Anda di halaman 1dari 1

KATA PERDANA

Jembatan Mojokerto Sebanyak 12 pabrik gula membuat perkebunan semakin luas. Sungai biasa
tampaknya tidak dapat memenuhi kebutuhan air. Dengan itu, kanal-kanal baru
Di buku ini, kita akan menjelajahi jalur-jalur Jembatan di Mojokerto dari tiga atau dibuat. Mojokerto tidak berhenti berkembang. Semakin lama semakin banyak kanal
empat generasi lalu melalui cerita. Dengan tempo sesuai dengan zamannya, kita digali untuk kepentingan perkebunan tebu. Hasilnya, Mojokerto menjadi banyak
telusuri jembatan-jembatan ini dengan banyak cerita mulai tradisional hingga jembatan karena kanal banyak memisahkan beberapa tempat strategis. Saat
modern. Sering kita melewati jembatan tanpa ingin mengenalnya lebih dalam. mempertahankan kemerdekaan, jembatan-jembatan banyak diruntuhkan untuk
Berbeda dengan candi, gedung atau tempat lain yang memancing keingintahuan pertahanan pejuan dan memotong transportasi lapis baja Belanda. Setelah
banyak orang dalam menggali cerita. Dalam cerita jembatan Mojokerto ini, kita akan Indonesia merdeka, jembatan-jembatan banyak dibangun kembali dan banyak
bertemu dengan penduduk Mojokerto yang unik dari berbagai etnis dan kelas. Para jembatan baru yang dibuat. Semua menyimpan cerita asik dan unik.
pembaca dapat berkenalan juga dengan karakter-karakter Mojokerto yang lugas.
Pembaca pasti akan mendengar gaungan gema-gema dari masa lampau yang Foto lama dan Baru Jembatan di Mojokerto
masih terdapat di beberapa kawasan dan akan merasakan atmosfir dari jaman ke
jaman tentang Jembatan di Mojokerto Surabaya. Narasi dalam buku ini diilustrasi dengan foto-foto lama dan baru bergambar
pemandangan dan jembatan yang sedang diceritakan. Foto-foto lama era kolonial
Buku ini dapat pula sebagai buffer atau penyangga panduan wisata, dari sebuah hingga perjuangan kemerdekaan banyak memuat tentang jembatan di Mojokerto.
daerah yang belum pernah berambisi menjadi kota wisata. Dalam beberapa cerita Entah mengapa, setelah era tersebut saya sulit menemukan foto-foto di era 1950-
yang saya himpun, Mojokerto seringkali diceritakan sebagai daerah yang tidak indah an hingga 2000-an. Akhirnya saya memberanikan diri terus menulis dengan foto-
dan kurang menarik bagi pengunjung. Padahal dengan kekayaan alam dan foto yang diambil era sekarang dengan menitikeberatkan pada tulisan.
kekayaan budaya Mojokerto merupakan daerah berpotensi besar. Cerita Afandi
yang selalu tertarik menggali tempat-tempat budaya di Indonesia tetapi tidak pernah Garis besarnya, Jembatan tidak hanya alat untuk menghubungkan tempat satu dan
tertarik untuk berkunjung ke Mojokerto. Dikarenakan ketidaktahuan tentang potensi lainnya saja. Tetapi jembatan sangat banyak menyimpan cerita tentang peradaban.
Mojokerto. Berbeda dengan kota-kota lain di Pulau Jawa seperti Jakarta, Bogor, Setiap saat dilewati banyak orang dari berbagai suku, ras, agama, budaya dan
Bandung, Garut, Yogyakarta dan Solo yang selalu dipromosikan sebagai tempat lainnya. Orang yang tinggal di sekitar jembatan juga mempunyai cerita. Hingga
wisata yang indah oleh media mulai jaman kolonial. Mojokerto hanya bereputasi pemanfaatan jembatan untuk acara lainnya seperti memancing, berenang hingga
sebagai “daerah kerja” dengan pabrik gula dan berbagai penyangganya yang perbuatan “aneh” seperti membuang hajat.
sangat ramai, panas, dan kotor. Tentu, prasangka tersebut yang beredar hingga kini
dapat diberi nuansa. Mungkin benar bahwa Mojokerto kurang sesuai untuk para Dalam buku ini, sekitar 200 halaman akan dipenuhi dengan foto jembatan dan
wisatawan tingkat pemula, tetapi untuk para wisatawan tingkat lanjut, pasti sangat ceritanya yang unik. Mengumpulkan cerita-cerita seperti ini bukan pekerjaan yang
menarik. Pengunjung dapat bosan dengan tempat yang modern, tapi Mojokerto mudah. Saat ini sudah banyak generasi yang berganti. Data dari literatur akan dapat
menampilkan kekuatan cerita. dicari. Data yang dilakukan wawancara untuk mendapatkan cerita-cerita di sekitar
jembatan ini sangat sulit sekali didapatkan. Saya menghimpun cerita-cerita ini dari
Perjalanan kita akan bermula dari utara ke selatan, dengan mengikuti arteri berbagai sumber. Buku ini bukan buku sejarah Jembatan tetap cerita sehingga saya
Mojokerto, Melewati sungai Brantas. Dimulai dari Jembatan Terusan sampai yang tulis dengan bahasa populer. Selama dua tahun saya mengumpulkan cerita-cerita
menghubungkan Mojokerto Utara dan Mojokerto Selatan. Brantas dulu belum ada ini dan banyak sekali waktu.Perjuanagn ini didukung oleh teman-teman dari penulis
jembatan karena lebarnya disinyalir 3 km. Setelah pembukaan industri gula, Sungai Mojokerto lainnya, berbagai komunitas dan puhak lain. Banyak cerita yang saya tulis
Brantas yang dulunya bernama Sungai Kadiri diurug ditinggikan dan diluruskan ini menggambarkan kehidupan sehari-hari yang terus berkembang dan bergerak.
untuk mempermudah perkebunan tebu yang merupakan menyandang bahan utama Cerita inilah yang tidak boleh hilang begitu saja, harus ada yang memulai
industri gula di Mojokerto. Mojokerto mempunyai banyak pelabuhan transit dan menuliskannya.
tempat penimbunan barang dagangan yang keluar masuk dari pedalaman. Barang-
barang berharga dan hasil bumi dibawa dari pedalaman melalui Sungai Brantas.
Demikian juga barang dagangan dari luar negeri dibawa dengan melintasi sungai
ini.

Anda mungkin juga menyukai