Modul 5 - Pengelolaan Identitas Dan Budaya Organisasi - Ervan Ismail - UMB EL 2021
Modul 5 - Pengelolaan Identitas Dan Budaya Organisasi - Ervan Ismail - UMB EL 2021
Pengelolaan
Identitas dan
Budaya
Organisasi
Model-model dalam
Membangun Identitas
05
Fakultas Ilmu Public Relations P051720020 Ervan Ismail, S.Sos., M.Si.
Komunikasi
Abstract Kompetensi
Dalam modul ini akan dibahas tentang Setelah membaca materi ini mahasiswa
model-model dalam membangun diharapkan mampu memahami dan
identitas corporate (The Dynamic menjelaskan model-model dalam
Corporate Identity Development Model) membangun identitas.
terdiri dari internal development dan
external development.
1. Internal Development
2. Konseptual
Pada tingkat ini, karyawan mulai mengerti tentang visi, misi, tujuan dan nilai-nilai organisasi
mereka. Selanjutnya diharapkan karyawan melakukan penerimaan terhadap identitas/
merek. Akan tetapi, adanya kemungkinan resistensi terhadap merek atau identitas baru dari
Proses penerimaan karyawan terhadap nilai-nilai baru organisasi dipengaruhi tingkat sikap
dan motivasi dari karyawan untuk melakukan perubahan. Tingkat terendah dimulai dari
skeptik sampai dengan evangelist seperti gambar sebagai berikut:
Low High
Sumber : Davis, Scott M.Dunn, Michael, “Building The Brand-Driven Business”, Jossey Bass
2002
Semakin ke kiri seperti arah panah maka tantangan untuk membangun nilai-nilai
baru akan semakin sulit untuk dilakukan. Tingkat motivasi dan moral terendah dari karyawan
(golongan yang skeptis) ditandai dengan ciri-ciri :
1) Sering mengatakan “itu tidak akan pernah berhasil”.
2) Secara aktif melakukan sesuatu untuk mencegah terjadinya perubahan;
3) Pola pikir yang cenderung memfokuskan pada “kami” dibandingkan “mereka” dan
melihat kehidupan sebagai permainan yang sia-sia
4) Tidak mempercayai bahwa membangun identitas bermanfaat dan tidak memandang
pengalaman stakeholder berinteraksi dengan organisasi sebagai sesuatu yang penting
Tugas PR untuk mengidentifikasi persentase seberapa jauh penerimaan karyawan yang
tergolong skeptis atau evangelis melalui metode riset. Hasilnya bisa dijadikan untuk dasar
2. External Development
A. Iklan
Iklan korporat terdiri dari empat jenis (Rhenald Kasali):
1) Public Relations Advertising, iklan ini agak mirip dengan pengumuman karena
ditujukan untuk memberi penjelasan. Bedanya dengan pengumuman biasa, iklan ini
ditujukan untuk membentuk suatu citra atau opini tertentu.
2) Institutional Advertising, iklan ini ditujukan untuk memperkuat citra perusahaan dan
meningkatkan awareness. Umumnya iklan seperti ini dikembangkan oleh
perusahaan besar yang menyisihkan anggaran yang besar. Iklan istitusi dapat
dikaitkan dengan peristiwa-peristiwa di dalam perusahaan maupun luar perusahaan,
seperti ulangtahun perusahaan, hari kemerdekaan atau hari nasional lainnya, acara
peresmian, peristiwa pembangunan, dan sebagainya.
3) Corporate Identity Advertising, iklan ini digunakan untuk menanamkan logo baru
perusahaan kepada publik. Logo adalah identitas, dan identitas adalah mengandung
sejumlah makna. Dengan menjelaskan makna logo seperti sikap perusahaan,
pelayanan, dan sejarah perusahaan, diharapkan dapat mempengaruhi pandangan
masyarakat. Iklan-iklan ini muncul bersamaan dengan kampanye melalui publikasi
dan tulisan di media massa ketika perusahaan mengganti logonya.
4) Recruitment Advertising, iklan ini ditujukan untuk menarik dan meyeleksi karyawan
baru sekaligus kesempatan untuk menjelaskan sesuatu tentang perusahaan yang
dapat membangun citranya.
B. Company Profile
Company Profile atau profil perusahaan adalah gambaran tertulis tentang sebagian fakta
perusahaan yang disajikan secara resmi. Perusahaan dapat mengontrol isi dari company
profile karena dapat memilih dan menseleksi data dan hal yang ingin disajikan keluar.
Karena company profile dapat digunakan untuk menanamkan citra melalui tulisan dan
21 Pengelolaan Identitas dan Budaya
7 Organisasi Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Ervan Ismail, S.Sos., M.Si.
gambar. Termasuk di antaranya menjelaskan dan menyebarluaskan tentang makna dari
corporate identity.
Filosopi, moto/slogan, sistem nilai, dan unsur identitas lainnya lebih memberi arti serta
halus jika disajikan dalam bentuk tulisan. Foto dan gambar yang ditampilkan dapat berupa
orang/SDM (top eksekutif, karyawan, frontliners, pendiri perusahaan dan sebagainya),
fasilitas (gedung/kantor, ruang kerja, mesin, armada, fasilitas, dan lain-lain), atau aktivitas
dalam perusahaan (operasional, rapat, kegiatan sosial, seni budaya, olahraga, dan lain-lain).
Company profile harus tampak bagus karena dapat direncanakan, diseleksi, dan dikirimkan
kepada sasaran yang sesuai karena bersifat resmi dan akurat dari suatu perusahaan.
Isi dari company profile merupakan media komunikasi dari unsur-unsur identitas
perusahaan yang menjadi alat “keterbukaan” (disclosure) perusahaan kepada pihak
eksternal. Umumnya company profile selalu menyediakan hal-hal di antaranya berupa :
1) Identitas Perusahaan.
Identitas perusahaan tidak hanya terbatas pada logo atau atribut fisik (eksterior/
interior bangunan, iklan, dan lain-lain), melainkan juga konsistensi pemilihan desain,
lay out, dan bahan cetakan (jenis kertas) karena itu semua mewakili image
perusahaan.
2) Budaya Perusahaan.
Budaya perusahaan merupakan dasar penting pembentukan Identitas perusahaan.
Maka company profile yang baik dapat menerjemahkan budaya perusahaan secara
konsisten.
C. Publisitas
Publisitas adalah penempatan berupa, tulisan, foto, atau tayangan visual yang sarat nilai
berita baik karena luar biasa, penting, atau mengandung unsur-unsur emosional,
kemanusiaan dan humor) secara gratis dan bertujuan untuk memusatkan perhatian
terhadap suatu tempat, orang, orang, atau suatu institusi yang biasanya dilakukan melalui
penerbitan umum.
Lawrence & Dennis L. Wilcox (pakar dari San Jose State University) juga menyatakan
publisitas sebagai informasi yang tidak perlu membayar ruang-ruang, namun di saat yang
sama tidak dapat dikontrol oleh individu/ perusahaan yang memberikan, sebagai akibatnya
informasi dapat mengakibatkan terbentuknya dan mempengaruhi orang banyak dan dapat
berakibat aksi - dimana aksi ini dapat menguntungkan atau merugikan saat informasi
dipublikasikan.
Bentuk-bentuk publikasi: berita rutin seperti pengumuman, pertemuan, konferensi,
pameran seni, pelatihan singkat, pernyataan perusahaan mengenai akusisi, perubahan,
D. Sponsorship
Pensponsoran merupakan pemberian dukungan keuangan atau bentuk-bentuk
dukungan lainya kepada pihak penerima agar keuangan si penerima tetap lancar atau
menjadi lebih kokoh. Dukungan biasana berupa uang, misalnya untuk hadiah,tapi bisa juga
berupa tropi atau intensif-intensif lainya. Pihak penerima sponsor bisa organisasi bisa juga
individu (Frank Jefkins).
PR seringkali memanfaatkan berbagai kegiatan untuk menyebarluaskan identitas
perusahaan karena lebih mudah untuk dilakukan daripada membuat kegiatan sendiri dan
fokus untuk memperkenal kan identitas seperti logo. Akan lebih bagus kalau PR melakukan
sponsorship kegiatan yang ada relevansinya dengan produk atau aktivitas perusahaan.
Kelompok-kelompok pensponsoran yang besar adalah sebagai berikut:
1) Sponsor untuk penerbitan buku dan publikasi-publikasi lainnya seperti misalnya peta.
2) Penyelenggaraan pameran-pameran yang bisa disponsori oleh asosiasi-asosiasi
perdagangan dan profesi,atau oleh surat kabar,atau pameran-pameran mengenai
suatu produk yang disponsori oleh perusahaan penghasil produk itu sendiri.
3) Sponsor pendidikan,dalam bentuk hibah,bantuan keuangan, beasiswa,dan tunjangan
dana riset.
4) Sponsor bagi ekspedisi-ekspedisi, eksplorasi ilmiah, pendakian gunung, perjalanan
keiling dunia dan petualangan-petualangan lainnya yang memiliki unsur publisitas
yang tinggi.
5) Sponsor olahraga.
6) Sponsor pagelaran seni,seperti pertunjukan music,pameran lukisan.
Tujuan Sponsorship:
1) Menciptakan atau mempertahankan nama baik.Salah satu tugas utama humas
adalah membangun nama baik perusahaan,baik di tingkat lokal,nasional,maupun
internasional.
2) Membangun citra perusahaan.Karakteristik,misi atau sifat-sifat positif dari
perusahaan,perlu juga diperkenalkan kepada masyarakat.
3) Identitas perusahaan.Pensponsoran bisa membantu suatu perusahaan untuk
memperkenalkan identitasnya kepada masyarakat,yakni dengan mengakrabkan logo
atau warna khas perusahaan kepada masyarakat.
4) Mengakrabkan nama perusahaan.Dalam suatu pensponsoran biasanya nama
perusahaan berulang-ulang disebutkan,apalagi dalam liputan media,termasuk di saat
reporter atau komentator melaporkan jalanya pertandingan,disaat pemberian hadiah
dan juga di saat mereka menyebut nama-nama peserta,maka momentum itu perlu
dimanfaatkan untuk mengakrabkan nama perusahaan di telinga masyarakat.
5) Menonjolkan keramahtamahan.Keramahtamahan dapat membuka banyak peluang
untuk memasyarakatkan nama perusahaan.Manajer pelaksananya dapat melakukan
hal ini melalui penyelenggaraan semacam acara jamuan untuk rekan-rekan bisnis.
6) Merangsang minat para wartawan untuk datang meliput.Cara yang sangat popular
selama ini adalah dengan menyediakan hadiah-hadiah untuk para wartawan yang
menulis,dengan kemampuan dan pengetahuannya secara maksimal,tentang bidang
usaha atau industri yang digeluti pihak sponsor.
Pensponsoran pertunjukan,acara atau kegiatan-kegiatan seni belakangan ini semakin
popular. Menurut sejarahnya,pensponsoran bermula dari penyediaan dana penunjang atau
patronase kepada para seniman dan musisi oleh kalangan pejabat istana,bangsawan atau
para dermawan kaya lainya.Sampai sekarang kita masih bisa melihat adanya pensponsoran
komersial untuk pagelaran konser musik, orchestra-orkestra simfoni,pameran-pameran seni
dan pertunjukan teater atau film. Namun,sebagian besar dana sponsor di dunia dewasa ini
mengalir ke kegiatan-kegiatan olahraga, terutama olahraga yang bersifat massif . Dukungan
ini terutama diberikan kepada cabang-cabang olahraga yang besar dan popular seperti
sepak bola,balap mobil dll. Pensponsoran jarang dilakukan secara berkesinambungan.Satu
sponsor biasanya diberikan dalam jangka waktu terbatas,dua atau tiga tahun.Dan para
E. Special Events
Ruslan (dalam Ardianto, 2009:103-104) mengemukakan, bahwa untuk
menyelenggarakan acara atau kegiatan khusus (special events), humas tersebut harus
mampu menarik perhatian dari publik terhadap perusahaan atau produk tertentu, yang ingin
ditampilkan melalui aktivitas special events itu sendiri. Dalam hal ini, maka kegiatan special
events dari Humas/PR tersebut akan mampu memuaskan bagi pihak-pihak lain yang terlibat
atau terkait untuk berperan-serta dalam suatu kesempatan pada acara khusus Humas, baik
untuk meningkatkan pengetahuan (knowledge), Kesadaran (awareness), upaya pemenuhan
selera (pleasure), dan menarik simpati atau empati sehingga mampu menumbuhkan saling
pengertian bagi kedua belah pihak. Pada akhirnya, kegiatan ini dapat menciptakan citra
(image) positif dari masyarakat atau publik sebagai target sasarannya.
Pengertian special events, pengertian dari special events menurut kalangan pakar
komunikasi/Humas (Ardianto, 2009:104) :
“A Special events is an event of which usually produce to gain favourable attention in
media for your client, your company or your product. It may also designed to convey a
specific message about your company: for example the fact of your company provides equal
employment opportunity, is a good place to work, is a sociality responsible corporate citizen,
is good neighbor, is interested in progress for woman, manufactures fine products, or is as
substansial taxprayers in community. A special event might also be product launch or a
product publicity event.”
Ciri-ciri khas dari fungsi Humas menurut Center dan Canfield (dalam Ardianto, 2009:104)
yaitu:
1) Menunjang kegiatan manajemen dalam pencapaian tujuan organisasi dan
menciptakan citra dan kepercayaan.
21 Pengelolaan Identitas dan Budaya
11 Organisasi Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Ervan Ismail, S.Sos., M.Si.
2) Membina hubungan yang harmonis antara organisasi dengan publiknya (publik
eksternal dan internal).
3) Menciptakan komunikasi dua arah timbal balik, yaitu menyebarluaskan informasi
melalui berbagai macam program acara dari organisasi kepada publik, dan
menyalurkan opini publik kepada organisasi.
4) Melayani keinginan publiknya, dan mampu menasihatkan pimpinan organisasi demi
tercapainya tujuan kebaikan bersama.
Sehubungan dengan penjelasan fungsi PR atau kehumasan tersebut di atas, dan jika
dikaitkan dengan kegiatan kehumasan dalam special events tersebut, maka fungsinya
adalah sebagai berikut:
1) Untuk memberikan informasi secara langsung (bertatap muka), dan mendapatkan
hubungan timbal balik yang positif dengan publiknya melalui program kerja atau
acara-acara yang sengaja dirancang, dan dikaitkan dengan event (peristiwa khusus)
dalam kegiatan serta program kerja kehumasan tertentu.
2) Sebagai media komunikasi dan sekaligus publikasi, dan pada akhirnya masyarakat
atau publik sebagai target sasarannya akan memperoleh pengenalan , pengetahuan,
dan pengertian yang mendalam. Diharapkan dari acara khusus tersebut dapat
tercipta citra positif terhadap perusahaan/lembaga, atau produk yang diwakilinya.
Kategori Special events (Ardianto, 2009:106) tersebut secara garis besar ada tiga jenis,
yakni:
1) Acara suatu peresmian
2) Acara peringatan tertentu
3) Acara komersial (Profit Making) atau non komersial (Social Community Relations)
Hal lain sebagai pendukung keberhasilan dalam pelaksanaan (action planning) special
events tersebut terkait dengan (Ardianto, 2009:107):
1) Penyusunan jadwal, mulai dari persiapan, pelaksanaan atau kegiatan dari special
events itu sendiri, dukungan dana (budget), fasilitas, personel (manajemen), serta
kemudian evaluasinya.
2) Personel yang terkait, bagaimana (how) kesiapan dari pengisi tim acara atau
penuntut acara (master of ceremony). Siapa (who) pengunjung yang hadir, dan
apakah terdiri dari para pembeli undangan, pejabat tinggi, atau eksekutif. Mungkin,
masyarakat umum, yang tanpa melalui undangan resmi atau cukup melalui
pengumuman tertentu, juga datang. Pihak sponsor, rekanan, atau business relations
dari lembaga atau instansi tertentu yang dirangkul untuk kerja sama. Kalangan
donatur, dermawan, dan perorangan yang disesuaikan dengan apa, mengapa, dan
bagaimana (What, Why, dan How) dari tujuan, maksud, dan tema dari special
events itu diselanggarakan oleh pihak humas dan pejabat humas tersebut.
Jefkins, Frank disempurnakan oleh Daniel Yadin. Public Relations. Edisi Kelima.
Terjemahan Haris Munandar, M.A. Jakarta: Penerbit Erlangga, 2003.