INDIKATOR 28 STATISTIKA
SKL NO.6
A. PENGANTAR
Statistika merupakan salah satu cabang matematika terapan yang muncul dan
berkembang sejak abad ke-19. Dalam perkembangannya, statistika menjadi ilmu yang
sangat bermanfaat dalam mengolah dan menyajikan suatu informasi atau data.
Statistika adalah ilmu yang mempelajari tentang cara pengumpulan, penyajian,
pengolahan, penganalisisan data dan penarikan kesimpulan dari data yang diperoleh.
Di sekolah, sering kita temui data- data seperti berikut ini.
Data tersebut dapat disajikan dalam bentuk diagram batang sebagai berikut :
249
Materi Standar Kompetensi Lulusan Matematika IPA Ujian Nasional SMA/MA
250
200 Laki-laki
Perempuan
150 Jumlah siswa
100
50
0
Kelas X Kelas XI Kelas XII
Hal tersebut merupakan salah satu contoh penerapan statistika yang akan kita pelajari
berikut ini.
B. UKURAN PEMUSATAN DATA
Ada beberapa ukuran pemusatan data atau ukuran tendensi sentral yaitu: rata-rata
( mean ), median dan modus.
a. Rata-rata ( Mean )
Rata-rata atau mean dinotasikan dengan x , didefinisikan sebagai jumlah
semua data dibagi banyaknya data. Apabila diketahui data x 1, x2, ..., xn, maka
rata-rata dari data tersebut adalah:
x1 + x2 +.. .+ x n ∑ x
x= =
n n
Contoh 28.1 :
Diberikan data nilai matematika dari 10 siswa sebagai berikut :
6, 7, 5, 6, 8, 7, 7, 8, 5, 9.
Tentukan mean dari data tersebut.
Penyelesaian :
6+7+5+ 6+8+7+7 +8+5+ 9 68
x= = =6,8
10 10
Jadi rata-rata nilai matematika dari 10 siswa tersebut adalah 6,8.
250
Materi Standar Kompetensi Lulusan Matematika IPA Ujian Nasional SMA/MA
f 1 x 1 + f 2 x 2 +. ..+ f n x n ∑ fx
x= =
∑f n
Contoh 28.2 :
Sebuah penerbitan memiliki 20 karyawan yang masing-masing mendapat gaji
sebagai berikut:
a. 10 editor, gajinya masing-masing Rp. 1.500.000,00
b. 8 layouter, gajinya masing-masing Rp. 1.000.000,00
c. 2 ilustrator, masing-masing gajinya Rp. 1.250.000,00
Tentukan rata-rata gaji karyawan penerbitan tersebut!
Penyelesaian:
f 1 x 1 +f 2 x 2 +f 3 x 3 10 .1500000+8. 1000000+2 .1250000 25500000
x= = = =1275000
∑f 20 20
Jadi rata-rata gaji karyawan penerbitan tersebut adalah Rp. 1.275.000,00
Jumlah 20 Rp 25.500.000,00
Untuk menghitung rata-rata dari data yang sudah dikelompokkan dalam tabel
distribusi frekuensi dengan cara sebagai berikut:
Cara 1.
x=
∑ fxi
∑f 251
Materi Standar Kompetensi Lulusan Matematika IPA Ujian Nasional SMA/MA
Cara 2.
x=x s +
∑ fd
∑f
Cara 3.
x=x s + p .
∑ fu
∑f
ui
d x i−x s
=
p= panjang kelas, = p p
Contoh 28 3 :
Tentukan mean dari data pada tabel distribusi frekuensi berikut:
Kelas f
0–4 20
5–9 30
10 – 14 50
15 – 19 30
20 – 24 20
Penyelesaian:
252
Materi Standar Kompetensi Lulusan Matematika IPA Ujian Nasional SMA/MA
x s = rata-rata sementara = 12
x=
∑ fxi 1845
Cara 1. ∑f = 160 = 11,53
x=x s +
∑ fd
Cara 2. ∑f
75
=12+ − ( 160 )
=12−0,47
= 11,53
x=x s + p .
∑ fu
Cara 3. ∑f
−15
=12+5 .
160
75
=12−
160
=12−0,47
=11,53
b. Median
Median ( Me ) adalah nilai tengah dari sekumpulan data yang telah diurutkan dari
data terkecil sampai data terbesar.
Cara menentukan median:
253
Materi Standar Kompetensi Lulusan Matematika IPA Ujian Nasional SMA/MA
Mebanyaknya
2. Jika = data merupakan bilangan genap ( n genap ) maka mediannya
x n+1 n n
+1
adalah rata-rata nilai data yang ke 2 dan nilai data ke 2
2
x n +x n
+1
2 2
Contoh 28.4 :
Me = 2
Tentukan median dari tiap kumpulan data berikut ini:
c. Karena semua data memiliki nilai yang sama, maka nilai mediannya dapat
langsung ditentukan yaitu 5.
Untuk menentukan nilai median dari data yang telah dikelompokkan atau yang
telah tersusun pada tabel distribusi frekuensi dengan cara:
1
Me=T b + p
2
( )
n−f k
f me
254
Materi Standar Kompetensi Lulusan Matematika IPA Ujian Nasional SMA/MA
Me = Median
Tb = Tepi bawah kelas median
p = panjang kelas
n = banyak data
fk = frekuensi kumulatif sebelum kelas median
fme = frekuensi kelas median
Contoh 28.5:
Tentukan nilai median dari tabel berikut ini.
Kelas f
1–5 20
6 – 10 10
11 – 15 30
16 – 20 40
21 – 25 20
Penyelesaian:
Kelas f fk
1–5 20 20
6 – 10 10 30
11 – 15 30 60
16 – 20 40 100
21 – 25 20 120
255
Materi Standar Kompetensi Lulusan Matematika IPA Ujian Nasional SMA/MA
fk = 30 fme = 30
1
Me=T b + p
2
( )
n−f k
f me
1
=10,5+5.
2
30 ( )
.120−30
= 10,5 + 5
= 15,5
c. Modus
Modus adalah data yang paling sering muncul. Kumpulan data yang memiliki satu
modus disebut unimodus, yang memiliki dua modus disebut bimodus dan yang
memiliki lebih dari dua modus disebut multimodus.
Contoh 28.6 :
Tentukan modus dari tiap kumpulan data berikut ini:
a. 16, 12, 14, 12, 12, 14, 15
b. 80, 82, 85, 82, 82, 83, 85, 85
c. 10, 30, 30, 10, 40, 20, 20, 40
d.
x f
6 3
7 4
8 7
9 6
10 5
Penyelesaian:
a. Data yang paling sering muncul adalah 12, yaitu sebanyak 3 kali.
Jadi modus dari data tersebut adalah 12.
b. Nilai modusnya adalah 82 dan 85.
c. Tidak ada modus, karena masing-masing data muncul dengan frekuensi yang
sama, yaitu sebanyak 2 kali.
d. Modus dari data pada tabel tersebut adalah data dengan frekuensi yang
terbesar, yaitu: 8.
256
Materi Standar Kompetensi Lulusan Matematika IPA Ujian Nasional SMA/MA
Untuk menentukan nilai modus dari data yang telah dikelompokkan atau yang telah
disusun pada tabel distribusi frekuensi, dengan cara sebagai berikut:
d1
Mo=T b + p
( d 1+ d 2 )
Mo = Modus
Tb = Tepi bawah kelas modus
p = panjang kelas
d1 = selisih frekuensi antara kelas modus dengan kelas sebelumnya
d2 = selisih frekuensi antara kelas modus dengan kelas sesudahnya
Contoh 28.7:
Tentukan modus dari tabel distribusi frekuensi berikut:
Kelas f
1–5 20
6 – 10 10
11 – 15 30
16 – 20 40
21 – 25 20
Penyelesaian:
Tb = 15,5 p=5
d1 = 40 – 30 = 10 d2 = 40 – 20 =20
d1
Mo=T b + p
( d 1+ d 2 )
=15 , 5+5 (1010+20 )
5
=15 , 5+
3
=15 , 5+1 , 67
=17 , 17
257
Materi Standar Kompetensi Lulusan Matematika IPA Ujian Nasional SMA/MA
Penyelesaian:
Data: 3, 4, 4, 7, 8, 10, 11, 13, 15, 20, 23, 25
Q1 Q2 Q3
4+7
Q1= kuartil bawah = 2 = 5,5
10+11
Q2= kuartil tengah = median = 2 = 10,5
15+20
Q3= kuartil atas = 2 = 17,5
in
Qi=T b +p
4 k
f( )
−f
258
Materi Standar Kompetensi Lulusan Matematika IPA Ujian Nasional SMA/MA
Qi = Kuartil ke-i
i = 1, 2, 3
Tb = Tepi bawah kelas kuartil
n = banyak data
fk = frekuensi kumulatif sebelum kelas kuartil
f = frekuensi kelas kuartil
Contoh 28.9:
Tentukan kuartil atas dari data:
Kelas f
1–5 20
6 – 10 10
11 – 15 30
16 – 20 40
21 – 25 20
Penyelesaian:
Kelas f fk
1–5 20 20
6 – 10 10 30
11 – 15 30 60
16 – 20 40 100
21 – 25 20 120
x in
Letak Qi = 4
x 3. 120 =x 90
Q3 = 4 , yaitu pada kelas 16 – 20.
Tb = 15,5, p = 5, fk = 60, f = 40
in
Qi=T b +p ( )
4 k
−f
f
259
Materi Standar Kompetensi Lulusan Matematika IPA Ujian Nasional SMA/MA
90−60
Q3 =15 ,5+5 . ( 40 )
=15,5+5.0,75
=15,5+3,75
=19,25
2. Desil
Desil adalah suatu data yang membagi sekelompok data menjadi 10 bagian yang
sama.
Di=x i
(n+1)
10
Di = Desil ke-i
i = 1, 2, 3, ..., 9
n = banyaknya data
Contoh 28.10:
Diketahui data 6, 7, 8, 9, 10, 17, 18, 19, 20, 22, 25, 27, 30, 32, 33, 34, 34, 35.
Tentukan D3 dan D9.
Penyelesaian:
n = 18
x3 x9
(18+1) (18+1)
D3 = 10 D9 = 10
=
x 5,7 =
x 17,1
in
Di=T b +p
−f
10 k
f ( ) 260
Materi Standar Kompetensi Lulusan Matematika IPA Ujian Nasional SMA/MA
Di = Desil ke-i
i = 1, 2, 3, ..., 9
Tb = Tepi bawah kelas desil
n = banyak data
fk = frekuensi kumulatif sebelum kelas desil
f = frekuensi kelas desil
Contoh 28.11 :
Tentukan D6 dari data berikut:
Nilai f
21 – 30 2
31 – 40 5
41 – 50 9
51 – 60 13
61 – 70 11
71 – 80 7
81 – 90 3
Penyelesaian:
Nilai f fk
21 – 30 2 2
31 – 40 5 7
41 – 50 9 16
51 – 60 13 29
61 – 70 11 40
71 – 80 7 47
81 – 90 3 50
i .n
Letak Di = 10
261
Materi Standar Kompetensi Lulusan Matematika IPA Ujian Nasional SMA/MA
6 . 50
=30
Letak D6 = 10 , yaitu pada kelas 61 – 70.
Tb = 60,5, p = 10, fk = 29, f = 11
6.50
D6 =T b + p
10
( )
f
−f k
Pi=x i
( n+1 )
100
Pi = Persentil ke-i
i = 1, 2, 3, ..., 99
n = banyaknya data
Contoh 28.12 :
Tentukan P14 dari data: 10, 11, 12, 14, 14, 15, 18, 22, 24, 24, 26, 27, 29, 32, 35,
39, 40, 45, 48, 50.
Penyelesaian:
n = 20
Pi=x i
( n+1 )
100
262
Materi Standar Kompetensi Lulusan Matematika IPA Ujian Nasional SMA/MA
x 14
( 20+1)
P14 = 100
x 14
(20+1)
= 100
in
Pi=T b + p
100 k
f
−f
( )
Pi = Persentil ke-i
i = 1, 2, 3, ..., 99
Tb = Tepi bawah kelas persentil
n = banyak data
fk = frekuensi kumulatif sebelum kelas persentil
f = frekuensi kelas persentil
Contoh 28.13 :
Tentukan P45 dari data:
Nilai f
21 – 30 2
31 – 40 5
41 – 50 9
51 – 60 13
61 – 70 11
71 – 80 7
81 – 90 3
263
Materi Standar Kompetensi Lulusan Matematika IPA Ujian Nasional SMA/MA
Penyelesaian:
Nilai f fk
21 – 30 2 2
31 – 40 5 7
41 – 50 9 16
51 – 60 13 29
61 – 70 11 40
71 – 80 7 47
81 – 90 3 50
45 .50
=22, 5
Letak P45 = 100 , pada kelas 51 – 60
Tb = 50,5, p = 10, fk = 16, f = 13
45.50
P45 =
T b+ p( )
100
f
−f k
45.50
=
( )
50,5+10
100
13
−16
=
50 ,5+10 (2213 ,5−16 )
65
50 ,5+
= 13
= 50,5 + 5
= 55,5
264
Materi Standar Kompetensi Lulusan Matematika IPA Ujian Nasional SMA/MA
J = xmax - xmin
H = Q3 – Q1
Rentang antarkuartil didefinisikan sebagai selisih antara kuartil atas atau
kuartil ketiga dengan kuartil bawah atau kuartil pertama. Rentang antarkuartil
disebut juga Hamparan dinotasikan dengan H.
3. Simpangan Kuartil ( Rentang Semi Antarkuartil )
Simpangan kuartil dinotasikan dengan Qd didefinisikan sebagai setengah dari
hamparan.
Qd = ½ ( Q3 – Q1 )
4. Simpangan Rata-rata ( Deviasi Rata-rata )
Cara menentukan simpangan rata-rata:
2∑ ( x−x )2 atau
2 ∑ f ( x−x )2
S= S =
n−1 n−1
6. Simpangan Baku ( Standar Deviasi )
265
Materi Standar Kompetensi Lulusan Matematika IPA Ujian Nasional SMA/MA
∑ ( x−x )2 atau
∑ f (x− x )2
S=
√ n−1
S=
√ n−1
Rumus ragam dan simpangan baku tersebut berlaku untuk n ( banyaknya
data ) yang berukuran kecil yaitu n< 30, sedangkan untuk n ≥ 30 pembagi n
– 1 diganti dengan n.
Simpangan baku dapat pula dicari tanpa harus mencari rataannya terlebih
dahulu dengan menggunakan cara:
S=
√ ∑ x2 − ∑ x
n ( ) n
Contoh 28.14 :
Diberikan suatu data: 5, 4, 7, 6, 3, tentukan:
a. Jangkauan
b. Simpangan kuartil
c. Simpangan rata-rata
d. Varians
e. Simpangan baku
Penyelesaian:
Data diurutkan: 3, 4, 5, 6, 7
a. Jangkauan ( J )
J = xmax - xmin
=7–3
=4
3+4 6 +7
=3,5 =6,5
b. Q1 = 2 , Q3 = 2
Simpangan kuartil ( Qd )
266
Materi Standar Kompetensi Lulusan Matematika IPA Ujian Nasional SMA/MA
Qd = ½ ( Q3 – Q1 )
= ½ ( 6,5 – 3,5 )
=½.3
= 1,5
3+4 +5+6+7 25
x= = =5
c. 5 5
SR=
∑ |x−x|
n
|3−5|+|4−5|+|5−5|+|6−5|+|7−5|
= 5
2+1+0+ 1+2
= 5
6
= 5
= 1,2
d. Ragam ( S2 )
∑
2 ( x−x )2
S=
n−1
(3−5 )2 +( 4−5 )2 +(5−5)2 +( 6−5)2 +(7−5)2
= 5−1
10
= 4
= 2,5
e. Simpangan baku ( S )
S= √ s2
= √ 2,5
267
Materi Standar Kompetensi Lulusan Matematika IPA Ujian Nasional SMA/MA
UJI KOMPETENSI 28
Nilai 4 5 6 7 8 9 10
Frekuens 2 3 10 7 8 6 4
i
A. 15,50
Nilai f
B. 15,75
2–6 2
C. 16,50
7 – 11 3
D. 17,00
12 – 16 4
E. 17,75
17 – 21 5
3. Rataan hitung dari diagram berikut adalah .... 22 – 26 6
A. 13,256
B. 13,265
C. 13,526
D. 13,562
268
Materi Standar Kompetensi Lulusan Matematika IPA Ujian Nasional SMA/MA
E. 13,625
140
3
6
120 6
5 6
6
100 5
5 6
7 5
5 6
6
80 4
4 5
5 6
4
4 5 6
6
8
3 4
4 5
5 6
60 3
3 4
4 5 6
13 3
3
3 4 5
5 6
40 2 3
3 4
4 5 6
2
2 3
3 4
4 5 6
6
2 3
3 4 5
5 6
20 1 2
2 3
3 4
4 5 6
1
1 2 3
3
3 4
4 5 6
1
1 2
2 3
3 4 5
5 6
0 1
1 2
2 3
3 4
4 5 6
3 8 13 18 23 28
4. Median dari data 9, 11, 7, 11, 13, 7, 12, 13, 10, 6, 10 adalah ...
A. 9
B. 9,5
C. 10
D. 10,5
E. 11
A. 56,5 Nilai f
B. 57,0 40 – 44 2
C. 57,5 45 – 49 4
D. 58,1 50 -54 8
E. 58,5 55 – 59 10
60 – 64 8
65 – 69 6
70 – 74 2
6. Perhatikan tabel distribusi frekuensi berikut:
Nilai f
61 – 65 8
66 – 70 12
71 – 75 18
76 – 80 14
Modus dari data tersebut adalah:
A. 72,50
B. 72,75
C. 73,50
269
Materi Standar Kompetensi Lulusan Matematika IPA Ujian Nasional SMA/MA
D. 73,75
E. 74,50
Nilai f
36 – 40 8
41 – 45 4
46 – 50 20
51 – 55 12
56 – 60 6
8.
1 1
1 4
16 1
2
28 1
4 4 3
3
13 14 14 15 15 16 16
9,5 4, 9,5 4,5 9, 4,5 9,5
5 5
Modus dari data histogram di atas adalah ....
A. 154,5
B. 155,0
C. 156,5
270
Materi Standar Kompetensi Lulusan Matematika IPA Ujian Nasional SMA/MA
D. 157,5
E. 159,5
271
Materi Standar Kompetensi Lulusan Matematika IPA Ujian Nasional SMA/MA
Nilai f
55 – 59 6
60 – 64 8
65 – 69 x
70 – 74 10
75 – 79 6
80 - 84 4
Jika modus pada table di atas adalah 67,36, maka nilai x pada table di atas
adalah ....
A. 12
B. 13
C. 14
D. 15
E. 16
272
Materi Standar Kompetensi Lulusan Matematika IPA Ujian Nasional SMA/MA
INDIKATOR 29
SKL NO.6
PELUANG
A. PENGANTAR
Istilah peluang atau probabilitas sudah bukan merupakan hal yang asing dalam
komunikasi sehari-hari. Misalnya kita sering mendengar kalimat, “ Berapakah
peluang anak itu akan lulus ujian?”, “ Berapa peluang timnas Indonesia menjuarai
pertandingan sepak bola kali ini? “, atau seorang dokter mengatakan bahwa
seorang pasien mempunyai kemungkinan 70% berhasil pada operasi tertentu.
Kata peluang menunjukkan berapa besar suatu kejadian akan terjadi.
Menghitung peluang bermula dari seorang penjudi bangsawan Perancis yang
meminta bantuan kepada ahli matematika, Blaise Pascal dan Pierre de Fermat
untuk menyelesaikan masalah permainan dadu. Dari penyelesaian masalah
tersebut lahirlah salah satu cabang matematika yang dikenal dengan nama Ilmu
Hitung Peluang atau Teori Probabilitas.
273
Materi Standar Kompetensi Lulusan Matematika IPA Ujian Nasional SMA/MA
hitam ( h ) ( m, h )
merah ( m )
biru ( b ) ( m, b )
hitam ( h ) ( k, h )
kuning ( k )
biru ( b ) ( k, b )
hitam ( h ) ( p, h )
putih ( p )
biru ( b ) ( p, b )
Dari diagram pohon tersebut tampak bahwa pasangan warna kemeja dan
dasi yang dapat disusun ada 3 x 2 = 6 macam.
274
Materi Standar Kompetensi Lulusan Matematika IPA Ujian Nasional SMA/MA
b. Tabel Silang
warna dasi
hitam ( h ) biru ( b )
warna kemeja
merah ( m ) ( m, h ) ( m, b )
kuning ( k ) ( k, h ) ( k, b )
putih ( p ) ( p, h ) ( p, b )
Dari tabel silang tersebut tampak bahwa pasangan warna kemeja dan dasi
yang dapat disusun ada 3 x 2 = 6 macam.
c. Pasangan Terurut
Misalkan himpunan warna kemeja dinyatakan dengan A = { m, k, p } dan
himpunan warna dasi dinyatakan dengan B = { h, b }. Himpunan pasangan
terurut dari himpunan A dan himpunan B ditulis sebagai:
A×B={(m , h),(m , b),(k , h ), (k , b),( p , h),( p , b) }
k1 x k2 x k3 x ... x kn
Contoh 29.1:
1. Diketahui angka-angka 1, 2, 3, 4, dan 5, berapa banyak bilangan tiga
angka yang dapat disusun dari angka-angka tersebut jika tidak boleh ada
angka yang sama?
Penyelesaian:
275
Materi Standar Kompetensi Lulusan Matematika IPA Ujian Nasional SMA/MA
B
A
D
C
Berapakah banyak cara yang dapat ditempuh untuk bepergian dari kota A
menuju kota D?
Penyelesaian:
Jadi banyak cara yang dapat ditempuh untuk bepergian dari kota A ke kota
D ( melalui kota B atau kota C ) seluruhnya ada 4 + 6 = 10 cara.
2. Permutasi
Permutasi adalah penyusunan unsur-unsur yang berbeda dari sekumpulan
unsur dengan memperhatikan urutannya.
a. Notasi Faktorial
Jika n bilangan bulat positif maka perkalian semua bilangan bulat positif
dari n sampai dengan 1 dinamakan n faktorial, dinotasikan dengan n!
276
Materi Standar Kompetensi Lulusan Matematika IPA Ujian Nasional SMA/MA
Didefinisikan pula
1! = 1 atau 0! = 1
Contoh 29.2:
1. Hitunglah
a. 5!
6!
b. 4!
Penyelesaian:
a. 5! = 5 x 4 x 3 x 2 x 1 = 120
6! 6 x5 x 4 x 3x 2 x 1 6 x 5x 4!
= = =6 x5=30
b. 4! 4 x3 x 2x1 4!
n!
=12
2. Tentukan nilai n dari (n−2)!
Penyelesaian:
n!
=12
(n−2)!
n(n−1 )(n−2)!
=12
(n−2)!
n(n−1 )=12
n2−n−12=0
(n−4)(n+3)=0
n = 4 atau n = -3 ( tidak memenuhi )
Jadi, n = 4
n!
n Pr =Pnr =
(n−r )!
Contoh 29.3 :
Tentukan nilai permutasi dari 6P2.
Penyelesaian:
277
Materi Standar Kompetensi Lulusan Matematika IPA Ujian Nasional SMA/MA
6! 6! 6 x5 x 4 !
= = =6 x5=30
P
6 2 = (6−2)! 4! 4!
n!
P=
k!
Misalkan dari n unsur yang tersedia terdapat k unsur yang sama, l unsur
yang sama, dan seterusnya, maka banyak permutasinya adalah
n!
P=
k !l! m!...
Contoh 29.4:
Tentukan banyak susunan huruf yang dapat disusun dari kata
INDONESIA.
Penyelesaian:
INDONESIA terdiri atas 9 huruf dengan beberapa huruf yang sama,
yaitu: huruf I ada 2, dan huruf N ada 2 diperoleh:
9 ! 9 x 8 x 7 x6 x5 x 4 x 3x 2 x 1
P= = =90.720
2! 2! 2x1 x2 x1
Jadi, banyaknya susunan yang berbeda 90.720.
d. Permutasi Siklis
Pada permutasi yang telah dipelajari unsur-unsur disusun secara
berderet. Apabila disusun secara melingkar maka dinamakan permutasi
siklis. Misalkan terdapat 3 buah unsur A, B, C disusun secara melingkar,
seperti terlihat pada diagram berikut:
A C B
C B C A sama
B A
278
Materi Standar Kompetensi Lulusan Matematika IPA Ujian Nasional SMA/MA
B C A
C A B sama
A B C
Maka banyaknya permutasi yang terjadi ada 2.
Banyak permutasi siklis dari n unsur adalah:
P = ( n-1 )!
Contoh 29.5:
Diketahui 6 orang akan duduk melingkar. Tentukan:
a. Banyaknya cara duduk mereka
b. Banyaknya cara duduk jika 2 orang selalu berdampingan
Penyelesaian:
a. n = 6
P = ( 6-1 )! = 5! = 5 x 4 x 3 x 2 x 1 = 120.
Jadi banyaknya cara mereka duduk ada 120 cara.
3. Kombinasi
Dalam permutasi susunan yang terbentuk harus memperhatikan urutannya,
sedangkan kombinasi merupakan susunan elemen-elemen suatu himpunan
yang diberikan tanpa memperhatikan urutannya.
Misalkan terdapat huruf-huruf A, B dan C, banyaknya susunan 2 huruf dari
3 huruf tersebut adalah: AB, AC, BC, BA, CA, dan CB = 6 susunan huruf,
atau dihitung dengan cara:
3! 3!
= =3 x 2 x 1=6
Permutasi 2 unsur dari 3 unsur = 3P2 = (3−2 )! 1 !
279
Materi Standar Kompetensi Lulusan Matematika IPA Ujian Nasional SMA/MA
3. Dalam suatu kotak terdapat 6 bola merah dan 4 bola biru. Tentukan
banyaknya cara untuk mengambil 5 bola, jika yang terambil 3 bola
merah dan 2 bola biru.
Penyelesaian:
Pengambilan 3 bola merah dari 6 bola merah
6! 6! 6.5.4.3! 6.5.4
= = = =5.4=20
6C3 =
(6−3)!3! 3!3! 3.2.1.3! 6 cara.
Pengambilam 2 bola biru dari 4 bola biru
4! 4! 4.3.2! 4 .3
= = = =6
4C2 =
(4−2)!2! 2! 2! 2.1.2 ! 2 cara.
Jadi, cara pengambilan 3 bola merah dan 2 bola biru adalah
20 x 6 = 120 cara.
280
Materi Standar Kompetensi Lulusan Matematika IPA Ujian Nasional SMA/MA
UJI KOMPETENSI 29
281
Materi Standar Kompetensi Lulusan Matematika IPA Ujian Nasional SMA/MA
5. Dalam suatu kompetisi pelajar akan dibentuk tim lomba yang terdiri dari 3 orang.
Jika terdapat 9 orang yang dapat dipilih, maka banyaknya cara membentuk tim
adalah ....
A. 92
B. 84
C. 56
D. 52
E. 40
6. Sebuah panitia yang beranggotakan 4 orang akan dipilih dari 5 orang pria dan 8
orang wanita. Bila dalam kepanitiaan tersebut diharuskan ada paling sedikit 2
wanita, maka banyaknya cara memilih adalah ....
A. 630
B. 640
C. 650
D. 660
E. 680
7. Pada sebuah bidang datar terdapat 16 titik yang berbeda. Melalui setiap dua titik
yang berbeda dibuat sebuah garis. Banyaknya garis yang dapat dibuat adalah ....
A. 125
B. 120
C. 140
D. 145
E. 150
8. Dari 8 orang calon pengurus OSIS akan dipilih ketua, wakil ketua, sekretaris dan
bendahara. Banyak cara memilih pengurus OSIS jika salah seorang harus menjadi
ketua adalah sebanyak ....
A. 210
B. 144
C. 90
D. 63
E. 42
282
Materi Standar Kompetensi Lulusan Matematika IPA Ujian Nasional SMA/MA
9. Terdapat 7 buah kursi yang berjajar yang akan diduduki oleh 4 pria dan 3 wanita.
Jika mereka duduk berselang seling pria dan wanita, maka banyaknya cara mereka
duduk adalah ....
A. 12
B. 84
C. 144
D. 288
E. 576
10. Diketahui 8 titik tanpa ada 3 titik yang segaris. Banyaknya segitiga yang dapat
dibentuk dari titik-titik tersebut adalah ....
A. 56
B. 58
C. 62
D. 64
E. 68
283
Materi Standar Kompetensi Lulusan Matematika IPA Ujian Nasional SMA/MA
INDIKATOR 30
SKL NO.6
2. Pengertian Peluang
Suatu kejadian atau peristiwa merupakan himpunan bagian dari ruang sampel.
Contoh: pada percobaan pelemparan sebuah dadu, A adalah kejadian muncul mata
dadu genap. Maka ruang sampel dan kejadian A ditulis:
S = { 1, 2, 3, 4, 5, 6 }, n(S) = 6
A = { 2, 4, 6 }, n(A) = 3
Pengertian peluang suatu kejadian A dari ruang sampel S adalah perbandingan antara
kejadian yang diharapkan dari semua kejadian yang mungkin terjadi. Peluang A
dilambangkan dengan P(A) dirumuskan sebagai
n( A )
P( A )=
n( S )
n( A ) 3 1
= =
Dari contoh di atas, P(A) = n( S ) 6 2
Jadi, peluang muncul mata dadu genap pada percobaan pelemparan sebuah dadu
1
adalah 2 .
284
Materi Standar Kompetensi Lulusan Matematika IPA Ujian Nasional SMA/MA
Jika kejadian A dalam ruang sampel S selalu terjadi, maka n(A)=n(S), sehingga
P(A)=1, kejadian ini disebut kepastian. Sedangkan jika kejadian A dalam ruang
sampel S tidak pernah terjadi, maka n(A)=0 dan P(A)=0, kejadian ini disebut
kemustahilan. Dari uraian tersebut, dapat diambil kesimpulan bahwa nilai peluang
terletak antara 0 dan 1,
0 ≤ P(A) ≤ 1
3. Frekuensi Harapan
Frekuensi harapan suatu kejadian A adalah banyaknya kejadian yang diharapkan
dapat terjadi pada suatu percobaan yang dilakukan sebanyak n kali, dilambangkan
dengan F(A), dirumuskan dengan
F(A) = n.P(A)
Contoh 30.1 :
Pada percobaan melambungkan 2 keping uang logam sebanyak 100 kali, tentukan
frekuensi harapan muncul 2 angka.
Penyelesaian:
S = { (A,A), (A,G), (G,A), (G,G) }, n(S) = 4
K = kejadian muncul 2 angka
= { (A,A) }
n( K ) 1
=
n (K) = 1, peluang kejadian K adalah P(K) = n(S ) 4
n = 100
F( K ) = n. P(K)
1
= 100. 4
= 25
Jadi, frekuensi harapan muncul 2 angka adalah 25 kali.
A ⊂ S
S
A n(A) ≤ n (S)
n( A)
P(A) = n( S)
285
Materi Standar Kompetensi Lulusan Matematika IPA Ujian Nasional SMA/MA
S
A
Ac A
A∪ A c=S
n( A )+n( Ac )=n(S )
n( A ) n( A c ) n( S)
+ =
n( S ) n( S ) n( S)
P( A )+P( A c )=1
Jadi, dapat disimpulkan: P ( Ac ) = 1 – P ( A )
Contoh 30.2:
Dalam sebuah kantong terdapat 4 kelereng merah, 5 kelereng biru dan 3 kelereng
hijau, diambil 1 kelereng secara acak. Tentukan:
a. Peluang terambilnya kelereng merah
b. Peluang terambilnya kelereng bukan merah
Penyelesaian:
a. Banyaknya kelereng merah= n(M) = 4
Banyaknya kelereng = n(S) = 12
n( M ) 4 1
= =
Peluang terambilnya kelereng merah adalah P(M)= n( S ) 12 3
286
Materi Standar Kompetensi Lulusan Matematika IPA Ujian Nasional SMA/MA
1
=1- 3
2
= 3
S
A B
Dari diagram Venn di atas, diketahui n(A ¿ B) = n(A) + n(B) – n(A∩B), dengan
demikian berlaku:
n( A∪B ) n( A ) n (B ) n ( A∩B)
= + −
n( S ) n( S) n( S ) n( S )
Jika A dan B dua kejadian yang saling lepas yang digambarkan sebagai berikut:
S
A B
287
Materi Standar Kompetensi Lulusan Matematika IPA Ujian Nasional SMA/MA
Contoh 30.3 :
1. Sebuah dadu dilempar satu kali, tentukan peluang munculnya mata dadu ganjil atau
kurang dari 4.
Penyelesaian:
S = { 1, 2, 3,4,5, 6 }, n(S) = 6
A = kejadian muncul mata dadu ganjil
= { 1, 3, 5 }
n(A) = 3
B = kejadian muncul mata dadu kurang dari 4
= { 1, 2, 3 }
n(B) = 3
A∩B = { 1, 3 }, n(A∩B) = 2
P(A ¿ B) = P(A) + P(B) – P(A∩B)
3 3 2
+ −
= 6 6 6
4
= 6
2
= 3
2. Sebuah dadu dilempar satu kali, tentukan peluang munculnya mata dadu kurang dari
3 atau lebih dari 3.
Penyelesaian:
S = { 1, 2, 3,4,5, 6 }, n(S) = 6
A = kejadian muncul mata dadu kurang dari 3
= { 1, 2 }
n(A) = 2
B = kejadian muncul mata dadu lebih dari 3
= { 4, 5, 6 }
n(B) = 3
A∩B=φ
P(A ¿ B) = P(A) + P(B)
2 3
+
= 6 6
5
= 6
288
Materi Standar Kompetensi Lulusan Matematika IPA Ujian Nasional SMA/MA
Kejadian A dan kejadian B dikatakan kejadian saling bebas jika kejadian A tidak
terpengaruh oleh kejadian B atau sebaliknyabkejadian B tidak terpengaruh kejadian
A. Jika A dan B dua kejadian yang saling bebas maka berlaku:
P (A∩B) = P( A ) . P( B)
Contoh 30.4 :
Dalam sebuah kantong terdapat 6 kelereng merah dan 4 kelereng hijau, diambil
sebuah bola secara acak dua kali berturut-turut dengan pengembalian setelah
pengambilan yang pertama. Tentukan peluang terambil kelereng merah pada
pengambilan pertama dan kelereng hijau pada pengambilan kedua.
Penyelesaian:
6
Peluang terambil 1 kelereng merah pada pengambilan pertama = P(1 Merah ) = 10
4
Peluang terambil 1 kelereng hijau pada pengambilan kedua = P(1Hijau ) = 10
P(Merah∩Hijau) = P( Merah ) . P( Hijau )
6 4 24 6
. = =
= 10 10 100 25
289
Materi Standar Kompetensi Lulusan Matematika IPA Ujian Nasional SMA/MA
UJI KOMPETENSI 30
1. Sebuah kantong berisi 4 bola putih, 3 bola biru dan 3 bola kuning. Diambil
sebuah bola secara acak. Peluang terambil bola putih atau kuning adalah ....
4
A. 5
7
B. 10
1
C. 2
1
D. 3
1
E. 10
2. Dalam sebuah kotak terdapat 6 kelereng merah, 4 kelereng putih dan 5 kelereng
biru. Jika diambil 2 kelereng secara acak, peluang terambil 2 kelereng merah
adalah ....
1
A. 3
1
B. 7
2
C. 5
6
D. 11
2
E. 15
290
Materi Standar Kompetensi Lulusan Matematika IPA Ujian Nasional SMA/MA
3. Dua buah dadu dilempar bersama-sama. Peluang muncul jumlah mata dadu 9 atau
10 adalah ...
5
A. 36
7
B. 36
8
C. 36
9
D. 36
11
E. 36
4. Dalam sebuah kantong terdapat 6 bola merah dan 8 bola putih, diambil 2 bola
sekaligus secara acak. Peluang terambil 2 bola yang berwarna sama adalah ....
9
A. 49
15
B. 91
28
C. 91
16
D. 49
43
E. 91
5. Sebuah kotak berisi 4 bola merah dan 5 bola hijau. Dari dalam kotak diambil 3
bola sekaligus. Peluang terambil sedikitnya terdapat 2 bola hijau adalah ....
25
A. 42
20
B. 42
15
C. 42
6
D. 42
291
Materi Standar Kompetensi Lulusan Matematika IPA Ujian Nasional SMA/MA
5
E. 42
6. Tiga buah dadu dilempar bersama-sama. Peluang muncul mata dadu berjumlah 4
adalah ....
1
A. 67
1
B. 72
1
C. 80
1
D. 100
1
E. 120
7. Terdapat 10 buah bola lampu yang 4 buah diantaranya mati. Jika dipilih 3 buah
bola lampu maka peluang terpilihnya lampu yang tidak mati adalah ....
1
A. 30
1
B. 20
1
C. 12
2
D. 21
1
E. 6
8. Kotak I berisi 2 bola merah dan 3 bola putih. Kotak II berisi 5 bola merah dan 3
bola putih. Dari masing-masing kotak diambil satu bola. Peluang bola yang
terambil bola merah dari kotak I dan bola putih dari kotak II adalah ....
1
A. 40
3
B. 20
292
Materi Standar Kompetensi Lulusan Matematika IPA Ujian Nasional SMA/MA
3
C. 8
2
D. 5
31
E. 40
9. Peluang untuk lulus ujian Matematika adalah 0,9 dan lulus ujian fisika adalah 0,8.
Peluang A untuk lulus ujian kedua-duanya adalah ....
A. 0,9
B. 0,81
C. 0,72
D. 0,64
E. 0,1
10. Dari 3 orang siswa laki-laki dan 2 orang siswa perempuan akan dibentuk tim
lomba cerdas cermat yang terdiri dari 3 orang. Peluang terpilihnya 2 siswa laki-
laki dan 1 siswa perempuan pada pembentukan tim tersebut adalah ....
2
A. 10
3
B. 10
4
C. 10
5
D. 10
6
E. 10
293