Saldy Yusuf
1. Title
2. Abstract
Struktur 3.
4.
Introduction
Method
Dasar 5. Result
6. Discussion
Manuscript 7. Conclusion
8. Reference
9. Graph/Figure/Table.
• Judul = first impression.
• Sebaiknya ada:
• Variabel independent
• Variabel dependent.
• Lebih baik lagi bila ada:
• Desain atau metode
Judul • Akan sempurna bila
menampilkan:
• Inovasi/Novelty
Quiz 1:
Silahkan tulis di kolom chat, RANCANGAN judul
manuscript anda
Madzhab Judul: simple vs spesifik
Pada umumnya judul
skripsi, tesis, dan
disertasi memiliki pola:
• Variabel Independen.
• Variabel dependen.
• Konteks penelitian.
Selain menampilkan
atribut variable, dan
konteks, jurnal
bereputasi menampilkan
novelty.
Inovasi pada judul
Judul pada jurnal yang
bereputasi (Q2 dan Q1),
cenderung menggunakan
madhzab spesifik.
Tips:
Tidak selamanya
reviewer benar!
Silahkan berargumen
disertai dalil
Quiz :
Silahkan tulis di kolom chat, REVISI judul
manuscript anda, menggunakan rumus berikut
• Aim
• Method
• Result
• Conclusion
Abstrak
tidak
terstruktur
Tidak memiliki
subheading
• Perhatikan, ada jurnal:
• Tanpa sub heading background/
introduction.
• Introduction.
• Background.
Latar • Introduction and Background.
• Introduction, minimal terdiri:
belakang •
•
Orientation.
Apa yg sdh diketahui
• Apa yang belum diketahui.
• Problem Statement.
Contoh (no sub heading)
Problem Statement: tesis
Diabetes merupakan salah satu masalah kesehatan yang prevalensi nya terus meningkat serta
dapat menimbulkan dampak buruk jika tidak tertangani. Salah satu masalah yang dapat
ditimbulkan dari penyakit diabetes adalah luka kaki yang dapat berujung amputasi. Ada
beberapa upaya yang dapat dilakukan dalam mencegah terjadinya luka kaki diabetes salah
satunya dengan pemberian edukasi tentang perawatan kaki untuk meningkatkan perilaku
perawatan kaki pasien. Beberapa penelitian yang telah dilakukan oleh Saurabh et al., (2014),
Mahdalena & Ningsih, (2016), Bahador, et al (2017) dan Khuzaimah et al., (2017) menggunakan
metode demonstrasi dengan flipchart dan simulasi menggunakan power point. Dalam
memberikan edukasi penting untuk mengetahui terlebih dahulu literacy pasien salah satunya
bahasa yang dapat dimengerti dan kebutuhan belajar pasien (Stanley & Beare, 2007).
Meskipun telah banyak penelitian yang dilakukan tentang perawatan kaki menggunakan
metode dan media yang bervariasi, namun belum dilakukan penelitian menggunakan media
edukasi berbasis video dengan bahasa lokal (bahasa bugis dan bahasa makasar) tentang
perawatan kaki untuk populasi usia > 40 tahun. Oleh karena itu pertanyaan penelitian dalam
penelitian ini adalah “bagaimana model pengembangan panduan perawatan kaki berbasis
video edukasi dengan menggunakan bahasa lokal (bahasa bugis dan bahasa Makassar ) untuk
meningkatkan pengetahuan perawatan kaki pada pasien diabetes yang berisiko mengalami luka
kaki diabetes?
Problem Statement: manuscript
As an archipelagic state, the Republic of Indonesia is home
to a variety of ethnicities with diverse traditional languages.
This diversity will act as a barrier in the health literacy of
patients diagnosed with DM. An Indonesian study has
confirmed that local beliefs are predictors of foot care [16].
Another study strengthened the fact that language is the
main barrier in the health literacy of patients diagnosed with
DM [17]. Although many studies have been conducted on
diabetic educational videos, to our knowledge, no
educational videos for foot care have been made using the
traditional languages. Therefore, we aimed to develop an
educational video for diabetic footcare in the traditional
languages (Buginese and Makassarese)and evaluate the
effect of these videos on patient knowledge.
Problem Statement: manuscript
• Unlike in Western countries, in Indonesia there are only a few studies related to
prevalence, associated factors for presence of risk and DFU. Previous study
concludes that the mains complications of DM in Indonesia are neuropathy (13% -
78%), microvascular complication (16% - 53%) and DFU (7.3% - 24%) [5].
• However, there is inadequate information related to associated factors for presence
of risk and DFU. In addition, the external data from Western country studies cannot
be generalized into Indonesian setting since characteristics of demo- graphy, lifestyle
and behavior are different. This fact leads to limitation of preventive strategies to
prevent pres- ence of risk and DFU based on Indonesian type 2 diabetes mellitus
(T2DM) characteristics.
• Thus, objective of this epidemiology study is to evaluate prevalence, associated
factors for presence of risk and DFU among T2DM patients in Makassar, eastern
Indonesia (Yusuf et al., 2016)
Yusuf, S., Okuwa, M., Irwan, M., Rassa, S., Laitung, B., Thalib, A., Kasim, S., Sanada, H., Nakatani, T., & Sugama, J. (2016).
Prevalence and Risk Factor of Diabetic Foot Ulcers in a Regional Hospital , Eastern Indonesia. Open Journal of Nursing,
6(January), 1–10
Rumus Problem Statement
Fenomena + Masalah + Pertanyaan penelitian + Tujuan
TOPIK Penelitian
MASALAH PENELITIAN:
Namun sampai saat ini belum ada penelitian yang melihat akurasi penggunaan Ipswich Touch Test (IpTT) dalam mendeteksi
small fiber neuropathy dan large fiber neuropathy. Padahal kedua hal tersebut sangat penting karena dengan mendeteksi
small fiber neuropathy lebih cepat diharapkan tidak berlanjut menjadi large fiber neuropathy, dan pasien dengan large fiber
neuropathy tidak berlanjut menjadi LKD.
PERTANYAAN PENELITIAN:
Apakah dengan menggunakan IpTT akurat dalam mendeteksi small fiber neuropathy & large fiber neuropathy sebagai faktor
resiko luka kaki pada pasien diabetes mellitus ?
TOPIK:
Akurasi ipTT dalam mendeteksi small dan large fiber neuropathy
Contoh:
• Trial Design
• Study ethics
• Participants.
• Randomisastion.
• Sample Size.
• Intervention.
• Data collection.
• Outcome.
• Data Analysis.
Melaporkan Hasil
Menulis bab Hasil
• Bab hasil juga relatif mudah dalam penulisannya.
• Bab hasil adalalah cerminan bab metode.
• Sajian hasil hendaknya dipisah, misalnya:
• Data demografi
• Data variabel independent.
• Data variabel dependent.
• Korelasi antara variabel.
• Sajian hasil dapat dipermudah dalam bentuk:
• Tabel. Pastikan sajian data
• Grafik. valid.
• Gambar.
Narasi Hasil
Tabel 3 tentang variabel penelitian di Ruang PICU RSUP Dr.
Wahidin Sudirohusodo Makassar menunjukkan
responden terbanyak mengalami risiko tinggi dekubitus
• 215 kata.
sebanyak 40 orang (52,6%), kondisi kritis berdasarkan
PEWSS dengan kode hijau/ kuning sebanyak 47 orang • Repetitive
(68,1%), kesadaran berdasarkan FOUR Score sebanyak 42 “sebanyak….orang”
orang (55,3%), perfusi jaringan adekuat sebanyak 40 (12 kali).
orang (52,6%), kadar hemoglobin normal sebanyak 64
orang (59,2%), tekanan darah normal sebanyak 70 orang
• Repetitive
(92,1%), pengisian kapiler normal sebanyak 64 orang “normal” (5 kali).
(84,2%), saturasi O2 normal sebanyak 73 orang (96,1%), • Useless sentence 1
kada albumin normal sebanyak 48 orang (63,2%), kali.
kelembaban kulit kering sebanyak 49 orang (64,5%),
jumlah alat terpasang banyak (≥5) sebanyak 56 orang
(73,7%), dan teknik fiksasi tidak tepat sebanyak 42 orang
(55,3%).
Koreksi Narasi Hasil
Hasil observasi kami menunjukkan kelompok risiko • 215 kata ➔179 kata.
tinggi dekubitus (n:40, 52,6%), Kategori
• Repetitive
hijau/kuning (PEWSS) (n:47, 68,1%), kesadaran baik
(FOUR Score) (n: 42, 55,3%), perfusi jaringan “sebanyak….orang” (12
adekuat (n: 40, 52,6%), dan Hb normal (n: 64 kali) ➔ (n:40, 52,6%),
orang, 59,2%). Adapun tekanan darah, pengisian • Repetitive “normal” (5
kapiler, saturasi O2, dan kadar albumin mayoritas kali) ➔ Adapun tekanan
normal, sayangnya sebagian besar kulit responden darah, pengisian kapiler,
kering. Banyak alat (≥5) yang terpasang pada saturasi O2, dan kadar
responden (n:49 orang, 64.5%), ditambah lagi albumin mayoritas
tekhnik fiksasi yang tidak tepat (n:42 orang, 55.3%) normal
(Tabel 3).
• Useless sentence 1 kali
➔ (Tabel 3)
QUIZ Koreksi Narasi Hasil
Tabel 4 tentang Kejadian Dekubitus MDRPI dan Non • 96 Kata.
MDRPI di Ruang PICU RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo • Target < 50
Makassar menunjukkan bahwa responden yang kata.
mengalami MDRPI sebanyak 14 orang (18,4%) dan
responden yang mengalami dekubitus non-MDRPI
sebanyak 6 orang (7,8%). Waktu kejadian MDRPI
terbanyak di hari ke-3 sebanyak 7 orang (9,2%) dan waktu
kejadian dekubitus non-MDRPI terbanyak di hari ke-3
sebanyak 3 orang (3,9%). Luka dekubitus MDRPI
terbanyak derajat 1 sebanyak 12 orang (15,8%) dan non-
MDRPI terbanyak derajat 2 sebanyak 5 orang (1,5%).
Adapun penyebab MDRPI meliputi ETT (9 orang), Non-
Rebreathing Mask (3 orang), dan Saturasi O2 (2 orang).
Tips Penulisan
• Baca artikel-
artikel pada
jurnal target
anda.
• Temukan “most
download” atau
“most cited”
• Highlight atribut
kata.
Gaya penulisan hasil 1
Table 1 shows participants were 42 years old, were predominantly female
(63.9%) and white (91.7%), earned an annual household income of $40 000 or
higher (78.66%), and had some college (37.63%) or bachelor’s degree or higher
education (51.03%). Although 71.4% of the sample reported engaging in
physical activity most/almost every day over the past 30 days, approximately
60% had a BMI over 25 kg/m2, indicating overweight, obese, or morbidly obese
status. Most respondents received blood pressure (82.01%) and cholesterol
(59.83%) screening in the past 3 years, but less than half received a blood
glucose test (45.19%).
Newlin Lew, K., Dorsen, C., & Long, T. (2018). Prevalence of Obesity, Prediabetes, and Diabetes in Sexual Minority Men:
Results From the 2014 Behavioral Risk Factor Surveillance System. The Diabetes educator, 44(1), 83–93.
https://doi.org/10.1177/0145721717749943
Gaya penulisan hasil 2
A total of 27 parents T1DM participated in these interviews. The sample was
96% female, the majority were white (85%), and all were parents with
adolescents between 12 and 18 years of age with T1DM. More than half of the
participants had adolescents with a diagnosis duration of 1 to 5 years, and they
were equally split in terms of male and female youth (Table 1). Providers (n =
16) had a variety of backgrounds, including endocrinologists, nurse
practitioners, physician assistants, diabetes educators, psychologists, and
primary care physicians (Table 2). Providers were primarily white (94%), female
(88%), and more likely to be experienced in the care of adolescents with type 1
diabetes (70% of providers reported over 10 years of experience).
Newlin Lew, K., Dorsen, C., & Long, T. (2018). Prevalence of Obesity, Prediabetes, and Diabetes in Sexual Minority Men:
Results From the 2014 Behavioral Risk Factor Surveillance System. The Diabetes educator, 44(1), 83–93.
https://doi.org/10.1177/0145721717749943
Mendiskusikan hasil
Gaya penulisan hasil 3
The sample (n = 53 542) was predominately comprised of straight men (97%)
with fewer gay (2%) and bisexual (1%) men. Across all male sexual groups,
ethnic/racial composition was similar. Bisexual men (39%) were more
frequently <35 years of age compared to their gay (33%) and straight
counterparts (28%). In contrast, gay men (45%) were more often 35 to 54 years
of age relative to both straight (36%) and bisexual (28%) men. Overwhelmingly,
gay men (74%) tended to have increased levels of education (>high school)
compared to straight (56%) and bisexual (48%) men. Bisexual men (43%) more
frequently reported an annual household income of ≤$35 000 relative to
straight (33%) and gay (37%) men (see Table 1).
Newlin Lew, K., Dorsen, C., & Long, T. (2018). Prevalence of Obesity, Prediabetes, and Diabetes in Sexual Minority Men:
Results From the 2014 Behavioral Risk Factor Surveillance System. The Diabetes educator, 44(1), 83–93.
https://doi.org/10.1177/0145721717749943
Kerusakan di Bab Diskusi
Perkembangan luka Ny. S dari minggu pertama
Kesalahan umum dalam
hingga minggu kelima, terjadi perubahan jumlah bab diskusi adalah:
eksudat dari. Luka yang tidak mengalami maserasi • Mengulang data.
lebih cepat sembuh daripada luka maserasi karena • Mengulang kalimat
maserasi dapat menunda penyembuhan dan metode.
memperbesar area luka (Haryanto, et al., 2016). • Tidak mendiskusikan
hasil temuan
Selain itu, luka dengan maserasi lebih lemah dari
• Gagal
luka yang tidak maserasi, dan mereka bisa menjadi menginterpretasikan
rusak oleh trauma fisik dan terkikis oleh enzim hasil temuan.
proteolitik.
Tips membuat Bab Diskusi
• Jangan mengulang
data di bab
kesimpulan.
• Pastikan
sesimpulan
menjawab tujuan
penelitian.
Kesimpulan: Tesis
Kesalahan umum kesimpulan:
1. Menyimpulkan proses
penelitian.
2. Melaporkan hasil
penelitian.
3. Tidak menjawab tujuan
penelitian
TUJUAN
This study produced an educational video that used the trans-cultural approach by using traditional
languages to overcome the communication barrier in the process of knowledge transfer. We found
that the educational video in traditional languages enhanced the patients’ knowledge about diabetic
foot care and thus could enable them to detect therisks for DFU and prevent DFU.
Pastikan satuan X
sejajar dengan
satuan, puluhan Dead Space
dengan puluhan,
decimal dengan
desimal
X
X
Tabel
Pubmed : https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/?term=saldy+Yusuf&sort=pubdate&s
ize=50
SCOPUS : https://www.scopus.com/authid/detail.uri?authorId=55621726400
PUBLONS : https://publons.com/researcher/2525777/saldy-yusuf
Google Scholar : https://scholar.google.com/citations?user=lYGMaHwAAAAJ&hl=en
SINTA : http://sinta.ristekbrin.go.id/authors/detail?id=6042009&view=overvie
w
Sekian, terima kasih