Anda di halaman 1dari 48

Strategi Penulisan Manuscript

Saldy Yusuf
1. Title
2. Abstract
Struktur 3.
4.
Introduction
Method
Dasar 5. Result
6. Discussion
Manuscript 7. Conclusion
8. Reference
9. Graph/Figure/Table.
• Judul = first impression.
• Sebaiknya ada:
• Variabel independent
• Variabel dependent.
• Lebih baik lagi bila ada:
• Desain atau metode
Judul • Akan sempurna bila
menampilkan:
• Inovasi/Novelty
Quiz 1:
Silahkan tulis di kolom chat, RANCANGAN judul
manuscript anda
Madzhab Judul: simple vs spesifik
Pada umumnya judul
skripsi, tesis, dan
disertasi memiliki pola:
• Variabel Independen.
• Variabel dependen.
• Konteks penelitian.

Untuk madzhab “simple


title”, lepaskan kosa kata
yang tidak perlu
Madzhab Judul: simple vs spesifik
Pada umumnya judul
skripsi, tesis, dan
disertasi terjebak pada
pola klasik:
• Variabel Independen.
• Variabel dependen.
• Konteks penelitian.

Untuk madzhab “simple


title”, memudahkan
pembaca
mengidentifikasi:
Perhatikan judul ini, memiliki irama: Jumlah variabel.
Reduction - Acceleration
Novelty pada judul
Judul pada jurnal yang
bereputasi (Q2 dan Q1),
cenderung menggunakan
madhzab spesifik.

Selain menampilkan
atribut variable, dan
konteks, jurnal
bereputasi menampilkan
novelty.
Inovasi pada judul
Judul pada jurnal yang
bereputasi (Q2 dan Q1),
cenderung menggunakan
madhzab spesifik.

Selain novelty, kita juga


bisa menjual nilai inovasi
Judul harus fleksibel
Dalam proses review,
judul tidak terlepas dari
kritik hingga perdebatan.

Judul manuscript dapat


bermetamorfosis untuk
penajaman dan
mengakomodir masukan
reviewer.

Tips:
Tidak selamanya
reviewer benar!
Silahkan berargumen
disertai dalil
Quiz :
Silahkan tulis di kolom chat, REVISI judul
manuscript anda, menggunakan rumus berikut

Pendekatan Variabel Variabel Novelty/Inovasi Sasaran Metode


Independen dependen Penelitian Penelitian
Pengembangan Manuscript Meningkatk berbasis e- Pada Action
bundle an efisiensi learning mahasiswa research
penulisan magister
Abstrak
terstruktur
Terdiri atas sub
heading:

• Aim
• Method
• Result
• Conclusion
Abstrak
tidak
terstruktur
Tidak memiliki
subheading
• Perhatikan, ada jurnal:
• Tanpa sub heading background/
introduction.
• Introduction.
• Background.
Latar • Introduction and Background.
• Introduction, minimal terdiri:
belakang •

Orientation.
Apa yg sdh diketahui
• Apa yang belum diketahui.
• Problem Statement.
Contoh (no sub heading)
Problem Statement: tesis
Diabetes merupakan salah satu masalah kesehatan yang prevalensi nya terus meningkat serta
dapat menimbulkan dampak buruk jika tidak tertangani. Salah satu masalah yang dapat
ditimbulkan dari penyakit diabetes adalah luka kaki yang dapat berujung amputasi. Ada
beberapa upaya yang dapat dilakukan dalam mencegah terjadinya luka kaki diabetes salah
satunya dengan pemberian edukasi tentang perawatan kaki untuk meningkatkan perilaku
perawatan kaki pasien. Beberapa penelitian yang telah dilakukan oleh Saurabh et al., (2014),
Mahdalena & Ningsih, (2016), Bahador, et al (2017) dan Khuzaimah et al., (2017) menggunakan
metode demonstrasi dengan flipchart dan simulasi menggunakan power point. Dalam
memberikan edukasi penting untuk mengetahui terlebih dahulu literacy pasien salah satunya
bahasa yang dapat dimengerti dan kebutuhan belajar pasien (Stanley & Beare, 2007).
Meskipun telah banyak penelitian yang dilakukan tentang perawatan kaki menggunakan
metode dan media yang bervariasi, namun belum dilakukan penelitian menggunakan media
edukasi berbasis video dengan bahasa lokal (bahasa bugis dan bahasa makasar) tentang
perawatan kaki untuk populasi usia > 40 tahun. Oleh karena itu pertanyaan penelitian dalam
penelitian ini adalah “bagaimana model pengembangan panduan perawatan kaki berbasis
video edukasi dengan menggunakan bahasa lokal (bahasa bugis dan bahasa Makassar ) untuk
meningkatkan pengetahuan perawatan kaki pada pasien diabetes yang berisiko mengalami luka
kaki diabetes?
Problem Statement: manuscript
As an archipelagic state, the Republic of Indonesia is home
to a variety of ethnicities with diverse traditional languages.
This diversity will act as a barrier in the health literacy of
patients diagnosed with DM. An Indonesian study has
confirmed that local beliefs are predictors of foot care [16].
Another study strengthened the fact that language is the
main barrier in the health literacy of patients diagnosed with
DM [17]. Although many studies have been conducted on
diabetic educational videos, to our knowledge, no
educational videos for foot care have been made using the
traditional languages. Therefore, we aimed to develop an
educational video for diabetic footcare in the traditional
languages (Buginese and Makassarese)and evaluate the
effect of these videos on patient knowledge.
Problem Statement: manuscript
• Unlike in Western countries, in Indonesia there are only a few studies related to
prevalence, associated factors for presence of risk and DFU. Previous study
concludes that the mains complications of DM in Indonesia are neuropathy (13% -
78%), microvascular complication (16% - 53%) and DFU (7.3% - 24%) [5].
• However, there is inadequate information related to associated factors for presence
of risk and DFU. In addition, the external data from Western country studies cannot
be generalized into Indonesian setting since characteristics of demo- graphy, lifestyle
and behavior are different. This fact leads to limitation of preventive strategies to
prevent pres- ence of risk and DFU based on Indonesian type 2 diabetes mellitus
(T2DM) characteristics.
• Thus, objective of this epidemiology study is to evaluate prevalence, associated
factors for presence of risk and DFU among T2DM patients in Makassar, eastern
Indonesia (Yusuf et al., 2016)

Yusuf, S., Okuwa, M., Irwan, M., Rassa, S., Laitung, B., Thalib, A., Kasim, S., Sanada, H., Nakatani, T., & Sugama, J. (2016).
Prevalence and Risk Factor of Diabetic Foot Ulcers in a Regional Hospital , Eastern Indonesia. Open Journal of Nursing,
6(January), 1–10
Rumus Problem Statement
Fenomena + Masalah + Pertanyaan penelitian + Tujuan

TOPIK Penelitian

Fenomena : ………………..( Sitasi 1)………………(Sitasi 2)………………..(Sitasi 3)


Masalah : Meskipun demikian……………
Pertanyaan : Oleh karena itu pertanyaan penelitian kami………
Tujuan : Adapun tujuan penelitian ini………….
Topik :
Rumus Problem Statement
FENOMENA:
Skrining menjadi metode paling efektif dalam mengurangi angka kejadian LKD (ADA, 2016) . IpTT merupakan Salah
satu metode skrining valid, & reliabel u/ NEUROPATI (Rayman et al.,2011 ; Madanat et al.,2014). Di Indonesia IpTT telah
diperkenalkan di puskesmas dengan hasil (VALID : 60% - 100% & COHEN KAPPA : 0,444-1,000) (Sulasti, 2017)

MASALAH PENELITIAN:
Namun sampai saat ini belum ada penelitian yang melihat akurasi penggunaan Ipswich Touch Test (IpTT) dalam mendeteksi
small fiber neuropathy dan large fiber neuropathy. Padahal kedua hal tersebut sangat penting karena dengan mendeteksi
small fiber neuropathy lebih cepat diharapkan tidak berlanjut menjadi large fiber neuropathy, dan pasien dengan large fiber
neuropathy tidak berlanjut menjadi LKD.

PERTANYAAN PENELITIAN:
Apakah dengan menggunakan IpTT akurat dalam mendeteksi small fiber neuropathy & large fiber neuropathy sebagai faktor
resiko luka kaki pada pasien diabetes mellitus ?

TOPIK:
Akurasi ipTT dalam mendeteksi small dan large fiber neuropathy

Ita Sulistiani (2017)


1. ADA. (2016). American Diabetes Association Standards of Medical Care in Diabetes - 2016, 39(January). http://doi.org/10.2337/dc16-S001 Diabetes
2. RAYMAN, G., BAKER, N., R, P., G, C., GOODAY, C., ALDER, A. I., & DONOHOE, M. (2011). The Ipswich Touch Test, (April). http://doi.org/10.2337/dc11-0156
3. Madanat, A., Sheshah, E., Badawy, E., Abbas, A., & Al-bakheet, A. (2014). Brief report Utilizing the Ipswich Touch Test to simplify screening methods for identifying the risk of foot ulceration among diabetics : The Saudi experience.
Primary Care Diabetes, 4–6. http://doi.org/10.1016/j.pcd.2014.10.007
Rumus Problem Statement
Fenomena Identifikasi suhu kaki melalui pengukuran suhu kaki menjadi salah satu
skrining dalam mencegah kejadian LKD pada penderita diabetik (ADA, 2016;
IWGDF 2015).

Masalah Masalahnya, pengukuran sebelumnya hanya memprediksi inflamasi yang


dimanifestasikan dengan peningkatan suhu tetapi lokasi inflamasi tidak
teridentifikasi, sementara pada kondisi PAD justru terjadi penurunan suhu,
bukan peningkatan suhu
Pertanyaan Apakah pengukuran suhu dengan melihat perbedaan suhu menggunakan
infrared thermographic dapat mendeteksi risiko LKD pada penderita
diabetik ?
TOPIK Efektifitas infra red thermography dalam mendeteksi resiko LKD
Serlina Sandi (2017)
Quiz :
Silahkan buat Rumusan Masalah menggunakan
rumus berikut:

Fenomena : ………………..( Sitasi 1)………………(Sitasi 2)………………..(Sitasi 3)


Masalah : Meskipun demikian……………
Pertanyaan : Oleh karena itu pertanyaan penelitian kami………
Tujuan : Adapun tujuan penelitian ini………….
Topik :
• Hal esensial dalam metode:
• Ikuti EQUATOR.
• Ada Izin etik atau
Menyusun registrasi review artikel.
• Analisa data logis.
Metode • Replicable.
Menulis bab Metode
• Bab metode relatif mudah dalam penulisannya.
• Pastikan metode tertulis secara berurutan.
• Metode yang baik dapat direplikasi penelitia lain.

Pastikan bab metode mengandung unsur:


• Populasi, Sample, dan Sampling Teknik.
• Kriteria inklusi-ekslusi.
• Setting (waktu dan tempat).
• Variabel penelitian dan instrumennya.
• Prosedur pengambilan data.
• Manajemen data dan Teknik Analisa.
• Isu etik (izin etik dan informed consent).
Organisasi penulisan metode

Contoh:
• Trial Design
• Study ethics
• Participants.
• Randomisastion.
• Sample Size.
• Intervention.
• Data collection.
• Outcome.
• Data Analysis.
Melaporkan Hasil
Menulis bab Hasil
• Bab hasil juga relatif mudah dalam penulisannya.
• Bab hasil adalalah cerminan bab metode.
• Sajian hasil hendaknya dipisah, misalnya:
• Data demografi
• Data variabel independent.
• Data variabel dependent.
• Korelasi antara variabel.
• Sajian hasil dapat dipermudah dalam bentuk:
• Tabel. Pastikan sajian data
• Grafik. valid.
• Gambar.
Narasi Hasil
Tabel 3 tentang variabel penelitian di Ruang PICU RSUP Dr.
Wahidin Sudirohusodo Makassar menunjukkan
responden terbanyak mengalami risiko tinggi dekubitus
• 215 kata.
sebanyak 40 orang (52,6%), kondisi kritis berdasarkan
PEWSS dengan kode hijau/ kuning sebanyak 47 orang • Repetitive
(68,1%), kesadaran berdasarkan FOUR Score sebanyak 42 “sebanyak….orang”
orang (55,3%), perfusi jaringan adekuat sebanyak 40 (12 kali).
orang (52,6%), kadar hemoglobin normal sebanyak 64
orang (59,2%), tekanan darah normal sebanyak 70 orang
• Repetitive
(92,1%), pengisian kapiler normal sebanyak 64 orang “normal” (5 kali).
(84,2%), saturasi O2 normal sebanyak 73 orang (96,1%), • Useless sentence 1
kada albumin normal sebanyak 48 orang (63,2%), kali.
kelembaban kulit kering sebanyak 49 orang (64,5%),
jumlah alat terpasang banyak (≥5) sebanyak 56 orang
(73,7%), dan teknik fiksasi tidak tepat sebanyak 42 orang
(55,3%).
Koreksi Narasi Hasil
Hasil observasi kami menunjukkan kelompok risiko • 215 kata ➔179 kata.
tinggi dekubitus (n:40, 52,6%), Kategori
• Repetitive
hijau/kuning (PEWSS) (n:47, 68,1%), kesadaran baik
(FOUR Score) (n: 42, 55,3%), perfusi jaringan “sebanyak….orang” (12
adekuat (n: 40, 52,6%), dan Hb normal (n: 64 kali) ➔ (n:40, 52,6%),
orang, 59,2%). Adapun tekanan darah, pengisian • Repetitive “normal” (5
kapiler, saturasi O2, dan kadar albumin mayoritas kali) ➔ Adapun tekanan
normal, sayangnya sebagian besar kulit responden darah, pengisian kapiler,
kering. Banyak alat (≥5) yang terpasang pada saturasi O2, dan kadar
responden (n:49 orang, 64.5%), ditambah lagi albumin mayoritas
tekhnik fiksasi yang tidak tepat (n:42 orang, 55.3%) normal
(Tabel 3).
• Useless sentence 1 kali
➔ (Tabel 3)
QUIZ Koreksi Narasi Hasil
Tabel 4 tentang Kejadian Dekubitus MDRPI dan Non • 96 Kata.
MDRPI di Ruang PICU RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo • Target < 50
Makassar menunjukkan bahwa responden yang kata.
mengalami MDRPI sebanyak 14 orang (18,4%) dan
responden yang mengalami dekubitus non-MDRPI
sebanyak 6 orang (7,8%). Waktu kejadian MDRPI
terbanyak di hari ke-3 sebanyak 7 orang (9,2%) dan waktu
kejadian dekubitus non-MDRPI terbanyak di hari ke-3
sebanyak 3 orang (3,9%). Luka dekubitus MDRPI
terbanyak derajat 1 sebanyak 12 orang (15,8%) dan non-
MDRPI terbanyak derajat 2 sebanyak 5 orang (1,5%).
Adapun penyebab MDRPI meliputi ETT (9 orang), Non-
Rebreathing Mask (3 orang), dan Saturasi O2 (2 orang).
Tips Penulisan
• Baca artikel-
artikel pada
jurnal target
anda.
• Temukan “most
download” atau
“most cited”
• Highlight atribut
kata.
Gaya penulisan hasil 1
Table 1 shows participants were 42 years old, were predominantly female
(63.9%) and white (91.7%), earned an annual household income of $40 000 or
higher (78.66%), and had some college (37.63%) or bachelor’s degree or higher
education (51.03%). Although 71.4% of the sample reported engaging in
physical activity most/almost every day over the past 30 days, approximately
60% had a BMI over 25 kg/m2, indicating overweight, obese, or morbidly obese
status. Most respondents received blood pressure (82.01%) and cholesterol
(59.83%) screening in the past 3 years, but less than half received a blood
glucose test (45.19%).

Newlin Lew, K., Dorsen, C., & Long, T. (2018). Prevalence of Obesity, Prediabetes, and Diabetes in Sexual Minority Men:
Results From the 2014 Behavioral Risk Factor Surveillance System. The Diabetes educator, 44(1), 83–93.
https://doi.org/10.1177/0145721717749943
Gaya penulisan hasil 2
A total of 27 parents T1DM participated in these interviews. The sample was
96% female, the majority were white (85%), and all were parents with
adolescents between 12 and 18 years of age with T1DM. More than half of the
participants had adolescents with a diagnosis duration of 1 to 5 years, and they
were equally split in terms of male and female youth (Table 1). Providers (n =
16) had a variety of backgrounds, including endocrinologists, nurse
practitioners, physician assistants, diabetes educators, psychologists, and
primary care physicians (Table 2). Providers were primarily white (94%), female
(88%), and more likely to be experienced in the care of adolescents with type 1
diabetes (70% of providers reported over 10 years of experience).

Newlin Lew, K., Dorsen, C., & Long, T. (2018). Prevalence of Obesity, Prediabetes, and Diabetes in Sexual Minority Men:
Results From the 2014 Behavioral Risk Factor Surveillance System. The Diabetes educator, 44(1), 83–93.
https://doi.org/10.1177/0145721717749943
Mendiskusikan hasil
Gaya penulisan hasil 3
The sample (n = 53 542) was predominately comprised of straight men (97%)
with fewer gay (2%) and bisexual (1%) men. Across all male sexual groups,
ethnic/racial composition was similar. Bisexual men (39%) were more
frequently <35 years of age compared to their gay (33%) and straight
counterparts (28%). In contrast, gay men (45%) were more often 35 to 54 years
of age relative to both straight (36%) and bisexual (28%) men. Overwhelmingly,
gay men (74%) tended to have increased levels of education (>high school)
compared to straight (56%) and bisexual (48%) men. Bisexual men (43%) more
frequently reported an annual household income of ≤$35 000 relative to
straight (33%) and gay (37%) men (see Table 1).

Newlin Lew, K., Dorsen, C., & Long, T. (2018). Prevalence of Obesity, Prediabetes, and Diabetes in Sexual Minority Men:
Results From the 2014 Behavioral Risk Factor Surveillance System. The Diabetes educator, 44(1), 83–93.
https://doi.org/10.1177/0145721717749943
Kerusakan di Bab Diskusi
Perkembangan luka Ny. S dari minggu pertama
Kesalahan umum dalam
hingga minggu kelima, terjadi perubahan jumlah bab diskusi adalah:
eksudat dari. Luka yang tidak mengalami maserasi • Mengulang data.
lebih cepat sembuh daripada luka maserasi karena • Mengulang kalimat
maserasi dapat menunda penyembuhan dan metode.
memperbesar area luka (Haryanto, et al., 2016). • Tidak mendiskusikan
hasil temuan
Selain itu, luka dengan maserasi lebih lemah dari
• Gagal
luka yang tidak maserasi, dan mereka bisa menjadi menginterpretasikan
rusak oleh trauma fisik dan terkikis oleh enzim hasil temuan.
proteolitik.
Tips membuat Bab Diskusi

1. Buat paragraf pernyataan ulang tujuan penelitian


2. Buat paragraf bertentangan dengan hasil penelitian
sebelumnya
3. Buat paragraph mendukung penelitian sebelumnya
4. Buat paragraph implikasi dalam praktek keperawatan
5. Buat paragraph keterbatasan penelitian
Apakah paragraph ini berDISKUSI, mengapa?
Meskipun secara statistik tidak ditemukan • Paragraf ini
hubungan yang bermakna antara perfusi jaringan berargumen tidak
perifer dengan kejadian dekubitus MDRPI dan berdiskusi.
Non-MDRPI, tetapi dari segi persentase • Syarat paragraph
didapatkan pasien yang mengalami dekubitus diskusi:
lebih banyak yang perfusi jaringannya tidak • Ada media diskusi
(paragraph).
adekuat dibandingkan dengan yang adekuat. Hal • > 2 orang yang
ini menunjukkan adanya kecenderungan pasien berdiskusi.
yang perfusi jaringannya tidak adekuat lebih • Ada topik diskusi
berisiko mengalami dekubitus MDRPI dan non- (temuan anda).
• Ada bukti hasil
MDRPI dibandingkan dengan pasien yang diskusi (sitasi)
perfusi jaringannya adekuat. • Ada kesimpulan
hasil diskusi
(interpretasi).
Apakah paragraph ini berDISKUSI, mengapa?
Hasil penelitian ini didapatkan kadar albumin tidak • Paragraf ini belum
berhubungan dengan kejadian dekubitus MDRPI berdiskusi tapi
dan non-MDRPI di Ruang PICU RSUP Dr. Wahidin berdialogi
Sudirohusodo Makassar. Hipoalbuminemia, (peneliti vs
kehilangan berat badan, dan malnutrisi umumnya Hansen &
diidentifikasi sebagai faktor predisposisi untuk Fossum).
terjadinya luka tekan. Menurut penelitian Hansen &
Fossum (2016) stadium tiga dan empat dari luka
tekan pada orangtua berhubungan dengan
penurunan berat badan, rendahnya kadar albumin,
dan intake makanan yang tidak mencukupi.
Tips membuat Bab Diskusi

1. Buat paragraf pernyataan ulang tujuan penelitian


2. Buat paragraf bertentangan dengan hasil penelitian
sebelumnya
3. Buat paragraph mendukung penelitian sebelumnya
4. Buat paragraph implikasi dalam praktek keperawatan
5. Buat paragraph keterbatasan penelitian
Menulis kesimpulan
Kesimpulan: Tesis

• Jangan mengulang
data di bab
kesimpulan.
• Pastikan
sesimpulan
menjawab tujuan
penelitian.
Kesimpulan: Tesis
Kesalahan umum kesimpulan:
1. Menyimpulkan proses
penelitian.
2. Melaporkan hasil
penelitian.
3. Tidak menjawab tujuan
penelitian
TUJUAN

Untuk mengembangkan, mengevaluasi, dan menilai


pengetahuan perawatan kaki pada pasien diabetes yang
berisiko mengalami luka
Kesimpulan: Artikel
Aim: This study aimed to develop an educational video for diabetic foot care in the traditional
languages (Buginese and Makassarese) and evaluate the change in the patients’ knowledge
level after they viewed the video.

This study produced an educational video that used the trans-cultural approach by using traditional
languages to overcome the communication barrier in the process of knowledge transfer. We found
that the educational video in traditional languages enhanced the patients’ knowledge about diabetic
foot care and thus could enable them to detect therisks for DFU and prevent DFU.

Pastikan kesimpulan senyawa


dengan tujuan penelitian
Tabel
Umur 76 tahun Dapat disatukan
dengan kolom n(%) Tidak perlu
100%?

Pastikan satuan X
sejajar dengan
satuan, puluhan Dead Space
dengan puluhan,
decimal dengan
desimal

X
X
Tabel

Data2 mean dan


SD, dapat dituliskan
pada kolom n(%)
Variabel n (76) % (100)
Tabel
Risiko Dekubitus (Braden
QD scale) 40 52.6 Jangan menurunkan kategori
Beresiko (≥13) 36 47.4
Tidak beresiko (<13)
data.
Perfusi Jaringan Kw 1
Adekuat 40 52,6 Numerik
Tidak Adekuat 36 47,4
Kadar Hemoglobin Kw 2
Normal 45 59,2 Ordinal
Rendah 31 40,8
Tekanan Darah Kw 3
Normal 70 92,1 Nominal
Rendah 6 7,9
Saturasi O2 Hirarki data.
Normal 73 96,1
Rendah 3 3,9
Kadar Albumin Sajikan data berdasarkan
Normal 48 63,2 sifatnya
Kurang 28 36,8
Saldy Yusuf

Pubmed : https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/?term=saldy+Yusuf&sort=pubdate&s
ize=50
SCOPUS : https://www.scopus.com/authid/detail.uri?authorId=55621726400

PUBLONS : https://publons.com/researcher/2525777/saldy-yusuf
Google Scholar : https://scholar.google.com/citations?user=lYGMaHwAAAAJ&hl=en

SINTA : http://sinta.ristekbrin.go.id/authors/detail?id=6042009&view=overvie
w
Sekian, terima kasih

Anda mungkin juga menyukai