Anda di halaman 1dari 5

Nama : Miftahul Jannah

NIM : 2111213021

Anus
Anus merupakan lubang di ujung saluran pencernaan, dimana bahan limbah keluar
dari tubuh. Sebagian anus terbentuk dari permukaan tubuh (kulit) dan sebagian lannya dari
usus. Pembukaan dan penutupan anus diatur oleh otot sphinkter. Feses dibuang dari tubuh
melalui proses defekasi (buang air besar - BAB), yang merupakan fungsi utama anus.

Sumber : ilmudasar.com

Permasalahan Pada Anus


1. Hemoroid
Hemoroid atau lebih dikenal dengan nama wasir atau ambeien, bukan merupakan suatu
keadaan yang patologis, namun bila sudah mulai menimbulkan keluhan harus segera
dilakukan tindakan untuk mengatasinya. Hemoroid berasal dari kata ''haima'' dan ''rheo'', yang
dalam medis berarti pelebaran pembuluh darah. Hemoroid adalah pelebaran dan inflamasi
dari pleksus arteri-vena di saluran anus yang berfungsi sebagai katup untuk mencegah
inkontinensia flatus dan cairan.
Kejadian hemoroid cenderung meningkat seiring dengan bertambahnya usia seseorang,
dimana usia puncaknya adalah 45-65 tahun. Sekitar setengah dari orang-orang yang berumur
50 tahun pernah mengalami hemoroid. Hal tersebut terjadi karena orang lanjut usia sering
mengalami konstipasi, sehingga terjadi penekanan berlebihan pada pleksus hemoroidalis
karena proses mengejan. Hemoroid disebabkan oleh obstipasi yang menahun dan uterus
gravidus. Selain itu terjadi bendungan sentral seperti bendungan susunan portal pada cirrhosis
hati, herediter atau penyakit jantung kongestif, pembesaran prostat, atau tumor rectum.
Sumber : www.alodokter.com Sumber : www.dictio.id

Hemoroid merupakan pelebaran dan inflamasi pembuluh darah vena di anus dari
pleksus hemoroidalis. Hemoroid terbagi menjadi dua yaitu hemoroid eksterna berupa
pelebaran vena subkutan di bawah atau di luar linea dentata sedangkan hemoroid interna
berupa pelebaran vena submukosa di atas linea dentata. Hemoroid eksterna adalah terjadinya
varises pada pleksus hemorodialis inferior di bawah linea dentate dan tertutup oleh kulit.
Hemoroid ini diklasifikasikan sebagai akut dan kronik. Bentuk akut berupa pembengkakan
bulat kebiruan pada tepi anus dan sebenarnya merupakan hematoma. Walaupun disebut
hemoroid trombosis eksterna akut, bentuk ini sangat nyeri dan gatal karena ujung-ujung
syaraf pada kulit merupakan reseptor nyeri. Hemoroid eksterna kronik berupa satu atau lebih
lipatan kulit anus yang terdiri dari jaringan dan sedikit pembuluh darah. Hemoroid interna
adalah pembengkakan vena pada pleksus hemoroidalis superior, di atas linea dentate dan
tertutup oleh mukosa.
Terdapat empat derajat hemoroid interna, yaitu:
a. Derajat I, terjadi varises tetapi belum ada benjolan saat defekasi. Dapat diketahui dengan
adanya perdarahan melalui signiodoskopi.
b. Derajat II, ada perdarahan dan prolaps jaringan di luar anus saat mengejan selama defekasi
tetapi dapat kembali secara spontan.
c. Derajat III, sama dengan derajat II, hanya saja prolaps tidak dapat kembali secara spontan,
harus didorong (manual).
d. Derajat IV, prolaps tidak dapat direduksi atau inkarserasi. Benjolan dapat terjepit di luar,
dapat mengalami iritasi, inflamasi, oedem dan ulserasi.
Wasir harus segera ditangani agar tidak membengkak dan pecah, atau terpuntir. Pengobatan
bisa dengan cara:

 Menerapkan pola makan yang sehat.


 Mengonsumsi obat-obatan atau menggunakan salep wasir.
 Menjalani operasi pengangkatan wasir. Jika wasir disebabkan oleh susah BAB,
penggunaan obat pelancar BAB mungkin akan diperlukan.

Untuk mencegah wasir, konsumsi makanan kaya serat dan banyak minum air putih. Hindari
duduk terlalu lama, menunda BAB dan mengejan berlebihan. Jika ingin mencobanya, obat
alami ambeien juga bisa menjadi pilihan.
2. Fisura Ani
Fisura ani adalah luka atau robekan di anus. Kondisi ini disebabkan oleh adanya cedera
pada anus akibat sembelit atau diare. Fisura ani bisa ditandai dengan nyeri tajam pada anus atau
buang air besar (BAB) berdarah.

Sumber : www.dramilagrosquinto.com

Penyebab Fisura Ani 


Fisura ani paling sering disebabkan oleh cedera pada anus. Cedera ini bisa terjadi akibat
sembelit atau konstipasi karena tinja berukuran besar dan bertekstur keras.
Anus merupakan bagian paling akhir dari usus besar.  Tinja yang terlalu keras atau berukuran
besar dapat mengikis dinding anus dan menyebabkan luka. Akibatnya, akan timbul nyeri
anus, perdarahan, dan ketegangan pada otot di sekitar anus.
Fisura ani bisa terjadi pada siapa saja, tetapi kondisi ini sering dialami oleh bayi atau remaja.
Secara umum, ada sejumlah kondisi yang dapat meningkatkan risiko terjadinya fisura ani,
antara lain:

 Sembelit (konstipasi)
 Diare kronis
 Baru saja melahirkan
 Melakukan hubungan seksual secara anal, maupun menjadi korban sodomi
 Menjalani prosedur dengan alat yang dimasukkan melalui anus, seperti kolonoskopi
 Sedang atau pernah mengalami radang usus, herpes simplex, atau kanker kolorektal

Gejala Fisura Ani

Saat mengalami fisura ani, luka robek yang terjadi pada anus akan menyebabkan timbulnya
gejala berupa:

 Nyeri anus yang terasa tajam saat buang air besar (BAB)


 BAB berdarah

 Rasa terbakar dan gatal pada anus


 Keluarnya cairan berbau busuk dari anus
Pada bayi dan anak-anak, fisura ani bisa menyebabkan mereka sulit BAB atau tampak rewel
dan kesakitan setiap kali ingin BAB.

Diagnosis Fisura Ani
Untuk memastikan diagnosis, dokter akan melakukan beberapa pemeriksaan penunjang di
bawah ini, yaitu:

 Anoskopi, yaitu pemeriksaan dengan alat khusus berupa spekulum anus, untuk
melihat kondisi di dalam saluran anus
 Sigmoidoskopi, yaitu pemeriksaan dengan memasukkan selang tipis dan berkamera
ke dalam anus, untuk melihat bagian bawah usus besar
 Kolonoskopi, yaitu pemeriksaan dengan selang berkamera yang dimasukkan melalui
anus, untuk melihat kondisi usus besar dan anus

Pengobatan Fisura Ani
Pengobatan fisura ani bertujuan untuk meringankan gejala, mengatasi penyebab, dan
mencegah komplikasi. Hal ini perlu dilakukan agar proses BAB tetap lancar. Beberapa
pilihan pengobatan yang akan diberikan oleh dokter untuk mengatasi fisura ani adalah:
a. Obat-obatan
Pemberian obat-obatan bertujuan untuk meringankan gejala dan mempercepat proses
penyembuhan. Beberapa jenis obat yang akan diberikan oleh dokter adalah:

 Krim nitrogliserin, untuk membantu meningkatkan suplai darah ke saluran anus dan
membantu mengendurkan sfingter anal
 Krim yang mengandung anestesi, seperti lidocaine, untuk meredakan rasa sakit atau
nyeri
 Salep yang mengandung kortikosteroid, untuk meredakan peradangan atau
pembengkakan di anus
 Obat anti nyeri, seperti paracetamol atau ibuprofen

Dokter juga akan mempertimbangkan pemberian obat pencahar untuk melunakkan feses jika


fisura ani disebabkan oleh konstipasi atau feses yang keras. Dengan pemberian obat ini,
pasien bisa BAB dengan lebih mudah dan nyeri pada anusnya juga akan berkurang. Pencahar
biasanya digunakan sampai fisura ani sembuh.
b. Suntik Botok
Metode pengobatan lain untuk fisura ani adalah suntik botok. Suntik botok dapat dilakukan
untuk mencegah kekakuan pada otot anus dan melumpuhkan otot-otot anus untuk sementara
waktu.
c. Operasi
Operasi akan dilakukan jika gejala fisura ani sudah sangat parah dan tidak bisa diatasi dengan
obat-obatan. Dokter biasanya akan melakukan prosedur lateral internal
sphincterotomy (LIS), yaitu operasi dengan memotong bagian kecil otot sphincter anus untuk
mengurangi kejang dan rasa sakit.
Selain itu, untuk mengatasi fisura ani dan mempercepat pemulihannya, ada beberapa
perawatan yang bisa dilakukan secara mandiri di rumah, yaitu:

 Rutin mengonsumsi makanan yang tinggi serat, seperti buah dan sayur
 Memperbanyak minum air putih
 Melakukan sitz bath atau berendam dengan air hangat

Pencegahan Fisura Ani
Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menurunkan risiko terjadinya fisura ani, yaitu:

 Menjaga kebersihan alat kelamin, anus, dan area di sekitarnya


 Tidak melakukan seks anal
 Mengonsumsi makanan yang berserat tinggi
 Memperbanyak konsumsi air putih

 Tidak menunda-nunda BAB


 Berolahraga teratur, seperti jalan kaki atau lari minimal 2,5 jam per minggu
 Mengganti popok bayi secara berkala, untuk mencegah iritasi dan luka pada anus bayi
 Melakukan pengobatan dan kontrol berkala ke dokter bila menderita penyakit yang
dapat meningkatkan risiko terjadinya fistula ani
 Tidak mengonsumsi obat sembarangan, terutama yang mengandung codein, karena
dapat meningkatkan risiko terjadinya sembelit yang dapat memicu fisura ani

bppsdmk.kemkes.go.id diakses pada 4 Oktober 2021


Danar Fahmi S. Diagnosis dan Penanganan Hemoroid [Karya Tulis Ilmiah]. Lampung:
Universitas Lampung. 2015. diakses pada 4 Oktober 2021
www.alodokter.com diakses pada 5 Oktober 2021

Anda mungkin juga menyukai