Anda di halaman 1dari 20

Humas: Jurnal Ilmu Hubungan Masyarakat

Volume 3, Nomor 2, 2018, 20-39


Fakultas Dakwah dan Komunikasi, UIN Sunan Gunung Djati Bandung
https://jurnal.fdk.uinsgd.ac.id/index.php/humas

Peran Media Relations dalam Mempublikasikan


Program Kedinasan melalui Pendekatan Informal
Putri Vidiarti*, Atjep Muhlis1, Abdul Rasib2
1Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam, UIN Sunan Gunung Djati, Bandung
2Jurusan Ilmu Komunikasi, UIN Sunan Gunung Djati, Bandung
*Email : putrividiarti@gmail.com

ABSTRAK
Media Relations merupakan salah satu kegiatan seorang Humas dalam
menciptakan dan menjaga hubungan baik dengan media. Kegiatan ini sangat
diperlukan untuk mempermudah dalam mempublikasikan informasi kepada
masyarakat luas. Upaya yang ditempuh PEMDA Purwakarta yaitu dengan
menggunakan pendekatan informal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
bagaimana proses media relations dilihat dari konsep proses media relations
yang terdiri dari perencanaan, implementasi dan evaluasi (Iriantara:2011).
Penelitian ini menggunakan paradigma konstruktivime, Pendekatan kualitatif
dan metode studi kasus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perencanaan
media relations dilakukan dengan beberpa cara yaitu memetakan program dinas,
membentuk hubungan personal, mengelola relasi, memberikan pelayanan
kepada media, memberikan fasilitas kepada media, melakukan proses koordinasi
berita, mengadakan pelatihan jurnalistik, dan melakukan kegiatan media
relations. Implementasi dilakukan menggunakan komunikasi persuasif,
koordinasi dengan pihak terkait, pengelolaan konten dan mengacu pada
peraturan yang telah disepakati. Evaluasi dilakukan dengan cara briefing internal,
meminta klarifikasi terhadap kesalahan yang dilakukan media, bekerjasama
membuat tim media monitoring, dan mengupdate database media. Proses media
relations guna menunjang keberhasilan dalam pencapaian publikasi melalui
pendekatan informal ini dirasa efektif karena hasil dari proses media relations
sesuai dengan apa yang diharapkan Pemda Purwakarta, namun kurang efisien
karena memerlukan waktu yang tidak bisa ditentukan.
Kata Kunci: Media Relations; Pendekatan Informal; Publikasi.

Diterima: Maret 2018. Disetujui: Mei 2018. Dipublikasikan: Mei 2018 20


Peran Media Relations dalam Mempublikasikan Program Kedinasan melalui Pendekatan Informal

ABSTRACT
Media Relations is one of the activities of a PR in creating and maintaining good relations
with the media. This activity is very necessary to make it easier to publish information to the
wider community. The efforts taken by the Purwakarta Regional Government are using an
informal approach. This study aims to find out how the media relations process with the
selection of the concept of media relations process consisting of planning, implementation and
evaluation (Iriantara: 2011).This concept was chosen because it can construct reality in
accordance with the interpretation of media relations activities carried out by the Purwakarta
Regional Government. This study uses constructivism paradigm, qualitative approaches and
case study methods. Data collection techniques used are passive participatory observation, in-
depth interviews and documentation. The results showed that media relations planning was
carried out through eight activities, namely, mapping service programs, forming personal
relationships, managing relationships, providing services to the media, providing media
facilities, conducting news coordination processes, conducting journalistic training, and
conducting media relations activities such as personal contact or press calls, press releases, press
conferences, press interviews, press gatherings, media facilitators, media visits, and
entertainment media. Implementation is carried out using persuasive communication,
coordination with related parties, content management and referring to agreed rules. Evaluation
as the final stage of the media relations process was carried out based on four activities namely
internal briefings, asking for clarification of errors made by the media, collaborating to make
media teams monetize, and updating media databases. The media relations process to support
success in achieving publications through this informal approach is felt to be effective because the
results of the media relations process are in accordance with what the Purwakarta government
hopes, but it is less efficient because it requires an indefinite amount of time.
Keywords : Media Relations; Informal approach; Publication.

PENDAHULUAN
Pentingnya menjaga hubungan baik dengan berbagai pihak, baik pihak internal
maupun eksternal merupakan suatu hal yang perlu dilakukan oleh sebuah
perusahaan atau instansi. Mengingat dewasa ini, kegiatan hubungan media sering
digunakan untuk menyampaikan pesan dari sebuah perusahaan atau instansi
kepada publiknya.
Media relations merupakan kata lain dari menjaga hubungan baik dengan
media. Menurut (Wardhani, 2008:9) dalam buku Media Relations: Sarana
Membangun Reputasi Organisasi menjelaskan bahwa media relations adalah
kegiatan seorang humas yang dilakukan sebagai upaya terjalinnya hubungan yang
baik dengan pihak eksternal yaitu media massa guna mempermudah dalam
proses penyebaran informasi kepada publik.
Tabligh: Jurnal Komunikasi dan Penyiaran Islam Vol. 3 No. 2 (2018) 20-39 21
Putri Vidiarti, Atjep Muhlis1, Abdul Rasib

Media yang memegang peran penting dalam penyebaran informasi saat ini,
menjadi dasar akan perlunya menjaga hubungan baik dengan media, karena
dengan adanya hubungan baik tersebut bisa mempermudah setiap kegiatan yang
berhubungan dengan media, lebih dari itu hubungan yang baik pun bisa
dijadikan sebagai investasi yang berguna bagi kegiatan mendatang.
Pentingnya hubungan antara humas dengan wartawan sebagai salah satu
penggerak dalam sebuah media dalam jurnal yang berjudul Teman Tapi Mesra
Hubungan Humas dan Wartawan, Vol. 7, No. 2, Oktober 2014 menjelaskan
bahwa terjadinya hubungan teman tapi mesra antara humas dan wartawan
didasari oleh adanya keterkaitan yang saling membutuhkan satu sama lain,
meskipun dengan tujuan yang berbeda. Humas membutuhkan wartawan untuk
menyampaikan informasi kepada publik yang sesuai dengan tujuan organisasinya,
sedangkan wartawan membutuhkan humas untuk mendapatkan informasi
sebanyak-banyaknya guna memenuhi kebutuhan informasi publik.
Adanya keterkaitan antara humas dan wartawan itulah yang menjadi dasar
perlunya perhatian khusus dalam membangun dan menjaga hubungan antara
keduanya. Perencanaan dalam cara membangun hubungan baik dengan
wartawan sangat diperlukan guna mempermudah dalam pelaksanaan kegiatan
selanjutnya.
Cara membangun hubungan dengan wartawan dalam jurnal Komunikologi
Volume 7, Nomor 1, Maret 2010 adalah melakukan pendekatan yang sistematis
dan bijaksana. Membina hubungan secara fungsional serta seorang humas harus
berusaha untuk selalu mengembangkan hubungan interpersonal dengan
wartawan.
Mengembangkan hubungan interpersonal merupakan salah satu tugas
seorang humas dalam membangun keterbukaan dan saling menghormati antar
profesi. Hubungan yang baik dengan pihak eksternal seperti media maupun
wartawan, bisa menghasilkan sebuah keuntungan maupun kerugian dalam proses
publikasi ataupun yang lainnya, pada dasarnya terjalinnya hubungan yang baik
dengan wartawan bukan berarti bisa memonopoli wartawan tersebut untuk
sesuai dengan apa yang humas perusahaan atau instansi kehendaki, lebih dari itu
seorang humas harus memikirkan keuntungan bagi kedua belah pihak atas
terjalinnya hubungan yang dijaga melalui kegiatan media relations tersebut.
Pemerintah Daerah (Pemda) Purwakarta sebagai lembaga pemerintah tidak
perlu khawatir akan kurangnya respon media dalam setiap kegiatan yang
dicanangkan karena medialah yang membutuhkan informasi dari pemerintah,
adanya hubungan secara alamiah tersebut membuat pemerintah perlu menjaga
hubungan baik dengan media terlepas cara yang dilakukan secara formal maupun
informal.
Obasan dalam jurnal Media Relations sebagai Upaya Pembentuk Reputasi
Organisasi, Vol. 45, No. 119 (2009-59) menjelaskan bahwa diperlukannya upaya
22 Tabligh: Jurnal Komunikasi dan Penyiaran Islam Vol. 3 No. 2 (2018) 20-39
Peran Media Relations dalam Mempublikasikan Program Kedinasan melalui Pendekatan Informal

untuk membina hubungan yang baik dengan media, karena media pun dapat
mengkontruksi realitas sesuai dengan interprestasi yang diberikan oleh media
tersebut terhadap suatu organisasi.
Diskominfo sebagai bagian dari Pemda Purwakarta yang memposisikan
diri sebagai gerbang informasi bagi masyarakat dan media ini, perlu memahami
bagaimana kondisi lingkungan sekitarnya, karena dengan mengetahui hal tersebut
akan memudahkan dalam menjalankan kegiatan-kegiatan selanjutnya terkhusus
kegiatan yang melibatkan media dan masyarakat.
Berdasarkan hasil pra penelitian, peneliti menemukan bahwa reputasi yang
dimiliki Pemda Purwakarta di mata publik sangat baik, hal itu bisa dilihat dari
banyaknya pemberitaan positif yang diberitakan oleh beberapa media cetak,
seperti Republika, Pasundan Ekspres, Pelita Rakyat dan lainnya.
Selama PKL di PEMDA ngurusin koran masuk, itu semua berita tentang
Purwakarta positif semua, mau di koran Republika, Pasundan Ekspres,
Pelita Rakyat atau Koran PR sekalipun. Jadi bagus masyarakat bisa tahu
tentang Purwakarta dari koran. (Hasil Pra-Wawancara dengan peserta
magang Luthfi, Tanggal 26 November 2017)
Berita positif yang dimuat oleh beberapa media cetak ini merupakan
keberhasilan humas Pemda Purwakarta dalam melakukan kegiatan media relations,
yang mana berita tersebut dijadikan sumber informasi oleh masyarakat luas.
Banyaknya pemuatan berita positif oleh media bisa dijadikan dasar untuk
menunjang hubungan baik selanjutnya, dengan cara perencanaan kegiatan media
relations selanjutnya.
Hal menarik lain yang peneliti temukan di Pemda Purwakarta yaitu terkait
kegiatan media relations. Reputasi baik yang sudah dibangun sebagai hasil dari
hubungan baik dengan wartawan tidak didapat dari kegiatan media relations
formal, namun dilakukan secara informal.
Kegiatan media relations yang dilakukan di Pemda Purwakarta tidak pernal
silakukan secara resmi soalnya tidak ada biaya (free no cost), tapi dilakuin
secara personal, ngobrol sama jurnalis one by one ketika ada waktu. (Hasil
Pra-Wawancara dengan Kang Farid bagian Media, Tanggal 5 Desember
2017)
Kegiatan media relations yang di lakukan dengan pendekatan informal ini
dilakukan secara personal. Hubungan personalnya pun bisa dilakukan dari hal
yang kecil seperti menyapa atau sekedar menanyakan kabar lewat media sosial,
diskusi terkait acara mendatang atau yang lainnya. Kegiatan ini bertujuan untuk
menghilangkan kekakuan jabatan yang ada diantara keduanya, sehingga dapat le
bih nyaman dalam segi berkomunikasi.
Pertemuan yang dilakukan wartawan di pendopo Pemerintah Daerah
Purwakarta merupakan kegiatan media relations lainnya yang dilakukan secara

Tabligh: Jurnal Komunikasi dan Penyiaran Islam Vol. 3 No. 2 (2018) 20-39 23
Putri Vidiarti, Atjep Muhlis1, Abdul Rasib

informal. Hal ini bertujuan untuk menyamakan versi serta berbagi informasi dari
semua wartawan yang ada terkait pemberitaan mengenai Pemerintah Daerah
Purwakarta. Keuntungan yang sangat besar dirasakan wartawan-wartawan
Diskominfo, karena hasil dari kontak pribadi tersebut yaitu timbulnya rasa
nyaman dan kepercayaan yang tinggi antara dua belah pihak sehingga lebih
mudah bekerja sama dalam mengatur sebuah pemberitaan kepada publik.
Mengetahui pentingnya kegiatan media relations sebagai upaya
mempertahankan berita positif menjadi dasar penelitian ini untuk menggali dan
menjelaskan bagaimana kegiatan media relations dilihat dari pendekatan informal
dilakukan, terfokus hubungannya dengan wartawan sebagai penggerak media
dalam penyajian sebuah berita.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi
kasus dan paradigma konstruktivistik. Hal ini didasari karena penelitian ini
dilakukan atas dasar pencarian informasi secara mendalam terhadap proses
bagaimana kegiatan media relations dilakukan di Pemda Purwakarta melalui
pendekatan informal.

LANDASAN TEORITIS
Public Relations adalah fungsi manajemen satu organisasi (Iriantara, 2011:23).
Fungsi menyelenggarakan media relations dengan sendirinya mengacu atau
diacukan pada fungsi PR secara keseluruhan. Glem dan Denny Griswod (dalam
Oemi, 1979:25-26) menunjukkan, PR sebagai fungsi manajemen yang 1) menilai
sikap publik terhadap organisasi, 2) mengidentifikasi kebijakan dan prosedur
individu atau organisasi terhadap kepentingan publik, dan 3) menjalankan
program tindakan untuk meraih pengertian dan pengakuan dari publik.
Media relations adalah hubungan yang baik dengan pihak media massa
tersebut dibangun melalui suatu kejujuran, serta mau membantu untuk pelayanan
pemberian sumber berita atau informasinya yang diperlukan dalam suasana
saling menghormati, dan adanya keterusterangan (Ruslan, 2007:172). Hubungan
baik dengan pers dapat merupakan pelaksanaan yang sukses bagi petugas humas,
bagaimanapun juga, media massa merupakan saluran informasi yang sangat
andal. Mengatur wartawan melalui dana bukanlah suatu langkah yang dapat
diandalkan. Profesionalisme wartawan tak dapat selalu diatur dengan cara
demikian. Kerja sama humas dan wartawan harus didasarkan atas sikap saling
menghargai masing-masing bidang profesinya (Tondowidjodjo, 2002:33).
Menjalin hubungan baik dengan media massa sebagai institusi sama
pentingnya dengan menjalin hubungan baik dengan wartawan. Maka dari itu
dalam menjalankan kegiatan media relations terdapat dua pendekatan kepada
wartawan sebagai orang yang bekerja pada institusi media massa dalam
pendekatan terhadap wartawan sebagai individu sebagai personal atas sebuah
media. Maka dalam mengelola media (media relations) diperlukan melalui dua
24 Tabligh: Jurnal Komunikasi dan Penyiaran Islam Vol. 3 No. 2 (2018) 20-39
Peran Media Relations dalam Mempublikasikan Program Kedinasan melalui Pendekatan Informal

pendekatan, yaitu (Iriantara, 2005:81-97): 1) Pendekatan secara institusi dengan


media massa, karena media massa itulah yang diperlukan dalam kegiatan PR, 2)
Pendekatan secara individual dengan wartawan, karena wartawan merupakan
personifikasi dari institusi media massa. Wartawan itulah yang memasok
informasi yang akan disiarkan oleh media massa, meski keputusan penyiaran
suatu informasi ada pada tangan redaktur.
Pernyataan Iriantara diatas menjelaskan pendekatan media relations untuk
membangun hubungan yang baik dengan media massa dapat dilakukan dengan
mengelola dan memperluas relasi baik secara institusi dengan media massa
(formal) maupun secara personal (informal) dengan wartawan. Dengan
demikian, disimpulkan bahwa pendekatan media relations dapat dilakukan dengan
dua cara, yaitu pendekatan secara formal (institusi) antara humas dengan
wartawan (media) melalui acara yang sengaja dirancang seperti konferensi pers, press
tour, dan press briefing. Pendekatan secara informal (personal) antara PR
(perusahaan) dengan wartawan (media) yang bersifat keakraban atau personal
dapat dilakukan melalui acara seperti keterangan pers, wawancara pers atau
resepsi pers (pers gathering).
Menurut Soleh Sumirat dan Elvinaro Ardianto (dalam Darmastuti,
2012:156) terdapat beberapa prinsip umum yang harus diperhatikan praktisi PR
dalam rangka menciptakan dan membina hubungan pers yang baik, yaitu: 1)
Memahami dan melayani media (by serving the media), 2) Membangun reputasi
sebagai orang yang bisa dipercaya (By establishing a reputations for reliability), 3)
Menyediakan salinan yang baik (by supplying good copy), 4) Bekerja sama dalam
penyajian materi (By coorperations in providing material), 5) Menyediakan fasilitas
verifikasi (By providing verifivation facilities), 6) Membangun hubungan personal yang
kokoh dan positif (By building personal relationship with the media).
Proses media relations: 1) Perencanaan pada dasarnya merupakan usaha
untuk mewujudkan sesuatu agar terjadi atau tidak terjadi pada masa depan
(Iriantara:2011-47). 2) Implementasi, Pada dasarnya, implementasi rencana itu
akan melibatkan sumber daya manusia, metode atau teknik yang digunakan
dalam bekerja, dan bentuk pekerjaan yang harus dilakukan. Ringkasnya,
berkaitan dengan siapa, bagaimana, dan apa. Berkenanaan dengan sumber daya
manusia, tentu ada sebuah tim kerja yang memiliki anggota dengan pembagian
tugas yang jelas untuk masing-masing orang. Berkenaan dengan metode kerja,
yaitu cara yang paling efektif untuk mencapai tujuan dengan serangkaian tugas
dan pekerjaan yang perlu dilaksanakan, sedangkan bentuk kerja tiada lain adalah
program/kegiatan yang dimaksudkan untuk mencapai tujuan tertentu. 3)
Evaluasi, merupakan salah satu tolak ukur untuk mengetahui tercapai atau
tidaknya sebuah kegiatan. Menurut Lindelmann dalam buku M.Linggar Anggoro
ada empat komponen penting yang harus diperhitungan dalam mengevaluasi

Tabligh: Jurnal Komunikasi dan Penyiaran Islam Vol. 3 No. 2 (2018) 20-39 25
Putri Vidiarti, Atjep Muhlis1, Abdul Rasib

program public relations yaitu : a) Menetapkan sasaran dan tujuan komunikasi yang
spesifik dan terukur walaupun tak ada yang bisa benar-benar mengukur
efektifitas apapun, b) Mengukur keluaran (output) komunikasi, c) Mengukur hasil
dan dampak komunikasi, d) Mengukur dampak institusional (Anggoro, 2005:68).
Pemanfaatan informasi, membawa perubahan masyarakat, dan untuk
kemudian mempengaruhi perkembangan teknologi. Pandangan ini
menempatkan media massa dapat membentuk masyarakat melalui realitas
psikhis dan realitas empiris sehingga terdapat daya kreatif person maupun
kolektifitas. Dengan kapabilitas dan daya kreatif secara personal atau
kolektif dapat melahirkan (invention) dan memperkembangkan (innovation)
teknologi dalam masyarakat (Irianti, 2017:73).
Dalam kutipan jurnal di atas menjelaskan bahwa pentingnya pengelolaan
informasi dilakukan karena berujung pada pemanfaatn informasi yang akan
dilakukan masyarakat yang akhirnya mengarah pada perubahan masyarakat
tersebut lebih lanjut pada perkembangan teknologi.
Publikasi adalah penyebaran pesan yang direncanakan dan dilakukan untuk
mencapai tujuan lewat media tertentu untuk kepentingan tertentu dari dari
organisasi dan perorangan tanpa pembayaran pada media (Iriantara, 2005:109).
Publikasi adalah informasi baik dalam bentuk berita, artikel, karangan khas
(human interest) yang telah ditulis atau disiarkan oleh media massa (Wardhani,
2008:9). Josep A. Devito megatakan bahwa fungsi dari komunikasi massa adalah
(Darmastuti, 2012:33-34): 1) Untuk menghibur, 2) Untuk meyakinkan, 3) Untuk
mengukuhkan, 4) Untuk mengubah, 5) Untuk menggerakan, 6) Menawarkan
etika atau sistem tertentu, 7) Menginformasikan. Jenis-jenis Publikasi: 1)
Publikasi murni yaitu bentuk buplikasi yang sama dengan nilai berita (news) yang
muncul di media pers, 2) Publikasi yang sengaja yaitu bentuk publikasi yang
sengaja diselenggarakan oleh humas/PR, 3) Publikasi yang dibayar yaitu
merupakan suatu bentuk publikasi yang dibayar (Ruslan, 1997:61-62).
Kontak informal adalah kontak tidak resmi dengan pihak pers.
Melalui kontak ini akan lebih mengenal secara pribadi. Sehingga akan saling
mengenal dan saling mendukung profesi satu sama lain sebagai mitra kerja
(Ruslan, 2006:194). Partao (2006) dalam buku yang berjudul Teknik Lobi dan
Diplomasi, Untuk Insan Public Relations menjelaskan bahwa Pendekatan informal
adalah pendekatan yang berkelanjutan dimana tidak hanya disaat butuh
kehadiran wartawan mereka diundang, setelah itu mereka dilupakan. Humas
harus terus menjalin hubungan dengan mitra kerja kita tersebut. Menjadikan
wartawan sebagai mitra merupakan inti dari kedua pendapat diatas. Bentuk-
bentuk pendekatan informal media relations: 1) Keterangan Pers (Press Statement)
merupakan kontak pribadi secara langsung yang dilakukan wartawan kepada
Public Relations untuk menanyakan lebih lanjut seputar pemberitaan yang tengah
berkembang. (Soemirat & Ardianto:2005-127). 2) Wawancara Pers (Press
26 Tabligh: Jurnal Komunikasi dan Penyiaran Islam Vol. 3 No. 2 (2018) 20-39
Peran Media Relations dalam Mempublikasikan Program Kedinasan melalui Pendekatan Informal

Interview), 3) Pertemuan Press Gathering, salah satu upaya untuk melakukan


pengenalan lebih dekat terhadap wartawan secara personal (Soemirat &
Ardianto, 2005: 128). 4) Resepsi pers (Press reception) berkumpulnya para jurnalis
dalam kondisi santai dan menyenangkan, 5) Kunjungan pers (facility pers) untuk
memperjelas berita yang dibuat dengan mengunjungi perusahaan, 6) Press Calls
ialah penyampaian informasi berita melalui telepon, 7) Media Briefing, kegiatan PR
memberikan penjelasan singkat kepada jurnalis, 8) Press Releases, berita yang
disusun organisasi yang menggambarkan kegiatan. (Darmastuti, 2012:181-183).

HASIL DAN PEMBAHASAN


Publikasi bagi sebuah organisasi khususnya Pemda Purwakarta merupakan suatu
keharusan yang dilakukan untuk menunjang kelancaran dalam pelaksanaan
setiap program dinas yang ada. Publikasi dilakukan dengan target para pegawai
atau siapapun yang terkait dengan Pemda Purwakarta serta masyarakat luas baik
masyarakat Kabupaten Purwakarta maupun luar Kabupaten Purwakarta.
Luasnya jangkauan publikasi inilah yang membuat publikasi dirasa penting untuk
dilakukan.
Program dinas sebagai objek yang digunakan dalam publikasi ini
merupakan sebuah turunan dari kebijakan-kebijakan yang ada di Pemda
Purwakarta, dengan kata lain program ini merupakan suatu cara dalam
mengimplementasikan kebijakan-kebijakan tersebut. Pelaksanaan publikasi yang
optimal tidak lain didukung dengan adanya kerjasama dengan media, karena
dengan keberadaan media, publikasi tidak hanya dilakukan oleh pihak-pihak
terkait dalam lingkup Pemda Purwakarta saja sehingga program yang di
informasikan keluar bisa tersebar dengan luas.
Pemda Purwakarta tentu menginginkan setiap konten yang disebarluaskan
sesuai dengan program yang sudah ditentukan, karena bukan hal yang tidak
mungkin ketika media mempublikasikan suatu hal yang tidak sesuai dengan apa
yang dimaksud Pemda Purwakarta. Kerjasama antara Pemda Purwakarta dengan
media ini tentu tidak selalu berjalan dengan lancar, ada saja hal kecil yang bisa
mengubah konten yang dipublikasikan.
Mengingat hal itu, perlu adanya suatu pendekatan yang dilakukan Pemda
Purwakarta terhadap media agar dapat menciptakan hubungan yang harmonis
antara keduanya. Pendekatan tersebut bisa dilakukan dengan pendekatan
informal, yang mana pendekatan dilakukan secara santai dengan tujuan yang jelas
adanya. Hal ini Pemda Purwakarta wujudkan dengan adanya kegiatan media
relations melalui pendekatan informal.
Pemda Purwakarta merasa bahwa sesuatu hal yang dilakukan dengan santai
akan menimbulkan hal yang berbeda seperti adanya rasa nyaman, atau
berkurangnya rasa tidak enak atau canggung dalam komunikasi tersebut.
Tabligh: Jurnal Komunikasi dan Penyiaran Islam Vol. 3 No. 2 (2018) 20-39 27
Putri Vidiarti, Atjep Muhlis1, Abdul Rasib

Mengandalkan kenyamanan tersebut, Pemda Purwakarta berharap bahwa setiap


media yang sudah atau akan bekerjasama dapat memberikan hal yang diinginkan
oleh Pemda Purwakarta.
Hasil penelitian ini membahas mengenai bagaimana media relations dalam
mempublikasikan program dinas melalui pendekatan informal dilihat dari
perencanaan, implementasi dan evaluasi.
Perencanaan Media Relations dalam Mempublikasikan Program
Kedinasan melalui Pendekatan Informal
Penyusunan perencanaan yang dilakukan Pemda Purwakarta dipusatkan kepada
Diskominfo (Dinas Komunikasi dan Informatika) sebagai dinas yang
berhubungan dengan kegiatan media relations dan publikasi. Secara umum
Diskominfo melakukan sebuah perencanaan didasarkan pada komunikasi yang
baik. Adanya komunikasi tersebut tentu akan memudahkan Pemda Purwakarta
dalam mempublikasikan program kedinasan yang ada, karena telah adanya
hubungan yang harmonis sebagai hasil dari adanya kegiatan media relations melalui
pendekatan informal. Beberapa perencanaan yang dilakukan yaitu:
Pertama, memetakan program dinas yang akan dipublikasikan. Rencana ini
bertujuan agar setiap konten yang akan dipublikasikan jelas adanya atau
menghindari keambiguan terhadap konten, selain itu agar para awak media
khususnya wartawan mengetahui seluk beluk program dinas yang akan
dipublikasikan. Program dinas tersebut yaitu: 1) program gempungan di buruan
urang lembur merupakan program pelayananan masyarakat yang dilaksanakan
dengan tujuan memberikan pelayanan secara langsung (pelayanan jemput bola)
kepada masyarakat Purwakarta, tidak lagi warga yang mendatangi dinas-dinas
terkait tetapi para petugas dinas yang datang kepada masyarakat untuk
memberikan pelayanan, seperti memberikan pelayanan program KB dari Dinas
Kesehatan kepada ibu-ibu setempat, pembuatan dokumen kependudukan, izin
usaha dan lain sebagainya. 2) Program tujuh poe atikan, merupakan upaya
Pemda Purwakarta khususnya Bupati, kang Dedi Mulyadi dalam upaya
menumbuhkan kembali budaya lokal serta mengajak masyarakatnya untuk
mengenal, mencintai dan memegang teguh kearifan lokal khas Purwakarta.
Pendidikan merupakan fokus dari program tujuh poe atikan ini, yang mana
setiap harinya ada program-program khusus terkait pendidikan tersebut, sesuai
dengan gambar berikut:

28 Tabligh: Jurnal Komunikasi dan Penyiaran Islam Vol. 3 No. 2 (2018) 20-39
Peran Media Relations dalam Mempublikasikan Program Kedinasan melalui Pendekatan Informal

Sumber: Google
Gambar 1. Tujuh Poe Atikan
3) Program bidan desa, adalah program pelayanan masyarakat dengan cara
menempatkan bidan-bidan ke berbagai desa yang ada di Kabupaten Purwakarta.
4) Program Isbat Nikah atau nikah massal.
Kedua, membentuk hubungan personal dengan media. Keefektifan dalam
membentuk hubungan personal ini membuat Pemda Purwakarta melakukan
setiap kegiatan yang ada yaitu secara personal dengan pendekatan Informal.
Hubungan personal yang berarti kita masuk ke dalam kehidupan pribadinya ini,
membuat kita tahu apa yang sedang terjadi, apa yang sedang diinginkan oleh
wartawan, atau kita dapat mengetahui situasi dan kondisi wartawan, sedangkan
informalnya berarti kita dapat menghilangkan rasa canggung saat melakukan
komunikasi dan lebih jauh kita dapat merasakan rasa kekeluargaan dengan setiap
elemen yang ada, baik internal maupun eksternal. Hubungan personal yang
dilakukan Pemda Purwakarta diantaranya dengan menghilangkan skat antara
atasan dan bawahan, serta membuat grup Whatsapp yang berisi wartawan-
wartawan untuk memudahkan proses komunikasi.
Ketiga, mengelola relasi. proses mengelola relasi yang dilakukan oleh
Pemda Purwakarta yaitu dengan membentuk kerjasama secara resmi atau tertulis
dengan pihak eksternal yang diperkuat dengan komunikasi yang baik, karena
dengan komunikasi yang baik kita dapat mengetahui apa yang diinginkan oleh
pihak eksternal seperti media dan wartawan, hingga akhirnya kita dapat
menyesuaikan dan terciptalah hubungan yang baik dengan media tersebut.
Keempat, memberikan pelayanan dan fasilitas kepada media. Pemda
Purwakarta memberikan pelayanan dengan cara memberikan apa yang media
butuhkan. Pemenuhan kebutuhan media bisa dalam bentuk informasi,
pemberian fasilitas sebuah tempat yang nyaman dilengkapi dengan pemasangan
wifi dan snak atau kopi yang bisa didapatkan di dapur Diskominfo. Kelima,
proses koordinasi pemberitaan. sistem koordinasi yang dilakukan Pemda
Purwakarta dibagi menjadi beberapa tahap, yaitu dimulai dari content writer atau
penulis konten, lalu ke editor, selanjutnya dikirim ke admin baru ke jurnalis.
Tabligh: Jurnal Komunikasi dan Penyiaran Islam Vol. 3 No. 2 (2018) 20-39 29
Putri Vidiarti, Atjep Muhlis1, Abdul Rasib

Tahapan ini dijadikan alur yang senantiasa dilakukan oleh Diskominfo Pemda
Purwakarta guna menghasilkan berita yang bagus.
Keenam, pelatihan jurnalistik. pelatihan jurnalistik ini dirasa penting dalam
kinerja para jurnalis dalam membuat sebuah konten berita yang akhirnya
berkaitan dengan image dari Pemda Purwakarta. Pelatihan ini pun dijadikan
ajang sharing antara jurnalis terkait bagaimana menjadi seorang jurnalis yang
baik, ada simbiosis mutualisme dalam pelatihan ini, saling bertukar ilmu terkait
dunia jurnalistik.
Ketujuh, Kegiatan Media Relations Pemda Purwakarta melalui Pendekatan
Informal. Pada dasarnya kegiatan media relations yang dilakukan Pemda
Purwakarta dilakukan secara informal, artinya semua kegiatan dilakukan dengan
santai, dikemas tidak formal dan terlihat lebih menarik guna menimbulkan
kedekatan dengan media. Adapun kegiatan media relations yang dimaksud, sebagai
berikut: 1) Personal Contact dan Press Call. Kontak pribadi yang dilakukan para
jurnalis Pemda Purwakarta untuk berhubungan dengan jurnalis dari media luar
menggunakan handphone dengan membentuk grup whatsapp (press calls).
Kegiatan kontak pribadi ini memang dilakukan secara informal agar hubungan
yang tercipta tidak terkesan kaku, selain itu karena hubungan yang dilakukan
antara pihak dinas dengan media bisa dibilang setiap saat jadi kontak pribadi ini
lebih simpel, mudah dan cepat. 2) Press Release merupakan kegiatan media relations
berupa naskah berita yang dibuat Diskominfo dalam tugas humas lalu diberikan
kepada para wartawan. Diskominfo dalam memberikan release kegiatan program
dinas dilakukan dengan cara mengirim release ke grup whatsapp yang sudah
dibuat sebelumnya, sehingga semua wartawan yang bergabung dapat menerima
release secara serempak, selain itu cara ini memudahkan wartawan sehingga
wartawan tidak harus menemui bagian Diskominfo untuk mendapatkan release
tersebut. 3) Press Conference menjadi salah satu kegiatan media relations yang
dilakukan dengan cara mengundang para wartawan dan media. Press Conference
atau Konferensi pers merupakan sebuah pertemuan para jurnalistik yang sengaja
berkumpul untuk mendapatkan informasi yang berhubungan dengan topik–topik
yang sedang hangat dibicarakan (Jefkins, 1992:119). Konferensi pers yang
dilakukan Pemda Purwakarta biasanya berlangsung sebelum program dinas
dilaksanakan maupun sesudahnya. Hal ini lebih menyesuaikan berdasarkan
keinginan dan kebutuhan dari Pemda Purwakarta. Mengundang wartawan
sebelum program dinas ini berlangsung bertujuan untuk meminta masukan atau
saran terkait konsep yang ingin dilaksanakan dalam pelaksanaan program dinas
tersebut, sedangkan undangan sesudah program dinas berlangsung lebih ke
publikasi bagaimana rangkaian kegiatan program dinas tersebut. 4) Press Interview
atau wawancara media merupakan salah satu kegiatan media relations yang
dilakukan Pemda Purwakarta. Para wartawan dan media bisa melakukan
wawancara kepada narasumber ketika rangkaian kegiatan program dinas telah
30 Tabligh: Jurnal Komunikasi dan Penyiaran Islam Vol. 3 No. 2 (2018) 20-39
Peran Media Relations dalam Mempublikasikan Program Kedinasan melalui Pendekatan Informal

selesai dilaksanakan. 5) Press Ghattering atau jamuan pers merupakan kegiatan


media relations yang dilakukan dengan mengadakan pertemuan informal guna
menciptakan hubungan yang baik dengan media. Diskominfo senantiasa
memberikan jamuan-jamuan kecil kepada para wartawan yang datang ke Pemda
Purwakarta. 6) Media Fasilitator, sebagai jembatan atau penghubung antara pihak
wartawan dan media dengan pihak dinas. Media fasilitator disini berarti pihak
dinas memberikan fasilitas-fasilitas kepada pihak wartawan dan media seperti
posko tempat kumpul, wifi, listrik untuk charger dan lain sebagainya. 7) Media
Visit merupakan kegiatan mengunjungi kantor media. Kunjungan dari media
tersebut untuk mempelajari bagaimana proses, langkah-langkah dalam
pengelolaan media. 8) Media Entertainment. Kegiatan media relations yang dikemas
secara menghibur. Pemda Purwakarta khususnya wartawan dan staff Diskominfo
selalu melakukan kegiatan ini dengan cara main futsal bareng, makan-makan
bareng, sampai berlibur bersama dengan wartawan atau media luar. Tidak ada
jadwal khusus yang direncanakan oleh pihak wartawan dinas maupun luar dinas,
namun kegiatan ini cukup sering dilaksanakan seiring dengan kebutuhan para
wartawan untuk melepas penat kehidupan.
Implementasi Media Relations dalam Mempublikasikan Program
Kedinasan melalui Pendekatan Informal
Implementasi rencana atau disebut dengan penjabaran dari perencanaan yang
telah ditetapkan, merupakan penjelasan mengenai bagaimana proses dalam
menerapkan setiap rencana tersebut. Proses dalam penerapan itulah yang
menentukan keberhasilan dalam penerapan setiap rencana yang ada. Tahap
implementasi ini pun merupakan tahap kontrol dalam penerapan sebuah
rencana. Mengontrol pelaksanaan kegiatan yang direncanakan menjadi hal yang
penting guna menjaga kestabilan dalam proses pelaksanaan tersebut.
Pemda Purwakarta dalam mengimplementasikan perencanaan dilakukan
dengan cara yang santai sesuai dengan kebiasaan yang dilakukannya. Santai disini
bukan berarti leha-leha atau sampai mengabaikan setiap pelaksanaan kegiatan
yang ada, tapi lebih dari itu santai disini hanya sebatas pendekatannya saja, simpel
namun tetap pada jalur dan alur yang sudah ditentukan. Ada dua hal yang
menjadi acuan Pemda Purwakarta dalam menerapkan dan mengontrol kegiatan
yang sudah direncanakan, yaitu:
Pertama, Implementasi dengan Komunikasi Persuasif. Komunikasi
persuasif merupakan salah satu cara dalam membujuk audiens agar sesuai dengan
apa yang kita inginkan, sesuai dengan komunikasi persuasif itu sendiri diartikan
sebagai komunikasi yang dilakukan sebagai ajakan atau bujukan agar mau
bertindak sesuai dengan keinginan komunikator (Barata, 2003:70). Pemda
Purwakarta menerapkan dan mengontrol setiap perencanaan kegiatan yang ada

Tabligh: Jurnal Komunikasi dan Penyiaran Islam Vol. 3 No. 2 (2018) 20-39 31
Putri Vidiarti, Atjep Muhlis1, Abdul Rasib

didasarkan dengan komunikasi persuasif yang baik. Hal ini didasarkan pada
kebutuhan makhluk hidup yang tidak bisa lepas dari komunikasi. Komunikasi
yang baik sangat menunjang dalam keberhasilan pencapaian tujuan dari setiap
program. Komunikasi yang baik juga dapat membujuk atau mengarahkan
target/lawan bicara kita agar sesuai dengan apa yang kita inginkan, yang mana ini
merupakan komunikasi persuasif. Informan Farid mengungkapkan sebagai
berikut:
Kita tuh harus masuk ke sisi psikologisnya lawan bicara kita, kalo sisi
psikologisnya udah masuk atau udah kena bakal gampang kesananya, mau
gimana-gimana juga. (Hasil wawancara pada tanggal 07 Maret 2018)
Menurut informan Farid bahwa sisi psikologis atau kehidupan pribadi dari
lawan bicara dalam hal ini wartawan merupakan kunci utama agar bisa
mengontrol wartawan tersebut. Pihak Diskominfo bisa mengarahkan wartawan
untuk mempublikasikan setiap program dinas yang ada dengan konten yang
sesuai dengan apa yang diinginkan Pemda Purwakarta.
Komunikasi persuasif ini dilakukan dengan cara memanfaatkan kemajuan
teknologi komunikasi, yaitu melalui jaringan internet baik itu media sosial,
smartphone, dan lain sebagainya. Pemanfaatan dari jaringan internet ini dilihat dari
tingginya penggunaan serta adanya daya tarik lain yang membuat komunikasi
persuasif lebih mudah untuk diterapkan. Informan Farid mengungkapkan
sebagai berikut:
Kita berkomunikasi lewat grup whatsapp aja soalnya sekarang banyak yang
pake itu terus lebih mudah, simple dan irit. (Hasil wawancara pada tanggal
07 Maret 2018)
Berdasarkan hasil penelitian, komunikasi persuasif ini dilakukan dengan
melihat bagaimana target atau audiens, baik itu dari jenis kelamin, umur dan
geografisnya (tempat domisili audiens), dan bagaimana pula kebutuhan yang
sedang diinginkan oleh audiens saat itu perlu diperhatikan, sehingga pesan
komunikasi persuasif yang disampaikan dapat tersampaikan dengan baik.
Intinya implementasi dengan komunikasi persuasif ini lebih menekankan
pada penguasaan kondisi audiens yang mengambil peran penting dalam
pelaksanaan perencanaan. Menyesuaikan dengan kondisi audiens tentu akan
memudahkan dalam penerapan perencanaan agar sesuai dengan tujuan-tujuan
yang akan dicapai.
Kedua, Koordinasi dengan pihak terkait. Hal ini dilakukan agar setiap
perencanaan dapat dilakukan sesuai dengan yang diharapkan. Koordinasi ini
dilakukan untuk mengontrol setiap elemen yang berperan dalam penerapan
perencanaan. Hal ini sesuai dengan tujuan koordinasi menurut (Siagian,
1993:110) yaitu untuk mencegah terjadinya perbedaan pendekatan dan
pelaksanaan, maksudnya dengan adanya koordinasi akan meminimalisir bahkan
menghilangkan adanya perbedaan yang tidak sesuai dengan tujuan perencanaan
32 Tabligh: Jurnal Komunikasi dan Penyiaran Islam Vol. 3 No. 2 (2018) 20-39
Peran Media Relations dalam Mempublikasikan Program Kedinasan melalui Pendekatan Informal

Ketiga, Pengelolaan konten. Hal ini perlu dilakukan guna mengontrol


konten yang akan dipublikasikan. Pengertian pengelolaan menurut (Adisasmita,
2011:22) bahwa dalam pengelolaan ada fungsi manajemen seperti pengarahan
dan pengawasan. Pengelolaan konten adalah bagian inti dari implementasi
perencanaan kegiatan media relations. Pengelolaan sebuah konten ini dilakukan
agar berita yang nantinya akan dikonsumsi publik merupakan berita yang sudah
sesuai dengan apa yang diarahkan oleh Pemda Purwakarta, setidaknya konten
sesuai dengan data konkret dari setiap program dinas yang dilakukan.
Ketiga, Mengacu pada peraturan yang disepakati. Peraturan yang telah
disepakati tersebut merupakan dasar dan alat kontrol dalam pelaksanaan
perencanaan tersebut. Peraturan sebagai dasar ini berarti peraturan dijadikan
acuan atau pedoman dalam pelaksanaan program, sehingga pelaksanaan program
dapat sesuai dengan tujuan yang akan dicapai, sedangkan sebagai alat kontrol,
tidak jauh dari peraturan sebagai dasar atau pedoman, hanya saja lebih
menekankan pada bagaimana seseorang harus bertingkah laku atau bertindak.
Tindakan yang tidak sesuai atau menyimpang dari peraturan yang ada akan
mendapatkan sanksi sesuai dengan peraturan tersebut. Informan Ajat Soedrajat
mengungkapkan sebagai berikut:
Selama melakukan program semuanya disesuaiin sama aturan, soalnya
setiap program pasti ada aturan-aturan biar pelaksanaannya sesuai terus
gak kemana-mana. selain itu adanya peraturan agar meminimalisir
penyimpangan-penyimpangan yang dimungkinkan muncul pada
pelaksanaan progam. (Hasil wawancara pada tanggal 07 Maret 2018)
Menurut informan Ajat Soedrajat, Pemda Purwakarta menerapkan adanya
aturan-aturan dalam setiap pelaksanaan ini berdasarkan kebutuhan dari Pemda
Purwakarta. Merasa perlunya akan peraturan tersebut, Pemda Purwakarta
menjadikan peraturan sebagai hal yang harus ada dan ditaati, baik oleh pihak
Pemda Purwakarta maupun pihak lain yang berkaitan dengan pelaksanaan
Program atau kegiatan yang sudah direncanakan sebelumnya, tentu hal ini
dilakukan untuk tercapainya tujuan dari setiap perencanaan dengan baik.
Informan Suhandi mengungkapkan sebagai berikut:
Adanya aturan yang disepakati ini jadi bikin keduanya bekerja sesuai
jalurnya masing-masing, gak ada pekerjaan yang tumpang tindih, juga
ngurangin terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan. (Hasil wawancara pada
tanggal 07 Maret 2018)
Menurut informan Suhandi bahwa kesalahan yang akan terjadi dalam
dunia kerja terkait hubungan media dan Pemda Purwakarta dalam
mempublikasikan program dinas ini bisa diminimalisir dengan mengikuti
peraturan atau aturan-aturan dalam bekerja, bekerja fokus sesuai dengan tugas
masing-masing akan mempermudah dan mempercepat pekerjaan itu selesai,

Tabligh: Jurnal Komunikasi dan Penyiaran Islam Vol. 3 No. 2 (2018) 20-39 33
Putri Vidiarti, Atjep Muhlis1, Abdul Rasib

begitu pun dengan yang diungkapkan Informan Maksum Kosasih:


Yaa kesalahan dalam bekerja pasti ada aja namanya juga manusia, api itu
bisa dikurangin kalau mereka kerjanya sesuai, gak neko-neko. (Hasil
wawancara pada tanggal 07 Maret 2018)
Melakukan pekerjaan yang tidak sesuai dengan tugasnya akan membuat
pekerjaan utamanya lebih lama terselesaikan, bahkan akan membuat kekacauan
atau kesalahan dalam bekerja, hal ini menegaskan akan pentingnya bekerja sesuai
dengan tugas dan fungsinya dengan menaati peraturan yang telah disepakati, hal
ini ditegaskan kembali oleh Informan Iqbal yang mengungkapkan sebagai
berikut:
Enak kalo kerja sesuai dengan tugasnya mah, gak bikin cape. (Hasil
wawancara pada tanggal 07 Maret 2018)
Implementasi dari perencanaan yang sudah ditentukan akan terasa mudah
dan sesuai dengan harapan ketika segala sesuatunya dilaksanakan berdasarkan
aturan yang ada, dengan kata lain aturan yang disepakati merupakan salah satu
upaya yang dilakukan Pemda Purwakarta untuk mempermudah implementasi
perencanaan agar sesuai dengan tujuan yang telah ditentukan.
Evaluasi Media Relations dalam Mempublikasikan Program Kedinasan
melalui Pendekatan Informal
Evaluasi merupakan tahap akhir dalam proses media relations, yang dilakukan
sebagai tolak ukur dalam pencapaian tujuan program dinas. Tahap evaluasi ini
bisa melihat apa yang kurang dan apa yang sudah sesuai dengan perencanaan
dan implementasi sebelumnya. Tahap evaluasi yang dilakukan Pemda
Purwakarta didasarkan pada tiga kegiatan yaitu:
Pertama, Evaluasi internal. Evaluasi disini diartikan sebagai pembenahan
terkait apa yang sudah dilakukan dan apa yang akan dilakukan oleh Pemda
Purwakarta ke depannya. Evaluasi internal penting dilakukan untuk mengetahui
bagaimana pelaksanaan kegiatan media relations yang sudah direncanakan.
Menurut (Sanders & Sullins, 2006:9) mengemukakan bahwa suatu evaluasi
internal, yang diadakan secara internal oleh staf yang bekerja pada program
tersebut, biasanya berkembang secara alami.Dilakukan pengecekkan apakah
pelaksanaan kegiatan media relations tersebut sesuai atau tidak dengan
perencanaan, apabila tidak perlu dilakukannya pembenahan lebih lanjut sampai
akhirnya dapat sesuai dengan apa yang sudah direncanakan, dan apabila sudah
sesuai perlu dilakukan pembenahan untuk kegiatan media relations yang lebih baik
lagi.
Pelaksanaan evaluasi internal ini dilakukan seminggu sekali atau sebulan
sekali sesuai dengan selesainya pelaksanaan perencanaan. Adapun pihak-pihak
internal yang ikut serta dalam evaluasi internal ini tidak lain bidang pemberitaan,
bidang monitoring media, para wartawan internal dan lain sebagainya.
34 Tabligh: Jurnal Komunikasi dan Penyiaran Islam Vol. 3 No. 2 (2018) 20-39
Peran Media Relations dalam Mempublikasikan Program Kedinasan melalui Pendekatan Informal

Kedua, Mengadakan klarifikasi terkait kesalahan dengan media. Upaya itu


dilakukan dengan pendekatan informal agar Pemda Purwakarta mengetahui
secara detail apa yang terjadi, dan kenapa bisa terjadi. Informan Farid
mengungkapkan sebagai berikut:
Kalo misalnya ada kesalahan dalam proses publikasi oleh media, kita
selesaikan dengan cara baik-baik, minta klarifikasi aja, terus minta buat
benerin kesalahan itu. (Hasil wawancara pada tanggal 07 Maret 2018)
Pemda Purwakarta dalam melakukan klarifikasi kesalahan media tidak
dilakukan dengan menggunakan hak jawab yaitu kegiatan membalas berita dari
sebuah media, namun ada upaya lain yang dilakukan Pemda Purwakarta terkait
kesalahan dalam publikasi program dinas yang sudah tersebar dengan nilai berita
negatif, yaitu dengan meminta klarifikasi kepada wartawan yang bertanggung
jawab dengan berita tersebut.
Klarifikasi yang diminta kepada wartawan yang melakukan kesalahan itu
pun dilakukan dengan dua cara yaitu secara personal dan dengan meminta
bantuan pihak ketiga. Klarifikasi secara personal yaitu dengan mengajak ngobrol
atau ngopi kepada wartawan tersebut di kantor Diskominfo. Isi obrolan yang
dilakukan yaitu mulai dari hal yang umum, pribadi sampai pada obrolan dengan
menyampaikan maksud dan tujuan awal yakni meminta klarifikasi terkait berita
yang dipublikasikan, selanjutnya meminta wartawan tersebut untuk naikin berita
yang bisa menutup kesalahan sebelumnya. Klarifikasi cara kedua yaitu dengan
meminta bantuan orang ketiga. Klarifikasi dengan meminta bantuan Orang
ketiga ini ada sebagai hasil dari baiknya hubungan setiap wartawan yang ada,
sehingga wartawan dinas memanfaatkan hal tersebut dalam menyelesaikan
permasalahan yang ada. Cara yang dilakukan dengan meminta bantuan orang
ketiga ini yaitu wartawan dinas meminta bantuan kepada wartawan lain untuk
menanyakan kepada wartawan yang memberitakan negatif program dinas
tersebut.
Proses evaluasi terkait kesalahan media ini pun dilakukan agar tidak terjadi
di kemudian hari. Hal ini dirasa penting karena berkaitan dengan kerja media
yang mempublikasikan kepada publik, yang mana dengan adanya kesalahan yang
tidak diklarifikasi akan membuat image Pemda Purwakarta sesuai dengan isi
publikasi yang tidak sesuai itu. Bentuk kegiatan ini selain meluruskan publikasi
yang kurang tepat oleh pihak media, juga sebagai bahan evaluasi Pemda
Purwakarta terkait penyelenggaraan program dinas serta evaluasi hubungan
dengan media, sehingga ke depannya mejadi lebih baik lagi.
Ketiga, Bekerjasama membuat media monitoring. Media monitoring ini
dilakukan dengan cara memantau atau melihat hasil dari proses publikasi
program dinas yang dilakukan Pemda Purwakarta dan media. Media monitoring
ini merupakan sebuah sistem yang digunakan untuk melihat sejauh mana

Tabligh: Jurnal Komunikasi dan Penyiaran Islam Vol. 3 No. 2 (2018) 20-39 35
Putri Vidiarti, Atjep Muhlis1, Abdul Rasib

penyebaran informasi mengenai Purwakarta salah satunya program dinas


Purwakarta. Pentingnya mengetahui hal ini sebagai acuan ke depannya, karena
dengan media monitoring ini kita akan mengetahui top isu Purwakarta, berita
yang tersebar kebanyakan negatif atau positif dan lain sebagainya.
Manfaat yang dirasa dari adanya media monitoring ini salah satunya
dengan mengetahui bagaimana sebaran informasi di media online, lebih banyak
berita negatif atau berita positif, mengetahui pula isu-isu apa yang sedang ramai
yang nantinya akan dibuat laporan sebagai bahan evaluasi Pemda Purwakarta.
Manfaat media monitoring ini pun membuat Pemda Purwakarta senantiasa
meningkatkan kinerja dalam kagiatan publikasi baik dalam tahap perencanaa,
implementasi dan evaluasi.
Media monitoring dilakukan dengan dua cara yaitu dengan menggunakan
aplikasi dan manual. Pemda Purwakarta menerapkan dua cara tersebut
dikarenakan adanya hasil yang berbeda dari keduanya. Media monitoring dengan
menggunakan aplikasi ini akan mendapatkan hasil yang cepat namun tidak
akurat, karena semua berita yang ada kata “Purwakarta” akan kemonitor oleh
aplikasi tersebut. Berbeda dengan media monitoring secara manual yang
prosesnya lama namun hasilnya lebih akurat. Hal ini dikatakan lebih akurat
karena yang bekerja bukan sebuah alat elektonik atau semacamnya tapi lebih ke
SDM (Sumber Daya Mausia) yang dipekerjakan, karena orang yang bekerja jadi
lebih bisa memilih dan memilah mana yang masuk ke pemberitaan Purwakarta
atau bukan.
Kedua cara yang berbeda dalam media monitoring ini dilakukan Pemda
Purwakarta untuk mengetahui sejauh mana penyebaran berita di Purwakarta,
yang mana hasil penyebaran tersebut akan jadi acuan untuk Pemda Purwakarta
dalam melakukan publikasi program kedinasan ke depannya. Hasil dari media
monitor ini dijadikan bahan evaluasi yang hasilnya akan mengarah pada
bagaimana persiapan Diskominfo dalan meningkatkan publikasi progam dinas
bersama media. Brifing yang dilakukan Pemda Purwakarta selain untuk
mempersiapkan program yang akan dilaksanakan selanjutnya juga sebagai ajang
sharing terkait apa yang menjadi kendala dan mencari bagaimana solusi yang
akan dicapai guna menempuh publikasi program dinas yang lebih baik lagi.
Keempat, Mengupdate database media. Kegiatan ini dilakukan agar
hubungan dengan media bisa terkontrol dan berjalan lebih lama lagi, selain itu
mengupdate database media ini dirasa penting agar pihak Pemda Purwakarta
mengetahui identitas jelas dari semua media yang bekerjasama dengan Pemda
Purwakarta. Banyaknya media yang bekerjasama dengan Pemda Purwakarta
mengharuskan adanya evaluasi media-media tersebut. Evaluasi ini bertujuan
selain mengetahui kinerja media juga untuk memotivasi setiap media agar
senantiasa bekerja optimal dalam mempublikasikan setiap program kedinasan,
agar dapat menjaga ritme pekerjaan antara media dengan Pemda Purwakarta.
36 Tabligh: Jurnal Komunikasi dan Penyiaran Islam Vol. 3 No. 2 (2018) 20-39
Peran Media Relations dalam Mempublikasikan Program Kedinasan melalui Pendekatan Informal

Informan Iqbal mengungkapkan sebagai berikut:


Menyusun kembai data-data media memang diperlukan, agar kita tau siapa
saja yang menjadi temen dekat dan biasa saja. (Hasil wawancara pada
tangga 07 Maret 2018)
Menurut informan Iqbal bahwa dilakukannya mengupdate database media
ini yaitu untuk memperjelas mana saja yang menjadi kerabat dekat dalam artian
media yang bekerjasama dengan Pemda Purwakarta tentu memiliki hubungan
yang lebih akrab daripada media yang tidak bekerjasama. Media-media yang
bekerjasama dengan Pemda Purwakarta sedikitnya mengetahui bagaimana
kebiasaan atau hal yang menjadi ciri dari Pemda Purwakarta yang tidak diketahui
oleh media lain, sehingga hal ini akan mempermudah dalam menyamakan
persepsi terkait pemaparan program dinas yang akan dipublikasikan, selain itu
mengupdate media juga bertujuan untuk memfilter media.
Memfilter atau memilih media sebagai pihak eksternal yang akan
bekerjasama dengan Pemda Purwakarta mejadi tujuan selanjutnya dari kegiatan
evaluasi mengupdate database media, hal ini dilakukan karena dirasa penting
untuk menyaring mana media yang memiliki kualitas yang bagus mana yang tidak
untuk bekerjasama dalam mempublikasikan program dinas.

PENUTUP
Upaya Pemda Purwakarta dalam menjaga hubungan baik dengan media
dilakukan dengan adanya kegiatan media relations melalui pendekatan informal.
Hal ini bertujuan agar hubungan keduanya lebih santai, dan nyaman, sehingga
memudahkan Pemda Purwakarta dalam memasukkan maksud dan tujuannya
terkait publikasi program dinas. Berdasarkan pembahasan, ada beberapa proses
media relations yang menunjang dalam menjaga hubungan baik dengan media,
diantaranya:
Perencanaan Media Relations dalam Mempublikasikan Program Kedinasan
melalui Pendekatan Informal dilakukan dengan cara: Pertama, memetakan
program dinas guna mempermudah media dalam memahami rangkaian program
yang akan dipublikasikan. Kedua, membentuk hubungan personal dengan media
untuk menghilangkan kekakuan dalam proses komunikasi. Ketiga, mengelola
relasi dengan tujuan agar hubungan yang tercipta antara pihak dinas dan media
menjadi lebih jelas dan teratur.
Keempat, memberikan pelayanan dan fasilitas kepada media sebagai upaya
memenuhi kebutuhan para wartawan dan media. Kelima, proses koordinasi berita
yang dilakukan untuk mempermudah dan mempercepat pembuatan berita.
Keenam, pelatihan jurnalistik guna menciptakan para wartawan yang memiliki
integritas dan profesionalitas yang tinggi. Ketujuh, kegiatan media relations sebagai
rangkuman dari perencanaan-perencaan sebelumnya yaitu, personal contact atau
Tabligh: Jurnal Komunikasi dan Penyiaran Islam Vol. 3 No. 2 (2018) 20-39 37
Putri Vidiarti, Atjep Muhlis1, Abdul Rasib

press calls, press release, press conference, press interview, press gathering, media fasilitator,
media visit, dan media entertainment. Perumusan perencanaan ini dilakukan karena
dianggap efektif atau sesuai dengan apa yang diharapkan Pemerintah Daerah
Purwakarta.
Implementasi Media Relations dalam Mempublikasikan Program Dinas
melalui Pendekatan Informal, dilakukan dengan cara: Pertama, dilaksanakan
berdasarkan komunikasi persuasif dengan tujuan agar media atau para wartawan
lebih mudah dibujuk yang hasilnya sesuai dengan tujuan yang direncanakan.
Kedua, koordinasi dengan pihak terkait yang bertujuan untuk mengontrol
pelaksanaan perencaan agar sesuai dengan apa yang telah ditentukan.
Ketiga, pengelolaan konten yang dilakukan agar setiap konten yang akan
dipublikasikan sesuai dengan harapan Pemda Purwakarta. Keempat, mengacu pada
peraturan yang disepakati sebagai bentuk kontrol dalam pelaksanaan program.
Empat hal ini dikatakan efektif dilakukan namun kurang efisien karena
memerlukan waktu yang bisa ditentukan.
Evaluasi Media Relations dalam Mempublikasikan Program Dinas melalui
Pendekatan Informal, dilakukan dengan cara: Pertama, briefing internal yaitu
kegiatan evaluasi yang dilakukan dengan pihak internal terkait bagaimana proses
perencanaan yang telah dilaksanakan. Kedua, meminta klarifikasi terhadap
kesalahan media yang hasilnya dijadika n bahan evaluasi terkait hubungan antara
pihak dinas dan media sehingga tidak terjadi di waktu mendatang.
Ketiga, bekerjasama membuat media monitoring yang bertujuan untuk
mengetahui secara keseluruhan proses publikasi yang tersebar. Keempat,
mengupdate database media yang dilakukan untuk mengetahui secara jelas media
mana saja yang memiliki hubungan kerjasama. Empat hal ini dikatakan efektif
dilakukan namun kurang efisien karena memerlukan banyak waktu dan waktu
yang digunakannya pun tidak tentu.
Melihat bagaimana Pemda Purwakarta melakukan proses media relations ini,
ada beberapa hal yang akan disarankan oleh peneliti, diantaranya: Bagi
Pemerintah Daerah Purwakarta, disarankan agar lebih mendalami segala sesuatu
yang ada dalam ranah media relations, baik itu dalam segi manajerial, administrasi,
dan pola perencanaannya. Hal ini bertujuan agar setiap perencanaan media
relations yang akan diterapkan dapat lebih jelas, terarah dan teratur. Bagi
Mahasiswa. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi mahasiswa
terkait pembahasan ranah ilmu komunikasi mengenai media relations, lebih lanjut
mahasiswa dapat lebih memahami setiap bidang kajiannya yang akan
mempermudah dalam melakukan penelitian lanjutan.

DAFTAR PUSTAKA
Abdurrachman, Oemi. (1979). Dasar-dasar Public Relations. Bandung : PT Citra
Aditya Bakti.
38 Tabligh: Jurnal Komunikasi dan Penyiaran Islam Vol. 3 No. 2 (2018) 20-39
Peran Media Relations dalam Mempublikasikan Program Kedinasan melalui Pendekatan Informal

Adisasmita, Rahardjo. (2011). Pengelolaan Pendapatan dan Anggaran Daerah.


Yogyakarta:Graha Ilmu.
Andjani, Made Dwi. (2009). Media Relations sebagai Upaya Pembentuk Reputasi
Organisasi dalam Jurnal Sultan Agung Vol XLV, NO. 119.
Anggoro, Linggar. (2005). Teori dan profesi kehumasan. Jakarta:Bumi Aksara.
Barata, Atep Adya. (2003). Dasar-dasar Pelayanan Prima. Jakarta: Elex Media
Komputindo.
CB Meilady, & Indrawati Tamin. (2010). Pendekatan Informal Media Relations
PT. Indosat, Tbk dalam Membangun Hubungan Dengan Wartawan dalam
Jurnal Komunikologi, Vol 7, No. 1.
Farihanto, Muhammad Najih. (2014). Teman Tapi Mesra Hubungan Humas dan
Wartawan dalam Jurnal Komunikasi Profetik Vol 7, No. 2.
Darmastuti, Rini. (2012). Media Relations – Konsep, Strategi, dan Aplikasi.
Yogyakarta: Andi Offset.
Iriantu, Een. (2017). Dampak Ketergantungan Media Sosial pada Kalangan Dystopian
dan Utopian dalam Communicatus: Jurnal Ilmu Komunikasi, 1(1), 73.
Farihanto, Muhammad Najih. (2014). Teman Tapi Mesra Hubungan Humas dan
Wartawan, Jurnal Komunikasi Profetik Vol 7, No. 2.
Iriantara, Yosal. (2011). Media Relations Konsep, Pendekatan dan Praktik. Bandung:
Simbiosa Rekatama Media.
Iriantara, Yosal. (2005). Media Relations Konsep, Pendekatan dan Praktik. Bandung:
Simbiosa Rekatama Media.
Jefkins, Frank. (1992). Public Relations. Jakarta : Erlangga.
Partao, Zainal Abidin. (2006). Teknik Lobi dan Diplomasi Untuk Insan Public
Relations. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Ruslan, Rosady. (1997). Manajemen Public Relations dan Media Komunikasi, Konsepsi,
dan Aplikasi. Jakarta: Raja Grapindo Persada.
Ruslan, Rosady. (2005). Manajemen Public Relations dan Media Komunikasi, Konsepsi,
dan Aplikasi. Jakarta: Raja Grapindo Persada.
Ruslan, Rosady. (2006). Manajemen Public Relations dan Media Komunikasi, Konsepsi,
dan Aplikasi. Jakarta: Raja Grapindo Persada.
Sanders, J.R. & Sullins, C.D. (2006). Evaluating school programs. (3rd ed). Thousand
Oaks: Corwin Press.
Siagian. (1993). Manajemen Sumber daya Manusia. Jakarta: PT Bumi Aksara
Soemirat, Soleh dan Ardianto, Elvinaro. (2005). Dasar-dasar Public Relations.
Bandung : PT. Remaja Rosda karya.
Tondowidjojo, John. (2002). Dasar dan Arah Public Relations. Jakarta:
PT.Gramedia Widiasarana Indonesia.
Wardhani, Diah. (2008). Media Relations: Sarana Membangun Reputasi Organisasi.
Yogyakarta: Graha Ilmu.

Tabligh: Jurnal Komunikasi dan Penyiaran Islam Vol. 3 No. 2 (2018) 20-39 39

Anda mungkin juga menyukai