, k, p } dan
himpunan warna dasi dinyatakan dengan B = { h, b }. Himpunan pasangan
terurut dari himpunan A dan himpunan B ditulis sebagai:
A×B={(m , h),(m , b),(k , h ), (k , b),( p , h),( p , b) }

Berdasarkan deskripsi di atas, secara umum aturan perkalian dapat ditulis:


Misalkan terdapat n buah tempat tersedia, dengan:
k1 adalah banyak cara untuk mengisi tempat pertama, k2 adalah banyak cara
untuk mengisi tempat kedua setelah tempat pertama terisi, k3 adalah banyak
cara untuk mengisi tempat ketiga setelah tempat pertama dan tempat kedua
terisi, …, demikian seterusnya, kn adalah banyak cara untuk mengisi tempat
ke-n setelah tempat pertama, tempat kedua, …, dan tempat ke n-1 terisi, maka
banyak cara untuk mengisi n tempat yang tersedia secara keseluruhan adalah:

k1 x k2 x k3 x ... x kn
Contoh 29.1:
1. Diketahui angka-angka 1, 2, 3, 4, dan 5, berapa banyak bilangan tiga
angka yang dapat disusun dari angka-angka tersebut jika tidak boleh ada
angka yang sama?
Penyelesaian:

Ratusan Puluhan Satuan

5 angka 4 angka 3 angka

275
Materi Standar Kompetensi Lulusan Matematika IPA Ujian Nasional SMA/MA

Banyaknya bilangan yang dapat disusun ada = 5 x 4 x 3 = 60 buah


bilangan.

2. Diketahui 4 buah kota A, B, C dan D yang dihubungkan dengan beberapa


jalan seperti tampak pada gambar berikut:

B
A
D

C
Berapakah banyak cara yang dapat ditempuh untuk bepergian dari kota A
menuju kota D?

Penyelesaian:

Dari kota A ke kota B hanya ada 1 cara.


Dari kota B ke kota D dapat dipilih dengan 4 cara.
Dari kota A ke kota D melalui kota B ada 1 x 4 = 4 cara.

Dari kota A ke kota C dapat ditempuh dengan 2 cara.


Dari kota C ke kota D dapat dipilih dengan 3 cara.
Dari kota A ke kota D melalui kota C dapat dipilih dengan 2 x 3 = 6 cara.

Jadi banyak cara yang dapat ditempuh untuk bepergian dari kota A ke kota
D ( melalui kota B atau kota C ) seluruhnya ada 4 + 6 = 10 cara.

2. Permutasi
Permutasi adalah penyusunan unsur-unsur yang berbeda dari sekumpulan
unsur dengan memperhatikan urutannya.
a. Notasi Faktorial
Jika n bilangan bulat positif maka perkalian semua bilangan bulat positif
dari n sampai dengan 1 dinamakan n faktorial, dinotasikan dengan n!

n! = n x ( n-1 ) x ( n-2 ) x ... x 3 x 2 x 1

= 1 x 2 x 3 x ... x ( n-2 ) x ( n-1 ) x n

276
Materi Standar Kompetensi Lulusan Matematika IPA Ujian Nasional SMA/MA

Didefinisikan pula

1! = 1 atau 0! = 1
Contoh 29.2:
1. Hitunglah
a. 5!
6!
b. 4!
Penyelesaian:
a. 5! = 5 x 4 x 3 x 2 x 1 = 120
6! 6 x5 x 4 x 3x 2 x 1 6 x 5x 4!
= = =6 x5=30
b. 4! 4 x3 x 2x1 4!
n!
=12
2. Tentukan nilai n dari (n−2)!
Penyelesaian:
n!
=12
(n−2)!
n(n−1 )(n−2)!
=12
(n−2)!
n(n−1 )=12
n2−n−12=0
(n−4)(n+3)=0
n = 4 atau n = -3 ( tidak memenuhi )
Jadi, n = 4

b. Permutasi dari n unsur yang berbeda


n
Permutasi r unsur dari n unsur berbeda dinotasikan dengan nPr, atau Pr ,
atau P(n, r) yang didefinisikan

n!
n Pr =Pnr =
(n−r )!
Contoh 29.3 :
Tentukan nilai permutasi dari 6P2.

Penyelesaian:

277
Materi Standar Kompetensi Lulusan Matematika IPA Ujian Nasional SMA/MA

6! 6! 6 x5 x 4 !
= = =6 x5=30
P
6 2 = (6−2)! 4! 4!

c. Permutasi dari unsur yang sama


Misalkan dari n unsur yang tersedia terdapat k unsur yang sama ( k ≤ n )
maka banyak permutasi dari n unsur itu ditentukan dengan aturan:

n!
P=
k!
Misalkan dari n unsur yang tersedia terdapat k unsur yang sama, l unsur
yang sama, dan seterusnya, maka banyak permutasinya adalah

n!
P=
k !l! m!...
Contoh 29.4:
Tentukan banyak susunan huruf yang dapat disusun dari kata
INDONESIA.

Penyelesaian:
INDONESIA terdiri atas 9 huruf dengan beberapa huruf yang sama,
yaitu: huruf I ada 2, dan huruf N ada 2 diperoleh:

9 ! 9 x 8 x 7 x6 x5 x 4 x 3x 2 x 1
P= = =90.720
2! 2! 2x1 x2 x1
Jadi, banyaknya susunan yang berbeda 90.720.

d. Permutasi Siklis
Pada permutasi yang telah dipelajari unsur-unsur disusun secara
berderet. Apabila disusun secara melingkar maka dinamakan permutasi
siklis. Misalkan terdapat 3 buah unsur A, B, C disusun secara melingkar,
seperti terlihat pada diagram berikut:

A C B
C B C A sama
B A

278
Materi Standar Kompetensi Lulusan Matematika IPA Ujian Nasional SMA/MA

B C A
C A B sama
A B C
Maka banyaknya permutasi yang terjadi ada 2.
Banyak permutasi siklis dari n unsur adalah:

P = ( n-1 )!

Contoh 29.5:
Diketahui 6 orang akan duduk melingkar. Tentukan:
a. Banyaknya cara duduk mereka
b. Banyaknya cara duduk jika 2 orang selalu berdampingan
Penyelesaian:
a. n = 6
P = ( 6-1 )! = 5! = 5 x 4 x 3 x 2 x 1 = 120.
Jadi banyaknya cara mereka duduk ada 120 cara.

b. Dianggap 2 orang yang selalu berdampingan sebagai satu unsur,


sehingga n = 5, dan 2 orang yang berdampingan juga berpermutasi
antar sendiri sebanyak 2!
Jadi banyaknya permutasi adalah:
P = (5 -1 )! 2!
= 4! 2!
=4x3x2x1x2x1
= 48
Jadi, banyak cara mereka duduk ada 48 cara.

3. Kombinasi
Dalam permutasi susunan yang terbentuk harus memperhatikan urutannya,
sedangkan kombinasi merupakan susunan elemen-elemen suatu himpunan
yang diberikan tanpa memperhatikan urutannya.
Misalkan terdapat huruf-huruf A, B dan C, banyaknya susunan 2 huruf dari
3 huruf tersebut adalah: AB, AC, BC, BA, CA, dan CB = 6 susunan huruf,
atau dihitung dengan cara:
3! 3!
= =3 x 2 x 1=6
Permutasi 2 unsur dari 3 unsur = 3P2 = (3−2 )! 1 !

279
Materi Standar Kompetensi Lulusan Matematika IPA Ujian Nasional SMA/MA

Tetapi pada kombinasi, urutan tidak diperhatikan


AB = BA, AC = CA, BC = CB, sehingga kombinasi 2 unsur dari 3 unsur =
3.
r
Kombinasi r unsur dari n unsur dinyatakan dengan nCr atau C n n!
n Cr =
(n−r )! r!
Contoh 29.6:
1. Hitunglah: 8C3
Penyelesaian:
8! 8! 8.7.6.5! 8.7.6
= = = =8.7=56
8C3 =
(8−3)!3! 5!3! 5!3.2.1 6

2. Tentukan nilai n dari nC2 = 15


Penyelesaian:
n C 2 =15
n!
=15
(n−2)! 2!
n.(n−1)(n−2 )!
=15
(n−2)!2.1
n(n−1 )
=15
2
n2 – n – 30 = 0
( n – 6 )( n + 5 ) = 30
n = 6, n = -5 ( tidak memenuhi )
Jadi, n = 6

3. Dalam suatu kotak terdapat 6 bola merah dan 4 bola biru. Tentukan
banyaknya cara untuk mengambil 5 bola, jika yang terambil 3 bola
merah dan 2 bola biru.
Penyelesaian:
Pengambilan 3 bola merah dari 6 bola merah
6! 6! 6.5.4.3! 6.5.4
= = = =5.4=20
6C3 =
(6−3)!3! 3!3! 3.2.1.3! 6 cara.
Pengambilam 2 bola biru dari 4 bola biru
4! 4! 4.3.2! 4 .3
= = = =6
4C2 =
(4−2)!2! 2! 2! 2.1.2 ! 2 cara.
Jadi, cara pengambilan 3 bola merah dan 2 bola biru adalah
20 x 6 = 120 cara.

280
Materi Standar Kompetensi Lulusan Matematika IPA Ujian Nasional SMA/MA

UJI KOMPETENSI 29

Pilihlah jawaban yang paling tepat!


1. Seseorang akan bepergian dari kota A ke kota C melalui kota B dengan naik
kendaraan umum. Dari kota A ke kota B dapat ditempuh dengan bus, kereta api,
atau pesawat terbang, sedangkan dari kota B ke kota C dapat ditempuh dengan
pesawat terbang atau kapal laut. Berapakah banyaknya cara orang tersebut naik
kendaraan dari kota A ke kota C melalui kota B?
A. 5
B. 6
C. 9
D. 10
E. 12

2. Dari kota P, Q, R dan S terdapat 4 jalan yang menghubungkan kota P ke kota Q,


dan 2 jalan yang menghubungkan kota Q ke kota R, sedangkan dari kota P ke kota
S dihubungkan dengan 3 jalan dan dari kota S ke kota R juga dihubungkan dengan
3 jalan, maka jalan yang dapat ditempuh seseorang yang bepergian dari kota P ke
kota R melalui kota Q atau melalui kota S adalah ... jalan.
A. 8
B. 9
C. 12
D. 17
E. 24

3. Terdapat 6 buah angka 1, 2, 3, 4, 5, dan 6, maka banyaknya bilangan yang dapat


disusun dari angka-angka tersebut yang terdiri dari 2 angka yang berlainan
adalah ....
A. 30
B. 31
C. 33
D. 36
E. 38

281
Materi Standar Kompetensi Lulusan Matematika IPA Ujian Nasional SMA/MA

4. Dari angka-angka 2, 3, 5, 6, 7, dan 9 dibuat bilangan yang terdiri atas 3 angka


yang berbeda. Banyaknya bilangan yang yang dapat dibuat yang kurang dari 500
adalah ....
A. 30
B. 40
C. 50
D. 60
E. 80

5. Dalam suatu kompetisi pelajar akan dibentuk tim lomba yang terdiri dari 3 orang.
Jika terdapat 9 orang yang dapat dipilih, maka banyaknya cara membentuk tim
adalah ....
A. 92
B. 84
C. 56
D. 52
E. 40

6. Sebuah panitia yang beranggotakan 4 orang akan dipilih dari 5 orang pria dan 8
orang wanita. Bila dalam kepanitiaan tersebut diharuskan ada paling sedikit 2
wanita, maka banyaknya cara memilih adalah ....
A. 630
B. 640
C. 650
D. 660
E. 680
7. Pada sebuah bidang datar terdapat 16 titik yang berbeda. Melalui setiap dua titik
yang berbeda dibuat sebuah garis. Banyaknya garis yang dapat dibuat adalah ....
A. 125
B. 120
C. 140
D. 145
E. 150
8. Dari 8 orang calon pengurus OSIS akan dipilih ketua, wakil ketua, sekretaris dan
bendahara. Banyak cara memilih pengurus OSIS jika salah seorang harus menjadi
ketua adalah sebanyak ....
A. 210
B. 144
C. 90
D. 63
E. 42

282
Materi Standar Kompetensi Lulusan Matematika IPA Ujian Nasional SMA/MA

9. Terdapat 7 buah kursi yang berjajar yang akan diduduki oleh 4 pria dan 3 wanita.
Jika mereka duduk berselang seling pria dan wanita, maka banyaknya cara mereka
duduk adalah ....
A. 12
B. 84
C. 144
D. 288
E. 576

10. Diketahui 8 titik tanpa ada 3 titik yang segaris. Banyaknya segitiga yang dapat
dibentuk dari titik-titik tersebut adalah ....
A. 56
B. 58
C. 62
D. 64
E. 68

283
Materi Standar Kompetensi Lulusan Matematika IPA Ujian Nasional SMA/MA

INDIKATOR 30
SKL NO.6

C. PELUANG SUATU KEJADIAN


1. Ruang Sampel dan Titik Sampel
Dalam suatu percobaan setiap hasil yang mungkin terjadi disebut titik sampel,
sedangkan himpunan dari seluruh titik sampel disebut ruang sampel yang
dinotasikan dengan S, sedangkan banyaknya anggota ruang sampel dilambangkan
dengan n(S).
Misalnya:
a. Pada percobaan melempar sekeping mata uang logam, maka hasil yang mungkin
terjadi adalah muncul angka atau muncul gambar. Jika muncul angka dinyatakan
dengan A, dan muncul gambar dinyatakan dengan G, maka ruang sampel pada
percobaan ini adalah S = { A, G }, n(S) = 2.
b. Percobaan melambungkan sebuah dadu, maka ruang sampelnya S={ 1, 2, 3, 4, 5, 6 }.
c. Dalam percobaan melempar 2 keping uang logam, diperoleh ruang sampel S =
{ (A,A), (A,G), (G,A), (G,G) }.

2. Pengertian Peluang
Suatu kejadian atau peristiwa merupakan himpunan bagian dari ruang sampel.
Contoh: pada percobaan pelemparan sebuah dadu, A adalah kejadian muncul mata
dadu genap. Maka ruang sampel dan kejadian A ditulis:
S = { 1, 2, 3, 4, 5, 6 }, n(S) = 6
A = { 2, 4, 6 }, n(A) = 3
Pengertian peluang suatu kejadian A dari ruang sampel S adalah perbandingan antara
kejadian yang diharapkan dari semua kejadian yang mungkin terjadi. Peluang A
dilambangkan dengan P(A) dirumuskan sebagai

n( A )
P( A )=
n( S )
n( A ) 3 1
= =
Dari contoh di atas, P(A) = n( S ) 6 2
Jadi, peluang muncul mata dadu genap pada percobaan pelemparan sebuah dadu
1
adalah 2 .

284
Materi Standar Kompetensi Lulusan Matematika IPA Ujian Nasional SMA/MA

Jika kejadian A dalam ruang sampel S selalu terjadi, maka n(A)=n(S), sehingga
P(A)=1, kejadian ini disebut kepastian. Sedangkan jika kejadian A dalam ruang
sampel S tidak pernah terjadi, maka n(A)=0 dan P(A)=0, kejadian ini disebut
kemustahilan. Dari uraian tersebut, dapat diambil kesimpulan bahwa nilai peluang
terletak antara 0 dan 1,

0 ≤ P(A) ≤ 1

3. Frekuensi Harapan
Frekuensi harapan suatu kejadian A adalah banyaknya kejadian yang diharapkan
dapat terjadi pada suatu percobaan yang dilakukan sebanyak n kali, dilambangkan
dengan F(A), dirumuskan dengan

F(A) = n.P(A)
Contoh 30.1 :
Pada percobaan melambungkan 2 keping uang logam sebanyak 100 kali, tentukan
frekuensi harapan muncul 2 angka.
Penyelesaian:
S = { (A,A), (A,G), (G,A), (G,G) }, n(S) = 4
K = kejadian muncul 2 angka
= { (A,A) }
n( K ) 1
=
n (K) = 1, peluang kejadian K adalah P(K) = n(S ) 4
n = 100
F( K ) = n. P(K)
1
= 100. 4
= 25
Jadi, frekuensi harapan muncul 2 angka adalah 25 kali.

D. PELUANG KEJADIAN MAJEMUK


Kejadian A dalam ruang sampel S merupakan himpunan bagian dalam S.

A ⊂ S
S
A n(A) ≤ n (S)

n( A)
P(A) = n( S)

285
Materi Standar Kompetensi Lulusan Matematika IPA Ujian Nasional SMA/MA

Selanjutnya, operasi beberapa kejadian akan menghasilkan kejadian baru yang


disebut kejadian majemuk.

1. Peluang Komplemen suatu Kejadian


Andaikan A adalah kejadian dalam ruang sampel S, maka kejadian di luar A atau
yang tidak memuat titik sampel A yang masih dalam S dinamakan komplemen A,
dilambangkan dengan Ac atau A’.

S
A
Ac A

A∪ A c=S
n( A )+n( Ac )=n(S )
n( A ) n( A c ) n( S)
+ =
n( S ) n( S ) n( S)
P( A )+P( A c )=1
Jadi, dapat disimpulkan: P ( Ac ) = 1 – P ( A )

Contoh 30.2:
Dalam sebuah kantong terdapat 4 kelereng merah, 5 kelereng biru dan 3 kelereng
hijau, diambil 1 kelereng secara acak. Tentukan:
a. Peluang terambilnya kelereng merah
b. Peluang terambilnya kelereng bukan merah

Penyelesaian:
a. Banyaknya kelereng merah= n(M) = 4
Banyaknya kelereng = n(S) = 12
n( M ) 4 1
= =
Peluang terambilnya kelereng merah adalah P(M)= n( S ) 12 3

b. Peluang terambil kelereng bukan merah adalah


P(Mc) = 1 – P(M)

286
Materi Standar Kompetensi Lulusan Matematika IPA Ujian Nasional SMA/MA

1
=1- 3
2
= 3

2. Peluang Gabungan Dua Kejadian

S
A B

Dari diagram Venn di atas, diketahui n(A ¿ B) = n(A) + n(B) – n(A∩B), dengan
demikian berlaku:
n( A∪B ) n( A ) n (B ) n ( A∩B)
= + −
n( S ) n( S) n( S ) n( S )

P( A∪B )=P( A )+P (B )−P( A∩B )

Jika A dan B dua kejadian yang saling lepas yang digambarkan sebagai berikut:

S
A B

Dari diagram Venn tersebut, berlaku:


A∩B=φ
n(A∩B)=0, P(A∩B) = 0
Jadi,

P( A∪B )=P( A )+P (B )

287
Materi Standar Kompetensi Lulusan Matematika IPA Ujian Nasional SMA/MA

Contoh 30.3 :

1. Sebuah dadu dilempar satu kali, tentukan peluang munculnya mata dadu ganjil atau
kurang dari 4.
Penyelesaian:
S = { 1, 2, 3,4,5, 6 }, n(S) = 6
A = kejadian muncul mata dadu ganjil
= { 1, 3, 5 }
n(A) = 3
B = kejadian muncul mata dadu kurang dari 4
= { 1, 2, 3 }
n(B) = 3
A∩B = { 1, 3 }, n(A∩B) = 2
P(A ¿ B) = P(A) + P(B) – P(A∩B)
3 3 2
+ −
= 6 6 6
4
= 6
2
= 3

2. Sebuah dadu dilempar satu kali, tentukan peluang munculnya mata dadu kurang dari
3 atau lebih dari 3.
Penyelesaian:
S = { 1, 2, 3,4,5, 6 }, n(S) = 6
A = kejadian muncul mata dadu kurang dari 3
= { 1, 2 }
n(A) = 2
B = kejadian muncul mata dadu lebih dari 3
= { 4, 5, 6 }
n(B) = 3
A∩B=φ
P(A ¿ B) = P(A) + P(B)
2 3
+
= 6 6
5
= 6

288
Materi Standar Kompetensi Lulusan Matematika IPA Ujian Nasional SMA/MA

Kejadian A dan kejadian B dikatakan kejadian saling bebas jika kejadian A tidak
terpengaruh oleh kejadian B atau sebaliknyabkejadian B tidak terpengaruh kejadian
A. Jika A dan B dua kejadian yang saling bebas maka berlaku:

P (A∩B) = P( A ) . P( B)

Contoh 30.4 :
Dalam sebuah kantong terdapat 6 kelereng merah dan 4 kelereng hijau, diambil
sebuah bola secara acak dua kali berturut-turut dengan pengembalian setelah
pengambilan yang pertama. Tentukan peluang terambil kelereng merah pada
pengambilan pertama dan kelereng hijau pada pengambilan kedua.

Penyelesaian:
6
Peluang terambil 1 kelereng merah pada pengambilan pertama = P(1 Merah ) = 10
4
Peluang terambil 1 kelereng hijau pada pengambilan kedua = P(1Hijau ) = 10
P(Merah∩Hijau) = P( Merah ) . P( Hijau )
6 4 24 6
. = =
= 10 10 100 25

289
Materi Standar Kompetensi Lulusan Matematika IPA Ujian Nasional SMA/MA

UJI KOMPETENSI 30

Pilihlah jawaban yang paling tepat!

1. Sebuah kantong berisi 4 bola putih, 3 bola biru dan 3 bola kuning. Diambil
sebuah bola secara acak. Peluang terambil bola putih atau kuning adalah ....
4
A. 5
7
B. 10
1
C. 2
1
D. 3
1
E. 10

2. Dalam sebuah kotak terdapat 6 kelereng merah, 4 kelereng putih dan 5 kelereng
biru. Jika diambil 2 kelereng secara acak, peluang terambil 2 kelereng merah
adalah ....
1
A. 3
1
B. 7
2
C. 5
6
D. 11
2
E. 15

290
Materi Standar Kompetensi Lulusan Matematika IPA Ujian Nasional SMA/MA

3. Dua buah dadu dilempar bersama-sama. Peluang muncul jumlah mata dadu 9 atau
10 adalah ...
5
A. 36
7
B. 36
8
C. 36
9
D. 36
11
E. 36

4. Dalam sebuah kantong terdapat 6 bola merah dan 8 bola putih, diambil 2 bola
sekaligus secara acak. Peluang terambil 2 bola yang berwarna sama adalah ....
9
A. 49
15
B. 91
28
C. 91
16
D. 49
43
E. 91

5. Sebuah kotak berisi 4 bola merah dan 5 bola hijau. Dari dalam kotak diambil 3
bola sekaligus. Peluang terambil sedikitnya terdapat 2 bola hijau adalah ....
25
A. 42
20
B. 42
15
C. 42
6
D. 42

291
Materi Standar Kompetensi Lulusan Matematika IPA Ujian Nasional SMA/MA

5
E. 42

6. Tiga buah dadu dilempar bersama-sama. Peluang muncul mata dadu berjumlah 4
adalah ....
1
A. 67
1
B. 72
1
C. 80
1
D. 100
1
E. 120

7. Terdapat 10 buah bola lampu yang 4 buah diantaranya mati. Jika dipilih 3 buah
bola lampu maka peluang terpilihnya lampu yang tidak mati adalah ....
1
A. 30
1
B. 20
1
C. 12
2
D. 21
1
E. 6

8. Kotak I berisi 2 bola merah dan 3 bola putih. Kotak II berisi 5 bola merah dan 3
bola putih. Dari masing-masing kotak diambil satu bola. Peluang bola yang
terambil bola merah dari kotak I dan bola putih dari kotak II adalah ....
1
A. 40
3
B. 20

292
Materi Standar Kompetensi Lulusan Matematika IPA Ujian Nasional SMA/MA

3
C. 8
2
D. 5
31
E. 40

9. Peluang untuk lulus ujian Matematika adalah 0,9 dan lulus ujian fisika adalah 0,8.
Peluang A untuk lulus ujian kedua-duanya adalah ....
A. 0,9
B. 0,81
C. 0,72
D. 0,64
E. 0,1

10. Dari 3 orang siswa laki-laki dan 2 orang siswa perempuan akan dibentuk tim
lomba cerdas cermat yang terdiri dari 3 orang. Peluang terpilihnya 2 siswa laki-
laki dan 1 siswa perempuan pada pembentukan tim tersebut adalah ....
2
A. 10
3
B. 10
4
C. 10
5
D. 10
6
E. 10

293

Anda mungkin juga menyukai